ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN
PT Pegadaian (Persero) is a State-Owned Enterprises are principally intended to provide services for the public benefit and concurrently seeking profits based on principles of corporate management. In order to achieve these objectives, PT Pegadaian (Persero) should maintain its existence amid the competition without limits determined by the company's financial performance. One popular technique is applied in business practice to look at the financial performance of the company is financial ratio analysis based on the Decree of the Minister of State-Owned Enterprises No. KEP-100/MBU/2002 regarding the rating of the owned enterprises, state-owned enterprises on the performance appraisal is done by looking at the financial aspect ratios. The ratio is a reward to shareholders (ROE), return for the investment (ROI), cash ratio, current ratio, colection periods, inventory turnover, total asset turnover, the ratio of equity capital to total assets. The purpose of this study was to determine the financial performance at PT Pegadaian (Persero) Branch Pinrang financial ratio analysis based KEPMEN BUMN No. KEP-100/MBU/2002. This research data sourced from financial statements Pegadaian (Persero) Branch Pinrang form of Balance Sheet and Income Statement in the period 2012-2014. And methods used in this research is descriptive analysis. Descriptive analysis method is a method of analysis of research that seeks to describe and interpret the appropriate object is. The results showed that the financial performance when measured using the ROE PT Pegadaian in the category very healthy with a full score of 20. The value of financial performance when measure d using the ratio of healthy ROI classified in the category with a score of 12. The financial performance when measurd using Cash ratio Ratio classified as less healthy with a score 1. Financial performance when measured using the Current Ratio ratios are included in the category of very healthy, and got full scores for 5. Financial performance when measured using the ratio of Collection Periods in the category very healthy with a score at 5. Financial performance when measured using the ratio of Inventory Turn Over in the category very healthy with a full score of 5. The financial performance when measured using the ratio of Total Asset Turn Over in the category of less healthy with a score of 2. The financial performance when measured using the ratio of Total Equity to Total Assets in the category healthy enough with a score of 7.25. Assessment of financial performance overall had a total score of 57.25 out of a total score that is supposed to be is 70 and included in the healthy category (AA).
---
PENDAHULUAN
Sebuah perusahaan pada awalnya hanya memikirkan keuntungan yang besar dan
cepat dengan melakukan apapun untuk mencapai target yang diinginkan oleh perusahaan
tanpa memikirkan dampak dimasa yang akan datang. Tetapi lambat laun perusahaan juga
menyadari bahwa setiap kegiatan yang dilakukan harus memperhitungkan resiko yang
dihadapi.
Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan
untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Apalagi seiring
dengan mulai tidak stabilnya keadaan perekonomian. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
juga menuntut perusahaan untuk mempertahankan posisinya ditengah persaingan tanpa
batas, sehingga perusahaan yang mampu bersaing akan dapat terus bertahan. Dengan kata
lain, perusahaan harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan
output yang optimal.
PT Pegadaian memiliki peranan yang cukup penting demi menunjang terwujudnya
kesejahteraan masyarakat. Dengan sifat pelayanan melalui prosedur yang sederhana dan
cepat, tentunya menjadikan PT Pegadaian sebagai alternatif pembiayaan bagi masyarakat
karena relatif lebih mudah dalam pemenuhan persyaratannya. Keberadaan PT Pegadaian
pada prinsipnya dimaksudkan untuk menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum
dan sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan atas prinsip pengelolaan perusahaan.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, PT Pegadaian harus mempertahankan
eksistensinya di tengah persaingan tanpa batas dan sangat ditentukan oleh kinerja
keuangan perusahaan.
PT Pegadaian berkepentingan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan
mengadakan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Maka dari itu setiap
perusahaan perlu mengetahui perkembangan kegiatan usahanya dari waktu ke waktu agar
dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Apabila
kinerja belum dianggap memuaskan maka manajer dapat mengevaluasi titik lemahnya
dan kemudian menetapkan kebijakan yang lebih baik dimasa yang akan datang,
sedangkan bila kinerjanya dianggap telah memberikan hasil yang memuaskan maka
manajer dapat mempertahankan bahkan meningkatkannya. Oleh karena itu, perusahaan
harus betul-betul mengolah kinerja keuangannya dengan baik dengan melihat laporan
keuangan perusahaan.
Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam
sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan eliminasi dan prediksi yang
paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Ditinjau
dari sudut pandang pemakai, laporan keuangan diharapkan dapat digunakan untuk
mengambil keputusan yang rasional dalam praktik bisnis yang sehat.
Dalam penilaian kinerja keuangan terdiri dari tiga aspek, pada penelitian ini penulis
menggunakan penilaian dari aspek keuangan. Dimana penilaian ini didasarkan pada
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-100/MBU/2002 tentang
penilaian tingkat kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Penilaian kinerja perusahaan
BUMN pada aspek keuangan dilakukan dengan melihat beberapa rasio.
Rasio tersebut merupakan indikator yang ditetapkan pemerintah untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan BUMN. Diantaranya adalah imbalan kepada pemegang
saham (ROE), imbalan investasi (ROI), rasio kas, rasio lancar, collection periods,
perputaran persediaan (PP), perputaran total aset (TATO), rasio modal sendiri terhadap
total aktiva (TMS terhadap TA). Dimana data-data yang digunakan adalah neraca yang
merupakan gambaran posisi keuangan baik itu kekayaan, kewajiban dan modal
perusahaan pada periode tertentu. Dan laporan rugi laba yang merupakan gambaran atas
hasil kegiatan perusahaan pada periode tertentu, yang di sajikan dalam laporan keuangan
perusahaan.
Aktiva dari tahun 2012 sampai tahun 2014 terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya , begitu pula dengan total liabilitas dimana pola peningkatan terus naik dengan
selisih yang cukup jauh pada tahun 2013 ke tahun 2014. Sama halnya dengan total
ekuitas, total pendapatan, dan total beban selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2012
sampai dengan tahun 2014 terus mengalami peningkatan walaupun selisinya hanya
terpaut sedikit. Kondisi keuangan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang sangat baik
dengan perkembangan yang searah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian yaitu “analisis rasio
keuangan dalam menilai kinerja keuangan pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang.
Adapun rumusan masalah yang dapat diangkat berdsarkan latar belakang di atas
adalah Bagaimana kinerja keuangan pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang
dengan menggunakan analisis rasio keuangan berdasarkan KEPMEN BUMN Nomor
KEP-100/MBU/2002?. Dan tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui: kinerja
keuangan pada PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang menggunakan analisis rasio
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 Tahun 2010 laporan keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Menurut Sutrisno (2008) mengemukakan bahwa “laporan keuangan
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni
Neraca dan Laporan Laba Rugi”. Disisi lain Irham Fahmi (2012:22) menyatakan “laporan
keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan,
dimana selanjutnya akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan tentang kinerja
suatu perusahaan”. Menurut Munawir (2007) pengertian “laporan keuangan adalah hasil
dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan
untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah
dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut Irham Fahmi (2013 : 239)
menyatakan “kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar”.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) Kinerja Keuangan adalah
“kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumberdaya yang
dimilikinya”.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah
usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan
potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada.
Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan
Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada di
dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan tersebut dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen lainnya
dalam satu laporan keuangan. Angka-angka yang diperbandingkan itu berupa
angka-angka dalam suatu periode maupun beberapa periode.
Menurut Djarwanto (2001:123) yang dimaksud dengan rasio dalam analisis
laporan keuangan adalah: “Suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan
keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana”. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Berdasarkan tujuan penganalisis:
a. Rasio likuiditas, yang termasuk kedalam rasio likuiditas ini adalah:
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
2) Rasio Kas (Cash Ratio)
3) Quick Ratio
b. Rasio Solvabilitas, yang termasuk ke dalam rasio solvabilitas ini adalah:
1) Total Debt to Asset Ratio (DAR)
DAR
2) Total Debt to Total Equity Ratio (DER)
3) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva
TMS terhadap TA
c. Rasio Aktivitas, yang termasuk ke dalam rasio aktivitas ini adalah:
1) Total Assets Turn Over (TATO)
TATO
2) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Inventory
3) Receivable Turn Over
Receivable Turn Over
4) Fixed Asset Turn Over
Fixed Asset Turnover
5) Periode Penagihan Piutang
Periode
d. Rasio Profitabilitas
Beberapa rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
1) Margin laba (profit margin)
Margin Laba
2) Return On Equity (ROE)
ROE
METODOLOGI PENELITIAN
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriftif yaitu
metode analisis penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek
sesuai apa adanya. Dalam penelitian ini peneliti menggambarkan kondisi kinerja
keuangan perusahaan dengan menggunakan pengukuran kinerja keuangan berdasarkan
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara KEP-100/MBU/2002.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Rasio Keuangan PT Pegadaian Dalam Menilai Kinerja Keuangan
Berdasarkan KEPMEN BUMN Nomor :100/MBU/2002
Berdasarkan hasil analisis penelitian maka dilakukan analisis kinerja aspek
keuangan berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 Tahun 2002 pada PT
Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang dari tahun 2012-2014 untuk menemukan jawaban
atas rumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis. Menurut
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor 100 Tahun 2002 menyatakan
bahwa penilaian kinerja aspek keuangan Badan Usaha Milik Negara dibagi menjadi
delapan indikator, dimana dalam hal ini analisis kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero)
Cabang Pinrang yaitu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
Tabel 1 Perhitungan Penilaian Kinerja Keuangan Aspek Keuangan Tahun 2012
2012
Perputaran Persediaan(hari) 0,04 5 5 Sangat Sehat
TATO (%) 24,32 2 5 Kurang sehat
TMS terhadap TA (%) 35,73 10 10 Sangat Sehat
Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang = 58
Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang [Total Nilai : 70%] = 83
Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang AA = AA
Sumber : penelitian 2015
Berdasarkan Tabel diatas niai ROI adalah sebesar 14,7%, yang artinya setiap Rp
1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,1469. Pada tahun 2012
bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sehat karena bobot nilai ROI suatu
perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 15.
Nilai ROE tahun 2012 adalah sebesar14,9 %. Itu artinya setiap Rp 1 modal
pemilik akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,1490. Pada tahun 2012 nilai ROE
adalah 14,9% dan mendapat skor penilaian yaitu 18. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sehat karena bobot nilai ROE suatu
perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 20.
Cash ratio tahun 2012 adalah 5,15% yang artinya setiap Rp 1 hutang lancar dapat
dijamin dengan Rp 0,0515 kas atau setara kas. Pada tahun 2012 nilai cash ratio adalah
5,15% dan mendapat skor penialain 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan dalam kategori kurang sehat karena bobot nilai cash ratio suatu perusahaan
untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5
Current ratio tahun 2012 adalah sebesar 182,85% yang artinya setiap Rp 1
hutang lancar telah dijamin dengan Rp 1,8285 aktiva lancar. Pada tahun 2012 nilai
current ratio adalah 182,85% dan mendapat skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai
current ratio suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.
Collection period tahun 2012 adalah 42,68 hari yang artinya penagihan piutang
dilakukan setiap 42,68 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2012 nilai collection
period adalah 42,68 hari dan mendapatkan skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai
collection period suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat apabila mencapai
nilai maksimal yaitu 5.
Perputaran persediaan pada tahun 2012 adalah 0,04 hari yang artinya dana yang
tertanam dalam persediaan berputar setiap 0,04 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun
2012 nilai perputaran persediaan adalah 0,04 hari dan mendapat skor penilaian 5. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat
karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat
adalah sebesar 5.
TATO pada tahun 2012 adalah 24,32% yang artinya setiap Rp 1 aktiva
perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp 0,2432. Pada tahun 2012 nilai
TATO adalah 24,32% dan mendapat skor penilaian 2. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan dalam kategori kurang sehat karena bobot nilai total asset
Total modal sendiri terhadap total aset pada tahun 2012adalah 35,73% yang
artinya modal yang dikelurakan untuk Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,3573.
Pada tahun 2012 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 35,73% dan
mendapat skor penilaian 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan adalah sangat sehat karena bobot nilai rasio total modal sendiri terhadap total
aset suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 10.
Total skor penilaian PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 58, sedangkan
rasio tingkat kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 83. Jadi kinerja
keuangan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang berdasarkan analisis rasio keuangan
KEPMEN BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 dalam aspek keuangan pada tahun 2012
masuk dalam kategori AA (Sehat).
Tabel 2 Perhitungan Penilaian Kinerja Keuangan Aspek Keuangan Tahun 2013
2013
Keterangan Nilai Skor Max Kategori
Skor KEPMEN
Perputaran Persediaan(hari) 0,03 5 5 Sangat Sehat
TATO (%) 23,33 3 5 Cukup sehat
TMS terhadap TA (%) 30,80 10 10 Sangat Sehat
Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang = 61
Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang [Total Nilai : 70%] = 87
Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang AA = AA
Sumber : Penelitian 2015
Berdasarkan Tabel diatas nilai ROI adalah sebesar 14,7%, yang artinya setiap Rp
1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,1469. Pada tahun 2013
nilai ROI adalah 14,7% dan mendapat skor penilaian yaitu 12. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sehat karena bobot nilai ROI suatu
perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 15.
Nilai ROE tahun 2013 adalah sebesar18,11 %. Itu artinya setiap Rp 1 modal
pemilik akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,1811. Pada tahun 2013 nilai ROE
adalah 18,11% dan mendapat skor penilaian yaitu 20. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai ROE suatu
Cash ratio tahun 2013 adalah 5,11% yang artinya setiap Rp 1 hutang lancar dapat
dijamin dengan Rp 0,0511 kas atau setara kas. Pada tahun 2013 nilai cash ratio adalah
5,11% dan mendapat skor penialain 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan dalam kategori kurang sehat karena bobot nilai cash ratio suatu perusahaan
untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5
Current ratio tahun 2013 adalah sebesar 180,34% yang artinya setiap Rp 1
hutang lancar telah dijamin dengan Rp 1,8034 aktiva lancar. Pada tahun 2013 nilai
current ratio adalah 180,34% dan mendapat skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai
current ratio suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.
Collection period tahun 2013 adalah 37,06 hari yang artinya penagihan piutang
dilakukan setiap 37,06 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2013 nilai collection
period adalah 37,06 hari dan mendapatkan skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai
collection period suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat apabila mencapai
nilai maksimal yaitu 5.
Perputaran persediaan pada tahun 2013 adalah 0,03 hari yang artinya dana yang
tertanam dalam persediaan berputar setiap 0,03 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun
2013 nilai perputaran persediaan adalah 0,03 hari dan mendapat skor penilaian 5. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat
karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat
adalah sebesar 5.
TATO pada tahun 2013 adalah 23,33% yang artinya setiap Rp 1 aktiva
perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp 0,2333. Pada tahun 2013 nilai
TATO adalah 23,33% dan mendapat skor penilaian 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan dalam kategori cukup sehat karena bobot nilai total asset
turn over suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.
Total modal sendiri terhadap total aset pada tahun 2013 adalah 30,80% yang
artinya modal yang dikelurakan untuk Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,3080.
Pada tahun 2013 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 30,80% dan
mendapat skor penilaian 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan adalah sangat sehat karena bobot nilai rasio total modal sendiri terhadap total
Total skor penilaian PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 61, sedangkan
rasio tingkat kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 87. Jadi kinerja
keuangan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang berdasarkan analisis rasio keuangan
KEPMEN BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 dalam aspek keuangan pada tahun 2013
masuk dalam kategori AA (Sehat).
Tabel 3 Perhitungan Penilaian Kinerja Keuangan Aspek Keuangan Tahun 2014
2014
Keterangan Nilai Skor Skor Max Kategori
Persentase KEPMEN
Perputaran Persediaan(hari) 0,02 5 5 Sangat Sehat
TATO (%) 21,91 3 5 Cukup sehat
TMS terhadap TA (%) 23,10 7,25 10 Cukup Sehat
Total Nilai PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang = 57,25
Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang [Total Nilai : 70%] = 82
Kategori Tingkat Kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang AA = AA
Sumber : Penelitian 2015
Berdasarkan Tabel diatas nilai ROI adalah sebesar 14,54%, yang artinya setiap
Rp 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,1454. Pada tahun
2014 nilai ROI adalah 14,54% dan mendapat skor penilaian yaitu 12. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sehat karena bobot
nilai ROI suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 15.
Nilai ROE tahun 2014 adalah sebesar 22,58 %. Itu artinya setiap Rp 1 modal
pemilik akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,2258. Pada tahun 2014 nilai ROE
adalah 22,58% dan mendapat skor penilaian yaitu 20. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai ROE suatu
perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 20.
Cash ratio tahun 2014 adalah 4,67% yang artinya setiap Rp 1 hutang lancar dapat
dijamin dengan Rp 0,0467 kas atau setara kas. Pada tahun 2014 nilai cash ratio adalah
4,67% dan mendapat skor penialain 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan dalam kategori tidak sehat karena bobot nilai cash ratio suatu perusahaan
Current ratio tahun 2014 adalah sebesar 163,19% yang artinya setiap Rp 1
hutang lancar telah dijamin dengan Rp 1,6319 aktiva lancar. Pada tahun 2014 nilai
current ratio adalah 163,19% dan mendapat skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai
current ratio suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.
Collection period tahun 2014 adalah 26,51 hari yang artinya penagihan piutang
dilakukan setiap 26,51 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun 2013 nilai collection
period adalah 26,51 hari dan mendapatkan skor penilaian 5. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat karena bobot nilai
collection period suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat apabila mencapai
nilai maksimal yaitu 5.
Perputaran persediaan pada tahun 2014 adalah 0,02 hari yang artinya dana yang
tertanam dalam persediaan berputar setiap 0,02 hari dalam 365 hari (1 tahun). Pada tahun
2014 nilai perputaran persediaan adalah 0,02 hari dan mendapat skor penilaian 5. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kategori sangat sehat
karena bobot nilai rasio lancar suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat
adalah sebesar 5.
TATO pada tahun 2014 adalah 21,91% yang artinya setiap Rp 1 aktiva
perusahaan mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp 0,2191. Pada tahun 2014 nilai
TATO adalah 21,91% dan mendapat skor penilaian 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan dalam kategori cukup sehat karena bobot nilai total asset
turn over suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 5.
Total modal sendiri terhadap total aset pada tahun 2014 adalah 23,10% yang
artinya modal yang dikelurakan untuk Rp 1 aktiva perusahaan adalah sebesar Rp 0,2310.
Pada tahun 2014 nilai rasio total modal sendiri terhadap total aset adalah 23,10% dan
mendapat skor penilaian 7,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan adalah cukup sehat karena bobot nilai rasio total modal sendiri terhadap total
aset suatu perusahaan untuk dapat dikatakan sangat sehat adalah sebesar 10.
Total skor penilaian PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 57,25,
sedangkan rasio tingkat kesehatan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang yaitu 82. Jadi
kinerja keuangan PT Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang berdasarkan analisis rasio
keuangan KEPMEN BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 dalam aspek keuangan pada
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian analisis rasio keuangan dalam menilai kinerja keuangan PT
Pegadaian (Persero) Cabang Pinrang, maka pada bagian akhir tulisan ini penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. ROE perusahaan selama tiga tahun, yaitu pada tahun 2012-1014 terus mengalami
kenaikan setiap tahunnya, Jika dilihat dari bobot skor rasio selama tiga tahun,
ROE PT Pegadaian masuk dalam kategori sangat sehat dengan nilai skor penuh
sebesar 20.
2. ROI perusahaan tahun 2012 sampai tahun 2013 tidak mengalami perkembangan
dengan nilai yang tetap sama, tetapi pada tahun 2014 nilai ROI mengalami
penurunan, dan rasio ini tergolong dalam kategori sehat dengan nilai skor sebesar
12.
3. Cash Ratio perusahaan terus mengalami penurunan setiap tahunnya selama tahun
2012-2014. Rasio ini tergolong kurang sehat dengan nilai skor 1, dikarenakan
perusahaan tidak memiliki banyak kas atau setara kas untuk melunasi kewajiban
lancar perusahaan.
4. Current Ratio selama tahun 2012-2014 terus mengalami penurunan setiap
tahunnya, meskipun demikian, penurunan rasio ini masih termasuk dalam
ketegori sangat sehat, karena rasio ini tetap berada diatas 125 % dan mendapat
skor penuh sebesar 5.
5. Collection Periods selama tahun 2012-2014 terus mengalami penurunan yang
cukup signifikan. Hal ini memberi gambaran yang positif terhadap perusahaan
dalam penagihan piutang, dan rasio ini masuk dalam kategori sangat sehat
dengan skor sebesar 5.
6. Inventory Turn Over terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini
memberikan gambaran yang positif dalam perputaran persediaan, dan rasio ini
masuk dalam kategori sangat sehat dengan skor penuh 5, karena perputaran
persediaan kurang dari 60 hari.
7. Total Asset Turn Over perusahaan selama tahun 2012-2013 terus mengalami
penurunan. Rasio ini masuk dalam kategori kurang sehat dengan skor sebesar 2,
dikarenakan sebagian besar aktiva perusahaan adalah pinjaman yang diberikan
kepada nasabah.
8. Total Equity to Total Asset mengalami penurunan setiap tahunnya. Rasio ini
9. Peniaian kinerja keuangan tahun 2012 memiliki total skor 83 dan masuk dalam
kategori sehat (AA), tahun 2013 memiliki total skor 87 dan masuk dalam kategori
sehat (AA), sedangkan tahun 2014 memiliki total skor 82 dan masuk dalam
kategori sehat (AA). Penilaian kinerja perusahaan secara keseluruhan pada tahun
2012-2014 memiliki total skor untuk kinerja keuangan yaitu 57,25 dari total skor
DAFTAR PUSTAKA
Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Hery.2015. Analisis Laporan Keuangan (Pendekatan Rasio Keuangan), CAPS,
Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2010. Standar Akuntansi Keuangan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
Irham Fahmi. 2012, Analisi Kinerja Keuangan, Alfabeta, Bandung.
Irham Fahmi. 2013, Analisis Laporan Keuangan, Alfabeta, Bandung.
Kementrian BUMN. Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : Kep-100/MBU/2002, Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN.
Perum Pegadaian. 2013,Rencana Jangka Panjang Tahun 2009-2013. Jakarta Pusat.
Poppy Alexano, 2012, Manajemen Keuangan, Laskar Aksara, Jakarta.
PT Pegadaian (Persero). 2013, Laporan Tahunan 2013. Jakarta Pusat.
Reza Prayoga. 2014, Analisis Kinerja Keuangan PT Pegadaian (Persero) Berdasarkan Kepmen BUMN Nomor Kep-100/MBU/2002 (2009-2012). Skripsi Universitas Bengkulu.
Ryan Ariefiansyah, MiyosiMargi Utami, 2013, Jurus Kilat Membuat Laporan Keuangan (Untuk Perusahaan Jasa, Dagang, Manufaktur, dan Personil), Laskar Aksara, Jakarta.
Sasmito, Edy, Arfian, Suhendar, Sutrisno, dan Rosie, 2010, Pegadaian Dan Rakyat Kecil, IPB Press, Bogor.
Sugiyono. 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta, Bandung.
Tim Dosen Fekon Universitas Bosowa 45 Makassar. 2014, Pedoman PenulisanProposal Dan Skripsi. Makassar.