• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pemahaman Kewirausahaaan Terhadap Motivasi Mahasiswa Untuk Menjadi Young Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pemahaman Kewirausahaaan Terhadap Motivasi Mahasiswa Untuk Menjadi Young Entrepreneur (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini

diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan

lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

pekerjaan dan penghasilan tetap. Peningkatan jumlah penduduk tidak seimbang

dengan peningkatan jumlah industri atau usaha, pada akhirnya mengakibatkan

meningkatnya pengangguran.

Pendapat pribadi dari Ali Rahman, Pengurus DPP Komite Nasional

Pemuda Indonesia (KNPI) Periode 2011 – 2104 menyatakan bahwa mengacu

pada data Badaan Pusat Statistik (BPS) jumlah pengangguran terbuka di Indonesia

pada Agustus 2011 mencapai 7,7 juta orang atau 6,56% dari total angkatan kerja.

Pengangguran lulusan Diploma I/II/III mencapai 7,16% atau turun dari Februari

2011 sebesar 11,56%.

Pengangguran lulusan universitas turun menjadi 8,02% dari level 9,95%

pada Februari 2011. Data-data di atas seakan hendak mengatakan kepada kita

semua bahwa apabila masalah pengangguran ini tidak segera memperoleh

perhatian serius dari pemerintah dan dicarikan jalan keluar tentu akan

memunculkan masalah-masalah sosial, seperti kriminalitas, premanisme, dan

lain-lain. Mengingat kian terbatasnya daya serap tenaga kerja, maka banyak pihak

(2)

Indonesia adalah menciptakan wirausahawan-wirausahawan muda (Jurnal Medan,

Selasa, 17 April 2012).

Sarjana yang ada di Indonesia semakin banyak mengindikasikan

masyarakat yang sadar akan kepentingan pendidikan yang tinggi. Tetapi, semakin

banyaknya sarjana yang lulus dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia bukan

berarti lulusan tersebut dijamin dapat bekerja di berbagai perusahaan dan instansi,

malah faktanya banyak yang menjadi pengangguran.

Tidak dapat dipungkiri bahwa di masa sekarang ini banyak lulusan

perguruan tinggi menghadapi keterbatasan lowongan pekerjaan karena minimnya

ekspansi kegiatan usaha. Semakin meningkatnya jumlah pengangguran terdidik

mengakibatkan lulusan perguruan tinggi harus berfikir keras untuk berhasrat

mencari lapangan kerja dengan persaingan yang ketat atau malah membuat

lapangan kerja sendiri. Oleh karena itu, para sarjana lulusan perguruan tinggi

perlu diarahkan dan didukung untuk tidak hanya berorientasi sebagai pencari kerja

(job seeker), namun dapat dan siap menjadi pencipta pekerjaan (job creator).

Menurut Hendro (2011:5), saat ini pertumbuhan lapangan kerja lamban

dan arus modal dari luar negeri rendah. Fakta ini menuntut lulusan Perguruan

Tinggi membekali diri dengan ilmu untuk menciptakan lapangan kerja. Ilmu yang

dimaksud adalah ilmu kewirausahaan. Dengan ilmu kewirausahaan ini, tercipta

mindset di dalam diri para lulusan perguruan tinggi untuk tidak hanya berorientasi

pada mencari kerja saja, yaitu menciptakan lapangan kerja. Dalam kurun waktu

yang sama, pilihan menciptakan lapangan kerja terbukti menghasilkan pendapatan

(3)

Tentu saja hal itu bisa tercapai apabila mahasiswa dibekali pengetahuan,

wawasan, keterampilan, pola pikir, strategi, dan taktik yang mumpuni, yaitu

kewirausahaan yang cerdas, bukan hanya kerja keras semata.

Kewirausahawan merupakan salah satu motor penggerak serta dapat

menjadi solusi bagi permasalahan yang melanda dunia bisnis dan ekonomi suatu

negara, tak terkecuali Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya dilakukan

upaya untuk menumbuhkannya, seperti misalnya melalui dunia pendidikan serta

berbagai kemudahan dalam mendirikan sebuah bisnis baru sehingga akan lebih

banyak orang-orang yang tersedia memilih jalan hidup sebagai seorang

wirausahwan. Namun kesuksesan dalam berwirausaha tidak hanya semata-mata

ditentukan oleh berlimpahnya fasilitas serta kemudahan yang tersedia.

Pada negara yang menganut sistem ekonomi pasar, kewirausahaan

merupakan penggerak roda perekonomian serta pendorong bagi berkembangnya

dunia bisnis. Kontribusi kewirausahaaan bagi dunia ekonomi dan bisnis yaitu

mengembangkan pasar baru; menemukan sumber-sumber material yang baru;

memobilisasi sumber daya modal; memperkenalkan teknologi baru, industri baru,

dan produk baru, serta menciptakan lapangan pekerjaan.

Pilihan untuk menjadi seorang wirausahawan ternyata belum banyak

diambil oleh masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, karena adanya

kepercayaan sejumlah mitos terkait dengan profesi wirausahawan, seperti untuk

menjadi seorang wirausahawan yang sukses harus keturunan dari keluarga yang

sukses dalam berwirausaha. Kenyataannya, banyak wirausahawan sukses yang

(4)

modal yang kuat. Modal memang penting, namun faktor terpenting dalam

berwirausaha adalah ide-ide serta kreativitas yang dimiliki.

Mahasiswa sebagai salah satu golongan elit masyarakat yang diharapkan

menjadi pemimpin bangsa masa depan, sudah sepantasnya menjadi pelopor dalam

mengembangkan semangat kewirausahaan. Dengan bekal pendidikan tinggi,

lulusan perguruan tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi

seorang wirausahawan dan bukan sebaliknya lulusan yang hanya bisa menunggu

lowongan kerja bahkan menjadi pengangguran yang menjadi beban

pembangunan. Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah

dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan

mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi

muda sebab belum banyak mahasiswa yang termotivasi untuk berwirausaha.

Pendidikan kewirausahaan diharapkan memahami tentang cara

mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha – wirausaha muda yang

potensial. Keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi

lahirnya kewirausahaan masa depan (Indarti dan Rostiani, 2008).

Menurut Sarosa (2005:2) Entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai

visi, semangat, dan melakukan tindakan-tindakan nyata dalam usaha menciptakan

dan mengembangkan sendiri sumber-sumber incomenya tanpa bergantung

semata-mata pada orang lain. Dengan merujuk pada pengertian entrepreneur tersebut,

maka young entrepreneur secara sederhana dapat diartikan sebagai orang

(5)

tindakan-tindakan nyata dalam usaha menciptakan dan mengembangkan sendiri

sumber-sumber incomenya tanpa bergantung semata-mata pada orang lain.

Kewirausahaan merupakan kemampuan melihat dan menilai peluang

bisnis serta kemampuan mengoptimalkan sumberdaya dan mengambil tindakan

dan risiko dalam rangka mesukseskan bisnisnya. Berdasar definisi ini

kewirausahaan itu dapat dipelajari oleh setiap individu yang mempunyai

keinginan, dan tidak hanya didominasi individu yang berbakat saja.

Menurut Hendro (2011:30), entrepreneurship atau kewirausahaan adalah

suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada di dalam diri seseorang

untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa

meningkatkan taraf hidup di masa mendatang. Entrepreneurship meliputi ilmu

pengetahuan (knowledge), kepribadian atau sikap, filosofi, skill atau keterampilan,

seni (art), profesi, naluri, mimpi seseorang, dan pilihan hidup seseorang.

Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba

di lapangan, dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang

berguna bagi orang lain yang membutuhkannya sehingga kewirausahaan bisa

dimasukkan ke dalam disiplin ilmu baik itu yang bersifat teori ataupun yang

bersifat empiris (hasil uji lapangan). Kewirausahaan adalah penggabungan dua

konsep penting dari pengetahuan dan pengalaman yang dirasakan serta dilakukan

melalui jatuh-bangun untuk menjadi terampil dan akhirnya menjadi sebuah

keahlian dalam menjalankan roda bisnis. Oleh sebab itu, kewirausahaan juga

(6)

Unsur yang terkandung dalam karakteristik kewirausahaan adalah sikap

positif, kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain,

dan tidak mudah puas diri. Jadi, kewirausahaan adalah sebuah kepribadian atau

sikap. Menjadi wirausahawan juga dipahami sebagai mimpi seseorang bahkan

cita-cita yang terpendam sejak ia masih remaja atau dewasa. Mimpi akan

benar-benar terwujud setelah memilih menjadi wirausaha sebagai pilihan hidup.

Kemampuan kewirausahaan adalah benang merah dari rangkaian

pengetahuan seseorang untuk menjadi satu kekuatan dalam menghadapi kesulitan

pekerjaan atau usaha agar tetap bertahan dan meraih kesuksesan (Hendro,

2011:14). Benang merah yang dimaksud adalah kreativitas dalam merangkai

pengetahuan yang dimiliki. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, maka

seseorang akan semakin berkualitas dan kreativitasnya dapat dibayar mahal.

Dewasa ini, anak muda telah mampu mengambil keputusan sendiri untuk

memilih jalan hidupnya. Mereka juga ingin membuktikan bahwa mereka bisa

lebih sukses dari orang tuanya yang sudah puluhan tahun bekerja namun

kondisinya tidak berubah banyak. Istilahnya, saat ini entrepreneurship telah

menjadi ajang pembuktian diri (aktualisasi diri) bagi kalangan anak muda. Inilah

suatu fenomena baru yang terjadi pada kawula muda lulusan perguruan tinggi.

Contoh nyatanya adalah YouTube atau bisnis online yang dapat dilihat di jejaring

sosial yang pelakunya rata-rata adalah kawula muda.

Penghasilan yang didapat dari bisnis online semata-mata bukan

(7)

yang sangat memuaskan dari bisnis tersebut. Para kawula muda tentunya

termotivasi untuk dapat mengembangkan bisnisnya ke arah yang lebih baik.

Pemahaman dan kesadaran mahasiswa akan pentingnya kewirausahaan

dalam sekedar menyalurkan hobi untuk menunjang kreativitas atau mengubah

hidup menjadi lebih bermakna dengan bertambahnya pendapatan mengisyaratkan

bahwa lulusan perguruan tinggi atau kawula muda lainnya telah siap menjadi

young entrepreneur. Faktanya, para mahasiswa sudah tidak asing lagi mendengar

kata “entrepreneurship” dan telah memahami apa yang dimaksud dengan kata

tersebut. Tanpa sadar juga mereka telah melakukan kegiatan kewirausahaan dari

hal kecil salah satunya seperti berjualan pulsa dengan modal yang kecil dan tentu

saja akan berpenghasilan besar.

Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi di

Universitas Sumatera Utara pada umumnya termasuk mahasiswa yang sudah

bekerja baik di perusahaan swasta maupun negeri. Tidak sedikit juga mahasiswa

yang telah memiliki pekerjaan sampingan sebagai wirausahawan, seperti berjualan

pulsa dan bisnis online. Dengan modal kecil mereka sudah dapat mengantongi

uang saku ataupun bisa lebih untuk biaya perkuliahan mereka masing-masing.

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa telah mengetahui

mengenai kewirausahaan bahkan telah menjalankan kegiatan kewirausahaan

tersebut. Akan tetapi, perlu digali lagi bakat mahasiswa dalam mengelola

kewirausahaan agar lebih berkembang dan tidak semata-mata hanya sebagai

(8)

rakyat kecil yang pengangguran agar bisa dilatih kreatifitasnya, dan secara tidak

langsung dapat membangun perekonomian negara.

Banyak pihak yang menyelenggarakan seminar, workshop, maupun

pelatihan dan pengembangan motivasi berwirausaha di kalangan mahasiswa yang

bertujuan untuk mendorong para mahasiswa untuk menciptakan pekerjaan bukan

mencari pekerjaan. Untuk menumbuhkan motivasi berwirausaha dibutuhkan

informasi keuntungan dalam berwirausaha agar pencari kerja mengubah pola

pikirnya untuk membuka lapangan pekerjaan.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul: “Analisis Pemahaman Kewirausahaan Terhadap Motivasi

Mahasiswa Untuk Menjadi Young Entrepreneur Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti

merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah pemahaman kewirausahaan

berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa untuk menjadi young entrepreneur?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui dan

menganalisis pemahaman kewirausahaan berpengaruh terhadap motivasi untuk

(9)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa

Dengan memahami kewirausahaan, mahasiswa dapat termotivasi untuk

menjadi young entrepreneur. Mahasiswa yang berhasil menerapkannya dapat

melakukan testimoni kepada wirausahawan pemula maupun wirausahawan

yang belum berhasil.

2. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan mengenai kewirausahaan ke

realitas kehidupan sehingga dapat menambah wawasan dan mengembangkan

pola pikir yang lebih inovatif agar wirausaha yang dijalankan lebih

berkembang.

3. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya melakukan penelitian yang

mendekati sama dengan penelitian ini untuk dapat dibandingkan pada masa

yang akan datang.

4. Bagi Masyarakat Luas

Sebagai wacana dan pengetahuan tentang pemahaman kewirausahaan yang

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data di atas akan diuraikan pada pembahasan sebagai berikut: (1)Faktor Ambisi Dari 42 responden, yang merasa berambisi dalam mengikuti pembelajaran

[r]

We argued that the absence of p0 accommodation in ( 8 ) could not on its own argue for the mismatch-based approach: the context in those sentences gives rise to ignorance

[r]

Dalam perencanaan juga mengembangkan aspek moral dan nilai-nilai agama yakni dapat menirukan pelaksanaan kegiatan ibadah secara sederhana dan aspek sosial emosional yakni

Setiap Pemegang saham public DVLA yang secara tegas memberikan suara tidak setuju atas rencana Penggabungan Usaha pada saat RUPSLB DVLA dan bermaksud untuk menjual saham

Optimalisa si Pemanfaat an dan Pengemba ngan Jaringan Internet Lingkup Kantor Gubernur Prov.. Kegiatan Penataan pertelekom unikasian

Dapat menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika namun masih ada peserta didik yang tidak dapat membuat model matematika dalam menyelesaikan