• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III RKPD 2016 final

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III RKPD 2016 final"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2015

3.1 ARAH KEBIJAKAN EKONOMI DAERAH

3.1.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh kontribusi masing-masing sektor yang membentuk struktur ekonomi. Perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat secara riil pada 2012 tumbuh sebesar 6,83%, melambat dibandingkan pertumbuhan tahun 2011 sebesar 6,89%. Pada 2013 perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat diperkirakan sedikit menguat menjadi 6,85%.

Dengan pendekatan trend data PDRB harga konstan (AHK) 2009-2012, angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat 2015 hingga 2016 diprediksikan tumbuh cukup stabil di kisaran 6,92% sampai 6,98%. Sementara itu, dengan pendekatan pertumbuhan tahun sebelumnya (y-1), diperoleh angka pertumbuhan yang sedikit lebih tinggi yakni 7,02% pada 2015 dan mencapai 7,09% pada 2016. Angka pertumbuhan tersebut masih di bawah target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMD tahun 2015 yang dipatok pada angka 7,20% dan tahun 2016 yang ditargetkan tumbuh mencapai 7,30%.

Tabel 3.1

Pertumbuhan Ekonomi Kab.Kotawaringin Barat 2011-2016

Tahun 2011 2012 2013* 2014* 2015* 2016*

Pertumbuhan Sumber : Olah data dan analisis

Angka pertumbuhan persektor, berdasarkan penghitungan PDRB atas dasar harga konstan 2000, seluruh sektor memiliki angka pertumbuhan yang positif pada 2012. Sektor yang mencatat angka pertumbuhan tertinggi adalah sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan yaitu sebesar 13,73 %. Namun angka ini tidak berpengaruh banyak pada pembentukan PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat, karena kontribusi Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat relatif kecil. Sementara, Sektor Pertanian mempunyai angka pertumbuhan terrendah yakni sebesar 5,40 %. Meskipun rendah, pertumbuhan Sektor Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat sangat besar karena sektor ini memiliki kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB.

Meski demikian, ternyata hanya 4 sektor yang memiliki kinerja yang baik pada 2012 jika dibandingkan dengan 2011. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran tumbuh sebesar 8,5%, naik dari angka 6,5% pada 2011. Sektor Bangunan, yang memiliki kontribusi kecil, juga mencatat pertumbuhan yang cukup baik yakni 8,13%, lebih tinggi dibanding tahun 2011 sebesar 6,13%. Sektor Jasa-jasa tumbuh sebesar 7,4%, naik dari tahun 2011 sebesar 5,98%. Terakhir sektor pertanian tumbuh sebesar 5,4%, naik tipis dari

(2)

Lima sektor lainnya tercatat mengalami pertumbuhan lebih rendah dari tahun sebelumnya. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 6,65%, sedikit turun dari tahun 2011 sebesar 7,62%. Sektor listrik, gas dan air tumbuh sebesar 8,38% atau turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 9,33%. Sektor industri pengolahan yang memiliki kontribusi terbesar ketiga ternyata juga mengalami perlambatan pertumbuhan, yakni sebesar 6,45%, sedikit turun dibandingkan tahun 2011 sebesar 6,75%. Sementara itu, pengangkutan dan komunikasi hanya tumbuh sebesar 7,24%, merosot tajam jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 14,24%. Terakhir sektor keuangan yang memiliki angka pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 13,73% justru tumbuh lebih rendah dibandingkan tahun 2011 yang mencapai 16,52%.

a. Struktur Ekonomi dan Kontribusi Persektor

Dilihat dari kontribusi persektor, PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat masih didominasi oleh sektor pertanian, dengan kontribusi pada 2012 sebesar 42,09% dan sebesar 41,31% pada 2013*. Namun demikian, dengan memperhatikan rata-rata pertumbuhan sektor pertanian pada PDRB harga berlaku (AHB) 2009-2012, terdapat kecenderungan bahwa kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan setiap tahun. Diperkirakan kontribusinya juga turun menjadi 39,72% di tahun 2015, dan terus turun hingga 38,92% di tahun 2016. Penurunan sektor pertanian ini disebabkan pertumbuhan subsektor pertanian tanaman pangan dan subsektor kehutanan yang terus mengalami penurunan. Berbanding terbalik, subsektor perkebunan terus mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Sedangkan subsektor perikanan dan peternakan mengalami kenaikan namun tidak signifikan.

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran menempati urutan kedua dalam menyumbang kontribusi terbesar dalam perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat tahun 2015 yaitu sebesar 16,82%. Sektor Industri Pengolahan berada di posisi ketiga dengan kontribusi sebesar 13,96% pada 2015. Sektor Jasa-Jasa menempati posisi keempat dengan menyumbang sebesar 9,5%, diikuti Sektor Pengangkutan dan Komunikasi di urutan kelima dengan kontribusi mencapai 9,42%. Selanjutnya ditempati Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dengan sumbangan sebesar 5,81%.

Keenam sektor diatas merupakan sektor-sektor besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat pada 2015. Sedangkan tiga sektor lainnya memberikan kontribusi yang relatif kecil, yakni Sektor Bangunan dengan kontribusi sebesar 2,73%, Sektor Pertambangan dan Penggalian dengan kontribusi sebesar 1,63% dan posisi terakhir adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dengan kontribusi sebesar 0,40%.

Sementara itu, apabila distrukturkan, proporsi antara sektor-sektor primer, sekunder, dan tersier terlihat kurang seimbang. Proporsi sektor primer menempati porsi terbesar, disusul sektor tersier dan paling sedikit adalah sektor sekunder. Ini mengindikasikan bahwa pergeseran aktivitas sektoral di Kabupaten Kotawaringin Barat

(3)

melompat dari aktivitas primer ke tersier, tanpa didukung pergerakan aktivitas sekunder. Kondisi tersebut perlu diperbaiki dengan penguatan aktivitas hilir pada sektor primer, utamanya dengan membenahi sektor industri pengolahan. Diharapkan langkah ini dapat memberikan nilai tambah bagi produk-produk sektor primer, yang secara otomatis juga akan mendorong pergerakan aktivitas sektor tersier menjadi lebih baik.

b. Gambaran kondisi ekonomi berdasarkan analisis Tipologi Klassen, LQ dan Shift Share

Dengan menggunakan data PDRB AHK 2009-2012, hasil analisis tipologi klassen menunjukkan terdapat tiga sektor yang memiliki predikat sektor prima atau maju, yakni sektor pertanian, industri pengolahan, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Ketiganya tercatat memiliki angka pertumbuhan yang relatif tinggi dan atau memberikan kontribusi cukup besar terhadap PDRB. Sementara sektor jasa-jasa masuk dalam kategori sektor berkembang, yakni mengalami pertumbuhan tinggi namun memberikan kontribusi yang rendah terhadap PDRB Kab.Kobar. Sektor pertambangan dan penggalian masuk dalam kategori sektor potensial namun tertekan. Pada tataran riil di lapangan, potensi pertambangan di Kabupaten Kotawaringin Barat cukup baik, namun perkembangannya terkendala faktor, seperti legalitas peruntukan kawasan/wilayah pertambangan, prosedur perizinan investasi, mekanisme aktivitas pertambangan, serta permasalahan infrastruktur pendukung aktivitas pertambangan. Sedangkan sektor lainnya tergolong kategori sektor tertinggal, yakni sektor listrik, air dan gas, bangunan, Keuangan dan jasa, serta perdagangan hotel dan restoran.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebenarnya merupakan sektor yang memiliki pertumbuhan positif, kontribusi besar dan kinerja yang cukup baik. Akan tetapi pertumbuhan sektor ini di tingkat kabupaten masih di bawah angka pertumbuhan sektor yang sama di tingkat propinsi, sehingga dalam analisis tipologi klassen sektor perdagangan, hotel dan restoran masuk dalam kategori tertinggal.

Berdasarkan analisis shift share, diketahui terdapat 3 sektor yang memiliki keunggulan komparatif terhadap ekonomi regional, yakni sektor pertanian, industri pengolahan, serta angkutan dan komunikasi. Ketiga sektor tersebut ditingkat kabupaten tumbuh lebih cepat dibanding sektor yang sama di tingkat propinsi.

Sementara berdasarkan analisis location quotient (LQ) sektor basis masih belum bergeser yakni sektor pertanian dan industri pengolahan. Pada periode ini terjadi pergeseran positif sektor pengangkutan dan komunikasi, dari sektor lokal mendekati sektor basis. Apabila sektor ini mendapatkan dukungan yang baik dalam perkembangannya, dapat dimungkinkan pengangkutan dan komunikasi juga menjadi sektor basis Kabupaten Kotawaringin Barat di masa mendatang.

Berdasarkan overlay hasil analisis dengan ketiga metode di atas, diketahui bahwa sektor yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian Kabupaten Kotawaringin Barat saat ini adalah sektor pertanian, industri pengolahan dan pengangkutan dan komunikasi. Sektor perdagangan, hotel dan restoran, jasa-jasa serta keuangan dan

(4)

listrik, air dan gas, bangunan, serta pertambangan dan penggalian perlu mendapat perhatian untuk membenahi kinerjanya.

(5)

Tabel 3.2

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2012 - 2016 Atas Dasar Harga Konstan 2000

Kabupaten Kotawaringin Barat

NO SEKTOR 2012 2013* 2014* 2015* 2016*

(RP) % (RP) % (RP) % (RP) % (RP) %

1 PERTANIAN 1.258.408.140.000 42,33 1.324.911.484.428 41,71 1.394.929.344.282 41,08 1.468.647.451.856 40,45 1.546.261.354.873 39,81

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 40.210.000.000 1,35 42.798.532.107 1,35 45.553.701.829 1,34 48.486.236.516 1,34 51.607.554.098 1,33

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 447.815.860.000 15,06 476.530.077.423 15,00 507.085.467.426 14,94 539.600.087.081 14,86 574.199.563.352 14,78

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10.783.140.000 0,36 11.698.572.016 0,37 12.691.719.407 0,37 13.769.179.802 0,38 14.938.110.931 0,38

5 BANGUNAN 111.523.670.000 3,75 119.948.264.945 3,78 129.009.261.112 3,80 138.754.732.804 3,82 149.236.385.896 3,84

6 PERDAG, HOTEL & RESTORAN 502.790.170.000 16,91 542.106.119.761 17,07 584.496.401.516 17,22 630.201.414.320 17,36 679.480.355.364 17,49

7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 249.456.000.000 8,39 271.651.163.133 8,55 295.821.124.494 8,71 322.141.590.293 8,87 350.803.900.073 9,03

8 KEU, PERSEWAAN &JASA PERUSH. 118.748.060.000 3,99 137.143.518.290 4,32 158.388.647.434 4,66 182.924.894.657 5,04 211.262.092.501 5,44

9 JASA-JASA 233.164.030.000 7,84 249.644.322.691 7,86 267.289.460.780 7,87 286.181.776.833 7,88 306.409.422.775 7,89 TOTAL PDRB 2.972.899.070.000 100,00 3.176.432.054.794 100,00 3.395.265.128.279 100,00 3.630.707.364.162 100,00 3.884.198.739.864 100,00

Sumber : Hasil Olah Data dan Analisis Keterangan : *) angka proyeksi

(6)

Nilai Dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2012- 2016

Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Kotawaringin Barat

NO SEKTOR 2012 2013* 2014* 2015* 2016*

(RP) % (RP) % (RP) % (RP) % (RP) %

1 PERTANIAN 2.461.017.410.000 42,09 2.729.860.499.445 41,31 3.028.072.177.039 40,52 3.358.860.685.820 39,72 3.725.784.739.312 38,92

2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 95.115.690.000 1,63 107.712.773.935 1,63 121.978.210.628 1,63 138.132.956.050 1,63 156.427.229.493 1,63

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 813.316.980.000 13,91 920.941.956.877 13,94 1.042.808.780.330 13,95 1.180.802.051.871 13,96 1.337.055.759.409 13,97

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 22.948.730.000 0,39 26.042.927.606 0,39 29.554.318.619 0,40 33.539.153.594 0,40 38.061.267.400 0,40

5 BANGUNAN 169.986.590.000 2,91 188.193.179.640 2,85 208.349.804.906 2,79 230.665.326.380 2,73 255.370.974.877 2,67

6 PERDAG, HOTEL & RESTORAN 967.820.970.000 16,55 1.100.344.876.931 16,65 1.251.015.307.293 16,74 1.422.317.067.942 16,82 1.617.075.210.802 16,89

7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 516.893.950.000 8,84 597.061.052.048 9,03 689.661.583.141 9,23 796.623.892.362 9,42 920.175.403.988 9,61

8 KEU, PERSEWAAN & JASA PERUSH. 270.327.870.000 4,62 329.879.916.012 4,99 402.551.016.986 5,39 491.231.243.283 5,81 599.447.335.107 6,26

9 JASA-JASA 529.226.050.000 9,05 608.306.821.172 9,21 699.204.411.204 9,36 803.684.574.349 9,50 923.776.916.589 9,65 TOTAL PDRB 5.846.654.240.000 100,00 6.608.344.003.667 100,00 7.473.195.610.146 100,00 8.455.856.951.650 100 9.573.174.836.977 100,00 Sumber : Hasil Olah Data dan Analisis

Keterangan : *) angka proyeksi

(7)

Tabel 3.4

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2012 - 2016 Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK)

Kabupaten Kotawaringin Barat

NO Sektor

2012 2013* 2014* 2015* 2016*

HB HK HB HK HB HK HB HK HB HK

(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)

1 PERTANIAN 42,09 42,33 41,31 41,71 40,52 41,08 39,72 40,45 38,92 39,81 2 PERTAMBANGAN& PENGGALIAN 1,63 1,35 1,63 1,35 1,63 1,34 1,63 1,34 1,63 1,33 3 INDUSTRI PENGOLAHAN 13,91 15,06 13,94 15,00 13,95 14,94 13,96 14,86 13,97 14,78 4 LISTRIK,GAS&AIR BERSIH 0,39 0,36 0,39 0,37 0,40 0,37 0,40 0,38 0,40 0,38

5 KONSTRUKSI 2,91 3,75 2,85 3,78 2,79 3,80 2,73 3,82 2,67 3,84

6 PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN 16,55 16,91 16,65 17,07 16,74 17,22 16,82 17,36 16,89 17,49 7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8,84 8,39 9,03 8,55 9,23 8,71 9,42 8,87 9,61 9,03 8 KEUANGAN, SEWA, & JS. PERUSAHAAN 4,62 3,99 4,99 4,32 5,39 4,66 5,81 5,04 6,26 5,44

9 JASA-JASA 9,05 7,84 9,21 7,86 9,36 7,87 9,50 7,88 9,65 7,89

PDRB 13,99 6,83 13,03 6,85 10,09 6,89 13,15 6,93 13,21 6,98

Sumber : Hasil Olah Data dan Analisis Keterangan : *) angka proyeksi

(8)

Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga Konstan (HK) Tahun 2012 - 2016 Kabupaten Kotawaringin Barat

Sumber : Hasil Olah Data dan Analisis

RKPD KAB. KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2014 III - 8

NO SEKTOR

PERTUMBUHAN

HB HK

% %

1 PERTANIAN 11,28 5,31

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 13,42 6,48

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 13,01 6,42

4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 13,59 8,47

5 BANGUNAN 11,14 7,67

6 PERDAG, HOTEL & RESTORAN 14,18 7,96

7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 15,51 8,57

8 KEU, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 21,49 15,14

9 JASA-JASA 15,01 7,13

(9)

Tabel 3.6

Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat

No

. Indikator Makro Ekonomi Satuan 2012 Realisasi 2013* Bertambah/Berkurang 2014* Proyeksi 2015*

1 2 3 4 5 6 7 8

1. PDRB Harga Berlaku Rp 5.846.654.240.

000 6.608.344.003.667 761.689.763.667 7.473.195.610.146 8.455.856.951.650 2. PDRB Harga Konstan Rp 2.972.899.070.

000 3.176.432.054.794 203.532.984.794 3.395.265.128.279 3.630.707.364.162 3. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi/ PDRB Harga

Berlaku tahun tertentu % 13,99 13,03 (0,96) 13,09 13,15

4. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi/ PDRB Harga

Konstan tahun tertentu % 6,83 6,85 0,02 6,89 6,93

5. Tingkat Inflasi % 3,99 4,00 (0,01) 3,50 3,00

6. Jumlah Penduduk Miskin % 5,64 3,00 (1,36) 2,00 2,00

7. Tingkat Pengangguran % 2,36 2,50 0,14 2,30 2,10

8. Pendapatan perkapita (AHB) Rp 23.849.974,26 26.331.840,44 2.481.866,18 29.087.297,01 32.148.613,63

Sumber : Hasil Olah Data dan Analisis

(10)

Laju inflasi di Kabupaten Kotawaringin Barat semakin terkendali. Pada bulan Desember 2012 terjadi inflasi sebesar 0,81%, laju inflasi Tahun Kalender (Jan-Des 2012) sebesar 3,99%, laju inflasi year on year (Des 2011 – Des 2012) sebesar 3,99%. Angka ini lebih rendah dari inflasi 2011 yang mencapai 5,58%. Komoditas pemicuinflasi pada 2012 adalah Daging Ayam Ras, Ikan Gabus, Ikan Tenggiri, Ikan Asin Telang, Ikan Baung, Sawi Hijau, Daging Sapi, Angkutan Udara. Sementara komoditas penghambat laju inflasi adalah Ketimun, Jagung Muda, Kacang Panjang, Cabe Hijau, dan Cabe Rawit. Lebih lanjut di uraikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.7

Nilai dan Target Inflasi Tahun 2009 - 2015 Kabupaten Kotawaringin Barat

Uraian 2009 2010 2011 2012 2013* 2014* 2015*

Inflasi 2,81 % 6,78 % 5,58 % 3,99 % 4,00 % 3,50 % 3,00%

Sumber : BPS Kabupaten Kotawaringin Barat 2013 dan RPJMD 2012-2016 Catatan :

 target/perkiraan inflasi 2013, 2014 dan 2015 diambil dari target RPJMD 2012-2016

Kebijakan ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat yang terkait langsung dengan pengembangan sektor ekonomi adalah :

1. Melaksanakan Program terpadu bidang pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat petani, nelayan dan peternak;

2. Mempersiapkan pengembangan sektor industri pengolahan (aspek hilir produk pertanian) sebagai lokomotif ekonomi baru selain pertanian dalam arti luas;

3. Menciptakan iklim investasi yang kondusif, melakukan regulasi yang menjamin kemudahan berusaha dan berinvestasi dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat;

4. Pembangunan infrastruktur untuk mendukung aktivitas ekonomi di Kabupaten Kotawaringin Barat;

5. Mempersiapkan pengembangan kawasan berdasarkan sektor unggulan dan potensi masing-masing (kompetensi inti kawasan)

Pelaksanaan kebijakan ekonomi pemerintah daerah di atas memerlukan dukungan mutlak berupa komitmen SKPD teknis dalam pelaksanaan di lapangan. SKPD teknis diwajibkan mengawal kebijakan yang telah digariskan, yang dituangkan dalam program/kegiatan. Untuk itu SKPD teknis wajib melakukan sinkronisasi program dan kegiatan yang mengarah pada pelaksanaan kebjakan daerah.

Selaras dengan kebijakan ekonomi tahun 2014, maka kebijakan ekonomi tahun 2015 diarahkan antara lain untuk:

1. Meningkatkan income perkapita melalui peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi pendapatan;

2. Memunculkan kawasan dengan keunggulan komparatif; 3. Mengurangi pengangguran;

(11)

4. Peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Terkait dengan arah kebijakan ekonomi tersebut, maka Pemerintah menetapkan strategi sebagai acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan tahun 2015, guna menjamin konsistensi rencana pembangunan tahun 2014, yaitu melalui: a. Percepatan penyediaan infrastruktur

Percepatan penyediaan infrastruktur dilakukan untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi maupun peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Cakupan penyediaan infrastruktur diutamakan pada infrastruktur dasar berupa prasarana untuk peningkatan aksesibilitas wilayah dan kelistrikan.

Selain membuka keterisolasian wilayah, prasarana yang dibangun juga ditujukan untuk meningkatkan aksesibilitas guna memperlancar aliran investasi dan produksi untuk menciptakan keterkaitan ekonomi antar wilayah dengan tetap memperhatikan aspek berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

b.

Peningkatan investasi daerah.

Investasi di daerah diharapkan mampu memperluas kesempatan kerja dan berusaha yang pada gilirannya mampu meningkatkan pendapatan perkapita. Kebijakan yang ditempuh antara lain melalui perbaikan iklim investasi yang kondusif bagi dunia usaha, baik skala usaha kecil, menengah maupun besar. Beberapa langkah yang ditempuh dalam menciptakan iklim investasi dan daya tarik investasi melalui penyediaan informasi potensi daerah, penyederhanaan perijinan dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu atap, melindungi kepastian hukum dan penyediaan tenaga kerja di daerah.

c.

Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) berupa peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga kerja. Hal ini sebagai upaya menjamin ketersediaan tenaga kerja terampil di daerah dalam rangka menarik investasi ke daerah.

d.

Dalam rangka mengurangi ketimpangan pendapatan maka didorong percepatan pertumbuhan ekonomi di pedesaan dan penciptaan keseimbangan pembangunan di setiap wilayah pengembangan, pengembangan kawasan-kawasan khusus seperti pengembangan kawasan agropolitan, pengembangan sentra-sentra produksi andalan pada sektor-sektor potensial, percepatan pembangunan pertanian melalui program revitalisasi pembangunan pertanian dan pembangunan perdesaan melalui peningkatan produksi pangan, peningkatan produktivitas pertanian dan pengembangan diversifikasi usaha di perdesaan, pemberdayaan ekonomi rakyat dan memperluas cakupan program pembangunan yang berbasis masyarakat, pengembangan produk unggulan (core business daerah) yang meliputi: agribisnis, industri manufaktur, dan pariwisata.

e. Dalam upaya memperkuat perekonomian masyarakat, pemerintah daerah melakukan upaya pengembangan UMKM melalui penyediaan bantuan untuk permodalan bergulir, pengembangan lembaga penjaminan untuk usaha kecil dan menengah, pengembangan lembaga-lembaga ekonomi mikro di pedesaan, fasilitasi dan pembinaan manajemen usaha-usaha UMKM, dan mendorong perkembangan

(12)

masyarakat.

f. Untuk menjamin keberlanjutan pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang diharapkan maka perlu dilakukan perbaikan kualitas lingkungan melalui upaya pemantauan kualitas lingkungan dan rehabilitasi lahan serta penerapan sanksi bagi pelanggar masalah lingkungan.

g.

Dalam upaya pengentasan dan percepatan desa tertinggal pemerintah daerah akan selalu meningkatkan peranan dan partisipasi aktif masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan melalui program pemberdayaan masyarakat.

3.2 ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Arah kebijakan perencanaan pendapatan daerah Kabupaten Kotawaringin Barat yang akan dilakukan pada tahun 2015 masih ditujukan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, yakni dengan langkah sebagai berikut :

a.

Peningkatan pendapatan daerah akan difokuskan pada optimalisasi pengelolaan jenis-jenis pendapatan yang dapat dikendalikan oleh Pemerintah Daerah, yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD). Upaya Peningkatan PAD ditempuh melalui optimalisasi pajak dan retribusi daerah. Sejalan dengan hal tersebut, upaya untuk meningkatkan PAD akan lebih difokuskan pada upaya ;

1) Peningkatan ketaatan wajib pajak dan wajib retribusi daerah;

2) Peningkatkan efektifitas pengendalian dan pengawasan dalam pemungutan pajak dan retribusi daerah;

3) Perluasan basis pungutan pajak daerah sesuai dengan potensi dan kewenangan daerah dan Penetapan kantong-kantong potensial penerimaan retribusi daerah; Penetapan obyek kena pajak baru harus dilaksanakan secara hati-hati dan obyektif untuk tetap menjaga terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi berkembangnya dunia usaha dan masyarakat, dengan mempertimbangkan kemampuan dunia usaha dan masyarakat untuk membayar pajak.

4) Penyesuaian peraturan daerah dibidang pajak dan retribusi daerah dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

5) Perbaikan mekanisme penerimaan pajak dan retribusi daerah, terutama menyangkut Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan Daerah dan prosedur pengelolaan pajak dan retribusi daerah;

6) Peningkatan upaya penegakan hukum (low enforcement) terhadap wajib pajak dan wajib retribusi yang tidak memenuhi kewajibannya;

7) Pemutakhiran data potensi pajak dan retribusi daerah dengan memanfaatkan Pengembangan Teknologi Informasi (TI);

8) Peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Pusat, Propinsi dan lembaga keuangan lainnya;

(13)

9) Peningkatan kinerja BUMD melalui pemberian penyertaan modal yang dikaitkan dengan penerimaan deviden yang akan diperoleh.

b.

Memperkuat posisi tawar (bargaining position) pemerintah daerah dalam mengoptimalkan jenis-jenis pendapatan daerah yang tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh pemerintah daerah, seperti Pendapatan transfer dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah disamping tetap memperhatikan serta mempertimbangkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Strategi operasional yang dilakukan pemerintah daerah dalam mencapai target pendapatan tersebut di atas adalah sebagai berikut :

 Review Perda-perda yang sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini;  Peningkatan koordinasi antara SKPD dalam upaya meningkatkan PAD. c. Dana Perimbangan

Untuk penganggaran pendapatan yang bersumber dari dana perimbangan dalam APBD Tahun Anggaran 2015, pengalokasian didasarkan pada alokasi dana perimbangan Tahun 2014 dengan tetap memperhatikan realisasi penerimaan dua tahun terakhir serta dalam rangka mengantisipasi menurunnya beberapa asumsi pemerintah akibat krisis yang terjadi di Eropa (penahanan tingkat pertumbuhan).

Pendapatan daerah pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp.1.014.534.574.400,00 atau naik sebesar 4,34% dibandingkan dengan target pada APBD Tahun Anggaran 2014 yaitu sebesar Rp.972.453.381.088,00 Adapun komponen Pendapatan Daerah tersebut terdiri dari :

a. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2015 ditargetkan sebesar Rp.122.052.301.400,00 atau naik sebesar 13,97% apabila dibandingkan dengan target pada APBD Tahun Anggaran 2014 yaitu sebesar Rp.107.095.212.000,00.

b. Pendapatan Transfer atau Dana Perimbangan

Pendapatan Transfer atau Dana Perimbangan pada APBD Tahun Anggaran 2015 ditargetkan sebesar Rp. 742.878.842.000,00 atau naik sebesar 4,48% apabila dibandingkan dengan target pada APBD Tahun Anggaran 2014 yaitu sebesar Rp. 711.047.636.000,00.

c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah pada APBD Tahun Anggaran 2015 ditargetkan sebesar Rp.149.603.431.000,00 atau turun sebesar 3,05% apabila dibandingkan dengan target pada APBD Tahun Anggaran 2014 yaitu sebesar Rp.154.310.533.088,00

Secara rinci perkiraan target pendapatan daerah tahun 2015 adalah sebagaimana tabel 3.8 berikut ini

(14)

Perkiraan Target Pendapatan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2014-2016

NO JENIS

PENDAPATAN Tahun 2014APBD Tahun RencanaTarget pada 2015

Bertambah/

Berkurang (Rp) pada Tahun 2016Proyeksi /Target

1 2 3 4 5 6

1.1 Pendapatan asli

daerah

107.080.650.000,00 122.052.301.400,00 14.957.089.400,00 152.822.495.606,52

1.1.1 Pajak daerah 28.661.318.000,00 27.960.000.000,00 (701.318..000,00) 56.599.266.994,05 1.1.2 Retribusi daerah 14.742.766.000,00 18.640.451.400,00 3.883.123.400,00 21.272.419.723,14 1.1.3 Hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan

5.300.000.000,00 5.500.000.000,00 200.000.000,00 6.223.712.801,94

1.1.4 Lain-lain pendapatan

asli daerah yang sah 58.376.566.000,00 69.951.850.000,00 11.575.284.000,00 68.727.096.087,39

1.2 Dana perimbangan 711.047.636.000 742.878.842.000,00 31.831.206.000,00 807.349.129.465

1.2.1 Dana bagi hasil pajak/Bagi hasil bukan pajak

62.613.172.000,00 64.561.105.000,00 1.947.933.000,00 68.819.664.732,52

1.2.2 Dana alokasi umum 597.665.464.000,00 627.548.737.000,00 29.883.273.000,00 691.765.494.770,01 1.2.3 Dana alokasi khusus 50.769.000.000,00 50.769.000.000,00 - 46.763.969.962,73

1.3 Lain-lain pendapatan

daerah yang sah 141.427.279.000,00 149.603.431.000,00 (4.707.102.088,00) 193.994.586.689,06

1.3.1 Hibah 17.260.000.000,00 16.612.000.000,00 (648.000.000,00) 18.140.776.293,84

1.3.2 Dana darurat 0,00 0,00 0,00 0,00

1.3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya

83.902.819.088,00 79.843.717.000,00 (4.059.102.088,00) 90.194.122.253,39

1.3.4 Dana Penyesuaian

dan Otonomi Khusus 46.447.714.000,00 46.447.714.000,00 0,00 85.659.688.141,83 1.3.5 Bantuan Keuangan

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2014 dan Hasil Analisis

Adapun hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan pendapatan daerah, realisasi serta proyeksi pendapatan daerah tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 disajikan dalam tabel 3.9 berikut :

(15)

Tabel 3.9

Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012 s.d tahun 2016

NO Uraian

Jumlah Realisasi Tahun

2012

Realisasi Tahun 2013

Tahun Berjalan 2014

Proyeksi /Target pada

Tahun Rencana 2015 Proyeksi /Target padaTahun 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.1 Pendapatan asli daerah 66.466.128.910,13 50.387.464.354.,86 107.095.212.000,00 122.052.301.400,00 152.822.495.606,52

1.1.1 Pajak daerah 18.226.193.974,20 18.164.283.078,43 28.661.318.000,00 27.960.000.000,00 56.599.266.994,05 1.1.2 Retribusi daerah 33.645.820.353,88 16.256.174.702,25 14.757.328.000,00 18.640.451.400,00 21.272.419.723,14 1.1.3 Hasil pengelolaan kekayaan

daerah yang dipisahkan 4.720.678.017,53 4.352.739.270,83 5.300.000.000,00 5.500.000.000,00 6.223.712.801,94 1.1.4 Lain-lain pendapatan asli daerah

yang sah 9.873.436.564,52 11.614.267.303,35 58.376.566.000,00 69.951.850.000,00 68.727.096.087,39

1.2 Dana perimbangan 583.842.053.405,00 654.073.605.571,00 711.047.636.000,00 742.878.842.000,00 807.349.129.465,00

1.2.1 Dana bagi hasil pajak/bukan pajak 68.961.212.405,00 70.498.011.571,00 62.613.172.000,00 64.561.105.000,00 68.819.664.732,52

1.2.2 Dana bagi hasil cukai tembakau 104.789.714,00 112.233.590,00 97.346.000,00 0,00 0,00 1.2.3 Dana alokasi umum 486.941.691.000,00 566.405.844.000,00 597,665,464,000.00 627.548.737.000,00 691.765.494.770,01 1.2.4 Dana alokasi khusus 27.939.150.000,00 17.169.750.000,00 50,769,000,000.00 50,769,000,000.00 46.763.969.962,73

(16)

1.3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 121.930.059.379,36 135.315.188.874,14 154.310.533.088,00 149.603.431.000,00 193.994.586.689,06

1.3.1 Hibah 17.256.614.530,00 18.061.618.076,00 17.260.000.000,00 16.612.000.000,00 18.140.776.293,84

1.3.2 Dana darurat 0,00 0,00 0 0 0

1.3.3 Bagi hasil pajak dari provinsi dan dari pem. daerah lainnya 54.918.945.849,36 66.645.438.798,14 83.902.819.088,00 79.843.717.000,00 90.194.122.253,39

1.3.4 Dana Penyesuaian dan OtonomiKhusus 49.754.499.000,00 44.958.532.000,00 46.447.714.000,00 46.447.714.000,00 85.659.688.141,83

1.3.5 Bantuan Keuangan dari provinsi pemerintah daerah lainnya**) 0,00 5.649.600.000,00 6.700.000.000,00 6.700.000.000,00 0

JUMLAH PENDAPATAN

DAERAH (1.1 +1.2+1.3) 772.238.241.694,49 839.776.258.800,00 972.453.381.088,00 1.014.534.574.400,00 1.154.166.211.760,84

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah 2014 dan Hasil Analisis

(17)

3.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Secara umum, kebijakan pengelolaan belanja daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut :

I. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

1. Meningkatkan wajib belajar 12 tahun dengan megupayakan 20% anggaran pendidikan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku yang diprioritaskan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah;

2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat sesuai amanat UU Kesehatan Nomor 36 tahun 2010 yaitu 10% anggaran Kesehatan yang terdiri dari 1/3 untuk upaya kuratif, dan 2/3 untuk upaya preventif;

3. Mendorong terselenggaranya pembangunan desa yang melalui Program terpadu dan holistik melalui program-program pro rakyat yang menstimulasi aktifitas ekonomi rakyat dengan mengintegrasikan aspek-aspek ekonomi, ekologi, sosial dan budaya masyarakat perdesaan serta peningkatan alokasi dana desa sesuai dengan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Desa;

4. Memperbesar kemampuan perekonomian masyarakat melalui penciptaan lingkungan usaha yang sehat dengan mendorong pertumbuhan ekonomi regional yang diimbangi dengan keberpihakan pada masyarakat miskin;

II. Aspek Pelayanan Publik

1. Meningkatkan kemampuan dan standar kinerja organisasi pemerintah yang transparan dan akuntabel dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat; 2. Meningkatkan belaja modal sekurang-kurangnya 29 % dari belanja Daerah

sesuai amanat Peraturan Persiden No.5 tahun 2010 tentang RPJMN tahun 2010-2014 untuk pembangunan Fasiltas Pelayanan Publik.

3. Alokasi Belanja Pegawai maksimal 50 % dari total belanja APBD;

4. Peningkatan ketahanan pangan masyarakat yang berbasis pada pengembangan kegiatan agrobisnis yang berdaya saing, pemantapan pasar yang jelas dan prospektif dan mendukung percepatan kawasan/cluster industri berbasis pertanian.

III. Aspek Daya Saing

1. Memantapkan infrastruktur transportasi dan energi yang mendukung percepatan pembangunan pusat pusat pertumbuhan ekonomi dan mengatasi kesenjangan wilayah/interisolasi, serta sarana prasarana dasar perkotaan dan perdesaan seperti jalan darat, pelabuhan laut, pelabuhan ro-ro, dan bandara bertaraf internasional;

2. Mempersiapkan SDM yang handal guna mengoptimalkan tata guna, tata kelola dan tata produksi pengelolaan sumber-sumber kehidupan masyarakat dan sumberdaya alam berperspektif pertumbuhan ekonomi rendah karbon dan reduksi bencana;

3. Mendorong pengembangan pariwisata yang mengakomodir konsep-konsep pariwisata berkelanjutan berdasarkan potensi budaya lokal dan teknologi informasi.

(18)

kelembagaan, tatalaksana dan SDM melalui pemerintah yang memiliki kelembagaan yang kuat, kepemimpinan yang capable dan responsible, SDM yang kompeten dan profresional, sistem yang memungkinkan check and balances, pemerintahan yang berdasarkan prosedur dan keteraturan serta mekanisme yang transparansi dan akuntabilitas dapat menuju good govermance dengan efektif.

5. Peningkatan efektivitas belanja program melalui sinergitas antar program dengan pendekatan kewilayahan yang ditujukan untuk pengentasan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan, integrasi kelapa sawit dan ternak sapi serta peningkatan IPM.

6. Menghilangkan kegiatan-kegiatan yang bersifat memberikan bantuan lepas kepada masyarakat antara lain pemberian benih, ternak, bantuan alat dan lain-lan dan menggantikannya ke dalam skema penyaluran kredit UKM bersyarat ringan melalui pengembangan lembaga penjaminan atau melalui perbankan. 7. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui dana ADD dalam upaya

penyediaan kegiatan berskala kecil/desa.

8. Belanja bantuan sosial kemasyarakatan harus memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dalam bentuk kemitraan kegiatan sesuai dengan strategi akselerasi pembangunan partisipatif.

9. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat akan memberikan perhatian yang maksimal terhadap upaya peningkatan investasi di Kabupaten Kotawaringin Barat, termasuk investasi bidang pendidikan.

10. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintah daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus terukur yang diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Rencana Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar Rp. 1.106.069.300.300,00 atau naik sebesar 1,76% (Rp. 75.651.004.300,00) apabila dibandingkan dengan APBD Murni Tahun Anggaran 2014 yaitu Rp.1.030.418.296.000,00 yang terdiri dari :

1.

Belanja Tidak Langsung (BTL) tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp.486.257.772.100,00 atau naik sebesar 23,28 % dibandingkan dengan APBD murni Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.394.419.633.500,00

Adapun yang termasuk dalam kelompok/komponen Belanja Tidak Langsung adalah sebagai berikut:

a. Belanja Pegawai

Belanja Pegawai terdiri dari Gaji dan Tunjangan, Tambahan Penghasilan PNS, Belanja Penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

(19)

perundang-undangan, termasuk Uang Representasi dan Tunjangan Pimpinan dan Anggota DPRD, Gaji dan Tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan Biaya Pemungutan Pajak Daerah, dianggarkan sebesar Rp.405.880.042.600,00 mengalami kenaikan sebesar 13,56 % dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.357.422.712.500,00

b. Belanja Bunga

Belanja Bunga pada tahun anggaran 2014 tidak dianggarkan. c. Belanja Subsidi

Belanja Subsidi sama dengan Tahun 2013, pada Tahun Anggaran 2014 juga tidak dianggarkan.

d. Belanja Hibah

Belanja Hibah yaitu hibah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan. Belanja Hibah ini pada Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sama dengan anggaran Tahun 2014 yaitu sebesar Rp.2.637.500.000,00

e. Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Sosial yaitu bantuan sosial kepada kelompok/anggota masyarakat, pada tahun 2015 dianggarkan sama dengan anggaran tahun 2014 yaitu sebesar Rp.2.105.000.000,00.

f. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

Jumlah anggaran Belanja Bagi Hasil ini pada Tahun Anggaran 2015 dianggarkan Rp.2.734.245.300,00 turun 4,62% dibandingkan dengan APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.2.866.132.000,00

g. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa dan Partai Politik

Belanja Bantuan Keuangan yakni bantuan keuangan kepada kabupaten/kota, pemerintah desa/kelurahan, partai politik dan damang kepala adat. Belanja Bantuan Keuangan ini pada Tahun Anggaran 2015 dianggarkan sebesar Rp.71.550.984.200,00 naik 155,19% dari plafon belanja yang sama pada APBD Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.28.038.289.000,00

h. Belanja Tidak Terduga

Belanja Tidak Terduga disediakan untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup. Untuk tahun 2015, Belanja Tidak Terduga dianggarkan sebesar Rp.1.350.000.000,00 atau sama dengan tahun anggaran 2014 yaitu sebesar Rp. 1.350.000.000,00.

2.

Belanja Langsung (BL) tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp.619.811.528.200,00 atau turun 2,55 % (Rp. 16.187.134.300,00) dibandingkan dengan APBD murni Tahun

(20)

dari pemerintah pusat diperkirakan sebesar Rp 50.679.000.000,00 dan DAK dari pemerintah propinsi sebesar Rp. 6.700.000.000,00.

Apabila dana DAK dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi tidak dimasukkan dalam komponen belanja maka jumlah belanja langsung tahun 2015 sebesar Rp. 562.342.528.200,00

Belanja Langsung dialokasikan untuk membiayai program dan kegiatan prioritas dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten, yakni urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

Anggaran belanja daerah tahun 2015 yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung adalah disajikan dalam tabel 3.10 dan 3.11 sebagai berikut :

(21)

Tabel 3.10

Perkiraan Target Belanja Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2015

NO JENIS BELANJA APBD Tahun 2014 Target pada TahunRencana 2015 Berkurang (Rp) Bertambah/ Proyeksi /Target padaTahun 2016

1 2 3 4 5 6

2.1 Belanja Tidak Langsung 394.419.633.500,00 486.257.772.100,00 91.838.138.600,00 499.926.875.855,35 2.1.1 Belanja pegawai 357.422.712.500,00 405.880.042.600,00 48.457.330.100,00 441.033.455.151,61

2.1.2 Belanja bunga 0,00 0,00 0,00 0,00

2.1.3 Belanja subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00

2.1.4 Belanja hibah 2.637.500.000,00 2.637.500.000,00 0,00 23.090.906.349,49 2.1.5 Belanja bantuan sosial 2.105.000.000,00 2.105.000.000,00 0,00 1.038.690.485,96

2.1.6 Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintah Desa*

2.866.132.000,00 2.734.245.300,00 (131.886.700,00) 2770433945

2.1.7

Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/kota, Pemerintahan Desa

dan Partai Politik 28.038.289.000,00 71.550.984.200,00 43.512.695.200,00 30.134.829.923,58 2.1.8 Belanja tidak terduga 1.350.000.000,00 1.350.000.000,00 0,00 1.858.560.000,00

2.2 Belanja Langsung 635.998.662.500,00 619.811.528.200,00 (16.187.134.300,00) 682.912.031.412,28 TOTAL JUMLAH BELANJA 1.030.418.296.000,00 1.106.069.300.300,00 75.651.004.300,00 1.182.838.907.267,63

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah 2014 dan Hasil Analisis

(22)

Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012 s.d Tahun 2016

No. Uraian

Jumlah Realisasi Tahun

2012

Realisasi Tahun 2013

Tahun Berjalan 2014

Proyeksi /Target pada Tahun Rencana 2015

Proyeksi pada Tahun 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

2.1 Belanja Tidak Langsung 352.077.888.100,00 407.257.640.000,00 394.419.633.500,00 486.257.772.100,00 499.926.875.855,35

2.1.1 Belanja pegawai 313.492.771.100,00 359.206.191.000,00 357.422.712.500,00 405.880.042.600,00 441.033.455.151,61

2.1.2 Belanja bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2.1.3 Belanja subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

2.1.4 Belanja hibah 7.019.125.000,00 15.147.400.000,00 2.637.500.000,00 2.637.500.000,00 23.090.906.349,49 2.1.5 Belanja bantuan sosial 0,00 1.630.000.000,00 2.105.000.000,00 2.105.000.000,00 1.038.690.485,96

2.1.6 Belanja bagi hasil kepada Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintah

Desa* 1.347.869.000,00 1.979.343.000,00 2.866.132.000,00 2.734.245.300,00 2770433945

2.1.7

Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/kota dan Pemerintahan

Desa* 27.718.123.000,00 27.944.706.000,00 28.038.289.000,00 71.550.984.200,00 30.134.829.923,58 2.1.8 Belanja tidak terduga 2.500.000.000,00 1.350.000.000,00 1.350.000.000,00 1.350.000.000,00 1.858.560.000,00

2.2 Belanja Langsung 367.387.624.000,00 595.946.174.000,00 635.998.662.500,00 619.811.528.200,00 682.912.031.412,28

TOTAL JUMLAH BELANJA 719.465.512.100,00 1.003.203.814.000,00 1.030.418.296.000,00 1.106.069.300.300,00 1.182.838.907.267,63

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah 2014 dan Hasil Analisis

(23)

3.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pada Tahun Anggaran 2015 Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat masih menetapkan kebijakan penerimaan pembiayaan bersumber dari prediksi sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan berdasarkan potensi riil yang ada dan penerimaan kembali pemberian pinjaman jangka pendek kepada masyarakat.

Kebijakan atas pengeluaran pembiayaan digunakan untuk :

a.

Menutup defisit anggaran pendapatan tahun sebelumnya dan tahun berjalan;

b.

Penyertaan modal pada Bank Pembangunan Kalimantan Tengah;

c.

Pembentukan dana investasi jangka pendek dan jangka panjang. Realisasi dan proyeksi pembiayaan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.12

(24)

Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan DaerahTahun 2012 s.d Tahun 2016

No. Jenis Penerimaan danPengeluaran Pembiayaan Daerah

Jumlah Realisasi Tahun

2012

Realisasi Tahun 2013

Tahun Berjalan 2014

Proyeksi/Target pada

Tahun Rencana 2015 Proyeksi/Target padaTahun 2016

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

3.1 Penerimaan pembiayaanDaerah 17.622.409.100,00 212.479.089.224,41 77.362.731.000,00 98.034.725.900,00 35.000.000.000,00

3.1.1 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun

sebelumnya (SILPA) 17.622.409.100,00 212.479.089.224,41 62.362.731.000,00 60.000.000.000,00 35.000.000.000,00

3.1.2 Penerimaan Kembali Dana Bergulir/Investasi

Non Permanen 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.1.3 Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.1.4 Penerimaan pinjaman daerah dan Obligasi

Daerah 0,00 0,00 15.000.000.000,00 38.034.725.900,00 0,00

3.1.5 Penerimaan kembali pemberian pinjaman 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.1.6 Penerimaan piutang daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

(25)

1 2 3 4 5 6 7

3.2 Pengeluaran pembiayaan 2.668.900.000,00 10.100.000.000,00 6.500.000.000,00 6.500.000.000,00 21.000.000.000,00

3.2.1 Pembentukan dana cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.2.2 Penyertaan modal (Investasi) Pemerintah

Daerah 2.000.000.000,00 10.100.000.000,00 6.500.000.000,00 6.500.000.000,00 6.000.000.000,00 3.2.3 Pembayaran pokok utang 0,00 0,00 0,00 0,00 15.000.000.000,00

3.2.4 Pemberian pinjaman daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3.2.5 Pembayaran utang pada pihak III 668.900.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00

JUMLAH PEMBIAYAAN NETTO 14.953.509.100,00 202.379.089.224,41 70.862.731.000,00 0,00 14.000.000.000,00

Sumber : Dinas Pengelelolaan Keuangan Daerah 2014 dan Hasil Analisis

Gambar

Tabel 3.2Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2012 - 2016
Tabel 3.3Nilai Dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2012- 2016
Tabel 3.4Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2012 - 2016
Tabel 3.5Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (HB) dan Harga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Biasanya atribut merupakan teks string yang bernilai tunggal, bilangan atau daftar suatu nilai ( enumerated values ). Tetapi, pada suatu saat juga perlu menetapkan

Hasil penelitian mengenai hubungan antara efikasi diri akademik dengan kematangan karir menunjukkan adanya sumbangan efektif sebesar 26,3% yang diberikan efikasi

Apabila tujuan-tujuan penelitian terhadap iklim organisasi kelas yang tercipta atas dasar perilaku kepe mimpinan guru dan yang memberikan pengaruh terhadap terbentuknya pola

Berkaitan dengan banyaknya tulisan lingkungan yang bertemakan dampak lingkungan, hukum lingkungan dan konflik lingkungan dimana isinya hampir seragam yaitu tentang

Dari definisi-definisi Motivasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong perilaku seseorang untuk melakukan sesuatu dalam

Berdasarkan tabel untuk variabel psikologis pada item pernyataan kesebelas menunjukkan 35,80% responden menyatakan sangat setuju bahwa menabung di bank pembiayaan

mengetahui gambaran keterlaksanaan pembelajaran serta aktivitas guru dan siswa.. 1) penilaian setiap tes hasil belajar kognitif ditetapkan pada skala 100 dengan. rumus

Secara umum, baik berdasarkan hasil dari angket maupun wawancara yang dilakukan, minat mahasiswa terhadap bidang otomotif mempengaruhi ketertarikan mahasiswa konsentrasi