• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN DENGAN METODE NON EMBEDING PADA TUMBUHAN Citrus aurantifolia

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikroteknik Prodi Biologi

Dosen Pengampu Dra. Ely Rudyatmi, M. Si. Ir. Nur Rahayu Utami, M. Si.

Disusun Oleh Minnathul Khasanah

4411413038

Rombel 1 Kelompok 4

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

PEMBUATAN PREPARAT IRISAN NON EMBEDING AKAR, BATANG DAN DAUN Citrus aurantifolia

Senin, Desember 2015

A. TUJUAN

1. Membuat preparat irisan akar, batang dan daun Citrus aurantifolia dengan metode non embeding dan pewarnaan safranin.

2. Menganalisis hasil pembuatan preparat irisan akar, batang dan daun Citrus aurantifolia dengan metode non embeding dan pewarnaan safranin.

B. LANDASAN TEORI

Preparat irisan adalah preparat yang objeknya merupakan irisan dari bagian objek yang diamati. Arah irisan dan cara pengirisan obyek sangat tergantung dari tujuan dan kekerasan dari objek sangat yang bersangkutan. Adapun tujuan pembuatan preparat ini adalah untuk dapat menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara lengkap seperti keadaan yang sebenarnya. Preparat irisan bebas atau Non Embeding adalah preparat irisan dimana bahan yang bersangkutan diiris secara langsung menggunakan silet tajam dengan bantuan gabus atau hand mikrotom sebagai penahan bahan pada waktu proses pengirisan (Rudyatmi, 2015).

(3)

meristen interkalar, dan meristem lateral (Gafur, 2001). Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ pokok yaitu daun, batang dan akar.

(4)

Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan (Kimball, 1992). Organ pokok pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.

1. Akar

Akar adalah organ tumbuhan yang masuk ke dalam tanah. Fungsi akar pada tumbuhan, antara lain sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah), menyerap air dan garam mineral dari tanah, memperkuat berdirinya tumbuhan, tempat penyimpanan cadangan makanan, dan sebagai alat pernapasan. Jaringan penyusun akar, antara lain epidermis, korteks, endodermis, stele (silinder pusat), perisikel, xilem, floem, dan empulur.

2. Batang

Batang merupakan organ tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah. Fungsi batang, antara lain menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun, menyalurkan zat makanan dari daun ke seluruh tubuh, tempat penyimpanan cadangan makanan, serta tempat menempelnya daun, bunga, dan buah. Jaringan penyusun batang, antara lain epidermis, korteks, stele, endodermis, perisikel, empulur, xilem, floem, dan kambium.

3. Daun

Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Fungsi daun, antara lain sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, menyerap CO2 dari udara, sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi, serta ubtuk respirasi. Daun tersusun atas beberapa jaringan, antara lain epidermis, mesofil, berkas pengangkut, xilem, floem, palisade (jaringan tiang), spons (janringan bunga karang), serta stomata.

(5)

Hampir semua macam zat warna mempunyai pengaruh difus, misalnya safranin dan eosin. Apabila digunakan untuk mewarnai jaringan, akan mewarnai seluruh sel atau jaringan, sehingga baik nucleus maupun sitoplasma sama-sama terwarnai, hanya saja karena daya serap setiap bagian tidak sam, maka akan terlihat ada perbedaan warna yang ditunjukkan.

Pembuatan praktikum non embedding organ akar, batang, dan daun tumbuhan melibatkan proses dehidrasi dan dealkoholisasi. Dehidrasi adalah suatu proses menghilangkan air dari dalam sel penyusun jaringan dengan menggunakan alcohol bertingkat. Ada akhir proses dehidrasi ini dalam jaringan bersangkutan hanyalah berisi alcohol absolut.

Dehidrasi harus dilakukan terutama untuk objek yang akan dibuat preparat awetan. Dilakukan setelah proses fiksasi, walaupun ada yang melakukan proses fiksasi sekaligus dehidrasi. Proses dehidrasi ini harus dilakukan dengan sempurna, karena apbila terjadi kegagalan/ketidaksempurnaan proses ini dapat berakibat terjadinya kegagala seterusnya. Kegagalan tersebut diakibatkan oleh keberadaan air yang terjebak di dalam sel/jaringan/organ yang bersangkutan. Air tidak akan bercampur dengan xilol, paraffin, dan Canada balsam yang biasanya digunakan dalam tahap selanjutnya (Rudyatmi 2014).

Dealkoholisasi adalah suatu proses menghilangkan alcohol dari dalam sel penyusun jaringan dengan menggunakan xilol bertingkat. Diharapkan pada akhir proses dealkoholisasi ini dalam jaringan bersangkutan hanyalah berisi xilol murni. Proses ini disebut dealkoholisasi karena pada umumnya akhir proses sebelumnya jaringan berada pada medium alcohol absolut. Proses ini disebut juga dengan penjernihan/clearing, karena zat kimia yang digunakan pada proses ini kebanyakan membuat jaringan menjadi jernih dan transparan.

(6)

C. PROSEDUR

Organ akar, batang dan daun Citrus aurantifolia dewasa dan segar diiris melintang menggunakan silet tajam dengan bantuan gabus. Hasil irisan ditampung pada petridish yang berisi air. 12 irisan organ akar, batang dan daun yang tipis masing-masing diletakkan diatas objek glass secara berderet dan diusahakan agar kondisi tetap basah.Irisan organ akar, batang dan daun disortir menggunakan mikroskop. Hasil sortiran difiksasi dalam botol flakon yang berisi 2 ml FAA selama 24 jam. Dicuci 3 kali dengan alkohol sisa 70% sampai bersih menggunakan bantuan spuit. Irisan diwarnai dengan zat warna safranin 1% dalam alkohol 70% selama 24 jam. Dicuci dengan 2 ml alkohol 70% sebanyak 3 kali

Preparat didehidrasi dengan alcohol bertingkat secara berurutan dari alcohol 70%, 80%, 90%, dan absolute masing-masing selama 2 menit. Selanjutnya didealkoholisasi menggunakan campuran alcohol : xilol dengan perbandingan 3:1, 1:1, 1:3, xilol murni I dan II masing-masing selama 2 menit. Tiga irisan diletakkan pada gelas benda dan langsung ditetesi 1 tetes kanada balsam, ditutup dengan gelas penutup. Labeling sesuai nama preparat. Diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran kuat, difoto dan dianalisis hasilnya. Seluruh tahap kegiatan yang menggunakan larutan dilakukan di dalam botol flakon dengan bantuan spuit untuk mengganti larutan yang digunakan.

D. HASIL PENGAMATAN

Preparat Keterangan

PL batang Citrus aurantifolia Perbesaran 10 x 10 Keterangan :

1. Epidermis 2. Korteks 3. Kambium 4. Floem 5. Xylem 6. Empulur

Letak ikatan pembuluh Eustele.

Berdasarkan susunan xylem

2 1

4

6

(7)
(8)

PL daun Citrus aurantifolia

PL akar Citrus aurantifolia

Perbesaran 40 x 10 Keterangan :

1. Epidermis atas 2. Epidermis bawah 3. Parenkim palisade 4. Parenkim spon 5. Stomata

6. Jaringan pembuluh

Berdasarkan tipe daun : Anfistomata.

Perbesaran 10 x 10 Keterangan :

1. Epidermis 2. Korteks 3. Endodermis 4. Xylem 5. Floem 6. Empulur 7. Rambut akar

Berdasarkan banyaknya gugus xylem bentuknya polyarach

Berdasarkan letak xylem dan floem: radial, berselangseling, berkas pembuluh tersusun dalam dua lingkaran.

1 4 3

6 5

2

7

6

5 4

(9)

E. PEMBAHASAN

Berdasarkan foto dan hasil pengamatan preparat irisan akar, batang dan daun Citrus aurantifolia dengan metode non embedding teramati cukup baik, preparat tampak tipis transparan, kecil, terwarna serta kontras. Irisan akar, batang, dan daun tampak terwarnai zat warna safranin dengan baik. Ketiga preparat terwarna merah dengan kuat dan kontras bagian-bagian jaringanya terlihat jelas. Tampak beberapa bagian preparat yang sedikit gosong, namun tidak mengubah preparat secara signifikan sehingga dapat dikatakan preparat cukup representatif.

Tujuan dari pembuatan preparat irisan ialah untuk menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur bagian yang diiris secara lengkap seperti keadaan yang sebenarnya.Penggunaan metode non embedding diketahui dapat dilakukan dalam pembuatan preparat irisan melintang, dimana jaringan terlihat pada mikroskop tidak mengalami perubahan struktur atau susunan.

Pada irisan melintang batang dapat teramati dengan jelas bagian-bagiannya berupa epidermis, korteks, endodermis, xylem, empulur, floem, perisikle, rambut akar. Berdasarkan banyaknya gugus xylem bentuknya polyarch. Berdasarkan letak xylem dan floem: radial, berselangseling, berkas pembuluh tersusun dalam dua lingkaran.Penampakan batang terlihat dengan permukaan epidermis tidak rata karena terpapar dalam kondisi kekeringan dan pengambilan yang tidak hati-hati. Jaringan-jaringan tetap terlihat jelas, meskipun beberapa preparat terlihat kurang jelas karena mengalami lisis sel pada jaringan tertentu misalnya jaringan parenkim yang tipis. Pengambilan sayatan batang cukup terbilang sulit karena harus mendapatkan sayatan tipis.

(10)

mempengaruhi bentuk tampilan preparat. Pengambilan dapat dilakukan dengan kuas karena gaya tekannya cukup kecil.

Penampakan akar menunjukkan kelengakapan jaringan dan terlihat tampilan yang utuh. Tepi organ sedikit terlihat tidak rata karena kesalahan pengambilan preparat. Beberapa preparat yang dibuat mengalami kerusakan karena lisis dan terlihat bercak-bercak hitam. Hal ini dikarenakan terpapar dalam kondisi kering akan xilol sehingga terisi gelembung-gelembung udara yang mempengaruhi kenampakan preparat ketika diamati di mikroskop.

Irisan akar, batang, dan daun Citrus aurantifolia tampak terwarnai zat warna safranin dengan baik, preparat juga tampak kontras sehingga dapat dibedakan bagian floen, xylem, empulur, serta bagian-bagian seperti epidermis dan korteks. Bagian jaringan yang terwarna paling gelap ialah korteks karena jaringan korteks. Hasil pengamatan dibawah mikroskop menunjukkan hasil yang cukup jelas. Pada irisan melintang akar, dapat terlihat bagian-bagiannya berupa epidermis, korteks, xylem, floem, dan parenkim. Letak ikatan pembuluh Eustele. Berdasarkan susunan xylem dan floem ikatan pembuluh tipe kolateral terbuka.

Berdasarkan preparat yang telah dibuat, prosedur yang telah dilakukan sudah benar hanya saja butuh ketelitian. Proses staining, dehidrasi, dan dealkoholisasi yang baik akan mempengaruhi penampilan preparat. Staining dengan menggunakan zat warna safranin menunjukkan hasil yang baik. Hal ini dikarenakan safranin tergolong dalam zat pewarnaan difus karena zat warna tersebut akan mewarnai seluruh jaringan. Proses dehidrasi bertujuan untuk menghilangkan air dari dalam sel penyusun jaringan menggunakan alcohol bertingkat secara perlahan-lahan terutama untuk objek yang strukturnya halus dan kecil. Hal ini dapat mempengaruhi organel-organel dalam sel sehingga dalam sel kosong akan organel. Proses dealkoholisasi bertujuan untuk memberikan penampilan jaringan menjadi jernih dan transparan. Daya serap setiap bagian jaringan tidak sama sehingga terlihat ada perbedaan warna yang ditunjukkan.

(11)

melakukan pembuatan preaparat irisan ini, untuk mendapatkan hasil preparat irisan jaringan yang baik.

F. SIMPULAN

1. Preparat preparat isiran akar, batang dan daun Citrus aurantifolia dapat dibuat menggunakan metode non embedding dengan zat warna safranin. 2. Pewarnaan dengan zat warna safranin dapat memberikan kontras warna

yang jelas pada bagian-bagian jaringan pada preparat preparat isiran akar, batang dan daun Citrus aurantifolia

3. Jaringan yang teramati pada preparat daun ialah epidermis, xilem, floem, tulang daun, pada batang ialah epidermis, korteks, empulur, xilem, serta floem, dan pada akar dapat teramati adanya epidermis, endodermis, korteks, empulur, xilem, floem, serta stele.

G. SARAN

1. Pengirisan preparat diusahakan setipis mungkin agar sel-sel tidak menumpuk dan jaringan dapat teramati dengan jelas.

2. Dalam proses mounting penetesan canada balsam dan penutupan deck glass dilakukan secepat mungkin agar preparat tidak gosong.

3. Pemilihan preparat harus yang benar-benar representatif.

F. DAFTAR PUSTAKA

Kimball. 1992. Biologi Jilid 1. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyani, Sri. 2010. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Rudyatmi, Ely. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Setelah dilakukan simulasi sebesar 10% dan 20% pada aktivitas-aktivitas kritis, kemudian dilakukan antisipasi keterlambatan dengan penambahan jumlah pekerja dan jam

(d) Sumber keilmuan: Teks-teks wahyu, baik al-Qur’an maupun hadits sahih sebagai pengendali bangunan rumusan kaidah-kaidah teoritis manajemen pendidikan Islam; Aqwal

Perkembangan iptek, terutama teknologi informasi (information technology) seperti internet sangat menunjang setiap orang mencapai tujuan hidupnya dalam waktu singkat,

Hubungan antara Electronic Word of Mouth (eWOM) dengan minat berkunjung dibuktikan oleh penelitian yang salah satunya dilakukan oleh Erkan (2016) yang menyatakan bahwa

Kelebihan dari kegiatan “Margugu” di desa marubun Lokkung dengan desa yang lain di daerah Simalungun adalah bahwa penyelenggara pesta adat tidak boleh mengalami kerugian

Pemberian air imbibisi pada proses penggilingan bertujuan untuk mencegah kehilangan gula di dalam ampas, sehingga dengan adanya pembasahan air imbibisi menyebabnya

Pada studi parameter lalu lintas dan kinerja jalan tol ini metode yang dipergunakan untuk memperoleh data volume lalu lintas adalah metode pernghitungan manual dan untuk