• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renja SKPD | Website Resmi Kabupaten Tulang Bawang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Renja SKPD | Website Resmi Kabupaten Tulang Bawang"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG

NOMOR : 900/5/SK/VI.1/TB/I/2016 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG TAHUN 2016-2017

KEPALA BAPPEDA KABUPATEN TULANG BAWANG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja setiap satuan kerja perangkat daerah, perlu menetapkan indikator kinerja utama di lingkungan instansi masing-masing;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (2) point c Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Satuan Kerja Perangkat Daerah wajib menetapkan Indikator Kinerja Utama;

c. bahwa penetapan Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada pertimbangan huruf a, dan huruf b, perlu diatur dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Tulang Bawang dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tanggamus (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3667);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726) 3100 Fax (0726) 3100

(3)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);

8. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 4 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2018

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG

KESATU : Indikator Kinerja Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran

keputusan ini,merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Bappeda untuk menetapkan Rencana Kerja Tahunan, menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran, menyusun dokumen Penetapan Kinerja, menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja.

KEDUA : Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja dan Evaluasi

terhadap pencapaian kinerja dilakukan oleh setiap pimpinan Unit Kerja dan disampaikan kepada Bupati Tulang Bawang.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengen ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Menggala

Pada tanggal : Januari 2016

KEPALA BAPPEDA,

(4)

Lampiran : Keputusan Kepala Bappeda Kab. Tulang Bawang

Nomor : 900/5/SK/VI.1/TB/I/2016

Tanggal : Januari 2016

NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA FORMULASI PERHITUNGAN

(1) (2) (3) (4)

1. Meningkatnya ketersediaan dokumen perencanaan daerah yang berkualitas

Jumlah dokumen perencanaan pembangunan daerah yang partisipatif dan berkualitas

Jumlah dokumen perencanaan pembangunan

Jumlah dokumen kajian pengembangan potensi ekonomi

Jumlah dokumen kajian pengembangan potensi ekonomi

2. Meningkatnya kualitas pengendalian pembangunan daerah

Persentase kesesuaian program/kegiatan yang direncanakan terhadap program/kegiatan yang dianggarkan (APBD)

(Jumlah program/kegiatan yang dianggarkan dalam APBD dibagi jumlah program/kegiatan yang direncanakan dalan Renja) x 100%

Persentase SKPD menyusun Renstra sesuai peraturan perundangan tepat waktu

(Jumlah SKPD menyusun Renstra sesuai peraturan perundangan tepat waktu dibagi Jumlah total SKPD) x 100%

Persentase SKPD menyusun Renja sesuai peraturan perundangan tepat waktu

(Jumlah SKPD menyusun Renja sesuai peraturan perundangan tepat waktu dibagi Jumlah total SKPD) x 100%

3. Meningkatnya ketersediaan informasi pembangunan daerah

(5)

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 2

1.3. Landasan Hukum ... 2

BAB II PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA ... 4

2.1. Definisi Indikator Kinerja Utama ... 4

2.2. Syarat Kriteria Indikator Kinerja Utama ... 4

BAB III GAMBARAN UMUM ... 6

3.1. Visi ... 6

3.2. Misi ... 8

3.3. Tujuan ... 9

3.4. Sasaran ... 10

3.5. Strategi ... 10

3.6. Kebijakan ... 11

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan yang dilaksanakan melalui pelaksanaan program dan kegiatan diharapkan semaksimal mungkin dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan hal tersebut lembaga pemerintah harus mampu menerakan sistem yang kondusif bagi berlangsungnya pembangunan sejak dari perencanaan hingga proses evaluasi. Prinsip Good Governance atau kepemerintahan yang baik merupakan sebuah komitmen yang mutlak dalam penyelenggaraan kepemerintahan dengan bercirikan profesionalisme, transparan, efektif, efisien akuntabel, demokratis dengan tetap menjungjung supremasi hukum.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pemerintah, maka diperlukan suatu pengukuran kinerja untuk menunjukan apakah sasaran atau kegiatan telah berhasil dicapai, yang kemudian dituangkan dalam Indikator Kinerja. Agar sasaran kegiatan dan program berjalan efektif, efisien dan optimal maka ditetapkan suatu pengukuran Indikator Kinerja strategis yang menjadi prioritas di setiap Instansi pemerintah sebagai suatu bentuk penajaman sasaran sehingga diharapkan tujuan visi dan misi organisasi dapat tercapai sesuai dengan perencanaan yang tertuang dalam RPJMD, RENSTRA maupun RENJA, yang telah ditetapkan.

(7)

2 1.2. Maksud dan Tujuan

Penetapan Indikator Kinerja Utama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tulang Bawang disusun dengan maksud dan tujuan :

1. Untuk memproleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam menyelenggarakan menejeman kinerja secara baik.

2. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja.

1.3. Landasan Hukum

1.

Undang–Undang Nomor 02 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Tulang Bawang dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tanggamus;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

8. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);

(8)

3

10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Tulang Bawang Nomor 4 Tahun 2013 tentang

(9)

4

BAB II

PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA

2.1. Definisi Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis operasional. Setiap lembaga atau Instansi pemerintah wajib merumuskan Indikator Kinerja Utama sebagai suatu prioritas program dan kegiatan yang mengacu pada sasaran strategis dalam RPJMD dan RENSTRA Satuan Kerja Perangkat Daerah.

Indikator Kinerja Utama pada Unit Organisasi setingkat Eselon II/SKPD/Unit kerja mandiri sekurang-kurangnya adalah Indikator keluaran (output) untuk mendukung pencapaian sasaran strategis.

2.2. Syarat Kriteria Indikator Kinerja Utama

Penetapan Indikator Utama harus memenuhi karakteristik dan kriteria Indikator Kinerja yang memadai untuk pengukuran kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu:

1. Spesifik;

Indikator Kinerja harus spesifik mengacu pada apa yang akan diukur, sehingga mempunyai persepsi yang sama.

2. Measurable;

Indikator Kinerja harus dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

3. Achievable;

(10)

5 4. Relevant;

Indikator Kinerja harus merupakan alat ukur yang menggambarkan sedekat mungkin ( keberhasilan/kegagalan) yang akan diukur.

5. Timelines;

Indikator kinerja yang ditetapkan menggambarkan suatu kinerja yang dapat dicapai untuk kurun waktu tertentu. Sedapat mungkin Indikator Kinerja juga fleksibel apabila dikemudian hari terjadi perubahan.

Dalam penetapkan dan pemilihan Indikator Kinerja Utama hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Adanya keselarasan dan mengacu pada Dokumen RPJMD, RENSTRA dan Kebijakan Umum;

2. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi SKPD;

3. Kebutuhan informasi kinerja untuk menyelenggarakan Akuntabilitas Kinerja; 4. Kebutuhan statistik pemerintah;

(11)

6

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1. Visi

Visi merupakan gambaran tentang kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang oleh pimpinan dan seluruh staf Bappeda Kabupaten Tulang Bawang. Visi yang ditetapkan harus mampu memperlihatkan gambaran keseluruhan apa yang akan dicapai secara jelas, ringkas, mudah diingat, memberi inspirasi, sebagai titik temu, memiliki fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya.

Visi harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : a. Dapat dibayangkan (imaginable) oleh pimpinan dan staf;

b. Memiliki nilai yang diinginkan (desirable) oleh pimpinan dan staf; c. Memungkinkan untuk dicapai (achievable);

d. Terfokus pada permasalahan utama;

e. Berwawasan jangka panjang (5 s/d 20 tahun) dan tidak mengabaikan perkembangan;

f. Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh stakeholders.

Berdasarkan kriteria dan persyaratan tersebut, maka ditetapkan Visi Bappeda Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2013-2018 adalah :

TERWUJUDNYA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG

BERKUALITAS, PARTISIPATIF, TERPADU, BERKELANJUTAN DAN

(12)

7

Berdasarkan visi tersebut, kondisi yang ingin diwujudkan adalah: 1. Perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas

Perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas dapat diartikan bahwa perencanaan pembangunan daerah yang dihasilkan harus mempertimbangkan berbagai aspek perencanaan daerah dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Perencanaan pembangunan daerah yang partisipatif.

Perencanaan pembangunan daerah yang partisipatif dapat diartikan bahwa perencanaan pembangunan yang disusun merupakan hasil partisipasi masyarakat, pengusaha, aparatur dan seluruh stakeholders pembangunan. 3. Perencanaan pembangunan daerah yang terpadu

Perencanaan pembangunan daerah yang terpadu dapat diartikan bahwa perencanaan pembangunan yang disusun merupakan keterpaduan dari berbagai kebutuhan, sektor, kebutuhan masyarakat, kebutuhan daerah dan kebutuhan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Perencanaan pembangunan daerah yang berkelanjutan.

Perencanaan pembangunan daerah yang berkelanjutan dapat diartikan bahwa perencanaan pembangunan yang disusun merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan meneruskan proses perencanaan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.

5. Perencanaan pembangunan daerah yang akuntabel.

Perencanaan pembangunan daerah yang akuntabel dapat diartikan bahwa perencanaan pembangunan yang disusun merupakan suatu perencanaan yang teratur, terukur dan berkesinambungan.

6. Perencanaan pembangunan daerah yang sesuai dengan potensi daerah.

(13)

8

dengan kondisi sosial budaya, sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang tersedia.

3.2. Misi

Misi merupakan langkah-langkah yang diambil dalam mencapai Visi dengan menawarkan keuanggulan seperti peningkatan efisiensi, hasil yang lebih baik, inovasi dan fleksibilitas serta meningkatkan semangat bagi pimpnan dan seluruh staf unit kerja.

Dalam upaya mewujudkan visi tersebut, maka Bappeda Kabupaten Tulang Bawang merumuskan misi yang harus dilaksanakan. Berikut adalah misi yang ditetapkan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan oleh Bappeda Kabupaten Tulang Bawang:

Misi 1 : Meningkatkan kualitas sistem perencanaan daerah

Misi 2 : Meningkatkan kualitas sistem pengendalian pembangunan daerah. Misi 3 : Meningkatkan kualitas sistem informasi pembangunan daerah. Tujuan adalah hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu-isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah yang berhubungan dengan layanan dan tugas serta fungsi SKPD. Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut. Dalam upaya merealisasikan visi dan misi yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan langkah-langkah operasional yang lebih terarah dalam bentuk tujuan dan sasaran. Tujuan yang ditetapkan oleh Bappeda Kabupaten Tulang Bawang dalam rencana strategis ini adalah:

(14)

9

Sedangkan Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yaitu sesuatu yang ingin dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Bappeda dengan kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang indikator sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada implementasi program/kegiatan yang disertai dengan rencana tingakt capaian (target masing-masing indikator dari program dan kegiatan).

3.3. Tujuan

Tujuan adalah hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab isu-isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah yang berhubungan dengan layanan dan tugas serta fungsi SKPD. Sedangkan sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut.

Dalam upaya merealisasikan visi dan misi yang telah dirumuskan, perlu ditetapkan langkah-langkah operasional yang lebih terarah dalam bentuk tujuan dan sasaran.

Tujuan yang ditetapkan oleh Bappeda Kabupaten Tulang Bawang dalam rencana strategis ini adalah:

a. Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan daerah; b. Meningkatkan kualitas pengendalian pembangunan daerah; c. Meningkatkan kualitas informasi pembangunan daerah.

3.4. Sasaran

(15)

10

a. Sasaran untuk mencapai tujuan misi pertama yaitu:

 Meningkatnya ketersediaan dokumen perencanaan daerah yang berkualitas b. Sasaran untuk mencapai tujuan misi kedua yaitu:

 Meningkatnya kualitas pengendalian pembangunan daerah c. Sasaran untuk mencapai tujuan misi ketiga yaitu:

 Meningkatnya ketersediaan informasi pembangunan daerah.

3.5. Strategi

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana SKPD mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif, strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan strategik tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya upaya memberbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi.

Strategi pencapaian tujuan dan sasaran merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya organisasi yang meliputi penetapan kebijakan, program operasional dan kegiatan, dengan memperhatikan sumberdaya organisasi serta keadaan lingkungan yang dihadapi.

Penetapan strategi akan memberi kesatuan pandangan dan langkah dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pemilihan strategi merupakan proses pembuatan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran. Kunci keberhasilan yang telah ditetapkan sangat tergantung pada komitmen pimpinan.

(16)

11

dilakukan untuk mengevaluasi faktor-faktor lingkungan strategis yang mempengaruhi pembangunan daerah.

Bappeda Kabupaten Tulang Bawang menetapkan beberapa strategi yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, sebagai berikut:

I. Meningkatkan kualitas perencanaan daerah sesuai dengan potensi daerah, aspirasi dan kebutuhan masyarakat;

II. Mengembangkan sistem perencanaan pembangunan daerah yang partisipatif; III. Meningkatkan pengendalian dan pelaksanaan pembangunan daerah;

IV. Mewujudkan sistem evaluasi perencanaan daerah yang konsisten dan akuntabel;

V. Meningkatkan kualitas data dan informasi sebagai dasar penyusunan perencanaan daerah.

3.6. Kebijakan

Kebijakan merupakan ketentuan yang telah disepakati beberapa keputusan strategis dan komitmen yang kuat dari pimpinan Bappeda Kabupaten Tulang Bawang untuk dijadikan pedoman, pegangan dan petunjuk bagi setiap kegiatan agar tercapai, keterpaduan, dalam upaya mencapai sasaran, tujuan, visi dan misi Bappeda Kabupaten Tulang Bawang.

Kebijakan yang ditetapkan dalam mencapai tujuan dan sasaran pelayanan Bappeda adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran misi pertama, yaitu:  Peningkatan kualitas perencanaan daerah.

 Peningkatan kualitas SDM perencana.

(17)

12

 Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi program antar bidang, sektor, dan wilayah secara sistematis, efektif, efisien, dinamis, terpadu dan berkelanjutan.

2. Kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran misi kedua, yaitu:

 Peningkatan pelaksanaan monitoring dan evaluasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan secara berkala bersama-sama dengan pihak-pihak terkait.

 Pelaksanaan sistem evaluasi perencanaan daerah yang konsisten dan akuntabel.

3. Kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran misi ketiga, yaitu:

(18)

13

BAB IV

PENUTUP

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/20/M.PAN/11/2007, tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), bahwa setiap unit kerja wajib melaksanakan penetapan IKU dalamrangka meyakinkan keandalan informasi yang disajikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai parameter terhadap pencapaian kinerja yang telah ditetapkan dalam RPJMD dan Renstra masing-masing unit kerja.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penerapan supervisi akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam pada Madrasah Aliyah Kabupaten Sigi berjalan dengan baik karena (a)

2) Akhlak berasal dari bahasa Arab Akhlaaqun yang merupakan bentuk jamak dari Khuluqun. Sedangkan menurut istilah akhlak adalah suatu sifat yang tertanam

[r]

tiga skim penyelesaian FPB yang dimiliki siswa yaitu skim tabel, skim pohon faktor, dan skim faktorisasi prima.. Makna dan proses berpikir siswa sebagai lanjutan dari

Oleh karena itu, perancangan kembali kawasan dipandang sebagai suatu upaya peningkatan kualitas ruang terbuka publik pada kawasan ini dengan memperhatikan intervensi fisik,

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Ormrod (2008:21- 23) yang menyatakan bahwa efikasi diri berpengaruh terhadap perilaku dan kognisi

A.   Modal apa saja yang harus dimiliki konselor atau pendidik yang melakukan konseling anak?  1.  Modal  Umum.  Adanya  pemahaman  komprehensif  tentang 

Dengan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan dan minat beli ulang konsumen Carrefour