• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN DAN PRAKTIKUM DAN ALGOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN DAN PRAKTIKUM DAN ALGOLOGI"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM ALGOLOGI

Disusun oleh :

Nama : Iqbal Muhammad B

NIM : H1K013049

Kelompok : 3

Asisten : Safira

ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

(2)

DAFTAR

ISI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...18

Hasil... 18

Mikroalga... 18

4.1.2 Makroalga...18

4.1.3 Parameter Kualitas Air...19

(3)

BBPBAP... 20

Mikroalga... 23

4.2.3 Makroalga...32

KESIMPULAN DAN SARAN...39

Kesimpulan... 39

(4)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah laut lebih luas daripada daratannya. Keanekaragaman dan kekayaan alam tidak hanya terkandung di daratan, namun dalam perairan Indonesia cukup tinggi ragamnya. Salah satu keanekaragaman perairan yaitu rumput laut dengan jumlah spesies 555 jenis di Indonesia (Merdekawati dan Susanto, 2009).

(5)

untuk memberdayakan lahan pertanian yang tidak layak. Indonesia sebgai Negara tropis memiliki termperatur dan komposisi kadar garam tinggi sehingga sangat sesuai untuk pertumbuhan mikroalga (Noer, 2012).

Anggadiredja J (1988-1992), melakukan studi etnobotani dan

etnofar-makologi alga makro laut di beberapa daerah; Pulau-pulau di

Propinsi Riau, pantai sekitar Propinsi Lampung, dan beberapa lokasi di

pantai selatan P. Jawa; P. Madura dan sekitarnya; P. Bali, Pulau-pulau di

Propinsi NTB, NTT, di daerah pantai Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,

4 Kumpulan Makalah Periode 1987-2008 dan beberapa pulau di Propinsi

Maluku. Dari hasil studi diperoleh informasi bahwa 61 jenis dari 27 marga

yang tumbuh di perairan sekitar lokasi tersebut, sudah lama dan terbiasa

dijadikan makanan khususnya, oleh masyarakat di wilayah pesisir. Jumlah

tersebut didominasi oleh 38 jenis darl 17 marga alga merah. Sedangkan

yang termasuk alga hijau berjumlah 15 jenis dari 5 marga; dan alga coklat

berjumlah 8 jenis dari 5 marga. Sejumlah 21 jenis dari berbagai kelas di

atas dimanfaatkan pula sebagai obat tradisional.

(6)

administrative dan teknis bertanggung jawab pada Direktoran Jenderal Perikanan Budidaa Kemantrian Kelautan & Perikanan.

Teluk Awur yang termasuk dalam wilayah administratif

Kabupaten Jepara yang terletak di sebelah utara Kampus Lima

Kelautan Universitas Diponegoro. Perairan ini terletak antara 110° 30'

BT - 110° 35' BT dan 6° 47' LS (Ruswahyuni, 2010).

Tujuan

(7)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mikroalga

Mikroalga merupakan organisme tumbuhan yang paling primitive yang berukuran renik, ukurannya yang mikroskopik, yaitu sekitar 1-10 µm menyebabkan alga ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroalga hidup di seluruh wilayah perairan, baik air tawar maupun air laut. Mikroalga memang sudah lama dipergunakan untuk industry farmasi, kesehatan dan sebagainya. Mikroalga diklasifikasikan sebagai tumbuhan karna memiliki klorofil dan mempunyai suatu jaringan sel menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Melalui pendekatan suatu skema klasifikasi, spesies mikroalga dikarakterisasi berdasarkan kesamaan morfologi dan biokimia (Dihami, 2001) sel mikroalga dapat dibagi menjadi sepuluh divisi, dan setiap divisi mempunyai karakteristik yang ikut memberikan andil pada kelompoknya, tetapi spesies-spesiesnya cukup memberikan perbedaan-perbedaan dari lainnya. Ada empat karakteristik yang digunakan untuk membedakan divisi mikroalga yaitu: tipe jaringan sel ada tidaknya flagella, tipe komponen fotosintesa, dan jenis pigmen sel, selain itu morfologi sel dan bagaimana sifat sel yang menempel berbentuk koloni/filament dan merupakan informasi penting di dalam membedakanmasing masing kelompok (Graham dan Wilcox, 2000).

(8)

dibandingkan alga makro. Hal ini menybabkan laju pertumbuhan alga mikro lebih cepat bila dibandingkan dengan laga makro. Factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga, diantaranya factor abiotic (cahaya matahari, temperature, nutrisi, O2, CO2, pH, salinitas), factor biotik (bakteri, jamur, virus, dan kompetisi dengan mikroalga lain) (Terry dan Raymond, 1985).

(9)

Makroalga

Makroalga adalah tumbuhan tidak berpembuluh yang tumbuh melekat pada substrat di dasaran laut.Tumbuhan tersebut tidak memiliki akar, batang, daun, bunga, buah dan biji sejati (Jana,2006). Menurut Atmaja dan Sulistijo (1988) penyebaran makroalga dibatasi oleh daerah litoral dan sub litoral dimana masih terdapat sinar matahari yang cukup untuk dapat melakukan proses fotosintesis. Didaerah litoral merupakan tempat yang cocok bagi kehidupan alga karena terdiri atas batuan.

Klasifikasi Berdasarkan Pigmen

Makroalga yang berukuran besar tergolong dalam tiga kelompok besar, yaitu Chloropyta (Alga hijau), Phaeopyta (Alga Coklat) dan Rhodophita (Alaga Merah). Sebagai produsen primer, kelompok alga ini juga menfiksasi bahan organic dari bahan anorganik dengan bantuan cahaya matahari dimanfaaatkan langsung oleh herbivore (Asriyana dan Yuliana, 2012).

A. Cholorophita (Alga Hijau)

Kelompok ini merupakan kelompok dengan vegetasi terbesar disbanding kelompok lainnya. Chlorophita disebut juga alga hijau tergolong ke dalam divisi Chlorophyta. Sel selnya memiliki kloroplas yang berwarna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan b, karotenoid. Perkembangbiakan terjadi secara aseksual dan seksual. Chlorophyta terdiri atas sel-sel kecil yang merupakankoloni berbentuk benang bercabang-cabang atau tidak, dan menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi (Tjitrosoepome, 1994).

(10)

Phaeophyta adalah ganggang yang berwarna coklat/pirang. Dalam kromatofrranya terkandung klorofil a, karotin dan xanthofil tetapi yang terutama adalah fikosantin yangmenutupi warna lainnya dan menyebabkan ganggan itu kelihatan berwarna pirang. Sebagai hasil asimilasi dan sebagai mekanan cadangan tidak pernah ditemukan zat tepung, tetapi ssampai 50% dari berat keringnya terdiri atas laminarin, sejenis karbohidrat yang menyerupai dekstrin dan lebih dekat dengan selulosa daripada zat tepung. Dinding selnya sebelah dalam terdiri atas selulosa, yang sebelah luar dai pectin dan di bawah pectin terdapat align. Sel selnya hanya mempuyai satu inti (Tjitrosoepomo, 1994).

C. Rhodophyta (Alga Merah)

Alga merah atau Rhodophyta adalah salat satu filum dari alga yang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya memiliki warna merah. Warna merah pada alga ini disebabkan oleh pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil..

Morfologi

(11)

Habitat

Daerah intertidal pada pantai yang berbatu-batu mempunyai sifat tertutup sesuai daerah alga merah atau alga coklat terutama alga dari genus fucus alga yang sering disebut rumput laut (seaweeds).Sebagian kecil makroalga laut melekat pada substrat dasar berupa berlumpur dan berpasir.Sebagian besar makroalga hidup dan melekat pada benda keras yang cukup kokoh.Umumnya ditemukan melekat pada terumbu karang, batuan, potongan karang, cangkang molusca, potongan kayu dan sebagainya

Parameter Kualitas Air

pH

nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hydrogen dalam suatu larutan. Kemampuan air untuk mengikat dan melepaskan sejumlah ion hydrogen akan menunjukan pada larutan bersifat asam atau basa (wibisono, 2005). Derajat keasaman perairan

merupakan salah satu factor yang mempengaruhi perbutmbuhan makroalga. Nilai pH sangan menentukan molekul karbon yang dapt digunakan alga untuk fotosintesis. pH yang baik untuk aga hijau dan alga coklat berkisar antara 6 sampai 9. Beberapa jenis alga toleran terhadap kondisi pH yang demikian (Bold et al., 1985).

Salinitas

(12)

(Nybakken, 1998). Salinitas juga mempengaruhu penyebaran makroalaga di lautan. Makroalga yang mempunyai toleransi yang besar terhadap salinitas (eurihalin) akan tersebar lebih luas dibandingkan dengan alaga makro yang mempunyai toleransi yang kecil terhadap salinitas (stenohalin) (Alam, 2011).

Suhu

Menurut Nyabakken (1988), suhu adalah ukuran energy gerakan molekul. Suhu merupakan salah satu factor yang sangat penting dalm mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Tetapi ada juga organisme yang meampu mentolerir suhu sedikit di atas dan sedikit di bawah batas-batas ersebut, misalnya ganggang hijau biru. Menurut Brehm dan Meijering (1990) dlam Barus (2004) menyatakan bahwa suhu perairan dipengaruhi oleh aktivitas manusia seperti pembuangan limbah panas yang berasal dari mesin suatu pabrik menyebbkan hilangnya perlindungan, sehingga badan air langsung terkena cahaya matahari secara langsung. Direktoran Jenderal Peikanan Budidaya (2009) mengaakan bahwa suhu yang baik pertumbuhan alga berkisar 20 – 30 oC. semakin naiknya temmperatur akan

akan menybabkan kelarutan oksigen dalam air menjadi berkurang. Hal ini dapat menyebabkan organisme air akan mengalami kesulitan untuk melakukan respirasi (Barus, 2004).

Kedalaman

(13)

produsen. Kehadiran dan kelumpahan alga akan berkuran pada tempat-tempat yang lebhi dalam dibandingkan daerah yang lebih dangkal.

DO

(14)

III. MATERI DAN METODE

Materi

Alat

Alat alat yang digunakan untuk sampling makroaga adalah tabung/botol air (water bottle), Van Dorn atau Bottle Sampler, Pompa Hisap, Dan Planktonet.

Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah makroalga yang telah diawetkan, mikroalga, larutan amylum, larutan MnSO4.

Waktu dan Tempat

(15)

Metode

Mikroalga

Pengambilan Sampel Mikroalga

Air sebannyak 200 liter disaring dengan planktonnet Planktonnet digosok agar plankton tidak menempel dijaring

Sample diberi Formalin 4 % Sample ditampung pada botol film

Pengawetan Mikroalga

Identifikasi Mikroalga

Sample diambil dengan pipet tetes Diteteskan diatas object glass

Diamati dibawah mikroskop Ditutup cover glass

Identifikasi morfologinya dengan buku identifikasi yang disediakan

(16)

Makroalga

Pengambilan Sampel Makroalga

Transect line sepanjang 100 meter di tarik

Diletakan Transek kuadrat dengan interval yang telah ditentukan

Sampel diambil dan dicatat jumlah yang terdapat pada transek kuadrat

Pengawetan Kering Makroalga

Dibersihkan Dikeringkan

Diletakan di kardus

Dipress dan diikat dengan karet

Pengawetan Basah Makroalga

Dicuci dengan air bersih

Dimasukan ke toples

Ditambahkan air laut dan alcohol (perbandingan 10:1)

Identifikasi Makroalga

Diamati Morfologinya

Diidentifikasi dengan buku identifikasi

Dicatat

(17)

Parameter Kualitas Air Sample Air 250 ml

Ditambahkan MnSO4 1 ml

Dihomogenkan

Ditambahkan Amilum 10 tetes Ditambahkan H2SO4 pekat 1 ml

Ditambahkan Na2S2O3 sampai kuning muda Dipindahkan 100 ml ke tabung erlenmeyer Didiamkan 2 menit hingga terbentuk endapan

Dihomogenkan hingga kuning pekat Ditambahkan KOH-KI 1 ml

Ditambahkan Na2S2O3 sampai jernih

(18)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Mikroalga

Tabel 1. Data Pengamatan Mikroalga

Jam Diawetkan Tanpa diawetkan

06.00 Rhizosoleina sp.,

Nitzchia sp. Melosira sp.

12.00 Noctiluca sp. Nitzchia sp.,

Tribonema sp.

18.00 Pleurosigma sp.

Spirulina sp., Ankyra sp., Pleurosigma angulata

4.1.2 Makroalga

Tabel 2. Data Pengamatan Makroalga

Transek ke- Nama Spesies Substrat

(19)

Jam pH Salinitas Suhu Kedalama

n DO

06.00 7 30 28 65 3,0

12.00 8 29 31 30 5,4

18.00 7 28 30 3,8

4.1.3 Parameter Kualitas Air

(20)

Pembahasan

BBPBAP Teknik Isolasi

Metode kultur murni phytoplankton di laboratorium untuk memperoleh satu jenis phytoplankton (monospesies) dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

1. Metode media agar 2. Metode subkultur

3. Metode pengenceran berseri 4. Metode pipet kapiler

Metode media agar adalah suatu metode pemurnian individu dari suatu sampel perairan dengan cara membuat kultur murni dengan menggunakan media agar. Cara kerjanya :

1. Air laut steril sebanyak 100ml ditambahkan Bacto Agar 2. Larutan campuran dihomogenkan dengan magnetic stirer

3. Lalu larutan diberi pupuk, selanjutnya larutan disterilkan dengan autoklaf 4. Setelah itu tambahkan larutan dengan vitamin B12, lalu di tuang pada cawan

petri/ tabung reaksi dengan media miring

5. Setelah media dingin, dilakukan penanaman mikroalga dengan menggoreskan jarum ose yang telah dipanaskan/disterilisasi dan oleskan kepermukaan media agar, pengolesan jarum ose pada media agar ini dilakukan dengan cara zigzag, kemudian tutup dan simpan media agar yang telah digoresi dengan plankton pada suhu kamar dibawah sinar cahaya lampu neon secara terus menerus. 6. Setelah 5-7 hari mikroalga mulai tumbuh.

7. Siapkan erlemeyer yang telah disterilisasi

8. Masukkan air laut dan pupuk sesuai dengan media yang diinginkan pada setiap jenis phytoplankton

9. Lakukan inokulasi bibitphytoplankton dari hasil kultur murni

(21)

Teknik Kultur Semi Massal

1. Air laut sebagai air media sebanyak 60 liter dengan salinitas 30 ppm dituang ke aquarium melalui filterbag

2. Lalu air media diklorine selama 24 jam agar steril

3. Air laut yang telah steril dalam media kultur kemudian dilakukan pemupukan dan diberi aerasi. Inokolum sebanyak sepersepuluh dari volume total diberikan sebagai bibit.

4. kultur skala laboratorium dimasukkan kedalam akuarium yang telah di isi air laut bersih (steril) dengan suhu 28-300C dan salinitas 28-30 ppt. sebelum dikultur dilakukan adaptasi lingkungan. Pada skala semi-massal digunakan bibit 5-10 % dari volume total.

5. pupuk anorganik dengan perbandingan pemakaian pupuk UREA : ZA : TSP : EDTA Na2 adalah 5 : 2 : 2 : 1. untuk volume bak 1 ton, pupuk yang digunakan sebanyak 50 gram UREA, 20 gram TSP dan 10 gram EDTA. Pupuk diberikan bersamaan dengan bibit fitoplankton dari hasil sebelumnya. 6. Setelah 15 menit diberi pupuk lalu bibit mikroalga dituang sebanyak 10-20 %

dari air media

7. Setelah 1 minggu dari media semi massal dipindahkan menuju media yang lebih besar

8. Setelah 1 minggu selanjutnya dituang ke media massal

Teknik Kultur Massal

1. Air dialirkan dengan pompa melalui pipa penyaringan dan instalasi UV, selanjutnya ditampung pada wadah-wadah dengan volume lebih kecil (50-60 liter).untuk salinitas dibutuhkan 20 – 25/mil

2. Air dinetralkan mengunakan thiosulfat untuk menghilangkan kaporit sambil diaerasi.

(22)

4. Bibit fitoplankton yang berasal dari kultur skala laboratorium dimasukkan kedalam akuarium yang telah di isi air laut bersih (steril) dengan suhu 28-300C dan salinitas 28-30 ppt. sebelum dikultur dilakukan adaptasi lingkungan 5. Fitoplankton yang siap untuk dipanen memilii kepadatan 10 juta sel/ml untuk

kegiatan pembenihan ata pemeliharaan larva, biasanya berumur antara 4-6 hari.

(23)

Mikroalga

a. Nitzshcia sp.

Gambar 1. Nitzschia sp.\

Kingdom: Chromista

Phylum: Ochrophyta

Class: Bacillariophyceae Order: Bacillariales

Family: Bacillariaceae Genus: Nitzschia

Species: Nitzschia sp.

(algaebase.org)

(24)

a. Ankyra sp.

Gambar 1. Ankyra sp.

Kingdom: Chromista

Phylum: Ochrophyta

Class: Xanthophyceae

Order: Sphaeropleales Family: Characiaceae

Genus: Ankyra

Species: Ankyra sp.

(algaebase.org)

(25)

b. Rhizosolenia sp.

Gambar 2. Rhizosolenia sp.

Kingdom: Chromista

Phylum: Bacillariophyta

Class: coscinodiscophyceae Order: Rhizosoleniales

Family: Rhizosoleniceae Genus: Rhizosolenia

Species: Rhizosolenia sp.

(algaebase.org)

(26)

c. Noctiluca sp.

Gambar 3. Noctiluca sp.

Kingdom: Chromista Phylum: Dinophyta

Class: Noctilucophyceae Order: Noctilucales

Family: Noctiluceae Genus: Noctiluca

Species: Noctiluca sp.

(algaebase.org)

(27)

d. Pleurosigma sp.

Gambar 4. Pleurosigma sp.

Kingdom: Chromista

Phylum: Bacillariophyta

Class: Bacillariophyceae Order: Naviculales

Family: Pleurosigmataceae Genus: Pleurosigma

Species: Pleuorsigma sp.

(algaebase.org)

(28)

e. Melosira sp.

Gambar 4. Pleurosigma sp.

Gambar 5. Melosira sp.

Kingdom: Chromista

Phylum: Bacillariophyta

Class: Coscinodicosphyceae Order: Melosirales

Family: Melosiraceae Genus: Melosira

Species: Melosira sp.

(algaebase.org)

(29)

f. Tribonema sp.

Gambar 6. Tribonema sp.

Kingdom: Chromista

Phylum: Ochrophyta

Class: Xanthophyceae

Order: Tribonematales

Family: Tribonemaceae Genus: Tribonema

Species: Tribonema sp.

(algaebase.org)

(30)

g. spirulina sp.

Gambar 7. Spirulina sp.

Kingdom: Eubacteria

Phylum: negibacteria

Class: Cyanophyceae Order: Spirulinales

Family: Spirulinaceae Genus: Spirulina

Species: spirulina sp.

(algaebase.org)

Deskripsi:

(31)

Gambar 8. Pleurosigma angulatum

Kingdom: Chromista

Phylum: Bacillariophyta

Class: Bacillariophyceae Order: Naviculales

Family: Pleurosigmataceae Genus: Pleurosigma

Species: Pleuorsigma angulatum. (algaebase.org)

Deskripsi:

4.2.3 Makroalga

(32)

Gambar 9. Halimeda macroloba

Kingdom: Plantae

Phylum: Chlorophyta Class: Ulvophyceae

Order: Bryopsidales

Family: Halimedaceae Genus: Halimeda

Species: Halimeda macroloba (algaebase.org)

Deskripsi: Berwarna hijau dan tegak. Tumbuh sepanjang 7-12 cm serta memiliki holdfast yang berbentuk silindris. Bentuk thallusnya terartikulasi. Hidup di perairan intertidal bersubstrat bebatuan dan batu berkpur (Jha et. al., 2009). Thallusnya tegak dan pipih. Berwarna hijau gelap kecerahan dengan panjang 10 cm dan tertanam di pasir oleh holdfast bulat. Percabangan utamanya bercabang 2 kadang juga ada yang bercabang 3 (El-Manawy dan Shafik, 2008).

(33)

Gambar 10. Caulerpa racemosa

Kingdom: Plantae

Phylum: Chlorophyta Class: Ulvophyceae

Order: Bryopsidales

Family: Caulerpaceae Genus: Caulerpa

Species: Caulerpa racemosa (algaebase.org)

(34)

c. Halimeda distorta

Gambar 11. Halimeda distorta

Kingdom: Plantae

Phylum: Chlorophyta Class: Ulvophyceae

Order: Bryopsidales

Family: Halimedaceae Genus: Halimeda

Spesies: Halimeda distorta (algaebase.org)

(35)

d. Padina sp.

Gambar 12. Padina sp.

Kingdom: Plantae

Phylum: Ocrhrophyta Class: Phaeophyceae

Order: Dictyotales

Family: Dictyotaceae Genus: Padina

Spesies: Padina sp.

(algaebase.org)

(36)

e. Caulerpa serrulata

Gambar 13. Caulerpa serrulata

Kingdom: Plantae

Phylum: Chlorophyta Class: Ulvophyceae

Order: Bryopsidales

Family: Caulerpaceae Genus: Caulerpa

Spesies: Caulerpa serrulata (algaebase.org)

(37)

f. Sargassum tennerimum

Gambar 14. Sargassum tenerrimum

Kingdom: Chromista Phylum: Ochrophyta

Class: Phaeophyceae Order: Fucales

Family: Sargassaceae Genus: Sargassum

Spesies: Sargassum tenerrimum

(algaebase.org)

(38)

g. Sargassum polyceratium

Gambar 15. Sargassum polyceratium

Kingdom: Chromista Phylum: Ochrophyta

Class: Phaeophyceae Order: Fucales

Family: Sargassaceae Genus: Sargassum

(39)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa diambil dari praktikum ini, diantaranya :

1. Makroalga dibagi menjadi tiga kelas, yakni Chlorophyta, Rhodophyta, dan Phaeophyta. Makroalga yang didapat pada saat praktikum , diantaranya Halimeda macroloba, Caulerpa racemosa, Halimeda distorta, Padina sp., Sargassum tenerrimum, Caulerpa serulatta, caulerpa racemosa, padina sp., dan Sargassum polyceratium

2. Mikroalga, yang didapat pada saat praktikum diantaranya Nitzchia sp.,., Rhizosolenia sp., Noctiluca sp., Pleurosigma sp.,. dan yang tidak diawetkan yakni Nitzschia sp., Melosira sp., Tribonema sp., Spirulina sp.,

Pleurosigmma angulata sp. Ankyra sp, dan Nitzchia sp.

Saran

Gambar

Tabel 1. Data Pengamatan Mikroalga
Tabel 3. Data Parameter Kualitas Air 1
Gambar 1. Nitzschia sp.\
Gambar 1. Ankyra sp.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada perlakuan infusa wortel 20% yang di tunjukkan oleh gambar 6 terjadi ke- rusakan sel ginjal, nekrosis terjadi di sebagian epitel tubulus kontortus.. Juga tampak

Bidang dan Kegiatan Usaha Bergerak dalam bidang usaha Perbankan dan Jasa Keuangan Jumlah Saham yang ditawarkan 2.051.366.765 Saham Biasa Kelas B baru dengan nilai nominal..

Dapat dipergunakan untuk keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan pembiayaan konsumer.. d) Pembiayaan Usaha Mikro, BSM memiliki pembiayaan untuk usaha mikro yang disebut

I forbindelse med besvarelsen av studieoppgaven i første semester ble studenter uten praksiserfaring med premature barn, tilbudt én dags punktpraksis på nyfødtavdeling.. De skulle

Berdasarkan tinjauan Iiteratur penyelidik telah mengenal pasti pelbagai faktor yang menjadi penyebab kepada berlakunya tingkah laku delinkuen dalam kalangan pelajar sekolah

bripka Bagus bhabinkamtibmas polsek limau sambang drmh warga bpk hartoni di Pekon banjar agung kec limau, silahturahim sekaligus menyampaikan

Produktivitas tambak untuk rumput laut tertinggi didapatkan pada salinitas 25,6 ppt dan oksigen terlarut 8,39 mg/L dan rumput laut masih tumbuh baik pada kisaran pH

84 ANNISHA FATHIMATUZZAHRA PUTRI KUSUMA GLOBAL MANDIRI CIBUBUR BRONZE 84 SHALIHAH RAMADHANTY NURHALIZA GLOBAL MANDIRI CIBUBUR BRONZE 91 DEBORA FELICIA CHOANTONO SURABAYA