• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKASE U (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKASE U (2)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKASE

UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH SISWA KELAS IV SD

Debrine Stefany STKIP PGRI Sumenep

Surel: denysuper9@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran MIKASE yang dapat dipedomani oleh guru untuk merancang pembelajaran sehingga mampu mengeksplorasi, mengoptimalisasi, dan memberdayakan seluruh potensi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD dan menghasilkan produk berupa buku model pembelajaran inovatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan.

Data hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah menunjukkan bahwa mereka secara klasikal sangat aktif selama pembelajaran untuk melakukan kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring; (2) aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE dinyatakan sangat baik dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan model pembelajaran MIKASE dapat terlaksana secara optimal; (3) keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE dikategorikan sangat baik sejak kegiatan awal hingga akhir pembelajaran; (4) respon siswa terhadap model pembelajaran MIKASE dinyatakan sangat baik respon yang diberikan dan siswa antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran; (5) respon guru terhadap model pembelajaran MIKASE menunjukkan respon yang sangat baik sehingga guru merasa antusias dalam menerapkan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran MIKASE dan sikap guru terbuka dalam menerima inovasi pembelajaran yang dikembangkan; (6) kemampuan siswa berdasarkan hasil tes belajar secara klasikal siswa telah mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang telah ditentukan; serta (7) hambatan-hambatan yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran yang dialami oleh guru adalah cara mengendalikan dua orang siswa yang nampak hiperaktif dalam proses pembelajaran dan mengakibatkan nuansa pembelajaran sedikit terganggu bagi kenyamanan siswa yang lain di dalam kelas sedangkan hambatan yang dialami oleh siswa adalah konsentrasi siswa sering terasa terganggu akibat sikap hiperaktif yang ditimbulkan oleh dua orang temannya dan siswa yang lain merasa kurang nyaman pada saat pembelajaran sehingga seringkali terjadi aksi tegur-menegur antarteman yang menyebabkan kelas menjadi ramai.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sebagai sumbangan ilmiah dalam bidang pendidikan tentang pengembangan model pembelajaran inovatif yang menghasilkan produk berupa buku model MIKASE sehingga dapat diterapkan di SD untuk memotivasi guru dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

Kata Kunci: model pembelajaran MIKASE, kemampuan berpikir ilmiah.

PENDAHULUAN

Kurikulum pendidikan di sekolah dasar saat ini menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum tersebut menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

(2)

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sesuai dengan rumusan tersebut, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis siswa masing-masing.

Hal itu didukung oleh Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan sehingga sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.

Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Selain itu, Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.

Untuk mencapai kualitas tersebut, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada siswa; (2) mengembangkan kreativitas siswa; (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang; (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika; dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa karena siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Akan tetapi, hambatan penerapan Kurikulum 2013 terletak pada: (1) faktor guru yaitu pengetahuan dan kualifikasi materi pelajaran, pengetahuan isi pedagogigal, kepercayaan tentang dan pengalaman sekolah, sebagaimana praktik pembelajaran selama ini; dan (2) faktor kontekstual yaitu kebijakan administratif, panduan kurikulum, proses penilaian dan pelaporan, serta tradisi sekolah (Venville dalam Ahmadi dan Amri, 2014:101).

Namun, permasalahan lain yang muncul adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri melainkan harus dipadukan dengan mata pelajaran yang lainnya dalam bentuk tematik integratif. Hal itu yang menyebabkan permasalahan baru bagi guru dengan beban mengajar yang semakin bertambah untuk mencapai mutu pendidikan yang lebih berkualitas maupun inovasi pembelajaran yang menyenangkan pada siswa di dalam kelas. Selain itu, kurangnya minat siswa dalam mempelajari keterampilan berbahasa juga menjadi permasalahan yang perlu diatasi agar siswa lebih termotivasi dan menyukai pembelajaran bahasa Indonesia yang selama ini mereka anggap bahwa pembelajaran bahasa Indonesia sangatlah membosankan dan terasa jenuh.

(3)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

harus dapat membantu siswa dalam pengembangan kemampuan berbahasa di lingkungannya, bukan hanya untuk berkomunikasi, namun juga untuk menyerap berbagai nilai serta pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui bahasa, siswa mampu mempelajari nilai-nilai moral atau agama, serta nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat, melalui bahasa, siswa juga mampu mempelajari berbagai cabang ilmu.

Dengan melihat permasalahan yang muncul berdasarkan penerapan Kurikulum 2013 dan berbagai pendapat yang pro dan kontra, penelitian ini lebih menekankan pada pengembangan model pembelajaran yang dianggap bisa memberikan inovasi pada pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berdampak pada tugas dan tanggung jawab seorang guru sehari-hari, serta berdampak pada tugas-tugas siswa di kelas berikutnya.

Pengembangan model pembelajaran yang dikembangkan diharapkan memberikan inovasi pada proses pembelajaran dan dapat digunakan untuk memotivasi belajar siswa kelas IV SD dalam mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah. Pengembangan model pembelajaran yang dikembangkan dapat ditinjau berdasarkan proses, kualitas, dan implementasi.

Proses pengembangan model pembelajaran MIKASE bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah dalam merancang pengembangan model tersebut sehingga menghasilkan sintaks pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD. Sedangkan, kualitas model pembelajaran MIKASE bertujuan untuk mendeskripsikan kelayakan sintaks model pembelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD dan hasil rancangan model pembelajaran tersebut akan diimplementasikan untuk mendeskripsika: (1) aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran; (2) aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran; (3) keterlaksanaan model pembelajaran pada siswa kelas IV SD; (4) respons siswa terhadap pembelajaran; (5) respons guru terhadap penerapan model pembelajaran; (6) kemampuan siswa dalam berpikir ilmiah; dan (7) hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran tersebut dalam mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD.

Dalam penelitian ini, subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya. Rentang usia siswa kelas IV antara 9 − 10 tahun dan berada pada tahap operasional konkret sehingga siswa memerlukan pemikiran konkret. Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada tahap operasional konkret adalah melatih siswa untuk berpikir ilmiah dalam menanggapi atau memahami suatu permasalahan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari dengan cara mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa melalui pengembangan model pembelajaran yang bersifat inovatif. Setidaknya pembelajaran di dalam kelas mengalami pembaharuan sehingga akan terasa menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa untuk memahami dan menggali berbagai informasi yang harus mereka pelajari maupun kuasai. Selain itu, model pembelajaran yang dikembangkan ini akan lebih membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih terarah dan menimbulkan nuansa pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga keterampilan berbahasa siswa dapat tercapai secara menyeluruh dan optimal.

(4)

Kedungmutih I Demak” bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir ilmiah dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kedungmutih I Demak dengan menggunakan model pembelajaran CLIS. Penelitian sejenis dilakukan oleh Qomariyah, dkk (2014) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Kelas VII” bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran, keterampilan proses sains siswa dan respon siswa terhadap model pembelajaran guided discovery.

Penelitian yang relevan berikutnya dilakukan oleh Astika, dkk (2013) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Sikap Ilmiah dan Keterampilan Berpikir Kritis” bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2003) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Metode Klinis Bagi Peningkatan Kemampuan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran IPS di SD” bertujuan untuk mengembangkan desain Model Pembelajaran Metode Klinis (MPMK) dalam pelajaran IPS di SD sebagai model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

Penelitian lain yang terkait dengan siswa kelas IV SD dilakukan oleh Suardana (2010) yang berjudul Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional dengan Gaya

Kognitif Berbeda”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh interaksi dari variabel-variabel perlakuan yaitu strategi pembelajaran kontekstual sebagai variabel bebas yang dikontrol dan strategi pembelajaran konvensional sebagai variabel bebas yang mengontrol, hasil belajar sebagai variabel tergantung dan gaya kognitif sebagai variabel moderator terhadap hasil belajar merupakan tingkat kemampuan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran seperti menginformasikan secara verbal, keterampilan intelektual dan strategi kognitif dengan mengunakan alat tes uraian pada mata pelajaran IPA kelas 4 SDN Polehan 3 kota Malang.

Di samping itu, penelitian yang dilakukan oleh Nurmilah (2011) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok terhadap Peningkatan Minat Belajar dan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Sekolah Dasar” menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok pada siswa sekolah dasar kelas IV, dilaksanakan secara bertahap dari siklus”1” yang membahas tentang globalisasi dan siklus”2” tentang otonomi daerah. Dengan tujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Investigasi kelompok bisa meningkatkan minat belajar dan berfikir kritis siswa, serta apakah ada perbedaan minat dan kemampuan berfikir kritis para siswa pada setiap refleksi tindakan? Hasil analisis data membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok dalam proses belajar mengajar siklus“1” dan siklus“2”, telah merangsang para siswa untuk aktif, sehingga minat belajar dan kemampuan berfikir kritis para siswa bisa ditingkatkan. Refleksi tindakan terlihat adanya perbedaan yang positif dalam minat belajar dan kemampuan berfikir kritis para siswa, sehingga model pembelajaran investigasi kelompok bisa digunakan untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan hasil pendidikan para siswa.

(5)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

melakukan berbagai macam variasi pembelajaran di dalam kelas, sedangkan kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan jika guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa secara optimal dan siswa kelas IV SD dapat dilatih kemampuan berpikirnya melalui pembelajaran yang bersifat kontekstual sesuai dengan lingkungan terdekat mereka sehingga pembelajaran lebih terasa bermakna. Namun, perbedaannya setiap penelitian yang dilakukan akan memiliki hasil yang berbeda.

Secara umum tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa buku model pembelajaran MIKASE yang bersifat inovatif sehingga dapat dipedomani oleh guru untuk merancang pembelajaran yang mampu mengeksplorasi, mengoptimalisasi, dan memberdayakan seluruh potensi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa. Namun, sintaks model pembelajaran MIKASE dapat terlihat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tujuan umum ini dapat dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus sebagai berikut: (1) mendeskripsikan proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD , (2) mendeskripsikan kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD, (3) mendeskripsikan implementasi model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV di SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya; (a) mendeskripsikan aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, (b) mendeskripsikan aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE; (c) mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya; (d) mendeskripsikan respons siswa kelas IV SDN

Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (e) mendeskripsikan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya

terhadap model pembelajaran MIKASE; (f) mendeskripsikan kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah; (g) mendeskripsikan hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan proses pengembangan, kualitas, dan hambatan-hambatan yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka berdasarkan hasil implementasi model pembelajaran MIKASE yang didukung oleh data aktivitas siswa dan guru, keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE, respon siswa dan guru, serta kemampuan siswa kelas IV di SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya.

(6)

model 4-P yang terdiri atas empat tahap yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran (Yulianto, 2009:37).

Data penelitian ini berupa: (1) proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD; (2) kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD; (3) implementasi model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV di SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya: (a) aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE; (b) aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE; (c) keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya; (d) respons siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (e) respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (f) kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah; (g) hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa.

Sumber data dalam penelitian ini meliputi: (1) sumber data mengenai proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD adalah peneliti yang merancang penelitian dan pengembangan melalui catatan lapangan yang dilakukan; (2) sumber data mengenai kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD adalah dosen pascasarjana Universitas Negeri Surabaya yang memiliki kualifikasi di bidang pengembangan model pembelajaran (Dr. H. Bachtiar S. Bachri, M.Pd. dan Prof. Dr. Mustaji, M.Pd.) dan dosen PGSD Universitas Negeri Surabaya yang memiliki kualifikasi di bidang pendidikan sekolah dasar (Ganes Gunansyah, M.Pd. dan Drs. Masengut S., M.Pd.); (3) sumber data mengenai implementasi model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV di SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya mencakup tentang: (a) sumber data siswa meliputi: 1) aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE; 2) respons siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; 3) kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah; (b) sumber data guru meliputi: 1) aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE; 2) keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya; 3) respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (c) sumber data siswa dan guru meliputi hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa.

(7)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE, dan hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa; (d) teknik angket berbentuk ceklis skala penilaian digunakan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya; (e) teknik angket tertutup digunakan untuk mengetahui respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (f) Teknik tes prestasi digunakan untuk mengukur kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) instrumen panduan catatan lapangan digunakan untuk melakukan proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD; (b) instrumen panduan validasi digunakan untuk acuan kelayakan kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD; (c) instrumen panduan observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE, dan hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa; (d) instrumen lembar angket digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya, respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (e) instrumen butir soal tes prestasi digunakan untuk memperoleh informasi sejauh mana kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah.

(8)

siswa kelas IV SD dilakukan dengan cara: 1) membuat sintaks model pembelajaran MIKASE; 2) menentukan kegiatan berpikir ilmiah yang akan dikembangkan oleh siswa; 3) membuat silabus, RPP, dan lembar penilaian; 4) membuat instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian; 5) memberikan hasil desain pengembangan kepada tim validator untuk divalidasi; (c) prosedur pengumpulan data mengenai aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE, dan hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa dilakukan dengan cara membuat catatan lapangan berdasarkan hasil pengamatan pada guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga akhir; (d) prosedur pengumpulan data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran yang dikembangkan untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dilakukan dengan cara membuat ratting scale dan check-list; (e) prosedur pengumpulan data mengenai respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE dilakukan dengan cara membagikan lembar angket di akhir pembelajaran; (f) prosedur pengumpulan data mengenai kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah dilakukan dengan cara memberikan tes prestasi pada masing-masing siswa.

Teknik penganalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) teknik deskriptif digunakan untuk menganalisis data tentang proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD, hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa, respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (b) teknik statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data tentang kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD, aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE, keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya, dan kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah.

(9)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

angket digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya, respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE.

Prosedur penganalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) prosedur penganalisisan data mengenai proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD dan hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa dilakukan dengan cara: 1) mengecek hasil pengumpulan data yang diperoleh sesuai dengan catatan di lapangan; 2) melakukan reduksi data sebagai bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus, membuang data yang tidak penting, dan mengorganisasikan data; 3) membuat display data dalam bentuk narasi; 4) melakukan verifikasi dan menarik kesimpulan; (b) prosedur penganalisisan data mengenai kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD, aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE, dan kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah dilakukan dengan cara: 1) memberikan skor terhadap butir-butir kriteria yang perlu diberi skor; 2) memberikan kode terhadap butir-butir kriteria yang tidak diberi skor; 3) melakukan rekapitulasi data yang telah diperoleh; 4) mengubah jenis data (disesuaikan dengan teknik analisis yang akan digunakan); 5) mengolah data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian yang telah ditentukan.

Rumus penilaian:

Nilai Akhir =

 100

Setelah itu, hasil yang diketahui akan dicocokkan dan diinterpretasikan berdasarkan tabel berikut ini.

Tabel 1 Skala dan interpretasi penilaian kualitas model pembelajaran MIKASE Skala

Nilai Kriteria Persentase Keterangan

1 Kurang Baik 0% − 25% Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi lebih lanjut 2 Cukup Baik 26% − 50% Dapat digunakan dengan banyak revisi 3 Baik 51% − 75% Dapat digunakan dengan sedikit revisi 4 Sangat Baik 76% − 100% Dapat digunakan tanpa revisi

Tabel 2 Interpretasi penilaian hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran

Kriteria Persentase

Kurang baik 0% − 25% Cukup baik 26% − 50%

Baik 51% − 75%

Sangat baik 76% − 100%

(10)

Tabel 3 Interpretasi penentuan ketuntasan atau keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran

Kriteria Skor Huruf Keterangan

81 − 100 A Baik sekali

61 − 80 B Baik

41 − 60 C Cukup

21 − 40 D Kurang

0 − 20 E Tidak tuntas

(c) prosedur penganalisisan data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya, respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE dilakukan dengan cara: 1) memberikan skor terhadap butir-butir kriteria yang perlu diberi skor; 2) memberikan kode terhadap butir-butir kriteria yang tidak diberi skor; 3) melakukan rekapitulasi data yang telah diperoleh; 4) mengubah jenis data (disesuaikan dengan teknik analisis yang akan digunakan); 5) mengolah data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian yang telah ditentukan dan mendeskripsikan hasil alternatif jawaban yang muncul berdasarkan uraian pertanyaan yang tercantum pada angket tersebut.

Rumus penilaian:

Nilai Akhir =

 100

Setelah itu, hasil yang diketahui akan dicocokkan dan diinterpretasikan berdasarkan tabel berikut ini.

Tabel 4 Interpretasi penilaian hasil pengamatan keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE, respon siswa dan guru selama pembelajaran

Kriteria Persentase

Kurang baik 0% − 25%

Cukup baik 26% − 50%

Baik 51% − 75%

Sangat baik 76% − 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD melalui tahap pengembangan model pembelajaran yang telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut.

(1)Tahap Pendefinisian

Pada tahap ini, beberapa hal yang telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut.

(a)Analisis Kurikulum 2013

(11)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

Jika hal ini tidak dapat diatasi, maka berdampak pada kemampuan berpikir ilmiah siswa.

(b) Analisis Siswa

Pada tahap ini, kegiatan menganalisis siswa dilakukan pada tanggal 14 − 19 Oktober 2013. Hasil yang diperoleh adalah mengetahui siswa yang memiliki tingkat kemampuan beragam dengan cara memerhatikan ciri dan pengalaman belajar siswa, baik sebagai kelompok maupun individual agar keterampilan berbahasa siswa dapat dilatih dan kemampuan berpikir ilmiah siswa dapat dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa kelas IV.

Jumlah siswa di kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya adalah 27 orang yang terdiri dari 9 laki-laki dan 18 perempuan. Tingkat kemampuan yang dimiliki siswa beragam, ada yang bersifat tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan, ciri-ciri gaya belajar siswa di kelas tersebut, antara lain: gaya belajar dengan cara visual; gaya belajar dengan cara audio; gaya belajar dengan cara audio-visual.

Selain itu, pengalaman belajar siswa diperoleh secara individu melalui hasil pengalaman diri sendiri yang telah dimiliki, baik yang dilihat maupun didengar dan pengalaman belajar siswa secara kelompok diperoleh melalui kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi secara klasikal.

(c)Analisis Konsep dan Analisis Tugas

Pada tahap ini, kegiatan menganalisis siswa dilakukan pada tanggal 21 − 26 Oktober 2013. Hasil yang diperoleh adalah menemukan rancangan RPP yang dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa sehingga menghasilkan materi yang akan dipelajari oleh siswa secara sistematik dan menemukan tahap-tahap penyelesaian tugas yang tepat agar kompetensi dasar yang telah ditentukan dapat tercapai. Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh tema 8 “Tempat Tinggalku” dengan subtema 3 “Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku” dan nampak pada pembelajaran 3, 5, dan 6. Materi yang akan dipelajari dan tahap-tahap penyelesaian tugas yang harus dilakukan oleh siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(d) Perumusan Tujuan Pembelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013

Pada tahap ini, kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran dilakukan pada tanggal 28 − 31 Oktober 2013. Hasil yang diperoleh adalah menentukan indikator terlebih dahulu berdasarkan perpaduan analisis siswa, konsep, dan tugas sehingga menghasilkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil perpaduan analisis tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(2)Tahap Perancangan

Pada tahap ini, beberapa hal yang telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut.

(a)Sintaks Model Pembelajaran

(12)

(b) Desain Awal Pengembangan Model Pembelajaran

Pada tahap ini, kegiatan mendesain model pembelajaran dilakukan pada tanggal 6 Januari − 24 Februari 2014. Hasil yang diperoleh sebagai berikut. 1) Silabus disusun mengacu pada Kurikulum 2013.

2) RPP disusun sesuai dengan sintaks model pembelajaran MIKASE berdasarkan tema 8 “Tempat Tinggalku” dan subtema 3 “Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku” untuk tiga kali pertemuan. RPP merupakan pedoman langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas melalui kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan untuk setiap kali pertemuan 6 jp x 35 menit. RPP yang dikembangkan mengacu pada prinsip-prinsip penyusunan RPP yang terdapat pada standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. 3) Lembar kegiatan individu disusun untuk mengembangkan kemampuan

berpikir ilmiah siswa dan dapat dijadikan panduan bagi siswa untuk belajar mandiri dalam memahami serta menguasai keterampilan berbahasa.

4) Lembar kegiatan kelompok disusun untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa dan dapat dijadikan panduan bagi siswa untuk belajar bersama teman sebaya dalam melakukan diskusi serta memecahkan masalah berdasarkan permasalahan yang diberikan oleh guru, kemudian mereka diminta untuk menuliskan hasil pemikiran mereka bersama anggota kelompok yang akan dipresentasikan pada kelompok lain sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan.

5) Tes hasil belajar disusun untuk mengukur pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa sebanyak 15 butir soal yang terdiri dari lima butir soal berbentuk pilihan ganda, lima butir soal berbentuk isian singkat, dan lima butir soal berbentuk uraian.

6) Lembar pengamatan aktivitas siswa disusun berdasarkan kemampuan berpikir ilmiah siswa (mengamati, menanya, menalar, mencoba, membuat jejaring) yang diamati setiap lima menit sekali sejak guru memulai pembelajaran hingga mengakhiri pembelajaran.

7) Lembar pengamatan aktivitas guru disusun berdasarkan kemampuan guru selama mengelola kegiatan pembelajaran untuk melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa (mengamati, menanya, menalar, mencoba, membuat jejaring) yang diamati ketika guru memulai pembelajaran hingga mengakhiri pembelajaran.

8) Lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran model MIKASE disusun berdasarkan sintaks model MIKASE yang tertuang pada RPP.

9) Lembar angket respons siswa disusun berdasarkan uraian pertanyaan yang mewakili alternatif jawaban siswa terhadap pembelajaran pengembangan model MIKASE.

10) Lembar angket respons guru disusun berdasarkan uraian pertanyaan yang mewakili alternatif jawaban guru terhadap pembelajaran pengembangan model MIKASE.

(13)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

(c)Validasi Desain Awal Pengembangan Model Pembelajaran

Pada tahap ini, kegiatan validasi untuk desain model pembelajaran dilakukan pada tanggal 5 − 7 Mei 2014. Hal yang dilakukan adalah menyerahkan seluruh komponen yang dirancang kepada empat orang validator untuk memberikan penilaian terhadap validasi RPP, validasi model pembelajaran MIKASE, dan validasi tes hasil belajar.

(3)Tahap Pengembangan

Pada tahap ini, beberapa hal yang telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut.

(a)Revisi Hasil Validasi

Pada tahap ini, kegiatan merevisi hasil validasi dilakukan pada tanggal 19 − 31 Mei 2014. Hal yang dilakukan adalah menindaklanjuti hasil masukan dari para validator guna mengetahui hasil validasi RPP, hasil validasi model pembelajaran MIKASE, dan hasil validasi butir soal tes kemampuan hasil belajar siswa yang dirancang sehingga layak untuk disimulasikan dan diuji cobakan.

(b) Uji Coba Terbatas

Pada tahap ini, kegiatan uji coba terbatas dilakukan pada tanggal 7 Juni 2014. Uji coba terbatas dilakukan di kelas IV dengan mengambil 12 orang secara acak untuk mengetahui tingkat efektivitas skenario model pembelajaran yang dikembangkan, kemudian hasil pelaksanaan yang telah dilakukan dapat dijadikan bahan refleksi.

(c)Uji Coba Luas

Pada tahap ini, kegiatan uji coba luas dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Uji coba luas pertemuan 1 dilakukan pada tanggal 9 Juni 2014. Uji coba luas pertemuan 1 dilakukan di kelas IV dengan menyertakan seluruh siswa yang berjumlah 27 orang untuk mengetahui data berupa aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran, keterlaksanaan pembelajaran model MIKASE, respons siswa dan guru di akhir pembelajaran, nilai tes hasil belajar siswa sebagai alat ukur ketercapaian tujuan pembelajaran, serta kendala/hambatan selama pembelajaran yang ditemui oleh guru maupun siswa.

Sedangkan, uji coba luas pertemuan 2 dilakukan pada tanggal 11 Juni 2014. Kegiatan pada uji coba luas pertemuan 2 ini memiliki tahapan yang sama dengan uji coba luas pertemuan 1.

(d) Analisis Data Hasil Penelitian

Pada tahap ini, kegiatan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian dilakukan pada tanggal 13 − 23 Juni 2014. Hal yang harus dilakukan adalah mengolah data sesuai dengan sumber data dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh.

(e)Laporan

(14)

ditentukan. Pada bagian akhir juga dilampirkan contoh RPP yang terkait dengan model tersebut.

Kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD dapat ditentukan dari hasil validasi. Adapun hasil validasi yang akan diuraikan sebagai berikut.

(1)Hasil validasi RPP

Penilaian terhadap RPP oleh validator berupa revisi dan saran untuk perbaikan RPP dan atas koreksi serta saran validator tersebut telah dilakukan perbaikan sebelum diuji cobakan di lapangan. Hasil penilaian validasi RPP untuk uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 mengalami peningkatan dalam memperbaiki RPP yang dikembangkan sehingga layak untuk digunakan pada kegiatan penelitian. Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5 Rekapitulasi hasil penilaian validasi RPP Hasil

validasi

Skor

Rata-rata Keterangan

V1 V2 V3 V4 Uji coba

terbatas 75 95 62 77 77,5

RPP dinyatakan valid dan boleh digunakan setelah direvisi kecil. Uji coba luas

pertemuan 1 75 95 81 76 81,75

RPP dinyatakan sangat valid dan sangat baik untuk digunakan. Uji coba luas

pertemuan 2 75 95 89 80 84,75

RPP dinyatakan sangat valid dan sangat baik untuk digunakan.

(2)Hasil validasi model pembelajaran MIKASE

Hasil revisi validasi model pembelajaran MIKASE yang disarankan oleh validator dapat disimpulkan bahwa hasil validasi model pembelajaran MIKASE pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 menunjukkan bahwa ada peningkatan dari beberapa komponen yang telah direvisi berdasarkan hasil angket penilaian masing-masing validator sehingga model pembelajaran MIKASE layak untuk digunakan dalam kegiatan penelitian yang ditunjang pada RPP agar terwujud di dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6 Rekapitulasi hasil penilaian validasi model pembelajaran MIKASE

Hasil validasi Skor

Rata-rata Keterangan

V1 V2 V3 V4

Uji coba

terbatas 90 93 70 80 83,5

Model pembelaja-ran MIKASE

dinyatakan sangat valid/ layak dan sangat baik untuk digunakan.

Uji coba luas

pertemuan 1 90 93 94 80 89

Model pembelaja-ran MIKASE

dinyatakan sangat valid/ layak dan sangat baik untuk digunakan.

Uji coba luas

pertemuan 2 90 93 99 80 90,5

Model pembelaja-ran MIKASE

dinyatakan sangat valid/ layak dan sangat baik untuk digunakan.

(3)Hasil validasi butir soal tes kemampuan hasil belajar siswa

(15)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Hasil angket penilaian secara keseluruhan dari validator dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7 Rekapitulasi hasil penilaian validasi butir soal tes kemampuan hasil belajar siswa

Hasil validasi

Aspek yang dinilai

Rata-rata

Validitas isi Bahasa dan

penuli-san soal Kesimpulan

Uji coba

terbatas 53,5 49,5 58,25 53,75

Kriteria Valid Cukup valid Valid Valid

Uji coba luas

pertemu-an 1 58,75 55,5 58 57,42

Kriteria Valid Valid Valid Valid

Uji coba luas

pertemu-an 2 57,25 54,25 58,25 56,58

Kriteria Valid Valid Valid Valid

Implementasi model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV di SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dapat dilihat dari tujuh kegiatan yang mendukung di bawah ini.

(1)Aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE

Aktivitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung diamati oleh dua orang pengamat dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan setiap lima menit sekali secara individu maupun kelompok berdasarkan kode-kode kategori pengamatan yang ditulis secara berurutan sesuai dengan kejadian ketika pembelajaran dimulai hingga pembelajaran berakhir.

Keseluruhan hasil pengamatan aktivitas siswa pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8 Rekapitulasi hasil persentase aktivitas siswa selama pembelajaran secara klasikal Pelaksanaan

penelitian

Aktivitas siswa ke- Jumlah skor

Persentase aktivitas siswa selama pembelajaran

1 2 3 4 5

Uji coba

terbatas 3,65 3,45 3,3 3,45 3,4 17,25 86,67% Uji coba luas

pertemu-an 1 3,4 3,3 3,35 3,35 3,2 16,6 83,51% Uji coba luas

pertemu-an 2 3,35 3,2 3,35 3,55 3,25 16,7 84,07%

Dari tabel di atas, hasil data pada uji coba terbatas menunjukkan bahwa secara klasikal kegiatan mengamati siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan menanya siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan menalar siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan mencoba siswa berada pada kategori sangat aktif; dan kegiatan membuat jejaring siswa berada pada kategori sangat aktif.

Sedangkan, hasil pengamatan aktivitas siswa pada uji coba luas pertemuan 1 menunjukkan bahwa secara klasikal kegiatan mengamati siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan menanya siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan menalar siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan mencoba siswa berada pada kategori sangat aktif; dan kegiatan membuat jejaring siswa berada pada kategori sangat aktif.

(16)

menalar siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan mencoba siswa berada pada kategori sangat aktif; dan kegiatan membuat jejaring siswa berada pada kategori sangat aktif.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran pada saat kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring secara klasikal sangat aktif ketika pelaksanaan uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2.

(2)Aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE

Aktivitas guru pada saat menerapkan model pembelajaran MIKASE diamati oleh dua orang pengamat dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan sejak guru memulai pembelajaran hingga mengakhiri pembelajaran berdasarkan kode-kode kategori pengamatan yang ditulis secara berurutan sesuai dengan kejadian tersebut.

Keseluruhan hasil pengamatan aktivitas guru pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 9 Rekapitulasi hasil persentase aktivitas guru dalam pembelajaran Pelaksanaan

penelitian

Skor aktivitas guru Skor rata-rata

Persentase aktivitas guru (%)

P1 P2

Uji coba terbatas 82 85 83,5 93%

Uji coba luas

pertemuan 1 87 89 88 98,4%

Uji coba luas

pertemuan 2 90 90 90 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dapat dinyatakan seluruhnya memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga model pembelajaran MIKASE yang diterapkan di dalam kelas dapat terlaksana secara optimal dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sangat baik.

(3)Keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya

Keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE yang tertuang dalam RPP diamati oleh dua orang pengamat selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati dalam keterlaksanaan pembelajaran model MIKASE meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Keseluruhan hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran model MIKASE pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 10 Rekapitulasi hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran model MIKASE

Pelaksanaan

penelitian Aspek yang dinilai

Total skor keseluruhan

Persentase keterlaksa-naan pembelaja-ran model

MIKASE

Uji coba terbatas

 Kegiatan awal

 Kegiatan inti

 Kegiatan akhir

55 91,6%

Uji coba luas pertemuan 1

 Kegiatan awal

 Kegiatan inti

 Kegiatan akhir

(17)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

Pelaksanaan

penelitian Aspek yang dinilai

Total skor keseluruhan

Persentase keterlaksa-naan pembelaja-ran model

MIKASE

Uji coba luas pertemuan 2

 Kegiatan awal

 Kegiatan inti

 Kegiatan akhir

60 99,6%

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE pada kegiatan awal, inti, dan akhir ketika pelaksanaan uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 secara keseluruhan dapat dikategorikan sangat baik.

(4)Respons siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE

Setelah pembelajaran selesai, siswa diberikan angket untuk mengukur seberapa jauh model pembelajaran MIKASE mampu mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV.

Berdasarkan lembar angket yang telah diisi oleh siswa pada saat di akhir pembelajaran untuk uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa memberikan respons yang sangat baik dalam mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran MIKASE. Hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 11 Rekapitulasi hasil respon siswa

Uraian pernyataan

Persentase respon siswa

Rata-rata Uji coba

terbatas

Uji coba luas pertemuan 1

Uji coba luas pertemuan2

Siswa merasa senang belajar dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE

100% 100% 100% 100%

Siswa tertarik dengan cara mengajar

guru 100% 100% 100% 100%

Siswa merasa baru terhadap nuansa

pembelaja-ran tersebut 75% 88,9% 96,3% 86,7% Siswa merasa mudah memahami

penjelasan guru 100% 100% 100% 100%

Siswa bisa mengerja-kan lembar

kegiatan individu 100% 100% 100% 100% Siswa bisa mengerja-kan lembar

kegiatan kelompok 100% 100% 100% 100% Siswa melakukan kegiatan

mengamati 100% 100% 100% 100%

Siswa melakukan kegiatan menanya 100% 100% 100% 100% Siswa melakukan kegiatan

menyimak 100% 92,6% 100% 97,5%

Siswa melakukan kegiatan

membaca 100% 92,6% 100% 97,5%

Siswa melakukan kegiatan diskusi 75% 100% 100% 91,7% Siswa mampu membuat kesimpulan 91,7% 100% 100% 97,2% Siswa mulai merasa bosan dengan

kegiatan pembelaja-ran 8,3% 3,7% 0% 4% Siswa berharap bisa melakukan

kegiatan yang sama pada pertemuan Selanjutnya

100% 96,3% 100% 98,8%

Siswa mengung-kapkan dengan jujur pada waktu mengisi lembar angket

100% 100% 100% 100%

Total keseluruhan penilaian respon siswa 91,56%

(18)

100% siswa merasa senang belajar dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE; 100% siswa tertarik dengan cara mengajar guru; 86,7% siswa merasa baru terhadap nuansa pembelajaran tersebut; 100% siswa merasa mudah memahami penjelasan guru; 100% siswa bisa mengerjakan lembar kegiatan individu; 100% siswa bisa mengerjakan lembar kegiatan kelompok; 100% siswa melakukan kegiatan mengamati; 100% siswa melakukan kegiatan menanya; 97,5% siswa melakukan kegiatan menyimak; 97,5% siswa melakukan kegiatan membaca; 91,7% siswa melakukan kegiatan diskusi; 97,2% siswa mampu membuat kesimpulan; 4% siswa mulai merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran; 98,8% siswa berharap bisa melakukan kegiatan yang sama pada pertemuan selanjutnya; 100% siswa mengungkapkan dengan jujur pada waktu mengisi lembar angket. Jadi, total keseluruhan penilaian respons siswa mencapai 91,56% sehingga respons siswa dapat dikategorikan sangat baik dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran dan mereka sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sejak uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2.

(5)Respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE

Setelah pembelajaran selesai, guru diberikan angket untuk mengukur seberapa jauh model pembelajaran MIKASE mampu mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV.

Hasil dari angket respons guru sejak uji coba terbatas hingga uji coba luas pertemuan 1 maupun 2 dikatakan sangat baik dan antusias dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE terhadap pembelajaran di dalam kelas.

Hal itu terbukti bahwa guru merasa senang mengajar pada hari itu; merasa tertarik dengan sintaks model pembelajaran MIKASE; merasa baru terhadap nuansa pembelajaran yang diterapkan; merasa mudah dalam menerapkan sintaks model pembelajaran MIKASE; merasa bisa mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa dalam mengerjakan tugas individu maupun kelompok melalui sintaks model pembelajaran MIKASE; guru tidak bosan dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE dan setuju apabila pertemuan selanjutnya menggunakan model pembelajaran MIKASE.

Berdasarkan lembar angket yang telah diisi oleh guru pada saat di akhir pembelajaran untuk uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa guru memberikan respons yang sangat baik dalam menerapkan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran MIKASE dan merasa antusias, serta terbuka dalam menerima inovasi pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian tersebut. Hal itu didukung dengan uraian pernyataan guru yang merasa senang mengajar pada pelaksanaan uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2. Kemudian, guru merasa tertarik dengan sintaks model pembelajaran MIKASE dan merasa baru terhadap nuansa pembelajaran yang diterapkan.

Namun, guru merasa mudah dalam menerapkan sintaks model pembelajaran MIKASE dan merasa bisa mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa dalam mengerjakan tugas individu maupun kelompok melalui sintaks model pembelajaran MIKASE. Di samping itu, guru tidak merasa bosan dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE dan setuju apabila pertemuan selanjutnya menggunakan model pembelajaran MIKASE.

(6)Kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah

(19)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

Hasil perbandingan data menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 sehingga pembelajaran model MIKASE dapat memberikan inovasi pembelajaran bagi siswa kelas IV untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa dan secara klasikal siswa telah mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang telah ditentukan. Hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 12 Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa Pelaksanaan

penelitian

Jumlah siswa yang tuntas

Ketuntasan belajar secara

klasikal

Jumlah siswa yang tidak

tuntas

Ketuntasan belajar secara

klasikal Uji coba

terbatas 12 100% 0 0%

Uji coba luas

pertemuan 1 26 96,3% 1 3,7%

Uji coba luas

pertemuan 2 25 92,6% 2 7,4%

(7)Hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua orang pengamat, ditemukan beberapa kendala/hambatan selama proses pembelajaran yang dialami oleh guru maupun siswa terkait dengan model pembelajaran MIKASE.

Keseluruhan hasil pengamatan yang terjadi pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 menunjukkan bahwa kendala/hambatan selama proses pembelajaran yang dialami oleh guru terletak pada kemampuan guru dalam menangani sikap spontanitas siswa yang terlihat manja/ ingin menang sendiri atas kemauan dirinya dalam memilih anggota kelompok dan kemampuan guru untuk mengendalikan dua orang siswa yang nampak hiperaktif dalam proses pembelajaran tetapi sikap hiperaktif tersebut sedikit mengganggu kenyamanan siswa yang lain di dalam kelas.

Sedangkan, pada siswa terletak pada sikap siswa yang kadangkala spontan dalam menginginkan sesuatu tetapi sikap itu masih nampak wajar karena masih bisa diarahkan dan mereka bisa memahami penjelasan guru, serta konsentrasi siswa sering terasa terganggu akibat sikap hiperaktif yang ditimbulkan oleh dua orang temannya sehingga siswa yang lain merasa kurang nyaman pada saat pembelajaran berlangsung dan seringkali terjadi aksi tegur-menegur antarteman yang menyebabkan kelas menjadi ramai. Namun, kondisi itu tidak terlalu berlangsung lama karena guru bisa mengembalikan nuansa pembelajaran dan membuat siswa menjadi fokus kembali.

PENUTUP Simpulan

(20)

guru beserta lembar pengamatan kendala/hambatan selama proses pembelajaran. Tahap pengembangan dilakukan untuk menindaklanjuti hasil validasi untuk mengetahui tingkat kelayakan hasil rancangan tersebut sehingga dapat disimulasikan dan diuji cobakan pada kegiatan uji coba terbatas dan uji coba luas.

Kualitas RPP uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 yang telah diperbaiki memperoleh predikat sangat berkualitas sehingga layak untuk digunakan. Sedangkan, kualitas model pembelajaran MIKASE pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dinyatakan sangat berkualitas sehingga layak untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dan kualitas butir soal tes kemampuan hasil belajar siswa pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 menunjukkan bahwa sangat berkualitas sehingga layak untuk digunakan sebagai tolok ukur kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Implementasi model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD di SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dapat dilihat dari tujuh kegiatan yang mendukung di bawah ini.

(1)Aktivitas siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 menunjukkan bahwa mereka secara klasikal sangat aktif selama pembelajaran untuk melakukan kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring.

(2)Aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dinyatakan sangat aktif dan baik dalam mengelola pembelajaran menggunakan model pembelajaran MIKASE sehingga terlaksana secara optimal.

(3)Keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE pada uji coba terbatas, uji luas pertemuan 1 dan 2 dikategorikan sangat baik sejak kegiatan awal hingga akhir pembelajaran.

(4)Respons siswa terhadap model pembelajaran MIKASE pada saat uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dinyatakan sangat baik respon yang diberikan dan siswa antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran.

(5)Respons guru terhadap model pembelajaran MIKASE pada saat uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 menunjukkan respon yang sangat baik sehingga guru merasa antusias dalam menerapkan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran MIKASE dan sikap guru terbuka dalam menerima inovasi pembelajaran yang dikembangkan.

(6)Kemampuan siswa berdasarkan hasil tes belajar pada uji coba terbatas dinyatakan bahwa 12 siswa tuntas, pada uji coba luas pertemuan 1 dinyatakan 1 siswa tidak tuntas dari 27 jumlah siswa dan pada uji coba luas pertemuan 2 dinyatakan bahwa 2 siswa tidak tuntas dari 27 jumlah siswa dan secara klasikal siswa telah mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang telah ditentukan.

(21)

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya. Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian, penelitian ini melengkapi kajian mengenai pengembangan model pembelajaran bersifat inovatif yang dapat diterapkan di SD untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru agar lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.

Bagi siswa kelas IV, khususnya dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran MIKASE dapat memotivasi dan mengaktifkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah sehingga siswa memiliki kemampuan untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan yang diperoleh, serta mampu menganalisis suatu masalah. Bagi guru kelas IV dapat dijadikan motivasi dalam melakukan inovasi pembelajaran yang lebih baik dan bermakna.

Namun, bagi peneliti lain yang tertarik pada penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk diadakan penelitian lanjutan dengan kelas yang berbeda atau pada materi yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Amri. 2014. Pengembangan dan Model Pembelajaran Tematik Integratif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Akbar, Sa’dun. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Alifviani, Inayatul. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD Negeri Kedungmutih I Demak. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Astika, dkk. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Sikap Ilmiah dan Keterampilan Berpikir Kritis. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA (Volume 3 Tahun 2013).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.

Nurmilah, Ai Susi. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok terhadap Peningkatan Minat Belajar dan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Sekolah Dasar. Jurnal.upi.edu/pendidikan dasar Vol.II No.1 April 2011

Prawiradilaga, Dewi Salma. 2007. Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional Design Principles). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

(22)

Qomariyah, dkk. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Kelas VII. Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 78-88. ISSN: 2252−7710.

Saminanto. 2013. Mengembangkan RPP PAIKEM Scientific Kurikulum 2013. Semarang: RaSAIL Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2003. Pengembangan Model Pembelajaran Metode Klinis Bagi Peningkatan Kemampuan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran IPS di SD. Jurnal.upi.edu/pendidikan dasar mimbar no.2 2003

Suardana, I Made. 2010. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional dengan Gaya Kognitif Berbeda. Disertasi, Program Studi Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Suhartono, Suparlan. 2005. Sejarah Pemikiran Filsafat Modern. Jogjakarta: Ar Ruzz Media.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.

Gambar

tabel berikut ini.       Tabel 4 Interpretasi penilaian hasil pengamatan keterlaksanaan model pembelajaran                       MIKASE, respon siswa dan guru selama pembelajaran
Tabel 7 Rekapitulasi hasil penilaian validasi butir soal tes kemampuan hasil belajar siswa Aspek yang dinilai
Tabel 9 Rekapitulasi hasil persentase aktivitas guru Pelaksanaan penelitian
Tabel 12 Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa Pelaksanaan Jumlah siswa Ketuntasan

Referensi

Dokumen terkait

(1) KabupatenjKota penerima Dana Bagi HasiI Cukai Hasil Tembakau membuat laporan alokasi penggunaan dana atas pelaksanaaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam

Peneliti terdahulu menggunakan tangibilitas, ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan institusional, umur perusahaan, dan kredit karbon sebagai variabel independen,

6HMXPODK NDVXV PDOSUDNWLN PHGLV EDUXEDUX LQL PHQMDGL UXEULN +DO LQL FXNXS PHPSULKDWLQNDQ

Tujuan dari pembuatan sistem informasi pelayanan kesehatan ini untuk membantu kinerja petugas dan dokter pada puskesmas, seperti pencarian data pasien, menambahkan

Besi yang dililiti kawat email yang dialiri listrik DC ini akan memperkuat medan magnet dari kawat, maka dari itu besi paku ini bisa menjadi magnet, arus listrik disimpan dalam

Dengan mengisi bagan percobaan, siswa dapat menceritakan kembali pokok-pokok informasi tentang perubahan wujud dengan benar.. Dengan melakukan wawancara, siswa dapat

Cekungan Kutai dapat dibagi menjadi fase pengendapan transgresif Paleogen dan pengendapan regresif Neogen. Fase Paleogen dimulai dengan ekstensi pada tektonik dan

Perempuan yang tergolong kelompok menengah dan atas yang segi ekonomi sudah cukup atau sudah mapan, mungkin merupakan kelompok yang pertamakali menanggalkan peran