29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian.
Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. memperoleh data baik dan memuaskan, maka penelitian yang sifatnya ilmiah harus menggunakan metode yang tepat yang sesuai dengan karakteristik masalah yang akan ditelitinya karena akan sangat berpengaruh terhadap kebutuhan suatu penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif sesuai yang dikemukakan Arikunto 1998: 25 bahwa :
Apabila peneliti bermaksud mengetahuai keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana dan sebagainya, maka penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif, maka untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya penelitian dilakukan dengan sangat mendalam artinya melalui berbagai teknik yang disusun secara sistematis serta dicari informasi selengkapnya untuk tujuan pengumpulan data hasil penelitian yang lebih sempurna.
Secara umum penelitian deskriptif mempunyai ciri-ciri menurut Surachmad (1985: 140.) yaitu:
1. Memusatkan pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang yaitu masalah yang aktual.
Dalam penelitian ini penulis lebih menggunakan pendekatan antar manusia, artinya selama proses penelitian penulis akan lebih banyak berhubungan atau megadakan kontak dengan orang-orang dilingkungan sekitarnya khususnya di lokasi penelitian yaitu Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung. Dengan demikian di tempat tersebut penulis lebih leluasa mencari informasi dan data yang terperinci tentang berbagai hal yang diperlukan untuk penelitian.
B. Variabel Penelitian.
Variabel dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek penelitian atau dapat pula diartikan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam suatu peristiwa atau gejala yang diteliti. Menurut Rafi’i (1980:102) bahwa “Variabel penelitian adalah untuk ukuran sifat atau ciri yang dimiliki oleh angka-angka suatu kelompok atau suatu set yang berbeda dengan lainnya.” Dalam variabel penelitian ini hanya ada satu variabel. Ini disebabkan penelitian ini mendeskripsikan saja mengenai pemukiman kumuh.
Variabel dalam penelitian ini diukur melalui sebagai berikut : 1. Tingkat kekumuhan
Dalam mengukur tingkat kekumuhan mengacu pada standarisasi yang dikeluarkan oleh Dirjen Perumahan dan Pemukiman. Ada 27 indikator dalam mengetahui tingkat kekumuhan.
2. Persebaran pemukiman kumuh yaitu lokasi-lokasi mana pemukiman kumuh tersebar di kecamatan Bojongloa Kidul.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah Tabel 3.1 yaitu:
Tabel 3.1 Variabel, Sub Variabel, dan Indikator
VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR
Karakteristik Pemukiman Kumuh
A. Tingkat Kekumuhan
1. Aspek Fisik Sub Aspek
1.1 Kondisi Bangunan
a. Tingkat kualitas bangunan b. Tingkat kepadatan bangunan c. Tingkat kelayakan bangunan d. Tingkat penggunaan luas bangunan e. Legalitas tanah
f. Status penguasaan bangunan 1.2 Kebencanaan a. Frekuensi bencana kebakaran
b. Frekuensi bencana banjir
1.3 Kondisi Sarana dan Prasarana
a. Tingkat pelayanan air bersih b. Kondisi sanitasi lingkungan c. Kondisi persampahan
d. Kondisi saluran air hujan/drainase e. Kondisi jalan
f. Ruang terbuka
2. Aspek Sosial Ekonomi
2.1 Sosial a. Tingkat pendidikan b. Tingkat kerawanan keamanan 2.2 Ekonomi a. Tingkat pendapatan
b. Tingkat kemiskinan
2.3 Kependudukan
a. Tingkat kepadatan penduduk b. Rata-rata anggota rumah tangga c. Jumlah KK per rumah d. Tingkat petumbuhan penduduk e. Angka kematian kasar f. Status gizi balita g. Angka kesakitan malaria h. Angka kesakitan diare i. Angka kesakitan demam berdarah
(sumber : Dirjen Perumahan dan Pemukiman,2002)
B. Persebaran Lokasi pemukiman kumuh
C. Karakteristik Sosial Budaya
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan gejala subjek penelitian. Terkait dengan hal ini Sumaatmadja (1988:52) mengatakan bahwa :
Populasi adalah seluruh gejala, individu, kasus dan masalah yang diteiliti yang ada di daerah penelitian menjadi objek penelitian geografi. Sedangkan dalam istilah statistik menunjukan totalitas atau universal, yaitu keseluruhan semua hal atau semua gejala elementer potensial yang dihadapi. Dengan kata lain populasi adalah sejumlah variabel yang menyangkut permasalahan yang akan diteliti. Untuk lebih jelasnya jumlah populasi penduduk dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:
Tabel 3.2 Populasi Penduduk Di Kecamatan Bojongloa Kidul
No Kelurahan Jumlah
Penduduk (Jiwa) KK
1 Kebon Lega 18.321 3557
2 Situ Saeur 20654 1526
3 Mekarwangi 7464 1843
4 Cibaduyut 9614 2781
5 Cibaduyut Kidul 6739 1588
6 Cibaduyut Wetan 3518 963
Jumlah 66.306 12258
Sumber : Monografi kecamatan dan Tahun 2008 hasil perhitungan
2. Sampel
1) Kemampuan penelitian dilihat dari segi waktu, tenaga, dan biaya. 2) Sempit dan luasnya pengamatan dari setiap subjek karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Mengenai besarnya sampel menurut Tika (2005:25) mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu populasi yang akan diteliti. Kendati demikian, dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah 30.
Dalam penelitian ini ada 2 jenis sampel dalam penelitian ini yaitu sampel wilayah dan sampel penduduk.
a. Sampel wilayah adalah kelurahan yang berada di Kecamatan Bojongloa Kidul yang berjumlah 6 kelurahan. Atas dasar pertimbangan letak dan jarak, serta kondisi daerah, maka untuk sampel wilayah diambil tiga kelurahan yaitu kelurahan Kebon Lega, kelurahan Cibaduyut, dan kelurahan Cibaduyut Kidul. Dari setiap kelurahan tersebut diambil dua RW secara acak.
b. Sampel penduduk dalam penelitian ini diambil secara aksidental, penduduk tersebut bertempat tinggal di tiga kelurahan yang ada di wilayah penelitian. Menurut Sugiono 2003:60 bahwa :
sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Jumlah sampel penduduk diperoleh dengan menggunakan formula dari Dixon dan B. Leach (Pabundu Tika, 1997: 35), sebagai berikut :
1) Menentukan persentase karakteristik (P)
=
66306 12258
x 100 %
= 28,16 %, dibulatkan menjadi 28 %
2) Menentukan Variabilitas (V)
= 28(100−28)
= 44,89 dibulatkan menjadi 45
3) Menentukan Jumlah Sampel (n)
Keterangan: n = Jumlah Sampel
z = Convidence level atau tingkat kepercayaan 95 % dilihat dalam tabel z hasilnya (1,96)
v = Variabel yang diperoleh dengan rumus diatas c = Convidence limit atau batas kepercayaan (10)
2 10
45 96 , 1
×
=
= 77,79 dibulatkan menjadi 78
4) Menentukan jumlah sampel yang dikoreksi (dibetulkan) dengan rumus:
Keterangan: N’ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi
n = Jumlah sampel yang dihitung dalam rumus sebelumnya
beberapa wilayah yang berada di daerah penelitian. Agar pengambilan sampel
pada setiap wilayah dapat mewakili populasi, maka sampel pada setiap wilayah
ditentukan dengan menggunakan rumus proporsional sebagai berikut:
Jumlah KK tiap kelurahan Jumlah KK dari 3 kelurahan
Hasil perhitungan jumlah KK yang dijadikan sampel pada masing-masing
kelurahan dapat dilihat pada Tabel 3.3:
Tabel 3.3
Jumlah sampel yang diambil dari tiap kelurahan di Kecamatan Bojongloa Kidul
No Kelurahan Jumlah
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Observasi
Observasi dilakukan memalui pengamatan langsung ke lapangan yaitu dengan mengamati dan mencatat data-data yang berhubungan dengan pemukiman kumuh di Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung.
Dengan demikian dalam hal pengamatan yang dilakukan selama observasi di lokasi penelitian, yaitu Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung harus luas dan catatan hasil observasi harus lengkap mencakup gambaran umum di lokasi tersebut.
2. Wawancara.
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dan data yang faktual tentang pemukiman kumuh di Kecamatan Bojongloa Kidul Bandung.
3. Dokumentasi
Dokumen digunakan untuk memperoleh data dan informasi. Dalam penelitian ini dokumen diperoleh dari instansi-instansi terkait yang mempunyai data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang diperoleh melalui kajian dokumentasi ini dapat dipandang sebagai narasumber yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
4. Studi literatur
mempelajari sejumlah literatur berupa buku-buku, jurnal, surat kabar dan sumber-sumber kepustakaan lainnya guna mendapatkan informasi-informasi yang menunjang.
5. Angket
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari angket. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis dari peneliti kepada responden sebagai sampel penelitian untuk dijawabnya. Isi dari kuesioner merupakan variabel yang akan di ukur dalam penelitian.
E. Analisis Data Penelitian
Teknik analisis data yang akan dilakukan terdiri dari kombinasi berdasarkan keragaman data yang diperoleh baik dari data primer maupun data sekunder yang akan digunakan untuk menjawab identifikasi masalah yang telah disusun sebelumnya. Teknik analisis data yang diterapkan agar tujuan penelitian dapat tercapai maka peneliti menggunakan :
1. Analisis deskriptif (Sugiyono 2006:21) yaitu untuk menganalisis gejala atau fakta dengan mengolah dan meninterpretasikan data berupa pendapat serta data-data yang bersifat non angka yang terdapat pada masa sekarang di daerah penelitian. Hasilnya berupa pengkategorian dengan persentase.
% 100 × =
n f P
keterangan:
n : Jumlah data keseluruhan f : Frekuensi munculnya data
Untuk mempermudah dalam penafsiran dan pentimpulan maka, digunakan parameter seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (1996: 57), dimana:
0% ditafsirkan tidak ada 1 – 24% sebagian kecil 25 – 49% hampir setengahnya
50% setengahnya
52 – 74% sebagian besar 75 – 99% hampir seluruhnya
100% seluruhnya
2. Mencari nilai untuk tingkat kekumuhan
Untuk menghitung nilai tingkat kekumuhan digunakan rumus berikut (Dirjen Perumahan dan Pemukiman 2002) :
Keterangan :
Nilai TK adalah 1 ≤ x < 5 dengan kriteria sebagai berikut : 1,0 - 1,4 Tidak Kumuh
1,5 - 2,4 Kumuh Ringan TK = ∑(nk x bobot)
TK = Tingkat Kekumuhan
2,5 - 3,4 Kumuh Sedang 3,5 - 4,4 Kumuh Berat 4,5 - 5,0 Sangat Kumuh
Berikut adalah indikator-indikator dan pembobotan dari Dirjen Perumahan dan Pemukiman yang digunakan dalam menentukan tingkat kekumuhan yaitu
a. Kondisi bangunan
1) Tingkat kualitas bangunan yaitu persentase banyaknya bangunan rumah yang tidak permanen dalam suatu lingkungan kawasan
2) Tingkat kepadatan bangunan yaitu jumlah unit bangunan per satuan luas (Ha) dalam suatu lingkungan kawasan
3) Tingkat kelayakan bangunan yaitu persentase jumlah rumah yang tidak layak atau sehat dalam penggunaan material seperti dinding, plafon dan lantai
4) Tingkat penggunaan luas bangunan yaitu rata-rata luas ruangan yang dipergunakan oleh penduduk
5) Legalitas tanah yaitu persentase perbandingan antara jumlah rumah yang dibangun diatas tanah yang bukan sebagai perumahan dengan jumlah rumah yang dibangun pada tanah yang diperuntukan bagi perumahan yang sesuai RUTR
6) Status penguasaan bangunan yaitu persentase status kepemilikan dan penggunaan bangunan
kebakaran pada suatu kawasan tiap tahunnya
8) Frekuensi bencana banjir yaitu banyaknya bencana banjir pada suatu kawasan dalam satu tahun
b. Kondisi sarana dan prasarana
1) Tingkat pelayanan air bersih yaitu persentase jumlah KK yang tidak mendapat pelayanan PDAM baik yang berasal dari kran rumah tangga maupun kran umum dalam suatu wilayah
2) Kondisi sanitasi lingkungan yaitu persentase jumlah KK yang tidak menggunakan fasilitas jamban keluarga atau jamban umum
3) Kondisi persampahan yaitu persentase jumlah KK yang tidak mendapat pelayanan pengangkutan sampah oleh pemerintah daerah, swasta atau swadaya
4) Kondisi saluran air hujan atau drainase yaitu persentase jumlah drainase yang tidak layak dalam suatu wilayah
5) Kondisi jalan yaitu persentase jalan yang rusak dibandingkan dengan panjang jalan seluruhnya dalam suatu wilayah
6) Ruang terbuka yaitu persentase luas ruang terbuka dalam suatu wilayah
c. Kondisi sosial ekonomi
2) Tingkat pendapatan yaitu persentase jumlah penduduk usia produktif dengan pendapatan
3) Tingkat pendidikan yaitu persentase jumlah penduduk yang menamatkan pendidikan dasar 9 tahun
4) Tingkat kerawanan keamanan yaitu jumlah terjadinya tindak kriminal dalam suatu wilayah yang terjadi dalam kurun satu tahun
d. Kependudukan
1) Tingkat kepadatan penduduk yaitu perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah dalam satuan hektar
2) Rata-rata anggota rumah tangga yaitu rata-rata banyaknya anggota keluarga pada tiap-tiap kepala keluarga (KK)
3) Jumlah kepala keluarga (KK) per rumah yaitu jumlah KK tiap satu rumah
4) Tingkat pertumbuhan penduduk yaitu pertambahan penduduk tiap tahun pada satu wilayah yang dilihat dari jumlah penduduk pada awal tahun dan akhir tahun tiap 100 penduduk
5) Angka kematian kasar yaitu jumlah kematian pada tahun tertentu tiap 1000 penduduk
6) Status gizi yaitu jumlah balita yang berada di bawah garis merah akibat menderita kekurangan gizi
8) Angka kesakitan diare yaitu jumlah penduduk yang menderita penyakit diare dalam satu tahun
9) Angka kesakitan deman berdarah yaitu jumlah penduduk yang menderita penyakit demam berdarah dalam satu tahun
Analisis ini dilakukan untuk menentukan tingkat kekumuhan dengan ketentutan sebagai berikut yaitu :
Tabel 3.4
Kriteria dalam penilaian tingkat kekumuhan
Nilai Kriteria
5 sangat kumuh
4 kumuh berat
3 kumuh sedang
2 kumuh ringan
1 tidak kumuh
Berikut adalah Tabel 3.5 yang menunjukan parameter dari penilaian mengenai tingkat kekumuhan pada pemukiman kumuh
Tabel 3.5 Parameter tingkat kekumuhan
Sumber : diadaptasi dari Dirjen Perumahan dan Pemukiman
PARAMETER NILAI BOBOT
(%)
5 4 3 2 1
Tingkat kualitas bangunan >70% 51-70% 31-50% 11-30% <10% 8,75
Tingkat kepadatan bangunan >200/Ha
151-Frekuensi bencana kebakaran >7 kali/th
5-6 kali/th
3-4
kali/th 1-2 kali/th 0 kali/th 4
Frekuensi bencana banjir >7 kali/th
5-6
Tingkat kerawanan keamanan >6 kali/th
5-6
Tingkat kepadatan penduduk >250/Ha
250-Jumlah KK per rumah