• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN DIRI ALAT REPRODUKSI EKSTERNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN DIRI ALAT REPRODUKSI EKSTERNAL"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN DIRI ALAT REPRODUKSI EKSTERNAL

Anas Tamsuri, Lival Umi Rhosyidhah Abstrak

Sepanjang siklus kehidupan manusia kebersihan diri harus dijaga termasuk saat manusia memasuki masa remaja. Pada awal masa remaja terjadi perubahan organ seksual, salah satunya adalah peristiwa menstruasi, sehingga diperlukan kemampuan untuk merawat organ reproduksinya. Untuk itu setiap remaja (individu) harus memiliki kemampuan, pengetahuan dan kemauan yang baik tentang personal hyegine alat reproduksi. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Diri Alat Reproduksi Eksternal di SMPN 1 Ngasem kelas VII A,B Kab. Kediri.

Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif, sedangkan populasinya remaja putri di SMPN 1 Ngasem kelas VII A,B sebanyak 84 remaja. Sampel 50 remaja putri kelas VII A,B dan di ambil dengan teknik purposive sampling . pengambilan data ini harus memenuhi criteria sample, yaitu criteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan dengan kuesioner dengan jumlah sola 15 pertanyaan dan di olah dengan analisa prosentase serta disajikan dalam bentuk diagram pie.

Dari hasil penelitian di dapatkan hampir setengah responden memiliki pengetahuan kebersihan diri dengan criteria cukup yaitu ada 28 responden (56%), criteria baik hanya 14 responden (28%), sebagian kecil kriteria kurang yaitu 6 responden (10%), dan sangat kecil sekali criteria tidak baik yaitu 2 responden (4%).

Dari hasil penelitian dapat disimpulakan bahwa sebagian besar mempunyai pengetahuan yang cukup. Hal ini di pengaruhi oleh factor pendidikan, usia, informasi dan lingkungan. Disarankan agar remaja putri untuk lebih giat mencari informasi tentang kebersihan diri alat reproduksi eksernal dan aktif untuk mengikuti penyuluhan dalam kegiatan KRR ( Kesehatan Reproduksi Eksternal ).

Kata Kunci : Pengetahuan, Personal Hyegine alat reproduksi eksternal Abstract

The siclus of human’s life, the healty life must keep in touch include when the human at teen period. In

the beginning of teen period there is an exchange sexual organ, such as PMS ( Pre Menstruation Syndrom ), so it needs the ability for keeping their personal hyegine . Because of it, every teenager (individualy) have to get the ability, knowledge and the good effort about the personal hyegine. The goal of this research for getting the knowledge of teen girls about the healty of he external personal hyegine in SMPN 1 Ngasem grade of class VII A and B Kab.Kediri.

The research design is Descriptive. And the population of teen girls in SMPN 1 Ngasem for class VII A and B is about 84 girls. The sample of 50 girls in class VII A and B, it took by the technique of purposive

sampling and this data have to keep in the criteria of sample it’s about inklusi and eksklusi. The data is

summated with cuesioner with 15 multiple choice and combine with the presentation of analyse and also in diagram pie.

The final of research, I get almost half of the respondens have knowledge about the healty inside with enough criteria, there are 28 respondens (56%). The good criteria is only 14 respondens (28%), the small criteria less than 6 respondens (10%) and the smallest criteria is not good enough, it’s about 2 esponden

(4%).

From the result of research, I make a conclusion that most of the result. They have good enough knowledge. It is influence by the factor of education, the age of the responden, area,and information. the advice of teen girls is hopefully more active to looking for great information,add their knowledge. And also hopefully for the teen girls to be active to join the workshop of the KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja).

(2)

Latar Belakang

Manusia perlu menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar sehat, tidak bau, tidak menyebarkan kotoran atau menularkan penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Sepanjang siklus kehidupan manusia, kebersihan diri harus dijaga termasuk saat manusia memasuki masa remaja. Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam rentang kehidupan individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial (IDAI, 2002). Masa remaja (adolescence/puberty) dimulai pada usia 11 atau 13 sampai usia 21 tahun. Secara fisik pada masa ini terjadi perubahan – perubahan organ seksual. salah satu perubahan fisik pada masa remaja putri adalah peristiwa menstruasi yang pertama. Adanya peristiwa ini menuntut remaja putri mampu merawat organ reproduksinya dengan baik. Terutama dalam hal kebersihan pribadi ( personal Hiegyne ). Hal ini di latarbelakangi oleh peristiwa menstruasi yang merupakan darah kotor, dan keputihan sehingga jika kurang dijaga kebersihannya akan berpotensi terhadap timbulnya infeksi pada organ reproduksi, ( Yusuf,2002 ). Selain hal itu siswi kelas VII juga belum mendapatkan pendidikan tambahan tentang kesehatan alat reproduksi baik internal maupun eksternal dan peneliti juga melihat pada masa remaja awal kurang peduli terhadap perawatan alat reproduksi ekstrenal yang di tandai dengan remaja cenderung cuek,diam, dan malu bertanya.

Oleh karena itu Angka kejadian infeksi pada organ reproduksi dapat di lihat dari data yang ada. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita Indonesia pernah mengalami menstruasi dan pernah mengalami infeksi berupa flour albus ( keputihan ) abnormal dan 1 kali serangan infeksi jamur pada vagina

(www.bkkbn.go.id). Sedangkan hasil penelitian dari Widyanto ( 2008 ) Kota Surabaya diketahui bahwa 67% remaja telah dapat melakukan perawatan organ reproduksi eksternal, namun perawatan yang dilakukan belum benar, misal cara cebok yang masih dari arah belakang ke depan, maupun penggunaan sabun dengan PH yang tidak netral. Sedangkan tingkat Kabupaten menunjukkan 57% wanita remaja putri pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih. (Nugraha, 2009). WHO memperkirakan 15 dari 20 remaja putri pernah mengalami keputihan setiap

tahunnya. Infeksi tersebut disebabkan karena kurangnya kebersihan diri, terutama vulva hiegyne saat menstruasi. Dari Hasil Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti tanggal 4 Oktober 2010 dari 22 siswi yang sudah mestruasi, ada 2 siswi (9%) mengerti tentang kebersihan alat reproduksi eksternal dan 6 siswi (27%) yang belum tau cara merawat kebersihan diri alat reproduksi eksternal, dan juga diketahui 8 siswi (37%) masih melakukan cebok dari belakang ke depan, 6 siswi (27%) mengalami keputihan disertai gatal–gatal dan bau tidak enak. Hal ini di pengaruhi karena siswi masih malu – malu bertanya tentang masalah alat reproduksinya pada orang tua ataupun orang lain, cenderung diam saja.

Timbulnya infeksi vagina tersebut disebabkan oleh kondisi stres, kelelahan, kurang gizi, kebersihan kurang, pendidikan yang rendah, ekonomi rendah dan kawin muda, (www.medika holistik. Keputihan – siputih yang mengganggu.com). Penyebab lain adalah adanya infeksi parasit pada alat kelamin, pakaian dalam yang kotor dan penyakit gonorhoe ( kencing nanah ) juga penyakit diabetes. Akibat timbul gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya warna cairan menjadi kekuningan hingga kehijauan, jumlah berlebih,dan berbau serta menimbulkan rasa gatal di daerah sekitar vagina (www.tabloid nova.com). Akibat lebih lanjut jika terus menerus biasa menyebabkan penyakit keganasan seperti kanker serviks.

(3)

celana dalam yang ketat pakailah pakaian dalam yang terbuat dari katun sehingga mudah menyerap keringat, larangan untuk menggunakan alat pembersih kimiawi. Melalui program ini dapat disampaikan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan organ seksual termasuk tentang kebersihan alat reproduksi eksternal (personal hygiene). Hal ini dimaksudkan agar ada pengetahuan mengenai perlunya melaksanakan kebersihan alat reproduksi eksternal (PH). Jika ada peningkatan pengetahuan (knowledge) maka diharapkan akan terwujud sikap positif dalam melaksanakan kebersihan alat reproduksi eksternal.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang kebersihan diri alat reproduksi eksternal.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan remaja putri tentang kebersihan diri alat reproduksi. Waktu penelitian dilaksanakan tanggal 18 – 19 April 2011 dengan tempat penelitian di SMPN 1 Ngasem Kab. Kediri. Populasi penelitian ini adalah remaja putri kelas VII A,B di SMPN 1 Ngasem Kab. Kediri sebayak 84 remaja. Pada penelitian ini besar sampel ditentukan dengan menggunakan teknik (non random) ”Purposive sampling” yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pada kehendak peneliti. Besar sampel penelitian adalah 50 orang/ siswa.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan. Aspek yang ditanyakan meliputi pengertian personal hygiene,

tujuan, macam, faktor yang

mempengaruhi,frekuensi dan bahan perawatan alat reproduksi eksternal, teknik dan cara, dampak yang timbul tidak melakukan kebersihan diri alat reproduksi eksternal. Analisis data dilakukan dengan cara coding, scoring, tabulating. Prinsip etika yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : penggunaan lembar persetujuan menjadi responden (informed concent), ketanpanamaaan (anonimity) serta penggunaan azas kerahasiaan (confidentiality).

Hasil Penelitian

a. Data ditribusi frekuensi umur responden

Berdasarkan diagram di atas di ambil data dari 50 responden remaja putri kelas VII A dan B SMPN 1 Ngasem. yang masing – masing kelas A terdiri dari 24 siswi, sedangkan kelas VII B terdiri dari 26 siswi. Selain itu juga di dapatkan data berbeda usia, antara lain : usia 12 tahun ada 8 siswi, usia 13 tahun ada 36 siswi, usia 14 tahun ada 6 siswi.

b. Pengetahuan Remaja Putri tentang Kebersihan Diri Alat Reproduksi Eksternal

Berdasarkan diagram di atas dari total 50 responden diketahui hampir sebagian besar responden memiliki pengetahuan kebersihan diri dengan kriteria cukup yaitu ada 28 responden ( 56% ), hampir setengah termasuk kriteria baik yaitu 14 responden ( 28% ), sebagian kecil kriteria kurang yaitu 6 responden ( 12% ),dan ada 2 responden ( 4% ) memiliki pengetahuan dengan kriteria tidak baik.

Pembahasan

Dari hasil penelitian sebanyak 50 responden memiliki pengetahuan kebersihan diri alat reproduksi eksternal dengan kriterian cukup yaitu ada 28 responden ( 56% ).

28%

56% 12%

4%

Baik Cukup Kurang Tidak Baik 16%

72% 12%

(4)

Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab antara lain : faktor pendidikan, usia, informasi dan lingkungan. Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan untuk seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita – cita, (Sarwono,1998). Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun, semakin cukup tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Elizabeth,1999). Informasi adalah informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang yang ingin mendengarkan suara pedesaan dan turut serta dalam penyuluhan bukan mustahil pengetahuannya lebih baik bila dibandingkan dengan yang tidak pernah mengikutinya. Sedangkan dari Lingkungan adalah keadaan yang berbeda akan berpengaruh terhadap perkembangan pola pikir atau kejiwaan seseorang dan keadaan masyarakat akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu, (Singgih Gunarso 1990).

Untuk menanggapi hal tersebut diatas dan untuk meningkatkan pengetahuan usia masa pubertas yaitu usia mulai 11–13 tahun, khususnya pada siswi kelas VII A,B adalah dengan cara : peneliti membagian / menyebaran selembar leaflet untuk dibaca dan dipahami oleh responden dan menganjurkan pada remaja putri untuk lebih aktif dalam mencari informasi tambahan baik dari media cetak maupun elektronik sesuai dengan perkembangan jaman saat ini misal,mencari dari internet dan membaca buku/majalah/Koran yang membahas personal hyegine. Serta sering mengikuti acara seminar ataupun penyuluhan yang di adakan oleh tim Kesehatan Reproduksi Eksternal (KRR) mengenai personal hyegine. Dan diharuskan pada remaja putri setelah mendapatkan pengetahuan tambahan tentang personal hyegine untuk merubah gaya hidup sehat dalam merawat organ reproduksi guna untuk mencegah infeksi lebih lanjut dan meningkatkan kesuburan pada wanita.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Gambaran Pengetahuan Remaja Putri tentang Kebersihan Diri Alat Reproduksi Eksternal Di SMPN 1 Ngasem Kelas VII A,B Kab.Kediri dapat disimpulkan bahwa dari 50 responden didapatkan hampir sebagian besar responden memiliki pengetahuan kebersihan diri dengan kriteria cukup yaitu ada 28 responden ( 56% ), hampir setengah termasuk

kriteria baik yaitu 14 responden ( 28% ), sebagian kecil kriteria kurang yaitu 6 responden ( 12% ),dan ada 2 responden ( 4% ) memiliki pengetahuan dengan kriteria tidak baik.

Saran

1. Bagi Tempat Penelitian

Mengingat pengetahuan remaja putri tentang kebersihan diri alat reproduksi sudah cukup, maka disarankan pihak pendidikan untuk diberikan tambahan pengetahuan lagi tentang kebersihan diri alat reproduksi eksternal, dan untuk yang pengetahuannya sudah baik maka disarankan pihak pendidikan selalu mempertahankan pengetahuannya yang sudah baik, sementara bagi yang masih kurang ataukah tidak baik sebaiknya lebih diberikan pengetahuan tambahan lagi tentang kebersihan alat reproduksi eksternal dan peneliti memberikan selebaran leaflet untuk dibaca dan dipahami guna untuk meningkatkan pengetahuan bagi responden.

2. Bagi Obyek Penelitian

Disarankan agar pengetahuan yang telah dimiliki diwujudkan dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat terutama dalam personal hyegine alat reproduksi eksternal dengan cara minimal membersihkan alat reproduksi 2x sehari pada pagi dan sore hari sebelum mandi dan sesudah buang air kecil maupun buang air besar, cara membersihkan alat kelamin dari depan ke belakang, dengan disirami air sabun dan dibilas dengan air bersih, selama haid ganti pembalut minimal 2x sehari, memilih celana dalam yang terbuat dari katun agar vagina cukup mendapatkan udara dan selalu kering dan berganti celana dalam minimal 2x sehari. Dan disarankan kepada responden untuk tidak malu membicarakan / membahas tentang alat reproduksi kepada teman, orang tua, ataupun gurunya masing– masing dan ikut aktif dalam mengikuti seminar ataupun penyuluhan tentang personal hyegine guna untuk menambah pengetahuan.

3. Bagi Orang Tua

(5)

4. Bagi Masyarakat

Disarankan kepada masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang kebersihan diri alat reproduksi eksternal dan lebih memperhatikan lagi dalam merawat organ reproduksinyaguna untuk meningkatkan kesuburan dan menurunkan infeksi pada wanita. 5. Bagi Peneliti selanjutnya

Disarankan untuk melakukan penelitian dengan tema yang sama, tetapi tempat yang berbeda dengan jumlah responden lebih banyak atau melakukan penelitian secara korelatif antara pengetahuan dengan perilaku dalam kebersihan diri alat reproduksi eksternal. 6. Bagi Petugas Puskesmas

Disarankan kepada petugas puskesmas untuk lebih aktif berkunjung dari sekolah ke sekolah lain untuk mengadakan penyuluhan tentang perawatan alat reproduksi eksternal ataukah dilakukan pemeriksaan alat reproduksi pada remaja putri guna untuk mengetahui kesehatan alat reproduksinya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Ed.VI. Jakarta: Rineka Cipta. Hal : 130,131

BKKBN. 2001. Pengetahuan Kebiasaan Hidup Sehat dalam melakukan Kebersihan Vagina pada Remaja. Jakarta : web 01. bkkbn. go.id

Hadi, Sutrisno.2001.Metodologi Research. Jilid II. Yogjakarta : Andi. Hal 158.

Hamilton,D M. 1999. Teknik Perawatan Vagina. Jakarta : Erlangga

Hamilton, Mary P. 1995. Dasar Dasar Keperawatan Maternitas. Ed.VI. Jakarta

:EGC. Hal : 3-16

Hurlock, (2006). Tumbuh Kembang Remaja. www.google.com. ( download : 09 Oktober 2010 )

Manuaba, Ida B. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan

Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Hal : 121-123, 128-129

Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2003.Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan). Surabaya : salemba Medika. Hal : 79,96,97,124

Patricia A, Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume 2. Jakarta: EGC Referensi Kesehatan. 2009. Perawatan Organ

Reproduksi Eksternal Wanita. www.remajadalamkliping.wordpress.com. (download : 15 Oktober 2010)

Sarwono, Sarlito W. 2010.Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers. Hal : 61 Tarwoto dan Partonah. 2003. Kebutuhan Dasar

Manusia dan Proses Perawatan. Jakarta : Salemba Medika. Hal: 57

Tamsuri, A. 2010. Buku Ajar Riset Keperawatan. Cetakan ke-tiga. Edisi Revisi.

Pare-Kediri :

Tamsuri, A. 2010. Buku Ajar Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Ed.Revisi Ke-tiga. Pare –Kediri :

Referensi

Dokumen terkait

Tugas akhir yang berjudul “Implementasi Pembiayaan Murabahah Di KSPPS Binama Semarang” karya dari Ari astuti jurusan D3 perbankan syariah fakultas ekonomi dan

An Evaluation o f Reading Materials in “English i n Focus” Textbook for Seventh Grade Students in One of Junior High Schools in Bandungi. Universitas Pendidikan Indonesia |

Berbeda dengan apa yang telah dilakukan Chao, dkk, dalam penelitian ini akan dikaji teori kuantum permainan, yaitu quantum prisoner’s dilemma dengan efek

[r]

Jumlah rusuk-rusuk balok tersebut sama dengan jumlah panjang rusuk-rusuknya sebuah kubus yang mempunyai volume 125 cm 3a. Volume kaleng tersebut

Jika dibandingkan peningkatan nilai rata-rata tes akhir kedua kelompok sampel, terlihat bahwa siswa kelas eksperimen dengan model pembelajaran berbasis masalah

Kondisi fisik kimia lingkungan pantai Dusun Pia adalah sebagai berikut; 1) Hasil Pengukuran suhu di perairan pantai dusun Pia dapat dilihat pada Tabel 1, yang menunjukan kisaran

A. Keberadaan KEK Sei Mangkei akan menyediakan seluruh sarana dan prasarana ekonomi dan sosial yang dibutuhkan oleh masyarakat. Keberadaan KEK Sei Mangkei akan membantu