SKRIPSI
PENGARUH PIUTANG DAN UTANG TERHADAP
PENINGKATAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Studi Empiris Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di BEJ
Diajukan untuk salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
NAMA : Yenni Maria Sridarta
NIM
: 022214093
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PENINGKATAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Studi Empiris Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di BEJ
Diajukan untuk salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh :
NAMA : Yenni Maria Sridarta
NIM
: 022214093
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
DO YOUR BEST AND GOD WILL DO THE REST.
KADANG SAAT KAU JATUH KAU HARUS BERDIRI SENDIRI
TANPA BANTUAN ORANG LAIN.
TO LEARN YOU HAVE TO LISTEN, TO IMPROVE YOU HAVE TO
TRY.
KARYA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Ayah, Om Gie, Nenek dan Kakek di surga
Ibu, mbak Deta, mas Budi dan keponakanku Niko
yang membuatmu berhenti sejenak untuk
menghadapi
rasa
takutmu.
Kau
dapat
berkata pada dirimu sendiri, “Aku telah
tabah menghadapi masalah ini. Aku pasti
mampu menghadapi hal berikutnya.”
(Eleanor Roosevelt)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan atau daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 April 2008
Penulis
Abstrak
PENGARUH PIUTANG DAN UTANG TERHADAP PENINGKATAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN
Studi Empiris Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta
Yenni Maria Sridarta Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah piutang dan utang berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di bursa efek Jakarta.
Data yang digunakan berupa data laporan keuangan perusahaan (neraca dan laporan laba rugi) yang terdapat pada situs www.jsx.co.id dari mulai tahun 2003 sampai dengan 2006. sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang telah mengaudit laporan keuangannya setiap tahun selama periode tahun 2003-2006 yaitu sebanyak 10 perusahaan. Pengumpulan data dilakukan secara dokumentasi terhadap data yang telah dipublikasikan oleh bursa efek Jakarta. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda.
THE INCREASE OF COMPANIES’ PROFITABILITY
An Empiric Study on Automotive Companies Registered in Jakarta Stock Exchange
Yenni Maria Sridarta Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The objective of the research was to find out whether debt and account receivable had significant influence toward profitability increase in automobile companies registered in Jakarta Stock Exchange.
The data used were in form of companies’ financial statements data (balance sheet and statements of income) which can be obtained through site
www.jsx.co.id from 2003 until 2006. The samples in the research were 10 automobile companies registered in Jakarta Stock Exchange which have audited their financial statements yearly during the period of 2003 to 2006. Data collection was conducted by documenting the data published by Jakarta Stock Exchange. The analysis tool used in the research was multiple linear regression.
The analysis indicated that debt and account receivable ratio simultaneously has influenced positively and significantly on the increase of profitability in the automobile companies in Jakarta Stock Exchange.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah Yang Maha Esa yang selalu
melimpahkan berkat, rahmat dan anugerah serta bimbinganNya sehingga pada
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Manajemen, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat
terselesaikan atas bantuan, bimbingan dan dorongan yang diberikan dari berbagai
pihak. Maka dalam kesempatan ini dengan segala hormat dan rendah hati penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J., selaku Rektor
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
petunjuk dan pengarahan kepada penulis.
3. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.Si., selaku Kaprodi Manajemen
dan Dosen pembimbing 1 yang telah bersedia meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan
pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A, selaku Dosen
pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran dalam memberikan bimbingan, masukan dan
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma yang telah memperlancar jalannya proses belajar-mengajar
dan kegiatan akademik.
6. Segenap staf dan karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma
yang telah membantu dalam penyediaan buku-buku dan literature.
7. Ayah yang ada di surga dan Ibu yang telah memberikan doa dan
semangatnya demi kelancaran skripsi ini dan atas kesabaran yang
tiada batasnya.
8. The one and only my sister Deta, Mas Budi dan keponakanku Niko
atas segala nasehatnya, keceriaan, doanya dan bantuannya.
9. My others family Alm. Om Gie, Pak Ato, Bude Nuk dan Mbak Nia
yang selalu ada untuk membuat hari-hariku di rumah terasa sangat
menyenangkan.
10. Anak-anak garuda 17 terutama mbak Linda, mbak Denti dan
sepupuku Wuri atas segala bantuannya dan kekompakannya.
11. Teman senasib dan sepenanggungan Dian dan Nita akhirnya kita
lulus juga.
12. Anak-anak Manajemen angkatan 2002 : Indah, Sandra, Dewi, Nana,
Wawan, Sisil, Wulan, Retno, Yandy, Nyoman, Lusi, Shanti, Tata,
Virda dan semuanya yang telah menjadi sahabat yang sangat baik
bagiku.
13. Kelompok KKP no 7 Wawan, Eka, Daus yang selalu memberiku
kata-kata SEMANGAT. Kita memang kompak.
14. Karyawan biro personalia dan mbak Sisca di PSI, terimakasih telah
memberikan pengalaman kerja yang sangat berarti.
15. Bapak dan Ibu Parjiyo di Krebet terimakasih karena telah
memberikan cerita yang indah dan nasehat yang sangat berharga
bagi hidupku.
Akhirnya penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan skripsi
ini, oleh karena itu dengan rendah hati penulis mohon saran dan kritik yang
membangun dari pembaca.
Penulis
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PUBLIKASI PERPUSTAKAN ... vii
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 3
F. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI A. Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan ... 6
B. Laporan Keuangan ... 8
C. Piutang ... 13
1. Pengelompokan Jenis-Jenis Piutang... 13
2. Manfaat Piutang ... 15
3. Tingkat Perputaran Piutang dan Budget Perputaran Piutang ... 16
D. Utang ... 17
1. Pengertian Utang ... 17
2. Klasifikasi Utang ... 18
3. Tujuan Utang ... 19
4. Leverage Ratio ... 20
E. Profitabilitas / Laba ... 22
1. Pengertian Profitabilitas ... 22
2. Ciri-Ciri Profitabilitas ... 22
3. Penggunaan Profitabilitas ... 22
4. Rasio-Rasio Profitabilitas ... 23
F. Pengaruh Piutang dan Utang Terhadap Profitabilitas ... 24
G. Hipotesis ... 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran... 27
E. Data yamg diperlukan ... 27
F. Populasi dan Sampling ... 27
G. Tehnik Pengumpulan data ... 28
H. Tehnik Analisis Data ... 29
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta ... 32
B. Sejarah Singkat Perusahaan Otomotif ... 35
B. Analisis Deskriptif ... 40
C. Analisis Regresi Linier Berganda ... 42
D. Pengujian Hipotesis ... 44
E. Pembahasan dan Implikasi ... 46
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48
B. Keterbatasan Penelitian ... 48
C. Saran ... 49
1. Bagi Perusahaan ... 49
2. Saran Penelitian Lanjutan ... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Sampel Penelitian ……… 39
Tabel 5.2 Hasil perhitungan Mean dan Standar Deviasi ……… 40
Tabel 5.3 Hasil regresi faktor-faktor yang mempengaruhi variable bebas
terhadap peningkatan profitabilitas ……… 42
Tabel 5.4 Nilai dari koefisien determinasi, koefisien korelasi, dan standar
error of estimate dari hasil analisa regresi ………. 45
A. Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya teknologi dan memasuki era
globalisasi, timbul kenyataan bahwa persaingan yang terjadi dalam dunia
bisnis akan semakin ketat. Perusahaan yang menghasilkan produk sejenis
harus dapat bersaing dan menghasilkan keuntungan dari modal yang telah
diinvestasikan agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan
usahanya.
Dalam usaha memperoleh keuntungan, perusahaan dihadapkan
pada masalah pengelolaan modal sebagai sumber pembelanjaan. Modal yang
ditanamkan pada perusahaan, akan menjadi dana yang dapat diinvestasikan
dalam berbagai macam bentuk aktiva yang dibutuhkan perusahaan. Modal
dalam perusahaan juga dapat diinvestasikan dalam bentuk piutang dan utang.
Masalah piutang ini menjadi begitu penting dalam kaitannya
dengan perusahaan manakala harus menentukan berapa jumlah piutang yang
optimal. Disamping itu piutang juga harus dikelola dengan efisien yang
menyangkut tentang laba atau tambahan laba yang diperoleh dengan
perubahan kebijakan penjualan dengan beban yang timbul karena adanya
piutang (Sartono, 2001 : 431).
Biaya piutang tersebut akan diimbangi oleh meningkatnya
penjualan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen piutang merupakan
pengelolaan piutang agar kebijakan kredit mencapai optimal, yaitu
tercapainya keseimbangan antara biaya yang diakibatkan oleh kebijakan
kredit dengan manfaat yang diperoleh dari kebijakan tersebut (Martono dan
Harjito, 2002 : 95).
Selain piutang perusahaan juga berkepentingan untuk memikirkan
besarnya kewajiban lancar. Beberapa kewajiban menunjukkan jumlah
terutang (terhimpun) kepada kreditor, seperti pemasok dan bank, sedangkan
yang lainnya mencerminkan kewajiban kepada pihak lainnya, seperti badan
pemerintah dan karyawan. Kewajiban penting karena sangat terkait erat
dengan tujuan-tujuan profitabilitas dan likuiditas perusahaan (Simanora, 2000
: 333).
Pengaturan utang yang efektif menjadi sangat penting untuk
kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan
kekurangan modal untuk beroperasinya kegiatan perusahaan, maka besar
kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang
tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban
jangka pendek pada waktunya dan akan menghadapi likuiditas (Sartono, 2001
: 385).
Dengan melihat permasalahan dan persoalan yang telah
diungkapkan maka penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh piutang
dan utang terhadap profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu maka penulis
ingin mengambil judul penelitian ini yaitu “Pengaruh Piutang dan Utang
Terhadap Profitabilitas Perusahaan” Studi empiris pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEJ.
B. Rumusan Masalah
Apakah piutang dan utang berpengaruh secara simultan dan
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan?
C. Batasan Masalah
1. Piutang dihitung dengan rasio piutang terhadap aktiva lancar.
2. Utang dihitung denganTotal Debt to Equity Ratio.
3. Sedangkan profitabilitas dihitung denganROI.
4. Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di
BEJ.
5. Tahun yang digunakan untuk penelitian adalah tahun 2003-2006.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah piutang dan utang berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan penjelasan dan informasi pengaruh
piutang dan utang terhadap profitabilitas pada perusahaan, khususnya
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengetahuan, informasi untuk penelitian selanjutnya, dan membantu
penelitian lebih mendalam khususnya mengenai piutang dan utang.
3. Bagi Penulis
Kegiatan penelitian ini merupakan pengalaman untuk menambah
pengetahuan dan dapat menerapkan teori yang pernah didapat di bangku
kuliah.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang hal-hal yang menyangkut Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah
penelitian dan konsep yang mendasari perumusan masalah.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang hal-hal yang menyangkut Jenis
Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Subjek Penelitian, Objek
Penelitian, Lokasi Penelitian, Data yang Dicari, Metode
Pengumpulan Data dan Metode Analisis Data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisikan tentang sejarah berdirinya perusahaan dan
keadaan perusahaan pada umumnya.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang hasil penelitian lapangan, disertai dengan
analisis data sesuai dengan tujuan penelitian.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran bagi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan
Peranan manajemen keuangan bagi perusahaan adalah
memperhatikan aktiva, alokasi dana terhadap berbagai macam proyek dan
kegiatan, pengukuran hasil dari masing-masing kegiatan, pemupukan dana
dalam perusahaan, serta pemeliharaan struktur modal yang rasional.
Menurut Suad Husnan (2000 : 4), manajemen keuangan adalah
keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan perencanaan, analisis dan
pengendalian kegiatan keuangan. Disini manajer keuangan bertanggungjawab
atas pengambilan keputusan penting mengenai investasi ( investment ) dan
pendanaan ( financing). Fungsi dari manajemen keuangan dalam perusahaan
meliputi :
1. Fungsi penggunaan dana atau pengalokasian dana ( use / allocation of
funds).
2. Fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan ( raising of
funds).
Fungsi pokok manajemen keuangan antara lain menyangkut
keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan kegiatan usaha dan
pembagian dividen pada suatu perusahaan. Dan diperoleh dari sumber
pembiayaan eksternal dan dialokasikan pada berbagai bentuk penggunaan.
Arus dana yang terjadi dalam kegiatan operasi perusahaan harus dipantau.
Pihak sumber keuangan akan menerima imbalan dalam bentuk hasil
pengembalian, pembayaran kembali produk dan jasa. Semua organisasi, baik
perusahaan bisnis, unit perusahaan masyarakat, badan sosial seperti palang
merah maupun organisasi nirlaba, harus menjalankan manajemen keuangan.
Dengan demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk
menggunakan dana tersebut untuk memaksimumkan nilai perusahaan
(Weston dan Copeland, 1992 : 3).
Menurut Weston dan Copeland (1992 : 4), kegiatan penting lain
yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat aspek, yaitu :
1. Dalam perencanaan dan perkiraan manajer keuangan harus bekerjasama
dengan para manajer lain yang ikut bertanggungjawab atas perencanaan
umum perusahaan.
2. Manajer harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan investasi
dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya. Perusahaan
yang berhasil biasanya mengalami pertumbuhan penjualan yang tinggi dan
memerlukan dukungan penambahan investasi. Para manajer keuangan
perlu menentukan laju pertumbuhan penjualan yang sebaiknya dicapai dan
membuat prioritas alternative yang tersedia.
3. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan manajer lain di perusahaan,
agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin. Semua keputusan
keuangan maupun bukan manajer keuangan perlu mempertimbangkan
aspek keuangan tersebut.
4. Tugas pokok manajer keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan
pembiayaan. Dalam menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan
berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan yang akan
mempengaruhi nilai perusahaan.
Menurut H. Indriyo Gitosudarmo dan H. Basri (2002 : 20), tujuan
manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai saham dan peningkatan
kekayaan perusahaan.Valueatau nilai perusahaan dimaksud, nilai perusahaan
saat ini dan nilai pada waktu yang akan datang, oleh karena itu perlu
pertimbangan nilai waktu dan uang (time value of money).
Pertimbangan nilai waktu dan uang dipergunakan untuk menilai
pengeluaran atau pemasukan yang akan diterima di waktu yang akan datang,
sedangkan evaluasi dan keputusan harus dilakukan sekarang (present value).
Untuk itu diperlukan perhitungan tingkat diskonto dalam pengeluaran atau
pemasukan yang akan datang.
Maksimisasi nilai perusahaan berarti maksimisasi kekayaan atau
kemakmuran dari pemegang saham dan pihak lain yang terkait. Maksimisasi
kekayaan pemegang saham dapat diukur dari pendapatan per lembar saham
(Earning per Share /EPS).
B. Laporan Keuangan
Sebagai faktor internal perusahaan, laporan keuangan memegang
peranan penting. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi, dimana laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai alat
komunikasi bagi perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai data keuangan atau aktivitas perusahaan yang telah dilakukan.
Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk menentukan atau menilai
posisi keuangan suatu perusahaan yang selanjutnya dari hasil analisis tersebut
dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan ekonomi (Standar
Akuntansi Keuangan, 2002 : 56).
Menurut Soemarso (2005 : 46), laporan keuangan meliputi neraca,
laporan laba rugi dan laba ditahan, laporan arus kas serta catatan laporan
keuangan. Neraca dapat menunjukkan posisi keuangan perusahaan.
Unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
aktiva, kewajiban dan ekuitas ( modal ). Aktiva adalah sumber daya yang
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh. Kewajiban
merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Ekuitas adalah hak residual
atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Laporan keuangan bagi perusahaan berfungsi untuk mengetahui
menyangkut bidang financial. Analisis terhadap laporan keuanagn ini
merupakan pedoman perusahaan dalam pengambilan keputusan-keputusan di
masa yang akan datang.
1. Tujuan dari pelaporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Pelaporan keuangan harus mengajukan informasi yang bermanfaat
begi investor, kreditur dan pihak lain yang potensial dalam membuat
keputusan-keputusan lain yang sejenis.
b. Pelaporan keuangan harus mengajukan informasi yang dapat
membantu investor, kreditur dan pengguna lain yang potensial dalam
memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas
dimasa mendatang yang berasal dari pembagian dividen maupun
pembayaran bunga dan pendapatan dari penjual.
c. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber daya
ekonomi perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban
perusahaan untuk mentransfer sumber daya tersebut kepada
perusahaan atau pemilik modal) dan tampak dari transaksi.
d. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang prestasi
perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditur sering
menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek
perusahaan.
2. Manfaat laporan keuangan dapat ditinjau dari :
a. Bagi pihak intern
1) Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penilaian terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu.
2) Mengorganisasi dan mengkoordinasi kegiatan-kegiatan atau
aktivitas dalam perusahaan.
3) Merencanakan dan mengendalikan aktivitas sehari-hari dalam
perusahaan.
4) Mempelajari tahapan-tahapan kegiatan tertentu dalam perusahaan.
5) Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.
b. Bagi pihak ekstern
1) Investor
Para investor sangat berkepentingan dan memerlukan laporan
keuangan perusahaan karena mereka menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut. Investor berkepentingan terhadap prospek
keuntungan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan
selanjutnya, untuk mngetahui jaminan investasinya dan untuk
mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek
perusahaan tersebut. Dari analisis laporan keuangan tersebut
investor dapat menentukan langkah yang harus ditempuhnya.
2) Kreditur
Sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak
terlebih dahulu posisi keuangan dari perusahaan yang
bersangkutan. Posisi atau keadaan keuangan perusahaan peminta
kredit akan diketahui malalui analisis laporan keuangan perusahaan
tersebut.
3) Instansi Pemerintah
Pemerintah sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang harus
ditanggung oleh perusahaan. Selain itu pemerintah juga akan
menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk menjadi bahan
rujukan dalam membuat kebijakan dibidang ekonomi.
4) Pelanggan dan Supplier
Para pelanggan dan supplier memerlukan informasi yang
menyangkut perusahaan untuk mengetahui apakah hubungan
dengan perusahaan masih perlu untuk dipertahankan dan perlu atau
tidaknya membuka hubungan baru dengan pihak lain.
5) Masyarakat
Perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak bisa lepas dari
mesyarakat disekitarnya. Kontribusi perusahaan mambawa
perubahan dalam masyarakat seperti : ikut menyokong
perekonomian nasional dan memberdayakan tenaga kerja. Laporan
keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi mengenai kecenderungan dan perkembangan perusahaan
serta rangkaian aktivitasnya.
C. Piutang
1. Pengertian dan Jenis-Jenis Piutang
Dalam rangka memperbesar volume penjualan, kebanyakan
perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak
segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan piutang
langganan, dan barulah di kemudian hari akan diterima kas, pada saat
terjadinya aliran kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang
tersebut. Dengan demikian maka piutang merupakan elemen modal kerja
yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam
rantai perputaran modal kerja.
Menurut Indriyo (2002 : 45), piutang adalah merupakan aktiva
atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari
dilaksanakannya politik penjualan kredit. Sedangkan menurut Sarwoko
dan Abdul Halim (1999 : 105), piutang adalah aktiva yang menunjukkan
jumlah tagihan yang dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil dari penjualan
barang dan jasa di dalam kegiatan usaha-usahanya.
Piutang juga merupakan salah satu bentuk investasi. Dia tidak
berbeda dengan investasi lain seperti investasi yang berujud dana kas dan
bank. Persediaan berbagai macam ( bahan baku, barang setengah jadi dan
barang jadi ) dan sebagainya. Sebagai salah satu bentuk investasi maka
piutang dagang (Adisaputro, 2003 : 61) :
a. Menyerap sejumlah dana modal kerja.
c. Mempengaruhi tingkat resiko perusahaan secara keseluruhan
d. Perlu dimonitor tingkat efisiensi pengelolaannya dari waktu ke waktu.
Menurut Haryono Jusup jenis piutang dibagi menjadi tiga yaitu (2001 :
52):
a. Piutang dagang
Piutang dagang adalah jumlah jumlah uang yang harus dibayar
oleh si pembeli kepada perusahaan. Piutang dagang umumnya
berjangka waktu kurang dari satu tahun. Oleh karena itu piutang
dagang dalam neraca dilaporkan sebagai aktiva lancar.
b. Piutang wesel
Piutang wesel lebih formal bila dibandingkan dengan piutang
dagang. Debitur (pihak yang harus membayar) dalam piutang wesel
membuat suatu janji tertulis kepada kreditur untuk membayar
sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu
tertentu di masa yang akan datang. Jangka waktu wesel bisa
bermacam-macam, tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari.
Berbeda dengan piutang dagang, piutang wesel bisa juga timbul
karena transaksi peminjaman uang.
c. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak
termasuk dalam piutang dagang maupun piutang wesel. Dalam
perusahaan, direksi perusahaan, dan piutang kepada cabang-cabang
perusahaan. Pada umumnya piutang semacam ini termasuk piutang
jangka panjang, tetapi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun dilaporkan sebagai aktiva lancar.
2. Manfaat Piutang
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan melakukan
penjualan kredit antara lain (Adisaputro, 2003 : 62) :
a. Merupakan upaya untuk meningkatkan omset penjualan. Pembeli
yang tidak memiliki likuiditas tinggi mungkin sekali akan terdorong
untuk melakukan pembelian, ataupun pembelian biasa yang
jumlahnya kecil akan terdorong untuk membeli lebih banyak dengan
ditawarkannya kredit pada mereka. Dengan demikian kebijakan kredit
dapat meningkatkan daya saing perusahaan itu.
b. Dengan meningkatnya volume penjualan maka keuntungan pun
diharapkan akan meningkat. Dengan demikian kredit akan mempunyai
akibat yang positif dari segi penilaian investasi secara keseluruhan.
c. Dengan adanya hubungan hutang piutang maka hubungan dagang
antara perusahaan dengan para pembelinya menjadi lebih erat,
sehingga kredit menjamin kontinyuitas hubungan.
d. Pada jenis usaha tertentu, seperti produsen rumah murah dan
perdagangan kendaraan bermotor, di mana hubungan kredit berjangka
lama maka kredit menciptakan keuntungan tambahan bagi penjual.
banyak, melainkan juga dari selisih bunga modal yang diperhitungkan
terhadap pembeli dengan bunga modal pinjaman yang sebenarnya
harus dibayarkan kepada Bank sebagai sumber dana pembelanjaan
piutang.
3. Tingkat Perputaran Piutang dan Budget Pengumpulan Piutang
Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan
berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang
adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lunak atau makin
lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada piutang,
yang ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu
adalah makin rendah. Tingkat perputaran piutang (receivable turnover)
dapat diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama periode
tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (Riyanto, 1995 : 90).
Periode terikatnya modal dalam piutang atau hari rata-rata
pengumpulan piutang dapat dihitung dengan membagi tahun dalam hari
dengan turnovernya. Hari rata-rata pengumpulan piutang dapat dihitung
dengan cara sebagai berikut : (1 tahun = 360 hari).
Adalah penting untuk membandingkan hari rata-rata
pengumpulan piutang dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Apabila hari rata-rata pengumpulan piutang selalu lebih
besar daripada batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan tersebut
bahwa banyak para langganan yang tidak memenuhi syarat pembayaran
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Tinggi rendahnya tingkat perputaran piutang mempunyai efek
yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam
piutang. Makin tinggi turnovernya, berarti makin cepat perputarannya,
yang berarti makin pendek waktu terikatnya dengan modal dalam piutang,
sehingga untuk mempertahankan penjualan kredit tertentu, dengan naiknya
turnovernya, dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang
diinvestasikan dalam piutang (Riyanto, 1995 : 91).
D. Utang
1. Pengertian Utang
Utang dalam pengertian akuntansi tidak sesederhana yang ada
sehari-hari, tetapi meliputi masalah yang cukup rumit. Utang tidak hanya
kewajiban yang timbul dari transaksi pinjaman, tetapi dapat pula timbul
dari pengadaan barang secara kredit, penerimaan jasa pegawai, penawaran
hadiah dan lain-lain.
Prinsip Akuntansi Indonesia menyatakan pengertian utang
sebagai berikut: “Kewajiban (utang) merupakan pengorbanan ekonomis
yang wajib dilakukan oleh perusahaan dimasa yang akan datang dalam
bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa yang disebabkan oleh
Dalam SFAC No. 6, FASB mendefinisikan kewajiban sebagai
kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi dimasa depan yang timbul
dari kewajiban saat ini dari entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau
memberikan jasa kepada entitas lainnya dimasa depan sebagai akibat dari
transaksi atau peristiwa masa lalu (Dyckman, 2000 : 136).
2. Klasifikasi Utang
Mengenai penggolongan utang, ada yang hanya membaginya
dalam 2 golongan, yaitu utang jangka pendek (yaitu kurang dari satu
tahun) dan utang jangka panjang (lebih dari satu tahun). Tetapi banyak
penulis dalam bidang pembelanjaan yang membagi modal asing atau utang
dalam 3 golongan, yaitu (Riyanto, 1995 : 227) :
a. Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktunya paling
lama satu tahun. Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari
kredit perdagangan, yaitu kredit yang diperlukan untuk dapat
menyelenggarakan usahanya. Adapun jenis-jenis daripada utang
jangka pendek yang terutama adalah :
1) Kredit Rekening Koran
2) Kredit dari penjual
3) Kredit dari pembeli
4) Kredit Wesel
b. Utang Jangka Menengah
Utang jangka menengah adalah utang yang jangka waktu atau
umumnya adalah lebih dari satu tahun dan kurang 10 tahun.
Kebutuhan membelanjai usaha dengan jenis kredit ini dirasakan
karena adanya kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan kredit
jangka pendek di satu pihak dan juga sukar untuk dipenuhi dengan
kredit jangka panjang di lain pihak. Bentuk-bentuk utama dari kredit
jangka menengah adalah
1) Term Loan
2) Lease Financing
c. Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya adalah
panjang umumnya lebih dari 10 tahun. Utang jangka panjang ini pada
umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan atau
modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk
keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun jenis atau
bentuk-bentuk utama dari utang jangka panjang antara lain :
1) Pinjaman Obligasi
2) Pinjaman Hipotik
3. Tujuan Utang
Motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan usaha melalui
pemegang saham, utang lebih murah dibandingakn dengan pendanaan
ekuitas paling tidak karena 2 alasan (Wild, 2005 : 213) :
a. Bunga sebagian besar utang jumlahnya tetap dan, jika bunga lebih
kecil dari pengembalian yang diperoleh dari pendanaan utang, selisih
lebih atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor
ekuitas.
b. Bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan
dividen tidak.
Umumnya perusahaan menggunakan baik pendanaan utang
maupun pendanaan ekuitas. Kreditor biasanya tidak mau memberikan dana
tanpa perlindungan dari pendanaan ekuitas.
4. Leverage Ratio
Leverage Ratio adalah perbandingan antara dana yang berasal
dari pemilik dengan dana yang berasal dari kreditur. Rasio ini sangat
penting bagi para kreditur atau calon kreditur yang memerlukan informasi
berapa para pemilik mempunyai dana sebagai dasar menentukan tingkat
keamanan kreditur. Apabila dana yang disediakan oleh pemilik merupakan
jumlah kecil dibanding dengan yang diserahkan oleh para kreditur, maka
berarti bahwa perusahaan sangat tergantung pada kreditur. Selain itu
kreditur juga diberikan informasi tentang ketergantungan perusahaan pada
para kreditur. Makin besar dana dari kreditur, berarti makin besar peranan
kreditur dalam mengendalikan perusahaan (Machfoedz, 1996 : 96).
Menurut Sarwoko dan Halim (1989 : 53) rasio ini mengukur
perbandingan dana yang disediakan oleh pemilik dengan dana yang
dipinjam perusahaan dari kreditur. Rasio ini menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Yang termasuk dalam rasio ini adalah :
a. Total Debt to Total Asset Ratio
Merupakan perbandingan total hutang dengan total aktiva. Rasio
ini menunjukkan berapa total aktiva yang disediakan untuk menjamin
hutang perusahaan. Semakin tinggi nilainya semakin besar jumlah
modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan
perusahaan. Rasio ini dihitung sebagai berikut :
Total Debt to Total Asset Ratio =
Aktiva Total
Hutang Total
b. Total Debt to Equity Ratio
Merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal
sendiri. Rasio ini menunjukkan berapa rupiah modal sendiri yang
disediakan untuk membayar hutang. Rasio ini dihitung sebagai berikut
Total Debt to Equity Ratio =
Modal Total
Hutang Total
c. Long Term Debt to Equity Ratio
Merupakan perbandingan antara total hutang jangka panjang
dengan jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukkan jaminan atas
Long Term Debt to Equity Ratio =
Sendiri Modal
Panjang Jangka
Hutang
E. Profitabilitas/Laba
1. Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan modal yang dimiliki perusahaan dalam periode
tertentu (Harnanto, 1991 : 325).
2. Ciri-Ciri Profitabilitas
Profitabilitas dapat dianggap sebagai criteria penilaian yang valid
untuk mengukur hasil pelaksanaan operasi perusahaan karena mempunyai
cirri-ciri :
a. Merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi atau
penanaman modal sesuai dengan tingkat resikonya masing-masing.
b. Mampu menggambarkan tingkat laba yang dihasilkan menurut jumlah
modal yang ditanamkan karena dinyatakan dalam angka relatif.
3. Penggunaan Profitabilitas
Penggunaan profitabilitas sebagai penilaian hasil usaha dapat
dipakai sebagai :
a. Indikator tentang efektivitas manajemen
Tinggi rendahnya profitabilitas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan
tergantung sebagian besar pada kapabilitas, usaha dan motivasi dari
manajemen.
b. Proyeksi laba perusahaan
Arti penting profitabilitas lainnya adalah untuk dipakai sebagai alat
Bantu membaut proyeksi laba perusahaan, karena profitabilitas
menggambarkan korelasi antara laba dengan jumlah modal yang
ditanamkan
c. Pengendali manajemen
Bagi pihak intern manajemen, profitabilitas dapat dipakai sebagai alat
pengendali. Profitabilitas dipakai untuk menyusun rencana, target,
anggaran, koordinasi, dan evaluasi.
4. Rasio-Rasio Profitabilitas
Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dari beberapa
aspek yaitu, Gross Profit Margin, Operating Income Ratio, Operating
Ratio, Net Profit Margin, ROA, ROI, Rate of return on net worth(Riyanto,
1995 : 335).
a. Gross Profit Margin =
neto Penjualan HPP -neto Penjualan
b. Operating Income Ratio
= neto Penjualan umum penjualan, si, administra biaya -biaya -HPP -neto Penjualan
c. Operating Ratio
= Neto Penjualan umum pemjualan, si, administra biaya -biaya HPP
d. Net Profit Margin =
Neto Penjualan pajak sesudah neto Keuntungan
e. ROA =
Aktiva Jumlah
f. ROI = Aktiva Jumlah Pajak Sesudah Neto Keuntungan
g. Rate of return on net worth =
Sendiri Modal Jumlah pajak sesudah neto Keuntungan
F. Pengaruh Piutang dan Utang Terhadap Profitabilitas
Dalam rangka memperbesar volume penjualannya, kebanyakan
perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak
segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan piutang langganan,
dan barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadinya aliran kas masuk yang
berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang
merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar
secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja (Riyanto, 1995 :
90).
Karena begitu pentingnya sebuah piutang bagi perusahaan, maka
piutang ini dimonitor untuk melihat apakah pos tersebut meningkat terlalu
banyak, tetap saja, stabil atau menurun. Dalam hal penagihan menunjukkan
adanya pengenduran maka investasi perusahaan dalam piutang akan
meningkat, dan ini akan mempengaruhi laba perusahaan disamping
bertambah tingginya kemungkinan kerugian karena piutang macet. Jadi posisi
piutang harus dimonitor secara ketat (Weston dan Brigham, 1990 : 213).
Sedangkan menurut Kuswadi (2005 : 4), setiap mengumpulkan
piutang berarti menambah uang kas yang diperlukan oleh perusahaan untuk
operasi lainnya. Setiap peningkatan penjualan seharusnya merupakan
peningkatan laba, berarti peningkatan aktiva secara proporsional.
Menurut LynM Fraser dan Aileen Ormiston (2004 : 235), jumlah
dan porsi utang dalam struktur modal perusahaan sangat penting bagi seorang
analis keuangan karenatrade off antara tingkat pengembalian dengan resiko.
Menggunakan hutang menimbulkan resiko karena hutang menimbulkan
komitmen tetap berbentuk bunga dan pelunasan hutang pokok. Walaupun
hutang berarti resiko, ini juga memberikan potensi perusahaan untuk
memperbesar keuntungan bagi si pemilik.
G. Hipotesis
Setiap mengumpulkan piutang berarti menambah uang kas yang
diperlukan oleh perusahaan untuk membayar utang beserta bunganya, gaji
pegawai, pajak dan biaya-biaya operasi lainnya. Setiap peningkatan penjualan
seharusnya merupakan peningkatan laba, berarti peningkatan aktiva secara
proporsional (Kuswadi, 2005 : 4). Sedangkan hutang walaupun berarti resiko
ini juga memberikan potensi perusahaan untuk memperbesar keuntungan bagi
si pemilik. Dengan melihat teori di atas maka penulis mengambil hipotesis
sebagai berikut : piutang dan utang berpengaruh secara simultan dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Berdasarkan karakteristik masalah maka penelitian digolongkan
sebagai studi empiris, yaitu penelitian yang menitik beratkan pada
pengumpulan dan pengolahan sumber data dari pihak ke tiga yang telah
dipublikasikan.
B. Tempat dan waktu penelitian
Tempat : Pojok Bursa Efek Jakarta Universitas Sanata Dharma.
Waktu : Januari 2008 – Februari 2008.
C. Subyek dan obyek penelitian
1. Subyek penelitian adalah orang yang memiliki kapabilitas dan kompetensi
untuk dimintai keterangan/data penelitian. Dalam penelitian ini yang
menjadi subyek penelitian adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta.
2. Obyek penelitian adalah data/informasi yang dibutuhkan untuk menjawab
masalah penelitian/menguji hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini
obyek penelitian adalah rasio piutang terhadap aktiva lancar, total debt to
equity ratiodan ROI perusahaan otomotif tahun 2003-2006.
D. Variabel penelitian dan Pengukuran
1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas perusahaan
otomotif yang diukur dengan ROI. Alasan menggunakan ROI karena ROI
memakai perhitungan laba setelah pajak atau laba bersih.
ROI = Aktiva Jumlah Pajak Sesudah Neto Keuntungan
2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
a. Rasio Piutang Terhadap Aktiva Lancar =
Lancar Aktiva
Piutang
b. Total Debt to Equity Ratio =
Modal Total
Hutang Total
E. Data Yang Diperlukan
1. Gambaran umum pasar modal Indonesia.
2. Neraca perusahaan otomotif tahun 2003-2006.
3. Laporan laba rugi perusahaan otomotif tahun 2003-2006.
F. Populasi dan Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2002 : 72). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2002 : 73). Tehnik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dari seluruh perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan maksud untuk memperoleh sampel
yang betul-betul representatif. Perusahaan yang memenuhi kriteria akan
dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini. Adapun kriteria yang digunakan
dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta minimal pada tahun 2002.
2. Perusahaan telah menyerahkan laporan keuangan tahun 2003-2006,
dimana laporan keuangan per 31 Desember tersebut merupakan laporan
keuangan yang sudah diaudit.
3. Perusahaan belum pernah di-delistoleh Bursa Efek Jakarta.
G. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi,
yaitu tehnik pengumpulan data dengan cara melihat dan mempelajari
dokumen-dokumen perusahaan yang berhubungan dengan penelitian. Data
yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah data sekunder yang
diperoleh dariwww.jsx.co.id
H. Tehnik Analisis Data
1. Analisis regresi linier berganda
Untuk mengetahui pengaruh piutang dan utang secara bersama-sama
menggunakan analisis regresi linier berganda dengan rumus sebagai
berikut (Mustafa, 1995 : 127) :
Y= a + b1X1 b2X2
Dimana :
Y = variabel terikat (ROI)
a = konstanta
, 2 1,b
b = koefisien regresi
2 1,X
X = variabel bebas (Rasio Piutang Terhadap Aktiva Lancar, Total
Debt to Equity Ratio).
2. Uji koefisien Regresi Linear Berganda
Uji F digunakan untuk menguji apakah benar-benar ada pengaruh yang
signifikan dari piutang dan utang secara simultan terhadap peningkatan
profitabilitas perusahaan. Untuk pengujian tersebut diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Hipotesis nol
HO : b1,b2 0, artinya piutang dan utang tidak berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.
b. Hipotesis alternatif
0, b , b : 1 2
A
H artinya piutang dan utang berpengaruh secara simultan
c. Dipilihlevel of significance( ) = 5% artinya taraf kesalahan atau taraf
kekeliruan hanya 5%.
1) -k -n k, , ( tabel F
F
df = n-k-1
n = banyaknya prediktor
k = jumlah variabel
d. Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis
1) HO ditolak jika Fhitung Ftabel
2) HO diterima jika Fhitung Ftabel
e. Statistik Uji F dengan rumus (Husaini Usman dan R. Purnomo Setiady
Akbar, 1995 : 24) :
) 1 ( ) 1 ( 2 2 R k k n R F
1 1 22 2
) 2 , 1 ( y y x b y x b Ry Dimana :
R : koefisien regresi linier berganda
n : jumlah sampel
k : jumlah variabel independen
f. Diagram pengujian hipotesis
Daerah
Penerimaan HO daerah penolakan HO
) 1 ,
,
( k nk
F
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta
Bursa efek di Indonesia pertama kali didirikan di Batavia (Jakarta)
oleh pemerintah colonial Belanda pada tanggal 14 Desember 1912 dengan
memperjualbelikan sekuritas berupa saham dan obligasi
perusahaan-perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1939 terjadi
Perang Dunia II sehingga bursa efek di Indonesia terhambat perkembangannya
dan kemudian resmi ditutup pada tanggal 10 Mei 1940. Tetapi kemudian pada
tanggal 23 Desember 1940 bursa efek di Jakarta sempat dibuka kembali,
walaupun kemudian ditutup kembali ketika Jepang masuk Indonesia.
Selanjutnya pasar modal mulai digiatkan dengan dibukanya kembali
Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 3 Juni 1952. Pembukaan BEJ tersebut didorong
penerbitan obligasi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1950. Aktivitas
pasar modal mulai berkembang sampai dengan tahun 1958. Kelesuan yang
terjadi di pasar modal pada saat itu disebabkan oleh banyaknya warga Belanda
yang meninggalkan Indonesia dan dilakukannya nasionalisasi terhadap
perusahaan Belanda di Indonesia. Hal ini terjadi sampai dengan berakhirnya
masa pemerintahan orde lama.
Pada masa pemerintahan orde baru, pengaktifan kembali pasar modal
di Indonesia dimulai dengan pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal
(BAPEPAM) dan pembukaan pasar modal pada 10 Agustus 1977. Pada
awalnya tujuan pengaktifan kembali pasar modal lebih ditekankan pada asas
pemerataan, sehingga kepemilikan saham tidak jatuh ke tangan segolongan
masyarakat tertentu saja. Untuk tujuan itu maka pemerintah berperan aktif
dalam menangani pasar modal Indonesia. BAPEPAM dan PT Danareksa
diberikan prioritas membeli sedikitnya 50% saham yang ditawarkan.
Terlalu besarnya campur tangan pemerintah merupakan salah satu
faktor penyebab lambannya perkembangan pasar modal di Indonesia.
Ditambah lagi adanya deregulasi perbankan pada tahun 1983, menyebabkan
tingkat suku bunga deposito naik, sehingga investasi di pasar modal menjadi
kurang menarik bagi masyarakat. Selama kurun waktu 1977-1988, hanya 24
perusahaan yang melakukan emisi saham di bursa efek dengan nilai Rp 129,4
milyar dan tiga perusahaan melakukan emisi obligasi senilai Rp 535,7 milyar.
Kemudian, pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi seperti Paket
Desember 1987, Paket Oktober 1988, Paket Desember 1988, dan Paket
September 1977 yang bertujuan menggairahkan perdagangan bursa efek di
Indonesia. Pada prinsipnya peraturan-peraturan tersebut merupakan
langkah-langkah penyesuaian terhadap peraturan-peraturan sebelumnya untuk
mendorong pertumbuhan pasar modal yang sehat dan kuat.
Paket Kebijaksanaan Desember 1987 (Pakdes 1987), berisi kebijakan
yang menyederhanakan proses emisi sekuritas, membuka kesempatan yang
serta memberi kesempatan bagi perusahaan baru yang mempunyai laba untuk
mencari modal di Bursa Paralel Indonesia (BPI). Penyederhanaan proses
penerbitan saham dan obligasi dilakukan dengan melonggarkan persyaratan
bagi perusahaan yang ingin go public dengan tidak diharuskannya perolehan
laba sebesar 10% dari modal sendiri dalam dua buku terakhir berturut-turut.
Proses emisi yang dilakukan BAPEPAM juga dipercepat menjadi 90 hari
apabila persyaratan-persyaratannya sudah dipenuhi.
Paket Oktober 1988 (Pakto 88), berisi tentang penetapan pajak yang
sama bunga deposito dan dividen saham sebesar 15%. Kebijakan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik investasi di pasar modal. Pakto
88 juga memuat tentang ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK) pada sektor perbankan,sehingga mendorong masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dananya di pasar modal.
Paket Desember 1988 (Pakdes 88), merupakan kebijakan pemerintah
untuk memberi kesempatan bagi swasta nasional untuk menyelenggarakan
bursa swasta dan menerapkan systemcompany listed.
Pada tahun 1991, bursa saham diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek
Jakarta dan menjadi salah satu bursa saham yang dinamis di Asia.
Swastanisasi ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM dari Badan
Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Paket September 1997, berisi tentang kebijakan pemerintah untuk
kecuali bagi saham-saham perbankan, guna mendorong investor asing
melakukan perdagangan di pasar modal Indonesia.
Pada Juli 2000, BEJ mulai menerapkan perdagangan jarak jauh sebagai
upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan frekuensi
perdagangan.
Pada Mei 2005, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System
(JATS), sebuah system perdagangan otomasi yang menggantikan system
perdagngan manual. System ini dapat memfasilitasi perdagangan saham
dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang
fair dan transparan disbanding system perdagangan manual.
B. Sejarah Singkat Perusahaan Otomotif
1. PT Astra Otoparts Tbk
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 20 September 1991. Perusahaan ini
berdomisili di Jakarta dengan pabrik berlokasi di Jakarta dan Bogor.
Kantor pusatnya beralamat di Jalan Raya Pegangsaan Dua Km 2,2 Kelapa
Gading, Jakarta. Perusahaan bergerak dalam perdagangan suku cadang
kendaraan bermotor dan menjalankan usaha dalam bidang industri logam,
suku cadang kendaraan bermotor, dan industri plastic. Perusahaan
2. PT Goodyear Indonesia Tbk
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 26 Januari 1917. Perusahaan ini
bergerak dalam bidang industri ban untuk kendaraan bermotor, penyaluran
dan ekspor ban. Kantor perusahaan dan pabrik perusahaan berlokasi di
Bogor. Penawaran saham perdana perusahaan dilakukan pada tanggal 10
November 1980.
3. PT Indomobil Sukses Tbk
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 20 Maret 1987. Kantor pusat
perusahaan ini ada di Wisma Indomobil Lt.16 Jl. MT. Haryono Kav. 8
Jakarta, sedangkan pabriknya ada di JL Raya Kamurang Citeureup Bogor.
Penawaran saham perdana dilakukan pada tanggal 15 November 1993.
4. PT Indospring Tbk
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 5 Mei 1978. Perusahaan ini bergerak
dalam bidang industri otomotif dan komponennya. Kantor perusahaan ini
ada di Jl. May Jend Soengkono Segoromadu Gresik Jawa Timur.
Penawaran saham perdana pada tanggal 10 Agustus 1990.
5. PT Multi Prima Sejahtera Tbk
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 7 Januari 1982. Ruang lingkup
kegiatan perusahaan manufaktur busi dan suku cadang kendaraan
bermotor. Perusahaan berkedudukan di Jalan Boulevard Palem Raya No.
7, Menara Matahari Lantai 12, Lippo Karawaci, Tangerang. Sedangkan
Kecamatan Gunung Putri, Jawa Barat. Penawaran saham perdana pada
tahun 1990.
6. PT Nipress Tbk
Perusahaan ini berdiri pada November 1970. Perusahaan ini berlokasi di
Jl. Narogong Raya Km. 26, Desa Klapa Nunggal, Kecamatan Cileungsi,
Bogor-Jawa Barat. Produknya adalah automotive battery, motorcycle
batterydansealed acid battery.
7. PT Prima Alloy Steel Tbk
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 20 Februari 1984. Ruang lingkup
kegiatan perusahaan meliputi industri rim, stabilizer, dan peralatan lain
dari alloy alumunium dan baja, serta perdagangan umum produk-produk
untuk tersebut. Kantor dan pabrik perusahaan berlokasi di Jalan Muncul
No. 1, Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Penawaran umum perdana saham
perusahaan dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 1990.
8. PT Selamat Sempurna Tbk
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 19 Januari 1976. Ruang lingkup
kegiatan perusahaan adalah dalam bidang industri alat-alat perlengkapan
(suku cadang) dari berbagai macam alat-alat mesin pabrik dan kendaraan.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat yang beralamat
di Jl Pluit Raya I No. 1, Jakarta Utara, sedangkan pabriknya berlokasi di
Jakarta dan Tangerang. Perusahaan melakukan penawaran saham perdana
9. PT Sanex Qianjiang Motor Tbk
Perusahaan ini berdiri pada tanggal 21 Maret 2000. Kantor pusatnya ada di
Jl.Agung TimurX-Blok N.1, Nomor 11-14 Sunter Podomoro Jakarta.
Penawaran saham perdana pada tanggal 15 Juli 2004.
10. PT Sugi Samapersada Tbk
Perusahaan ini berdiri pada tanggal 26 Maret 1990. Kantor pusatnya
berada di Jl Raya Cakung Cilincing No. 95 Komplek Pemadam Jakarta.
Penawaran saham perdana pada tanggal 19 Juni 2002.
A. Deskripsi data
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di BEJ
pada tahun 2003-2006 dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta minimal pada tahun 2002.
2. Perusahaan telah menyerahkan laporan keuangan tahun 2003-2006,
dimana laporan keuangan per 31 Desember tersebut merupakan laporan
keuangan yang sudah diaudit.
3. Perusahaan belum pernah di-delistoleh Bursa Efek Jakarta.
Perusahaan otomotif yang terdaftar di BEJ terdapat 19 perusahaan sedangkan
yang memenuhi kriteria-kriteria seperti di atas adalah 10 perusahaan. Berikut
ini nama 10 perusahaan yang menjadi sampel penelitian :
TABEL 5.1
NO KODE PERUSAHAAN
1 AUTO PT Astra Otoparts Tbk
2 GPYR PT Goodyear Indonesia Tbk
3 IMAS PT Indomobil Sukses Tbk
4 INDS PT Indospring Tbk
5 LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk
6 NIPS PT Nipress Tbk
7 PRAS PT Prima Alloy Steel Tbk
8 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk
9 SQMI PT Sanex Qianjiang Motor
10 SUGI PT Sugi Samapersada Tbk
B. Analisis Deskriptif
Berikut akan dijelaskan analisis deskriptif yaitu menjelaskan deskripsi
data dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:
Tabel 5.2
Hasil perhitungan Mean dan Standar Deviasi dari variabel-variabel penelitian
Descriptive Statistics
40 -.1709 .1655 .026778 .0653529
40 .0459 .8563 .446427 .2379939
40 .13402 6.12552 1.4018935 1.37727671
40 ROI (Y)
Rasio Piutang (X1) Total Debt to Equity Ratio (X2) Valid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sumber : Hasil olah data SPSS
Pada variabel Profitabilitas, selama periode penelitian memiliki nilai
minimum sebesar -0,1709 artinya bahwa kemampuan aktiva untuk
menghasilkan laba adalah sebesar -17,09%, atau perusahaan dalam kondisi
rugi (loss). Nilai maksimum sebesar 0,1655 artinya kemampuan aktiva
tertinggi perusahaan untuk menghasilkan laba adalah sebesar 16,55%. Nilai
rata-rata sebesar 0,026778 artinya dari 10 perusahaan otomotif yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian, kemampuan rata-rata aktiva
untuk menghasilkan laba adalah sebesar 2,677%. Sedangkan standar deviasi
sebesar 0,0653529 artinya selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari
Analisis deskriptif terhadap variabel rasio piutang menunjukkan
bahwa, selama periode penelitian variabel ini memiliki nilai minimum
sebesar 0,0459 artinya nilai terendah dari piutang perusahaan adalah sebesar
4,5% dari total aktiva lancarnya. Nilai maksimum sebesar 0,8563 artinya nilai
tertinggi piutang perusahaan adalah sebesar 8,5% dari total aktiva lancarnya.
Nilai rata-rata sebesar 0,446427 artinya dari 10 perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian, rata - rata dari
piutang perusahaan adalah sebesar 4,4% dari total aktiva lancarnya.
Sedangkan standar deviasi sebesar 0,2379939 artinya selama periode
penelitian, ukuran penyebaran dari variabel rasio piutang , adalah sebesar
0,2379939 dari 40 kasus yang terjadi.
Untuk variabel hutang, selama periode penelitian memiliki nilai
minimum sebesar 0,13402 artinya bahwa kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibanya terendah adalah sebesar 13,4% dari total modalnya.
Nilai maksimum sebesar 6,12552 artinya kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibanya terbesar adalah sebesar 612,55% dari total modalnya.
Nilai rata-rata sebesar 1,4018935 artinya dari 10 perusahaan otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian, kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibanya rata – rata sebesar 140,1% dari
total modalnya. Sedangkan standar deviasi sebesar 1,37727671 artinya
selama periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel hutang, adalah
C. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mempermudah perhitungan regresi dari data yang cukup
banyak maka dalam penelitian ini diselesaikan dengan bantuan perangkat
lunak (soft were) komputer program SPSS 11.5.
Hasil pengujian terhadap model regresi berganda terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan profitabilitas pada perusahaan
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisis regresi dapat
ditunjukkan pada tabel berikut :
Tabel 5.3
Hasil Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Variabel Bebas Terhadap Peningkatan profitabilitas
Variabel Koef. Regresi (b) Standar Error (Seb) t
hitung Probabilitas Keterangan
(Constant) -0.039 0.019 -2.083 0.044
Piutang 0.101 0.041 2.494 ** 0.017 S
Hutang 0.015 0.007 2.098 ** 0.043 S
N 40
R 0,573
R2 0,325
F hitung 9,047
Probabilitas 0,001
Keterangan * Signifikan pada level 1%, ** signifikan hingga level 5% S : Signifikan TS : Tidak signifikan
Sumber : Data hasil regresi
Pada penelitian ini digunakan model persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut :
Y1 = a + b1X1 + b2X2+ e
Dengan memperhatikan model regresi dan hasil regresi linear berganda
maka didapat persamaan faktor-faktor yang mempengaruhi Peningkatan
profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
sebagai berikut :
Y = -0,039 + 0,101X1+ 0,015X2
Berdasarkan berbagai parameter dalam persamaan regresi mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi Peningkatan profitabilitas, maka dapat
diberikan interpretasi sebagai berikut:
1. Konstanta (Koefisien a)
Nilai konstanta sebesar -0,039 yang berarti bahwa jika tidak ada variabel
bebas yang terdiri Piutang (X1), dan Hutang (X2), yang mempengaruhi
Peningkatan profitabilitas, maka besarnya profitabilitas sama dengan
-0,039.
2. Koefisien Piutang (b1)
Prosentase piutang (X1) mempunyai pengaruh yang positif dengan
peningkatan prosentase profitabilitas, dengan koefisien regresi sebesar
0,101. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara
Piutang (X1) dan Peningkatan profitabilitas menunjukkan pengaruh yang
searah. Prosentase piutang (X1) yang semakin meningkat mengakibatkan
peningkatan prosentase profitabilitas, begitu pula dengan prosentase
piutang (X1) yang semakin menurun mengakibatkan penurunan prosentase
3. Koefisien Hutang (b2)
Prosentase hutang (X2) mempunyai pengaruh yang positif dengan
peningkatan prosentase profitabilitas, dengan koefisien regresi sebesar
0,015. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara
Hutang (X2) dan Peningkatan profitabilitas menunjukkan pengaruh yang
searah. Prosentase hutang (X2) yang semakin meningkat mengakibatkan
peningkatan prosentase profitabilitas, begitu pula dengan prosentase
hutang (X2) yang semakin menurun mengakibatkan penurunan prosentase
profitabilitas.
D. Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa “piutang dan
utang secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
peningkatan profitabilitas” menggunakan uji F atau Uji ANOVA. Hasil uji F
diperolehFhitung sebesar 9,047 lebih besar dariFTabeldengan DF Regresion =
2 dan DF Residual = 37 maka didapat FTabel 3,2519. Karena Fhitung lebih
besar dari FTabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh secara simultan piutang dan utang terhadap pningkatan
profitabilitas pada perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta. Hal ini dapat
diperjelas dengan gambar penerimaan dan penolakan hipotesis sebagai
berikut:
Daerah
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
0 3,2519 75,833
Gambar. 5. 1
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Uji F-Statistik Variabel X1, dan X2terhadap Y
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh
positif dan signifikan variabel piutang dan utang secara simultan terhadap
peningkatan profiabilitas perusahaan otomotif di Bursa Efek Jakarta”
terbukti.
Kemudian untuk menunjukkan berapa persen peningkatan
profitabilitas yang dapat dijelaskan oleh kedua variabel bebasnya dapat dilihat
dari tabel 5.4 dibawah ini:
Tabel 5.4
Nilai dari Koefisien Determinasi, Koefisien Korelasi, dan Standar Error of Estimate dari Hasil Analisa Regresi
Model Summary
.573a .328 .292 .0549855
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Predictors: (Constant), Total Debt to Equity Ratio (X2), Rasio Piutang (X1)
a.
Dari tabel 5.4 di atas dapat diketahui koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,328. Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,328, maka dapat
diartikan bahwa 32,8% peningkatan profitabilitas dapat dijelaskan oleh kedua
variabel bebas yang terdiri dari hutang dan rasio piutang. Sedangkan sisanya
sebesar 67,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
model penelitian.
E. Pembahasan dan Implikasi
Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan adanya pengaruh
yang positif dan signifikan dari variabel rasio piutang (X1), dan hutang (X2),
secara simultan terhadap peningkatan profitabilitas pada perusahaan otomotif
di Bursa Efek Jakarta. Signifikansi tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai
F-hitung lebih kecil F tabel. Hal ini berarti bahwa variabel rasio piutang (X1),
dan hutang (X2) telah mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam
meningkatkan perolehan laba perusahaan.
Karena begitu pentingnya sebuah piutang bagi perusahaan, maka
piutang ini dimonitor untuk melihat apakah pos tersebut meningkat terlalu
banyak, tetap saja, stabil atau menurun. Dalam hal penagihan menunjukkan
adanya pengenduran maka investasi perusahaan dalam piutang akan
meningkat, dan ini akan mempengaruhi laba perusahaan disamping bertambah
tingginya kemungkinan kerugian karena piutang macet. Jadi posisi piutang
harus dimonitor secara ketat (Weston dan Brigham, 1990 : 213).
Menurut LynM Fraser dan Aileen Ormiston (2004 : 235), jumlah dan
porsi utang dalam struktur modal perusahaan sangat penting bagi seorang
analisis keuangan karenatrade offantara tingkat pengembalian dengan resiko.
Menggunakan hutang menimbulkan resiko karena hutang menimbulkan
komitmen tetap berbentuk bunga dan pelunasan hutang pokok. Walaupun
hutang berarti resiko, ini juga memberikan potensi perusahaan untuk
memperbesar keuntungan bagi si pemilik.
Pengaturan utang yang efektif menjadi sangat penting untuk
kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan
kekurangan modal untuk beroperasinya kegiatan perusahaan, maka besar
kemungkinan akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang
tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di
bab terdahulu, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
Secara simultan Piutang (X1), dan Hutang (X2), berpengaruh secara signifikan
terhadap peningkatan profitabilitas pada perusahaan otomotif di Bursa Efek
Jakarta. Jadi setiap prosentase peningkatan rasio piutang terhadap aktiva
lancar dan prosentase peningkatan total debt to total equity ratio diharapkan
akan meningkatkan prosentase ROI.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Hal
ini disebabkan karena masih terdapatnya keterbatasan penelitian seperti :
1. Periode penelitian ini hanya terbatas pada periode tahun 2003 - 2006,
sehingga hasil kesimpulan ini kurang dapat digeneralisasikan untuk
periode-periode yang lain.
2. Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini hanya terbatas pada
perusahaan otomotif, sehingga kurang dapat digeneralisasikan untuk jenis
usaha yang lain, misalnya food and bavarage, lembaga keuangan atau
lainnya.
3. Penelitian ini belum menguji asumsi klasik dari regresi.
C. Saran
1. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan sebaiknya dalam usahnaya meningkatkan
keuntungan atau profitabilitas harus mempertimbangkan beberapa faktor
yang penting bagi perusahaan yaitu hutang dan rasio piutang agar
peningkatan profitabilitas ini dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien
untuk menghasilkan kinerja yang baik. Hutang perusahaan dapat
diperbesar jika nilai kinerja perusahaan baik dan variabilitas pendapatan
bagus, sehingga pihak ketiga akan memberikan kepercayaan terhadap
perusahaan tersebut karena nilai jaminannya lebih besar. Pihak perusahaan
sebaiknya mengelola piutang secara efektif dan efisien yang menyangkut
tentang laba atau tambahan laba yang diperoleh dengan perubahan
kebijakan penjualan dengan beban yang timbul karena adanya piutang.
2. Saran Penelitian Lanjutan
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya periode penelitian yang digunakan ditambah sehingga
menghasilkan informasi yang lebih mendukung. Jumlah sampel yang
digunakan dapat ditambah dan dapat diperluas ke beberapa sektor
perusahaan. Jumlah rasio keuangan yang dijadikan sebagai model
penelitian diperbanyak. Perlunya dilakukan uji klasik regresi agar
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan. (2003).Anggaran Perusahaan 2.Yogyakarta : BPFE.
Fraser, Lynn M & Ormiston, Aileen. (2004).Memahami Laporan Keuangan, Alih Bahasa : Sam Setyautama.Jakarta : PT Indeks.
Gitosudarmo, Indriyo & Basri, H. (2002). Manajemen Keuangan Ed. 4. Yogyakarta : BPFE.
Harnanto. (1991).Analisa Laporan Keuangan.Yogyakarta : BPFE.
Hasan, M. (2002).