• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kaitan Strategi Dengan Perpindahan Fakto (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kaitan Strategi Dengan Perpindahan Fakto (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

A.A Gede Agung Baskara Kepakisan / Week 6 071411231001

Kaitan Strategi Dengan Perpindahan Faktor Internasional dan Investasi Dalam Bisnis Internasional

Ekonomi merupakan aspek yang dapat dikatakan telah mendasar dalam kehidupan individu mengingat bahwa hampir seluruh kegiatan dan aktifitas individu berhubungan dengan nilai-nilai dan raihan ekonomis. Oleh karenanya, individu sebagai aktor yang berioentasi pada keuntungan atau profit oriented akan mengejar raihan atas nilai-nilai ekonomis yang lebih maksimal dibanding individu lain yang dalam hal ini merupakan kompetitor. Adanya kenyataan akan hadirnya kompetitor dalam mengejar raihan ekonomi inilah yang kemudian menjadi latar belakang dari munculnya strategi dimana strategi kemudian dapat membuka peluang yang lebih besar hingga mengamankan lintasan atau secure trajectory individu yang bersangkutan menuju nilai serta raihan ekonomis yang maksmal (Aurik et al., 2014). Dalam perjalanannya, Aurik et al. (2014) juga menjelaskan bahwasannya secara umum terdapat empat periodisasi atau fase dari perkembangan strategi hingga pada akhirnya strategi memiliki kajian bisnis di dalamnya. Fase pertama adalah the early days. Dalam hal ini, strategi merupakan kajian yang pada awalnya diadopsi berdasarkan fenomena hard politics yakni war dimana strategi pada era tersebut merujuk pada strategi perang era Sun Tzu dan Clausewitzz yang berbicara bahwa memenangkan peperangan secara efektif adalah dengan menyerang strategi lawan sehingga dapat mengamankan lintasan atau securing trajectory menuju kemenangan.

(2)

kemudian merujuk pada era industrial proficiency strategies pada akhir tahun 1968. Pada era ini, strategi bisnis kemudian mengalami perubahan yang disebabkan oleh mulai berkembang dan menjamurnya industri sebagai dampak dari hadirnya globalisasi. Dalam hal ini, Ghemawat (2007) mengungkapkan bahwasannya transisi strategi bisnis selain disebabkan oleh pesatnya industrialisasi juga disebabkan oleh berakarnya pandangan Taylorism dalam sektor industri yang berorientasi pada peningkatan produktivitas dan efektivitas buruh sehingga untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya pemisahan antara planning yang berfokus pada efisiensi dan efektifitas dengan production yang berfokus pada aspek produksi. Kebutuhan industri akan adanya pemisahan agar menjamin produktivitas dan efektivitas inilah yang kemudian menjadi awal terbentuknya Sloan School of Management yang menjadi cikal bakal lahirnya strategi manajemen (Aurik et al. 2014).

(3)

tujuan meningkatkan efisiensi produksi yang berimplikasi pada peningkatan aktivitas perekonomian suatu negara, sementara investasi dipandang sebagai bentuk penanaman aset yang keuntungannya bersifat jangka panjang. Terdapat perbedaan antara manajemen dengan perpindahan faktor produksi internasional dan investasi dimana manajemen berkaitan dengan pengembangan organisasi yang berhubungan dengan faktor produksi dan penanaman investasi dari perusahaan ataupun organisasi yang bersangkutan. Sehingga dapat dikatakan bahwa mobilitas faktor produksi dan investasi berada dalam ruang lingkup atau naungan manajemen. Terlepas dari itu, hal yang kemudian menjadi penting adalah terkait investasi mengingat investasi dapat memberikan keuntungan jangka panjang bagi suatu perusahaan dan juga bagi negara baik sebagai host ataupun home country. Namun tidak menutup kemungkinan juga bahwa investasi yang masuk ke dalam suatu negara justru menimbulkan dampak-dampak negatif bagi kondisi perekonomian negara tersebut. Oleh karenanya, secara nasional dalam menyikapi hadirnya investasi modal asing ini negara sebagai satu-satunya aktor yang harus dan dapat mengatur aktivitas perekonomiannya kemudian menghadirkan berbagai kebijakan seperti adanya hambatan berupa tarif maupun non-tarif serta menghadirkan berbagai aturan yang tertuang dalam konstitusi mengenai penamanan modal asing yang diterapkan secara selektif agar investasi modal asing tersebut tidak mengganggu stabilitas produksi dan perekonomian domestik (Salvatore, 2013). Sedangkan secara internasional, negara dalam mengatur investasi modal asing kemudian cenderung masuk kedalam organisasi perdangan dunia seperti halnya kedalam WTO (World Trade Organization) mengingat didalamnya terdapat aturan mengenai penanaman modal asing yang disebut dengan Trade-Related Investment Measures yang disepakati guna memberikan keuntungan bersama terhadap negara-negara anggota. Sederhananya, masuknya negara ke dalam organisasi perdagangan tidak hanya untuk melindungi industri domestik melalui aturan nasional saja namun juga melalui aturan-aturan yang disepakati secara bersama oleh negara-negara yang ada dalam tatanan internasional (Salvatore, 2013).

(4)

strategi yang ada kemudian tidak hanya berfokus pada efisiensi produksi tapi juga berfokus pada pengembangan organisasi melalui perpindahan faktor produksi internasional dan menanamkan investasi yang bertujuan untuk memastikan organisasi berjalan dengan baik dan lebih efektif dibanding kompetitor.

Referensi:

Aurik, Johan et al. 2014. The History of Strategy and its Future Prospects. A.T. Kearney Inc. Ghemawat, Pankaj. 2007. Managing Differences: The Central Challenge of Global Strategy. Porter, Michael A. 1990. The Competitive Advantage of Nations. Harvard Business Review

March - April. Hal 74-91.

Referensi

Dokumen terkait

Modul ini terbagi ke dalam 2 sub tema atau unit, yaitu (1) Sadar Lingkungan, meliputi kegiatan mengidentifi - kasi informasi pada teks eksposisi, pola pengembangan teks eksposisi,

LAMPIRAN E PRINT OUT HASIL SPSS Jumlah Makanan Yang Dimakan.. Pada Hari Ke-0

banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes evaluasi tidak valid. Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari

Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggunaan saksi mahkota sebagai alat bukti dalam perkara pidana perlu ditinjau ulang kembali karena bertentangan dan

dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba

Pengelompokan penggunaan alas kaki responden berdasarkan kriteria dari Sihombing (2009), didapatkan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Distribusi

Mengetahui jenis telur cacing Soil Transmitted Helminths (STH) yang terdapat pada sayuran selada keriting, seledri, bawang daun, kubis, wortel dan kentang yang dijual di

Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri