• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas pendahuluan praktikum histology

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas pendahuluan praktikum histology"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM HISTOLOGY JARINGAN EPITHELIUM

Disusun oleh:

Kelompok 5

Anggota :

1. Aini maskuro (0910211107)

2. Reta setia rizki (0910211078) 3. Fuad fendy prayogo (0910211112)

4. Ardy mega (0910211077)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jaringan epitel adalah suatu lapisan yang tersusun dari kumpulan sel – sel yang melekat satu sama lain,yang dihubungkan oleh bahan interseluler yang sangat

sedikit,melekat pada membrane basalis dan melapisi baik bagian permukaan luar maupun dalam dari tubuh.

Epitel sebagian besar terbentuk endoderm dan ectoderm,misalnya epidermis kulit dan epitel yang melapisi kornea dimana menutupi permukaan tubuh berasal dari ectoderm. Dengan melalui proses ivaginasi dan proliferasi,epidermis ini menyebabkan terbentuknya struktur tambahan yang disebut juga sebagai glandula appendages of the skin misalnya seperti pada kelenjar mamae.

Epitel yang berasal dari endoderm misalnya epitel yang melapisi saluran pencernaan makanan (gastro intestinal tract) juga melalui proses ivaginasi dan

pertumbuhan epitel semasa embrio untuk membentuk kelenjar – kelenjar gasto intestinal tract seperti pada hepar,pancreas dan sebagainya. Kelenjar eksoskrin mengeluarkan isinya juga melalui saluran yang dilapisi oleh epitel,sebaliknya kelenjar endokrin mengeluarkan hasil sekresinya langsung kepembuluh darah tanpa melalui saluran yang dilapisi epitel. Disamping epitel berasal dari ekktoderm dan endoderm dan organ yang dilapisi oleh epitel yang berasal dari mesoderm misalnya ginjal dan epitel yang melapisi saluran reproduksi jantan dan betina.

Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:

 Sebagai pelindung

 Sebagai alat sekresi

 Sebagai alat penerima impuls

 Sebagai alat penyaring atau filtrasi

 Sebagai alat absorpsi

(3)

Dalam rangka fungsinya sebagai pelindung, biasanya epitel sendiri pun diberi pelindung yaitu lapisan tanduk (korneum), silia, dan lapisan lendir.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud biologi sel epitel?

2. Jelaskan hhubungan sel epitel dengan jaringan sekitar? 3. Jelaskan nutisi pada sel epitel?

4. Jelaskan pembaharuan sel epitel? 1.3 TUJUAN

1. Mendeskripsikan biologi sel epitel

2. Mendeskripsikan hubungan sel epitel dengan jaringan sekitar 3. Mendeskripsikan nutrisi pada sel epitel

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BIOLOGI SEL EPITEL(Jaringan epitel Penutup dan epitel kelenjar)

2.1.1.Jaringan epitel Penutup

Istilah epithelium berasal dari kata epi yang berarti upon atau di atas dan thele yang berarti nipple atau punting.

Penggunaan istilah epitel meluas untuk semua bentuk lapisan yang terdiri atas lembaran sel-sel (cellular membrane) baik yang bersifat tembus cahaya ataupun yang tidak. Dengan berkembangnya pemakaian mikroskop, maka istilah epitel tidak terbatas pada kumpulan sel yang membentuk membran yang menutupi, tetapi juga digunakan untuk kelenjar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian embriologis yang menyimpulkan bahwa sel-sel epitel pada permukaan tumbuh ke dalam jaringan pengikat di bawahnya dan berkembang menjadi kelenjar.

Epitel dalam arti luas dikelompokan menjadi :

1. Jaringan yang sel-selnya tersusun dalam lapisan yang menutupi permukaan luar atau melapisi rongga di dalam tubuh yang dinamakan epitel permukaan, mereka dapat digolongkan sesuai jumlah lapisan sel dan morfologi sel pada lapisan permukaan.

2. Jaringan epitel yang tumbuh ke dalam jaringan pengikat menjadi epitel kelenjar, jaringan epitel kelenjar meliputi sel-sel dengan fungsi khusus menghasilkan cairan sekresi yang komposisinya berbeda dari darah atau cairan interseluler. Proses ini biasanya disertai proses makromolekul intraseluler. Persenyawaan ini biasanya ditampung di dalam sel dalam vesikel-vesikel kecil bermembran yang disebut granul sekresi.

(5)

1. Endothelium

Endotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah, jantung dan pembuluh limfe.

2. Mesothelium

Mesotel merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang menutupi beberapa organ tertentu seperti yang melapisi peritoneum, pleura, dan pericardium.

Fungsi umum membran epitel : 1. Proteksi

Sebagai pelindung untuk melapisi permukaan dalam dan luar tubuh. 2. Absorbsi

Epitel yang membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berperan dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan.

3. Lubrikasi

Sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah, sehingga epitel yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya epitel yang melapisi vagina.

4. Sekretori

Dalam hal ini epitel tersebut bertindak sebagai kelenjar

Pada umumnya dibedakan adanya 3 macam bentuk sel epitel yaitu :

1. Sel gepeng

Bentuknya seperti sisik ikan maka disebut squamous cell. Pada potongan tegak lurus permukaan epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Apabila dilihat dari permukaan epitel, sel-selnya tampak berbentuk poligonal.

2. Sel kuboid

Sel kuboid mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sehingga tampak sebagai bujur sangkar. Dari permukaan epitel, bentuk selnya tampak poligonal.

(6)

Sel silindris mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitel, bentuk selnya poligonal. Biasanya inti yang berbentuk oval agak ke basal.

Berdasarkan susunan sel-sel yang membentuk epitel, dibedakan menjadi :

1. Epitel gepeng selapis (Epithelium squamous simplex, simple squamous epithelium).

Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan. Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epitel jenis ini terdapat, misalnya pada : permukaan dalam membrane tympani, lamina parietalis capsula bowmani, Rete testis, Pars descendens ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotel yang membatasi permukaan sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli paru-paru.

2. Epitel kuboid selapis (Epithelium cuboideum simplex, simple cuboidal epithelium).

Susunan epitel ini terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah, epitel ini dapat dijumpai pada pleksus coroideus, diventriculus otak, folikel glandula thyreoidia, epithelium germanitivum, pada permukaan ovarium, epithelium pigmentosum retinae dan duktus ekskretorius beberapa kelenjar.

3. Epitel silindris selapis (Epithelium cilindricum simplex, simple columnar epithelium).

Epitel jenis ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris sehingga inti yang

berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Epitel ini dapat ditemukan pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, dan ductus

excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tempat kadang-kadang pada permukaan selnya mengalami modifikasi yaitu dengan adanya silia, misalnya dapat dijumpai pada permukaan uterus dan bronchiolus.

(7)

diantaranya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Pada beberapa tempat terdapat epitel yang hampir seluruhnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala, sehingga dinamakan sebagai Sel Piala.

4. Epitel gepeng berlapis (Epithelium squmosum complex, stratified squamos epithelium).

Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Bentuk gepeng pada sel epitel ini hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan, sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Di atas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.

Epitel ini cocok untuk fungsi proteksi, tetapi kurang cocok untuk fungsi sekresi. Jika pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, maka cairan tersebut bukan berasal dari epitel melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat di bawah epitel.

Epitel jenis ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Epitel gepeng berlapis tanpa keratin

Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada cavum oris, oesophagus, cornea, conjunctiva, vagina, dan urethra feminine.

b. Epitel gepeng berlapis berkeratin

Struktur jenis ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, tetapi terdapat perubahan pada sel-sel permukaannya yang menjadi suatu lapisan yang mati dan tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut dinamakan lapisan keratin. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada epidermis kulit.

Lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit adalah sebagai berikut :

a. Stratum basale

(8)

b. Stratum spinosum

Lapisan ini terdiri dari beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan sel-selnya berduri (spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome. Adanya desmosome menyebabkan eratnya hubungan antar sel.

c. Stratum granulosum

Lapisan ini terdiri dari 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sumbu panjangnya sejajar permukaan. Di dalam selnya terdapat butir-butir keratohialin, oleh karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis.

d. Stratum lucidum

Lapisan ini terkadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen.

Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah mati dan mengandung zat eleidin dalam sitoplasmanya.

e. Stratum corneum

Merupakan lapisan teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, terdapat bagian-bagian epidermis yang dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang disebut dengan Stratum disjunctum.

5. Epitel silindris berlapis (Epithelium cilindricum complex, stratified columnar epithelium).

Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membran basalis. Lapisan sel-sel di bawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Jenis epitel ini dapat ditemukan pada peralihan oropharing ke laring, fornix conjunctivae, urethra pars cavernosa dan ductus excretorius beberapa kelenjar. Pada beberapa tempat tertentu permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan silia, seperti pada facies nasalis palatum molle, laring dan oesophagus dari fetus.

(9)

Merupakan epitel berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid. Jenis epitel ini tidak terlalu banyak di dalam tubuh yaitu pada ductus excretorius glandula parotis dan dinding anthrum folliculi ovarii.

7. Epitel silindris bertingkat (Epithelium cilindricum pseudocomplex, epitel silindris berlapis semu).

Pada jenis epitel ini, semua sel-sel yang menyusunnya mencapai membrane basalis. Tinggi sel-sel penyusunnya tidak sama sehingga letak inti-inti selnya nampak bertingkat atau berlapis. Sel-sel yang berukuran pendek memiliki inti yang pendek dan berfungsi sebagai penyokong.

Epitel jenis ini mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang

berukuran tinggi, sehingga epitel ini disebut sebagai epitel silindris bertingkat bersilia. Epitel ini dapat ditemukan pada trachea, bronchus yang besar, dan ductus deferens. Pada trachea sel-sel yang mencapai permukaan terdapat dua jenis yaitu sel bersilia dan sel piala (Goblet cell) sebagai sel kelenjar.

8. Epitel transisional (Transisional epithelium ).

Epitel ini merupakan bentuk peralihan tergantung dari keadaan ruangan organ yang dibatasi. Epitel jenis ini cocok untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang selalu

mengalami perubahan volume seperti kandung kemih dan juga saluran kemih mulai dari calyces renales sampai sebagian dari urethra.

Sel-sel paling basal dari epitel tersebut berbentuk kuboid atau silindris. Sel-sel yang terdapat diatas lapisan basal terdiri atas sel-sel yang berbentuk polihedral yang kemudian dilanjutkan dengan sel-sel yang berbentuk sebagai buah labu atau bola lampu dengan bagian bulat menuju ke arah permukaan. Sel-sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel

permukaan yang dapat berubah. Pada lapisan teratas, bentuk selnya cembung dan berukuran besar mirip payung tanpa tangkai sehingga dinamakan Sel Payung. Bagian bawah dari sel payung bentuknya cekung sesuai dengan permukaan bulat dari sel berbentuk labu.

(10)
(11)

Gbr. 1. Epitel kubus selapis 2. Epitel pipih selapis

3. Jaringan ikat

(12)

\ Gbr. Epitel silindris banyak lapis bersilia . (tampak silia di tengah-tengah,

diambil dari eaofagus janin).

Gbr 3. Epitel transisional dari kandung kemih anjing.

(13)

2.1.2 Epitel kelenjar

Epitel kelenjar adalah jaringan yang di bentuk oleh sel-sel yang dikhususkan dalam menghasilkan suatu sekresi cair yang komposisinya berbeda dengan komposisi darah atau cairan interseluler.Kelenjar yang mempunyai saluran pengeluaran (duktus) untuk menyalurkan hasil sekresinya, disebut kelenjar eksokrin. Kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran disebut kelenjar endokrin atau kelenjar buntu, sekretnya berupa hormon yang di lepaskan langsung kedalam pembuluh darah. Beberapa organ dapat berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin sekaligus, misalnya hati dan pancreas. Kelenjar eksokrin mengandung sel-sel penghasil secret (bagian sekretori) dan duktus kelenjar atau saluran pengeluaran untuk menyalurkan hasil sekresinya.

KLASIFIKASI EPITEL KELENJAR

a. Kelenjar uniseluler

Kelenjar jenis ini tidak memiliki saluran keluar, karena biasanya terdapat pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala.

b. Kelenjar multiseluler

Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis kelenjar ini dibedakan menjadi :

c. Kelenjar intraepitelial,

yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel permukaan tanpa saluran kelenjar. Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel selaput lendir lambung dan rongga hidung.

d. Kelenjar ekstraepitelial,

jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam jaringan pengikat.

Jenis kelenjar ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu : 1. Pars secretoria, yaitu bagian yang menghasilkan sekret

2. Ductus excretorius, yaitu saluran yang menampung sekret dari pars secretoria.

(14)

berbagai jenis kelenjar yaitu :

1) Kelenjar tubuler sederhana (simple tubular gland) a. Kelenjar tubuler lurus (kelenjar usus besar) b. Kelenjar tubuler bergelung (glandula subdorifera) c. Kelenjar tubuler bercabang (glandula uterina)

2) Kelenjar tubuloalveoler sederhana (simple tubuloalveoler gland)

Kelenjar ini selalu bercabang (glandula submandibularis, glandula duodenalis brunneri).

3) Kelenjar alveolar sederhana (simple alveolar gland)

Contoh kelenjar ini yaitu glandula sebacea yang terdapat pada kulit dan merupakan kelenjar polyptyche yang mempunyai modifikasi pada kelopak mata sebagai glandula meibomi yang termasuk sebagai kelenjar alveolar sederhana bercabang .

4) Kelenjar tubuler kompleks (compound tubular gland)

Kelenjar ini mempunyai pars secretoria berbentuk tubuler dengan saluran keluarnya yang bercabang dan akhirnya bermuara dalam satu saluran utama contohnya testis.

Berdasarkan jumlah lapisan sel epitel pars secretorianya dapat dibedakan menjadi kelenjar

monoptyche, yang terdiri atas satu lapis sel (misalnya kelenjar keringat) dan kelenjar polyptyche, yang terdiri atas beberapa lapis sel (misalnya glandula sebacea).

Berdasarkan sifat sekretnya, kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi :

kelenjar sitogen, yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya (misalnya testis dan ovarium) dan

kelenjar nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung sel-sel.

(15)

1) Kelenjar mukosa

Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya pyramidal dengan bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai pembentuk lendir.

2) Kelenjar serosa

Sekret kelenjar serosa bersifat encer, jernih yang berbentuk sebagai albumin. Terkadang sekret tersebut mengandung enzim seperti pada kelenjar pancreas dan parotis.

Sel kelenjar serosa berbentuk pyramidal dengan inti berbentuk bulat yang terletak agak ditengah. Pada bagian basal sel terdapat glanular endoplaspic reticulum sehingga pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop cahaya tampak gambaran yang bergaris-garis.

3) Kelenjar campuran

Merupakan kelenjar campuran dari sel-sel kelenjar mukosa dan serosa. Kadang-kadang sel serosa terdesak oleh sel mukosa sehingga membentuk gambaran bulan sabit yang dinamakan demiluna gianuzzi. Contoh dari kelenjar ini adalah glandula submandibularis dan glandula sublingualis.

Berdasarkan cara sekresinya, dikenal tiga macam kelenjar yaitu :

1) Kelenjar merokrin

Pada saat sekresi tidak akan terjadi kerusakan pada selnya ataupun tidak ada bagian sel yang ikut disekresikan (glandula subdorifera).

2) Kelenjar apokrin

Kelenjar jenis ini pada saat sekresi, ada sebagian dari puncak sel ikut bersama-sam disekresikan sehingga tampak adanya tonjolan-tonjolan di bagian pucak sel kelenjar (glandula axillaris dan glandula circumanale).

3) Kelenjar holokrin

(16)

2.2.HUBUNGAN SEL EPITEL DENGAN JARINGAN SEKITAR

Pengkhususan struktur pada sisi sel merupakan modifikasi permukaan sehingga memenuhi fungsi hubungan dalam berbagai bentuk. Bentuk khusus tersebut misalnya untuk kemantapan dalam kedudukannya, untuk mengisi celah antar sel pada tempat tertentu, dan untuk merambatkan listrik.

Bentuk khusus pada permukaan sel biasanya dinamakan berdasarkan pada ukuran dan bentuk daerah yang mengalami pengkhususan tersebut. Macula merupakan daerah kecil berupa bercak, sedangkan yang dimaksud dengan zonula adalah jika daerah tersebut melingkari sel sebagai gelang dan bila daerahnya luas maka dinamakan fascia. Jarak antara permukaan sel-sel yang berhadapan menjadi dasar dalam penamaan pada struktur khusus sel epitel. Pada umumnya jarak membran plasma dari sel-sel epitel yang berdekatan berkisar antara 150 Å- 200 Å. Istilah adhaeren digunakan untuk struktur khusus pada membran sel yang berdekatan dengan jarak antara 200 Å-250 Å. Di dalam celah antar sel tersebut berisi bahan yang diduga berguna untuk melekatkan satu sama lain. Istilah occludens digunakan untuk sel-sel yang berhadapan dimana masing-masing membran plasmanya berhimpit langsung tanpa dipisahkan oleh celah. Jenis hubungan ini biasanya dinamakan juga sebagai tight junction atau pentalaminar junction. Gap junction merupakan bentuk hubungan antar sel yang dipisahkan oleh celah yang sempit sebesar 20 Å. Atas dua dasar tersebut maka jenis hubungan dapat dinamakan sebagai berikut :

1. Desmosome (macula adhaerens)

(17)

gambaran yang simetris, melainkan hanya separuhnya saja yang disebut dengan hemidesmosome.

Struktur ini Nampak 2 membran sel terpisah dengan jarak sekitar 30 mm dan ada sisi sitoplasma masing – masing membrane tampak bahan electron yang disebut alattment plaque sehinga seolah – olah membrane pada tempat ini menebal.

2. Terminal bar (junctional complex)

Terminal bar merupakan serangkaian bentuk pengkhususan dari membran sel berbentuk sebagai : zonula occludens, zonula adhaerens, dan serangkaian desmosome. Tight junction pada terminal bar mempunyai struktur khas, yaitu menunjukkan pola rigi-rigi yang beranyaman pada permukaannya. Daerah zonula adhaerens dari terminal bar tersebut biasanya mempunyai sifat-sifat sebagai macula adhaerens kecuali daerah yang melingkari sekeliling sel. Fungsi zonula occludens adalah untuk memisahkan celah ekstraseluler dengan lumen yang dibatasi oleh epitel bersangkutan, melekatkan 2 sel yang berdekatan, ddan mencegah masuknya zat antar sel secara selektif. sedangkan fungsi zonula adhaerens adalah untuk pelekatan mekanik antar sel yang berdekatan pada epitel atau jaringan lain seperti pada otot jantung. Adapun struktur zona adhaerens yaitu terletak lebih ke arah basal sel dibandingkan dengan zona occludens.Disini akan tampak membrane sel yang membelah atau terpisah dengan jarak sekitar 20 nm.

3. Gap junction

(18)

dapat mengalirkan molekul-molekul yang larut dalam air antara sel-sel yang berdekatan, sehingga gap junction dapat dikatakan menghubungkan sel-sel secara metabolisme dan listrik.

Sering kali struktur ini dikacaukan dengan zona occludns karena memang mirip tetapi dengan pengamatan yang lebih seksama ternyata struktur ini berbeda. Pada neksus (gap junction),ada celah diantara sel membrane sekitar 2nm,dan celah ini constan sepanjang perlekatan tersebut. Selaiin pada epitel,neksus ini dapat dijumpai pada jaringan lain seperti ssel otot jantung,sel otot polos dan sel syaraf.

2.3 Nutrisi sel epitel

Jaringan epitel menyelaputi tubuh atau alat,sebelah luar sebelah luar dan ssebelah dalam (kalau berongga atau bersaluran) dibawah jaringan ini adalah lapisan tipis (disebut lamina basalis) dari kata lamina=lapisan dan basalis=dasar. Jaringan ini terdiri dari cairan yang amof dan bergranula,bersama dengan jalinan serat halus. Lamina baalis ini berguna untuk (pelekat dan pengait epitel kejaringan lain dibawah. Dan sebagai penyalur bahan nutrisi)

Membrana basalis merupakan kondensasi bahan mukopolisakarida dan protein yang terdapat di bawah permukaan basal semua epitel dengan ketebalan yang berbeda-beda. Membrana basalis yang paling tebal terdapat di bawah epitel yang sering mengalami gesekan seperti epidermis kulit. Membrane basalis berfungsi sebagai penyokong dan bertindak

sebagai filter yang semipermeabel dari bagian basal epitel.

Dengan menggunakan mikroskop electron, membrane basalis dapat dibedakan dalam :

1. Lamina basalis

Ketebalannya antara 500 Å- 1000 Å yang merupakan anyaman padat filament halus.

2. Lamina reticularis

(19)

Menurut beberapa peneliti, lamina basalis dibentuk oleh sel-sel epitel, sedangkan lamina retikularis dibentuk oleh jaringan pengikat. Dari permukaan basal sel-sel epitel terdapat tonjolan-tonjolan yang masuk ke dalam jaringan pengikat di bawahnya. Hal ini merupakan factor penguat perlekatan epitel pada jaringan pengikat, terutama untuk epitel gepeng berlapis dan epitel transisisonal. Bangunan lain yang terdapat pada bagian basal adalah hemidesmosom yang berfungsi sebagai penguat perlekatan epitel pada jaringan pengikat.

2.4 Pembaharuan Sel

Jaringan epitel adalah struktur labil yang sel-selnya diperbaharui secara teru-menerus melalui aktivitas mitosis. Kecepatan pembaharuan ini bervariasi; cepat pada jaringan seperti epitel usus, seperti di hati dan pankreas. Pada jaringan epitel berlapis dan bertingkat, mitosis terjadi pada lapisan germinal yang mengandung sel-sel induk yang berdekatan dengan lamina basal.

Epidermis akan selalu diperbaharui sekitar setiap 28 hari.Epitel yang melapisi intestinum akan diperbaharui setiap 4-6 hari .

Regenerasi sel epitel terjadi dengan cara mitosis dari ssel – sel dibawahnya. Hal ini sangat menguntungkan karena sel epitel ini mudah sekali terkena trauama mengingat letaknya pada permukaan. Contoh : kulit=diganti dengan cara mitosi dari stratum germinatifum. Usus=daganti dengan cairan mitosis dari sel –sel kelenjar dibawahnya.

(20)

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sbb:

1. Pembagian jaringan epitel dibedakan menjadi 2 berdasarkan fungsinya yaitu:

 Epitel penutup

Dikelompokkan menjadi 3 berdasarkan bentuk sel (epitel pipih,epitel

kubus,dan epitel silindris),susunan sel(epitel selapis,epitel berlapis,dan epitel berderet) dan berdasarkan bentuk dan susunan(epiel selapis pipih,epitel selapis kubus,epitel selapis silindris,epitel berderet silindris,epitel berlapis pipih,epitel berlaois kubus,epitel berlapis silindris,dan epitel peralihan)

 Epitel kelenjar

Dikelompokkan berdasarkan jumlah sel yaitu uni seluler dan multi seluler

Berdasarkan letak(intra epitel dan ekstra epitel)

Berdasarkan cara menyalurkan secret(kelenjar exocrine,endocrine,dan endo-exocrine)

Berdasarkan cara membuat secret(holokrin,apokrin,dan merokrin)

Berdasarkan jenis secret yang dibentuk(kelenjar sereous,mucous,dan campuran)

Berdasarkan bentuk kelenjar(simple dan compound)

2. Hubungan sel epitel dengan jaringan sekitar\

(21)

3. Nutrisi sel epitel melalui membrane basalis

(22)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/28094377/Laporan-Praktikum-Histologi-New

http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biologi/0044%20Bio%202-1c.htm

http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0047%20Bio%202-1f.htm

http://profesionalnurse.blogspot.com/2008/12/epitel-dan-kelenjar-glands-p.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Jaringan_epitel

http://pustakasekolah.com/jaringan-epitel-pada-manusia.html

http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/05/jaringan-epitel.html

Niel,campbel,dkk.2004.BIOLOGI JILID 3.Jakarta:Erlangga.

Team makul histology.2011.Pedoman praktikum histology.Jember.UNMUH Jember.

Yatim,Wildan.1990.BIOLOGI MODERN HISTOLOGI.Bandung:Tarsito.

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghitung jumlah zoospora yang dihasilkan dari hasil miselium yang telah dilarutkan diambil 5 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri dan diinkubasikan pada suhu kamar

(2003) menunjukkan Lactobacillus dan Bifidobacteria yang berasal dari saluran pencernaan manusia mampu memproduksi CLA. Potensi dua isolat Lb.acidophilus dan dua

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki risiko kontaminasi

Di perumahan Perum Perumnas Tamalate, factor iklim dihubungkan dengan perletakan bangunan yang sangat dekat akibat perncanaan pada tahap konstruksi yaitu

CSS digunakan dalam kode HTML untuk menciptakan suatu kumpulan style yang terkadang dapat digunakan untuk memperluas kemampuan HTML, sebagai. contoh, kode HTML

yang muncul dari sebuah kegelisahan terhadap interplay rumit dari kebutuhan yang dibayangkan, adanya tekanan tekanan kompetitif, dan politis, serta maraknya

32/ 2004 secara intinya menentukan bahwa: “Keputusan Pembatalan Peraturan daerah ditetapkan dengan Peraturan Presiden paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak

Milton [4] dalam publikasinya menyatakan bahwa setidaknya ada 3 indikator utama yang menyatakan bahwa sebuah algoritme kode program dapat dikatakan efisien,