• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH DASAR DASAR ILMU POLITIK DDIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH DASAR DASAR ILMU POLITIK DDIP"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

DASAR DASAR ILMU POLITIK (DDIP)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir semester Dasar Dasar Ilmu Politik (DDIP)

Disusun oleh:

Agraprana Pahlawan

NPM: 170210170118

UNIVERSITAS PADJADJARAN

(2)

i KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa., kami mengucapkan puji syukur kehadiratNya karena dengan ridho dan restuNya saya masih diizinkan untuk membuat makalah tugas akhir semester untuk memenuhi mata pelajaran Dasar Dasar Ilmu Politik (DDIP).

Makalah ini menjelaskan meningkatnya politik aliran di India dari faktor, akar dari pemicu fenomena tersebut, dan juga hubungannya dengan dunia internasional termasuk Indonesia. Menariknya, fenomena di India tersebut selain karena faktor intercnal, faktor eskternal seperti media sosial, dan iklim politik global juga mempengaruhi hal tersebut.

Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini jauh dari kata sempurna Tetapi, saya harap makalah ini bisa membantu masyarakat yang ingin menggali lebih lanjut dengan topik terkait. Saya juga menerima kritik dan saran dari makalah yang saya buat.

Jatinangor, 28 Desember 2017

(3)

ii DAFTAR ISI

Sampul Makalah...

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... ii

1. Pendahuluan... 1

2. Isi... 4

2.1. Gaya kampanye Narendra Modi... 4

2.2. Gaya komunikasi Narendra Modi... 5

2.3. Contoh politik aliran di Pilkada... 5

2.4. Peran media arus utam dan media sosial dalam polarisasi... 6

2.5. Kebijakan luar negeri dan dampaknya pada polarisasi di India... 7

2.6. Relevansi dengan Indonesia... 8

3. Sikap Penulis... 9

4. Penutupan... 10

(4)

1 MENINGKATNYA POLITIK IDENTITAS DI INDIA 1. Pendahuluan

Pada tanggal 27 Februari 2002, kereta api Sabarmati Express yang mengangku peziarah Hindu dari Ayodhya berhenti di Godhra setelah perayaan Purnahuti Maha Yagna. Yagna merupakan program pembangunan kembali kuil Ayodhya yang merupakan bekas Masjid Babri. 40 persen penduduk dari wilayah Godhra adalah Muslim. Kereta tersebut dibakar yang menyebabkan 59 penumpang meninggal dunia. Kerusahan melanda Gujarat dua hingga tiga bulan. Karena Muslim dituduh telah membakar kereta, masa Hindu menjarah, membunuh, dan memperkosa. Menurut Sanjiv Bhatt, Narendra Modi menyuruhnya agar masa meluapkan amarahnya. Pada tanggal 15 Desember 2002, Modi terpilih lagi menjadi kepala menteri Gujarat dengan retorika Hindutva atau apapun yang berbau Hindu di tengah ketakutan akan Muslim.

Pemerintahan Kongres di bawah koalisi UPA membentuk komisi penyelidikan dan kemudian hakim UC Banerjee mengatakan bahwa peristiwa Godhra mungkin adalah kecelakaan. Mahkamah Agung membantah hal tersebut karena dinilai tidak sah dan tidak sesuai dengan konstitusi. Setelah itu, Mahkamah Agung membentuk Tim Investigasi Khusus, 11 orang dijatuhi hukuman mati dan 20 orang dijatuhi hukuman seumur hidup. Mahkamah Agung juga menjatuhi hukuman kepada 63 orang diantaranya Maulana Umarji, Muhammad Hussain Kalota, Mohammad Ansari, dan Nanumiya Chaudary. Pada tahun 2012, Narendra Modi dinyatkan tidak bersalah oleh Tim Investigasi Khusus di bawah naungan Mahkamah Agung. 1

Kelompok anti-BJP menyatakan bahwa kerusuhan Godhra adalah konspirasi untuk memicu kekerasan dan kekerasan komunal. Modi dinilai sengaja menggunakan politik Hindutva-nya untuk menarik masa Hindu agar mendapatkan suara yang banyak dalam Pilkada. Tetapi, kelompok pro-BJP menyatakan bahwa Muslim yang patut disalahkan dalam kerusuhan karena menurutnya Muslim menujukkan sikap yang tidak simpatik terhadap kelompok Hindu. Selain itu Ayodhya memang seharusnya di bangun kembali karena kuil Ayodhya dihancurkan oleh Babar yang merupakan raja Afghan. 2

1 Timeline of the Riots in Modi’s Gujarat. (2014, April 06). Retrieved December 23, 2017, from

https://www.nytimes.com/interactive/2014/04/06/world/asia/modi-gujarat-riots-timeline.html#/#time287_8193

2 Desk, E. W. (2017, October 09). What is the 2002 Godhra train burning case? Retrieved December 23, 2017,

(5)

2

Pada tahun 2012, pemerintah Britania Raya mencabut larang kunjungan pada Narendra Modi dan setelah pemilu 2014, Narendra Modi diberikan imunitas setelah Modi dilarang mengunjungi Amerika pada tahun 2005 karena masalah HAM.

Pada tahun 2013, Narendra Modi dinominasikan sebagai kandidat Perdana Menteri dari partai BJP melawan Rahul Gandhi dari partai Kongres hingga khirnya dilantik pada 26 Mei tahun 2014.

Telah terjadi polarisasi yang masif dalam perpolitikan India semenjak itu. Salah satunya, pada tahun 2014 Narendra Modi mengatakan bahwa dia bangga menjadi patrotik dan Hindu. Selain itu, dia sering menggunakan istilah ‘Pakistan’ dalam retorika kampanyenya. Narasi yang menggema dalam perpolitikan India adalah “Love Jihad”, “Ram Mandir”, dan “Gauraksha”. Love Jihad adalah suatu fenomena di mana gadis Hindu menikahi lelaki Muslim untuk menjadi mualaf. Oleh karena itu, harus ditangani dengan “Ghar Wapsi”. Rashtriya Sevak Sangh (RSS), yang berafiliasi dengan partai BJP, berjanji akan membangun kembali kuil Ayodhya. “Gauraksha” adalah pasukan pembela sapi yang melakukan tindakan main hakim sendiri kepada Muslim yang membawa daging sapi. Salah satu tragedinya adalah meninggalnya Akhlaq pada Idul Adha tahun 2015. 3

Meskipun dalam pilkada ibu kota Delhi dan pilkada Bihar BJP tidak mendapatkan suara, tetapi di Maharashtra, Uttar Pradesh, Gujarat BJP memenangkan pilkada. Dalam Pilkada Uttar Pradesh, ia mengatakan, “Kalau ada kuburan (qibristan), harus ada tempat kremasi (shamshan). Apabila di bulan Ramadan ada listrik, maka di Diwali juga harus ada.” Pilkada Gujarat tahun 2017 juga menjadi isu yang heboh di negara tersebut. Ketika Rahul Gandhi mengunjungi kuil Hindu, para simpatisan BJP bertanya apakah Rahul Gandhi itu beragama Hindu atau Katolik. Narendra Modi juga membuat pidato yang tdak berdasar bahwa partai oposisi, Partai Kongres, bersekongkol dengan teroris Pakistan. Ditambah dengan munculnya tokoh politik dari kasta rendah Dalit seperti Hardik Patel dan Jignesh Mevani yang menjadi penyeimbang terhadap partai BJP. Semenjak Narendra Modi menjabat sebagai perdana menetri tahun 2014, kepala menteri digantikan oleh Anandaben Patel dan pada pilkada 2017, Vijar Rupani menjadi Kepala Menteri Gujarat.

3 Swain, A. (2017, May 22). Three years of Modi government has gifted India public lynching. Retrieved

(6)

3

Politik identitas juga merambah ke dalam industri film Bollywood. Contohnya boikot film Dilwale, Ae Dil Hai Mushkil dan Padmavati4

Internet juga menjadi salah satu media kampanye partai BJP. Tiap partai politik di India mempunyai buzzer untuk mengkampanyekan agendanya. Tetapi, buzzer partai BJP adalah kasus unik karena sering menyebarkan berita palsu atau hoaks. 5

4 S. (2017, November 19). Padmavati Row: Haryana BJP Leader Supports Call To Behead Deepika Padukone,

Sanjay Leela Bhansali - Highlights. Retrieved December 23, 2017, from

https://www.ndtv.com/india-news/padmavati-row-makers-defer-release-after-increasing-protests-live-updates-1777455

5 Kumar, R. (2017, December 12). The growing tide of fake news in India. Retrieved December 23, 2017, from

(7)

4 2. Isi

2.1 Gaya kampanye Narendra Modi

Sebagian besar media asing memujinya karena ketika krisis ekonomi tahun 2008, India merupakan salah satu negara yang tahan dari guncangan. Singh sendiri merupakan ekonomis terkemuka yang meliberalisasi perekonoman India pada tahun 1991. Semenjak liberalisasi tersebut, tingkat pertumbuhan ekonomi di India meningkat. Tetapi, pada masa pemerintahannya, sederet kasus korupsi melanda India seperti 2G scam, Radiagate, Coalgate, Aadarsh Scam, CWG Scam, dan lain-lainnya. Tingkah laku para pejabat koalisi UPA membuat masyarakat India menjadi antipati terhadap koalisi tersebut khususnya Partai Kongres. Akibat dari kasus korupsi partai Kongres, partai-partai daerah yang berafiliasi dengan partai tersebut seperti partai Bahujan Smajwadi (BSP) terkena dampaknya. Tidak ada partai-partai alternatif di luar koalisi UPA dan NDA (koalisi BJP) yang mumpuni. Dampak dari skandal korupsi, Rahul Gandhi tidak mempunyai amunisi seperti ‘Model Gujarat’ ala Narendra Modi selain menyerang kebijakannya. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh partai BJP yang merupakan partai oposisi kala itu. Terlebih lagi, partai-partai baru seperti partai Aam Aadmi juga mendapat respon yang negatif akibat partai tersebut mengedepankan drama-drama yang tidak produktif dalam kinerjanya.

Terjadi pertentangan antara kelompok sayap kanan dan kelompok sayap kiri. Partai BJP menekankan pentingnya revitalisasi budaya India dan agama Sanathan Dharma dalam kehidupannya. Pendukung partai tersebut menilai bahwa koalisi kiri tidak menghargai dan bahkan anti budaya dan Sanathan Dharma. Oleh karena itu, partai BJP sering menyerang partai-partai oposisinya contohnya partai Kongres, partai Komunis India, Partai Kongres Trinamool dan lain-lain. Partai Kongres sendiri merupakan partai politik pertama yang menguasai India selama 60 tahun dan juga mempunyai paham sekuler. Partai Kongres berada di spektrum tengah-kiri. Sementara dari partai kiri benar, ada Partai Komunis India. Ada juga partai politik yang berbasis kasta dan daerah tertentu seperti All India Anna Dravida Munnetra Kazhagam (AIADMK), Partai Kongres Trinamool (TMC), Bahujan Smajwadi Party (BSP), Janata Dal United (JDU), Shivsena, dll. Partai Shivsena berkoalisi dengan NDA. Sementara TMC, BSP, dan JDU berkoalisi dengan UPA. Sisanya merupakan partai altenatif

(8)

5

Terbukti, dia mengemukakan retorika “Sabka Saath Sabka Vikas” (Bersama semua, pertumbuhan untuk semua). Bukan hanya itu, keadaan dinastii Gandhi yang korup juga menjadi amunisi bagi pemerintahan Modi.

Masyarakat India putus asa dengan partai penguasa yang korup. Tetapi di sisi lain, dalam Pemilu tahun 2014, masyarakat India hanya bisa memilih yang terbaik di antara yang terburuk. Tentu saja, tidak semua pemilih yang memilih Modi itu rasis. Karena retorika provokatif yang dikemas seolah-olah menjadi retorika yang sekuler, kaum Hindu moderat pun banyak yang memilihnya.

2.2 Gaya komunikasi ketika menjadi Perdana Menteru

Dalam kasus Akhlaq dan juga kasus Una, Narendra Modi melakukan siasat dengan tidak membicarakan sama sekali kasus itu dan tidak mengungkapkan pandangannya di media sosial. Modi tahu di sisi lain dia tidak ingin mengecewakan pendukung Hindutva yang memilihnya pada Pemilu 2014. Tetapi di sisi lain, dia takut bahwa pernyataan-pernyataannya dapat memancing amarah dari dunia internasional. Meskipun kemudian, Modi mengatakan bahwa dia tidak setuju dengan tindakan pembunhan atas nama sapi. Tetapi, sebagian orang menanyakan mengapa Modi tidak serius dalam menghadapi isu tersebut dan baru berbicara beberapa hari kemudian.

Selain itu, Narendra Modi juga pintar mengemas kata dengan baik dan memasarkan agendanya dengan kosakata yang khas. Seperti ketika kasus terorisme Uri, kata ‘surgical strike’ menjadi viral di media arus utama dan media sosial. Amit Shah mengatakan, “kami akan melakukan ‘surgical strike’ yang menjadi viral di media arus utama dan media elektronik meskipun kebijakan tersebut sering dikritisi.

2.3 Contoh politik aliran di Pilkada India

Terjadi perubahan diksi Narendra Modi dalam kampanye antara Pemilu 2014 dan Pilkada Uttar Pradesh dan Gujarat tahun 2017. Slogan perkembangan dan pluralisme berubah jadi slogan komunal seperti “kuburan dan kremasi”, “Ayodhya”, dan “persekongkolan Kongres dengan Pakistan”. Untuk mendapatkan perhatian masyarakat awam dia semula-mula mengemasnya dengan cara sekuler dan berubah menjadi komunal. 6 Mungkin, basis BJP

sudah kuat dan dinamika pun berubah sehingga Modi tidak perlu berbasa-basi untuk mendapatkan suara baru.

6 PM Modi Won't Apologise For Accusing Dr. Manmohan Singh For Colluding With Pakistan: Govt. (2017,

(9)

6

2.4 Peran media arus utama dan media sosial dalam polarisasi

Media arus utama India juga turut ramai dalam polarisasi di politik di India. Debat yang seharusnya menjadi ajang bertukar pikiran, malah dijadikan ajang untuk saling serang dan saling intimidasi. Republic TV yang didirikan oleh politisi partai BJP dinilai sangat bias terhadap pemerintahan BJP, mengidentikkan oposisi dengan antinasional, serta sangat jingois dan provokatif. Begitu pula dengan Aaj Tak dan Zee News Sementara saluran NDTV

cenderung menentang pemerintahan penguasa dan melunak kepada separatis Kashmir karena saluran tersebut didirikan oleh poltisi Partai Komunis India. 7

Dari fenomena tersebut ada hal yang perlu dicermati dalam akar dari gaya dan diksi media India dalam meliput suatu peristiwa baik domestik maupun internasional. Pertama, pemilik suatu media televisi terafiliasi dengan parta politik tertentu.. Kedua, media India ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal dari politainment dan newstainment dari liputannya.8 Ketiga, karena media lebih senang menyajikan mereka dengan hal yang

menyenangkan bagi pemirsa ketimbang mengajak untuk kritis, media India cenderung melagengkan tradisi, sentimen, dan rasa primordialisme yang telah ada.

Keadaan politik di India juga terpengaruh oleh media sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, dan lain sebagainya serupa di berbagai negara di dunia. Media sosial membuat orang yang semula tidak menjabat sebagai pakar bisa mengungkapkan unek-uneknya sebebas apapun. Karena orang sudah tidak percaya lagi kepada institusi yang ada dan merasa sinis menjadi percaya pada fakta alternatif.

Meskipun berbagai negara di dunia mencoba memerangi hoax, tetapi di India, meskipun beberapa media arus utama serta beberapa situs alternatif berusaha melawan berita palsu dengan klarifikasi, pemerintah India tidak mempunyai itikad untuk melawan berita palsu. Bahkan, secara disengaja atau tidak, pejabat-pejabat India kecolongan membagikan kabar atau foto palsu di media sosial.

2.5. Kebijakan luar negeri India dan dampaknya pada polarisasi di India

India membuka hubungan diplomasi dengan Israel semenjak tahun 1991. Secara historis, kaum Hindu jarang berkonflik dengan kaum Yahudi dengan komunitas Yahudi kecil

7 Times Now and hashtags, a case study of blatant media bias. (2017, May 12). Retrieved December 23, 2017,

from https://www.altnews.in/times-now-hashtags-case-study-blatant-media-bias/

8 Republic TV, Times Now viewership moves up as genre ratings fall. (2017, November 24). Retrieved

(10)

7

12

di Kochi. India mendukung Palestina dan tidak mempunyai keterikatan dengan Israel sebelumnya semenjak kemerdekaan. Tetapi, dari sisi realis, India membuka hubungan Israel karena hal itu mempunyai keuntungan dengan India dan negara-negara Islam cenderung mendukung Pakistan dalam konflik Kashmir. Selain mendanai militer India, Perdana Menteri Netanyahu juga mengunjungi India pada tahun 2017. Narasi media arus utama dan komentar netizen di media sosial cenderung bernada positif. Sebagian Muslim dan juga pengamat menilai bahwa hubungan tersebut disatukan akibat sentimen terhadap kaum Muslim. Terlebih lagi pengalaman pahit kasus ‘Partisi 1947’ dan berbagai kekerasan komunal membuat sebagian kaum Hindu menaruh curiga terhadap Muslim. Meskipun demikian, India tetap mengakui eksistensi Palestina. Sushma Swaraj menyatakan bahwa India bersedia menjadi penyeimbang antara Palestina dan Israel. Dia akan tetap mendukung hak Palestina tetapi di sisi lain tetap mempertahankan hubungan baik dengan Israel.9 Beberapa bulan setelah

kunjungan Netanyahu ke India, India dengan konsisten akan mendukung resolusi PBB untuk menentang Yerusalem sebagai kota Israel. 10

Dalam kasus tragedi kemanusiaan Rohingya, narasi media arus utama India justru mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Myanmar.11 Yogi Adityanath

berkata bahwa pengungsi Rohingya merupakan penyusup yang akan membahayakan keselamatan negara. Motif dari itu semua kemungkinan berasal dari kepentingan ekonomis. Menurut The Conversation, dilihat dari sisi geopolitik, India, Tiongkok, dan Rusia merupakan investor terbesar di Myanmar. Sikap India, Tiongkok, Rusia cenderung mendukung narasi pemerintah Myanmar meskipun negara-negara Barat mengecam pembersihan etnis di Rakhine. Tiongkok sendiri merupakan mitra dalam kerja sama politik, ekonomi, dan keamanan yang paling penting. Amerika Serikat sendiri tidak mempunyai kepentingan di Meskipun India menerima pengungsi Rohingya, tetapi ketakutan bahwa pemerintah India ak an mendeportasi mereka karena tidak mempunyai dokumen. Sementara dokumen yang ada malah disita oleh pemerintah Myanmar. 12

2.6. Relevansi dengan Indonesia

9 Why Modi's India aligns more closely with Israel than with Palestinians. (n.d.). Retrieved December 23, 2017,

from http://america.aljazeera.com/articles/2014/8/3/modi-israel-relations.html

10 Times, W. Y. (2017, December 22). India's Jerusalem vote consistent with its position on Palestine. Retrieved

December 23, 2017, from http://www.hindustantimes.com/world-news/india-s-jerusalem-vote-marked-an-end-and-a-beginning/story-nYxmnZ5T9JvlIJCSzz3JXP.html

11 (2017, September 20). Retrieved December 23, 2017, from https://www.youtube.com/watch?

v=QEebAzH74PA

12 Fumagalli , M. (2017, December 12). How geopolitics helped create th e latest Rohingya crisis. Retrieved

(11)

8

Bangkitnya politik identitas di India tidak ada hubungan dan implikasi langsung terhadap perpolitikan Indonesia. Tetapi, muncul wacana bahwa Zakir Naik dicabut kewarganegaraannya oleh pemerintah India. Berarti, Zakir Naik tidak mempunyai status kewarganegaraan lagi. Hal itu merupakan reaksi dari teroris yang menyerang kafe di Bangladesh pada tahun 2016 terinspirasi oleh ceramah Zakir Naik. Zakir Naik dikenal sebagai da’i evangelis yang terkenal karena berdebat dengan non-Islam seperti Kristen, Hindu, ateis, dan lain-lainnya. Karena kiprahnya tersebut, pemerintah India mulai khawatir dengan ceramahnya yang dinilai menyebarkan ujaran kebencian khusunya terhadap agma mayoritas, Hindu. Oleh karena itu, selain pemerintah India, pemerintah Bangladesh juga mulai mencekal Peace TV karena serangan teroris di tahun 2016. Zakir Naik bahkan menjadi narasumber di beberapa universitas di Indonesia dan bertemu dengan Wakil Presiden, Yusuf Kala. Zakir Naik mempunyai pendukung yang besar meskipun sebagian menentangnya. Tetapi, Zakir Naik sendiri sering dikritik oleh netizen lainnya. Dalam video yang dibagikan oleh Nabeel Qureshi di Youtube, Zakir Naik menyebutkan 25 pernyataan yang salah dalam waktu 5 menit. 13

(12)

9 3. Sikap Penulis

India merupakan negara yang akan budaya dan tradisi. Selain itu, India merupakan negara heterogen yang terdiri dari berbagai suku, bangsa, ras, dan agama. Meskipun begitu, di India India, sering terjadi pergesekan SARA karena perbedaan-perbedaan tersebut. Pada tahun 1947, India merupkan negara yang sekuler berdasarkan konstitusi. Tetapi, pada tahun 2014, politik agama dan politik aliran semakin marak. Di samping berbagai gesekan-gesekan tersebut, masih ada semangat toleransi di India. Meskipun berita tersebut tidak menjual dibandingkan berita SARA.

(13)

10 4. Kesimpulan dan Penutupan

Penulis menjelaskan masalah intoleransi di India dari berbagai macam perspektif. Meskipun nampak bahwa masalah tersebut hanya masalah agama, budaya, dan identitas. Tetapi, ada faktor lain atas bangkitnya populis Hindu yang selalu dilupakan oleh pengamat luar India dan masyarakat awan kebanyakan. Yakni, ketidakpuasan masyarakat terhadap birokrasi dan ekonomi khususnya masalah kenaikan harga barang serta kurangnya alternatif

(14)

11 DAFTAR PUSAKA

(2017, September 20). Retrieved December 23, 2017, from https://www.youtube.com/watch? v=QEebAzH74PA

Clinton, H. R. (2017). What happened. London: Simon et Schuster Ltd.

Desk, E. W. (2017, October 09). What is the 2002 Godhra train burning case? Retrieved December 23, 2017, from http://indianexpress.com/article/what-is/what-is-godhra-case-gujarat-riots-sabarmati-express-narendra-modi-4881537/

Fumagalli , M. (2017, December 12). How geopolitics helped create the latest Rohingya crisis. Retrieved December 23, 2017, from http://theconversation.com/how-geopolitics-helped-create-the-latest-rohingya-crisis-84309

Jazeera, A. (2016, July 10). Deaths as Indian troops open fire on Kashmir protesters.

Retrieved December 23, 2017, from http://www.aljazeera.com/news/2016/07/deaths-indian-troops-open-fire-kashmir-protesters-160709125142182.html

Johari, A. (2017, December 18). 'He will bring us justice': Dalits in Gujarat pin their hopes on Jignesh Mevani's big win. Retrieved December 23, 2017, from

https://scroll.in/article/861948/he-will-bring-us-justice-dalits-in-gujarat-pin-their-hopes-on-jignesh-mevanis-big-win

Kumar, R. (2017, December 12). The growing tide of fake news in India. Retrieved

December 23, 2017, from http://www.aljazeera.com/news/2017/12/growing-tide-fake-news-india-171210122732217.html

Kumar, R., & Chandrakar, T. (2017, December 9). हहंदूबनाममुहससम: रोहहतसरदाना 100%, रहबिका हसयािकत 80%. Retrieved December 23, 2017, from

https://www.newslaundry.com/2017/12/09/hindu-vs-muslim-zee-news-rubika-liyaqat-aaj-tak-rohit-saradana

PM Modi Won't Apologise For Accusing Dr. Manmohan Singh For Colluding With Pakistan: Govt. (2017, December 21). Retrieved December 23, 2017, from

(15)

11

Republic TV, Times Now viewership moves up as genre ratings fall. (2017, November 24). Retrieved December 23, 2017, from http://www.indiantelevision.com/television/tv-channels/ gecs/republic-tv-times-now-viewership-moves-up-as-genre-ratings-fall-171124

S. (2017, November 19). Padmavati Row: Haryana BJP Leader Supports Call To Behead Deepika Padukone, Sanjay Leela Bhansali - Highlights. Retrieved December 23, 2017, from https://www.ndtv.com/india-news/padmavati-row-makers-defer-release-after-increasing-protests-live-updates-1777455

Sethi, G. (2017, December 18). Gujarat election results 2017: Why the Dalit vote went against BJP. Retrieved December 23, 2017, from

http://www.hindustantimes.com/analysis/gujarat-election-results-2017-why-the-dalit-vote-went-against-bjp/story-0fOeluhElvrBKA9Cbl6o3N.html

Sharma, S. (2017, December 12). No matter who wins, Modi is no longer larger than life in Gujarat. Retrieved December 23, 2017, from https://scroll.in/article/861033/no-matter-who-wins-modi-is-no-longer-larger-than-life-in-gujarat

Swain, A. (2017, May 22). Three years of Modi government has gifted India public lynching. Retrieved December 23, 2017, from https://www.dailyo.in/politics/jharkhand-lynching-akhlaq-hindutva-adityanath-love-jihad-gau-rakshak-modi/story/1/17332.html

Timeline of the Riots in Modi’s Gujarat. (2014, April 06). Retrieved December 23, 2017, from https://www.nytimes.com/interactive/2014/04/06/world/asia/modi-gujarat-riots-timeline.html#/#time287_8193

Times Now and hashtags, a case study of blatant media bias. (2017, May 12). Retrieved December 23, 2017, from https://www.altnews.in/times-now-hashtags-case-study-blatant-media-bias/

Times, W. Y. (2017, December 22). India's Jerusalem vote consistent with its position on Palestine. Retrieved December 23, 2017, from

(16)

12

Referensi

Dokumen terkait

Tahap ini melibatkan be- berapa proses perubahan perilaku, yaitu contingency management, yaitu meningkatkan penghargaan untuk perilaku baru yang sehat dan

Maksud dari Perencanaan Pekerjaan Rehabilitasi Kantor Kelurahan Atang Senjaya Kecamatan Kemang Kab.Bogor adalah untuk melakukan pembuatan dokumen pelaksanaan dalam

& B di Provinsi Sulawesi Tengah telah memiliki Dokumen RPIJM, tetapi dokumen tersebut belum merepresentasikan Perencanaan dan Pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang

Dalam menghitung jumla h pergerakan digunakan data traffic counting, dengan variabel volume lalu lintas, komposisi kendaraan dan bangkitan/tar ika n perjalanan yang

Kawasan lndustrial Taman Tekno Bumi Serpong Damai Blok H3 No.07 Tangerang 15314

Berdasarkan hasil interview yang di dapat dari karyawan bagian produksi, menyatakan bahwa karyawan harus menyelesaikan rokok 3500 batang per hari dan jika menyelesaikan

Dari hasil analisis data, diperoleh empat simpulan yaitu: (1) hasil sit and reach test diperoleh dengan rata-rata 59% (13 orang) termasuk kategori sangat baik, (2) hasil bridge

Hasil atas separator tersebut berupa gas yang akan dibuang karena jumlahnya kurang dari 10% maka akan dialirkan menuju unit pengolahan limbah dan di- proses lebih