• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V SDN PASURUHAN I MERTOYUDAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V SDN PASURUHAN I MERTOYUDAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011-2012"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN SISWA

KELAS V SDN PASURUHAN I MERTOYUDAN

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011-2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S I Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh :

YOHANES EUDES SUGITO 101132058

Program Sarjana ( S-I ) Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Usia tak membatasi untuk terus belajar

Skripsi ini saya persembahkan pada

Istriku, anakku, keluargaku, dan teman-temanku

(5)
(6)
(7)

vii

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN

METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V SDN PASURUHAN I

MERTOYUDAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN

2011/2012

Oleh :

Yohanes Eudes Sugito 101132058

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Pasuruhan I Mertoyudan tahun pelajaran 2011-2012 yang berkaitan dengan gaya gesekan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Subyek penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas V SDN Pasuruhan I Mertoyudan tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 30 anak. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis, bentuk pilihan ganda. Validitas instrumen menggunakan validitas isi dan konstruk. Diuji dengan empiris. Expert judgement yaitu konsultasi dengan ahlinya 5 guru kelas dan 2 dosen pembimbing. dan dan perhitungannya dibantu dengan program SPSS 16.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Pasuruhan I Mertoyudan tahun pelajaran 2011-2012. Peningkatan ini ditandai dengan nilai rata-rata kondisi awal 65,33 , nilai rata-rata siklus I adalah 73,dan nilai rata-rata siklus II adalah 80,33. Ketuntasan ( ( KKM ) pada kondisi awal 4 siswa, pada siklus I ada 20 siswa, dan pada siklus II ada 25 siswa.

(8)

viii

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF LEARNING IPA ACHIEVEMENT USING EXPERIMENT METHOD OF THE FIFTH GRADE STUDENTS OF SDN

PASURUHAN 1 MERTOYUDAN IN THE SCHOOL YEAR 2011/2012

Yohanes Eudes Sugito

101132058

The purpose of this study is to determine whether the use of methods of experiment can improve student achievement of fourth grade students of SDN Pasuruhan 1 Mertoyudan of the school year 2011/2012 whice deals with the influence of the energy play.

The study is the research of the clas action consisting of two cycles. Subyects of this research ar 30 students of fourth grade of SDN Pasuruhan I Mertoyudan scool year 2011/2012. The instruments are a written test multiple choice questions and form filling. The validity and content validity of the instrument are using expert judgment or expert with classroom teachers and lecturers.

The results showed that the using the method of experiment intreasing in learning achievement of the fourth grade students of SDN Pasuruhan I Mertoyudan the school year 2011/2012. The improvement is characterized by the average value of the initial conditions 65,33, the average value of the first value 73, and the second cycle the average value 80,33. The 4 students completed a minimum value of completeness, on the first cycle 20 students, and on the second cycle 25 students.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dariberbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G.Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST.,M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Y.B. Adimassana, M.A. selaku koordinator SKGJ.

4. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si, selaku pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan, semangat serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

(10)
(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...…..v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK...…....…vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ...ix

DAFTAR ISI…...…....xi

DAFTAR TABEL………... xiv

DAFTAR GAMBAR...……..xv

(12)

xii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Pembatasan Masalah...3

C. Rumusan Masalah ...3

D. Pemecahan Masalah ...3

E. Batasan Pengertian ...3

F. Tujuan Penelitian ...4

G. Manfaat Penelitian ...4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Yang Relevan... 6

B. Pengertian Prestasi Belajar... 7

C. Metode Eksperimen…... 9

D. Hakekat IPA..SD...12

E. Kerangka Pikir...… 17

F. Hipotesis Tindakan...….. 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 19

B. Setting Penelitian... 20

C. Rencana Tindakan... 20

(13)

xiii

E. Validitas dan Reliabilitas………... 27

F. Pengumpulan Data…... 36

G. Analisis Data... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 40

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas..(PTK)...40

2. Hasil Prestasi Belajar...49

B. Pembahasan... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 56

B. Saran... 57

DAFTAR PUSTAKA... 59

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.Peubah dan Instrumen Penelitian...……...25

Tabel 2.Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I...…………...25

Tabel 3.Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I.I... .26

Tabel 4.Rincian Pemberian Skor Soal Evaluasi……… 27

Tabel 5.Penghitungan Validitas Soal Siklus I………... .28

Tabel 6.Penghitungan Validitas Soal Siklus I ….. ...…….. .30

Tabel 7.Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran...…… 32

Tabel 8.Hasil Penghitungan... ………34

Tabel 9.Kriteria Reliabilitas... ………..36

Tabel 10.Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ……….38

Tabel 11.Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ………..53

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 19

Gambar 2. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas ... …………. 50

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus... 61

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 62

Lampiran 3.Ringkasan Materi ... 70

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 73

Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus ... …….. 78

Lampiran 6. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ... 87

Lampiran 7. Notulen dan Daftra Hasil Refleksi…..………..…95

Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD ...105

(17)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan sekolah dasar. Materi didalam mata pelajaran ini memiliki keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari para siswa. Lingkungan, sebagai salah satu sumber belajar yang nyata, dapat digunakan sebagai sarana untuk memperdalam materi dalam mata pelajaran IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA dapat melibatkan siswa aktif, mengalami sendiri, menemukan dan mengembangkan keterampilan yang diperoleh, sedangkan guru sebagai pembimbing dan fasilitator.

Pembelajaran IPA di sekolah sekarang ini belum optimal. Guru menyajikan materi pembelajaran yang berupa teori, belum memberi kesempatan pada siswa untuk praktik, dan mengalami sendiri. Maka guru banyak menyiapkan alat-alat peraga untuk memfasilitasi, ataupun siswa diajak keluar kelas di lingkungan yang berhubungan dengan materi IPA.

(18)

ceramah dari guru mengenai gaya gesekan. Dimana kegiatan tersebut membuat siswa merasa bosan untuk belajar IPA dan akan berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Tercatat bahwa hasil siswa yang berjumlah 30 anak yang tuntas hanya 4 anak atau sekitar 13,3% dengan nilai rata-rata 65,33. Dari sini timbul masalah yang harus ditangani.

Banyak variasi yang dapat dikembangkan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Salah satunya guru dapat mengembangkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen ini dipandang efektif dalam pembelajaran IPA, karena siswa dapat memperhatikan proses terjadinya suatu hal, dalam hal ini adalah pengaruh gaya gesekan dapat dapat menahan gerakan benda melalui percobaan. Penerapan metode eksperimen adalah cara melakukan percobaan-percobaan dengan peragaan. Yang bertujuan untuk memberikan dorongan yang kuat kepada siswa untuk mengalami sendiri , membuktikan, dan mempraktikan materi gaya gesekan.

Berdasarkan uraian di atas. Peneliti mengadakan penelitian dengan judul “ Peningkatan Prestasi Belajar IPA Menggunakan Metode Eksperimen Kelas V SDN

(19)

B. Pembatasan Masalah

Metode pembelajaran yang akan diteliti dibatasi pada metode eksperimen. Dan materi pembelajarannya dibatasi pada materi gaya gesekan siswa kelas V semester genap SDN Pasuruhan I Mertoyudan.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar IPA pada materi gaya gesekan siswa kelas V semester II SDN Pasuruhan I dengan menggunakan metode eksperimen?

2. Apakah penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi gaya gesekan siswa kelas V semester II SDN Pasuruhan I?

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan rumusan masalah. Masalah prestasi belajar siswa mengenai materi gaya gesekan siswa kelas V semester genap SDN Pasuruhan I Mertoyudan akan diatasi dengan pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen.

E. Batasan Pengertian

(20)

1. Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik dan non akademik siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar yang yang diukur menggunakan tes maupun non tes.

2. Metode eksperimen adalah cara penyajian pelaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelaajari.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode eksperimen dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Pasuruhan I, hasil percobaan pada materi gaya gesekan dapat menahan gerakan benda.

2. Untuk mengetahui upaya penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi gaya gesekan pada kelas V SDN Pasuruhan I.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam menerapkan metode eksperimen dalam pelajaran IPA.

2. Bagi siswa diharapkan dapat menambah pengalaman dan memberi motivasi dalam pelajaran IPA.

(21)

4. Bagi sekolah dapat menambah bacaan hasil penelitian di perpustakaan, dapat menjadi bahan acuan bagi guru yang belum melakukan PTK, dan sebagai bahan pertimbangan bagi yang sudah melakukan.

(22)

6 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Penelitian yang relevan

Berdasarkan skripsi yang ada, peneliti menemukan beberapa skripsi yang relevan dengan penelitian. Peneliti hanya dapat menemukan penelitian yang sama-sama menggunakan metode eksperimen namun tidak sama pada mata pelajarannya.

1. Skripsi yang dibuat Nuning Suprapti yang dibimbing oleh Dra. Maslicah

Asy’ari M.Pd.dengan judul Peningkatan pembelajaran IPA siswa kelas IV

Kanisius Tegalmulyo pada materi gaya dalam pencapaian hasil belajar melalui motede Eksperimen, hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan Metode Eksperimen cukup baik dalam pembelajaran di kelas.

Nilai rata keadaan awal 62,9 , nilai rata siklus I 64,5 , dan nilai rata-rata siklus II 76,8. Ketuntasan pada kondisi awal 41,2%, pada siklus I 68,8%, dan pada siklus II 87,6%.

(23)

Nilai rata-rata keadaan awal adalah 57, nilai rata-rata siklus I adalah 65, dan nilai rata-rata siklus II adalah 79. Ketuntasan pada kondisi awal 20 %, pada siklus I adalah 65%, dan pada siklus II adalah 85%.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar. Atas dasar penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Pasuruhan I Mertoyudan untuk memverifikasi hasil penelitian tersebut.

B. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Masing-masing memiliki arti tersendiri, yaitu:

1. Pengertian Belajar

Kata belajar identik dengan kegiatan menghafalkan catatan, membaca buku, bahkan mengingat ingat materi pelajaran atau pengetahuan, sehingga apa yang akan dipelajari mudah hilang setelah pengetahuan itu dipergunakan. Pemahaman tentang belajar tersebut hanyalah makna sempit saja.

(24)

L.Kingsley (dalam Nuning Suprapti, 1991: 120) mendefinisikan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan, belajar adalah suatu proses kognitip yang terjadi secara aktip untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang positip.

2. Pengertian Prestasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 10) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan). Sedangkan menurut Suratinah Tirtonegoro (1984: 43) menyatakan bahwa pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam betuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.

Purnomo, dkk (2008: 369) menyatakan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar. Sedangkan menurut Sukmadinata (2009: 102) hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensi atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

(25)

C. Metode Eksperimen

1. Pengertian

Metode eksperimen merupakan suatu cara dalam menyajikan bahan pelajaran dengan menunjukan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau suatu proses kepada siswa, kemudian siswa mencoba untuk mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan itu (Surakhmad 1973: 106). Dalam melakukan eksperimen guru dapat digantikan oleh siswa. Dengan petunjuk yang telah diberikan oleh guru siswa dapat melakukan percobaan di depan teman-temannya, kemudian siswa lain melakukan eksperimen masing-masing.

Sudirman (1987; 93) menyatakan bahwa metode demonstrasi merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses pembuktian dengan benda tertentu. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri.

(26)

Demonstrasi tidak hanya terbatas di dalam kelas saja, dapat di luar kelas seperti di pekarangan, halaman, lapangan maupun tempat lainnya yang memungkinkan.

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran„dimana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. (Djamarah, 2006: 84). Sedangkan menurut Djajadisastra (1982: 10) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri sesuatu fakta yang diperlukannya atau ingin diketahuinya.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menunjukan secara langsung mengenai cara melakukan sesuatu atau suatu proses pada siswa, kemudian siswa mencoba untuk melakukan proses yang telah diamati. Hasil dari proses yang telah dilakukan tersebut berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Jadi siswa tidak hanya menghafal dari buku-buku atau catatan dari penjelasan guru dengan ceramah.

2. Pelaksanaan metode eksperimen

(27)

sepatu, keramik, dan keset. Guru mennjelaskan benda halus memperkecil gaya gesekan. Dan benda kasar memperbesar gaya gesekan. Tiap kelompok yang terdiri 6 anak mencoba dengan pengawasan guru. Setelah mengalami sendiri, tiap kelompok membuat kesimpulan dari hasil kerja kelompok di dalam kelas.

3. Keuntungan dan Kerugian Metode Eksperimen

Jusuf Djajadisastra (1981: 16-17) menyatakan kebaikan atau keuntungan metode eksperimen adalah sebagai berikut:

a) Meniadakan kemungkinan timbulnya verbalisme

b) Mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian

c) Karena mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, maka menjadi benar-benar yakin akan hasil atau sesuatu proses

d) Menjadi lebih bersikap hati-hati, teliti, mampu berpikir analitis, dan tidak begitu saja percaya pada “kata orang”

e) Sesuai dengan perkembangan siswa yang selalu tertarik pada realitas atau obyek-obyek yang nyata dari alam sekitarnya

f) Memupuk dan mengembangkan sikap berpikir ilmiah, yaitu suatu sikap hidup untuk memahami sesuatu melalui data yang dapat dikumpulkan, melakukan percobaan, dan menarik kesimpulan

g) Membangkitkan hasrat ingin tahu pada anak

(28)

Kekurangan metode eksperimen

1. Memerlukan alat dan biaya, berbagai fasilitas penelitian yang tidak mudah diperoleh dan mahal.

2. Memerlukan waktu relatif lama, karena metode ini menuntut ketelitian dan keuletan.

3. Sangat sedikit sekolah yang memiliki fasilitas eksperimen.

4. Guru dan siswa banyak yang belum terbiasa melakukan eksperimen. 5. Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode

eksperimen.

6. Tidak semua materi dalam pelajaran dapat dieksperimenkan.

7. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang di harapkan, mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luarn jangkaua.

D. Hakekat IPA SD

1. Pengertian IPA

(29)

diartikan sebagai pembentukan kompetensi anak didik melalui peningkatan dan motivasi melalui transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

IPA pada hakekatnya merupakan ilmu dan pengetahuan tentang fenomena alam yang meliputi produk dan proses. Dimana pengetahuan didapat dari proses belajar. Menurut Amien (1987: 4) IPA adalah suatu pengetahuan yang tersususn secara sistematik, yang didalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan IPA ditunjukan tidak hanya oleh kumpulan fakta saja (produk ilmiah) tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Sesungguhnya IPA adalah dunia alamiah atau dunia zat, baik berupa makhlukhidup maupun benda-benda mati yang dapat di observasi.

Trianto (2010: 136) menuliskan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu , terbuka, jujur dan sebagainya.

Definisi metode dan observasi menekankan pada hakekat IPA yang dinamis. Selama orang melanjutkan untuk mengobservasi dan menggunakan metode ilmiah, maka IPA merupakan ilmu pngetahuan yang dinamis baik prinsip maupun prakteknya.

(30)

IPA sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dasar, merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa, serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan YME. Sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar, mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik (Depdiknas 2008: 189) :

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebebasan Tuhan YME berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar dan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

(31)

Materi gaya gesekan merupakan salah satu bagian dalam pembelajaran IPA. Diharapkan siswa dapat mengerti pentingnya mempelajari materi tersebut dan dapat menerapkan pengetahuan didalam kehidupan sehari-hari untuk membantu memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

3. Gaya Gesekan

(32)

(Haryanto, 2007; 117) Gaya gesekan adalah hambatan yang terjadi ketika dua permukaan benda saling bersentuhan. Pada gaya gesekan dengan udara, permukaan benda bersentuhan dengan udara.

Gaya gesekan mempunyai manfaat, contohnya:

1. Membantu benda bergerak tanpa tergelincir, (missal: ketika berjalan bersepatu, sepatu dan lantai ada gesekan, jika tak ada gesekan akan tergelincir).

2. Untuk menghentikan benda yang sedang bergerak, (contohnya:pada sepeda, rem karet akan mencengkeram pelek agar roda berhenti berputar . cengkeraman karet rem tersebut member gaya gesekan pada pelek, antara permukaan ban dan jalan juga terjadi gesekan, oleh karena itu sepeda dapat berhenti).

3. Menahan benda-benda agar tidak bergeser.

Gaya gesekan mampu menahan benda agar tidak tergelincir. Termasuk juga berbagai benda yang kita temui sehari-hari seperti perabotan rumah. Tanpa adanya gaya gesekan, perabotan rumah mudah bergeser.

Kerugian gaya gesekan, contohnya:

1. Menghambat gerakan (sesuai sifat gaya gesekan)

(33)

3. Memboroskan energy untuk mengatasi gaya gesekan

Contoh: memerlukan tenaga lebih kuat untuk menarik benda diatas karpet, dari pada benda diatas lantai yang licin.

Untuk mengurangi kerugian akibat gaya gesekan:

1. Memasang roda,roda memudahkan benda bergerak karena hanya sebagian yang menempel (bergesekan)

2. Memasang bantalan peluru/laker, bola-bola dilapisi gemuk atau minyak pelumas agar bebas bergerak.

3. Menghaluskan permukaan benda yang bergesekan.

E. Kerangka Berpikir

(34)

Dengan metode eksperimen siswa menjadi lebih tertarik, dan termotivasi serta ikut terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain mempunyai pengetahuan tentang materi yang diajarkan, siswa juga memiliki pengalaman belajar secara langsung dari proses pembelajaran tersebut, sehingga dengan pembelajaran seperti ini materi akan membekas dalam ingatan siswa dan menjadi bekal yang bermakna bagi siswa.

F. Hipotesis Tindakan

(35)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang merupakan penelitian dengan tujuan pelaksanaanya untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran di kelas dengan cara mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran untuk melihat pengaruhnya dari upaya tersebut. Menurut Arikunto dkk, (2006:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sejumlah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru ataupun dilakukan oleh peserta didik dengan arahan dari guru.

Dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, yang setiap siklusnya, yang terdiri dari (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

Siklus 1 Gambar 1. Siklus PTK Siklus 2

Perencanaa Perencanaan

Pelaksanaa Pelaksanaa

Pengamatan

Pengamatan

Refleksi

(36)

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Pasuruhan I Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.

2. Subyek Penelitian

Semua siswa kelas V yang berjumlah 30 anak, yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 17 anak perempuan.

3. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang gaya gesekan pada siswa kelas V SDN Pasuruhan I Mertoyudan tahun pelajaran 2011/2012.

4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama 9 bulan yaitu mulai bulan April sampai dengan bulan Desember tahun 2012.

C. Rencana Tindakan

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

(37)

eksperimen yang akan dilakukan oleh siswa dan merancang atau menyusun soal-soal tes untuk pre-tes dan post-tes.

b. Tahap Pelaksanaan

Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung apakah sudah sesuai dengan rencana pembelajaran yang didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Secara operasional tindakan dalam proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru kelas V dan sekaligus bertindak sebagai pengumpul data terhadap penilaian hasil belajar siswa maupun proses pembelajaran secara keseluruhan. Dalam hal ini peneliti melaksanakan penilaian terhadap proses belajar siswa. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit sesuai dengan ketentuan dalam KTSP. Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan sebagai bahan penilaian terhadap pelaksanaan tindakan adalah pedoman observasi, dan soal untuk post-tes.

c. Tahap Observasi

(38)

d. Tahap Refleksi

Dari data observasi yang telah dikumpulkan dan dianalisa kemudian dapat direfleksikan apakah hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan berhasil atau tidak dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai upaya pembenahan dan penajaman tindakan pada siklus I, peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya yang mengacu pada hasil refleksi dan temuan masalah.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II hampir sama dengan siklus I, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti antara lain : menyusun RPP sesuai pokok bahasan (terlampir), merancang kegiatan eksperimen yang akan dilakukan oleh siswa dan merancang atau menyusun soal-soal tes untuk post-tes.

b. Tahap Pelaksanaan

(39)

masalah, merumuskan hipotesis, mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data serta menguji hipotesis secara mandiri. Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan sebagai bahan penilaian terhadap pelaksanaan tindakan adalah pedoman observasi, dan soal untuk post-tes.

c. Tahap Observasi

Sama halnya dengan siklus I, pada siklus II ini peneliti selaku observer melakukan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Obyek penelitian adalah kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dan kegiatan aktivitas siswa selama melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.

d. Tahap Refleksi

Dari data observasi yang telah dikumpulkan dan dianalisa kemudian dapat direfleksikan apakah hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan berhasil atau tidak dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Instrumen Penelitian

(40)

100 al skormaksim

han skorperole N

1. Soal Tes

Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pos-tes dan pre-tes. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman materi dan penguasaan konsep yang dimilki siswa dengan penggunaan metode eksperimen yang telah dilaksanakan.

Acuan yang digunakan dalam menetapkan butir-butir soal dalam tes adalah KTSP SD tahun 2006 dan buku teks IPA. Adapun materi butir-butir soal tersebut adalah berdasarkan pada pokok bahasan yaitu gaya gesekan. Untuk mengetahui skor atau nilai hasil tes dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

N : Nilai yang diperoleh siswa

Skor perolehan : Skor yang diperoleh siswa dari sejumlah jawaban yang benar

(41)

Tabel 1: Peubah dan Instrumen Penelitian

No Peubah Indikator Data Pengumpul

an

Berikut adalah kisi-kisi soal dan juga rincian pemberian skor.

Nomor soal, menurut bobot soal dengan kriteria soal mudah 25%, soal sedang 50%, dan soal sukar 25%, dari jumlah soal.

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus I

Indikator hasil belajar

Nomor soal

mudah sedang sukar

1. Menyebutkan beberapa macam gaya. 2. Menjelaskan gaya gesekan

3. Menandai benda halus benda kasar.

(42)

kasar.

5. Memberi contoh gaya gesekan .

6. Teliti dalam melaporkan hasil diskusi tentang memperbesar dan memperkecil gaya gesekan.

Total 5 10 5

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus II

Indikator hasil belajar

Nomor soal

mudah sedang sukar 1. Menyebutkan beberapa macam gaya.

2. Menjelaskan gaya gesekan

3. Menandai benda halus benda kasar.

4. Membandingkan benda halus dengan benda kasar.

5. Memberi contoh gaya gesekan . 6. Pengaruh gaya gesekan.

(43)

Tabel 4: Rincian Pemberian skor Soal Evaluasi

No Jenis Soal Jumlah Soal Skor Maksimal Tiap Nomor

Jumlah Skor Maksimal

Pilihan Ganda 20 1 20

Jumlah 20

E. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas instrumen yang digunakan validitas isi dan konstruk. Expert judgement yaitu konsultasi dengan ahlimya 5 orang guru kelas dan 2 dosen pembimbing. dan empiris perhitungannya dan dibantu dengan program SPSS 16.

(44)

.a. Validitas Instrumen Soal

Validasi Instrumen soal ditempuh secara empiris dan diujikan di lapangan. Perhitungan validasi dibantu dengan progam SPSS 16. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Peneliti mengujikan instrumen soal kepada 30 siswa kelas V SDN Pasuruhan I karena siswa tersebut telah mempelajari materi gaya gesekan pada saat duduk di kelas V. Hasil perhitungan validasi soal evaluasi/tes adalah sebagai berikut:

Tabel 5: Penghitungan validasi soal siklus 1

No r hitung r t Keterangan

1 0,257 0,349 Tidak Valid

2 0,455 0,349 Valid

3 0,639 0,349 Valid

4 0,088 0,349 Tidak Valid

5 0,378 0,349 Valid

6 0,370 0,349 Valid

7 0,530 0,349 Valid

8 0,617 0,349 Valid

(45)

10 0,580 0,349 Valid

11 0,299 0,349 Tidak Valid

12 0,379 0,349 Valid

13 0,541 0,349 Valid

14 0,379 0,349 Valid

15 0,132 0,349 Tidak Valid

16 0,403 0,349 Valid

17 0,430 0,349 Valid

18 0,736 0,349 Valid

19 0,110 0,349 Tidak Valid

20 0,414 0,349 Valid

21 0,507 0,349 Valid

22 0,525 0,349 Valid

23 0,255 0,349 Tidak Valid

24 0,436 0,349 Valid

25 0,431 0,349 Valid

26 0,359 0,349 Valid

27 0,164 0,349 Tidak Valid

28 0,414 0,349 Valid

29 0,570 0,349 Valid

(46)

Tabel 6: Penghitungan validitas soal siklus II

No r hitung r tabel Keterangan

1 0,328 0,320 Valid

2 0,599 0,320 Valid

3 0,243 0,320 Tidak Valid

4 0,506 0,320 Valid

5 0,397 0,320 Valid

6 0,397 0,320 Valid

7 -0,067 0,320 Tidak Valid

8 0,130 0,320 Tidak Valid

9 -0,140 0,320 Tidak Valid

10 0,328 0,320 Valid

11 0,506 0,320 Valid

12 0,385 0,320 Valid

13 0,328 0,320 Valid

14 0,000 0,320 Tidak Valid

15 0,506 0,320 Valid

16 0,506 0,320 Valid

17 0,514 0,320 Valid

(47)

19 0,373 0,320 Valid

20 0,126 0,320 Tidak Valid

21 0,385 0,320 Valid

22 -0,143 0,320 Tidak Valid

23 0,428 0,320 Valid

24 0,428 0,320 Valid

25 0,445 0,320 Valid

26 0,354 0,320 Valid

27 0,545 0,320 Valid

28 0,477 0,320 Valid

29 0,170 0,320 Tidak Valid

30 0,342 0,320 Valid

(48)

a. Validasi Perangkat Pembelajaran

Peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang berupa: silabus, RPP, LKS, Bahan ajar. Perangkat pembelajaran yang peneliti susun kemudian divalidasi oleh beberapa ahli yaitu satu ahli, satu Kepala Sekolah SD Negeri Pasuruhan I, dan tiga Guru SD Negeri Pasuruha I.

Tabel 7: Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran

No Perangkat Pembelajaran

Ahli Hasil

Penilaian Rata-rata

1 Silabus Ahli 4,33

Kepala SDN Pasuruhan I 4,55

Guru Kelas IV SDN Pasuruhan I

4,44

Guru Kelas V SDN Pasuruhan I

4,55

Guru Kelas I SDN Pasuruhan I

4,44

(49)

2 RPP Ahli 4,47

Kepala SDN Pasuruhan I 4,38

Guru Kelas IV SDN

Kepala SDN Pasuruhan I 4,62

(50)

4 Bahan Ajar Ahli 4,80

Kepala SDN Pasuruhan I 4,60

Guru Kelas V SDN Pasuruhan I

4,40

Guru Kelas IV SDN Pasuruhan I

4,40

Guru Kelas I SDN Pasuruhan I

4,80

Rata-Rata 4,60

Tabel 8: Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran

Rentang Skor Kriteria

4,2 - 5 Sangat baik

3,4 – 4,1 Baik

2,6 – 3,3 Cukup

1,8 - 2,5 Tidak baik

(51)

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata validitas perangkat pembelajaran yaitu Silabus, RPP, LKS dan bahan ajar di atas diperoleh rata-rata silabus 4,46 termasuk dalam kriteria sangat baik. Rata-rata RPP yaitu 4,45 termasuk dalam kriteria sangat baik. Rata-rata LKS yaitu 4,52 termasuk dalam kriteria sangat baik. Sedangkan rata-rata bahan ajar yaitu 4,60 termasuk dalam kriteria sangat baik. Dari rata-rata perangkat pembelajaran di atas dapat diperoleh nilai 4,50. Hasil rata-rata seluiruh perangkat pembelajaran termasuk dalam kriteria sangat baik, maka perangkat pembelajaran ini layak digunakan untuk penelitian.

2. Reliabilitas

(52)

Tabel 9: Kriteria Reliabilitas

Interval Koefisien Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

Negatif-0,20 Sangat rendah

Reliabilitas soal evaluasi peneliti hitung dengan rumus K.R.20 (Kunder Richardson) karena data yang hendak dihitung merupakan data dikotomi. Cara

menghitung reliabilitas dibantu dengan menggunakan progam Ms Excel 2010. Hasil perhitungan reliabilitas yaitu sebesar 0,8652 yang termasuk dalam kriteria tinggi. Sedangkan pada siklus ke dua dihasilkan nilai reliabilitas yaitu 0,7242 yang termasuk dalam kriteria tinggi. Untuk lebih jelasnya perhitungan reliabilitas dengan rumus KR 20 dapat dilihat pada Lampiran 8

F. Pengumpulan Data

(53)

aspek psikologis. Aspek psikologis dapat berupa prestasi atau hasil belajar,minat,bakat,sikap,kecerdasan,reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainya. Berkaitan dengan PTK dapat dibedakan dua jenis tes yakni tes lisan dan tertulis (Kunandar, 2008: 187).

Pada penelitian ini akan dilakukan tes yaitu tes tertulis berupa tes obyektif pilihan ganda yang dilaksanakan setiap akhir siklus I dan siklus II selama I JP untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya gesekan.

G. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik analisa data deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu teknik pengolahan data yang bertujuan untuk melukiskan dan menganilisis kelompok data dalam bentuk tulisan.

1. Kriteria Keberhasilan

(54)

prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA mengenai materi gaya gesekan kelas V SD Negeri Pasuruhan I tahun pelajaran 2011/2012 yaitu sebagai berikut.

Tabel 10: Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa No Peubah Indikator Kriteria Keberhasilan

Kondisi

2. Cara Menghitung Peningkatan Prestasi Belajar

Peningkatan Prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

1. Melakukan Penyekoran penilaian aspek Kognitif dalam 20 soal pilihan ganda per siklus yaitu :

(55)

Jawaban salah = skor 0

2.Menghitung jumlah skor setiap siswa 3.Menghitung nilai siswa dengan rumus

4.Menghitung nilai rata-rata per siklus

Keterangan: ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa n = Jumlah seluruh siswa

5. Menghitung presentase siswa yang telah mencapai KKm, dengan rumus sebagai berikut :

6. Menguji Normalitas K-S menggunakan SPSS 16.0 untuk mengetahui normal atau tidaknya data hasil belajar siswa

7. One sample t-test menggunakan SPSS 16.0, untuk mengetahui signifikasi atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Nilai= jumlah skor setiap siswa x 5

Nilai rata-rata (N) = n

(56)

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian mengenai “Peningkatan prestasi belajar

IPA dengan menggunakan metode eksperimen siswa kelas V semester genap pada pakok bahasan gaya gesekan di SDN Pasuruhan I Mertoyudan. Dengan mengacu pada tujuan penelitian yaitu (a) pelaksanaan pembelajaran IPA dengan metode eksperimen dalam proses belajar mengajar pada pokok bahasan gaya gesekan, (b) hasil belajar siswa kelas V terhadap pembalajaran IPA dengan metode eksperimen dalam proses belajar mengajar pokok bahasan gaya gesekan.

A. Hasil Penelitian

1.Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

a. Siklus I

1) Perencanaan

(57)

Berdasarkan hasil tersebut perlu diadakan perbaikan mutu pembelajaran. Untuk itu, penelitian dalam penelitian ini mencoba menerapkan penggunaan metode eksperimen sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran selama ini dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Pasuruhan 1 Mertoyudan.

Peningkatan kemampuan hasil belajar siswa pada siklus I ini dapat diketahui dengan memperhatikan beberapa hal yang berkaitan penguasaan konsep IPA pada siswa khususnya pokok bahasan gaya gesekan. Rencana pembelajaran pada siklus I difokuskan untuk mengatasi masalah yang ditemukan pada saat observasi awal. Pada tahap observasi awal ditemukan masalah bahwa (1) Hasil belajar siswa sangat rendah dan jauh dari kriteria ketuntasan (2) kurangnya aktifitas siswa dikelas pada saat mengikuti pelajaran (3) Partisipasi siswa dalam diskusi kelas kurang.

(58)

eksperimen yang telah mereka lakukan dengan semua kelompok siswa untuk bisa mengetahui pemahaman siswa terhadap hasil eksperimen yang telah dilakukan siswa (6) Guru menugasi siswa untuk mengerjakan soal secara individu.

1) Tindakan

Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 01 Juni 2012. Pada awal kegiatan awal, guru membuka pelajaran dan melakukan absensi terhadap siswa, menjelaskan tujuan pokok bahasan, guru menyampaikan apersepsi kemudian mengajukan pertanyaan kepada siswa berkenaan dengan pokok bahasan gaya gesekan. Guru memberikan soal prites kepada siswa sebanyak 15 butir soal. Siswa diminta untuk mengerjakan soal dengan waktu yang telah disepakati oleh guru dan siswa.

Proses pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung selama 2 x 35 menit dilaksanakan pada tanggal 01 Juni 2012. Proses pelaksanaan tindakan siklus I diuraikan sebagai berikut :

(59)

dapat membangun kerangka berpikir siswa sehingga kegiatan bereksperimen ini dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.

Meskipun fokus pembelajaran pada tindakan I adalah penerapan metode eksperimen, penerapan metode pembelajaran yang lainnya tidak ditinggalkan. Pembelajaran dimulai dengan pemberian rangsangan awal berupa tanya jawab seputar gaya. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan melakukan presensi terhadap siswa, menjelaskan tujuan pokok bahasan, guru menyampaikan appersepsi kemudian mengajukan pertanyaan kepada siswa berkenaan dengan pokok bahasan gaya gesekan.

Kegiatan Inti, guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Kemudian guru mengajukan permasalahan yang berhubungan dengan gaya gesekan. Guru membimbing siswa untuk merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, dan mendefinisikan masalah. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan melakukan pengumpulan data dari lapangan. Guru berkeliling mengamati siswa serta memberikan motivasi dan mengarahkan siswa.

(60)

mempresentasikan hasil diskusinya, untuk membuktikan bahwa hipotesis yang telah mereka rumuskan, dan kelompok lain memberikan tanggapan. Guru menjelaskan tentang cara menyelesaikan masalah, dan cara membuat kesimpulan hasil kegiatan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami.

Kegiatan penutup, guru menganalisis hasil kegiatan siswa, kemudian bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah mereka laksanakan. Setelah mengadakan evaluasi guru menanyakan kepada siswa tentang kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas kepada siswa. Guru menilai belajar siswa menggunakan postes.

3) Observasi

Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan, pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN Pasuruhan 1 Mertoyudan, pada siklus I sudah terkondisikan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

(61)

eksperimen ini baru diterapkan sehingga masih banyak siswa bingung dan apa yang harus ia kerjakan. Siswa masih belum terbiasa untuk melakukan langkah-langkah dalam pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen.

4) Refleksi

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang sudah berjalan dengan baik adalah sebagai berikut:

a. Siswa aktip melakukan percobaan karena siswa antosias dengan percobaan yang dilaksanakan.siswa menjadi jelas, dengan mencoba mempraktekan sendiri.

b. Siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk melakukan peran percobaan sesuai dengan alat peraga yang dipegangnya.

c. Media yang digunakan secara efektif karena dengan alat peraga itu siswa mengalami mempraktekan sendiri, sehingga siswa mudah memahami materi pelajaran.

(62)

b. Siklus II

1) Perencanaan

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus II sama seperti siklus I yaitu disusun oleh peneliti. RPP pada siklus II merupkan pembaharuan dari RPP yang digunakan pada siklus I dengan berpedoman pada kurikulum KTSP. Setelah diadakan refleksi untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi guru pada tindakan pembelajaran I. Pembelajaran yang didesain dalam RPP adalah berisi tentang langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang telah dimodifikasi peneliti pada tahap perencanaan siklus II. Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlampir.

2) Tindakan

Setelah RPP dibuat berdasarkan kekurangan pada siklus I, maka siklus II dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2012 . Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut :

(63)

Kegiatan inti meliputi pembentukan kelompok, setelah terbentuk kelompok guru mengajukan permasalahan yang berhubungan dengan pokok bahasan. Siswa melakukan tahap-tahap dalam pembelajaran dengan metode eksperimen, yang dimulai dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data serta menguji hipotesis secara mandiri. Jika pada siklus I pengumpulan data berlangsung hanya dalam kelas dan masih dengan bimbingan dari guru, maka pada siklus II pengumpulan data boleh dilakukan diluar kelas dan guru hanya bertugas untuk mengarahkan dan mengawasi kegiatan saja.

Setelah berdiskusi dengan anggota kelompoknya siswa mengkomunikasikan hasil kerja kelompoknya. Guru mengamati, memberikan motivasi, mengarahkan dan memberikan jawaban atas pertanyaan siswa dalam kelompok selama kegiatan berlangsung. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuka diskusi kelas.

(64)

Guru membagikan soal post tes kepada siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan soal post tes, guru menanyakan kepada siswa tentang kesan-kesan siswa selama kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan

3) Observasi

Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II ini hampir sama dengan siklus I, siswa diminta mencari konflik yang terjadi di lingkungan sekitar mereka kemudian diminta untuk merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mendefinisikan definisi masalah, mengumpulkan data yang mendukung hipotesis, menguji hipotesis dengan membuka forum diskusi kelas, dan pada akhirnya siswa diminta untuk membuat kesimpulan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok di luar ruangan, dengan pengawasan dari guru.

Pada siklus II ini siswa sudah lebih mandiri dalam melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah eksperimen. Siswa sudah mengerti apa yang harus mereka lakukan selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih terarah

4) Refleksi

(65)

a. Siswa aktip melaksanakan percobaan, tidak ada siswa yang menganggur, karena semua siswa sudah mendapat alat peraga sendiri-sendiri

b. Siswa dapat bekerjasama secara optimal dengan kelompoknya sesuai peran alat peraga yang diperagakan.

c. Siswa menggunakan media secara efektif karena dengan peragaan itu siswa mengalami sendiri sehingga mudah mengerti.

Hal-hal yang tidak berjalan dengan baik dalam pembelajaran adalah

Ada 2 siswa yang belum bisa menggunakan media maka peneliti membimbingnya sampai siswa benar-benar paham sampai berhasil.

2.Hasil Prestasi Belajar

a. Hasil prestasi belajar siswa kondisi awal, siklus I, dan siklus II

(66)

Gambar 2 : Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas

Gambar 3: Peningkatan Capaian KKM 13,3%

66,6%

86,6 %

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%

Kondisi Awal

Siklus I Siklus II

Capaian KKM

(67)

B. Pembahasan

Situasi dan kondisi pembelajaran IPA pada pokok bahasan gaya gesekan sebelum menggunakan metode eksperimen, secara keseluruhan siswa terlihat pasif dan peran guru lebih dominan selama proses pembelajaran berlangsung. Tidak terjadi interaksi antar siswa, tidak terdapat unsur kerjasama, dan bertukar pendapat. Nilai hasil belajar siswa kurang optimal karena masih dibawah nilai ketuntasan kelas yaitu hanya mencapai rata-rata 65,33.

Dari hasil penelitian tampak bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen mempunyai kelebihan yang sangat terlihat jelas yaitu situasi proses belajar menjadi lebih aktif, siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi yang ada disekitar mereka, mendorong siswa untuk berfikir dan berkerja atas inisiatif sendiri, siswa memiliki konsentrasi lebih baik dari pada siswa menerima materi pelajaran dengan mendengarkan ceramah dari guru saja dan proses pembelajaran berubah dari yang semula terpusat pada guru menjadi terpusat pada murid. Terbukti dalam kerja kelompok siklus I guru masih banyak membimbing, tetapi pada siklus II tanpa bimbingan guru siswa sudah jalan sendiri, guru cukup mengawasi saja.

(68)

menghargai keanekaragam dari lingkungan sekitar mereka. Sehingga dengan metode ini dapat berlatih berpikir kritis dalam menghadapi dan menanggapi masalah sosial yang sering terjadi dilingkungan sekitar mereka. Cara berpikir yang kritis ini nantinya dapat menjadi bekal mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Pengalaman-pengalaman konkret yang diberikan sejak dini akan membantu siswa dalam membentuk cara berpikir secara kritis. Selain itu proses denga menggunakan metode eksperimen proses belajar menjadi lebih aktif sehingga siswa akan lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Penerapan metode eksperimen lebih tepat dan cepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan oleh belajar-mengajar yang dilakukan meliputi semua aspek yang dapat mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri. Penggunaan metode eksperimen terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V di SDN Pasuruhan I Mertoyudan, yaitu nilai hasil siswa meningkat dari nilai prites yang rata-rata hanya mencapai 65,33, menjadi 73 setelah menggunakan metode eksperimen pada siklus I, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80,33. . Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal prestasi belajar adalah sebanyak 13,3%, selanjutnya mengalami kenaikan pada siklus I menjadi 66,6%. Dari siklus I ke siklus II juga mengalami kenaikan menjadi 86,6%.

(69)

Tabel 11. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar

No Peubah Indikator Kondisi awal

Siklus I Siklus II

Target Capaian Target Capaian

1 Prestasi belajar siswa

Rata-rata nilai ulangan

65,33 75 73 75 80,33

Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

(70)

Sedangkan perolehan hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 12. Rangkuman Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

No Nama Siswa Siklus I Siklus II

1 2 3 4

1 Dian 80 80

2 Ade 65 80

3 Suci 75 80

4 Yeni 75 90

5 Kaila 75 80

6 Asya 65 80

7 Anisa 65 80

8 Ayu 75 80

9 Aldi 80 90

10 Adam 80 80

11 Udin 75 80

12 Dita 75 80

13 Diah 75 80

(71)

15 Iwan 65 80

16 Kukuh 80 90

17 Novi 75 80

18 Siti 80 85

19 Fani 75 80

20 Tuti 75 80

21 Dani 65 70

22 Yuni 60 70

23 Vika 75 80

24 Ihbal 75 80

25 Anto 65 70

26 Hasan 75 80

27 Ikin 65 70

28 Edi 80 90

29 Irul 75 80

30 Joni 65 70

(72)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut.

(73)

Pembelajaran. Pelaksanaan sesuai alokasi waktu yang telah ditentukan. Dari hasil observasi siswa sudah mulai aktif, tidak banyak bertanya dengan langkah kerja, dan lebih menyenangkan karena pembelajaran dilaksanakan di luar kelas. Hasil refleksi, metode eksperimen dapat membuat siswa aktif dan meningkat prestasi belajar siswa.

2. Penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN Pasuruhan I Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai

ulangan dan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM. Nilai rata-rata keadaan awal sebesar 65,33 dengan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 13,3%. Setelah diberi tindakan mengalami kenaikan rata-rata nilai ulangan 73 dengan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 66,6P%. Dilanjutkan ke siklus II juga mengalami kenaikan prestasi belajar, nilai rata-rata menjadi 80,33 dengan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 86,6.

B. Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, terdapat beberapa saran yang dapat disampaiakn yaitu sebagai berikut .

(74)

2. Bagi sekolah hendaknya menyiapkan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

3. Bagi peneliti hendaknya lebih meningkatkan dalam penelitihan.

(75)

Daftar Pustaka

Amin MA, Moh. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Metode “Discovery” dan “Inquiry” (Bagian I). Jakarta: Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi.(2004) Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djajadisastra, Jusuf. (1982) Metode-Metode Mengajar 2. Bandung: Angkasa.

Djamarah, Syaeful Bahri dan Aswan Zain.(2006) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Depdiknas ( 2008)Tujuan pembelajaran IPA SD. Jakarta Balai Pustaka.

Haryanto. (2007). Sains Untuk Seklolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga. Kamus besar B I (2008)Belajar. Jakarta. Balai Pustaka.

Kunandar (2008) Jenis tes. Jakarta. Bina Aksara.

L.. Kingsley (Nuning 1991) Belajar. Jakarta. P T Rineka Cipta.

Masidjo, Ign.(1995) Penilaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Purnomo, Puji, dkk. (2008). Menjadi Ilmuwan yang Guru dan Guru yang Ilmuwan.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sukmadinata (2009) Prestasi. Jakarta.Bina Aksara.

Sulistianto (2008) IPA kelas 5 Jakarta. Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.

(76)

Tirtonegoro, Sutratinah. (1984). Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Bumi Aksara.

(77)

SILABUS

Satuan Pendidikan : SD

Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : V / 2

Standar Kompetensi :Memahami hubungan antara gaya, gerak dan energi serta fungsinya

Kompetensi Dasar

Materi Kegiatan Pembelejaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu - Menjelaskan gaya

(78)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD Negeri Pasuruhan 1

Kelas : V

Semester : 2

Alokasi waktu :2x35 menit

I. Standar Kompetensi

Memahami hubungan antara gaya, gerak, energy, dan fungsinya. II.Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan gaya gesekan melalui percobaan. III.Indikator Hasil Belajar

Kognitif Produk

- Menyebutkan beberapa macam gaya.

Kognitif Proses

- Dengan diberi benda-benda mengambil dari lingkungan sekolahan, siswa dapat menandai benda halus benda kasar.

- Setelah mengalami pengamatan siswa dapat membandingkan benda halus dengan benda kasar.

(79)

IV.Tujuan Pembelajaran

- Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan tiga macam gaya.

No Kegiatan Diskripsi kegiatan Alokasi

waktu I. Pembukaan 1. Guru memberi salam .

2. Guru menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa. 3. Guru melempar bungkus rokok ke atas, kemudian guru

menanyakan apa sebab bungkus rokok jatuh kelantai. 4. Siswa menjawab pertanyaan guru (semua jawaban

siswa ditampung).

10 menit

II. Kegiatan Inti 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 6. Mengorganisasi siswa duduk dalam kelompok dan

wakil tiap-tiap kelompok mengambil LKS 1 dan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan.

7. Siswa membaca langkah-langkah percobaan dalam LKS dan melakukannya.

8. Siswa mengisi LKS sesuai petunjuk dan pertanyaan dalam LKS.

9. Melakukan evaluasi dengan meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan

(80)

- Setelah melakukan percobaan siswa dapat memberi contoh gaya gesekan. V. Materi Pembelajaran

Pengertian dan pengaruh gaya gesekan. VI.Model dan Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : pembelajaran kooperatif

Metode pembelajaran : ceramah, eksperimen, diskusi, Tanya jawab, dan tugas.

VII. Kegiatan Pembelajaran VIII. Sumber Belajar

KTSP 2006, SILABUS IPA Kelas V, Buku IPA SAINS Halaman 116-120, LKS

Haryanto, Drs.2004.Sains SD Kelas V Jakarta.Erlangga Tim Fokus.2011.Sains SD Kelas V.Solo.CV Sindunata

kelompok lain menanggapinya.

III. Kegiatan Penutup

10.Membimbing siswa merangkum hasil pembelajaran. 11.Memberi pesan-pesan.

(81)

IX. Alat :

Alat dan bahan percobaan (kerikil, kertas, keramik, kertas manila, sepatu, kursi, kain, keset, dan plastik).

X. Penilaian

Ofserfasi dan tes tertulis Kinerja :

Diskusi, melakukan percobaan, presentasi, (rublik penilaian terlampir).

Magelang, 21 Mei 2012

Peneliti

(82)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD Negeri Pasuruhan 1

Kelas : V

Semester : 2

Alokasi waktu : 2x35 menit

I. Standar Kompetensi

Memahami hubungan antara gaya, gerak, energy, dan fungsinya. II. Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan gaya gesekan melalui percobaan. III.Indikator Hasil Belajar

Kognitif Produk

- Menjelaskan gaya gesekan.

Kognitif Proses

- Membandingkan benda halus dengan benda kasar. - Memberi contoh gaya gesekan

IV.Tujuan Pembelajaran

Kognitif Produk.

(83)

Kognitif Proses

- Setelah mengalami pengamatan siswa dapat membandingkan benda halus dengan benda kasar.

- Setelah melakukan percobaan siswa dapat memjelaskan gaya gesekan. V. Materi Pembelajaran

Pengertian dan pengaruh gaya gesekan. VI.Model dan Metode Pembelajaran

Model pembelajaran : pembelajaran kooperatif

Metode pembelajaran : ceramah, eksperimen, diskusi, Tanya jawab, dan tugas.

VII.Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Diskripsi kegiatan Alokasi

waktu

I. Pembukaan 1. Guru memberi salam .

2. Guru menunjuk ketua kelas untuk memimpin doa.

3. Guru melempar bungkus rokok ke atas, kemudian guru menanyakan apa sebab bungkus rokok jatuh kelantai.

4. Siswa menjawab pertanyaan guru (semua jawaban siswa ditampung).

(84)

II. Kegiatan Inti 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

6. Mengorganisasi siswa duduk dalam kelompok dan wakil tiap-tiap kelompok mengambil LKS 1 dan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan.

7. Siswa membaca langkah-langkah percobaan dalam LKS dan melakukannya.

8. Siswa mengisi LKS sesuai petunjuk dan pertanyaan dalam LKS.

9. Melakukan evaluasi dengan meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapinya.

50 menit

III. Kegiatan Penutup

10.Membimbing siswa merangkum hasil pembelajaran.

11.Memberi pesan-pesan.

10 menit

VIII.Sumber Belajar

(85)

Haryanto, Drs.2004.Sains SD Kelas V Jakarta.Erlangga Tim Fokus.2011.Sains SD Kelas V.Solo.CV Sindunata IX.Alat :

Alat dan bahan percobaan (kerikil, kertas, keramik, kertas manila, sepatu, kursi, kain, keset, dan plastik).

X.Penilaian

Ofserfasi dan tes tertulis Kinerja :

Diskusi, melakukan percobaan, presentasi, (rublik penilaian terlampir).

Magelang, 28 Mei 2012

Guru kelas

(86)

Bahan Ajar

Gaya Gesekan

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan gaya yang berbeda dengan satu dan lainnya, misalnya gaya gesekan dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gaya tidak dapat dilihat tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Gaya ada yang kuat ada yang lemah Makin besar gaya dilakukan makin besar pula tenaga yang diperlukan.Besar gaya dapat diukur dengan dynamo meter. Sedangkan satuan gaya dinyatakan dalam newton. (Wahyono 2008; 90) Gaya dapat mempengaruhi gerakan dan bentuk benda. Stiap gaya yang dilakukan memerlukan tenaga. Sulistiyanto (2008: /93) berdasarkan sumber tenaga yang diperlukan. Gaya gesekan merupakan gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda. Gaya gesekan bersifat menahan gerakan benda, arah gayanya keatas, akibatnya gerak jatuh benda lebih lambat. Ini berarti, kecepatan jatuh dapat diperlambat oleh gaya gesekan. Benda yang jatuh bergesekan dengan udara. jadi udara itulah yang menahan gerak jatuh benda. (Haryanto, 2007: 117) Besar gaya gesekan udara terhadap benda itu tergantung pada bentuk dan ukuran benda.

(87)

Gaya gesekan mempunyai manfaat, contohnya:

1. Membantu benda bergerak tanpa tergelincir. (missal:ketika berjalan bersepatu, sepatu dan lantai ada gesekan, jika tak ada gesekan, akan tergelincir)

2. Untuk menghentikan benda yang sedang bergerak, (contohnya:pada sepeda, rem karet akan mencengkeram pelek agar roda berhenti berputar . cengkeraman karet rem tersebut member gaya gesekan pada pelek,antara permukaan ban dan jalan juga terjadi gesekan, oleh karena itu sepeda dapat berhenti.)

3. Menahan benda-benda agar tidak bergeser.

Gaya gesekan mampu menahan benda agar tidak tergelincir. Termasuk juga berbagai benda yang kita temui sehari-hari seperti perabotan rumah. Tanpa adanya gaya gesekan, perabotan rumah mudah bergeser.

Kerugian gaya gesekan, contohnya:

1. Menghambat gerakan (sesuai sifat gaya gesekan)

2. Mengikis permukaan yang bergesekan (mengakibatkan aus) Contoh terjadi pada ban bekas

3. Memboroskan energy untuk mengatasi gaya gesekan

(88)

Untuk mengurangi kerugian akibat gaya gesekan:

1. Memasang roda, roda memudahkan benda bergerak karena hanya sebagian yang menempel (bergesekan)

2. Memasang bantalan peluru/laker, bola-bola dilapisi gemuk atau minyak pelumas agar bebas bergerak.

(89)

LKS

Nama Sekolah : SD Negeri Pasuruhan 1

Kelas : V

Semester : 2

Alokasi waktu :2x35 menit

I. Standar Kompetensi

Memahami hubungan antara gaya, gerak, energy, dan fungsinya. II. Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan gaya gesekan melalui percobaan. III.Indikator Hasil Belajar

Kognitif Produk

- Menyebutkan beberapa macam gaya.

- Menjelaskan memberi contoh gaya gesekan.

Kognitif Proses

- Menandai benda halus benda kasar.

- Membandingkan benda halus dengan benda kasar. - Memberi contoh gaya gesekan

(90)

IV.Materi Pokok Gaya Gesekan. V.Sub Materi

Sifat-sifat dan pengaruh gaya gesekan. VI.Kegiatan Belajar

A. Petunjuk Umum

Pahamilah dan diskusikan dengan teman kelompokmu setelah melakukan percobaan.

B. Kegiatan Belajar Kegiatan 1.

Lakukanlah percobaan mengenai gaya gesekan dan amati apa yang terjadi , kemudian tulislah apa yang anda pelajari dari percobaan tersebut! Kegiatan 2.

Sebutkan sifat-sifat gaya gesekan sesuai dengan percobaan yang anda lakukan.

Cara kerja kegiatan 1, dengan alat dan bahan

1. Dua buah kursi 2. Kerikil 3. Kertas tisu 1.Guru mempersiapkan alat dan bahan

2.Guru meletakkan dua kursi di depan kelas

(91)

4.Yang satu siswa memegang kerikil dan yang satu memegang kertas tisu,teman lain mengamati gerak jatuh kedua benda tersebut

5.Dengan aba-aba dari salah satu temannya yang mengamati, jatuhkanlah kerikil dan kertas tisu secara bersamaan

Pertanyaan

1. Benda apakah yang sampai lantai lebih dulu? 2. Benda apakah yang sampai lantai lebih lama?

3. Apakah gerak jatuh kerikil lebih cepat disbanding gerak jatuh kertas tisu?

4. Diskusikan dengan teman-temanmu dan carilah kesimpulannya!

Nama-nama anggota 1.

(92)

LKS

Nama Sekolah : SD Negeri Pasuruhan 1

Kelas : V

Semester : 2

Alokasi waktu : 2x35 menit

I. Standar Kompetensi

Memahami hubungan antara gaya, gerak, energy, dan fungsinya. II. Kompetensi Dasar

Mendiskripsikan gaya gesekan melalui percobaan. III.Indikator Hasil Belajar

Kognitif Produk

- Menyebutkan beberapa pengaruh gaya gesekan. - Menjelaskan gaya gesekan.

Kognitif Proses.

(93)

IV.Materi Pokok Gaya Gesekan. V. Sub Materi

Sifat-sifat dan pengaruh gaya gesekan. VI.Kegiatan Belajar

A. Petunjuk Umum

Pahamilah dan kerjakan soal-soal ini dengan baik. B. Kegiatan Belajar

Kegiatan 1.

Sebutkan jenis-jenis gaya! ……….

……….

……….

Kegiatan 2.

Gambar

Gambar 2. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas ......................................... …………
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus I
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus II
Tabel 4: Rincian Pemberian skor Soal Evaluasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dalam penelitian ini adalah dapat mengambil kesimpulan bahwa kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Pt.Telkom WITEL Solo

untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa SMK pada materi elastisitas dan hukum hooke dapat disimpulkan bahwa peningkatan pemahaman konsep fisika siswa SMK

Menurut Puspa Dan Riyanto (1999) konflik peran merupakan suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan

Kemudian mesin akan menjalankan proses demi proses, indikator status menunjukkan keadaan masukan dan keluaran PLC dan animasi pada Intellution sesuai dengan

ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION STAD TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI SISWA KELAS V SD KANISIUS

Tingkat pendapatan keripik ubi kayu pada Industri Pundi Mas diperoleh dengan cara penerimaan dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi

(1) Penyelenggara Jasa Titipan yang telah memiliki izin sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dapat melakukan kerja sama dengan perusahaan asing yang bergerak di bidang

hasil penelitian yang mampu memperkaya pengetahuan pada cabang olahraga panjat tebing terutama di kemampuan muscle strength dan muscle endurance pada