• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BHS INGGRIS TGS1 PENGARUH BAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH BHS INGGRIS TGS1 PENGARUH BAHASA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Oleh : Dianpungkassari

Kelas : 1C

Jurusan : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : ilmu Social & Ilmu politik

Nim : 10561110961

KATA PENGANTAR

(2)

sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Pengaruh Bahasa Terhadap Pendidikan”.

Makalah ini dibuat untuk mempertegas berbagai pola pikir setiap orang tentang bahasa di dunia pendidikan. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Meskipun penulis telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan makalah ini, karenanya kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

i

(3)

Kata

Pengantar

. . . . . . . i

Daftar Isi

. . . . . . . ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

. . . . . . . 1

B.

Rumusan

Masalah

. . . 1

C.

Tujuan

. . . . . . 2

D. Metode Penulisan . . . . . . . 2

BAB II TUNJAUAN

PUSTAKA

. . . . . 3

BAB III PEMBAHASAN

A.

Pengertian Bahasa

. . . . . . . 6

B.

Asal Usul

Bahasa

. . . 7 C.

Fungsi Bahasa Dalam

Kehidupan

. . . 7

D.

Pengaruh Bahasa Pergaulan Terhadap Pendidikan Formal

Di Sekolah

. 10

E.

Pengaruh Bahasa Terhadap Komunikasi Pendidikan

. . . . . . . 11

(4)

A.

Kesimpulan

. . . . . . . 14

B.

Kritik/Saran

. . . . . . . 15

C.

Harapan

. . . . . . . 16

D.

Daftar

Pustaka

. . . . . . 16

ii

BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Bahasa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan

bermasyarakat dan juga dalam dunia pendidikan, karena bahasa merupakan

sarana atau alat komunikasi yang digunakan seseorang untuk

mengkomunikasikan antara individu dengan individu yang lain untuk

mencapai tujuan yang di inginkan.

Fungsih bahasa dalam pembelajaran ialah pengantar dalam proses

pembelajaran, proses pembelajaran tidak akan berjalan lancar apabila

(5)

Saat ini banyak tenaga pendidik dan peserta didik menggunakan

bahasa pergaulan sehari-hari dalam proses pembelajaran. Penggunaan

bahasa indonesia yang baku dalam berkomunikasi sangatlah kurang. Oleh

karena itu, perlu adanya kesadaran dan usaha untuk mempelajari bahasa

yang baik dan benar.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian bahasa?

2. Bagaimana asal usul bahasa?

3. Apa saja fungsi bahasa dalam kehidupan?

4. Bagaimana pengaruh bahasa pergaulan terhadap pendidikan formal

sekolah?

5. Bagaimana pengaruh bahasa terhadap komunikasi pendidikan?

1

C.

TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian bahasa.

2. Untuk mengetahui asal ususl bahasa.

3. Untuk mengetahui fungsi bahasa dalam kehidupan.

4. Untuk mengetahui pengaruh bahasa pergaulan terhadap pendidikan formal di sekolah.

5. Untuk mengetahui pengaruh bahasa terhadap komunikasi pendidikan.

D. METODE PENELITIAN

(6)

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Fungsi berbahasa merupakan proses paling kompleks di antara

seluruh fase perkembangan. Fungsi berbahasa bersama fungsi

perkembangan pemecahan masalah

visio-motor

merupakan indikator yang

paling baik dari ada tidaknya gangguan perkembangan intelek. Gabungan

kedua fungsi perkembangan ini akan menjadi fungsi perkembangan sosial.

Perkembangan bahasa memerlukan fungsi reseptif dan ekspresif. Fungsi

Reseptif adalah kemampuan anak untuk mengenal dan bereaksi terhadap

seseorang, terhadap kejadian lingkungan sekitarnya, mengerti maksud

mimik, dan nada suara dan akhirnya mengerti kata-kata. Fungsi ekspresif adalah kemampuan

anak mengutarakan pikirannya, dimulai dari komunikasi preverbal (sebelum anak dapat

berbicara), komunikasi dengan ekpresi wajah, gerakan tubuh, dan akhirnya dengan

menggunakan kata-kata atau komunikasi verbal (Soetjiningsih, 1995).

Tugas-tugas perkembangan bahasa.

Dalam berbahasa anak dituntut untuk menuntaskan atau

(7)

Keempat tugas pokok perkembangan bahasa adalah :

a.Pemahaman

Yaitu kemampuan memahami makna ucapan orang lain.

b.Pengembangan perbendaharaan kata

Perbendaharaan kata anak-anak berkembang dimulai secara lambat pada usia dua tahun

pertama, kemudian mengalami tempo yang cepat pada usia pra sekolah dan terus meningkat

setelah anak masuk sekolah.

Penyusunan kata-kata menjadi kalimat,Kemampuan menyusun kata-kata menjadi kalimat

pada umumnya berkembang sebelum usia 2 tahun. Bentuk kalimat pertama kalimat tunggal

(kalimat satu kata) dengan disertai gesture(bahasa tubuh) untuk melengkapi cara berfikirnya.

Menurut Davis, Garrison & Mc Carthy (1973) dalam Hurlock (1995) menyatakan bahwa anak

yang cerdas, anak wanita dan anak yang berasal dari keluarga berada, bentuk kalimat yang

diucapkannya lebih panjang dan kompleks dibandingkan dengan anak yang kurang cerdas, anak

pria dan anak yang berasal dari keluarga miskin.

c.Ucapan

Kemampuan mengucapkan kata-kata merupakan hasil belajar melalui imitasi (peniruan)

terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang lain (terutama orang tua). Kejelasan ucapan

itu baru tercapai pada usia sekitar 3 tahun. Hasil studi tentang suara dan kombinasi suara

menunjukkan bahwa anak mengalami kemudahan dan kesulitan dalam huruf-huruf tertentu.

3

Huruf yang mudah diucapkan yaitu huruf hidup (vokal) a, i, u, e, o dan huruf mati

(konsonan) b, m, n, p, dan t sedangkan yang sulit diucapkan adalah huruf mati tunggal: z, w, s, g,

dan huruf rangkap (diftong): st, str, sk, dan dr.

Tipe perkembangan bahasa ada dua tipe perkembangan bahasa anak yaitu sebagai berikut :

a.Egosentric speech

Yaitu berbicara pada dirinya sendiri (monolog).

b.Socialized speech

Terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan

lingkungannya. Perkembangan ini dapat dibagi menjadi lima bentuk yaitu :

1)Adapted information

Terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari.

2)Criticism

Menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain.

3)Command (perintah),

requeat (permintaan),threat (ancaman).

(8)

5)Answer (jawaban).

Menurut Suryanah (1996) perkembangan bahasa anak dibedakan atas empat masa yaitu :

a.Masa Pertama (umur 1-1.6 tahun)

Kata-kata yang diucapkan oleh anak adalah kelanjutan dari meraba hal ini terlihat dengan

adanya kesamaan kata-kata yang terbentuk dalam pengucapan oleh anak-anak dari bahasa

apapun di dunia ini. Misalnya 12 kata-kata yang diucapkan anak terhadap ayah atau ibu. Kata

“ma“ untuk ibu dan kata “pa” untuk bapak.

Apabila anggota keluarga menyebutkan suatu kata pada waktu mereka mendekat

kepadanya, maka anak mengerti bahwa kata itu adalah tertuju kepadanya dan anak pun

menirukan kata itu untuk menyebut sesuatu, meskipun belum dengan ucapan yang benar

misalnya kata siti dikatakan iti atau titi, demikian juga halnya bila ia melihat sesuatu maka

disebutnya benda itu sesuai dengan suara yang ditimbulkannya. Misalnya kucing disebutnya

meong, anjing disebut waung dan sebagainya. Anak menggunakan kata-kata itu sebenarnya

untuk menyatakan keinginannya. Di mana semestinya merupakan satu kalimat, maka kata itu

dinamakan kalimat satu kata, contoh : mimik, yang maksudnya ingin mengatakan bahwa ia haus

minta minum.

b.Masa Kedua (1.6-2 tahun)

Pada masa ini perbendaharaan kata anak terus bertambah, semakin banyak hal yang ingin

anak ketahui namanya sehingga masa ini dinamakan masa apa itu.

4

Disini orang tua sangat berperan dalam memberikan stimulasi kepada anak sehingga

perkembangan anak dengan menjawab dengan semestinya walaupun kadang anak belum dapat

menirukannya dengan benar.

Pada masa ini juga anak mengalami kesulitan berkata disebabkan oleh perkembangan

kemauan dan keinginannya lebih cepat dari pada 13kekayaan bahasanya. Hal itu berpengaruh

pada anak, sehingga sebenarnya ia akan bercerita tetapi karena perbendaharaan kata-katanya

belum mencukupi maka ia melengkapinya dengan gerakan tangan dan kaki.

c.Masa Ketiga (2-2.6 tahun)

Kemampuan bahasa anak mulai meningkat dalam hal menyusun

kata-kata. Anak sudah menggunakan awalan dan akhiran sekalipun belum

sempurna seperti yang dikatakan orang dewasa. Orang tua semestinya

membenarkan dengan hati-hati sebab anak tidak begitu senang bila anak

diberi kata yang terlalu panjang,

seringkali kita dengar kesalahan yang

lucu dan kerapkali ia membuat kata-kata baru menurut caranya sendiri.

Hal ini disebabkan karena kata yang dipergunakan untuk menamakan

sesuatu tidak memuaskan lagi baginya.

(9)

Pada masa ini keinginan anak untuk mengetahui segala sesuatu

mulai bertambah. Karena itu pertanyaan anak berkepanjangan, tidak cukup

hanya dijawab dengan jawaban pendek saja. Setiap jawaban akan

menimbulkan pertanyaan baru, kadang orang tua yang harus

mengkonsentrasikan pada pekerjaan menganggap anaknya sebagai anak

cerewet, tentu saja ayah atau ibu tidak berfikir yang demikian demi

perkembangan pikiran dan memperkaya pembendaharaan bahasa anak.

Oleh karena itu, seyogyanya bila pada masa ini anak sering dibawa

bepergian dan melayani dengan baik segala yang ditanyakannya. Cara

semacam ini anak akan makin cakap menggunakan bahasanya, makin

banyak pengetahuannya, makin maju pikirannya, sehingga perkembangannya tidak mengalami

hambatan. Dalam setiap perkembangan bahasa selalu mengalami perubahan dalam setiap

bulannya.

Berikut karakteristik perkembangan utama bahasa dan bicara anak yang dikemukan

Denver Developmental Screening Test II (DDST II), yang telah disempurnakan menjadi Denver

II.

Soetjiningsih (1995) yang menyatakan bahwa anak yang mendapat

stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang

kurang atau yang tidak mendapat stimulasi.

5

BAB III

PEMBAHASAN

A.

Pengertian Bahasa

Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

(10)

yang diatur oleh ketentuan).

Menurut Santoso, bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Defnisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey.

Menurut Wibowo, bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk

melahirkan suatu tujuan. Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan defnisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.Pendapat lainnya tentang defnisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin, beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.

6

Pendapat terakhir dari makalah singkat tentang bahasa ini diutarakan oleh Soejono (1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.

B. ASAL USUL BAHASA

Hingga kini belum ada teori apapun yang diterima luas tentang asal usul bahasa. Hanya teori kontemporer yang mengatakan bahwa bahasa adalah eksistensi perilaku sosial manusia. sedangkan yang lain percaya bahwa bahasa verbal berkembang dari suara dasar (basic sound) dan gerak gerik tubuh

(11)

bahasa lisan. karena Cro Magnon dapat berpikir lewat bahasa, mereka mampu membuat rencana, konsep berburu dengan cara yang lebih baik dan

mempertahankan diri lebih efektif. perkembangan bahasa itu menggambarkan atau merefleksikan suatu keadaan dalam sosial masyarakat, seperti: kelas (class), jenis kelamin (gender), profesi (profession), tingkat umur (age group), dan tingkat faktor sosial lainnya.

C. FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN

Kita sering tidak menyadari betapa pentingnya bahasa. kita baru menyadari bahasa itu penting ketika kita mengalami masalah atau jalan buntu dalam

menggunakan bahasa.[3]

Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai bahasa resmi negara, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, alat perhubungan pada tingkat sebagai alat komunikasi. Komunikasi tetap

menggunakan sistem simbol yang telah disepakati dalam suatu bahasa. Sistem simbol dalam komunikasi verbal tersebut menurut Verdeber (1998) terdiri dari: (1) ‘kata-kata’ yang diketahui (vocabularly) yang dipelajari dengan cara-cara tertentu: (2) tata bahasa (grammar) dan sintaksis. Karenanya dalam berbagai bahasa yang sudah memiliki sistem kebahasaan kunci sukses komunikasi verbal melalui bahasa lisan maupun tulisan dapat dilakukan dengan regulasi tertentu.[7]

a) Komunikasi Lisan. Dalam speech communication (komunikasi lisan) yang terutama dijumpai dalam komunikasi antar pribadi terjadi oeralihan pesan-pesan verbal dalam bentuk ‘kata-kata’ (kita mengabaikan bahwa dalam proses iru ada pula pesan-pesan melalui saluran non verbal).

7

Yang pasti bahwa, unsur-unsur penting dari kounikasi tercakup di dalamnya yaitu; sumber, saluran, pesan, code(tanda/simbol), penerima dan kerangka rujukan. Setiap unsur memberikan dukungan pada komunikasi verbal.

(12)

1) Emotive speech, merupakan gaya bicara yang lebih mementingkan aspek psikologis. Ia lebih mengutamakan pilihan ‘kata’ yang didukung oleh pesan non verbal.

2) Phatic speech adalah gaya komunikasi verbal yang berusaha menciptakan hubungan sosial sebagaimana dikatakan oleh Bronislaw Malinowski dengan phatic communication, phatic speech ini tidak dapat diterjemahkan secara tepat karena ia harus dilihat dalam kaitannya dengan konteks di saat ‘kata’ diucapkan dalam suatu tatanan sosial suatu masyarakat.

3) Cognitive speech merupakan jenis komunikasi verbal yang mengacu pada kerangka berpikir atau rujukan yang secara tegas mengartikan suatu kata secara denotatif dan bersifat informatif.

4) Rethorical speech mengacu pada komunikasi verbal yang menekankan sifat konatif. Gaya bicara ini mengarahkan pilihan ucapan yang mendorong terbentuknya perilaku. Cara ini biasannya digunakan oleh para politisi, salesman yang bersifat persuasi.

5) Metalingual speech adalah komunikasi lisan secara verbal, tema

pembicaraannya tidak mengacu pada obyek dan peristiwa dalam dunia nyata melainkan tentang pembicaraan itu sendiri. Tipe pembicaraan ini sangat berbeda dari yang lain, ia bersifat sangat abstrak dan berorientasi pada code/ tanda-tanda komunikasih.

6) Poetic speech adalah komunikasi lisan yang secara verbal berkutat pada struktur penggunaan kata yang tepat melalui perindahan pilihan kata, ketepatan ungkapan biasannya menggambarkan rasa seni dan pandangan serta gaya-gaya lain yang khas.

b) Memahami Fungsi Komunikasi Verbal Tertulis

(13)

8

Keterbacaan, menurut keduannya, berkaitan dengan semantik suatu bahasa yang mempertimbangkan apakah setiap pembaca dapat mengerti suatu tulisan dalam suatu wacana. Dua pengarang itu menekankan perihal diksi (pemilihan kata), mendefnisikan term-term yang bersifat teknis dan metode bersama yang dapat diterima seperti tanda baca dan bentuk kalimat.

Jollife (dikutip oleh Alo Liliweri) menggambarkan sistem yang sama dengan mengajukan beberapa pertanyaan panduan sebagai berikut: (1) apa yang anda maksudkan? (mungkinkah ‘kata-kata’ yang anda maksudkan itu akan sama dengan dimaksudkan mereka atau yang mereka ingin katakan?); (2) Bagaimana anda bisa mengetahui? (tunjukkan pada saya beberapa contoh dan bukti dan kwalitas

kesimpulan anda). (3) Apa yang anda inginkan saya perbuat? (saya harus

memperhatikan motif anda terlebih dahulu tetapi biarkanlah saya mengetahuinnya sendiri. Apakah hal itu ada dan dapat saya miliki?) beberapa prinsip semantik itu belum tentu diterima seluruhnya karena kitapun mempertimbangkan siapa yang akan membaca wacana tertulis itu? Kita mengaitkannya dengan faktor: (1) konteks; (2) kata sebagai simbol; dan (3) tingkat abstraksi. Pertama, konteks; aspek pertama dari komunikasi verbal yang didiskusikan ini termasuk di dalamnya adalah konteks. Komunikasi bergerak dalam suatu keadaan yang berbeda, fsik. sosiologis,

psikologis, bahkan konteks verbal. Inilah yang disebut komunikasi berada dalam konteks yang dialami pengirim dan penerima. Komunikasi dapat terjadi dalam suatu konteks fsik yang keluar dalam bentuk jarak fsik maupun jarak sosial. Jarak itu memungkinkan seseorang memilih pesan verbal maupun non-verbal.

Konteks psikologis, dapat ditunjukkan melalui surat yang terkirim pada hari yang baik, minggu yang cocok, jam yang tepat agar sesuatu wacana bisa dibaca.

Konteks verbal merupakan hambatan yang dialami setiap orang. Misalnya masalah semantik yang dalam komunikasi di pelajari melalui studi perbedaan konteks verbal yang dimiliki setiap orang. Aspek studi ini memberikan pengajaran bagi para penulis surat-surat bisnis maupun laporan dinas.

(14)

itu mempunyai simbol dan konsep yang sudah diterima dan digunakan dalam masyarakat. Kata-kata seperti itu mendapat tekanan konotasi yang bersifat personal dari pada denotasi bersama.

9

Ketiga, tingkat abstraksi; setiap konteks (aspek kedua tersebut diatas) mengakibatkan tingkatan abstraksi yang bebeda. Ada jenjang dari suatu konteks yang mengakibatkan perbedaan daya abstraksi tertentu terhadap suatu wacana. Hal ini sangat menentukan pola-pola wacana baku tertulis yang mengatur

bagaimana seharusnya struktur itu didekati. Ambil contoh yang sederhana bersurat kepada orang tua tentu sangat berbeda dengan kepada teman atau adik.

D. PENGARUH BAHASA PERGAULAN TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL DI

SEKOLAH

1. Sejak lahir, anak sudah dibiasakan menggunakan bahasa pergaulan. Proses pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan anak terutama dalam kemampuan berbahasa. Bagi mereka, kesan atau pengalaman awal inilah yang sangat mempengaruhi proses perkembangannya ke depan. Sesuatu yang sudah dibiasakan akan sangat sulit untuk ditinggalkan atau diperbaharui. Kalau pun mungkin, proses itu membutuhkan waktu yang cukup lama.

2. Lingkungan. Lingkungan tidak hanya menjadi obyek atau tempat, namun turut mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Anak yang sudah dibiasakan dengan bahasa ibu atau bahasa pergaulan, dan berada di lingkungan yang

masyarakatnya sering menggunakan bahasa peragulan, maka akan memunculkan daya ingat dan daya serap yang sangat kuat terhadap bahasa pergaulan tersebut.

(15)

kemampuan berbahasa siswa terutama dalam kemampuan berbahasa secara baku yakni sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kesulitan itu meliputi;

 Kemampuan berbicara dengan menggunakan bahasa secara tepat. Kekuatan dan kemampuan bahasa pergaulan menghipnotis siswa begitu kuat hingga siswa terus saja membawanya dalam bahasa-bahasa resmi yang baku. Pengucapan beberapa kata akan terlihat janggal karena faktor pembiasaan dari rumah dan lingkungan yang sudah mengeras.

10

 Selain itu, kelekatan pada bahasa pergaulan akan sangat menyulitkan anak dalam penulisan yang tepat. Anak cenderung menuliskan secara lurus apa yang dipikirkan termasuk kata-kata yang diadopsi dalam bahasa pergaulan tanpa suatu proses pengolahan yang tepat.

 Penempatan tanda baca. Siswa yang sudah sangat kental bahasa

pergaulannya, akan sulit juga untuk menempatkan tanda baca yang tepat terutama tanda baca koma. Proses pembiasaan bahasa pergaulan secara lisan sejak dini akan sangat sulit bagi para siswa ketika menterjemahkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan secara tepat.

 Beberapa solusi untuk membiasakan anak berbahasa secara tepat:

 Menyadarkan siswa akan perbedaan dan fungsi dari bahasa pergaulan dan bahasa yang baku. Upaya pembedaan ini dimaksud untuk mengajak anak menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan kedua bahasa tersebut. Kapan mereka harus menggunakan bahasa pergaulan dan kapan bahasa yang baku mengambil peran.

(16)

Salah satu fungsi bahasa Indoneisa adalah sebagai bahasa pengantar. Jadi, dalam kegiatan/proses belajar-mengajar bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, saat ini muncul fenomena menarik dengan adanya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI). Kekhawatiran sebagian orang terhadap keberadaan bahasa Indonesia dalam SNBI muncul karena bahasa pengantar yang digunakan dalam beberapa mata pelajaran adalah bahasa asing. Padahal kalau kembali ke fungsi bahasa Indonesia, salah satunya adalah bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan. Kekhawatiran seperti di atas sah-sah saja.

Apalagi kalau kita amati penggunaan bahasa Indonesia oleh para penuturnya. Dalam berbahasa Indonesia sebagaian penutur kurang mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana yang bersifat resmi, mereka menggunakan kata-kata/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana tidak resmi/kehidupan sehari-hari.

11

Hal tersebut mungkin karena sikap negatif terhadap bahasa yang digunakan. Mereka berbahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan.

Bagi mereka, yang terpenting adalah sudah menyampaikan informasi kepada orang lain. Perkara orang lain tahu atau tidak terhadap apa yang disampaikan mereka tidak ambil pusing. Padahal salah satu syarat utama supaya komunikasi berjalan dengan lancar adalah keterpahaman orang lain/mitra tutur terhadap informasi yang disampaikan. Selain itu, tidak pada tempatnya dalam suasana yang bersifat resmi seseorang menggunakan kata/kalimat/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana tak resmi.

Untuk itu, sudah selayaknyalah kalau warga negara Indonesia mempunyai sikap positif terhadap bahasa yang mereka gunakan. Dalam berkomunikasi, menggunakan bahasa Indonesia baik penutur maupun mitra tutur haruslah

(17)

Kalau kita ingin bahasa Indonesia nantinya bisa menjadi salah satu bahasa internasional kita juga harus menghargai, ikut merasa bangga, merasa memiliki, sehingga kita punya jatidiri. Kita, sebagai bangsa Indonesia harus bersyukur,

bangga, dan beruntung karena memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

Munculnya Sekolah Nasional Berstandar Internasional (SNBI) tidak perlu memunculkan kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan. Hal ini karena ternyata penggunaan bahasa asing sebagai pengantar ternyata tidak diterapkan pada semua mata pelajaran.

Penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di SNBI hanya diterapkan pada beberapa mata pelajaran.

Intensitas penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar-mengajar menjadi berkurang. Hal itu bisa disiasati dengan lebih mengefektifkan proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih banyak diarahkan kepada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan hal-hal yang bersifat teoretis. Siswa lebih banyak dikondisikan pada pemakaian bahasa yang aplikatif tetapi sesuai dengan aturan berbahasa Indonesia secara baik dan benar.

12

(18)

13

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. PENGERTIAN BAHASA

(19)

2. ASAL USUL BAHASA

Nenek moyang kita yang disebut Cro Magnon, berkomunikasi melalui simbol-simbol seperti tulang, tanduk, dsb. sampai pada tahap perkembangan selanjutnya, yaitu antara 35.000 sampai 40.000 tahun lalu, mereka menggunakan bahasa lisan. karena Cro Magnon dapat berpikir lewat bahasa, mereka mampu membuat rencana, konsep berburu dengan cara yang lebih baik dan mempertahankan diri lebih efektif. perkembangan bahasa itu menggambarkan atau merefleksikan suatu keadaan dalam sosial masyarakat, seperti: kelas (class), jenis kelamin (gender), profesi (profession), tingkat umur (age group), dan tingkat faktor sosial lainnya.

3. FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN

Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai bahasa resmi negara, bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional bagi kepentingan menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan, dan alat pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, seni, serta teknologi modern. Menurut Larry L. Barker, seperti yang dikutip oleh Mahreni Fajar, bahasa memiliki tiga fungsi: 1) Penamaan (Naming atau Labeling) 2) Interaksi 3) Transmisi

Seperti yang dikutip oleh Deddy Mulyana, Book mengemukakan, agar komunikasi kita berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu:

14

1. Untuk mengenal dunia di sekitar kita. 2. Berhubungan dengan orang lain.

3. Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita.

4. PENGARUH BAHASA TERHADAP PENDIDIKAN FORMAL DI SEKOLAH

Ada beberapa indikator yang menentukan kuatnya bahasa pergaulan yang dikuasai oleh siswa.

1. Sejak lahir 2. Lingkungan

(20)

Dalam berbahasa Indonesia sebagaian penutur kurang mampu berbahasa Indonesia secara baik dan benar. Dalam suasana yang bersifat resmi, mereka menggunakan kata-kata/bahasa yang biasa digunakan dalam suasana tidak resmi/kehidupan sehari-hari. Padahal, seperti kita ketahui bahwa berbahasa Indonesia secara baik dan benar adalah berbahasa Indonesia sesuai dengan suasana/situasinya dan kaidah-kaidan kebahasaan. Hal tersebut mungkin karena sikap negatif terhadap bahasa yang digunakan. Mereka berbahasa Indonesia tanpa mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Bagi mereka, yang terpenting adalah sudah menyampaikan informasi kepada orang lain.

B. KRITIK/SARAN

Bahasa memiliki banyak pengaruh dalam pembelajaran di sekolah karena bahasa berfungsi sebagai suatu pengantar dalam pendidikan. Saat ini yang

disayangkan adalah penggunaan bahasa yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan ejaan yang benar. Seharusnya setiap sekolah memiliki seorang ahli bahasa yang profesional yang bertugas memberikan pemahaman dan penjelasan mengenai penggunaan bahasa yang baik dan benar. Bahasa menjadi sebuah identitas dari setiap individu ataupun suatu lembaga karena bahasa sangat berpengaruh dalam pendidikan dan pergaulan.

15

C. HARAPAN

Bahasa Indonesia merupakan bahasa Nasional, yang artinya sebagai bahasa persatuan yang digunakan oleh semua warga negara untuk dapat berkomunikasi secara nasional. Bahasa Indonesia berpengaruh terhadap pendidikan di sekolah, untuk itu, perlu adanya perubahan yang signifkan dalam upaya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.

(21)

Anonimous. 2009. “Perubahan Penggunaan Bahasa Indonesia”.

Dalam

http://mgmpbismp.co.cc/2009/06/17/p

erubahan

-penggunaan-

bahasa

- indonesia/

. Diunduh

Pada Tanggal 29 SEPTEMBER 2016, pukul 22.30 WITA.

Anton M Moeliono dan Soenjono Dardjowidjojo. 1988.

Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Gorys Keraf. 1973.

Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa.

Ende-Flores: Nusa

Indah.

Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 1991.

Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia.

Jakarta: Erlangga.

St Y. Slamet. 2008.

Dasar Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Surakarta: UNS Press.

Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai.2004. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.

Referensi

Dokumen terkait

SAINTEK | Jurnal Sains & Teknologi 115 Menu Belajar periode Akan tampil ketika mengklik tombol Belajar periode pada menu belajar Waktu, dan akan menampilkan beberapa

Tahap ini mencari dan mengumpulkan data untuk keperluan pelatihan dalam pembuatan program aplikasi rumah sakit pada mahasiswa/I prodi teknologi rekam medis STIKes

Kelemahan siswa dalam penggunaan alat tidak hanya terjadi di Kabupaten ini, Kota Palu sebagai ibukota pusat propinsi dengan fasilitas Pendidikan yang baik, ternyata memiliki

 Terkait kegiatan analisis transaksi keuangan, selama Februari 2016, PPATK telah menyampaikan permintaan informasi kepada PJK dan instansi lainnya sebanyak 416

Faktor dari luar seperti informasi inilah yang tertanam dan mengendap dalam pikirannya yang membuat Humbert memiliki rasa sukanya terhadap sesuatu yang berbau seksualitas

Pengaturan sudut tilt panel photovoltaic divariasikan pada sudut kemiringan 5, 10, 15, 20, 25, dan 30° sedangkan pengaturan arah azimuth divariasikan menghadap ke utara dan ke

RPH Tegal Tangkil didominasi oleh mangrove jenis Avicennia sp, dengan kondisi yang cukup terganggu (rusak) sehingga hanya dapat dianalisis 1 transek. Jumlah pohon

Gambar 8 Model 1 mengalami keruntuhan di profil Hasil pengujian lendutan model 1, didapatkan bahwa model 1 mengalami keruntuhan pada flens profil sebelum terjadi