• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakter Morfometrik dan Meristik Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Perairan Mangrove Kampung Sentosa Barat Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakter Morfometrik dan Meristik Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Perairan Mangrove Kampung Sentosa Barat Kelurahan Belawan Sicanang Kecamatan Medan Belawan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kepiting Bakau merupakan salah satu biota perairan yang bernilai

ekonomis penting dan kehidupannya sangat dipengaruhi oleh keberadaan hutan

mangrove. Hutan mangrove selain sebagai penghasil sejumlah besar detritus dari

daun dan dahannya, juga dapat berfungsi sebagai daerah asuhan (nursery ground),

pemijahan (spawning ground), dan daerah mencari makan (feeding ground) bagi kepiting bakau terutama kepiting muda (Soviana, 2004).

Cholik (2013) menyatakan bahwa Kepiting Bakau telah menjadi

komoditas perikanan yang penting dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi di

Indonesia sejak tahun 1980. Produksi Kepiting Bakau sebagian besar masih

berasal dari sektor penangkapan. Permintaan Kepiting Bakau di dunia

internasional cenderung meningkat sehingga berdampak pada tingginya aktivitas

penangkapan kepiting di alam.

Tingginya nilai jual kepiting bakau, mendorong peningkatan laju

eksploitasi yang mengarah pada metode penangkapan tidak bertanggung jawab

oleh beberapa pihak. Laju eksploitasi ini dapat dilihat dari data statistik perikanan

tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2008-2012 dari

volume produksi Kepiting Bakau 26.628 ton pada tahun 2008 mengalami

peningkatan menjadi 33.910 ton pada tahun 2012. Di Indonesia, umumnya

Kepiting Bakau ditangkap menggunakan bubu (perangkap) dan jaring (gillnet)

(WWF Indonesia, 2015).

(2)

yang memiliki luas sekitar ± 600 ha dengan kondisi mangrove yang masih baik.

Masyarakat Kampung Sentosa umumnya menangkap kepiting bakau untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga beberapa komoditas lainnya. Produksi

Kepiting Bakau yang cukup tinggi menjadikannya sebagai komoditas utama

penangkapan di Kampung Sentosa. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap stok

Kepiting Bakau jika dalam melakukan penangkapan tidak diperhatikan

batasan-batasannya.

Penelitian mengenai kepiting bakau khususnya di Sumatera Utara masih

sedikit dilakukan, beberapa diantaranya adalah Tingkat Kematangan Gonad

Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Kawasan Hutan Mangrove Sicanang

Kecamatan Medan Belawan Sumatera Utara (Sianturi, 2016), Hubungan

Kerapatan Mangrove Terhadap Kelimpahan Kepiting Bakau (Scylla Spp.) di Desa

Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Provinsi

Sumatera Utara (Manalu, 2016) dan di Kampung Sentosa sendiri masih mengenai

Analisis Finansial Usaha Tambak Kepiting Bakau (S. serrata) dan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer) di Kampung Sentosa Barat Lingkungan 20 Kelurahan

Sicanang Kecamatan Medan Belawan (Susanty, 2016).

Pengelolaan stok sumberdaya perikanan akan berlangsung optimal jika

dilakukan pada spesies tunggal, sehingga suatu stok harus dikelola secara terpisah

guna mengoptimalkan stok tangkapan dan keberlanjutannya. Salah satu metode

pendugaan struktur stok adalah dengan mengkaji aspek morfometrik dan meristik

kepiting bakau di alam. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai karakter

morfometrik dan meristik Kepiting Bakau di ekosistem mangrove Kampung

Sentosa dalam mengetahui keragaman populasi Kepiting Bakau yang ada,

(3)

sehingga dapat digunakan sebagai dasar identifikasi spesies dan pengelolaan

Kepiting Bakau.

Rumusan Masalah

Peningkatan eksploitasi Kepiting Bakau, degradasi habitat dan perubahan

lingkungan menjadi faktor penyebab menurunnya populasi Kepiting Bakau di

alam. Jika hal ini terus berlanjut, dikhawatirkan keberadaaan stok Kepiting Bakau

di alam akan mengalami penurunan. Oleh karena itu agar stok Kepiting Bakau

dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik diperlukan informasi dasar

mengenai karakter morfometrik dan meristik.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan, antara lain:

1. Bagaimana ukuran morfometrik dan kisaran meristik Kepiting Bakau di

ekosistem mangrove Kampung Sentosa?

2. Bagaimana pola pertumbuhan Kepiting Bakau di ekosistem mangrove

(4)

Kerangka Pemikiran

Ekosistem mangrove di Kampung Sentosa merupakan ekosistem

mangrove yang masih bagus. Kegiatan masyarakat yang banyak dilakukan adalah

menangkap kepiting. Hal tersebut akan menyebabkan penurunan populasi

Kepiting Bakau, yang dikhawatirkan akan terjadi perubahan karakter morfometrik

dan meristik Kepiting Bakau. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Ekosistem Mangrove

Kampung Sentosa

Aktivitas Penangkapan Kondisi Lingkungan

dan Perairan

Kondisi Morfologi Kepiting Bakau

Morfometrik Meristik

Pola Pertumbuhan

Rekomendasi Pengelolaan

(5)

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui ukuran morfometrik dan kisaran meristik Kepiting Bakau di

ekosistem mangrove Kampung Sentosa.

2. Mengetahui pola pertumbuhan Kepiting Bakau di ekosistem mangrove

Kampung Sentosa.

Manfaat Penelitian

Informasi mengenai ukuran morfometrik, meristik dan pola pertumbuhan

Kepiting Bakau (S. serrata) di ekosistem mangrove diharapkan dapat dijadikan

sebagai dasar informasi dalam pengelolaan secara berkelanjutan sumberdaya

kepiting bakau di Kampung Sentosa, baik bagi nelayan, pemerintah, dan

Gambar

Gambar 1.

Referensi

Dokumen terkait

Ide ini, sama dengan pandangan bahwa semua ilmu pada akhirnya berasal dari sumber yang sama, terdapat ide kesatuan dalam ilmu disepakati secara bersama ol eh ketiga

Dengan berlakunya Undang-Undang No 7 tahun 2017 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 yang terkait dengan pengawasan yaitu Bahwa Bawaslu (Badan

CHAPTER IV INTERPRETATION AND

Based on a worldwide survey of global freight forwarders and express carriers, the Logistics Performance Index is a benchmarking tool developed by the World Bank that

Orang yang puas dengan pekerjaannya cenderung lebih mencintai organisasinya dibandingkan dengan orang yang tidak puas karena mereka merasa sudah diperhatikan oleh

[r]

 Board mikrokontroler jenis Arduino Uno yang terhubung dengan modul sensor IR, PIR, RFID reader, saklar tekan, dan buzzer.  Relay 5V yang terhubung dengan power

Masa remaja ditandai dengan pertumbuhan fisik yang sangat pesat seperti perubahan suara, tumbuhnya bulu pada tubuh bagian tertentu, tumbuhnya jakun pada pria, mulai membesarnya