• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Disiplin Belajar Siswa di SMPN Kubung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Disiplin Belajar Siswa di SMPN Kubung"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Info Artikel: Diterima 02/02/2017 Direvisi 09/02/2017 Dipublikasikan 28/02/2017

Volume 5 Nomor 1, 2017, Hlm 52-61

Hubungan Pola Asuh

di SMPN Kubung

Maliki

Guru SMP Negeri 7 Kubung, Ka

Abstrak

Penelitian ini dilatarbela belajar, seperti: siswa belajar kurang baik, ku tidak diperbolehkan. Tu disiplin belajar siswa, siswa SMPN 7 Kubung kuantitatif. Jumlah samp dalam pengumpulan d penelitian ini menggun yaitu (1) pola asuh ora SMPN 7 Kubung dikate tua terhadap disiplin be

Kata kunci: pola asuh o

Copyright © 2017 IICET (Indonesia) - All Rights Reserved

Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

PENDAHULUAN

Pola asuh merupakan ca terlepas dari pengaruh karakte (2002:37) mengatakan bahwa membimbing anak sebagai su maupun bersama- sama sebag tua memperkenalkan pada atur

Menurut Safitri, Y., & Hid pada anak dan bersifat relativ menjelaskan pola suh merup membimbing, melatih dan me asuh adalah suatu suatu prose memberi makan, melindungi bagaimana cara orangtua men mengekang, maka anak akan interpersonal yang positif Fortu

Volume 5 Nomor 1, 2017, Hlm 52-61

suh Orang Tua terhadap Disiplin Belaj

, Kab. Solok

belakangi oleh persoalan-persoalan disiplin siswa SMP a datang terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rum kurang memperhatikan materi pelajaran, dan menggun Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tiga hal, p a, dan hubungan antara pola asuh orang tua terhad ng. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional me sampel dalam penelitian ini berjumlah 24 orang. Sela

data penelitian ini menggunakan angket. Teknik a unakan rumus korelasi produk moment. Simpulan pene orang tua siswa memiliki nilai rata-rata baik, (2) dis ategorikan cukup baik, dan (3) tidak ada hubungan anta

belajar siswa SMPN 7 Kubung.

h orang tua, disiplin belajar

Copyright © 2017 IICET (Indonesia) - All Rights Reserved

Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

cara yang dilakukan orang tua untuk mendidik anak kter individu (Edwards, 2006:48). Sejalan dengan penj wa pola asuh adalah cara orang tua bertindak, ber suatu aktivitas yang melibatkan banyak perilaku terte bagai serangkaian usaha aktif untuk mengarahkan anak turan dan norma yang berlaku dan mendekatkan anak de

Hidayati, E. (2013) pola asuh orang tua adalah pola lative konsisten dari waktu ke waktu. Kemudian Apria

rupakan bentuk-bentuk yang diterapkan dalam rangk memberikan pengaruh. Lebih lanjut, Is Pratiwi, N. (20 oses interaksi total orang tua dan anak, meliputi kegia gi dan mengarahkan tingkah laku anak selama masa p

engkomunikasikan afeksi (perasaan). Pola asuh oran an menjadi anak yang berinisiatif, percaya diri dan ma

rtuna, F. (2012).

Volume 5 Nomor 1, 2017, Hlm 52-61

Belajar Siswa

PN 7 Kubung dalam umah (PR), persiapan unakan asesoris yang l, pola asuh orang tua, adap disiplin belajar al melalui pendekatan elanjutnya, instrumen analisis data untuk enelitian ini ada tiga, disiplin belajar siswa ntara pola asuh orang

Copyright © 2017 IICET (Indonesia) - All Rights Reserved

Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

nak dan cara tersebut tidak enjelasan Edwards, Gunarsa berinteraksi, mendidik, dan tertentu secara individual ak. Hubungan antara orang dengan keluarga.

(2)

dimensi kontrol yang terdiri da wenang. Dimensi kehangatan tua terhadap kebutuhan anak laku yang diperlihatkan anak, d

Yusuf (2004:48-50) me beberapa macam, terdiri dari overprotektif berasal dari ka emlindungi. Pola asuhoverpro anak. Menurut Wahib, A. W. sehingga anak mampu untuk b dengan pola asuh over protektif

Permissiveness(pembole kesempatan anak untuk berusa masa bodoh dan kurang me kasih sayang, memiliki hu Domination (mendominasi an sebenarnya anak bisa memutu (penyerahan), yaitu membiark merubah perilaku anak. Punitiv meskipun hal tersebut dapat dila

McMahon et al., (Thalib diktatorial, dan permisif. Pada tidak percaya bahwa anak dapa anak tidak bisa mengambil k dengan teman sebaya. Pada p Edward, begitu juga degan p konsisten dalam menerapkan a anak cenderung tidak banyak behaviour), tidak memiliki dis tentang diri sendiri.

Selaras dengan macam-m asuh yaitu pola asuh demokra yang berbeda-beda. Pola asu hubungan baik dengan teman, anak yang tertekan, pendiam karakteristik anak yang manja diri.

Selanjutnya, Lerner & macam pola asuh yaitu demo adalah gaya pengasuhan yang m menghargai, dan menghorma keputusan. Anak yang di didik pengawasan diri sendiri, lebih standar, kematangan psikososia

i dari pembatasan, tuntutan, sikap ketat, campur tangan, n meliputi perhatian orang tua terhadap kesejahteraan nak, meluangkan waktu bersama anak, mrnunjukkan k, dan peka terhadap kebutuhan emosi anak.

mengemukakan bahwa sikap dalam pola asuh oran arioverprotection (terlalu melindungi). Menurut Kusu

kata over dan protektif, over berarti berlebihan sed protectionyaitu terlalu berlebihan dalam memberikan ba W. A. (2015) orang tua yang tidak bekerja sebaiknya tid k bersikap mandiri. Dipertegas oleh Sutanto, B. C. (201 ktif mereka akan cenderung memiliki rasa takut yang tid

olehan), yaitu memberikan peluang kepada anak untuk saha.Rejection(penolakan) yaitu orang tua tidak pedu memperhatikan kesejahteraan anak. Acceptance (pener hubungan yang hangat dengan anak dan terbuka anak) yaitu semua yang dilakukan harus dengan i utuskan apa yang harus dilakukan tetapi orang tua iarkan anak melakukan apapun yang diinginkan, orang

nitiveness (terlalu disiplin) yaitu orang tua yang serin t dilakukan dengan nasihat.

lib, 2013:72-73) mengklasifikan pola asuh dalam tiga da pola asuh diktatorial, orang tua menunjukkan sikap y apat membuat keputusan sendiri tentang sesuatu yang ak l keputusan yang berguna baginya dan sering kesusa a prinsipnya pola asuh ini sesuai dengan pola asuh oto

pola asuh otoritatif. Pola asuh permisif cenderung n aturan, memberikan perlindungan dan kasih sayang ya

k belajar tentang perilaku yang dapat diterima dan tida disiplin diri, cenderung kurang percaya diri, impulsif, su

-macam pola asuh di atas, Ayu (Aqib, 2011:66) meny ratis, pola asuh otoriter, dan pola asuh permisif yang a suh demokratis menghasilkan anak yang dapat men n, dan terbuka pada orang tua. Pola asuh otoriter ak iam, cemas, dan menarik diri. Sedangkan pola asuh nja, ingin menang sendiri, kurang percaya diri, salah be

& Hultsch (dalam Desmita, 2005:144-145) menyat mokratif, otoriter dan permisif. Pola asuh demokratif

g memperlihatkan pengawasan ekstra ketat terhadap tin rmati pemikiran, perasaan, serta mengikutsertakan idik dengan pengasuhan otoritatif cenderung lebih p

bih mudah bergaul dengan teman sebayanya. Pengas sial, kemandirian, sukses dalam belajar, dan bertanggun

n, dan kekerasan sewenang-an sewenang-anak, responsivitas orsewenang-ang n rasa antusias atas tingkah

rang tua terbagi menjadi sumaningtyas, L. E. (2015) sedangkan protektif berarti bantuan, terlalu mengawasi tidak terlalu over protektif, 2014) anak yang dibesarkan tidak wajar.

k berpendapat, memberikan duli terhadap anak, bersikap nerimaan) yatu memberikan ka serta memotivasi anak. ijin orang tua, meskipun a ikut campur. Submission g tua tidak ada usaha untuk ring memberikan hukuman,

iga katagori yaitu otoritatif, p yang kaku, tidak fleksibel, akan dilakukan. Akibatnya, usahan dalam berhubungan otoriter yang dikemukakan g mengabaikan anak, tidak yang berlebihan. Akibatnya idak diterima (unacceptabel , sulit mengambil keputusan

enyebutkan tiga macam pola g akan membentuk perilaku engontrol diri, mempunyai akan membentuk perilaku suh permisif menghasilkan bergaul, dan kurang kontrol

(3)

Pola asuh otoriter (author untuk mengikuti perintah per dan tidak memberi peluang cenderung bersikap sewenang-atau pandangan kepada anak anak. Anak dari orang tua oto dengan diri sendiri, merasa ca awal masuk sekolah, ketaku yang rendah dibanding siswa la

Pola asuh permisif (perm pengasuhan permissive-indulg anak tapi menetapkan batas pengendalian anak, karena ora yang diinginkan sehingga anak aturan, kesulitan bergaul denga pengasuhanpermissive-indiffer kehidupan anak. Anak yang dib diri, pengendalian diri buruk, t terasing dari keluarga, dan ra

Menurut Fortuna, F. (20 bersifat longgar atau bebas, menggunakan hukuman. Selan asuh yang memberikan kebeba V. (2011) bahwa pola asuh per

Disiplin adalah tepat w tudas sesuai jadwal yang diten disiplin adalah tindakan yan peraturan. Disiplin juga sebag keteraturan perilaku seseoran ketekunan, dan tanpa paksaan terhadap tata tertib atau kaid dari ketaatan, kepatuhan, keter dan aturan yang berlaku. Serta satu dari 12 perilaku minimal dapat diterapkan pada anak ya istirahat, disiplin bangun tidur Ciri-ciri disiplin belajar di ditetapkan, (b) melakukan k melaksanakan piket kelas seb mengikuti kegiatan belajar upacara tiap hari senin atau

Berdasarkan penjelasan d yang baik, perhatian terhadap m terhadap peraturan sekolah, da mengatur waktu dengan baik, sesuai dengan petunjuk guru

horitarian parenting), yaitu gaya pengasuhan yang menu perintah orang tua. Orang tua yang otoriter memiliki ba g yang besar untuk anak-anak dalam mengemukak ng-wenang dan tidak demokratis dalam membuat keput ak atas dasar kekuasaan sendiri, kurang menghargai otoriter cenderung bersifat curiga pada orang lain dan canggung berhubungan dengan teman sebaya, canggun

kutan, agresif, tidak mampu memulai aktivitas, dan a lain.

ermissive parenting), gaya pengasuhan ini dibagi menj ulgent yaitu gaya pengasuhan dimana orang tua sangat tas atau kendali pada anak. Pengasuhan ini diasosia orang tuapermissive-indulgent cenderung membiarka nak tidak belajar mengendalikan perilakunya sendiri, me

ngan teman sebaya, dan anak selalu berharap semua kem fferentyaitu suatu gaya pengasuhan dimana orang tua s

dibesarkan dengan pengasuhanpermissive-indifferentc k, tidak memiliki kemampuan sosial, tidak mandiri, tida

rasa harga diri rendah.

2012) pola asuh permisif mempunyai ciri-ciri: 1) kon s, 3) anak kurang dibimbing dalam mengatur diriny lanjutnya, Khairunnisa, A. (2013) menjelaskan pola asuh ebasan pada anak tanpa hambatan aturan dan norma. Se

ermisif anak bebas dalam berbuat dan bertingkah laku.

waktu, tidak datang terlambat, taat pada peraturan y tentukan (Aqib, 2012:5). Selanjutnya, Sulistyowati (201 yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada bagai cerminan dari ketaatan, kepatuhan, ketertiban, rang terhadap norma yang berlaku serta dikerjakan an (Zuariah, 2007:69-83). Disiplin adalah keteraturan

aidah-kaidah hidup lainnya. Disiplin adalah sikap dan p tertiban, kesetiaan, ketelitian, dan keteraturan perilaku s rta dikatakan bahwa menumbuhkan sikap disiplin usia al yang harus dikembangkan usia sekolah dasar. Beb yaitu disiplin dalam makan, disiplin melaksanakan sh dur, dan disiplin menyebrang jalan melalui zebra c di sekolah, Khalsa (2008:70-71) yaitu (a) masuk k

kegiatan di sekolah sesuai dengan petunjuk guru sebelum kegiatan belajar dimulai, (d) meminta izin jar di sekolah, (e) menyapa guru dan teman saat berte

u upacara hari nasional lainnya dengan tertib.

n di atas, maksud dari disiplin belajar dalam penelitian i p materi pelajaran, menyelesaikan tugas tepat pada w dan merencanakan jadwal belajar. Hal tersebut bisa diu

ik, masuk kelas sesuai jadwal yang ditetapkan, melak ru dan aturan sekolah, melaksanakan piket kelas

enuntut dan membatasi anak i batasan-batasan yang tegas akan pendapat. Orang tua putusan, memaksakan peran gai pemikiran dan perasaan dan kurang merasa bahagia ung menyesuaikan diri pada an memiliki prestasi belajar

enjadi dua jenis. Pertama, gat terlibat dalam kehidupan siasikan dengan kurangnya rkan anak melakukan semua mendominasi, tidak menaati emauannya dituruti. Kedua, a sangat tidak terlibat dalam ntcenderung kurang percaya idak dewasa, kemungkinan

ontrol orang tua kurang, 2) inya, dan 4) hampir tidak suh permisif merupakan pola Sependapat dengan Fitriana, u.

n yang berlaku, menjalankan 012:30) menyatakan bahwa a berbagai ketentuan dan n, kesetiaan, ketelitian, dan n dengan peuh kesadaran, an atau ketaatan seseorang n perilaku sebagai cerminan u seseorang terhadap norma ia sekolah dasar merupakan eberapa sikap disiplin yang sholat tepat waktu, disiplin cross (Marijan, 2012:74). kelas sesuai jadwal yang ru dan aturan sekolah, (c) in jika berhalangan hadir ertemu, dan (f) mengikuti

(4)

dimulai, meminta izin jika observasi di SMPN 7 Kubung tinggal di kelas yang sama, (b persiapan belajar kurang baik, peraturan sekolah, (g) tidak ad dengan baik. Berdasarkan feno antara pola asuh orang tua terh

METODOLOGI

Jenis penelitian ini adala dideskripsikan hubungan antar Populasi penelitian ini adalah tahun pelajaran 2016/2017 de jumlah sampel dalam penelitia sampling (Arikunto, 2010). S angket. Angket tersebut terd sedangkan angket disiplin bela menggunakan rumus korelasip

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Asuh Orang Tua Siswa

Pola asuh orang tua meru sesuai dengan pendapat Aqib mengembangkan kecerdasan, sensorik dan motorik seperti mempengaruhi kecerdasan em perhatian, tidak mengutamakan

Edwards (2006:83) men ketegangan yang dirasakan or orang tua dalam mendidik ana orang tua dibesarkan. Berdasar baik di keluarga. Orang tua b anaknya melakukan semua k membiarkan anaknya bila m menerima prestasi yang di da terhadap keinginan anaknya de aturan-aturan kepada anaknya d

Selanjutnya, orang tua be tua bersikap ramah dan sabar untuk memecahkan masalah se masukan dan arahan apabila a menyisihkan sebagian waktun orang tua tidak mengajak an tidak menuntut anaknya untuk orang tua menghargai setiap mengerjakan ulangan, saya ber

ika berhalangan hadir mengikuti kegiatan belajar ng pada tanggal 2 Februari 2017 terdapat beberapa perm , (b) siswa datang terlambat, (c) tidak mengerjakan p

ik, (e) kurang memperhatikan materi pelajaran, (f) ku ada jadwal belajar, (h) hubungan antara orang tua den nomena tersebut, maka penting dilakukan penelitian un rhadap disiplin belajar siswa di SMPN 7 Kubung.

alah penelitian korelasional melalui pendekatan kuantita tara pola asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa h siswa-siswi kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 7 Ku dengan jumlah 138 orang siswa, yang tersebar dalam litian ini berjumlah 24 orang yang diambil melalui tek . Selanjutnya, instrumen dalam pengumpulan data pen

rdiri atas 15 butir pernyataan untuk memperoleh da elajar siswa terdiri atas 41 pernyataan. Teknik analisis siproduk moment.

AN

a SMP Negeri 7 Kubun

rupakan bagian yang penting dalam menunjang perkem qib (2011:60-61) yang mengemukakan bahwa terdap n, antara lain kebutuhan fisik-biologis terutama untuk p erti gizi yang diberikan untuk anak, kebutuhan em mosi, inter dan intrapersonal seperti melindungi, meng kan hukuman, serta memberikan rasa aman dan nyaman

engemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi pola orang tua atau kesibukan orang tua yang padat bisa m anak dan orang tua dalam mendidik anak dipengaruhi

sarkan hasil analisis data, dapat dijelaskan bahwa rata-ra bersikap cuek kepada anak dengan persentase 39% da keinginannya dengan persentase 53%. Selanjutnya, p melakukan kesalahan di sekolah mencapai persentase 3 dapat anaknya mencapai persentase 83%. Orang tua dengan persentase 67% dan di dalam keluarga, oran a dengan persentase 54%.

bersikap hangat dan sangat menyayangi anak mencapai ar kepada anak dengan persentase 87%. Pada indikator secara bersama-sama mencapai persentase 86% sedangk a anaknya mempunyai masalah mencapai persentase 65 tunya untuk berkumpul bersama anak-anaknya dengan p anaknya untuk makan bersama di rumah mencapai pe tuk melakukan semua tugas rumah tepat pada waktunya iap kemampuan yang dimiliki anaknya dengan persentas

ertanya pada teman dengan persentase 96%.

ar di sekolah. Berdasarkan rmasalahan, yaitu: (a) siswa pekerjaan rumah (PR), (d) kurang taat dan patuh pada dengan anak kurang terjalin untuk mengetahui hubungan

titatif. Dalam penelitian ini, iswa SMP Negeri 7 Kubung. Kubung yang terdaftar pada m enam kelas. Selanjutnya, teknikproportional random penelitian ini menggunakan data pola asuh orang tua lisis data untuk penelitian ini

mbangan anak. Hal tersebut apat tiga kebutuhan pokok k pertumbuhan otak, sistem emosi kasih sayang yang nghargai anak, memberikan

an.

ola asuh orang tua adalah a mempengaruhi konsistensi hi oleh pola asuh pada saat ta-rata peran orang tua cukup dan orang tua membiarkan , pada indikator orang tua e 37% sedangkan orang tua ua memberikan persetujuan ang tua tidak memberikan

(5)

Berdasarkan analisis ters saya bertanya pada teman, ora menyisihkan sebagian waktun memecahkan masalah secara b tua bersikap ramah dan saba memperoleh nilai yang sangat tidak ada indikasi bahwa orang

Disiplin Belajar Siswa SMP Ne Disiplin belajar siswa d ditetapkan, melakukan kegiata piket kelas sebelum kegiatan b di sekolah, menyapa guru dan nasional lainnya degan tertib ( ditegakkan, jika disiplin siswa karakter disiplin akan tetap (2007:233-240) yang menyatak moral agar menjadi manusia siswa di sekolah. Jadi mel bermasyarakat yang diterapka

Berdasarkan hasil analisi bel masuk kelas berbunyi, l saya jalan-jalan di kelas sam menunggu arahan dari guru membawa dengan persentase 6 pada indikator hanya diam m pelajaran berlangsung, mempe yang bergurau saat pelajaran, oleh guru, siswa bisa menjawa di kelas dengan persentase 60%

Hasil analisis data menun persentase 78%, melihat peke 67%, mengumpulkan tugas pelajaran berlangsung, siswa siswa masih sempat bermain berangkat ke sekolah dengan persentase 50%, dan tidak pula Kemudian, pada indikator sa persentase 51% dan tanpa sepe

Pada indikator siswa dib ketika jam istirahat berakhir, sis sedikit 1 jam setiap hari denga memiliki alat tulis cadangan, persentase 69%. Lalu, untuk in suka bermain-main dengan p dibawa ke sekolah dengan p

tersebut, dapat disimpulkan bahwa indikator saat kesulita orang tua tidak mengajak anaknya untuk makan bers tunya untuk berkumpul bersama anak-anaknya, orang

a bersama-sama, orang tua bersikap hangat dan sangat abar kepada anak, dan orang tua menerima prestasi at baik. Artinya, pola asuh orang tua pada indikator te ng tua tidak memberikan perhatian di rumah.

P Negeri 7 Kubung

a dapat diketahui dengan ciri-ciri, yaitu masuk kela atan di sekolah sesuai dengan petunjuk guru dan atura n belajar dimulai, meminta izin jika berhalangan hadir m an teman saat bertemu, dan mengikuti upacara setiap ha tib (Khalsa, 2008:70-71). Berdasarkan pendapat di ata

wa sudah terbentuk dengan baik, maka disiplin bisa p melekat pada diri siswa. Hal tersebut sesuai de atakan bahwa disiplin merupakan locus education ya

ia aktif di lingkungan sosial masyarakat. Disiplin terseb elalui disiplin di sekolah, sikap disiplin akan b kan siswa saat dewasa.

lisis data, dapat diuraikan bahwa disiplin belajar siswa i, langsung menuju tempat duduk dengan persentase 81 ampai guru datang dengan persentase 61%, mempersiap u dengan persentase 78%, meminjam alat tulis kep e 63%, mengingatkan teman untuk tidak gaduh dengan p meskipun kurang jelas dengan penjelasan guru menca perhatikan pelajaran dengan baik dengan persentase 85 n, siswa ikut bergurau dengannya dengan persentase 61 wab dengan persentase 72%, dan diperingatkan guru u 0%.

nunjukkan bahwa siswa mengerjakan sendiri tugas yan kerjaan teman saat menemukan kesulitan mengerjakan s yang telah selesai dikerjakan tepat waktu dengan

a keluar masuk kelas untuk meraut pensil dengan pe ain dengan teman dengan persentase 57%, berseraga n persentase 97%, tidak izin ketika tidak bisa b pulang terlebih dahulu sebelum dipersilahkan oleh guru saat terlambat, tanpa mengetuk pintu siswa langsung pengetahuan guru, siswa makan di kelas mencapai perse

dibangunkan orang tua untuk bersiap-siap ke sekolah , siswa membawa makanan ke dalam kelas dengan perse ngan persentase 65%, laci meja saya bersih dari sampah n, jadi tidak perlu meninggalkan kelas ketika bolpen indikator belajar setiap hari tanpa disuruh orang tua den

persentase 53%, bertanya pada teman 68%, memper persentase 85%, dan jadwal pelajaran untuk esok h

ulitan mengerjakan ulangan, ersama di rumah, orang tua g tua mengajak anak untuk gat menyayangi anak, orang asi yang di dapat anaknya tersebut sangat tampak dan

kelas sesuai jadwal yang turan sekolah, melaksanakan ir mengikuti kegiatan belajar hari senin atau upacara hari atas, disiplin belajar perlu isa menjadi karakter siswa. i dengan pendapat Koesoma yaitu sarana siswa belajar sebut terlihat dari kehadiran berlaku pada kehidupan

a dilihat dari indikator saat 81%, setelah masuk kelas, iapkan buku pelajaran tanpa epada teman karena tidak n persentase 60%. Selain itu, ncapai persentase 61%, saat 85%, ketika terdapat teman 61%, saat diberi pertanyaan untuk tidak bermain-main

yang diberikan guru dengan kan tugas dengan persentase an persentase 83%, dan saat persentase 39%. Selain itu, gam rapi dan bersih saat berangkat sekolah dengan uru dengan persentase 89%. ung masuk kelas mencapai rsentase 53%.

(6)

Hasil analisis menunjukk 56%, meminta orang tua meng 35%, bermain lempar-lempara tugas kelompok dengan persen 78%, dan lupa mengerjakan memperhatikan pelajaran sehin tidak mengantuk ketika bela dengan persentase 47%, belaja siswa lengkap mencapai persen

Berdasarkan hasil analisi laci meja saya bersih dari sam bersih saat berangkat ke seko pulang terlebih dahulu sebelum menuju tempat duduk memper namun ada beberapa indikato menunjukkan hasil yang tidak b

Hubungan Pola Asuh Orang Hubungan antara pola a dengan menggunakan rumus k dalam variabel X dan data dis masing variabel pada lampiran

Tabel. Hubungan Pola A

No Kode

Sampel

X

1 2 3

1 01 76

2 02 69

3 03 73

4 04 73

5 05 71

6 06 78

7 07 71

8 08 71

9 09 73

10 10 67

11 11 73

12 12 67

13 13 73

14 14 62

15 15 73

16 16 82

17 17 76

18 18 67

19 19 78

20 20 69

21 21 69

22 22 69

23 23 80

kkan bahwa siswa membawa semua buku pelajaran seti engantarnya ke sekolah untuk mengantar buku yang ter aran dengan teman ketika pelajaran dengan persentase sentase 79%, berusaha menemukan jawaban yang palin kan pekerjaan rumah mencapai persentase 67%. S hingga terlambat mengumpulkan tugas dengan persenta elajar dengan persentase 58%, bermain setelah pulang lajar ketika ada pekerjaan rumah dengan persentase 71%

sentase 82%.

lisis data, dapat disimpulkan bahwa indikator peralatan ampah, mempersiapkan buku yang akan dibawa ke seko

kolah, mengumpulkan tugas yang telah selesai dike lum dipersilahkan oleh guru, memperhatikan pelajaran d peroleh nilai rata-rata yang sangat baik. Artinya, disiplin ator yang berkaitan dengan sikap dan pelanggaran-pela

k baik.

ng Tua terhadap Disiplin Belajar Siswa SMP Negeri 7 asuh orang tua terhadap disiplin belajar siswa SMP s korelasi produk moment. Data mengenai pola asuh o disiplin belajar dimasukkan ke dalam variabel Y. Data an dimasukkan ke dalam tabel berikut ini.

la Asuh Orang Tua terhadap Disiplin Belajar Siswa SMP

X Y X2

Y2

4 5 6

67 5.776 4.489

64 4.761 4.096

70 5.329 4.900

64 5.329 4.096

62 5.041 3.844

58 6.084 3.364

64 5.041 4.096

65 5.041 4.225

66 5.329 4.356

69 4.489 4.761

70 5.329 4.900

67 4.489 4.489

69 5.329 4.761

58 3.844 3.364

61 5.329 3.721

65 6.724 4.225

71 5.776 5.041

67 4.489 4.489

60 6.084 3.600

67 4.761 4.489

67 4.761 4.489

69 4.761 4.761

67 6.400 4.489

etiap hari dengan persentase tertinggal dengan persentase tase 47%, ikut mengerjakan ling tepat dengan persentase Selain itu, siswa kurang ntase 53%, tidur siang agar g sekolah sampai sore hari 1%, dan peralatan alat tulis

tan alat tulis siswa lengkap, ekolah, berseragam rapi dan ikerjakan tepat waktu, tidak n dengan baik, dan langsung lin belajar siswa cukup baik, pelanggaran fasilitas belajar

ri 7 Kubung

P Negeri 7 Kubung dicari h orang tua dimasukkan ke Data mengenai nilai

masing-MP Negeri 7 Kubung

2 XY

(7)

24 24 67

Berdasarkan nilai r yang adalah -0,02. Untuk menafsirk diperoleh, kemudian dilanjutk berikut ini.

Setelah t hitung diperoleh pada taraf signifikan 95% ada disimpulkan bahwa tidak terda

Negeri 7 Kubung pada taraf

penelitian ini diterima, sedang

kecil dari t tabel yaitu -0,09 leb

Hasil analisis data menu disiplin belajar siswa di SMP faktor dari anak itu sendiri dan Aqib, (2011:66) menyebutkan asuh permisif yang akan mem yang dapat mengontrol diri, m asuh otoriter akan membentu

67 4.489 4.489

1574 124785 103534

}

2982529

2484816

2477476

2718298

ng diperoleh, diketahui bahwa nilai korelasi kedua var irkan keberartian hubungan antara kedua variabel, setela utkan dengan menguji keberartian hipotesis dengan m

leh, dilanjutkan dengan uji t yaitu membandingkan nila adalah 1,72 dengan derajat kebebasan n-2. Dari hasil p

rdapat hubungan antara pola asuh orang tua terhadap d

af signifikan 95% dengan derajat kebebasan n-2. Deng

angkan H1 diterima karena hasil pengujian membuktik

lebih kecil dari 1,72.

nunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan PN 7 Kubung. Hal ini membuktikan bahwa terdapat dan pengaruh lingkungan yang lebih berpengaruh terhad an tiga macam pola asuh yaitu pola asuh demokratis, po embentuk perilaku yang berbeda-beda. Pola asuh demo i, mempunyai hubungan baik dengan teman, dan terbuk

ntuk perilaku anak yang tertekan, pendiam, cemas, dan

4489

ariabel dalam penelitian ini telah nilai koefisien korelasi menggunakan rumus uji t il pengujian hipotesis, dapat disiplin belajar siswa SMP

Dengan demikian, H0 dalam

ktikan bahwa t hitung lebih

(8)

pola asuh permisif menghasilk salah bergaul, dan kurang kontr

Berdasarkan hasil analis dibesarkan oleh lingkungan se pengaruh negatif dari lingku permisif cenderung mengabaik dan kasih sayang yang berleb dapat diterima dan tidak diter percaya diri, impulsif, sulit me

Pola asuh permisif (perm pengasuhan permissive-indulg anak tapi menetapkan batas pengendalian anak, karena o yang diinginkan sehingga anak aturan, kesulitan bergaul denga pengasuhanpermissive-indiffer kehidupan anak. Anak yang dib diri, pengendalian diri buruk, t terasing dari keluarga, dan ra

Berdasarkan kajian teori disiplin belajar siswa tidak s dengan nilai, norma, dan atur ucapan atau tindakan, perhatia perilaku anak, salah satunya yang ada. Hal ini membuktika Faktor diri sendiri dan lingku Selain itu, pola permisif yan dijalaninya sehingga cenderung

Selanjutnya, dapat ditaw Disiplin dapat dilakukan den bertanya kepada siswa apa yan penyebab perilaku yang menyi perlakuan bila siswa melangga menggunakan hukuman fisik nonfisik, misalnya dengan me diinginkan, bersikap realistis te menyelesaikan masalahnya se terkait tindakan siswa, menggu tua siswa, serta biarkan siswa b

Cara efektif menumbuhk untuk menyambut siswa serta dimulai, guru mengingatkan s perilaku baik tersebut, (4) m mengabaikan perilaku buruk s sama berkeliling kelas atau

silkan karakteristik anak yang manja, ingin menang sen ntrol diri.

lisis data, dapat dipahami bahwa orang tua cenderu sehingga terjadi pengaruh besar terhadap perilakunya. kungan sehingga terjadi ketidakdisiplinan terhadap aikan anak, tidak konsisten dalam menerapkan aturan, m lebihan. Akibatnya anak cenderung tidak banyak bela terima (unacceptabel behaviour), tidak memiliki disipli mengambil keputusan tentang diri sendiri.

ermissive parenting), gaya pengasuhan ini dibagi menj ulgent yaitu gaya pengasuhan dimana orang tua sangat tas atau kendali pada anak. Pengasuhan ini diasosia a orang tua permissive-indulgent cenderung membiarka nak tidak belajar mengendalikan perilakunya sendiri, me

ngan teman sebaya, dan anak selalu berharap semua kem fferentyaitu suatu gaya pengasuhan dimana orang tua s

dibesarkan dengan pengasuhanpermissive-indifferentc k, tidak memiliki kemampuan sosial, tidak mandiri, tida

rasa harga diri rendah.

ri yang sudah dipaparkan di atas, hubungan antara po signifikan. Orang tua yang akan mendidik dan m turan yang berlaku di masyarakat. Cara mendidik atau p

tian, motivasi, dan pendampingan anak nantinya akan b a disiplin belajar. Namun, analisis data menunjukkan tikan bahwa pola asuh orang tua bukanlah faktor penen gkungan mendapat tempat yang penting dalaam mem yang diterapkan orang tua membuat siswa tidak me ung berada pada lingkungan yang salah.

itawarkan beberapa solusi untuk mengatasi persoala engan cara memperhatikan siswa dengan menyeluruh, yang paling disukai di sekolah dan bagaimana kelas yan nyimpang, mencari kesepakatan di kelas, dan mencari k ggar kesepakatan. Hukuman positif atau nonfisik bisa d ik dapat memacu siswa untuk melakukan hal yang sam memberi pujian bila melakukan perbuatan baik, memb is terhadap harapan pada siswa sesuai tingkat usianya, sendiri, tidak menggunakan teriakan atau ancama ggunakan metode bimbingan dan penyuluhan jika perlu

a belajar melakukan dan menyelesaikannya sendiri.

hkan disiplin belajar di sekolah, yaitu (1) guru berdiri erta mengingatkan PR yang harus sudah selesai dikerjak n siswa tentang peraturan dan perilaku di kelas, (3) ) memberikan pujian kepada siswa yang berperila

k siswa, (5) saat siswa jenuh guru memberi kesempata tau melakukan hal yang menyenangkan agar sisw

sendiri, kurang percaya diri,

rung membiarkan anaknya ya. Siswa mendapat banyak p pembelajaran. Pola asuh , memberikan perlindungan elajar tentang perilaku yang iplin diri, cenderung kurang

enjadi dua jenis. Pertama, gat terlibat dalam kehidupan siasikan dengan kurangnya rkan anak melakukan semua mendominasi, tidak menaati emauannya dituruti. Kedua, a sangat tidak terlibat dalam ntcenderung kurang percaya idak dewasa, kemungkinan

pola asuh orang tua dengan mengarahkan anak sesuai pola asuh orang tua berupa n berdampak pada sikap dan an penyimpangan dari teori nentu disiplin belajar siswa. empengaruhi disiplin siswa. memfilter lingkungan yang

alan disiplin belajar siswa. h, kontak mata dan sapaan, ang diinginkan, mengetahui i kesepakatan hukuman atau a digunakan karena apabila sama. Hukuman positif atau mberi contoh perilaku yang a, memberi dorongan untuk man, memberikan pendapat rlu dapat mengundang orang

(9)

memberikan perintah saat se memberikan semangat atau m (Khalsa, 2008:61-65).

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitia cenderung bersifat permisif. In pada teman, orang tua tidak sebagian waktunya untuk ber masalah secara bersama-sama ramah dan sabar kepada anak, yang baik. Kedua, nilai rata-ra indikator peralatan alat tulis s akan dibawa ke sekolah, berse telah selesai dikerjakan tep memperhatikan pelajaran deng sangat baik. Selain itu, ada b fasilitas belajar menunjukkan pola asuh dengan disiplin bela seperti: (1) guru berdiri di sa tentang peraturan dan perilaku pujian kepada siswa, (5) gur perintah saat semua siswa mem

DAFTAR RUJUKAN Apriastuti, D. A. (2013). Ana

Anak Usia 48–60 Bulan Aqib, Zainal. (2011). Pend

CV.Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. (2010).P Desmita. (2005).Psikologi Pen Edwards, Drew. (2006).Ketika Fitriana, V. (2011). Gambaran

RSJD Surakarta. Fortuna, F. (2012). Hubungan Gunarsa, Yulia. ( 2002). Psiko Is Pratiwi, N. (2012). Pola Asu Khairunnisa, A. (2013). Hubu MAN 1 Samarinda.Ejo Khalsa, Sri. (2008). Pengajar Keberhasilan Manajem Koesoema, Doni. (2007).Pend Kusumaningtyas, L. E. (2015)

Wacana,10(1).

Marijan. (2012).Metode Pendid Safitri, Y., & Hidayati, E. (201

di SMK 10 November S Santrock, John. (2007).Perkemb Sari, Devita Rima. (2015). "Hu

Sekolah Dasar Negeri Yogyakarta: UNY. Sulistyowati, Endah. (2012).I

semua siswa memperhatikan, dan (7) membantu si menepuk punggung pada siswa untuk mengerjakan

elitian, dapat disimpulkan tiga hal. Pertama, pola asuh . Indikator-indikator, seperti: saat kesulitan mengerjaka

k mengajak anaknya untuk makan bersama di rumah erkumpul bersama anak-anaknya, orang tua mengajak ma, orang tua bersikap hangat dan sangat menyayangi k, dan orang tua menerima prestasi yang di dapat anakny

-rata disiplin belajar siswa SMPN 7 Kubung dikategor s siswa lengkap, laci meja saya bersih dari sampah, m rseragam rapi dan bersih saat berangkat ke sekolah, me tepat waktu, tidak pulang terlebih dahulu sebelum engan baik, dan langsung menuju tempat duduk mempe

beberapa indikator yang berkaitan dengan sikap dan n hasil yang tidak baik. Ketiga, tidak terdapat hubunga elajar siswa di SMPN 7 Kubung. Oleh sebab itu, perlu

samping pintu kelas untuk menyambut siswa, (2) ku di kelas, (3) guru memberikan contoh perilaku baik

uru memberi kesempatan siswa agar siswa semangat emperhatikan, dan (7) membantu siswa saat kesulitan be

nalisis Tingkat Pendidikan Dan Pola Asuh Orang Tua lan.Jurnal Bidan Prada,4(01).

ndidikan Karakter membangun Perilaku Positif

.Prosedur Peneitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

tika Anak Sulit Diatur.Bandung: PT Mizan Pustaka. ran pola asuh keluarga pada pasien skizofrenia parano

n pola asuh otoriter dengan perilaku agresif pada remaja sikologi Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mu

suh Anak pada Pernikahan Beda Agama.

bungan religiusitas dan kontrol diri dengan perilaku se journal psikologi,1(2), 220-229.

jaran Disiplin dan Harga Diri: Strategi, Anekdot, dan jemen Kelas. Jakarta: PT Indeks.

endidikan Karakter.Jakarta: PT.Grasindo.

15). Dampak Overprotektif Terhadap Perkembangan Ke

ndidikan Anak.Yogyakarta: Sabda Media.

2013). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan r Semarang.Jurnal Keperawatan Jiwa,1(1).

kembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Disiplin Belaj eri Se-Gugus I Sidoarum Kecamatan Godean Kabu

).Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter. Yo

siswa saat kesulitan serta kan tugasnya dengan baik

uh orang tua terhadap anak akan ulangan, saya bertanya ah, orang tua menyisihkan ak anak untuk memecahkan gi anak, orang tua bersikap nya, mendapat nilai rata-rata gorikan cukup baik, seperti: mempersiapkan buku yang mengumpulkan tugas yang dipersilahkan oleh guru, peroleh nilai rata-rata yang an pelanggaran-pelanggaran ngan yang signifikan antara rlu disarankan beberapa hal, 2) guru mengingatkan siswa ik tersebut, (4) memberikan gat belajar, (6) memberikan

belajar.

ua Dengan Perkembangan

f Anak Bangsa. Bandung:

rta: PT. Rineka Cipta.

noid (studi retrospektif) di

aja. Mulia.

seksual pranikah remaja di

an Pelajaran Efektif untuk

Kemandirian Anak.Widya

an Tingkat Depresi Remaja

lajar Siswa Kelas IV dan V bupaten Sleman.” Skripsi.

(10)

Parama.

Sutanto, B. C. (2014). Peranca Usia 6–10 Tahun.Jurna Thalib, Syamsul Bachri. (2013 Wahib, A. W. A. (2015). Ko

Institut,1(1).

Yusuf, LN. (2004).Psikologi P Zuriah, Nurul. (2007). Pendidi

Bumi Aksara.

ncangan Kampanye Sosial Pentingnya Waktu Bersosialis rnal DKV Adiwarna,1(4), 12.

13).Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Aplikatif. J Konsep Orang Tua Dalam Membangun Kepribadian A

i Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Rema idikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif

sialisasi dan Bermain Anak

if. Jakarta: Kencana. n Anak. Jurnal Paradigma

aja Rosdakarya.

Gambar

Tabel. Hubungan Pola Ala Asuh Orang Tua terhadap Disiplin Belajar Siswa SMPMP Negeri 7 Kubung

Referensi

Dokumen terkait

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

konsep adaptasi mahluk hidup terhadap lingkungan. Kondisi ekosistem sungai Padang Guci, Air Nelenagau, dan Air Nipis sebagai habitat ikan Sicyopterus

Ada sebagian orang yang senang sekali membatasi hidup orang lain berdasarkan warna yang dia gunakan, misalnya mengatakan “kamu sih suka baju warna hitam,

kembali ke bentuk semula ( irreversible). Hasil pertumbuhan 19 genotipe gandum menunjuk- kan perbedaan pada beberapa genotipe. Hal ini tampak jelas pada parameter umur berbunga,

Sampai tahun 2013, jumlah tenaga kependidikan untuk menunjang kegiatan administrasi akademik, administrasi keuangan dan kepegawaian serta administrasi umum pada

adalah untuk lebih mendalami pribadi anak, merangsang kecerdasan, dan mengasah bakat anak. Pola interaksi pembelajaran yang baik di TK dimaksudkan untuk lebih

Orang yang menyakini allah memiliki sifat al-akhir akan menjadiakn allah sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup selainnya, tidak ada permintaan kepada selainnya,

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 9 variabel bebas yang dianalisis, terdapat 3 variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian