Audit Terhadap Siklus Penjualan dan
Penagihan
Tujuan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah untuk
mengevaluasi saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus disajikan secara wajar berdasarkan standar akuntansi.
Fungsi Bisnis dalam Siklus
1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan
Permintaan pelanggan terhadap barang mengawali seluruh siklus. Umumnya, merupakan sebuah penawaran untuk membeli barang dengan aturan tertentu. Diterimanya pesanan pelanggan seringkali langsung menimbulkan pesanan penjualan. Dokumen dan catatan yang dibuat adalah pesanan pelanggan dan pesanan penjualan.
2. Pemberian Kredit
Praktek yang lemah dalam persetujuan kredit seringkali menimbulkan piutang ragu-ragu berlebih dan piutang yang mungkin tidak tertagih. Dalam beberapa perusahaan secara otomatis, komputer mengijinkan proses penjualan berlanjut hanya ketika total pesanan penjualan yang diterima ditambah saldo pelanggan adalah kurang dari batas kredit dalam master file.
3. Pengiriman Barang
Fungsi kritis adalah poin pertama dalam siklus dimana perusahaan menyerahkan aset. Dokumen pengiriman disiapkan pada waktu pengiriman yang seringkali merupakan salinan daftar muatan kapal tersebut penting untuk tagihan pengiriman yang tepat bagi pelanggan. Perusahaan yang memelihara catatan persediaan juga mengupdate berdasarkan catatan pengiriman.
4. Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan Aspek paling penting dari penagihan adalah:
• Semua pengiriman yang dilakukan harus ditagih (kelengkapan) • Tidak ada pengiriman yang ditagihkan lebih dari sekali (keterjadian) • Masing-masing ditagih dengan jumlah yang tepat (ketepatan)
5. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas termasuk menerima, menyetor, dan mencatat kas. Hal yang patut menjadi perhatian adalah adanya kemungkinan pencurian. Penting bahwa semua penerimaan kas disetor ke bank dengan jumlah yang tepat dan dicatat dalam file transaksi penerimaan kas. File ini digunakan untuk mempersiapkan jurnal penerimaan kas dan mengupdate piutang dan master file buku besar umum. Dokumen maupun catatan dalam proses ini diantaranya remittance advice, prelisting of cash receipts, file transaksi penerimaan kas, dan jurnal penerimaan kas.
6. Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Penyisihan Penjualan
Ketika seorang pelanggan tidak puas dengan barang, penjual sering menerima pengembalian barang atau pemberian pengurangan biaya. Pengembalian dan penyisihan dicatat pada file transaksi pengembalian dan penyisihan penjualan juga pada master file piutang. Memo kredit dikeluarkan untuk pengembalian dan penyisihan untuk membantu pengendalian dan
memfasilitasi pemutakhiran catatan.
7. Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Tanpa memperhatikan ketekunan departemen kredit, beberapa pelanggan tidak membayar tagihan mereka. Setelah menentukan jumlah yang tidak dapat ditagih, perusahaan harus menghapusnya. Biasanya, hal ini terjadi setelah pelanggan menyatakan bangkrut atau akunnya diserahkan ke agen penagih. Dokumen maupun catatan misalnya adalah form otorisasi piutang tidak tertagih dan buku besar umum.
8. Menetapkan Piutang Tidak Tertagih
Karena perusahaan tidak dapat memperkirakan untuk menagih 100% penjualan mereka, prinsip akuntansi mensyaratkan untuk mencatat piutang tidak tertagih dengan jumlah yang mereka perkirakan tidak akan dapat ditagih. Kebanyakan perusahaan mencatat transaksi ini di akhir tiap bulan atau tiga bulan.
Lima pengelompokan transaksi pada siklus penjualan dan penagihan, yaitu: 1. Sales (cash and sales on account)
2. Cash receipts
3. Sales return and allowances
4. Write-off of uncollectible accounts 5. Estimate of bad debt expense
Metodologi Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif pada Transaksi Penjualan
1. Memahami Pengendalian Internal-Penjualan
Menggunakan satu tipe pendekatan untuk penjualan, auditor mempelajari diagram alir klien, membuat pertanyaan untuk klien menggunakan kuisioner pengendalian internal,dan
menampilkan pengujian menyeluruh tentang penjualan.
2. Menilai Risiko Pengendalian Terencana-Penjualan
• Auditor membutuhkan kerangka kerja untuk menilai risiko pengendalian
• Auditor harus menentukan pengendalian internal kunci dan kelemahan penjualan • Setelah menentukan pengendalian dan kelemahan, auditor harus mengasosiasikannya dengan tujuan
• Auditor menilai risiko pengendalian setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahan masing-masing tujuan
3. Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian
Untuk audit perusahaan publik, auditor harus menampilkan pengujian ekstensif pengendalian kunci dan mengevaluasi dampak kelemahan pada laporan pengendalian internal selain laporan keuangan. Lingkup pengujian pengendalian pada perusahaan nonpublik bergantung pada efektifitas pengendalian dan lingkup dimana auditor percaya dapat mengurangi risiko pengendalian. Auditor juga harus mempertimbangkan biaya pengujian pengendalian dibandingkan dengan pengurangan potensial dalam pengujian substantif. Rendahnya level risiko pengendalian akan menghasilkan peningkatan pengujian pengendalian dengan meningkatkan risiko deteksi dan mengurangi jumlah pengujian substantif.
4. Mendesain Pengujian Pengendalian Penjualan
Untuk masing-masing pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian pengendalian harus didesain untuk memverifikasi efektifitasnya. Dalam kebanyakan audit, relatif mudah untuk menentukan sifat pengujian pengendalian dari sifat pengendaliannya. Misalnya, jika pengendalian internal adalah untuk menandai pesanan pelanggan setelah kredit mereka disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa pesanan pelanggan sebagai inisial yang tepat.
5. Mendesain Pengujian Substantif Transaksi Penjualan