• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA BERBASIS Pengembangan Model Pembelajaran Membaca Berbasis Storybird Di Sdn Tlogoharum 02 Pati Tahun Ajaran 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA BERBASIS Pengembangan Model Pembelajaran Membaca Berbasis Storybird Di Sdn Tlogoharum 02 Pati Tahun Ajaran 2016/2017."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA BERBASIS STORYBIRD DI SDN TLOGOHARUM 02 PATI

TAHUN AJARAN 2016/2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II Pada Program Studi Magister Administrasi Pendidikan

Sekolah Pascasarjana

Oleh :

NOOR FITRIA RAMADHANI Q 100 150 040

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN

MEMBACA BERBASIS

STORYBIRD

DI

SDN TLOGOHARUM 02 PATI

TAHUN AJARAN 2016/2017

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh

NOOR FITRIA RAMADHANI Q 100 150 040

Telah diperiksa dan disetujui diuji oleh:

Dosen Pembimbing I

Prof. Dr. Sutama, M. Pd.

Dosen Pembimbing II

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA

BERBASIS STORYBIRD DI

SDN TLOGOHARUM 02 PATI

TAHUN 2016/2017

OLEH

NOOR FITRIA RAMADHANI Q 100 150 040

Telah dipertahankankan di depan dewan penguji Program Studi Magister Administrasi Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Senin, 17 April 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Prof. Dr. Sutama, M.Pd. (...) (Ketua Dewan Penguji)

2. Dr. Anam Sutopo, M.Hum. (...) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Dr. Maryadi, M.A. (...) (Anggota II Dewan Penguji)

Surakarta, April 2017

Universitas Muhammadiyah Surakarta Sekolah Pascasarjana

Direktur,

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, April 2017 Penulis

(5)

1

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA BERBASIS STORYBIRD DI

SDN TLOGOHARUM O2 PATI TAHUN 2016/2017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan model pembelajaran membaca yang digunakan saat ini, merencanakan dan merancang pengembangan model pembelajaran berbasis storybird, dan menguji efektivitas pengembangan model pembelajaran membaca berbasis storybird kelas II SDN Tlogoharum 02. Penelitian ini dilakukan dengan desain research and development model ADDIE yang mencakup aspek analyze (analisis), design (perancangan), development

(pengembangan), implementation (penerapan) dan evaluation (penilaian). Sumber data penelitian adalah para guru dan peserta didik kelas II sekolah dasar, dan dosen pembimbing. Analisis data dilakukan dengan kualitatif model interaktif.Hasil validasi produk sebelum diujikan kepada siswa dari lima guru kelas diperoleh rata- rata skor guru kelas 2,98 dengan kategori layak diujikan dengan revisi ditinjau dengan kaidah, pelaksanaan, storybird dan relevansi materi dengan silabus. Hasil penilaian terhadap siswa kelas II SDN Tlogoharum 02 diperoleh rata-rata skor sebelum menggunakan storybird yaitu 12,13 dengan kategori sedang sebanyak 10 siswa, sedangkan hasil penilaian sesudah menggunakan storybird diperoleh rata-rata 16,78 dengan kategori sedang sebanyak 20 siswa. Hasil uji t menunjukkan ada perbedaan antara hasil sebelum dan setelah mengembangkan model pembelajaran membaca berbasis storybird, terbukti efektif untuk meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik.

Kata kunci: Pembelajaran membaca; sekolah dasar; storybird. ABSTRACT

This study aims at describe a development model of learning to read in current use; planning and designing the development of storybird based learning management; and test the effectiveness of the development of learning management storybird based reading class II SDN Tlogoharum 02 year 2016/2017. This research was conducted by the research and development of design models that include aspects analyze ADDIE (analysis), design (design), development (development), implementation (implementation) and evaluation (assessment). Source of research data is the teachers and learners second grade of elementary school, and lecturers. The data were analyzed qualitatively interactive model. Results tested product validation prior to students from grade five teachers earned an average score of 2.98 grade teacher with a decent category tested with the revised terms with the rules, implementation, storybird and relevance of the material to the syllabus. An assessment of grade II SDN Tlogoharum 02 obtained an average score before using storybird ie 12.13 with category as many as 10 students, while the assessment results after using storybird gained an average of 16.78 with category as many as 20 students. The t test shows that there are differences between the pre-test and post test after usingthe learning model.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Keterampilan membaca menjadi dasar utama, tidak hanya untuk pembelajaran Bahasa Indonesia sendiri, tetapi juga untuk keperluan pembelajaran bidang-bidang studi lainnya, karena hampir seluruh pengetahuan pada masing-masing bidang studi disajikan dalam bentuk tertulis (Ngalimun , 2014: 34). Dengan membaca, siswa akan memperoleh dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial, dan kreasinya serta dapat bermanfaat untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkannya.

Hasil riset PISA (Programme forInternasional Student Assessment; 2015) menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia khususnya membaca umumnyarendah. Berdasar nilai rerata, terjadi peningkatan nilai PISA Indonesia di kompetensi membaca belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, dari 396 di tahun 2012 menjadi 397 poin di tahun 2015. Peningkatan tersebut mengangkat posisi Indonesia 6 peringkat ke atas bila dibandingkan posisi peringkat kedua dari bawah pada tahun 2012. Sedangkan, berdasar nilai median, capaian membaca siswa Indonesia meningkat dari 337 poin di tahun 2012 menjadi 350 poin di tahun 2015. Peningkatan capaian median yang lebih tinggi dari mean ini merupakan indikator yang baik dari sisi peningkatan akses dan pemerataan kualitas secara inklusif. Keterbatasan ini mencakup ketidakmampuan mengenal tema bacaan dan intibacaan, kesulitan mencari informasi implisit dan ketidakmampuan mengaitkan informasi bacaan dengan pengetahuan yang dimiliki. (Riset PISA Programme For

Internasional Student Assessment; 2015).

Guru dalam pelaksanaan pembelajaran membaca seringkali dihadapkan pada anak yang mengalami kesulitan belajar membaca khususnya di kelas rendah. Peran guru sebagai fasilitator sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan peningkatan belajar anak. Keberhasilan belajar anak tidak lepas dari cara guru membimbing dan mendidik siswanya. Selain itu guru harus mempertimbangkan pemenuhi kebutuhan indera belajar siswa. Artinya, pembelajaran yang dilaksanakan guru bersama siswa harus bisa memenuhi kebutuhan siswa yang dominan baik di Visual, Auditorial, maupun Kinestetik.

(7)

3

Tlogoharum Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati pada tanggal 22 Agustus 2016 ditemukan rendahnya penguasaan membaca pada siswa. Masih ditemukan banyak siswa yang belum lancar membaca dan masih menggunakan cara mengeja. Kegiatan wawancara juga dilakukan dengan beberapa siswa kelas dua sekolah tersebut. Angket yang dibagikan kepada siswa menyebutkan 15 siswa (65%) tidak tertarik, 6 siswa (26%) biasa saja atau kurang tertarik, dan 2 siswa (9%) tertarik dengan pembelajaran membaca di kelas, ternyata sebagian besar siswa kelas 2 di SDN Tlogoharum 02 malas membaca dengan alasan yang bermacam-macam.

Penggunaan buku mata pelajaran yang sudah lama, penggunaan media pembelajaran yang kurang maksimal dan pembelajaran yang kurang menarik dan monoton membuat siswa tidak memiliki motivasi untuk membaca. Penelitian Hidayat (2015) juga menyimpulkan peran anggota sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan yang mengatakan hambatan dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa yaitu, tidak adanya tenaga ahli yang memenuhi kualifikasi sebagai pustakawan, belum adanya program-program yang rutin dilaksanakan untuk meningkatkan minat baca siswa, dan kurangnya pemantauan secara rutin dari kepala sekolah. Disinilah guru secara maksimal dituntut untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam menuangkan ide-idenya dalam proses pembelajaran mengembangkan model pembelajaran membaca siswa agar siswa mempunyai kemauan yang besar untuk menyukai kegiatan membaca sehingga keberhasilan dalam pembelajaran membaca bisa tercapai dengan maksimal.

Penelitian Laila dan Yati (2015) yang meneliti pengaruh penggunaan media buku cerita terhadap kemampuan membaca siswa mengatakan dengan menggunakan media buku cerita kemampuan membaca siswa akan lebih meningkat.Penggunaan media pembelajaran juga seharusnya dioptimalkan karena pembelajaran membaca lewat bercerita menggunakan gambar, internet, dan cerita memungkinkan siswa lebih tertarik untuk membaca.

(8)

4

membaca lancar kalimat sederhana menggunaan metode pengajaran Survey, Pertanyaan, Baca, Ucapkan, dan Ulasan (SQ3R) dalam meningkatkan keterampilan membaca. Dalam penelitiannya ditemukan peningkatkan keterampilan membaca kelancaran kalimat sederhana.

Secara garis besar hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa betapa pentingnya pengambangan model pembelajaran membaca. Dalam mengembangkanmodel pembelajaran membaca di SDN Tlogoharum 02 masih mengalami permasalahan baik dari dari internal guru sendiri maupun dari faktor eksternal yang perlu dikaji secara rinci. Untuk itu dalam penelitian ini akan mengkaji permasalahan guru dan siswa dalampengembangan model pembelajaran membaca berbasis storybird di SDN Tlogoharum 02 Pati.

2. METODE

Berkaitan dengan masalah yang dikaji yaitu mendiskripsikan: 1) model pembelajaran membaca yang digunakan saat ini; 2) merencanakan dan merancang pengembangan model pembelajaran berbasis storybird; dan 3) menguji efektivitas pengembangan model pembelajaran membaca berbasis storybird kelas II SDN Tlogoharum 02 Pati. Sehubungan dengan hal ini penelitian menggunakan desain penelitian dan pengembangan (research and development). Menurut Multiyaningsih (2013:59) penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik trianggulasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metode pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan study pustaka, serta metode rekayasa atau pengembangan perangkat lunak storybird menggunaka model ADDIE, dimana untuk membangun suatu produk dengan menggunakan metode ini harus melalui lima tahapan yang dilakukan, yaitu analysis, design, development, implementation dan

evaluation.

(9)

5

pembelajaran berbasis storybird kelas 2 SDN Tlogoharum 02 Pati. Instrumen yang disusun secara baik dan benar akan mampu menghimpun data secara objektif, lengkap, dan dapat diolah untuk memecahkan masalah penelitian, instrumen tersebut terdiri atas pedoman wawancara dan angket. Dari instrumen tersebut, diperoleh data penelitian berupa data numerik dan data verbal. Data numerik meliputi skor validasi. Dan data verbal berasal dari hasil wawancara, hasil angket, hasil observasi, dan catatan/ komentar/kritik maupun saran yang ditulis oleh subjek uji coba lapangan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Pengembangan Model pembelajaran Membaca Berbasis Storybird

Penyelasaian penelitian ini dilakukan berdasarkan tahapan prosedur penelitian pengembangan yang diadaptasi dari model pengembangaan ADDIE, yaitu analysis,

design, development, implementation and evaluation. Dalam pelaksanaanya, peneliti

memiliki beberapa hambatan. Pertama, yaitu pada penyusunan materi, peneliti memiliki kesulitan dalam penyampaian materi yang akan disajikan. Hal ini dikarenakan guru kelas masih sulit untuk menerima materi berbasis internet dan penggunaan media ICT. Sehingga peneliti secara sabar memberikan bimbingan kepada guru kelas untuk menguasai materi dan media yang akan disampaikan.

Kedua yaitu pada tahap pembuatan media, penyelasaian pembuatan media memerlukan waktu yang cukup lama karena dalam pembuatannya memerlukan keahlian yang khusus. Selain hambatan, ada pula kemudahan dalam penelitian pengembangan ini. Pertama, yaitu pada analisis data hasil uji coba lapangan. Analisis data hasil dari penelitian pengembangan menggunakan perhitungan sederhana sehingga memudahkan dalam analisis. Kedua guru mata pelajaran sangat mendukung adanya penelitian mengenai inovasi dari media pembelajaran ini.

(10)

6

tujuan yang diharapkan dan mampu meningkatkan minat baca anak tanpa membutuhkan waktu yang terlalu lama. Dengan demikian pembelajaran membaca melalui cerita dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan cepat.

3.2Kelayakan Media

Data yang diperoleh dari penilaian lima guru kelas dan 23 siswa kelas II yang berupa data kualitatif dikonversi menjadi skor data kuantitatif. Aturan pemberian skor dapat dilihat pada tabel 3.6 halaman 57. Kemudian menanalisis tiap aspek yaitu jumlah indikator, skor tertinggi ideal, nilai rata-rata ideal (Mi), dan simpangan baku ideal (SBi). Skor tersebut dikonversi menjadi tingkat kelayakan produk dengan mengacu pada kriteria penilaian ideal.

Jumlah skor penilaian oleh kelima guru kelas sebesar 372 dengan rata-rata skor 2,98. Pada aspek kaidah media pembelajaran memperoleh skor 177 dengan rata-rata skor 4,3; aspek pelaksanaan memperoleh skor 71 dengan rata-rata skor 2,84; aspek

storybird memperoleh skor 56 dengan rata-rata skor 2,8; dan aspek relevansi materi

dengan silabus memperoleh skor 68 dengan rata-rata skor 3,4. Selanjutnya skor dikonversi ke dalam nilai kualitatif (A-D), sehingga diketahui kualitas media berdasarkan penilaian guru kelas. Hasil analisis data validasi guru kelas diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3.1 Analisis Hasil Penilaian Guru Kelas

(11)

7

Berdasarkan komentar dan saran perbaikan dari para validator deskripsi produk revisi diantaranya.

Gambar 3.1 Tampilan isi Storybird sebelum revisi

(12)

8

Pengkajian gambar yang dibutuhkan dan menambahkan beberapa gambar kombinasi

Menambahkan beberapa halaman gambar beserta isi cerita agar lebih panjang dan merangsang kemampuan membaca siswa.

Lebih memperhatikan kondisi ruangan kelas agar gambar yang ditampilkan dapat terlihat jelas oleh siswa. Pengaturan pencahayaan yang cocok untuk penggunaan LCD.

3.3Hasil Evaluasi

Produk pembelajaran membaca berbasis storybird dikatakan efektif apabila mampu menunjukkan minimal 75% siswa yang mengikuti pembelajaran membaca berhasil mencapai Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 12,00 sesuai dengan ketentuan penilaian proses pembelajaran membaca berbasis storybird. Media pembelajaran membaca berbasis storybird ini mampu menaikkan skor rerata sesudah terhadap skor rerata sebelum perlakuan sebesar 43,48% pada kelas II SDN Tlogoharum 02 Pati. Hal ini menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan kemampuan membaca siswa yang telah dipelajari menggunakan storybird. Berdasarkan tabel 4.7 siswa kelas II yang mencapai KKM pada saat sesudah perlakuan berjumlah 20 siswa dan yang tidak mencapai ketuntasan hanya terdapat 3 siswa, sedangkan sebelum diberi perlakuan hanya terdapat 10 siswa saja yang tuntas

dari KKM. Persentase siswa kelas II yang mencapai KKM ≥12,00 sebesar 86,96%.

Berdasarkan hasil tersebut target telah ditentukan tercapai, yaitu ≥ 75% hasil belajar peserta didik diatas KKM 12,00.

Selanjutnya analisis dengan t–test untuk sampel berkorelasi juga dapat diterapkan untuk model penelitian dan pengembangan ini. Eksperimen ini hanya menggunakan satu kelompok sampel (one group experiment), tetapi kelompok ini sekaligus juga menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil t tabel yaitu 2,073873 dengan p value sebesar 8,97E-12. oleh karena p value lebih besar dari alfa 5% atau dengan melihat |t hitung| > t tabel maka keputusannya Ho ditolak. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran membaca sebelum dan sesudah menggunakan

storybird. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa skor sesudah perlakuan

(13)

9

signifikan. Ini menandakan penerapan storybird signifikan pula untuk meningkatkan kompetensi murid dalam pembelajaran membaca di kelas II SDN Tlogoharum 02 Pati.

Penelitian Khairunnisak (2015) tentang penggunaan media kartu dalam pembelajaran membaca permulaan mendukung temuan yang didapatkan selama penelitian berlangsung. Dalam penelitiannya menyebutkan bahwa proses pengajaran menggunakan kartu flash sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan membaca awal siswa. Penelitian Laila dan Yati (2015) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa pengaruh penggunaan media buku cerita dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa.

Dari hasil penelitian yang di dapat di lapangan dan di dukung dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu terkait media pembelajaran membaca, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media pembelajaran yang inovatif dapat merangsang minat siswa untuk senang membaca. Sehingga kemampuan membaca anak dapat terus terasah dan berkembang. Produk pembelajaran membaca berbasis storybird ini efektif dan dapat digunakan dalam pembelajaran. Penerapan storybird dalam pembelajaran membaca pada kelas II ini hakikatnya memang perlu mendapatkan respon yang positif dari guru maupun siswa. Pentingnya respon yang positif dari guru dan siswa terlebih untuk pembelajaran membaca menjadi prasyarat keberhasilan proses belajar mengajar dalam mencapai kompetensi yang akan dicapai. Penggunaan

storybird dalam pembelajaran membaca juga dapat memberikan kualitas belajar yang

lebih baik. Pembelajaran membaca menggunakan storybird merupakan salah satu alternatif suatu media pembelajaran yang efektif dan telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

4. PENUTUP

(14)

10

Tlogoharum 02 Pati (LCD) sebagai media pembelajaran. Analisis ini dibutuhkan untuk menentukan langkah apa yang akan diambil dan produk seperti apa yang akan dikembangkan.

Tahap desain meliputi merumuskan kompetensi inti dan kompetensi dasar serta tujuan pembelajaran dari materi yang akan dikembangkan dalam pembelajaran membaca untuk siswa kelas II SDN Tlogoharum 02 Pati. Pemilihan tersebut didasarkan pada diskusi dengan lima guru kelas dan dosen pembimbing penelitian. Kemudian mengumpulkan dan menyusun produk, lalu merancangnya serta merancang angket yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data validasi produk dan respon pengguna terhadap produk yang dikembangkan.

Tahap pengembangan yaitu membuat atau memproduksi produk sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat sebelumnya dan melakukan uji coba produk. Uji coba dilakukan sebanyak 2 kali. Masukan yang diperoleh pada saat uji coba akan dijadikan masukan untuk memperbaiki atau merevisi produk yang dibuat.

Tahap penerapan, dimana produk diimplementasikan dalam proses pembelajaran membaca di kelas II SDN Tlogoharum 02 Pati namun siswa juga bisa mengakses atau menggunakan produk di luar kelas. Guru menggunakan penilaian untuk melihat perbandingan hasil belajar sebelum dan sesudah belajar menggunakan produk.

Tahap evaluasi meliputi evaluasi terhadap produk yang sudah dibuat dan diujicobakan. Evaluasi berupa penilaian pengamatan guru sebelum dan sesudah perlakuan kepada siswa kelas II SDN Tlogoharum 02 Pati untuk mengetahui efektivitas penggunaan produk dalam pembelajaran serta pengisian angket untuk mencari tahu respon pengguna terhadap produk.

DAFTAR PUSTAKA

Ngalimun., & Alfulaila, N. (2014). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa

(15)

11

Dhhp://eprints.uny.ac.id/16337/1/Rakhmat%Arif5Hudayat.pdf. 27 Oktober 2016.

Hidayati, Noer. (2013). “Peningkatan Minat Baca Melalui Storytelling Anak Kelompok B Tk Al-Muttaqien Surabaya”. Unesa: Jurnal Pendidikan. Vol. 2, No. 1.

Laila, N. A. & Yati. (2014). “Pengaruh Penggunaan Media Buku Cerita Terhadap Kemampuan Membaca Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah di Banjarmasin”. Banjarmasin: Jurnal Study Gender dan Anak. Vol. II, No. 2.

Kusminah. (2012). Pengembangan Model Pembelajaran Induktif Kata Bergambar Bermuatan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Aspek Membaca Permulaan Sekolah Dasar. Semarang: Journal of Education and Evaluation.

Khairunnisak. (2015). “Penggunaan Media Kartu sebagai Strategi dalam Pembelajaran Membaca Permulaan: Studi Kasus di MIN Rukoh, Banda Aceh”. Banda Aceh: Jurnal Pencerahan. Vol. 9, No. 2.

Rukayah, dkk. (2015). “Peningkatan Keterampilan Membaca Lancar Kalimat Sederhana Melalui Penggunaan Metode Pembelajaran Survey, Question, Read, Recite, and Review (SQ3R)”. Surakarta: Jurnal Pendidikan, Vol. 3, No. 12. Mulyatiningsih, Endang.(2013). Pengembangan Model Pembelajaran [online].

Gambar

Tabel 3.1 Analisis Hasil Penilaian Guru Kelas
Gambar 3.2 Tampilan  isi Storybird sesudah revisi

Referensi

Dokumen terkait

Rusdan Arif (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT.Bank mega cabang semarang. Penelitian

bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri mengenai Penetapan Batas Wilayah Kota di Seluruh Indonesia, yang berlaku bagi Ibukota

Pada penelitian ini, pengujian validitas dan reliabilitas instrumen Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A) dilakukan dengan partisipasi 38 dari 40 responden yang

Sehubungan dengan Surat Penaw aran Saudar a pada Paket Pekerjaan Pengadaan Bahan Baku Bangunan di Kecamatan Sebuku, Sembakung dan Lumbis Badan Pember dayaan M asyarakat dan

Informasi yang saya perloreh dari hasil pengisian kuesioner selanjutnya akan dioleh untuk mengahasilkan kesimpulan mengenai apakah peran auditor internal

Karakter dari arsitektur kontemporer akan sangat menunjang untuk penciptaan suasana imajinatif, komunikatif, dan rekreatif pada bangunan perpustakaan anak.. Kata kunci :

Apabila pada saat pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data maka perusahaan tersebut akan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan jika

Pelaksanaan pendidikan karakter dengan kemandirian pada anak dapat disimpulkan bahwa telah terlaksana dengan baik, dengan cara diadakannya kegiatan-kegiatan yang positif