• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM DALAM MENYELESAIKAN SOAL KELILING DAN LUAS SEGITIGA BAGI SISWA KELAS VIII Feri Yohanes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM DALAM MENYELESAIKAN SOAL KELILING DAN LUAS SEGITIGA BAGI SISWA KELAS VIII Feri Yohanes"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Feri Yohanes 23

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM DALAM MENYELESAIKAN SOAL KELILING DAN LUAS SEGITIGA BAGI

SISWA KELAS VIII

Pemahaman konsep merupakan k ecak apan atau k emahiran matematik a yang diharapk an dapat tercapai dalam belajar matematik a yaitu dengan menunjukkan pemahaman k onsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan k eterkaitan antar konsep dan mengaplik asik an k onsep (Depdik nas 2003: 2). Penelitian ini bertujuan untuk mendesk ripsik an pemahaman k onsep berdasarkan Tak sonomi Bloom dalam menyelesaik an soal k eliling dan luas segitiga pada siswa k elas VIII C SMP Negeri 1 Getasan. Penelitian ini merupak an jenis penelitian k ualitatif desk riptif dengan subyek enam siswa diantaranya dua berk emampuan tinggi, dua berk emampuan sedang, dan dua berk emampuan rendah. Pengambilan subyek dilandasi dengan pretest, hasil pertimbangan, dan saran dari pendidik . Pengambilan data dilak uk an dengan wawancara yang disertai dengan soal tes yang mempunyai tingk at k esulitan rendah sampai tingk at kesulitan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subyek berk emampuan tinggi mencapai level evaluasi (Evaluation), subyek berk emampuan sedang mencapai level penerapan (Apllication), dan subyek berk emampuan rendah mencapai level pengetahuan (Knowlegde). Manfaat dalam penelitian ini adalah menguk ur pemahaman konsep siswa tentang segitiga dan menjadi media evaluasi untuk pendidik dapat mengetahui k arak ter siswa serta bahan evaluasi pendidik dalam menanamk an k onsep pada siswa.

Kata Kunci : Pemahaman Konsep, Tak sonomi Bloom, Keliling dan Luas Segitiga

(2)

Feri Yohanes 24 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat, pengukuran, dan hubungan titik, garis, bidang dan bangun ruang Wright (2002:181).Marhijanto (1999: 136) menyatakan geometri adalah cabang matematika yang mempelajari tentang ilmu ukur. Tujuan pembelajaran geometri antara lain: 1) mengembangkan kemampuan berpikir logis; 2) mengembangkan intuisi spasial mengenai dunia nyata; 3) memperoleh pengetahuan yang akan digunakan untuk matematika lanjut; 4) mengajarkan cara membaca dan menginterprestasikan bahasa matematika Suydam (1981: 481). Menurut Budiarto (2000:439) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen matematik. Menurut NTCM (2000:308), pembelajaran geometri menuntut siswa untuk memiliki kemampuan, antara lain: 1) mampu menganalisis karakter dan sifat dari bentuk geometri baik 2D maupun 3D dan mampu membangun argumen-argumen matematika mengenai hubungan geometri dengan yang lainnya; 2) mampu menentukan kedudukan suatu titik dengan lebih spesifik dan gambaran hubungan spasial dengan sistem yang lain; 3) aplikasi transformasi dan menggunakannya secara simetris untuk menganalisis situasi matematika; 4) menggunakan visualisasi, penalaran spasial, dan model geometri yang digunakan untuk memecahkan permasalahan.

Hasil survei kemampuan pemahaman konsep siswa dalammata pelajaran matematika yang dilakukan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). TIMSS adalah studi internasional tentang prestasi matematika dan sains siswa sekolah menengah pertama.Pada bulan Desember tahun 2012, TIMSS telah mempublikasikan hasil studi terbarunya yang dilakukan pada tahun 2011. Berdasarkan hasil survei Mullis et al (2012) pada hasil studi TIMSS tersebut, Indonesia berada di peringkat 38 dari 45 negara dengan skor 386. Pengukuran terhadap ranah kognitif TIMSS menurut Mullis et al (2012) dibagimenjadi tiga domain yaitu knowing (mengetahui), applying (mengaplikasikan) danreasoning (penalaran).Sementara itu, salah satu poin dalam tujuan mata pelajaran matematika Indonesia adalah memahami konsep matematis dan menjelaskan keterkaitan antar konsep.Poin tersebut termas uk ke dalam domain knowing dan applying TIMSS, dimanarata-rata persentase jawaban benar siswa Indonesia pada survey TIMSS tahun2011 adalah: 31% untuk knowing, 23% untuk applying dan 17% untuk reasoning.Rata-rata tersebut pun jauh dibawah rata-rata persen jawaban benar internationalyaitu: 49% untuk knowing, 39% untuk applying, dan 30% untuk reasoning.Rendahnya persentase pada domain knowing dan applying menunjukkan bahwakemampuan pemahaman konsep matematis siswa di Indonesia masih rendah.

(3)

Feri Yohanes 25 pemahaman konsep siswa khususnya materi segitiga, siswa dapat dikelompokan menjadi tiga tingkatan, yaitu: 1). Tingkat kemampuan tinggi, dimana siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dapat memahami konsep dari dari dasar sampai ke penyelesaian masalah. 2). Tingkat kemampuan sedang, dimana siswa dapat menguasi konsep dasar tetapi jika diberikan permasalahan yang lebih rumit tidak bisa menyelesaikan. 3). Tingkat kemampuan rendah, dimana siswa tidak memahami konsep dasar. Siswa mendapatkan hasil yang tinggi dapat disebabkan oleh siswa mampu memahmai konsep dan siswa hanya menghafal rumus serta bisa dalam perhitungan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Afiadatul Munirom (2015) yang mengatakan bahwa berdasarkan Taksonomi Bloompemahaman siswa kelas XI IPA MA Pembangunan Pacitan kelompok kemampuanakademik tinggi berada pada level aplikasi, siswa kelompok kemampuanakademik sedang berada pada level aplikasi, dan siswa kelompok kemampuanakademik rendah berada pada level pengetahuan

Berdasarkan uraian di atas mengenai latar bekang, peneliti menindak lanjut untuk mengetahui pemahaman konsep siswa dengan melakukan penelitian yang

berjudul “Analisis Pemahaman Konsep Berdasarkan Taksonomi Bloom dalam

Menyelesaikan Soal Keliling dan Luas Segitiga pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 1 Getasan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat fokus penelitian sebagai berikut ini:

1. Bagaimana pemahaman konsep siswa berkemampuan tinggi b erdasarkan Taksonomi Bloom dalam Menyelesaikan Soal Keliling dan Luas Segitiga pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Getasan ?.

2. Bagaimana pemahaman konsep siswa berkemampuan sedang b erdasarkan Taksonomi Bloom dalam Menyelesaikan Soal Keliling dan Luas Segitiga pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Getasan ?.

3. Bagaimana pemahaman konsep siswa berkemampuan rendah b erdasarkan Taksonomi Bloom dalam Menyelesaikan Soal Keliling dan Luas Segitiga pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Getasan ?.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah dibuat dan ditetapan. Tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pemahaman konsep siswa yang berkemampuan tinggi berdasarkan Taksonomi Bloom dalam Menyelesaikan Soal Keliling dan Luas Segitiga pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Getasan.

2. Mendeskripsikan pemahaman konsep siswa yang berkemampuan sedang berdasarkan Taksonomi Bloom dalam Menyelesaikan Soal Keliling dan Luas Segitiga pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Getasan.

(4)

Feri Yohanes 26 KAJIAN PUSTAKA

Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep terdiri dari dua kata, yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya: 1) Pengertian, pengetahuan yang banyak; 2) Pendapat, pikiran; 3) Aliran, pandangan; 4) Mengerti benar; 5) Pandai dan mengerti benar (Poerwadarminta, Pusat Bahasa Depdiknas, 2009: 821). Narbuko (2008:141), konsep merupakan hal yang abstrak, makaperluditerjemahkan dengan kata-kata sedemikian rupa sehingga dapat diukur secara empiris. Pemahaman konsep (Depdiknas 2003: 2), merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

Menurut Daryanto (2008:106), kemampuan pemahaman berdasarkan tingkat kepekaan dan derajat penyerapan materi dapat dijabarkan ke dalam tiga tingkatan sebagai berikut:

1. Menerjemahkan (translation)

Menerjemahkan bisa diartikan sebagai pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.

2. Menafsirkan (interpretation)

Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Menafsirkan dapat dilakukan dengan cara menghubungkan pengetahuan yang lalu dengan pengetahuan yang diperoleh berikutnya, menghubungkan antara grafik dengan kondisi yang dijabarkan sebenarnya, serta membedakan yang pokok dan tidak pokok dalam pembahasan. 3. Mengekstrapolasi (extrapolation)

Ekstrapolasi menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi karena seseorang dituntut untuk bisa melihat sesuatu diblik yang tertulis.Membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

Pemahaman konsep dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar siswa. Siswa dapat paham bisa dengan diri sendiri dan juga lingkuangan sosial sebagai berikut ini: 1. Faktor Internal

Faktor yang ada pada organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individu, yang termasuk dalam faktor individu antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, motivasi dan faktor pribadi.

2. Faktor Eksternal

(5)

Feri Yohanes 27 Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom merupakan sebuahmetode untuk pengklasifikasian tujuan pendidikan, yang mana Benjamin S. Bloom,M.D. Englehart, E. Furst, W.H. Hill, Daniel R. Krathwohl dan Ralph E. Tylor merupakan pencetus metode tersebut. Benjamin S. Bloom dan kawan-kawannya berpendapat bahwa Taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada ketiga jenis domain yang melekat pada diri peserta didik,yaitu: (a) ranah proses berpikir (cognitive domain), (b) ranah nilai atau sikap (affective domain), dan (c) ranah keterampilan (psychomotor domain). Dari ketiga domain di atas, peneliti mengkhususkan pembahasan pada satu ranah tujuan pendidikan yaitu proses berpikir (cognitive domain). Bloom mengklasifikasikan ranah kognitif ke dalam enam level terendah sampai dengan level tertinggi. Keenam level dimaksud adalah: pengetahua/ingatan (knnowledge) (C1), pemahaman (comprehension) (C2), penerapan (application)(C3), analisis (analysis) (C4), sintesis (synthesis) (C5), dan penilaian (evaluation) (C6). Berdasarkan keenam level tersebut dapat digambarkan sebuah tangga.

Penjelasan mengenai indikator taksonomi Bloom yang terdiri dari enam aspek dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut ini.

1. Pengetahuan (Knowlegde)

(6)

Feri Yohanes 28 2. Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap arti suatu materi atau informasi yang dipelajari atau yang disampaikan guru. Kemampuan siswa lebih tinggi setelah melewati tingkatan hafalan pada tingkatan awal.Kamampuan dalam tahap ini siswa sudah mampu memahami dan mencerna makna yang terkandung dari pesan yang sudah dihafalkan sebelumnya. Kamampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga kategori sebagai berikut: 1) Menerjemahkan adalah sebagai perubahan konsepsi abstrak menjadi suatu model simbolik, pengalihan konsep yang berupa kata-kata ke dalam gambar atau grafik, 2) Menginterprestasi adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami serta siswa diharapkan mampu untuk menafsirkan kembali data, 3) Mengekstrapolasi adalah kemampuan siswa untuk memahmai hal- hal yang berkaitan dengan pola dan intelektual yang lebih tinggi.

3. Penerapan (Application)

Penerapan adalah kemampuan menerapkan informasi atau materi yang telah dipelajari ke dalam suatu keadaan baru dan konkret dengan hanya mendapat sedikit pengarahan. Penerapan yang dimaksud siswa dapat menggunakan suatu aturan, konsep, metode dan teori guna memecahkan masalah. Pada tahap ini siswa mampu menerapkan pesan yang bersifat teoritis tersebut dalam aktivitas dan permasalahan yang baru dan lebih konkret.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemapuan memecahkan atau menguraikan suatu materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih keci sehingga lebih mudah dipahami. Kemampuan analisi dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu: 1) Analisis Unsur artinya diiperlukan kemampuan merumuskan asumsi-asumsi dan mengidentifikasi unusu- unsur penting dan dapat membedakan antara fakta dan nilai, 2) Analisis Hubungan artinya analisi yang menuntut kamampuan siswa dalam mengenal unsur-unsur dan pola hubungannya, 3) Analisis Prinsip-Prinsip yang Terorganisasi artinya analisis hubungan yang menuntut kemampuan siswa dalam menganalisis pokok-pokok yang melandasi tatanan suatu organisasi.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk menyatukan bagian-bagian atau komponen menjadi suatu bentuk yang lengkap dan unik. Pada tahap ini siswa mampu mengkombinasikan beberapa permasalahan menjadi satu rangkaian yang utuh, sehingga terbukti bahwa pesan yang didapat memiliki keterkaitan antara satu pesan dengan pesan yang lain.

6. Evaluasi (Evaluation)

(7)

Feri Yohanes 29 METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Sukmadinata (2009:53-60), penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, presepsi, dan orang secara individual maupun kelompok. Sugiono (2009:15), penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositifsime, digunakan untuk meneliti pada kond isi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana pe neliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber dan data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis dat bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Penelitian ini lebih menekankan pada makna yang akan diambil dari hasil penelitian yang dilakukan.

Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung atas dua tahap yaitu: Pretest pada tanggal 4 September 2017 dan wawancara pada tanggal 16 September 2017. Penyusunan laporan berlangsung sampai bulan Desember 2017.

Subyek Penelitian

Menurut Arikunto (2007:152), subyek penelitia n adalah sesuatu yang sangat penting kedudukannya di dalam penelitian, subyek penelitian harus ditata sebelum peneliti mengumpulkan data. Subyek dalam penelitian ini dilakukan pada Siswa SMP Kelas VIII C 1 Getasan yang diambil secara tingkatkan pemahaman untuk menjadi subyek penelitian. Pengambilan subyek dalam penelitian ini dilakukan pre test untuk menentukan tingkatan kelas rendah, sedang dan tinggi. Subyek setiap kelas dari rendah sampai tinggi akan diambil dua siswa. Berdasarkan uraian diatas subyek dalam penelitian ini adalah siswa siswa yang mewakili setiap tingkatan kelas dan rekomendasi dari guru pamong.

Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini dengan menggunakan teknik wawancara, teknik tes dan teknik dokumentasi. Menurut Maryadi (2010:14), teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik yang memungkinkan diperoleh data detail dengan waktu yang relatif lama. Teknik pengumpulan data sangat penting dalam penelitian sebagai faktor yang mend ukung proses penelitian dapat dijelaskan seperti dibawah ini.

1. Wawancara

(8)

Feri Yohanes 30 2. Tes

Menurut Arikunto dan Jabar (2004) merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara ata u aturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus dibedakan pengertian antara tes, testing, testee, tester. Testing adalah saat pada waktu tes tersebut dilaksanakan (saat pengambilan tes). Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain- lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain- lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Sugiyono (2013:240).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil Pretest dan yang telah dilakukan, didapatkan 6 subjek dengan tingkat kemampuan tinggi sedang dan rendah. Pengelompokan subjek dalam kriteria tinggi sedang rendah sesuai dengan tahapan analisi Bloom yang terbagi dalam 6 tahap. Dalam setiap tingkat kemampuan berfikit tinggi, sedang dan rendah diwakili dengan 2 subjek. Peneliti melakukan langkah selanjutnya dengan melakukan wawancara yang dilakukan pada 6 subjek yang sudah dipilih tersebut. Penelitian ini menghasilkan pemahaman konsep seuai dengan daya fikir subjek terhadap permasalahan yang diberikan d isertai dengan wawancara tidak terstruktur.Penelitian dibagi dalam beberapa aktivitas. Aktivitas yang dilakukan peneliti diantaranya tes, wawancara dan dokumentasi.Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Subjek berkemampuan Tinggi (2 subjek)

Siswa berkemampuan tinggi dalam subyek penelitian ini diambil dua subyek yang diambil berdasarkan hasil pretest dan saran dari guru matematika yang me ngajar.

(9)

Feri Yohanes 31 Dalam hasil wawancara yang sudah dilakukan. Subjek pertama yang mempunyai kemampuan tinggi ini mampu menyelesaikan soal yang diberikan oleh peneliti dengan baik. Pemahaman tentang pengerjaan soal yang diberikan sesuai dengan yang diharapkan peneliti. Dalam hal ini subjek mampu menyelesaikan sampai ketahap Bloom yang terakhir yaitu tahap evaluasi.

Gambar 2. Subyek Kedua Ke mampuan Tinggi

Dalam hasil wawancara yang sudah dilakukan kepada subjek ke 2 berkemampuan tinggi didapatkan hasil bahwa subjek dapat menyelesaikan juga soal yang diberikan peneliti sampai pada tahap evaluasi. Namun ada perbedaan yang terjadi saat proses wawancara, dimana peneliti menemukan bahwa pemahaman subjek untuk mengutarakan apa yang ia kerjakan masih kurang.

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan oleh 2 subjek, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman siswa jika sampai pada tahap evaluasi sesuai dengan tahapan taksonomi Bloom, maka subjek tersebut dapat dikatakan berada pada kemampuan tinggi. Subyek berkemampuan tinggi mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan peneliti dengan berusaha untuk mencoba sampai subyek menemukan hasil penyelesaian.

1. Subjek berkemampuan Sedang (2 subjek)

Siswa berkemampuan sedang dalam subyek penelitian ini diambil dua subyek yang diambil berdasarkan hasil pretest dan saran dari guru matematika yang me ngajar.

(10)

Feri Yohanes 32 Berdasarkan hasil wawancara dan pengerjaan yang dilakukan subjek ke 3 didapat hasil bahwa subje ke 3 ini hanya mampu menyelesaikan soal sampai nomor 3 saja. Dalam pengerjaan soal yang diberikan subjek dapat menghitung sesuai langkah yang seharusnya, namun dalam menghitung hasil akhirnya subjek kurang teliti dalam perhitungannya saja. Dengan demikian subjek ke 3 hanya sampai pada tahap penerapan

Gambar 4. Subyek Kedua Ke mampuan Sedang

Berdasarkan hasil wawancara dan pengerjaan yang sudah dilakukan pada subjek ke 4 didapatkan hasil bahwa subjek ini mampu mengerjakan soal sampai nomor 3 dengan menuliskan hasil yang benar. Saat lanjut ke nomor 4 subjek mengalami sebuah kesulitan sehinggan subjek ke 4 ini hanya berhenti pada pengerjaan soal nomer 3 saja. Ini berarti subjek hanya mampu mencapai tahapan taksonomi Bloom pada tahap penerapan.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengerjaan yang sudah diberikan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa kedua subjek diatas berada pada subjek yang berkemampuan sedang.Penentuan subjek berkemampuan sedang juga berdasarkan pada pemahamaman subjek yang berhenti pada tahap penerapan sesuai dengan tahapan taksonomi Bloom.

2. Subjek berkemampuan Rendah (2 subjek)

Siswa berkemampuan rendah dalam subyek penelitian ini diambil dua subyek yang diambil berdasarkan hasil pretest dan saran dari guru matematika yang me ngajar.

(11)

Feri Yohanes 33 Berdasarkan hasil wawancara dan pengerjaan subjek didapatkan hasil pemahaman subjek yang berada pada tahap pengetahuan saja, dengan kata lain subjek hanya mampu mengerjakan nomor 1 saja.

Gambar 6. Subyek Kedua Berkemampuan Rendah

Berdasarkan hasil wawancara dan pengerjaan subjek diatas dapat disimpulkan bahwa subjek juga hanya mampu mengerjakan sampai pada tahap pengetahuan subjek. Terdapat sedikit perbedaan dengan subjek satunya dimana subjek terakhir ini berusaha mencoba untuk melanjutkan ke soal berikutnya namun tidak bisa.

Berdasarkan wawancara kedua subjek diatas dapat diambil kesimpulan bahwa subjek dapat dikatakan berkemampuan rendah jika hanya sampai pada tahap pengetahuan saja.Tahap tersebut berdasarkan taksonomi Bloom yang pertama yaitu pengetahuan.

Pembahasan

(12)

Feri Yohanes 34 sedang, siswa dapat mencapai level penerapan pada tingkatan Taksonomi Bloom. Siswa hanya dapat menyelesaikan pertanya sampai munculnya permasalahan yang diberikan peneliti. Siswa dapat menyelesaikan masalah tersebut tetapi hasil akhir dari pekerjaannya salah.Siswa telah berusaha mengecek kesalahannya dimana tetapi tidak menyadari bahwa operasi pekerjaanya salah.Hasil penelitian subyek berkemampuan rendah terbago menjadi dua, yaitu: 1). Siswa pertama yang bernama Rafdi dari hasil pretest menunjukkan tergolong rendah, siswa dapat mencapai level pengetahuan atau dasar pada tingkatan Taksonomi Bloom. Siswa hanya dapat menyelesaikan pertanyaan awal yang diberikan peneliti tentang pengetahuan meliputi, pengertian segitiga dan jenis-jenis segitiga serta perbedaan jenis-jenis segitiga. Siswa saat ditanya konsep luas dan keliling belum mampu untuk menjelaskan atau menggambarkan serta mendeskripsikannya. 2). Siswa kedua yang bernama Mizella dari hasil pretest menunjukkan tergolong rendah, siswa dapat mencapai level pengetahuan atau dasar pada tingkatan Taksonomi Bloom. Siswa ini hampir sama dengan ssiswa pertama pada subyek rendah hanya dapat menyelesaikan pertanyaan awal yang diberikan peneliti tentang pengetahuan meliputi, pengertian segitiga dan jenis-jenis segitiga serta perbedaan jenis-jenis segitiga.

Berdasarkan tahap perkembangan Piaget yang keempat adalah periode operasional formal (11 tahun sampai dewasa). Tahap operasional formal adalah tahap akhir pada perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini dimulai dari anak berumur sebelas tahun hingga dewasa.Karakteristik tahap ini adalah anak sudah mempunyai kemampuan untuk berfikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Tahap ini anak juga dapat menggunakan logika berfikirnya untuk mengenali keabstrakan yang ada disekitarnya.penalaran terjuadi dalam struktur kognitif telah mampu menggunakan simbo-simbol, abstraksi, dan generalisasi. Anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan untuk melakukan operasi-operasi yang menyatakan hubungan dan memahami konsep.Berdasarkan teori Gagne pada tipe belajar konsep yang menyatakakan belajar pada tipe ini dimaksudkan anak dapat memperoleh pemahaman atau pengertian tentang seusatu yang mendasar. Konsep dasar sangatlah penting untuk mendasari suatu proses perkembangan dalam hal belajar. Belejar mempunyai konsep awal sampai akhir yaitu penyelesaian masalah langkah- langkah yang digunakan harus urut dan sistematis untuk mempermudah anak dapat memaha mi sesuatu yang sedang dipelajari.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

(13)

Feri Yohanes 35 tidak bisa untuk menganalisis permasalahan yang lebih sulit, subyek yang mempunyai kemampuan rendah dapat mencapai level awal atau dasar yaitu pengetahuan (Knowlegde) karena hanya bisa menjawab definisi dan jenis-jenis segitiga, siswa tidak mampu untuk menjelaskan konsep keliling dan luas dari segitiga serta perbedaannya.

Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti yaitu bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian sejenis diharapkan mampu lebih baik dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan sehingga kekurangan dalam penelitian sebelumnya dapat terhindar pada penelitian selanjutnya. Peneliti lain yang hendak meneliti sebaiknya mempersiapkan semua komponen pendukung yang akan digunakan serta pemilihan subyek harus tepat sesuai dengan kualitas siswa jangan sampai terkecoh dengan siswa yang mendapt nnilai tinggi tetapi kenyataannya tidak bisa menjawab semua pertanyaan dengan tepat. Saran untuk guru yang mengajar matematika gunakan Taksonomi Bloom ini sebagai media evaluasi ketika mengajar dikelas apakah siswa sudah dpat mengerti dan paham akan apa yang telah diajarkan pendidik sesuai yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Kesumawati, Nila. 2008. Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika. Universitas PGRI Palembang

Khoiri, Miftahul. 2014. Pemahaman Siswa pada Konsep Segiempat Berdasarkan Teori Van Hiele. Prosiding Seminar Nasional Matematika. Universitas Jember.

Mawaddah, Siti dan Maryanti, Ratih. 2016. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP dalam Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing (Discovery Learning). Jurnal Pendidikan Matematika. Universitas Lambung Mungkarat.

Muniroh, Afidatul. 2015. Profil Pemahaman Berdasarkan Taksonomi Bloom Siswa Kelas XI IPA MA Pembangunan Pacitan dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Suku Banyak Ditinjau dari Kemampuan Akademik. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.

Murizal, Angga. 2012. Pemahaman Konsep Matematis dan Model Pembelajaran Quantum Teaching. Jurnal Pendidikan Mtematika FMIPA UNP.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Pendekatan Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Gambar

Gambar 1. Subyek Pertama Kemampuan Tinggi
Gambar 2. Subyek Kedua Kemampuan Tinggi
Gambar 4. Subyek Kedua Kemampuan Sedang
Gambar 6. Subyek Kedua Berkemampuan Rendah

Referensi

Dokumen terkait

Kerelasian adalah kejadian atau transaksi yang terjadi diantara dua buah entitas yang keterangannya perlu disimpan dalam basis data..

[r]

Sikap responden terhadap filariasis berdasarkan jenis kelamin, didapatkan bahwa sikap yang baik dimiliki 45 orang (55,5%) laki-laki, dapat dikarenakan responden

Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh pihak bank dalam prosedur penilaian jaminan kredit PT Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya.. Untuk mengetahui

Kata bentukan baku yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang dalam kalimat di atas adalah _______.. Kalimat di bawah ini tidak efektif kecuali

Selain itu perlu dibangun basis data pendukung yang berperan langsung dalam model penyebaran tumpahan minyak tersebut, seperti: data minyak yang tumpah, data pasang surut,

Sentralindo Teguh Gemilang, beserta seluruh staff atas segala bantuan dan kemudahan yang diberikan selama melaksanakan penelitian sehingga tesis ini dapat selesai tepat

Bank Rakyat Indonesia (persero) dengan lembaga penjamin PKS Induk No:B.556- DIR/ADK/08/2015 dan NO : PKS/KUR/ASK/09/VIII/2015 13 Agustus 2015, yaitu yang berbunyi para pihak