• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR PROSES PENDIDIKAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STANDAR PROSES PENDIDIKAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN 1

STANDAR PROSES PENDIDIKAN

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

(2)

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,

anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan

berpikir. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun

berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi

yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan

sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik kita lulus dari sekolah,

mereka pintar secara teoretis, tetapi mereka miskin aplikasi.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara.

(3)

Pertama, pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, hal ini berarti proses

pendidikan di sekolah adalah proses yang “bertujuan”, sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan.

Kedua, proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk niewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar. Dengan demikian, dalam pendidikan antara proses dan hasil belajar harus berjalan secara seimbang. Pendidikan yang hanya mementingkan salah satu di antaranya tidak akan dapat membentuk manusia yang berkembang secara utuh.

Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik

dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa (student active learning).

Keempat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepri-badian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini berarti proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan keterampilan anak sesuai dengan kebutuhan. Ketiga aspek inilah (sikap, kecerdasan, dan keterampilan) arah dan tujuan pendidikan yang harus diupaya-kan.

pelaksanaan pendidikan kita di sekolah belum sesuai dengan harapan di atas. Para guru di sekolah masih bekerja sendiri-sendiri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikannya, seakan-akan mata pelajaran yang satu terlepas dari mata pelajaran lainnya. Mengapa demikian? Sebab, selama ini belum ada standar yang mengatur pelaksanaan proses pendidikan. Artinya, belum ada pedoman yang bisa dijadikan rujukan bagaimana seharusnya proses pendidikan berlangsung.

3 PURWANI PUJI UTAMI, SE, M.Pd

(4)

B. Pengertian Standar Proses Pendidikan

Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

perdidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6).

Dari pengertian di atas, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi:

o

Pertama,

standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan,

dengan demikian, seluruh sekolah seharusnya melaksana-kan proses

pembelajaran seperti yang diriimuskan dalam standar proses pendidikan ini.

o

Kedua,

standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan

pembelajaran, yang berarti dalam standar proses pendidikan berisi tentang

bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung. Dengan demikian,

standar proses pendidikan dimaksud dapat dijadikan pedoman bagi guru

dalam pengelolaan pembelajaran. Oleh karena itu, dengan adanya standar

proses pendidikan, setiap sekolah harus mengacu kepada standar tersebut.

Tentu saja dengan penetapan standar minimal ini akan memiliki konsekuensi

terhadap berbagai kebijakan dalam pengelolaan pendidikan. seperti misalnya

pemerintah perlu menetapkan standar lain yang bisa mendukung standar

proses, baik itu menyangkut standar pembiayaan, standar sarana, maupur,

standar guru dan tenaga kependidikan lainnya.

o

Ketiga,

standar proses pendidikan diarahkan untuk mencapai standar

kompetensi Iulusan. Dengan demikian, sebenarnya standar proses pendidikan

bisa dirumuskan dan diterapkan manakala telah tersusun standar kompetensi

lulusan.

Melalui standar proses pendidikan setiap guru dapat mengembangkan

proses pembelajaran sesuai dengan rambu-rambu yang ditentukan.

(5)

C. Fungsi Standar Proses Pendidikan

Secara umum, standar proses pendidikan (SPP) sebagai

standar minimal yang harus dilakukan memiliki fungsi sebagai

pengendali proses pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil

dan proses pembelajaran.

1. Fungsi SPP dalam Rangka Mencapai Standar

Kompetensi yang Harus Dicapai

Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai

tujuan pendidikan, yakni kompetensi yang harus dicapai dalam

ikhtiar pendidikan. Bagaimanapun bagus dan idealnya suatu

rumusan kompetensi, pada akhirnya keberhasilannya sangat

tergantung kepada pelaksanaan proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru. Berkaitan dengan hal itu,

SPP berfungsi

sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan

serta

program yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam

proses pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

(6)

2. Fungsi SPP bagi Guru

Untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni standar kompetensi yang harus dimiliki siswa.

Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan sangat menentukan keberhasilannya. SPP berfungsi sebagai pedoman dalam membuat perencanaan program pembelajaran, baik program

untuk periode tertentu maupun program pembelajaran harian, dan sebagai pedoman untuk implementasi program dalam kegiatan nyata di lapangan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan menghayati prinsip-prinsip SPP.

3. Fungsi SPP bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah orang yang secara struktural bertanggung jawab dalam pengendalian mutu

pendidikan secara langsung. Dengan demikian, bagi kepala sekolah SPP berfungsi:

o Sebagai barometer atau alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinannya.

o Sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai kebijakan sekolah khususnva dalam menentukan dan

mengusahakan ketersediaan berbagai keperluan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan.

4. Fungsi SPP bagi Para Pengawas (Supervisor)

Bagi para pengawas, SPP berfungsi sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dalam menetapkan bagian

mana yang perlu disempurnakan atau diperbaiki oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran.

5. Fungsi SPP bagi Dewan Sekolah dan Dewan Pendidikan

Fungsi utama dewan sekolah dan dewan pendidikan adalah fungsi perencanaan dan pengawasan.

Fungsi ini amat penting untuk menjaga kualitas pendidikan. fungsinya SPP dalam:

o Menyusun program dan memberikan bantuan khususnya yang berhubungan dengan penyediaan sarana dan

prasarana yang diperlukan oleh sekolah atau guru untuk pengelolaan proses pembelajaran yang sesuai dengan standar minimal;

o Memberikan saran-saran, usul, atau ide kepada sekolah, khususnya guru, dalam pengelolaan pembelajaran

yang sesuai dengan standar minimal;

o Melaksanakan pengawasan terhadap jalannya proses pembelajaran khususnya yang dilakukan oleh para guru.

(7)

D. Keterkaitan Standar Proses Pendidikan dengan Standar Lainnya

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19

Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional

dikatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah

kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh

wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia

(PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1).

Selanjutnya, selain standar proses pendidikan ada

beberapa standar lain yang ditetapkan dalam standar

nasional itu, yaitu standar kompetensi lulusan, standar

isi, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar

sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian.

(8)

Standar kompetensi lulusan (SKL) menurut PP No. 19 Tahun 2005 Ayat 4 adalah

kualifkasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan meliputi semua jenjang pendidikan, oleh karena itu ada standar kompetensi lulusan untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SKL untuk SMK/MAK. SKL, merupakan sumber perumusan standar-standar lainnva, sebab apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya, akan sangat lergantung kepada lulusan yang bagaimana yang harus diciptakan.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam

kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu (PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 5). Standar Isi disusun tentu saja sesuai dengan SKL.

Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan

pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan (PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6). Melalui standar proses inilah setiap satuan pendidikan diatur bagaimana seharusnya proses pendidikan ini berlangsung. Dengan demikian, standar proses dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan

kelayakan fsik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan (PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 7). standar pendidik akan menentukan kualifkasi setiap guru sebagai tenaga profesional yang dapat menunjang keberhasilan pcncapaian tujuan pendidikan.

Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 8). Standar sarana merupakan standar yang cukup penting karena standar proses pendidikan hanya mungkin dapat dilakukan manakala ada standar sarana yang memadai.

(9)

Standar pengelolaan

adalah standar nasional pendidikan

yang berikaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan

pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar

tercapai efsiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan

(PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal I Ayat 9).

Standar pembiayaan

adalah standar nasional yang mengatur

Komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang

berlaku selama satu tahun (PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1

Avat 10).

Standar penilaian pendidikan

adalah standar nasional

perdidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan

instrumen penilaian hasil belajar peserta didik (PP No. 19 Tahun

2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 11).

Standar proses pendidikan

sebagai standar pelaksanaan

pembelajaran dapat dipengaruhi dan berhubungan dengan

standar-standar lainnya. pada Bagan 1-1 di halaman berikut ini.

(10)

Hubungan standar proses dengan standar

lainnya digambarkan sebagai berikut:

(11)

PURWANI PUJI UTAMI, SE, M.Pd 11

Bagan tersebut menggambarkan:

Pertama,

Standar Proses Pendidikan (SPP) ditentukan oleh Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI). Artinva, proses pendidikan

yang bagaimana yang harus dilakukan oleh guru harus sesuai dengan SKL

dan SI, baik untuk jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, atau SMA/MAN.

Kedua,

efektivitas dan kelancaran SPP dapat dipengaruhi atau tergantung

kepada tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana dan prasarana. Oleh

sebab itu, di samping SPP perlu juga dirumuskan Standar Pendidik dan

Tenaga Kependidikan (SPTK) serta Standar Sarana dan Prasarana (SSP).

Ketiga,

efektivitas standar proses selanjutnya akan diukur oleh Standar

Penilaian SP). Dalam SP ditetapkan mekanisme, prosedur, dan instrumen

penilaian.

Keempat,

keberhasilan pencapaian standar minimal pendidikan tentu saja

sangat rergantung kepada pembiayaan dan pengelolaan yang dilakukan

pada setiap jenjang atau satuan pendidikan. Oleh sebab itu, perlu juga

ditetapkan standar pengelolaan dan standar pembiayaan.

Dari uraian di atas, maka tampak standar proses pendidikan (SPP)

(12)

Guru dalam implementasi SPP mempunyai peran yang

sangat

penting.

Hal

ini

disebabkan

keberhasilan

implementasi standar proses pendidikan itu sangat

ditentukan oleh kemampuan guru, sebab guru merupakan

orang pertama yang berhubungan dengar pelaksanaan

program pendidikan. Oleh sebab itu, dalam implementasi

SPP guru perlu memahami sekurang-kurangnya dalam tiga

hal.

o

Pertama,

pemahaman

dalam

perencanaan

program

pendidikan, yaitu menyangkut pemahaman dalam menjabarkan

isi ke dalam bentuk silabus yang dapat dijadikan dalam

pembelajaran.

o

Kedua,

pemahaman dalam pengelolaan pemnbelajaran

termasuk dalam disain dan implementasi strategi pembelajaran

yang sesuai dengan tujuan dan isi pendidikan.

o

Ketiga,

pemahaman tentang evaluasi, baik yang berhubungan

dengan evaluasi proses maupun evaluasi hasil pembelajaran.

(13)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi

Untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis pengalaman pribadi pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Hasyim Asy’ari melalui media album foto kenangan..

[r]

(1) Pajak Pertambahan Nilai yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib dipungut dan disetorkan seluruhnya ke Kas Negara melalui Kantor Pos atau Bank Persepsi

Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran

Jakarta Selatan terhadap produk wesel elektronik, secara analisis diagram kartesius konsumen merasa puas terhadap kinerja perusahaan, dan dengan menggunakan metode sign test

Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2014-1016, debt to equity ratio

Untuk pelamar yang dinyatakan lulus seleksi administrasi dan berhak mengikuti SKD dapat mencetak Kartu Tanda Peserta Ujian (KTPU) melalui website