• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN ANALISIS DAN KURIKULUM 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN ANALISIS DAN KURIKULUM 2"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Fokus Observasi Sekolah: :

ANALISIS DAN PENERAPAN BAHAN AJAR UNTUK MEMBANGUN KETERAMPILAN ABAD 21

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Kurikulum IPA

Dosen Pengampu Dr. Hj. Diana Rochintaniawati, M.Ed

Disusun oleh :

Dwi Nurul Hidayah (1707245)

Magister Pendidikan IPA

(2)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ...5

1.1 Latar Belakang ...5

1.2 Rumusan Masalah ...5

1.3 Tujuan ...6

BAB II OBSERVASI ...7

2.1 Subjek observasi ...8

2.2 Lokasi ...8

2.3 Alur ...8

2.4 Jadwal ...8

2.5 Instrumen ...9

2.6 Fokus Observasi...9

2.7 Bahan ajar yang digunakan...9

BAB III ANLISIS FOKUS OBSERVASI ...11

3.1 Bahan ajar sebagai acuan pembelajaran ...11

3.2 Implementasi bahan ajar pada pembelajaran ...13

3.3 Kesesuaian buku IPA dengan kompetensi 4C...23

3.4 Keterbatasan ...23

BAB IV PENUTUP ...24

DAFTAR PUSTAKA ...25

Lampiran 1...26

Lampiran 2...28

(3)

Lampiran

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 jadwal observasi...9

Tabel 2.2 Indikator dan tujuan pembelajaran ...9

Tabel 3.1 Hasil pengamatan pembelajaran ...12

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1Berbagai jenis buku sumber dalam pembelajaran...11

Gambar 3.2 Pelangi keterampilan abad 21...13

Gambar 3.3 Pelangi ketrampilan abad 21(www.P21.org)...14

Gambar 3.4 Aktivitas penyusunan pertanyaan pada Buku IPA ...16

Gambar 3.5 aktvitas impelementasi konsep pada Buku IPA ...17

Gambar 3.6 Aktvitas praktikum pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016...18

Gambar 3.7 Portofolio dan Tugas Rangkuman Materi Siswa...20

Gambar 3.8 Pendingin makanan sederhana pada Buku IPA...22

(6)

B AB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Institusi pendidikan perlu mempertimbangkan cakupan kesuksesan lulusannya tidak hanya terbatas pada kemampuan akademik saja, tetapi lebih mengarah pada kemampuan dan keterampilan yang dapat membantu para lulusannya berkompetisi dalam dunia global dan digital yang berkembang saat ini. Keterampilan keterampilan baru dibutuhkan untuk dapat bertahan dan berkompetisi dalam dunia digital yang memiliki perubahan yang sangat cepat (Metiri Group, 2003). Sejalan dengan pendapat tersebut, Partnership for 21st Century Skills (2007) menegaskan bahwa keterampilan abad 21 terbentuk dari suatu pemahaman yang solid terhadap content knowledge yang kemudian ditopang oleh berbagai keterampilan, keahlian dan literasi yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk mendukung kesuksesannya baik secara personal maupun professional.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan bahwa “tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab”. Hal ini berarti bahwa pendidikan nasional di Indonesia diarahkan pada membentuk insan yang memiliki kecakapan yang diperlukan dalam mempertahankan budaya dan jati diri bangsa di tengah-tengah gencarnya gempuran beragam budaya dan peradaban bangsa lain di era globalisasi (BNSP, 2010).

(7)

Untuk membekali keterampilan abad 21, dalam proses pembelajaran diperlukan bahan ajar. Bahan ajar memiliki potensi amat penting dalam pembelajaran, yakni sebagai representasi (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas. Menurut Madjid (2007:174), bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instructor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, guru juga akan dapat mengurangi kegiatannya menjelaskan pelajaran, memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam belajar atau membelajarkan siswa. Berdasarkan beberapa kajian hasil penelitian terkait bahan ajar, terdapat masalah pada penerapan pembelajaran IPA di sekolah saat ini adalah masalah keterpaduan konten IPA dalam proses belajar mengajar. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk membuat pembelajaran lebih terpadu dengan mengembangkan bahan ajar seperti yang dilakukan oleh Inayah (2015) dengan tema cuaca, Hasyim (2015) tema laut, Juniar (2015) tema energi dalam tubuh, dan Mukhyati (2015) tema perubahan lingkungan berbasis realitas lokal pulau Bangka. Hal tersebut menunjukkan pentingnya observasi dan penelitian dengan kajian bahan ajar.

Dalam prakteknya, telah disusun sebuah buku yang disesuaikan dengan kurikulum 2013 revisi 2016. Dari latar belakang yang telah diungkapkan diatas, makalah ini akan membahas tentang Analisis dan penerapan bahan ajar dalam membangun keterampilan abad 21.

Dari latar belakang yang dijabarkan diatas terdapat beberapa masalah yang terungkap yakni sebagai berikut.

1. Bagaimana guru menggunakan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 pegangan siswa dan guru yang dikeluarkan pemerintah?

(8)

3. Apakah buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 sudah memfasilitasi siswa untuk mendapatakan keterampilan abad 21 khususnya kompetensi 4C?

1.4 TUJUAN

Dari perumusan masalah yang telah diungkapkan, maka didapat beberapa tujuan 1. Mengetahui penggunaan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 pegangan siswa dan

guru yang dikeluarkan pemerintah.

2. Mengetahui penggunaan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 pegangan siswa yang dikeluarkan pemerintah.

(9)

BAB II

Guru IPA : Bapak Ricky Riza, S.Pd Guru IPA : Ibu Rina Farida, M.Pd

2.2 Lokasi Observasi

Lokasi observasi yang telah dilakukan di Sekolah Menengan Pertama Negeri 2 Bandung.

2.3 Alur Observasi

Alur observasi yang telah dilakukan tergambar pada gambar dibawah ini.

Bagan 2.1. Alur observasi

2.4 Jadwal Observasi

Observasi ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Bandung dilakukan sebanyak dua kali yang dijelaskan pada tabel 2.1 di bawah ini.

(10)

No. Hari/Tanggl/Bulan/Tahun Kegiatan 2 Selasa/3/Oktober/2017 Permohonan izin observasi

3 Selasa/21/November/2017 Observasi pembelajaran dan wawancara siswa dan guru

Tabel 2.1 Jadwal Observasi 2.5 Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam observasi ini adalah wawancara guru yang terdiri dari 10 pertanyaan dan 6 pertanyaan untuk siswa.

2.6 Fokus Observasi

Penggunaan dan analisa bahan ajar yang digunakan guru dan siswa pada proses pembelajaran di kelas. Dalam makalah ini bahan ajar yang digunakan adalah buku IPA Kurikulum 2013 revisi 2016 pegangan siswa dan pegangan guru. Analisis bahan ajar ini mencakup implementasi guru dalam mengajar yang mengacu pada kesesuaian buku IPA kuriulum 2013 revisi 2016 dengan kompetensi keterampilan ab ad 21 4C yaitu critical thinking and problem solving, creative thinking and innovation, collaboration, dan communication. Bahan ajar yang digunakan guru dan siswa adalah buku IPA kurikulum 2013 Revisi 2016.

2.7 Bahan Ajar yang Digunakan

Bahan ajar yang digunakan dalam pembahasan dalam makalah ini adalah Buku IPA kelas VII Kurikulum 2013 Revisi 2016 mencakup buku pegangan guru dan buku siswa. Sesuai dengan bab yang sedang dibahas dalam pembelajaran, maka analisis difokuskan pada bab kalor dan penerapannya. Adapun indikator dan tujuan pembelajaran pada bab kalor dan penerapannya adalah sebagai berikut :

3.4.1.2. Peserta Didik dapat menjelaskan 3 jenis termometer.

3.4.2. Menentukan skala suhu

dengan melakukan pengukuran suhu dengan termometer skalanya, serta membandingkannya secara pengukuran dengan termometer skala suhu yang telah dikenal.

3.4.2.1. Peserta Didik dapat membuat skala suhu, melakukan pengukuran suhu

(11)

3.4.2.2. Peserta Didik dapat menjelaskan pengertian titik tetap dalam

penentuan skala suhu.

3.4.3. Menjelaskan pengertian kalor. 3.4.3.1. Peserta Didik mampu menjelaskan kalor

3.4.4. Mendeskripsikan hubungan kalor dengan suhu dan hubungan kalor dengan perubahan wujud.

3.4.4.1. Peserta Didik menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi kenaikan suhu

benda akibat pemberian kalor.

3.4.4.2. Peserta Didik dapat menerapkan persamaan kalor untuk kenaikan suhu pada persoalan yang sesuai.

3.4.4.3. Peserta Didik dapat menyelidiki karakteristik suhu benda pada saat benda mengalami perubahan wujud.

3.4.4.4. Peserta Didik dapat menentukan kalor untuk perubahan wujud.

3.4.5. Menentukan macammacam

perpindahan kalor. 3.4.5.1. Peserta Didik mampu menjelaskandan membedakan macam-macam perpindahan kalor.

(12)

BAB 3

ANALISIS FOKUS OBSERVASI

3.1 Bahan Ajar sebagai salah satu acuan pembelajaran di kelas Buku yang digunakan oleh siswa

Gambar 3.1. Berbagai jenis buku sumber dalam pembelajaran IPA

Guru menerapkan budaya minimal 2 buku sumber untuk pembelajaran maupun tugas IPA. Tidak ada aturan khusus dalam pemilihan buku sumber. Buku yang waijb adalah buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016. Berdasarkan wawancara dengan guru, diketahui bahwa guru memiliki 5-6 buku sebagai pegangan dalam mengajar.

3.2 Implementasi bahan ajar pada pembelajaran di kelas

Dari hasil pengamatan pembelajaran IPA yang dilakukan di SMPN 2 Bandung kelas VII MIA A diperoleh data sebagai berikut :

(13)

Pendekatan : Scientific Approach

Guru : Bapak Ricky Riza, S.Pd

Bab : Kalor dan perpindahannya

Langkah ke aktivitas guru aktivitas siswa

1 Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa siswa menjawab salam dan berdoa bersama

2 Guru meminta siswa untuk mengumpulkan portofolio dan rangkuman materi.

siswa mengumpulkan rangkuman dan portofolio 3 Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan

pertanyaan kepada siswa tentang suhu dan kalor dari materi yang mereka baca dari buku sumber minimal 2 referensi.

siswa menyampaikan pengetahuan dari apa yang mereka baca.

4 Guru meminta siswa untuk berkelompok 3 orang dan berdiskusi dengan tugas mendaftar materi-materi yang sulit pada bab kalor dan perpindahannya.

siswa mulai berdiskusi dan mendaftar pertanyaan apa yang mereka tidak pahami terkait materi.

5 Guru memulai sesi tanya-jawab-penjelasan berdasarkan bagian materi yang tidak dipahami siswa.

siswa mulai aktif

menyampaikan pertanyaan terkait materi yang tidak mereka pahami.

6 Guru memberikan latihan soal siswa dalam kelompok mulai berdiskusi untuk memecahkan masalah.

7 Guru mengakhiri pembelajaran dan memberikan tugas untuk merangkum bab pertemuan selanjutnya dan mengingatakan untuk membuat portofolio.

siswa bersiap-siap untuk berdoa dan pulang

Tabel 3.1. Hasil pengamatan pada pembelajaran di kelas

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, sudah termati fungsi buku ajar khususnya buku IPA Kurikulum 2013 revisi 2016 sebagai panduan untuk melakukan pembelajaran yang dharapkan siswa aktif di kelas dengan pengajuan pertanyaan dan berpikir kritis. Hasil interview menunjukkan bahwa 5 siswa yang telah berhasil diwawancara dengan sampel random berpendapat bahwa materi yang dibahas dalam buku IPA Kurikulum 2013 revisi 2016 tidak lengkap. Namun, dengan kondisi tersebut, justru membiasakan siswa untuk mencari referensi di buku lain dan antar siswa saling berkolaborasi untuk melengkapi pemahaman. Hal tersebut sesuai dengan fungsi bahan ajar menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas (2007) disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:

(14)

b. Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/ dikuasainya.

c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning), aktivitas-aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian (assessing).

3.3 Kesesuaian buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 dengan kompetensi 4C pada keterampilan abad 21

Partnership for 21st Century Skills (2007) menegaskan bahwa keterampilan abad 21 terbentuk dari suatu pemahaman yang solid terhadap content knowledge yang kemudian ditopang oleh berbagai keterampilan, keahlian dan literasi yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk mendukung kesuksesannya baik secara personal maupun professional. Lebih lanjut dijelaskan keterampilan abad 21 ini muncul dari sebuah asumsi bahwa saat ini individu hidup dan tinggal dalam lingkungan yang sarat akan teknologi, dimana terdapat berlimpah infrormasi, percepatan kemajuan teknologi yang sangat tinggi dan pola-pola komunikasi dan kolaborasi yang baru. Kesuksesan dalam dunia digital ini sangat tergantung pada keterampilan yang penting untuk dimiliki dalam era digital, antara lain keterampilan berpikir kritis, memecahkan masalah, berkomunikasi dan berkolaborasi. (Partnership for 21st Century Skills, 2007).

(15)

Gambar 3.3 Pelangi ketrampilan abad 21(www.P21.org)

Pada gambar 1 oleh Trilling dan Fadel (2009) dan gambar 2 dipaparkan elemen – elemen penting yang perlu dimunculkan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan abad 21. Elemen – elemen tersebut adalah life and carreer skills, learning and innovation skills dan information, media and technology skills. Ketiga elemen ini sepenuhnya saling berkaitan satu dengan lainnya dan merupakan pengetahuan, keterampilan serta keahlian yang perlu dimiliki siswa untuk dapat menjawab tantangan pekerjaan dan kehidupan di abad 21. Institusi pendidikan seharusnya tidak hanya fokus pada penguasaan pengetahuan core subject saja namun juga perlu memperhatikan pengetahuan akedmis yang lebih tinggi dengan mengintegrasikan keterampilan abad 21 ke dalam kegiatan pembelajaran. (P21: 2009)

Adapun 4 kompetensi yang akan dibahas berdasarkan observasi implementasi di SMPN 2 Bandung dan analisis kesesuaian buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016 dengan keterampilan abad 21 antara lain :

1. Critical Thinking and Problem Solving skill 1.1 Critical Thinking skill

(16)

pertanyaan, menganalisis dan mengklarifikasi pertanyaan, jawaban, dan argumen, mempertimbangkan sumber yang terpercaya, mengamati dan menganalisis deduksi, menginduksi dan menganalisis induksi, merumuskan eksplanatori, kesimpulan dan hipotesis, menarik pertimbangan yang bernilai, menetapkan suatu aksi, dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam melaksanakann berpikir kritis, terlibat disposisi berpikir yang dicirikan dengan: bertanya secara jelas dan beralasan, berusaha memahami dengan baik, menggunakan sumber yang terpercaya, mempertimbangkan situasi secara keseluruhan, berusaha tetap mengacu dan relevan ke masalah pokok, mencari berbagai alternatif, bersikap terbuka, berani mengambil posisi, bertindak cepat, bersikap atau berpandangan bahwa sesuatu adalah bagian dari keseluruhan yang kompleks, memanfaatkan cara berpikir orang lain yang kritis, dan bersikap sensisif terhadap perasaan orang lain (Ennis, dalam Baron dan Sternberg, (Eds), 1987)

Berpikir kritis Sub berpikir kritis

1. Memberikan penjelasan sederhana a. Memfokuskan pertanyaan b. Menganalisis pertanyaan dan

bertanya

c. Menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan

2. Membangun keterampilan dasar a. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

b. Mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi

3. Menyimpulkan a. Mendeduksi atau mempertimbangkan hasil deduksi

b. Menginduksi atau

mempertimbangkan hasil induksi 4. Memberikan penjelasan lanjut a. mengidentifikasi istilah-istilah dan

definisi pertimbangan serta dimensi b. mengidentifikasi asumsi

5. Mengatur strategi dan teknik a. menentukan tindakan

b. berinteraksi dengan orang lain

Tabel 3.2 indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis dalam Hassaobah (2008, hlm.87)

(17)

membandingkan antar referensi. Observer juga melakukan interkasi dengan siswa saat mem bahas tentang buku yang digunakan. Mereka mengkritsi definisi kalor dan suhu di beberapa referensi yang mereka baca. Dalam buku kurikulum 2013 revisi 2016 menggiring siswa untuk menyusun pertanyaan dari kasus yang diberikan seperti yang dipaparkan pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Aktivitas penyusunan pertanyaan pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016

1.2 Problem Solving Skill

(18)

identifikasi dan kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir, dan mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan informasi. Seseorang harus mampu mencari berbagai solusi dari sudut pandang yang berbeda-beda, dalam memecahkan masalah yang kompleks. Pemecahan masalah tidak dapat dilepaskan dari keterampilan berpikir kritis karena keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan fundamental dalam memecahkan masalah. Siswa juga harus mampu menerapkan alat dan teknik yang tepat secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan permasalahan.

Gambar 3.5 aktvitas impelemntasi konsep pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016

Dari hasil analisis buku kurikulum 2013 revisi yang dijadikan sumber wajb pegangan siswa dalam pembelajaran IPA sudah mengandung motivasi dan pertanyaan untuk berpikir kritis dan pemecahan masalah. Begitupun di buku pegangan guru. Dalam penerapan di kelas, guru membiasakan siswa untuk membaca materi minimal 2 sumber dan menyusun pertanyaan bagian materi yang kurang mereka pahami. Pembelajaran yang dilakukan sudah mengaitkan dengan kejadian sehari-hari. Adapun kekurangan yang pengamat dapatkan dalam pembelajaran, yaitu guru kurang melakukan penjelasan atas matersi-materi esensial. Dari interview yang dilakukan, ada 5 siswa yang merasakan bahwa mereka kurang memahami konsep seperti perbedaan suhu dan kalor. Siswa berpendapat bahwa siswa terlalu dibiarkan untuk men ghabiskan watu untuk berdiskusi dan membaca materi sendiri. Ketika siswa berusaha mengajukan pertanyaan, mereka menganggap bahwa jawaban yang diberikan oleh guru kurang memuaskan keingintauan siswa.

Adapun pertanyaan yang menjadi catatan pengamat saat interview :

(19)

2. Communcation skill

Partnership of 21st century skill mengemukakan bahwa “Communication is articulate thoughts and ideas effectively using oral and written communication skills in a variety of forms and contexts. “ Fulan (2013) menyatakan “Communication in a 21st century context refers not only to the ability to communicate effectively, orally, in writing, and with a variety of digital tools but also to listening skills”. Sehingga, kemampuan komunikasi mencakup keterampilan dalam menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif secara oral maupun tertulis, kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat yang jelas, menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara. Kemampuan komunikasi yang baik merupakan keterampilan yang sangat berharga di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.

(20)

3. Collaboration skill

Menurut Fullan (2013) Collaboration in a 21st century context requires the ability to “work in teams, learn from and contribute to the learning of others, [use] social networking skills, [and demonstrate] empathy in working with diverse others”. Dalam partnership for 21st century skill menyatakan bahwa collaboration is demonstrate ability to work effectively and respectfully with diverse teams. Sehingga, hal yang ditekankan dalam keterampilan kolaborasi adalah bagaimana siswa dapat saling menghargai dalam berpendapat dan melakukan kerjasama. Kolaborasi dan kerjasama tim dapat dikembangkan melalui pengalaman yang ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar sekolah (P21, 2007a). Siswa dapat bekerja bersama-sama secara kolaboratif pada tugas berbasis proyek yang autentik dan mengembangkan keterampilannya melalui pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok.

Pada dunia kerja di masa depan, keterampilan berkolaborasi juga harus diterapkan ketika menghadapi rekan kerja yang berada pada lokasi yang saling berjauhan. Keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang efektif disertai dengan keterampilan menggunakan teknologi dan sosial media akan memungkinkan terjadinya kolaborasi dengan kelompok-kelompok internasional.

(21)

Gambar 3.7 Portofolio dan Tugas Rangkuman Materi Siswa

Catatan :

1. Portofolio berisi kegiatan siswa selama di luar sekolah

2. Penilaian portofolio berdasarkan jumlah kegiatan yang ia lakukan. 20 poin yang ia tulis mendapatkan nilai 85. Guru tidak menilai berdasarkan konten yang ia tulis 3. Portofolio berupa selembar kertas yang dikumpulkan secara periodik

4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa un tuk bebas berkonsultasi melalui WA kepada guru IPA 24 jam.

(22)

terhadap tugas yang disusun. Dalam prakteknya, portofolio berupa selembar kertas yang dikumpulkan siswa setiap akan memulai pembelajaran. Tidak ada feedback dari guru. Guru juga tidak membaca seluruh konten yang ditulis siswa namun fokus pada jumlah daftar aktivitas siswa di luar sekolah yang ditulis dalam selembar kertas tersebut. Konten portofolio meliputi agenda yang dilakukan siswa dalam ranah menemukan pengetahuan baru secara umum, tidak hanya terkait dengan pembelajaran IPA.

4. Creativity and Innovation

Beberapa pakar (Alvino dalam Cotton, 1991, Coleman dan Hammen dalam Yudha, 2004, Munandar, 1987, 1992, Musbikin, 2006) mendefinisikan berpikir kreatif dengan pengertian yang hampir sama. Kreativitas sebagai proses merefleksikan kemahiran dalam berfikir yang meliputi: kemahiran (fluency), fleksibilitas (flexibility), originalitas (originality), dan elaborasi (ellaboration). Munandar (1992) mendefinisikan kreativitas dengan menganalisis empat dimensinya yang dikenal dengan istilah “the Four P’s of Creativity, atau yaitu Person, Product, Process, dan Press Kreativitas sebagai person mengilustrasikan individu dengan pikiran atau ekspresinya yang unik. Kreativitas sebagai produk merupakan kreasi yang asli, baru, dan bermakna. Kreativitas sebagai proses merefleksikan kemahiran dalam berfikir yang meliputi: kemahiran (fluency), fleksibilitas (flexibility), keaslian (originality), dan elaborasi (ellaboration). Kreativitas sebagai press adalah kondisi internal atau eksternal yang mendorong munculnya berfikir kreatif. Alvino (Cotton, 1991) menyatakan bahwa berpikir kreatif serupa dengan pengertian kreativitas sebagai proses.

(23)

mengungkapkan diri; c) Mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Ciri-ciri elaboration diantarnya adalah: a) Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk; b) Menambah atau memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

Munandar (1987) mengidentifikasi orang yang kreatif adalah mereka yang memiliki rasa keingintahunan yang tinggi, kaya akan idea, imajinatif, percaya diri, non-konformis, bertahan mencapai keinginannya, bekerja keras, optimistik, sensitif terhadap masalah, berfikir positif, memiliki rasa kemampuan diri, berorientasi pada masa datang, menyukai masalah yang kompleks dan menantang.

Pencapaian kesuksesan profesional dan personal, memerlukan keterampilan berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang jika siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen. Siswa harus dipicu untuk berpikir di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru, memperoleh kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi baru, mengajukan pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba mengajukan dugaan jawaban. Kesuksesan individu akan didapatkan oleh siswa yang memiliki keterampilan kreatif. Individu-individu yang sukses akan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi semuanya.

Gambar 3.8 Pendingin makanan sederhana pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016

(24)

pada pembelajaran, guru terekam melakukan cerita tentang inovasi dalam bidang suhu dan kalor. Dari wawancara guru, dihasilkan data bahwa ada tugas proek yang dibrkan kepada siswa 1 semester sekali. Di buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016 terdapat tugas proyek seperti pada gambar.

Gambar 3.9 tugas proyek pada Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016

KETERBATASAN

(25)

B AB 4 SIMPULAN

A. KESIMPULAN

1. Guru menggunakan Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 pegangan siswa dan guru menjadi acuan dalam melakukan pembelajaran di kelas. Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 dirasa kurang lengkap dalam konten materi. 2. Siswa menggunakan buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 sebagai buku

wajib dan menambahkan minimal buku pendamping.

3. Buku IPA Kurikulum 2013 Revisi 2016 sudah memfasilitasi siswa untuk mendapatkan keterampilan abad 21 khususnya kompetensi 4C yaitu critical thinking and problem solving skill, creative thinking and innovation skill, collabration skill, dan communication skill. Yang menjadi tugas guru adalah penerapan di dalam kelas khususnya meningkatkan keterampilan critical thinking and problem solving dan bagaimana mengasah creative thinking tidak hanya dalam hal mengemukakan inovasi-inovasi yang sudah ada dan tugas proyek misalnya pembuatan kliping atau mindmap saat tugas merangkum. Upaya memberikan communication and collaboration skill sudah diterapkan dengan baik dalam pembelajaran.

B. SARAN

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Standar Pendidikan. (2010). Paradigma pendidikan nasional abadXXI. Badan Standar NasionalPendidikan Versi 1.0. Retrieved Desember 14, 20167, from http://www.bsnp-indonesia.org/id/wpcontent/ Laporan BNSP2010.pdf.

Baron, J. B. dan Sternberg, R.J. (Editor), (1987) Teaching Thinking Skill. New York: W.H. Freeman and Company

Grounlund, N.E, (1981), Measurement and Evaluation in Teaching, 4th edition,MacMillan PublishingCo, Inc, New York

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) Paparan Pengembangan Kurikulum 2013, Jakarta

Ledward, B. C., and D. Hirata. 2011. An overview of 21st century skills. Summary of 21st Century Skills for Students and Teachers, by Pacific Policy Research Center. Honolulu: Kamehameha Schools–Research & Evaluation.

Madjid, Abdul.2007. Perencanaan Pembelajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya

Munandar, U. (1977). Creativity and Education. Disertasi Doktor. Fakultas Psikologi-UI.

Jakarta : Tidak diterbitkan

National Research Council. 2012. Education for Life and Work: Developing Transferable Knowledge and Skills in the 21st Century. Washington DC, National Academies Press.

P21. 2011. Framework for 21st Century Learning. Washington DC, Partnership for 21st Century Skills.

Partnership for 21st Century Skills. 2009. Professional development for the 21st century. Retrieve May 2014 from http://www.p21.org/documents/P21_Framework.pdf Trilling, Bernie and Fadel, Charles (2009) 21st Century Skills: Learning for Life in Our

Times, John Wiley & Sons, 978-0-47-055362-6.

Woods, D. 2014. Problem-Based Learning (PBL) (online). McMaster University. http://chemeng.mcmaster.ca/problembased-learning (Diakses 5 Desember 2016). Yudha,A.S. (2004). Berpikir Kreatif Pecahkan Masalah. Bandung: Kompas Cyber Media.

(27)

LEMBAR INTERVIEW GURU Guru IPA : Bapak Ricky Riza, S.Pd

1. Untuk proses pembelajaran di kelas, berapa buku yang menjadi pegangan yang ibu pakai? Berapa buku yang dipakai untuk siswa?

Jawaban : ada 6 buku yang saya pegang. Untuk siswa minimal 2 buku. 2. Buku apa saja yang digunakan oleh siswa?

Jawban : buku pegangan wajib yaitu Buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016. Untuk buku referensi lainnya ada macam-macam. Siswa bebas mencari refrensi. 3. Apakah buku kurikulum 2013 revisi 2016 yang digunakan sudah membantu

siswa memahami pelajaran?

Jawaban : sudah. siswa dengan dibiasakan untuk beljar mandiri dan dilatih untuk membaca, dia akan mampu menguasai 70%. Sehingga guru dapat memberikan penguatan di kelas. sekarang yang dilatihkan ke siswa adalah penilaian proses. 4. Apa yang Bapak ketahui tentang keterampilan abad 21?

Jawaban : pembelajaran yang berbasis proses. Intinya anak-anak disiapkan untuk bisa terjun di masyarakat mengaplikasikan ilmunya.

5. Menurut Bapak, Apakah buku IPA Kurikulum 2013 revisi 2016 sudah memenuhi keterampilan abad 21?

Jawaban : saya kira sudah. Tinggal ditambahkan materinya saja.

6. Bagaimana metode ibu untuk membangun keterampilan komunikasi pada siswa? Jawaban :

Saya membiasakan anak-anak untuk melakukan diskusi kelompok dan berlatih presentasi di kelas. anda bisa mengamati di kelas saya. Mereka sudah saya biasakan untuk tidak malu berpendapat.

7. Bagaimana untuk melatihkan siswa memiliki keterampilan kolaborasi satu sama lain ?

Jawaban : melalui diskusi di kelas.dan saya selalu memberikan nasehat ke siswa untuk saling melengkapi pemahaman.

8. Terkait keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah, bagaimana metode Bapak untuk memberikan keterampilan tersebut?

(28)

list pertanyaan materi yang belum faham. Itulah yang nanti akan kita diskusikan di kelas.

9. Apakah dalam 1 semester ada tugas proyek untuk siswa pak? Jawaban : ada. Karena di kurikulum 2013 wajib ada tugas proyek.

(29)

Lampiran 2

LEMBAR INTERVIEW GURU Guru IPA : Ibu Rina Farida, M.Pd

1. Untuk proses pembelajaran di kelas, berapa buku yang menjadi pegangan yang ibu pakai? Berapa buku yang dipakai untuk siswa?

Jawaban : ada 5 buku yang saya pegang. Untuk siswa minimal 2 buku karena, dalam pengerjaan tugas apapun, siswa wajib menggunakan minimal 2 sumber buku

2. Buku apa saja yang digunakan oleh siswa?

Jawaban : buku pegangan wajib yaitu Buku IPA kurikulum 2013 revisi 2016. Untuk buku referensi lainnya ada yang menggunakan Gasing, buku Erlangga, atau pun mandiri. Siswa bebas mencari refrensi.

3. Apakah buku kurikulum 2013 revisi yang digunakan sudah membantu siswa memahami pelajaran?

Jawaban : sudah.. saya rasa, buku yang dikeluarkan oleh kemendikbud sudah bagus sekali. Contoh-contoh yang digunakan kontekstual. Adapaun susunannya sudah menggunakan 5M dalam pendekatan scientiefic.

4. Apa yang ibu ketahui tentang keterampilan abad 21?

Jawaban : pembelajaran yang berbasis proses, memfasilitasi siswa, dan berfikir kirits 5. Apakah menurut ibu, buku IPA Kurikulum 2013 revisi 2016 sudah memenuhi

keterampilan abad 21? Jawaban : sudah

6. Bagaimana metode ibu untuk membangun keterampilan komunikasi pada siswa? Jawaban :

Saya membiasakan anak-anak untuk melakukan diskusi kelompok dan berlatih presentasi di kelas.

7. Bagaimana untuk melatihkan siswa memiliki keterampilan kolaborasi satu sama lain ? Jawaban : melalui diskusi di kelas.dan saya selalu memberikan nasehat ke siswa untuk saling melengkapi pemahaman. saya kira anak-anak sudah mulai untuk bagaimana cara legowo. Sehingga diskusi tidak saling menyalahkan.

(30)

Jawaban : sesuai panduan di buku ya, saya kira di buku sudah menggiring siswa ntuk mncar tahu lebih lanjut. Untuk keterampilan memecahkan msalah, saya sering memberikan kasus di kelas, lalu anak-anak mengutarakan pendapat.

9. Apakah dalam 1 semester ada tugas proyek untuk siswa bu?

Jawaban : ada. Karena di kurikulum 2013 wajib ada tugas proyek.

10. Apa kendala ibu dalam menerapkan buku ajar kurikulum 2013 revisi 2016?

Jawaban : lebih ke pengayaan materi untuk saya mengajarkan. Sekaligus menggiring siswa untuk banyak membaca. Saya sudah membudayakan referensi 2 buku

(31)

Lampiran 3

LEMBAR INTERVIEW SISWA 1. Berapa buku IPA yang kamu punya?

Jawaban : Buku IPA dari sekolah dan 1 dari penerbit bebas. Pak Riky mewajibkan 1 anak minimal 2 referensi.

2. Bagaimana pendapat kamu terkait buku IPA wajib kurikulum 2013? Apakah mudah untuk dipelajari?

Jawaban : mudah. Tetapi materi tidak lengkap. Materinya sedikit.

3. Bagaimana pembelajaran IPA di kelas? apa yang dilakukan pak Ricky untuk mengajar di kelas?

jawban :

a. kami diminta untuk membaca materi yang akan dipelajari di rumah. Lalu, kami diminta untuk merangkum

b. kami juga wajib membuat jurnal. Menulis apapun yang kami lakukan selama di luar sekolah.

c. setiap anak diminta untuk membaca materi sendiri dan mencatat pertanyaan di bagian bab yang tidak bisa

d. pembelajaran berupa diskusi pertanyaan dari teman-teman di bagian bab yang tidak bisa

e. kami sering dapat tugas untuk berdiskusi dan presentasi 4. Apa yang kalian rasakan selama proses pembelajaran?

Kami seing tidak faham penuh dengan pembelajaran. Kami diminta untuk membuat pertanyaan bagian bab yang tidak bisa. Tapi kalau kami bertanya, kadang jawabannya tidak jelas. Guru jarang menjelaskan dan tiba-tiba ulangan. 5. Selama pembelajaran di kelas, apakah keberanian kamu untuk berpendapat

meningkat? Jawaban :

Iya, saya sekarang lebih berani. Karena sering diminta untuk aktif bertanya. 6. Bagaimana sikap kamu jika ada teman salah berpendapat saat diskusi?

(32)

Lampiran 4

Gambar

Tabel 2.1 Jadwal Observasi
Tabel 2.2 Indikator dan Tujuan Pembelajaran pada kalor dan penerapannya
Gambar 3.1. Berbagai jenis buku sumber dalam pembelajaran IPA
Tabel 3.1. Hasil pengamatan pada pembelajaran di kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada perbedaan yang bermakna kadar SOD plasma pada berbagai derajat keparahan

• Keadaan tertentu lainnya yang memastikan urgensi nasional atas suatu RUU yang dapat disetujui bersama oleh Baleg (DPR) dan Menhuk HAM ( Pemerintah) - Lembaga yang melakukan

Penelitian sistem constructed wetland menggunakan tanaman melati air (Echinodorus palaefolius) yang dikombinasikan dengan sistem filtrasi bertujuan untuk penurunan pencemar BOD,

autumn of 1851, Hawthorne and his family shifted to the little town of West. Newton,

Sebanyak 91,9% mahasiswa menyatakan bahwa Motor adalah moda angkutan yang paling ideal untuk digunakan menuju kampus, hanya 5,2% responden saja yang memilih

Intervensi yang dilakukan yaitu manajemen nyeri (1400) dengan lakukan pengkajian nyeri komprehensif meliputi (lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,

Akan tetapi, berdasarkan kepada uraian diatas, penulis berkesimpulan bahwa hukuman atau sanksi terhadap tindak pidana penipuan menggunakan identitas palsu

Kadar protein pada produk snack bar tepung pisang kepok lebih tinggi dari hasil penelitian Putri (2019) yang hanya sekitar 3,41%, kandungan protein pada tepung