• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN B"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

PERILAKU KONSUMEN Di KELAS X MAN SIABU

OLEH

AFRISA DALIMUNTHE

NPM: 12050004 / Program Studi Pendidikan Ekonomi Mahasiswi STKIP Tapanuli Selatan

ABSTRAK

This study aims to 1). to see the picture Usage Problem Based Learning Model, 2). To see a picture of student learning outcomes in Consumer Behavior material before and after using Model-Based Learning Problems MAN Siabu In Class X 3). To determine the extent of influence between the use of problem-based learning model to the learning outcomes of students in the material economy consumer behavior in class X MAN Siabu.Place of research conducted at MAN Siabu using experimental methods designed in the model of one group pretest posttest design. The population in this study were taken from class X-5 and X-6 totaling 69 students.The sampling technique used is total sampling technique. Data collection methods used were observation and tests. The calculation of comparative analysis shows that the average value of the use of Problem Based learning models of 3.25 (Good). The average value of student learning outcomes in material economic growth by using model Problem Based at 79.34. If consulted with the assessment criteria in Table 8 Chapter III are in the category of “Good”. To be known hypotheses that are upheld in this study is accepted or rejected, then do inferential analysis using test formula “t-test”. Based on the results of hypothesis testing conducted obtained t = 11.90, while on a significance level of 5% by dk = N-1 = 69-1 = 68 obtained table = 1.66. It can be concluded that tarithmetic greater than

ttable (11.90> 1.66). Mean hypothesis established this study can be accepted or approved. That is a significant difference between the learning model Problem Based on student learning outcomes in the material economy class X MAN Siabu.

Keyword: influence, model, Problem Based Learning, Consumer behavior.

A. PENDAHULUAN

(2)

macam cara, salah satunya pendidikan di sekolah. Pendidikan disekolah merupakan kewajiban Negara Indonesia, untuk itu pemerintah telah mencanangkan Wajib Belajar 9 Tahun.

Hal ini sejalan dengan Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi individu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk memecahkan masalah tersebut, dunia pendidikan salah satunya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) memberikan berbagai ilmu kepada siswa yang dituntut untuk menjadi manusia yang memiliki ilmu, cakap, mandiri, dan bertanggung jawab serta menjadi manusia yang kreatif dan inovatif. Untuk itu salah satu mata pelajaran yang diberikan di Madrasah Aliyah Negeri adalah mata pelajaran ekonomi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan lainnya.

Dimana ilmu ekonomi ini menciptakan manusia yang kreatif, menciptakan manusia yang berani mengambil resiko, memecahkan masalah dan berani membuat keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi mempunyai peranan dan kontribusi yang penting dalam kehidupan manusia. Menyadari tentang pentingnya kontribusi dan peranan ekonomi dalam kehidupan manusia, seharusnya pelajaran ekonomi merupakan mata pelajaran yang disenangi dan disukai siswa.

(3)

sebaga rutinitas, mengisi daftar hadir, mencari nilai, melewati waktu dan lain sebagainya, terlebih pada materi pertumbuhan ekonomi.

Hal ini dapat dilihat dari rendahnya hasil ulangan harian ekonomi siswa Di Kelas X MAN SIABU pada materi Perilaku Konsumen yang penulis peroleh dari hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran ekonomi pada tanggal 27 mei 2016 dimana siswa masih banyak yang belum tuntas dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 65. Sedangkan nilai yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) MAN SIABU yang seharusnya dicapai siswa adalah 75. Jika perolehan nilai siswa tersebut dipersentasekan maka 58,82 % siswa belum mampu menguasai materi pertumbuhan ekonomi dan 41,18 % telah menguasai materi Perilaku Konsumen. Dari berbagai macam materi pelajaran yang disampaikan guru, materi pelajaran Perilaku Konsumen termasuk materi pelajaran yang banyak belum dikuasai oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada materi Perilaku Konsumen masih rendah dan masih perlu ditingkatkan.

Apabila kondisi ini terus-menerus dibiarkan maka mutu pendidikan akan semakin rendah atau tujuan sekolah tidak tercapai, serta tujuan pendidikan nasional juga tidak akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan, serta hal ini juga dapat memperburuk mutu pendidikan yang mana mutu pendidikan itu akan merosot, serta sumber daya manusia semakin rendah.

Oleh karena itu diperlukan perbaikan dalam pembelajaran agar proses belajar mengajar terlaksana dengan baik dan hasil belajar meningkat, ada beberapa usaha untuk meningkatkan pembelajaran yang efektif diantaranya adalah usaha melalui penyempurnaan kurikulum setiap periode waktu tertentu seperti, manajemen kurikulum, desain pendidikan karakter, mengadakan materi tambahan, musyawarah guru antar mata pelajaran, menggunakan media pembelajaran yang cocok, serta menggunakan berbagai macam model pembelajaran yang sesuai dengan materi sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar dan siswa dapat mencapai hasil yang baik, misalnya dengan menggunakan model pembelajara .

(4)

1. Hakekat penggunaan model pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan. Martimis Yamin (2011:148) menyatakan bahwa Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang memberi kondisi belajar aktif kepada peserta didik dalam dunia nyata.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa “Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah dimulai dari masalah, dan dikembangkan dan dihubungkan dengan dunia nyata, disini siswa dituntut mencari penyelesaian masalah secara individual maupun berkelompok”.

a. Mendefenisikan Masalah

Dalam model pembelajaran Berbasis Masalah ini, guru berusaha memecahkan masalah dengan melalui adanya suatu ketidaknyamanan yang terjadi dalam diri seseorang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. David (2013111) mengatakan Mendefenisikan Masalah merupakan “Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang dikaji”.

Berdasarkan penjabaran diatas, penulis menyimpulkan bahwa “Mendefenisikan Masalah adalah merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, dan menyuruh siswa untuk memecahkan masalah tersebut.

b. Mendiagnosis Masalah

(5)

Berdasarkan pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa “Mendiagnosis Masalah adalah menentukan sebab-sebab terjadinya masalah serta meninjau masalah secara kritis dan mencari cara untuk menyelesaikan masalah tersebut”.

C. Merumuskan Alternatif Strategi

Dalam pembelajaran berbasis masalah merumuskan alternatif strategi adalah suatu tindakan guru dengan melakukan suatu cara dengan menguji siswa untuk merumuskan pemecahan yang akan dilakukan dalam proses belajar tersebut. Dewey (2013:110) menyatakan bahwa Merumuskan Alternatif Strategi adalah menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas.

Berdasarkan pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa merumuskan alternatif strategi adalah guru melakukan diskusi dalam kelas sebagaimana pengetahuan yang dimiliki siswa untuk merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan.

d. Menentukan dan Menerapkan Strategi Pilihan

Dalam pembelajaran berbasis masalah menentukan dan menerapkan strategi pilihan adalah bagaimana cara untuk melakukan suatu pengambilan keputusan guru dengan cara apa untuk melakukan pemecahan masalah. David (2013:111) menyatakan bahwa menentukan dan menerapkan strategi pilihan adalah pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa menentukan dan menerapkan strategi pilihan adalah menentukan pengambilan keputusan tentang strategi apa yang akan dilakukan dalam pemecahan masalah.

2. Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perilaku Konsumen

(6)

disimpulkan bahwa “Belajar adalah suatu proses perkembangan hidup manusia setelah ia belajar sesuatu yang menyebabkan terjadinya lingkah laku”.

Setelah proses belajar mengajar tentu ada terjadi perubahan, perubahan tersebut disebut hasil belajar. Hasil belajar adalah perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembangan dan dapat di gambarkan dalam suatu aktifitas dan prestasi. Dimyati dan Mudjiono (2009:3) menyatakan bahwa “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar mengajar di sekolah maupun di luar sekolah”.

Salah satu pelajaran yang wajib diikuti peserta didik ditingkat MAN adalah mata pelajaran Ekonomi. Ekonomi adalah ilmu dasar yang menjadi tolak ukur bagi perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ekonomi dapat memberikan kemampuan untuk berpikir logis dalam memecahkan masalah, memberi keterampilan tinggi dalam berpikir kritis, sistematis dan kreatif untuk memecahkan masalah.

Murni (2013:1) “Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari upaya-upaya pengalokasian sumber daya yang tersedia untuk mencapai kepuasan atau kemakmuran masyarakat”. Sukirno (2010:8) menyatakan bahwa “Ilmu ekonomi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang sangat luas liputannya”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa “Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari dan menciptakan kemakmuran dengan menggunakan Sumber Daya Alam (SDA) yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas”. Salah satu materi pokok yang ada dalam ekonomi adalah perilaku konsumen. Ada beberapa permasalahan yang penting untuk diujikan di materi perilaku konsumen, diantaranya adalah : a) Jumlah Kepuasan (Total Utility) b) Marginal Utility (MU), c) Kurva Indifferensi (Indifference Curve), d) Indifference Map (Peta Kurva Kepuasan Agama), e) Budged Line (Kurva Garis Anggaran).

a. Jumlah Kepuasan (Total Utility)

(7)

dikeluarkan. Asfia (2012:106) menyatakan bahwa Total Utility (TU) adalah jumlah keseluruhan kepuasan utilitas yang diperoleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang tertentu.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Total Utility (TU) adalah manfaat dan memaksimumkan kepuasan ang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi barang, dari mengkonsumsi barang tersebut akan memperoleh nilai kegunaan bagi konsumen.

b. Penambahan Nilai Guna (Marginal Utility)

Marginal utility adalah bertambahnya suatu nilai guna karena setiap bertambahnya suatu barang yang akan dikonsumsi akan meningkatkan kepuasan bagi para konsumen. Prathama (2006:74) menyatakan bahwa Marginal Utility (MU) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah konsumsi sebanyak satu unit barang.

Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa Marginal Utility (MU) adalah kepuasan yang diperoleh oleh konsumen setelah mengkonsumsi lebih dari satu unit barang dan jasa / kepuasan yang di dapatkan saat menambah jumlah barang yang dikonsumsi.

c. Kurva Indifferensi (Indifference Curve)

Kurva indifferen (Indifference Curve) adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari dua macam barang konsumsi yang dapat memberikan kepuasan sama. Wilson (2007:59) menyatakan bahwa Kurva Indifferensi (Indifference Curve) adalah gabungan dari dua barang yang dikonsumsi mempunyai kepuasan sama.

Dari pendapat diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa Kurva Indifferensi (Indifference Curve) adalah kegunaan atau gabungan dari dua barang atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang memiliki tingkat kepuasan yang sama.

d. Indifference Map (Kurva Kepuasan Sama)

(8)

(2006:78) menyatakan bahwa Indifference Map (Kurva Kepuasan Sama) adalah suatu kurva indifferensi atau sekumpulan kurva indifferensi.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan Indifference Map (Kurva Kepuasan Sama) adalah kombinasi barang X dan Y dapat digambarkan dengan adanya kumpulan kurva indifferensi atau gabungan dari kombinasi barang X dan Y akan terlihat setelah adanya kurva indifferensi.

e. Kurva Garis Anggaran (Budget Line)

Kurva Garis Anggaran (Budget Line) adalah jumlah uang yang dimiliki konsumen untuk berbagai kombinasi X dan Y dari masing-masing barang yang dikonsumsi. Wawan (2005:316) menyatakan bahwa Kurva Garis Anggaran (Budget Line) adalah menggambarkan semua kombinasi barang-barang yang dapat dibeli oleh seorang konsumen pada tingkat pendapatan harga tertentu dari masing-masing barang.

Dari pendapat diatas penulis menarik kesimpulan bahwa Kurva Garis Anggaran (Budget Line) adalah Menggambarkan kombinasi barang-barang yang akan dikonsumsi dari harga dari barang-barang tersebut memiliki harga yang berbeda-beda.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di MAN SIABU. Kepala Sekolah Bapak Drs H. Pangurabahan Nasution M.Pd, dan guru mata pelajaran ekonomi kelas X yaitu Ibu Siti Ramlah S.Pd. Adapun waktu penelitian ini direncanakan dapat selesai kurang lebih 3 bulan yaitu mulai bulan Oktober sampai Desember 2016.

(9)

Berdasarkan pendapat di atas, maka teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampling acak (random sampling), yaitu sampel yang ditetapkan adalah 37 dan 32 orang, yang diambil dari kelas X-6 dan X-7 dari 284 orang dari seluruh siswa dikelas X MAN.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian maka perlu dilakukan penyusunan suatu instrumen penelitian. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Darmadi (2013:81) bahwa “Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi dan tes. Instrumen adalah alat bantu bagi peneliti untuk memperoleh imformasi dan mengumpulkan data tentang kedua variabel yaitu model pembelajaran Berbasis Masalah sebagai variabel bebas (variabel X) menggunakan observasi sedangkan hasil belajar siswa pada materi Perilaku Konsumen variabel terikat (variabel Y) menggunakan tes.

Hal ini sejalan dengan pendapat Nijar (2009:27) berpendapat bahwa “Observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun langsung atau melihat langsung ke lapangan (laboratorium) tahapan objek yang diteliti”.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa observasi merupakan dimana seorang melakukan suatu pengamatan dengan terjun langsung ke lapangan untuk melihat lebih dekat objek yang akan diteliti.

Tes adalah seperangkat pertanyaan yang diberikan kepada responden dimana dengan memberikan pertanyaan tersebut dapat mengukur sejauh mana pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disampaikan. Arikunto (2010:150) berpendapat bahwa “Tes serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Berdasarkan pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa tes yaitu alat pengukur berupa serangkaian pertanyaan yang digunakan secara luas untuk mengetahui atau mengukur keterampilan pengetahuan dan kemampuan.

(10)

skor 1 dan apabila jawaban “salah” diberi skor 0. Sedangkan nilai yang mungkin dicapai siswa adalah 0 – 100.

C. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari data observasi yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Ekonomi Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Di Kelas X MAN SIABU diperoleh skor rata-rata 3,25, jika dikonsultasikan dengan kriteria penilaian maka nilai rata-rata tersebut berada pada kategori “baik”. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti yang melakukan langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah sesuai dengan langkah-langkah-langkah-langkah yang diterapkan oleh para ahli.

Berikut akan dijelaskan perolehan tiap-tiap indikator dari perolehan nilai rata-rata tersebut melalui tabel di bawah ini :

Tabel 1

Nilai Rata-Rata Tingkat Pencapaian Tiap Indikator Pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah Kelas X MAN SIABU No

Indikator Nilai Rata-Rata Skor

1 Mendefenisikan Masalah 3,0

2 Mendiagnosis Masalah 3,2

3 Merumuskan Alternatif Strategi 3,2 4 Menentukan Dan Menerapkan Strategi Pilihan 3,6

Jumlah 13

Rata-Rata Skor 3,25

(11)

Berikut akan dijelaskan peroleh tiap-tiap indikator dari pencapaian nilai rata-rata pada tabel berikut :

Tabel 2

Rata-Rata Tingkat Pencapaian Hasil Belajar Ekonomi Materi Perilaku Konsumen Di Kelas X MAN SIABU

No Indikator Rata-Rata Kriteria

1. Total Utility (TU) 84,05 Sangat Baik

2. Marginal Utility (MU) 80,07 Sangat Baik

3. Indifference Curve 72,46 Baik

4. Indifference Map (Peta Kurva Kepuasan Sama)

75,72 Baik

5. Budget Line (Kurva Garis Anggaran) 89,49 Sangat Baik

Dari hasil penelitian yang dilakukan terbukti bahwa “Terdapat Pengaruh Yang Signifikan Antara Model Pembelajaran Berbasia Masalah terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perilaku Konsumen Di Kelas X MAN SIABU”. Hal ini terbukti dengan diperolehnya nilai thitung sebesar 11,90 sedangkan ttabel pada taraf

kepercayaan 95% dengan tingkat kesalahan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = N – 1 = 69 – 1 = 68 diperoleh ttabel sebesar 1,66. Dengan demikian dapat diketahui

bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (11,90 > 1,66).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang ditegakkan pada penelitian ini dapat diterima atau disetujui. Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan antara Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perilaku Konsumen Di Kelas X MAN SIABU.

D. PEMBAHASAN

(12)

penggunaan model pembelajaran Berbasis Masalah dalam proses belajar, sesuai dengan langkah-langkahnya pada materi perilaku Konsumen.

Hasil belajar adalah kemampuan dan perubahan tingkah laku yang lebih baik yang diperlihatkan oleh siswa setelah mengalami belajar tertentu. Susanto (2013:5) menyatakan “Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu”. Perolehan nilai hasil belajar ekonomi materi perilaku Konsumen Di Kelas X MAN SIABU sebelum menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah mencapai nilai rata-rata 66,81 Jika dikonsultasikan pada kriteria penilaian pada Tabel 8 BAB III berada pada kategori “Cukup”. Artinya siswa sudah mulai memahami materi pertumbuhan ekonomi.

Perolehan nilai hasil belajar ekonomi materi perilaku Konsumen Di Kelas X MAN SIABU sesudah menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah 79,28. Jika dikonsultasikan dengan kriteria penilaian Tabel 8 BAB III berada pada kategori “Baik”. Artinya siswa sudah memahami materi perilaku Konsumen.

E. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengumpulan data. Adapun kesimpulan tersebut sebagai berikut :

a) Berdasarkan penilaian dari observer terhadap Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Di Kelas X MAN SIABU diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,25 dan berada pada kategori “Baik”. Artinya peneliti melakukan kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah sesuai dengan langkah-langkah kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah.

(13)

rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perilaku Konsumen Di Kelas X MAN SIABU sesudah menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,28 berada pada kategori “Baik”. Artinya peneliti melakukan kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah sesuai dengan langkah-langkah kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah.

c) Berdasarkan hasil perhitungan Uji ttes yang dilakukan diperoleh thitung sebesar

11,90 sedangkan ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan tingkat kesalahan

5% dengan derajat kebebasan (dk) = N – 1 = 69 – 1 = 68 diperoleh ttabel

sebesar 1,66. Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai thitung lebih besar

dari nilai ttabel (11,90 > 1,66). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat

disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang ditegakkan pada penelitian ini dapat diterima atau disetujui kebenarannya. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Materi Perilaku Konsumen Di Kelas X MAN SIABU.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia.

Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

Kurniasih dan Sani. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Peningkatkan Profesionalisme Guru. Kata Pena

Maolani dan Cahyana. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Makro. Bandung: PT. Refika Aditama.

Hermawan,wawan. 2005. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Universitas Terbuka. Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta : Aswaja

Pressindo.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

(14)

Sukirno, Sadono. 2010. Makro Ekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

_________. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Tim Penyususn buku pedoman. 2016. Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: STKIP Tapanuli Selatan.

Gambar

Tabel 1Nilai Rata-Rata Tingkat Pencapaian Tiap Indikator Pada Model
Tabel 2Rata-Rata Tingkat Pencapaian Hasil Belajar Ekonomi Materi Perilaku

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data diperoleh dari lembar observasi guru dan lembar observasi siswa, untuk memeperoleh data motivasi belajar diperoleh dari angket motivasi belajar siswa sedangkan

Daun singkong ( Manihot utilissima Pohl) mengandung senyawa kimia saponin dan flavonoid yang diduga memiliki aktivitas larvasida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Kami juga mengharapkan para nasabah, pemasok dan mitra-mitra bisnis kami lainnya dapat mengidentifikasi, mengelola dan mengatasi setiap dampak buruk pada hak asasi manusia

Dari hasil akhir perhitungan kedua metode tersebut di dapat perbandingan analisa yang lebih efektif digunakan dalam proses pemilihan seleksi penerimaan karyawan baru ialah

pengalaman belajar yang telah tercantum di dalam kurikulum yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, sejalan dengan pandangan bahwa untuk meningkatkan minat belajar

Produksi sektor pertanian telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Sragen dan pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan sektor pertanian secara umum di

Dari hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan ada dugaan telah terjadi pencemaran logam berat pada sedimen dan moluska di muara-muara sungai yang masuk langsung ke badan

These days the role of English is very important since it has been used as an international language and the language of diplomacy, commerce, science, and