• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERNYATAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERNYATAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Bemisia tabaci

KISARAN INANG, DINAMIKA POPULASI, DAN KELIMPAHAN

MUSUH ALAMI DI AREA PERTANAMAN CABAI MERAH

DI KECAM

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Bemisia tabaci

(Gennadius) (HEMIPTERA: ALEYRODIDAE):

KISARAN INANG, DINAMIKA POPULASI, DAN KELIMPAHAN

MUSUH ALAMI DI AREA PERTANAMAN CABAI MERAH

DI KECAMATAN PAKEM, KABUPATEN SLEMAN

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HENDRIVAL

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(HEMIPTERA: ALEYRODIDAE):

KISARAN INANG, DINAMIKA POPULASI, DAN KELIMPAHAN

MUSUH ALAMI DI AREA PERTANAMAN CABAI MERAH

KABUPATEN SLEMAN,

(2)

PERNYATAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya nyatakan bahwa tesis “Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae): Kisaran Inang, Dinamika Populasi, dan Kelimpahan Musuh Alami di Pertanaman Cabai Merah di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta” adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Februari 2010

Hendrival

(3)

ABSTRACT

HENDRIVAL. Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae): Hosts Range, Population Dynamics, and Abundance of Natural Enemies in the Chili Pepper Fields in Sub-district of Pakem, District of Sleman, Province of Yogyakarta. Under direction of PURNAMA HIDAYAT and ALI NURMANSYAH.

Bemisia tabaci is a polyphagous whitefly which attacks various species of weeds and plants belong to family Asteraceae, Malvaceae, Solanaceae, Cruciferaceae, Lamiaceae, and Euphorbiaceae. Plant host species may play important roles in the development of B. tabaci population. The aims of this study were: 1) to know various host plants of B. tabaci in the chili pepper fields in Sub-district of Pakem, Sleman, 2) to study population dynamics of B. tabaci in the fields, (3) to study the diversity and abundance of parasitoid and predator species, and (4) to study the incidence of the pepper yellow leaf curl disease caused by PepYLCV in the fields. The research was conducted in Sub-district of Pakem, District of Sleman, Province of Yogyakarta during the dry season of May-October 2009. Results of the study revealed that there were 27 species of host plants belong to 22 genera of 13 families, including crops and weeds. The host plant species were family Araceae, Amaranthaceae, Asteraceae, Brassicaceae, Capparidaceae, Convolvulaceae, Euphorbiaceae, Lamiaceae, Oxalidaceae, Papilionaceae, Rubiaceae, Solanaceae, and Sterculiaceae. Family of Asteraceae and Euphorbiaceae were the host plants having the most abundance B. tabaci

population. The population dynamics of B. tabaci was related to the numbers of host plant species and natural enemy’s population. Increasing the numbers of host plant species would cause higher population of B. tabaci adults. Population dynamics of B. tabaci nymph and the parasitoid Eretmocerus sp. was synchronized, meaning that increasing the population of B. tabaci nymph will be followed by increasing population of the parasitoid Eretmocerus sp. Insect predators found in the chili pepper fields were Coccinellidae and Staphylinidae (Coleoptera), Syrphidae (Diptera), Anthocoridae (Hemiptera), and spider predator Linyphiidae (Araneae); while the insect parasitoids were Encarsia sp. and

Eretmocerus sp. (Hymenoptera: Aphelinidae). A simple treatment by covering the chili pepper seedling with a net would significantly reduce the whitefly colonization and decelerate emerging of pepper yellow leaf curl disease.

Keywords: Bemisia tabaci, host plants, population dynamic, diversity and abundance natural enemies, incidence pepper yellow leaf curl disease

(4)

RINGKASAN

HENDRIVAL. Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae): Kisaran Inang, Dinamika Populasi, dan Kelimpahan Musuh Alami di Pertanaman Cabai Merah di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dibimbing oleh PURNAMA HIDAYAT dan ALI NURMANSYAH.

Bemisia tabaci tergolong sebagai serangga polifag diketahui menyerang lebih dari 600 spesies tumbuhan. Tanaman budidaya dan gulma yang menjadi inang B. tabaci berasal dari famili Asteraceae, Malvaceae, Solanaceae, Cruciferaceae, Lamiaceae, Euphorbiaceae, dan Fabaceae. Spesies-spesies inang B. tabaci yang tumbuh di sekitar pertanaman cabai merah meliputi tanaman budidaya lainnya dan gulma. Tanaman cabai merah bukan merupakan inang yang sesuai untuk kolonisasi B. tabaci, sehingga populasi B. tabaci jarang ditemukan. Populasi B. tabaci sering ditemukan pada tanaman budidaya lainnya dan gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman cabai merah. Perubahan perkembangan populasi B. tabaci ditentukan oleh keragaman spesies-spesies inang, penyebaran dari gulma atau tanaman budidaya lainnya yang menjadi inang, dan musuh alami seperti predator dan parasitoid. Keanekaragaman predator dan parasitoid merupakan kelompok penting dalam komunitas, baik pada ekosistem alami maupun ekosistem pertanian karena peranannya sebagai pengatur populasi. B. tabaci merupakan serangga vektor Geminivirus yang menyebabkan penyakit daun keriting kuning cabai, salah satu pengendaliannya adalah pengendalian secara preventif dengan memberikan sungkup palstik pada tahapan pesemaian benih cabai merah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jenis-jenis tanaman inang lain yang tumbuh di sekitar pertanaman cabai merah; (2) mempelajari dinamika populasi B. tabaci di pertanaman cabai merah; (3) mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan spesies parasitoid dan predator dari B. tabaci di pertanaman cabai merah; (4) mempelajari perkembangan kejadian penyakit daun keriting kuning cabai di pertanaman cabai merah.

Metode untuk pengamatan kisaran inang dilakukan mengambil sampel tanaman atau gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman cabai merah. Ukuran sampel bervariasi dari 30 sampai 250 daun tergantung pada morfologi dan kepadatan sampel. Analisis vegetasi gulma digunakan untuk mengetahui susunan vegetasi gulma dan Nisbah Jumlah Dominan (NJD) gulma yang tumbuh di pertanaman cabai merah. Informasi lain yang diperoleh dari analisis vegetasi gulma adalah kemunculan spesies gulma yang menjadi inang B. tabaci. Pengamatan kemunculan spesies gulma dilakukan dengan menghitung setiap spesies di semua petak pengamatan pada setiap minggu, mulai tanaman cabai merah berumur 1 sampai 16 minggu setelah tanam. Pengumpulan nimfa-nimfa

B. tabaci yang terdapat pada setiap spesies gulma dan tanaman budidaya lainnya dilakukan untuk mengetahui parasitisasi parasitoid dari nimfa B. tabaci.

Pengamatan dinamika populasi dilakukan untuk mempelajari perkembangan populasi nimfa dan imago B. tabaci di pertanaman cabai merah. Pengamatan populasi nimfa B. tabaci dilakukan dengan cara mengambil tanaman contoh dari seluruh populasi tanaman pada petak percobaan. Pola pengambilan tanaman sampel dilakukan secara sistematik. Tanaman sampel ditentukan mengikuti baris tanaman dengan jarak delapan tanaman. Metode pengambilan daun sampel dilakukan secara acak untuk mengamati nimfa B.

tabaci dari setiap tanaman sampel dengan mengambil daun dari bagian atas, tengah, dan bawah dari tanaman. Pengambilan sampel imago B. tabaci

(5)

dilakukan dengan menggunakan kartu kuning berperekat yang ditempatkan secara diagonal di petak pertanaman cabai. Pengamatan populasi nimfa dan imago B. tabaci dilakukan setiap minggu, mulai tanaman cabai merah berumur 1 sampai 16 minggu setelah tanam. Untuk menentukan hubungan populasi B. tabaci dengan jumlah spesies-spesies inang lainnya dan peranan parasitoid menggunakan analisis regresi dan korelasi linear.

Pengamatan keanekaragaman dan kelimpahan spesies parasitoid dan predator dari B. tabaci dilakukan pada petak pertanaman cabai merah. Pengambilan sampel serangga dilakukan dengan menggunakan jaring ayun, nampan kuning, pengamatan langsung pada tajuk tanaman, dan pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci dari tanaman. Pengamatan perkembangan kejadian penyakit daun keriting kuning cabai pada petak pertanaman cabai merah yang berasal dari pesemaian yang diberikan sungkup plastik dan pesemaian tanpa diberikan sungkup plastik. Pengamatan keanekaragaman dan kelimpahan spesies parasitoid dan predator serta perkembangan kejadian penyakit daun keriting kuning cabai dilakukan setiap minggu, mulai tanaman cabai merah berumur 1 sampai 16 minggu setelah tanam.

Kisaran inang B. tabaci yang tumbuh di sekitar pertanaman cabai merah terdiri dari 22 spesies gulma dan lima spesies tanaman budidaya lainnya. Inang tersebut meliputi 13 famili yaitu Amaranthaceae, Araceae, Asteraceae, Brassicaceae, Capparidaceae, Convolvulaceae, Euphorbiaceae, Lamiaceae, Oxalidaceae, Rubiaceae, Papilionaceae, Solanaceae, dan Sterculiaceae. Famili Asteraceae dan Euphorbiaceae merupakan inang dengan populasi B. tabaci

paling banyak dibandingkan dengan famili lainnya. Gejala penyakit seperti terinfeksi virus tanaman dijumpai pada gulma Ageratum conyzoides dan

Acalypha boehmerioides yang tumbuh di pertanaman cabai merah. Spesies inang dari tanaman budidaya lainnya dan gulma memiliki peran sebagai reservoir

parasitoid Eretmocerus sp. dari nimfa B. tabaci di pertanaman cabai merah. Spesies inang yang paling banyak berperan sebagai reservoir parasitoid

Eretmocerus sp. adalah jenis gulma yang terdiri dari 17 spesies dan tanaman budidaya lainnya hanya terdiri dari tiga spesies.

Dinamika populasi B. tabaci di pertanaman cabai merah dipengaruhi jumlah spesies-spesies inang lainnya yang tumbuh di sekitar pertanaman cabai merah. Berdasarkan hasil analisis regresi dan korelasi diketahui bahwa hubungan antara populasi imago B. tabaci dengan jumlah spesies inang B. tabaci yang muncul di pertanaman cabai merah dapat dinyatakan dengan persamaan ŷ = 12,60 + 1,53x dan koefisien korelasi r = 0,46. Dari nilai koefisien korelasi tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan populasi imago B. tabaci

di pertanaman cabai merah berasosiasi dengan keberadaan spesies inang B. tabaci yang ada di pertanaman cabai merah. Dari persamaan regresi yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa meningkatnya satu spesies inang B. tabaci

akan meningkatkan populasi imago B. tabaci sebesar 1,53 imago per kartu kuning berperekat.

Dinamika populasi B. tabaci juga dipengaruhi oleh parasitoid Eretmocerus

sp. Berdasarkan hasil analisis regresi dan korelasi diketahui bahwa hubungan antara populasi parasitoid Eretmocerus sp. dengan populasi nimfa B. tabaci di pertanaman dapat dinyatakan dengan persamaan ŷ = -0,05 + 0,34x dan koefisien korelasi r = 0,85. Berdasarkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa populasi parasitoid Eretmocerus sp. meningkat dengan semakin meningkatnya populasi nimfa B. tabaci. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan populasi Eretmocerus sp. juga diikuti dengan peningkatan jumlah nimfa B. tabaci yang mati karena terparasit oleh parasitoid Eretmocerus sp., sehingga dapat menyebab penurunan populasi imago B. tabaci. Berdasarkan

(6)

persamaan regresi yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa meningkatnya satu ekor nimfa B. tabaci akan meningkatkan populasi Eretmocerus sp. sebesar 0,34 imago per daun.

Kelompok musuh alami B. tabaci terdiri dari predator dan parasitoid. Komunitas predator meliputi ordo Coleoptera yaitu famili Coccinellidae dan Staphylinidae; ordo Diptera yaitu famili Syrphidae; ordo Hemiptera yaitu famili Anthocoridae; serta ordo Araneae yaitu famili Linyphiidae. Komunitas parasitoid terdiri dari ordo Hymenoptera yaitu Aphelinidae (Encarsia sp. dan Eretmocerus

sp.). Keanekaragaman spesies predator B. tabaci lebih tinggi yaitu sembilan spesies dibandingkan keanekaragaman spesies parasitoid yaitu dua spesies. Predator M. sexmaculata memiliki jumlah individu paling tinggi, kemudian diikuti dengan predator P. fuscipes dan M. inops. Sedangkan komunitas parasitoid dari ordo Hymenoptera dan famili Aphelinidae yaitu Encarsia sp. dan Eretmocerus sp. Jumlah individu parasitoid Eretmocerus sp. lebih tinggi dibandingkan Encarsia

sp.

Kejadian penyakit daun keriting kuning cabai lebih awal dijumpai pada petak pertanaman cabai merah yang berasal dari pesemaian tanpa diberikan sungkup plastik, hal ini diduga tanaman cabai merah sudah terinfeksi

Geminivirus pada saat pesemaian. Sedangkan kejadian penyakit daun keriting kuning cabai pada petak pertanaman cabai merah yang berasal dari pesemaian diberikan sungkup plastik mulai dijumpai pada 3 MST. Pemberian sungkup plastik pada pesemaian benih cabai merah dapat mencegah masuknya imago B. tabaci ke dalam pesemaian dan memperlambat munculnya penyakit daun keriting kuning cabai.

Kata kunci: Bemisia tabaci, kisaran inang, dinamika populasi, keanekaragaman dan kelimpahan musuh alami, kejadian penyakit daun keriting kuning cabai

(7)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2010

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

(8)

Bemisia tabaci

(Gennadius) (HEMIPTERA: ALEYRODIDAE):

KISARAN INANG, DINAMIKA POPULASI, DAN KELIMPAHAN

MUSUH ALAMI DI PERTANAMAN CABAI MERAH

DI KECAMATAN PAKEM, KABUPATEN SLEMAN,

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HENDRIVAL

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Mayor Entomologi

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

(9)
(10)

Judul Tesis : Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae): Kisaran Inang, Dinamika Populasi, dan Kelimpahan Musuh Alami di Pertanaman Cabai Merah di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Nama Mahasiswa : Hendrival

NRP : A351070021

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Purnama Hidayat, M.Sc. Ketua

Dr. Ir. Ali Nurmansyah, M.Si. Anggota

Diketahui

Koordinator Mayor Entomologi

Dr. Ir. Pudjianto, M.Si.

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.

(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian adalah B. tabaci, dengan judul Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae): Kisaran Inang, Dinamika Populasi, dan Kelimpahan Musuh Alami di Pertanaman Cabai Merah di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pelaksanaan penelitian ini didukung oleh Program Kerja Sama Kemitraan Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi (KKP3T) tahun 2009 dari komisi pembimbing.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Purnama Hidayat, M.Sc. sebagai ketua komisi pembimbing dan guru yang telah memberikan keteladanan arti sebuah ilmu pengetahuan. Terima kasih juga disampaikan atas segala arahan, bimbingan, motivasi, dan ide-ide cerdas yang diberikan kepada penulis sejak penyusunan proposal sampai selesainya penyusunan tesis.

2. Bapak Dr. Ir. Ali Nurmansyah, M.Si. selaku anggota komisi pembimbing, yang telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan, saran, motivasi, dan masukan selama penyusunan proposal sampai selesainya penyusunan tesis.

3. Ibu Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc. yang telah bersedia menjadi dosen penguji tamu dan banyak memberikan saran-saran pada perbaikan tesis.

4. Bapak Ngadimin dan Bapak Mardi dari Dusun Bundasari Desa Hardjobinangun Kecamatan Pakem, Kebupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang telah banyak memberikan pendidikan informal tentang bubidaya tanaman cabai merah selama penelitian.

5. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

6. Bagus Kukuh Udiarto, Fardedi, Nur Pramayudi, Nuriadi, Dendi Juliandi, Warastin Puji Mardiasih, Lindung Tri Puspasari, Fairuz Nafiz, Wilna Sari, Lydia M Ivakdalam, Rachmawati, Rahmini, dan Rika Meliansyah atas segala bantuan intelektual dan teknisnya selama penelitian.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Bogor, Februari 2010

(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kualasimpang pada tanggal 28 Juni 1976 dari ayah Muhammad Hasan Amin dan ibu Ainun Mardiah. Penulis merupakan putra pertama dari sebelas bersaudara. Tahun 1995 penulis lulus dari SMA Al Washliyah Kualasimpang dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Syiah Kuala melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Penulis memilih Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian dan selesai pada tahun 2001. Pada tahun 2007 penulis memperoleh Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPS) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia untuk mengikuti pendidikan Pascasarjana (S2) di Program Mayor Entomologi pada Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Penulis bekerja sebagai staf pengajar di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe sejak tahun 2006.

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan Penelitian ... 3 Manfaat Penelitian ... 4 TINJAUAN PUSTAKA ... 5 Bemisia tabaci ... 5

Biologi dan Taksonomi ... 5

Kerusakan pada Tanaman ... 7

Kisaran Inang B. tabaci ... 8

Dinamika Populasi B. tabaci ... 9

Parasitoid dan Predator dari B. tabaci ... 10

Hubungan B. tabaci dengan Penyakit Daun Keriting Kuning ... 12

Klasifikasi dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai ... 13

BAHAN DAN METODE... 16

Tempat dan Waktu Penelitian ... 16

Metode Penelitian ... 16

Persiapan Tanaman Cabai Merah ... 16

Kisaran Inang B. tabaci di Pertanaman Cabai Merah... 18

Dinamika Populasi B. tabaci ... 20

Keanekaragaman dan Kelimpahan Parasitoid dan Predator ... 22

Kejadian Penyakit Daun Keriting Kuning Cabai ... 23

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

Kisaran Inang B. tabaci di Pertanaman Cabai Merah ... 25

Dinamika Populasi B. tabaci ... 36

Keanekaragaman dan Kelimpahan Parasitoid dan Predator ... 41

Perkembangan Kejadian Penyakit Daun Keriting Kuning Cabai... 46

SIMPULAN DAN SARAN ... 50

Simpulan ... 50

Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 59

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Klasifikasi cabai yang telah dibudidayakan dan tipe liarnya serta

daerah pesebarannya ... 14 2 Spesies gulma yang tumbuh di sekitar pertanaman cabai merah pada

musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa

Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY ... 26 3 Populasi nimfa B. tabaci dan tingkat parasitisasi parasitoid

Eretmocerus sp., pada spesies gulma yang tumbuh di lahan

pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten

Sleman, DIY ... 28 4 Populasi nimfa B. tabaci dan tingkat parasitisasi Eretmocerus sp.,

pada tanaman budidaya lainnya yang tumbuh di sekitar pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009

di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY . 29 5 Jumlah ordo (O), famili (F), dan spesies (S) predator dan parasitoid

dari B. tabaci pada setiap metode pengambilan sampel di

pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten

Sleman, DIY ... 42 6 Keanekaragaman dan kelimpahan spesies parasitoid dan predator

dari B. tabaci di pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Diagram alir kegiatan penelitian ... 17 2 Denah lahan penelitian ... 18 3 Persiapan tanaman cabai merah. Lahan penelitian seluas 34 m x 12

m (A). Bedengan dengan ukuran panjang 15 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m serta jarak antar bedengan 0,5 m (B). Pesemaian benih cabai merah varietas TM 999 (C). Bedengan yang telah dipasang ajir dari bambu dan siap untuk ditanam (D). Penanaman cabai merah (12 Juni 2009) (E). Petak penelitian yang sudah ditanami cabai merah (F). ... 19 4 Pengambilan sampel imago B. tabaci. Kartu kuning berperekat

dengan ukuran 21,5 cm x 15 cm (A). Kartu kuning berperekat ditempat secara diagonal pada petak percobaan dengan ketinggian 20 cm di atas permukaan tanaman (B). Pengambilan sampel stadia

imago B. tabaci pada umur tanaman 10 dan 16 MST (C dan D).. ... 21 5 Spesies gulma yang menjadi inang B. tabaci dari famili Brassicaceae

yaitu Rorippa indica (A), Sterculiaceae yaitu Melochia concatenata

(B), Rubiaceae yaitu Richardia brasiliensis, (C), Solanaceae yaitu

Physalis angulata (D), dan Oxalidaceae yaitu Oxalis barrelieri (E). ... 30 6 Spesies gulma yang menjadi inang B. tabaci dari famili

Amaranthaceae yaitu Amaranthus spinosus dan A. viridis (A dan B), Capparidaceae yaitu Cleome rutidosperma dan C. viscosa (C dan D), dan Lamiaceae yaitu Hyptis brevipes dan Leucas lavandulaefolia (E

dan F). ... 30 7 Spesies gulma yang menjadi inang B. tabaci dari famili Asteraceae

yaitu Ageratum conyzoides, Eclipta prostrata, Synedrella nodiflora,

Crassocephalum crepidiodes, dan Erigeron sumatrensis (A sampai E). Tujuh spesies inang B. tabaci dari famili Euphorbiaceae yaitu

Euphorbia hypericifolia, E. hirta, Acalyha boehmerioides, E. prunifolia,

Phyllanthus debilis, dan P. niruri (F sampai K) ... 31 8 Gulma Ageratum conyzoides (A) dan Acalypha boehmerioides (B)

yang menjadi inang alternatif Geminivirus di pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa

Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY. ... 35 9 Perkembangan populasi imago dan nimfa B. tabaci (A dan B), jumlah

spesies inang B. tabaci (C), dan tingkat parasitisasi oleh Eretmocerus

sp. (D) di pertanaman cabai merah pada setiap minggu setelah

tanam ... 37 10 Hubungan antara populasi imago B. tabaci (Y) dan jumlah spesies

inang (X) yang muncul di pertanaman cabai merah ... 38 11 Hubungan antara populasi parasitoid Eretmocerus sp. (Y) dan

populasi nimfa B. tabaci (X) di pertanaman cabai merah ... 40 12 Perkembangan kejadian penyakit daun keriting kuning cabai

kumulatif di pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Periode aktivitas pertumbuhan dan perkembangan spesies inang B.

tabaci yang tumbuh di sekitar pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun,

Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY... 59 2 Kemunculan spesies inang B. tabaci yang tumbuh di sekitar

pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten

Sleman, DIY ... 61 3 Keanekaragaman dan kelimpahan spesies parasitoid dan predator

dari B. tabaci dengan metode pengambilan sampel dengan jaring ayun di pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem,

Kabupaten Sleman, DIY ... 62 4 Keanekaragaman dan kelimpahan spesies parasitoid dan predator

dari B. tabaci dengan metode pengambilan sampel dengan nampan kuning di pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem,

Kabupaten Sleman, DIY ... 63 5 Keanekaragaman dan kelimpahan spesies parasitoid dan predator

dari B. tabaci dengan metode pengambilan sampel dengan pengamatan langsung pada tajuk tanaman di pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di

Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY. ... 64 6 Keanekaragaman dan kelimpahan spesies parasitoid dan predator

dari B. tabaci dengan metode pengumpulan nimfa-nimfa B. tabaci

pada daun sampel di pertanaman cabai merah pada musim kemarau Juni sampai Oktober tahun 2009 di Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DIY ... 65

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam menjawab kebutuhan SIM-RS tersebut, kami Rich Software yang bergerak di bidang jasa outsourcing system, memberikan solusi sebagai partner RS dalam memberikan jasa

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap penelitian yang melalui tes dan pengukuran dengan menggunakan Sofware Sport Search , maka dapat

Hasil uji T menunjukkan bahwa variabel tingkat inflasi mempunyai pengaruh negative signifikan terhadap return saham dan suku bunga mempunyai pengaruh positif

Berawal dari tinjauan penelitian sebelumnya, penelitian yang akan saya lakukan ini juga mengenai Power Turbine yang diaplikasikan pada motor diesel di PLTD dengan

BORANG PENGESAHAN PENDAPATAN / TIDAK BEKERJA Bagi Ibu / Bapa / Penjaga yang tiada Penyata Gaji / Bekerja Sendiri / Tidak Bekerja. (Diisi oleh Ibu / Bapa

Pada tahap awal preparasi masker selulosa asetat, dilakukan dengan menyaring gumpalan-gumpalan putih kekuningan hasil reaksi asetilasi dengan menggunakan kertas

Beberapa di antaranya akan malas membimbing mahasiswa yang bergaya sok tahu (banyak omong tapi tidak mengerjakan yang di perintahkan). Saran untuk anda: KUASAI SKRIPSI ANDA