• Tidak ada hasil yang ditemukan

contoh makalah konseptual bahasa indones

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "contoh makalah konseptual bahasa indones"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan minat baca masyarakatnya yang masih rendah. Situasi tersebut dapat dilihat dari beberapa hasil survei. Di antaranya survei Internasional Associations for Evaluation of Educational (IEA) pada tahun 1992 menyebutkan kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar kelas IV Indonesia berada pada urutan ke-29 dari 30 negara di dunia, berada satu tingkat di atas Venezuella. Riset International Association for Evaluation of Educational Achievement (IAEEA) tahun 1996 menginformasikan bahwa kemampuan membaca siswa usia 9-14 tahun Indonesia berada pada urutan ke-41 dari 49 negara yang disurvei. Data Bank Dunia tahun 1998 menginformasikan pula kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada pada level paling rendah (nilai 51,7). Nilai tersebut di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1), dan Singapura (74,0). Tahun 1998-2001 hasil suvei IAEEA dari 35 negara, menginformasikan kemampuan baca siswa Indonesia berada pada urutan yang terakhir.

(2)

Dari pemaparan diatas dapat ditemukan bahwa minat mahasiswa terhadap membaca sangat amat miris walaupun segala aktifitas mahasiswa pasti berhubungan dengan membaca. Masalah tersebut memang terjadi di banyak wilayah kampus di Indonesia. Oleh karena itu, tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk menyumbangkan sedikit ide dan tips agar minat membaca mahasiswa dapat dibangun sedikit demi sedikit dan bahkan bisa membuat kegiatan membaca menjadi budaya di Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana hakikat membaca sebenarnya? b. Apakah tujuan membaca?

c. Apakah manfaat membaca?

d. Bagaimana tinjauan tentang minat membaca?

e. Apa faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca mahasiswa?

f. Apakah upaya membangun minat membaca bagi mahasiswa di Indonesia?

C. TUJUAN

a. Untuk memahami hakikat membaca sebenarnya b. Untuk memahami tujuan membaca

c. Untuk memahami manfaat membaca

d. Untuk memahami bagaimana tinjauan tentang minat membaca

e. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca mahasiswa

f. Untuk mengetahui upaya membangun minat membaca bagi mahasiswa di Indonesia

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. HAKIKAT MEMBACA

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), membaca adalah;“melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis(dengan melisankan atau dalam hati). Cole dalam Tarigan menyatakan bahwa “membaca adalah sum-ber utama bagi ilmu pengetahuan. Walaupun harus diakui bahwa membaca itu sangat bermanfaat, tetapi sangat disayangkan bahwa masih terdapat juga apa yang disebut “poor readers” (pembaca yang bermutu rendah) pada profesi-profesi intelektual yang sangat tinggi sekalipun. Kalau orang-orang terpelajar pada umumnya sanggup memahami isi bahan dengan membaca dalam hati (sekalipun seringkali terlihat tidak begitu senang kalau disuruh membaca nyaring), maka orang yang tidak terpelajar menemui kesulitan atau merasa sulit membaca nyaring maupun membaca dalam hati.”

Membaca adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan kita dewasa ini. Usaha untuk menghilangkan atau memberantas buta huruf telah dilakukan di berbagai negara, terutama di negara yang sedang berkembang agar orang mampu menerima informasi melalui bahan bacaan. Di samping membaca dianggap penting untuk komunikasi, juga karena membaca berkaitan erat dengan menulis.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1986:7). Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif (Crawley dan Mountain dalam Nanang 2009). Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang termasuk di dalam retorika seperti keterampilan berbahasa yang lainnya (berbicara dan menulis) (Tarigan 1984: 4).

(4)

menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning). Dengan kata lain Anderson dalam Tarigan (1986:7) mengatakan bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan mengubah tulisan/ cetakan menjadi bunyi-bunyi yang bermakna.

Dalam kegiatan membaca ternyata tidak cukup hanya dengan memahami apa yang tertuang dalam tulisan saja, sehingga membaca dapat juga dianggap sebagai suatu proses memahami sesuatu yang tersirat dalam yang tersurat (tulisan). Artinya memahami pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis. Hubungan antara makna yang ingin disampaikan penulis dan interpretasi pembaca sangat menentukan ketepatan pembaca. Makna akan berubah berdasarkan pengalaman yang dipakai untuk menginterpretasikan kata-kata atau kalimat yang dibaca (Anderson dalam Tarigan 1986:8).

Jadi, dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan didahului oleh kegiatan melihat dan memahami tulisan. Kegiatan melihat dan memahami merupakan suatu proses yang simultan untuk mengetahui pesan atau informasi yang tertulis. Membutuhkan suatu proses yang menuntut pemahaman terhadap makna kata-kata atau kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam pandangan sekilas.

(5)

lulus pendidikan dengan baik, harus mempelajari dan membaca sejumlah bahan bacaan terutama yang direkomendasikan oleh dosennya

B. TUJUAN MEMBACA

Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi dari sumber tertulis. Informasi ini diperoleh melalui proses pemaknaan terhadap bentuk-bentuk yang ditampilkan. Secara lebih khusus membaca sebagai suatu ketrampilan bertujuan untuk mengenali aksara dan tanda-tanda baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda baca dengan unsur linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara bentuk dengan makna atau meaning. Dengan demikian, kegiatan membaca tidak hanya berhenti pada pengenalan bentuk, melainkan harus sampai pada tahap pengenalan makna dari bentuk-bentuk yang dibaca. Makna atau arti bacaan berhubungan erat dengan maksud, tujuan atau keintensifan dalam membaca (Tarigan 1986:9).

Berdasarkan maksud, tujuan atau keintensifan serta cara dalam membaca di bawah ini, Anderson dalam Tarigan (1986:9-10) mengemukakan beberapa tujuan membaca antara lain:

a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). Membaca tersebut bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.

b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Membaca untuk mengetahui topik atau masalah dalam bacaan. Untuk menemukan ide pokok bacaan dengan membaca halamn demi halaman.

(6)

d. Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference). Pembaca diharapkan dapat merasakan sesuatu yang dirasakan penulis.

e. Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading for classify). Membaca jenis ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang tidak wajar mengenai sesuatu hal (Anderson dalam Tarigan 1979:10).

f. Membaca untuk menilai atau mengevaluasai (reading to evaluate). Jenis membaca tersebut bertujuan menemukan suatu keberhasilan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Membaca jenis ini memerlukan ketelitian dengan membandingkan dan mengujinya kembali.

g. Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). Tujuan membaca tersebut adalah untuk menemukan bagaimana cara, perbedaan atau persamaan dua hal atau lebih.

Pendapat lain menyebutkan tujuan membaca mencakup (1) kesenangan, (2) menyempurnakan membaca nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4) memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui, (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan (9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk dalam Nanang: 2009).

C. MANFAAT MEMBACA

(7)

setiap manusia. Meskipun motivasinya sangat kuat, tetapi jika minat tidak ada tentu kita tidak akan melakukan sesuatu yang dimotivasikan pada kita. Begitu pula halnya kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan kegiatan membaca (Tarigan: 1986).

Minat menurut Poerbakawatja (dalam Zaif: 2011) adalah ”kesedian jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar.” Minat dibedakan menjadi dua macam, yaitu minat spontan dan minat terpola. Minat spontan adalah minat yang tumbuh secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi oleh pihak luar. Minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat adanya pengaruh dan kegiatan yang berencana atau terpola terutama kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Minat membaca juga diartikan sebagai sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Minat membaca meliputi perasaan senang terhadap buku bacaan, kesadaran akan manfaat membaca, jumlah buku bacaan yang pernah dibaca, dan perhatian terhadap buku bacaan (Tampubolon dalam Zaif: 2011).

Kebiasaan membaca merupakan salah satu bentuk minat terpola, dimana kebiasaan itu hadir akibat adanya pengaruh yang diberikan secara signifikan kepada seseorang. Kebiasaan membaca timbul karena adanya motivasi yang diberikan guru kepada siswa untuk menyadari manfaat yang dapat dirasakan dari membaca untuk kehidupannya. Sehingga tidak diragukan lagi, bahwa kegiatan membaca merupakan sarana penting bagi setiap orang yang ingin maju. Begitu pula dengan para pelajar, membaca merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan tidak hanya pengetahuan tetapi juga hasil belajar.

(8)

Mislanya, guru harus menanamkan pemikiran positif tentang membaca. Jadikan membaca sebagai kebutuhan untuk semua kalangan khususnya pelajar yang berguna untuk kehidupannya. Dengan adanya kesadaran akan kebutuhan tersebut, maka akan tumbuh minat siswa untuk memenuhi kebutuhan itu.

Banyak manfaat yang diperoleh dari membaca. Dengan membaca siswa dapat memperluas cakrawala ilmu pengetahuan, menambah informasi bagi diri sendiri, meningkatkan pengetahuan serta menambah ide. Jadi jelas pengaruh bacaan sangat besar terhadap peningkatan cara berfikir seorang siswa. Menurut Gray & Rogers (dalam Zaif: 2011) menyebutkan beberapa manfaat membaca, antara lain:

a. Meningkatkan pengembangan diri siswa

Dengan membaca siswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.

b. Memenuhi tuntutan intelektual

Dengan membaca buku maupun sumber-sumber bacaan lain seperti surat kabar maupun berita dan artikel-artikel di internet, pengetahuan bertambah dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.

c. Memenuhi kepentingan hidup, dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.

d. Meningkatkan minat siswa terhadap suatu bidang

Mengetahui hal-hal yang aktual, dengan membaca siswa dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar maupun di seluruh dunia yang mungkin berhubungan materi pelajaran, sehingga siswa dapat menerapkan dengan kehidupan nyata.

(9)

Dunia modern saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbukuan. Peradaban manusia modern identik dengan peradaban buku. Melalui buku, kebudayaan manusia direkam, dilestarikan dan diteruskan ke generasi mendatang. Hampir semua orang yang melek huruf memerlukan buku apalagi seorang pelajar. Sebagian orang memerlukan buku untuk memperlancar daya bacanya. Pelajar memerlukan buku untuk memperlancar pelajarannya. Mahasiswa memerlukan buku teks untuk menyelesaikan studinya. Guru dan dosen memerlukan buku untuk bahan pelajaran atau bahan kuliahnya. Kaum terpelajar lainnya yang memerlukan buku, majalah dan koran untuk menambah ilmu dan pengetahuan umumnya.

Minat baca berbanding lurus dengan kemajuan sesuatu bangsa. Bangsa yang besar minat bacanya pastilah bangsa yang maju. Mereka akan membaca dalam setiap kesempatan contohnya terlihat tidak hanya dalam perpustakaan umum dan pribadi tetapi juga di stasion, di kereta dalam perjalanan pun mereka membaca. Semua hal ada di dalam buku. Ilmu, teknologi, kebudayaan, adat istiadat, nilai, se- jarah, politik, ekonomi, agama, keadaan sosial, dan lain-lain ada dalam buku. Siapa yang maju, pintar atau berilmu harus banyak membaca.

Membaca merupakan mata pelajaran tertua dalam sekolah formal. Setiap sekolah mencantumkan mata pelajaran utamanya membaca, menulis dan berhitung. Membaca merupakan bagian dari pengajaran bahasa Indonesia. Kualitas pengajaran bahasa Indo- nesia menyangkut pula kualitas pengajaran membaca. Hasil pengajaran bahasa Indonesia inklusif pula hasil pengajaran membaca. Henry Guntur Tarigan menyatakan;

(10)

misalnya saat kita membaca koran. Keempat, warp speed (kecepatan tinggi) yaitu teknik membaca suatu bahan bacaan dengan kecepatan yang sangat tinggi dan dengan pemahaman yang tinggi.

Minat dan kebiasaan membaca perlu dikembangkan secara terprogram dan terencana un- tuk mengembangkan potensi ingin tahu. Rasa ingin tahu dapat dikembangkan melalui mem- baca buku bacaan karya ilmiah dan mengakses internet. Kondisi saat ini mayoritas pelajar ke- tika diberi tugas kurang membaca. Hal ini dapat dilihat ketika diberi tugas sering copy paste atau yang penting mengerjakan.

Minat adalah; “kecenderungan tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diper-hatikan secara terus menerus yang disertai dengan rasa senang.” Minat berbeda dengan perhatian karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang. Sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Apabila seseorang menaruh minat terhadap sesuatu akan mela- kukan suatu tindakan untuk mencapai tujuan tersebut, sebagai suatu keinginan yang ada dalam diri seseorang, kegemaran atau kese-nangan akan sesuatu. Minat juga dapat didefinisikan sebagai”sibuk, tertarik atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.

Faktor yang mempengaruhi minat membaca berasal dari dalam diri siswa meliputi 2 aspek, yaitu aspek fisiologis (yang bersifat jasmani) dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah). Faktor-faktor rohaniah siswa antara lain ting- kat kecerdasan/intelegensia siswa, sikap sis- wa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa. Sedangkan faktor eksternal

(11)

dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga pelajar dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA MINAT BACA MAHASISWA

Membaca sangat penting bagi kehidupan manusia. Akantetapi pada kenyataannya banyak orang yang belum menjadikan membaca sebagai suatu kebiasaan dan kebutuhan. Hal ini yang menjadikan rendahnya minat baca pada seseorang dapat disebabkan dua faktor.

Faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca membaca dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal meliputi intelegensi, usia, jenis kelamin, kemampuan membaca, sikap serta kebutuhan psikologis. Intelegensi merupakan kemampuan keseluruhan atau global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir logis atau rasional dan berbuat secara efektif terhadap keadaan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal meliputi belum tersedianya bahan bacaan yang sesuai status sosial, ekonomi, kelompok etnis, pengaruh teman sebaya, orang tua, guru, dosen, televisi, internet, serta film. Belum tersedianya bahan yang bacaan sesuai, maksudnya adalah mahasiswa masih memilah-memilih bacaan, padahal sebetulnya untuk meningkatkan minat membaca baca, tidak harus membaca buku yang kita senangi, karena dengan cara membaca bahan bacaan apapun, secara tidak langsung kita sedang melatih diri agar terbiasa untuk membaca, sehingga kita akan senang membaca.

(12)

membaca. Lantas dimana peran mahasiswa sebagai agen perubahan ketika minat membacanya rendah. Sebagai mahasiswa seharusnya memiliki minat baca yang tinggi, dengan memiliki minat baca yang tinggi kita memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga kita dapat melakukan analisis permasalahan yang terjadi di sekitar kita dan dapat memberikan solusi.

Namun, selain dari faktor tersebut, masih ada faktor yang mempengaruhi menurunnya minat baca, yaitu:

a. Teknologi yang semakin canggih

Banyaknya media hiburan seperti TV, jejaring sosial, handphone android, dan lain-lain. Hal ini banyak menyita waktu dan mahasiswa lebih memilih menikmati hiburan dibandingkan dengan membaca buku.

b. Kurangnya kesadaran

Jika masing-masing individu menanamkan rasa kesadaran akan pentingnya membaca, tentu saja hobi membaca akan muncul dalam diri kita dan membaca akan menjadi kebutuhan bagi diri kita.

c. Kurangnyamotivasi

Motivasi dari berbagai pihak amat dibutuhkan terutama dari dosen pengajar dan peran orang tua.

d. Alasan klasik

Aalasan klasik yang dimaksud yakni seribu alasan mahasiswa tidak menggemari kegiatan membaca, mulai dari buku yang akan dibaca terlalu tebal sampai judul bukunya tidak menarik. Apalagi kegiatan untuk berkunjung ke perpustakaan menjadi kegiatan yang kurang menarik jika dibandingkan dengan berkunjung ke mall

(13)

Selain melaui pembelajaran bahasa Indonesia kegiatan membaca juga dapat dibina dan ditingkatkan melalui upaya – upaya yang dilakuakn oleh pihak-pihak yang dekat dengan siswa seperti orang tua dan guru di sekolah, seperti berikut ini.

a. Menumbuhkan minat baca sejak dini.

Untuk menumbuhkan minat baca sejak dini seharusnya telah dilakukan oleh orang tua di rumah pada masa usia prasekolah, dan kemudian berlanjut di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Dengan mengenalkan buku sejak dini, siswa telah dilatih untuk mengenal hingga akhirnya dapat mencintai buku.

b. Menyediakan Perpustakaan yang Dikelola dengan Baik

Berbicara hal yang terkait dengan budaya baca tidak lepas dengan adanya peran penting sebuah perpustakaan terlebih di lingkungan sekolah. Sebuah perpustakaan harus memberikan pelayanan dan manajemen yang baik dalam memberikan kebutuhan referensi siswa di sekolah. Pustakawan juga harus cerdas dalam menganalisa koleksi buku apa yang di inginkan dan disukai oleh pelajar untuk mendukung kegiatan belajarnya.

c. Menggalakkan Gerakan Gemar Membaca di Lingkungan Kampus Cara untuk melakukan promosi ini bisa bekerjasama dengan pihak kampus bersama jajaranya. Bisa juga membuat baliho atau spanduk di sekitar sekolah yang berisi seruan rajin membaca misalnya “Ingin jadi Juara dan Berprestasi ? Rajinlah Membaca” dan sejenisnya. Jangan terlalu sering menyalahkan para mahasiswa malas membaca jika para guru di sekolah sendiri tidak pernah memberikan contoh bahwa para dosen juga gemar membaca.

(14)

yang hanya suka meminjam buku perpustakaan saja tapi harus dilihat prestasinya.

Menurut Anne Alhira (ANNEAHIRA.COM ) terdapat tips dalam meningkatkan minat baca mahasiswa agar prestasinya bisa memuaskan:

1. Bagi para orang tua membudayakan membaca adalah hal yang sangat penting. Bisaakanlah membaca didalam keluarga, sehingga seorang mahasiswapun akan bisaa bergelut dengan banyak buku. Tak harus buku pelajaran matakuliah yang membuat mahasiswa jenuh membacanya, tetapi juga bisa dimulainya dengan bacaan ringan, misalnya membaca artikel blog, buku fiksi (novel), Koran atau majalah. 2. Bagi para dosen, hendaknya memberi tugas yang membutuhkan banyak

wacana. Ini adalah cara meningkatkan minat baca mahasiswa dengan sedikit paksaan, karena mau tak mau, mahasiswa pasti akan mencari dan membaca banyak buku. Misalnya dosen member tugas makalah dan diharuskan memuat refrensi dari banyak buku.

3. Perpustakaan adalah tempat yang mempunyai pengaruh besar pada minat baca mahasiswa, khususnya perpustakaan kampus. Fasilitas seperti kenyamanan perpustakaan dan kelengkapan buku bisa membuat mahasiswa betah di perpustakaan untuk membaca. Jadi sebaiknya pihak kampus bisa meningkatkan fasilitas perpustakaan demi para mahasiswanya.

4. Bagi orang orang terdekat mahasiswanya tersebut, sering-seringlah mengajaknya ke toko buku atau ke perpustakaan. Walau ia tidak tertarik, bila sudah berada di toko buku atau perpustakaan mau tidak mau ia akan membeli dan ikut membaca untuk mengisi ruang dan waktu.

(15)

membuat mahasiswa jenuh dan ketika menerangkan materi perkuliahan terkesan satu arah sehingga mahasiswa tidak bisa memahami dan memberikan feed back. Supaya tidak terkesan satu arah proses pengajaran harus dibuat semenarik mungkin dan menyenangkan. Bisa dilakukan dengan metode berdiskusi, dibuat dinamika kelompok dan sebagainya.

Selain itu untuk menambah minat baca mahasiswa dosen bisa membuat tugas makalah dan slide power point. Dengan demikian mahasiswa tidak akan mangkir untuk tidak mau membaca buku dan lambat laun ia akan sadar bahwa membaca adalah kebutuhan pokok bagi mahasiswa. Sebaiknya dosen memberikan tugas tema makalahnya yang lebih beragam dan banyak, sehingga mahasiswa akan lebih leluasa dalam mengeksplor isi dari tugas materi kuliah tersebut.

(16)

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perlu disadari bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi semua orang. Banyak hal yang dapat diperoleh dalam keidupan, jika seseorang rajin membaca. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai sumber daya manusia Indonesia sangat dibutuhkan ide dan pendapatnya untuk membangun negeri ini. Kualitas SDM ini sangat terkait dengan minat membaca yang dimiliki mahasiswa. Kebiasaan membaca tidak hanya berkaitan dengan proses belajar mengajar saja, tetapi juga dapat membentuk kepribadian individu dengan menghayati hasil bacaannya.

Minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Minat membaca juga diartikan sebagai sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam diri terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Ada beberapa cara ataupun upaya bagi mahasiswa ataupun orang disekitarnya untuk membangun kebudayaan membaca. Oleh karena itu, semua pihak harus bisa bekerjasama akan hal tersebut.

B. SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Contoh tindakan campurtangan pihak berkuasa dalam kegiatan ekonomi adalah seperti tindakan mengagihkan semua kekayaan negara supaya tidak wujud ketidakseimbangan

Berkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat maupun mitra usaha, pada tahun 1986 para anggota perkumpulan BAPEMIL membentuk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional dengan

Bila dalam proses perjalanan dari pembangkit listrik kepelanggan melalui jaringan transmisi atau distribusi tentunya ada berbagai energi yang hilang atau dalam istilah teknis

Hal ini juga merupakan sebuah bentuk peringatan kepada pihak Belanda bahwa Indonesia akan melakukan apapun untuk merebut kembali wilayah Irian sekalipun itu

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara objektif dengan

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan lelang eksekusi harta pailit pada KPKNL Medan dan mengapa eksekusi harta pailit melalui penjualan di muka umum (lelang)

diperhatikan mengingat bagaimana kondisi lingkungan bencana yang biasanya sulit untuk dijangkau. Untuk hal ini komunikasi menjadi hal mendasar yang diperlukan

Kepuasan kerja juga sangat mempengaruhi betah atau tidaknya seorang karyawan bekerja disuatu perusahaan, jika karyawan sudah merasa puas atas pekerjaan yang ia jalani dan