• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan PeriIaku Tukang Becak dan Pedagang Kaki Lima Tentang Manfaat Mengkomsumsi Air Putih Bagi Kesehatan Tubuh di Kecamatan Medan Selayang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap dan PeriIaku Tukang Becak dan Pedagang Kaki Lima Tentang Manfaat Mengkomsumsi Air Putih Bagi Kesehatan Tubuh di Kecamatan Medan Selayang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Minum

2.1.1. Definisi Air Minum

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jenis air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, meliputi :

1. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga 2. Air yang didistribusikan melalui tangki air

3. Air Kemasan

4. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat.

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya, antara lain :

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum 3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan

peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

(2)

mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis, dan dapat merugikan secara ekonomis. Pada hakekatnya, tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air (Slamet, 2004).

2.1.2. Sumber Air Minum

Menurut Chandra (2007), air yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan – batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut antara lain :

a. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun. c. Tidak berasa dan tidak berbau.

d. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga e. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen

Kesehatan

2.1.3. Manfaat Air Putih Bagi Kesehatan

Bagi manusia air minum merupakan kebutuhan utama untuk berbagai keperluan, seperti mandi, cuci, kakus dan dalam produksi pangan, mengingat bahwa berbagai penyakit dapat ditularkan melalui air saat manusia memanfaatkannya, maka untuk memutuskan penularan penyakit tersebut diperlukan sistem penyediaan air bersih maupun air minum yang baik bagi manusia. Air juga digunakan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan oleh tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh darah yang berada disekitar alveoli. Disamping itu, transportasi zat – zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

bentuk larutan dengan pelarut air. (Slamet, 2004)

(3)

terdiri dari air, maka jika kekurangan air, sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi dengan baik (Depkes RI, 2006).

Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia yang memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air bersih atau air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang dibawa oleh air. Air minum yang memenuhi kualitas maupun kuantitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare.

2.2. Dehidrasi

2.2.1. Definisi Dehidrasi

Dehidrasi dideskripsikan sebagai suatu keadaan keseimbangan cairan yang negatif atau terganggu yang bisa disebabkan oleh berbagai jenis penyakit (Huang et al, 2009). Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada pemasukan air (input) (Suraatmaja, 2010). Cairan yang keluar biasanya disertai dengan elektrolit (Latief, dkk., 2005).

Pada dehidrasi gejala yang timbul berupa rasa haus, berat badan turun, kulit bibir dan lidah kering, saliva menjadi kental. Turgor kulit dan tonus berkurang, anak menjadi apatis, gelisah kadang-kadang disertai kejang. Akhirnya timbul gejala asidosis dan renjatan dengan nadi dan jantung yang berdenyut cepat dan lemah, tekanan darah menurun, kesadaran menurun, dan pernapasan kussmaul (Latief, dkk., 2005).

2.2.2. Patogenesis Dehidrasi

Dehidrasi dapat terjadi karena kemiskinan air (water depletion), kemiskinan Natrium (sodium depletion), dan water dan sodium depletion yang terjadi bersama-sama.

(4)

pasir, atau pada orang yang berhari-hari terapung-apung ditengah laut tanpa mendapat minum. Pada stadium permulaan water depletion, ion natrium dan chlor ikut menghilang dengan cairan tubuh, tetapi kemudian terjadi reabsorsi ion melalui tubulus ginjal yang berlebihan,sehingga cairan ekstraseluler mengandung natrium dan chlor berlebihan dan terjadi hipertoni.

Hal ini menyebabkan air akan keluar dari sel sehingga terjadi dehidrasi intraseluler dan inilah yang menimbulkan rasa haus. Selain itu terjadi perangsangan pada hipofisis yang kemudian melepaskan hormon antidiuretik sehingga terjadi oligouria.

Dehidrasi sekunder atau sodium depletion terjadi karena tubuh kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit. Istilah sodium depletion lebih sesuai daripada salt depletion untuk memberi tekanan terhadap perlunya natrium. Kekurangan intake garam biasanya tidak menimbulkan sodium depletion oleh karena ginjal, bila perlu,dapt mengatur dan menyimpan natrium.

Sodium depletion sering terjadi akibat keluarnya cairan melalui saluran pencernaan pada keadaan muntah-muntah dan diare yang keras.

Penyebab timbulnya dehidrasi bermacam-macam selain penyebab timbulnya dehidrasi dapat dibedakan menjadi 2 hal yaitu:

a. Eksternal (dari luar tubuh)

1. Akibat dari berkurangnya cairan akibat panas yaitu kekurangan zat natrium, kekurangan air, atau kekurangan natrium dan air.

2. Latihan yang berlebihan yang tidak dibarengi dengan asupan minuman.

3. Sinar panas matahari yang panas. 4. Diet keras dan drastic

5. Adanya pemanas dalam ruangan.

6. Cuaca/musim yang tidak menguntungkan (terlalu dingin). 7. Ruangan ber AC, walaupun dingin tetapi kering.

(5)

b. Internal (dari dalam tubuh)

Sedangkan penyebab terjadinya dehidrasi yang berasal dari dalam tubuh disebabkan terjadinya penurunan kemampuan homeostatik. Secara khusus terjadi penurunan respons rasa haus terhadap kondisi hipovolemik dan hiperosmolaritas. Disamping itu juga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus, kemampuan fungsi konsentrasi ginjal, renin, aldosterone dan penurunn respons ginjal terhadap vasopressin. Selain itu fungsi penyaringan ginjal melemah, kemampuan untuk menahan kencing menurun, demam, infeksi, diare, kurang minum, sakit, dan stamina fisik menurun. Kehilangan cairan tubuh dapat bersifat:

a. Normal

Hal tersebut terjadi akibat pemakaian energy tubuh. Kehilangan cairan sebesar 1 ml terjadi pada pemakaian kalori sebesar 1 kal. Misalnya, tubuh busa kehilangan sejumlah besar air dalam bentuk keringat ketika mencoba untuk mendinginkan diri.Tubuh panas bisa terjadi karena bekerja dalam lingkungan yang hangat atau intens berolahraga dalam lingkungan yang panas. Jalan cepat dapt menghasilkan sampai 16 ons keringat untuk memungkinkan mendinginkan tubuh dan air yang perlu diganti. (WebMD, 2013) b. Abnormal

(6)

berkurang. Muntah-muntah juga bisa menjadi penyebab hilangnya cairan dan sulit bagi seseorang untuk mengganti air dengan minum itu jika cairan yang hilang tidak dapat digantikan. Pada orang dengan diabetes gula darah menyebabkan kadar gula tumpah ke dalam air seni dan air kemudian berikut yang dapat menyebabkan dehidrasi yang signifikan.Untuk alasan ini,sering kencing dan haus yang berlebihan adalah gejala awal diabetes. Diare juga bisa menjadi penyebab dehidrasi karena keluarnya sekresi saluran cerna bagian bawah banyak mengandung natrium dan kalium. (WebMD, 2013)

2.2.3. Klasifikasi Dehidrasi

Dehidrasi dapat dikategorikan berdasarkan tosinitas/ kadar cairan yang hilang yaitu:

1. Dehidrasi hipertonik yaitu berkurangnya cairan berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik). Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). 2. Dehidrasi isotonik atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang

sama. Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).

(7)

Sedangkan penggolongan dehidrasi berdasarkan banyaknya cairan yang hilang yaitu:

- Dehidrasi ringan ( < 5 %) kehilangan cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)

- Dehidrasi sedang ( 5- 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)

- Dehidrasi berat ( > 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).

2.2.4. Tatalaksana Dehidrasi

Pada tahap awal, anda masih mungkin dapat memperbaiki mild sampai moderate dehydration. Sangat penting untuk mengambil tindakan untuk mencegah

dehidrasi. Untuk orang dewasa dan anak-anak diatas umur 12, jika dehidrasi terjadi sewaktu bermain atau bekerja diluar:

a. Berhenti beraktivitas dan istirahat

b. Segera keluar dari sinar matahari dan berbaring di tempat dingin seperti di bawah teduhan atau daerah ber-AC.

c. Menopang kaki. d. Lepaskan baju ekstra.

e. Minum air, jus, atau minuman olahraga untuk menggantikan cairan dan mineral. Minum 2 liter air dingin selama 2 sampai 4 jam. Minum air putih sebanyak 10 gelas dalam sehari untuk menggantikan cairan yang hilang.

(8)

2.3. Hubungan Dehidrasi dengan Pekerja Lapangan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Desember 2015, yaitu kelompok bahan makanan 0,61 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar

Tindakan integral untuk menghindari kerugian ang diciptakan dalam kontrol proporsional dengan memba+a output kembali ke set point, itu adalah peneimbangan kembali otomatis dari

Mahasiswa mampu memahami dan mengeterapkan langkah-langkah dasar pengembangan alat ukur atribut kognitif dan non kognitif.. Serta penetapan validitas dan reliabilitas instrument

Berdasarkan hipotesis dari rancangan ini, terdapat empat variabel yang digunakan yaitu : kegiatan pemasaran digital, perilaku konsumen secara online , kesadaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian modul pembelajaran tematik berbasis qur’an dan hadist dengan buku paket tematik terhadap

Bahwa sehubungan dengan butir a di atas, perlu ditetapkan hasil ujian masuk tersebut dengan Surat Keputusan Rektor.. Peraturan Pemerintah

Indonesia merupakan negeri yang kaya akan budaya. Beribu-ribu kebudayaan terdapat di negeri ini. Salah satu kekayaan negeri ini adalah