• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Peradaban Awal Masyarakat Indone

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Peradaban Awal Masyarakat Indone"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TUGAS KELOMPOK SEJARAH PEMINATAN

PERADABAN AWAL MASYARAKAT

INDONESIA DAN LEMBAH SUNGAI INDUS

X. IIS 3

Oleh Kelompok 1:

1. Ahmad Abdul Jabbar (2)

2. Auliya Ramadhani (8)

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang...3

1.2 Rumusan Masalah...3

1.3 Tujuan...3

1.4 Manfaat...3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peradaban Awal Masyarakat Indonesia...4

A. Ilmu Pengetahuan……….…….4

B. Sosial……….…….5

C. Teknologi……….……..5

D. Kepercayaan……….……..6

E. Pemerintahan……….……….7

F. Pertanian……….…7

2.2 Peradaban Awal Lembah Sungai Indus.…….………...7

A. Mahenjo Daro dan Harappa………..……….8

B. Bangsa Arya Memasuki India………..……….10

C. Keagamaan………11

BAB III PENUTUP

3.1 Sumber………...15

3.2 Kesimpulan...15

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang dibuatnya makalah ini adalah antara lain sebagai berikut:

1) Pada dasarnya sebagian siswa masih ada yang belum memahami mengenai peradaban masyarakat Indonesia dan peradaban masyarakat di lembah sungai Indus

2) Dengan diadakannya pembuatan makalah ini, timbul rasa kebersamaan siswa/siswi dalam menyelesaikan suatu pengamatan atau makalah

3) Dengan memerhatikan masalah tersebut, kami merasa perlu melakukan pengamatan untuk mengkajinya sehingga kita dapat mengetahui dan mengerti tentang hal-hal yang diamati pada makalah ini

1.2 Rumusan Masalah

Untuk membatasi penguraian pembahasan, maka penyusun membuat beberapa rumusan masalah berupa pertanyaan yaitu:

1. Bagaimanakah peradaban masyarakat Indonesia? 2. Bagaimanakah peradaban di Lembah Sungai Indus?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kita tentang hal-hal yang dikaji dalam makalah ini. Dimana dalam makalah ini telah dikaji pembahasan mengenai peradaban masyarakat Indonesia dan masyarakat di lembah sungai indus

1.4 Manfaat

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peradaban Awal Masyarakat Indonesia

A. Ilmu Pengetahuan

1. Kehidupan Berburu dari Masyarakat Berpindah Tempat (nomaden)

Ciri hidup peradaban awal masyarakat Indonesia pada masa berburu dan

menggumpulkan makanan tingkat sederhana (Palaeolithikum) dan masa berburu dan menggumpulkan makanan tingkat lanjut (Mesolithikum) adalah berpindah pindah (nomaden). Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tradisi hidup seperti itu terus dilakukan dari generasi ke generasi dikenal dengan tradisi

mengumpulkan makanan (food gathering). Kepandaian mengumpulkan makanan atau memburu binatang bagi mereka dapat menentukan status sosial dalam kelompoknya. Melalui sistem primus interpares, mereka yang kuat kemungkinan akan diangkat menjadi pemimpin kelompoknya.

2. Tradisi Bercocok Tanam

Sejak akhir masa Mesolithikum dan Neolithikum, kehidupan manusia Indonesia ditandai dengan tradisi bercocok tanam dan menghasilkan makanan sendiri yang biasa disebut food producing. Menurut hasil penelitian arkeologi diperkirakan bahwa kemampuan berpikir serta proses evolusi berpengaruh terhadap timbulnya tradisi baru tersebut. Begitu juga dengan percampuran dengan kelompok-kelompok suku lain menyebabkan terjadinya pertukaran pengalaman di antara mereka. Dari pertukaran pengalaman ini, lahirlah tradisi baru, yaitu tradisi untuk bertempat tinggal menetap, bercocok tanam, beternak, dan memelihara ikan. Tradisi ini terus berlangsung dalam proses evolusi hingga Masa Logam dan Masa Sejarah sekarang dalam tingkatan yang semakin maju. Mereka juga mulai menjinakkan binatang buruan, seperti babi, kerbau, sapi, dan ayam.

3. Ilmu Astronomi

Masyarakat sudah mulai mengenal ilmu astronomi (perbintangan), yaitu ilmu yang digunakan sebagai petunjuk waktu yang tepat ketika akan memulai bercocok tanam atau panen. Dalam hal ini, pertanda akan datangnya musim hujan mereka

memanfaatkan bintang waluku. Dengan demikian, masalah prakiraan cuaca atau iklim telah dikenal oleh masyakarat Indonesia sejak zaman dahulu dan kondisi ini terus berkembang setelah zaman Kerajaan Mataram yang memperkenalkan pranata mangsa yang pada hakikatnya merupakan suatu cara prakiraan musim di Indonesia khususnya di Pulau Jawa.

(5)

masyarakat pra-aksara memanfaatkan rasi bintang biduk selatan untuk menunjukkan arah selatan dan rasi biduk utara untuk menentukan arah utara.

B. Sosial

1. Konsep Keluarga

Pada kehidupan awal peradaban di Indonesia belum ada konsep perkawinan. Pemimpin kelompok memiliki hak untuk mengawini banyak perempuan anggota kelompoknya. Ketika anak lahir, perempuan yang melahirkan berperan untuk menjaga bayinya berdasarkan naluri kewanitaannya. Perempuan akan membesarkan dan menjaga anaknya karena dialah yang melahirkannya. Ketika jumlah anggota kelompok semakin banyak, kepala kelompok harus melindungi semua anggota kelompoknya. Dengan demikian, konsep keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak belum dikenal pada kehidupan awal masyarakat Indonesia. Keluarga inti terbentuk melalui proses evolusi sejalan dengan perkembangan budaya.

2. Organisasi Sosial

Secara umum, ketua kelompok tidak sekedar primus interpares atau orang terkuat di antara kelompoknya dan memiliki kedudukan istimewa. Ketua kelompok juga bekerja bersama secara komunal (bersama-sama) dengan anggota kelompok lainnya. Kegiatan bersama ini disebut tradisi gotong royong. Anak laki-laki berperan membantu orang dewasa di ladang, dan berburu binatang untuk dipelihara. Adapun perempuan dewasa memasak makanan dan memelihara anak selain bekerja di ladang. Untuk melindungi anak-anaknya perempuan mulai membangun tempat berlindung yang kemudian berkembang menjadi tempat tinggal menetap.

C. Teknologi

1. Teknik Peleburan Logam

Teknologi masyarakat awal mencapai titik kemajuannya ketika masa perundagian. Pada masa ini masyarakat awal Indonesia telah mengenal teknik peleburan logam yaitu teknik a cire perdue dan teknik bivalve.

Teknik a cire perdue yaitu teknik membuat alat dari logam yang menggunakan dua buah cetakan lilin, cetakan tersebut dapat digunakan berkali-kali. Cara membuat menggunakan teknik a cire adalah barang yang akan dicetak lebih dahulu dibuat dari lilin. Lalu, lilin dibalut tanah liat lalu dibakar dan lilin meleleh keluar dari lubang yang sengaja dibuat. Bekas lilin tadi diisi dengan perunggu. Setelah logam menjadi keras, dipecahkan.

(6)

yang hanya bisa digunakan sekali saja. Tekniknya adalah cetakan dari tanah liat dibakar. Cetakan terdiri dari 2 bagian yang digabungkan menjadi satu sebelum diisi cairan perunggu. Setelah cairan membeku, cetakan dipisah. Lalu terdapat bekas sambungan cetakan.

2. Teknik Pembuatan Perahu Bercadik

pembuatan perahu bercadik disesuaikan dengan keadaan alam Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau yang dihubungkan oleh lautan sehingga dengan kondisi alam seperti ini mengharuskan orang menggunakan perahu untuk mencapai pulau lain. Selain sebagai sarana transportasi, perahu bercadik juga digunakan untuk sarana perdagangan.

3. Punden Berundak

masyarakat juga telah mampu membuat bangunan monumental yang berukuran besar seperti pundek berundak-undak. Dinamakan pundek berundak-undak karena bentuknya berupa tumpukan batu bertingkat seperti anak tangga dengan bagian tertinggi sebagai bagian yang paling suci. Pundek berundak ini merupakan peninggalan zaman megalitikum

D. Kepercayaan

Sistem kepercayaan masyarakat awal Indonesia diperkirakan mulai tumbuh dan berkembang pada saat masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya bukti-bukti penguburan di gua-gua dan lukisan cap tangan. Menurut para ahli, lukisan cap tangan ini mengandung permohonan hasil buruan kepada nenek moyang. Lalu mereka mulai mempunyai konsep adanya alam kehidupan setelah kematian, dan mereka yain bahwa roh tidak lenyap saat meninggal. Maka, penghormatan terhadap roh nenek moyang atau kepala suku terus berlanjut sampai mereka meninggal, bahkan menjadi pemujaan. Adapun peninggalan yang berkaitan dengan kepercayaan, seperti:

-menhir, yaitu batu tunggal dari periode neolitikum yg berdiri tegak diatas tanah. -dolmen, yaitu meja batu tempat meletakkan sesajen yg dipersembahkan kepada roh nenek moyang.

-sarkofagus, yaitu keranda batu atau peti mayat yg terbuat dari batu.

-waruga, yaitu peti kubur peninggalan budaya minahasa pada zaman megalitikum. -Animisme, yaitu kepercayaan manusia purba terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal dunia

(7)

-Totemisme, yaitu kepercayaan atas dasar keyakinan bahwa binatang-binatang tertentu merupakan nenek moyang suatu masyarakat atau orang-orang tertentu. Biasanya binatang-binatang yang dianggap nenek moyang itu, tidak boleh diburu dan dimakan, kecuali untuk keperluan upacara tertentu.

E. Pemerintahan

adanya pemerintahan diperkirakan setelah manusia memilih untuk menetap di suatu tempat, hidup bersama dengan manusia lainnya dan membentuk suatu kelompok atau masyarakat. Kelompok masyarakat ini dipimpin oleh seorang kepala suku. Proses pemilihan kepala suku ini melalui musyawarah di antara sesame. Kepala suku tersebut harus memiliki kelebihan dalam fisik, spiritual, dan keahlian dibandingkan manusia lainnya. Seorang calon kepala suku haruslah orang yang berwibawa tanpa cela, kuat dalam fisik, cerdas dalam berpikir, dan rohaniwan dalam agamanya. Yang seperti inilah yang disebut dengan sistem primus interpares. Primus Interpares biasanya berhubungan dengan wibawa seorang tokoh merangkum kepercayaan, mutu tokoh (kemampuan mengorganisasi, tingkat visioner, kemampuan merekam dan memahami mimpi publik dalam program publik kemudian melaksanakannya, menghormati keadilan, pandai mendengar, memecahkan masalah dan pandai mempersatukan).

F. Pertanian

Awalnya masyarakat Indonesia masih menggunakan system pertanian ladang

(berpindah-pindah) atau huma. Sistem ini dilakukan dengan membuka hutan agar bisa ditanami. Jika lahan tidak produktif lagi, mereka akan berpindah lahan ke yang tempat lain. Sistem ini bisa dilaksanakan bila jumlah penduduk sedikit dan hutan sebagai lahan pertanian sudah tidak efektif lagi. Namun, seiring dengan jalannya waktu, jumlah penduduk pun bertambah, membuat sistem ini tidak efektif. Setelah berpikir cara mengatasi masalah ini, akhirnya mereka mencoba pertanian menetap dan

mempertahankan kesuburan tanah dengan pemupukan.

2.2 Peradaban Awal Lembah Sungai Indus

Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM-1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang merupakan wilayah Pakistan dan India barat. Peradaban ini sering juga disebut

(8)

Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah mengalir. Sungai Indus adalah nama salah satu sungai besar di India. Terletak di sekitar

daerah Punjab yang mana sekarang ini terbagi menjadi 2, sebagian di India dan sebagian di Pakistan. Bagi bangsa Yunani sungai ini mempunyai sejarah khusus sebagai di inti dari peradaban Veda kuno dan peradaban Lembah Indus.

Sejak 4.500 tahun yang lalu masyarakat yang hidup di lembah Sungai Indus telah memiliki organisasi kemasyarakatan yang sangat tinggi. Cikal bakal peradaban India ini dikenal dengan sebutan peradaban lembah Sungai Indus. Secara geografis, kawasan ini meliputi rangkaian pegunungan Himalaya dan pegunungan Hindu Kush yang melindungi penduduk lembah Sungai Indus dari serangan bangsa asing.

Penelitian tentang peradaban India kuno dilakukan oleh para arkeolog dari Inggris. Pada tahun 1921, arkeolog Inggris bernama Sir John Marshall menemukan reruntuhan dua kota kuno yang sangat indah dan rapi. Dua kota ini dikenal dengan nama Mahenjo Daro dan Harappa. Dari reruntuhan dua kota ini, para ahli sejarah dapat menggambarkan berbagai segi kehidupan masyarakat lembah sungai Indus.

Pada zaman prasejarah, di lembah sungai Indus yang subur terdapat sebuah

peradaban manusia. Peradaban manusia ini yang adalah kaum bangsa Arya ini masuk melalui celah - celah pegunungan Hindu Kush lalu menetap pertama kali di

lembah Mahenjo-daro dan Harappa di barat laut India. Di sinilah lahirnya

agama Hindu yang akar katanya berasal dari nama sungai Sindhu tersebut. Aliran sungai Sindhu sendiri yang dengan aliran anak - anak sungai yang lain kemudian bertemu dan menyatu menjadi aliran sungai Gangga di India Utara.

A. Mahenjo Daro dan Harappa

Mahenjo Daro adalah salah satu situs dari sisa-sisa permukiman terbesar dari Kebudayaan Lembah Sungai Indus, yang terletak di

(9)

Kuno, Mesopotamia dan Yunani Kuno. Reruntuhan bersejarah ini dimasukkan oleh UNESCO ke dalam Situs Warisan Dunia. Arti dari Mohenjo-daro adalah "bukit orang mati". Seringkali kota tua ini disebut dengan "Metropolis Kuno di Lembah Indus.

Mahenjo-daro terletak di Sindh, Pakistan di sebuah bubungan zaman Pleistosen di tengah-tengah dataran banjir Sungai Sindhu. Bubungan tersebut kini terkubur oleh pembanjiran dataran tersebut, tetapi sangat penting pada zaman Peradaban Lembah Indus. Bubungan tersebut memungkinkan kota Mohenjo-daro berdiri di atas dataran sekelilingnya. Situs tersebut terletak di tengah-tengah jurang di antara lembah Sungai Sindhu di barat dan Ghaggar-Hakra di timur. Sungai Sindhu masih mengalir ke timur situs itu, tetapi dasar sungai Ghaggar-Hakra kini sudah kering.

Pembangunan antropogenik selama bertahun-tahun dipercepat oleh kebutuhan memperluas tempat. Bubungan tersebut diluaskan melalui platform bata lumpur raksasa. Akhirnya, penempatan tersebut meluas begitu besar sehingga ada bangunan yang mencapai 12 meter di atas permukaan dataran masa kini.

Mahenjo-daro memiliki bangunan yang luar biasa, karena memiliki tata

letak terencana yang berbasis grid jalanan yang tersusun menurut pola yang sempurna. Pada puncak kejayaannya, kota ini diduduki sekitar 35.000 orang. Bangunan-bangunan di kota ini begitu maju, dengan struktur-struktur yang terdiri dari batu-bata buatan lumpur dan kayu bakar terjemur matahari yang merata ukurannya.

Bangunan-bangunan publik di kota ini adalah lambang masyarakat yang sangat terencana. Bangunan yang bergelar Lumbung Besar di Mohenjo-daro menurut interpretasi Sir Mortimer Wheeler pada tahun 1950 dirancang dengan ruang-ruang untuk menyambut gerobak yang mengirim hasil tanaman dari desa, dan juga ada saluran-saluran pendistribusian udara untuk mengeringkannya. Akan tetapi, Jonathan Mark Kenoyer memperhatikan bahwa tidak ada catatan mengenai keberadaan hasil panen dalam lumbung ini. Maka dari itu, Kenoyer mengatakan lebih tepat untuk menjulukinya sebagai “Balai Besar”.

Di dekat lumbung tersebut ada sebuah bangunan publik yang pernah berfungsi

sebagai permandian umum besar, dengan tangga yang turun ke arah kolam berlapis bata di dalam lapangan berderetan tiang. Wilayah permandian berhias ini dibangun dengan baik, dengan lapisan tar alami yang menghambat kebocoran, di samping kolam di tengah-tengah. Kolam yang berukuran 12m x 7m, dengan kedalaman 2.4m ini mungkin digunakan untuk upacara keagamaan atau kerohanian.

(10)

selokan tertutup yang membarisi jalan-jalan utama. Pintu masuk rumah hanya menghadap lapangan dalam dan lorong-lorong kecil. Ada berbagai bangunan yang hanya setinggi satu dua tingkat.

Sebagai kota pertanian, Mohenjo-daro juga bercirikan sumur besar dan pasar pusat. Kota ini juga memiliki sebuah bangunan yang memiliki hypocaust, yang kemungkinan digunakan untuk pemanasan air mandi.

Mohenjo-daro adalah sebuah kota yang cukup terlindungi. Walau tak ada tembok, namun terdapat menara di sebelah barat pemukiman utama, dan benteng pertahanan di selatan.

Harappa ialah sebuah kota di Punjab, timur laut Pakistan sekitar 35 km

tenggara Sahiwal. Kota ini terletak di bantaran bekas Sungai Ravi. Kota modernnya terletak di sebelah kota kuno ini, yang dihuni antara tahun 3300 hingga 1600 SM. Di kota ini banyak ditemukan relik dari masa Budaya Indus, yang juga terkenal sebagai budaya Harappa.

Pada masa itu, Harappa berpenduduk sekitar 40.000 jiwa, yang dianggap besar pada zamannya.Hubungan peradaban Indus kuno pada saat itu dikenal sebagai mitra dagang dengan peradaban Mesir dan Mesopotamia. Situs kuno kota Harappa berisi reruntuhan kota dari zaman perunggu yang merupakan bagian dari budaya Cemetery H dan peradaban lembah Indus, berpusat di Sindh dan Punjab. Kota ini diperkirakan memiliki penduduk berkisar 23.500 jiwa dan terbesar selama fase Mature Harappa pada tahun 2600 hingga 1900 SM. Dua kota terbesar saat itu, Mohenjodaro dan Harappa muncul sekitar tahun 2600 SM di sepanjang lembah sungai Indus. Artefak batu di lokasi Harappa terbuat dari pasir merah, tanah liat yang dipanggang pada suhu sangat tinggi.

B.

Bangsa Arya Memasuki India

(11)

dalam pergaulan masyarakat india oleh bangsa arya, sehingga mereka masuk kedalam kasta sudra. Pengkastaan ini dimaksudkan agar tidak tercampur antara penduduk asli dengan bangsa arya.

C.

Keagamaan

Kebudayaan yang menonjol dalam peradaban India kuno adalah agama Hindu dan Buddha. Pada dasarnya, agama Hindu merupakan kelanjutan dari agama Weda (Brahmanisme), yaitu kepercayaan yang dibawa oleh orang Arya (Indo jerman) dari Persia. Kitab sucinya adalah kitab Weda yang merupakan hasil permikiran para pendeta (Resi). Bagian-bagian kitabnya adalah:

a. Reg-weda, berisi syair-syair pemujaan kepada dewa

b. Sama-weda, berisi nyanyian-nyanyian untuk pemujaan dewa

c. Yajur-weda, berisi bacaan-bacaan yang diperlukan untuk keselamatan d. Atharwa-weda, berisi ilmu sihir untuk menghilangkan marabahaya

Di dalam agama hindu terdapat banyak dewa seperti Agni (Dewa Api), Varuna (Dewa Laut), Vayu (Dewa Angin), Surya (Dewa Matahari), dan Siwa (Dewa Pelebur). Namun, dewa-dewa tersebut hanya manifestasi dan perwujudan Tuhan YME yang dipandang sebagai pengatur tertib semesta.

Terdapat Pokok ajaran yang diajarkan dalam hindu, diantaranya:

 Kehidupan adalah samsara (penderitaan)

 Penderitaan adalah karma dari apa yang telah dilakukan sebelumnya.

 Manusia yang mengalami reinkarnasi (dilahirkan kembali) akan mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri.

 Apabila tidak memperbaiki diri,di kehidupan selanjutnya ia akan dilahirkan dalam wujud yang rlebih rendah.

 Bila kehidupannya sudah sempurna ,ia tidak akan ber-reinkarnasi namun lepas dari samsara dan abadi di nirwana.

Bagi umat hindu, tempat suci berada di tempat-tempat yang dikelilingi oleh alam yang asri (hutan, gua, laut, pantai, dsb). Mereka menganggap tempat-tempat suci ini adalah tempat yang disemayamkan oleh para dewa sehingga umat Hindu biasanya berziarah ke tempat tersebut seperti Kota Benares yang dianggap sebagai tempat bersemayamnya Dewa Siwa.

(12)

dalam keheningan. Setelah 12 tahun lamanya, ia mendapat pencerahan bahwa sebenarnya tujuan manusia bukan untuk berkomunikasi dengan dewa-dewi melalui perantara pendeta atau melakukan tugas berdasarkan kastanya, melainkan harus membebaskan diri dari belenggu hawa dan nafsu. Dia mengajar dan berkhotbah tentang pengalaman spiritual nya selama 30 tahun. Ajarannya disebut Jainisme. Ajaran dasar yang diajarkan yaitu lima sila:

 Ahimisa (tidak melakukan kekerasan)

 Satya (melakukan kebenaran)

 Asetya (tidak mencuri)

 Brachmacharya (tidak berzina)

 Aparigraha (menjauhi materi)

Setelah ia meninggal pada tahun 527 SM, dia memperoleh banyak pengikut yang disebut kaum jain sehingga Nataputta disebut sebagai Mahavira atau pahlawan besar.

Sementara itu, adapula agama Buddha, yaitu agama yang disebarkan oleh Siddharta Gautama dari Suku Sakia, yang termasuk kasta Ksatria karena ia merupakan seorang putra mahkota dari Kerajaan Kapilawastu. Sejak kecil, Sidharta sudah dalam

kemewahan istana, namun hidupnya tidak bahagia. Ketika dewasa, dia kabur dari istana untuk melihat kehidupan di luar istana. Sidharta meyaksikan langsung orang yang telah renta, orang sakit, orang mati, dan orang suci yang membuat batinnya menjadi

tersentak. Setelah melihat hal-hal itu, dia merasa menderita di lingkungan istimewa. Akhirnya sidharta kabur dan mencari ketenangan agar lepas dari samsara. Setelah 7 tahun mengalami cobaan hidup yang berat, akhirnya ia bermeditasi dibawah pohon Bodhi dan mendapatkan sinar terang di hati danubarinya dan menjadikannya seorang Buddha (Yang Disinari). Agama Buddha tidak mengakui kesucian kitab-kitabWeda dan tidak mengikuti aturan pembagian kasta di dalam masyarakat. Oleh karena itu, ajaran Buddha menarik minat golongan kasta rendah. Kitab suci agama Buddha adalah Tripitaka (Sanskerta) yang berarti tiga keranajang. Bagian-bagian dari kitab suci Tripitaka yaitu:

 Suttapitaka: kumpulan khotbah dan ajaran pokok sang Buddha.

 Vinayapitaka: aturan-aturan kehidupan

 Abhidarmapitaka: filosofi agama

(13)

baik, berusaha dengan cara yang baik, makan dan minum yang baik dan bersemedi yang baik.

Setelah 100 tahun Buddha wafat, timbul aliran Buddha Hinayana dan Buddha

Mahayana. Hinayana melambangkan ajaran Buddha sebagai kereta kecil yang artinya bersifat tertutup. Penganut ini hanya mengejar pembebasan bagi diri sendiri. Pada aliran ini yang berhak menjadi Sanggha adalah para biksu dan biksuni yang berada di wihara. Sedangkan aliran Mahayana melambangkan ajaran Buddha sebagai kereta besar yang bersifat terbuka. Dalam aliran ini siapapun berhak menjadi Sanggha asalkan sanggup menjalankan ajaran dan petunjuk Buddha.

Dari tahun 500 SM sampai 550 SM beberapa kerajaan muncul di India Utara. Namun, setelah ekspansi pasukan Iskandar Zulkarnaen dari wilayah Persia ke daerah Punjab tahun 327 SM, mereka bersatu melawan pasukan Iskandar Zulkarnaen. Gerakan perlawanan ini dipimpin Chandragupta. Kemudian berdirilah Kerajaan Maurya yang memiliki ibukota di Pattaliputra. Kerajaan ini dipimpin pertama kali oleh

Chandragupta. Ia menyatukan pemerintahan-pemerintahan daerah menjadi satu secara terpusat. Daerah kekuasaan juga meluas yaitu sampati ke daerah Kashmir sebelah barat dan Sungai Gangga di sebelah timur. Chandragupta masih berpegang teguh pada adat istiadat Hindu Arya. Ketika masa akhir kekuasaannya ia menjadi pengikut Jain. Ia pun menyerahkan kekuasaannya kepada anakanya, Bindursara. Bindusara kiat memperluas wilayah kekaisaran. Namun, terdapat satu kerajaan yaitu Kalingga yang sampai akhir pemerintahannya tetap memberontak. Selanjutnya, pada pemerintahan Ashoka (268-232 SM), cucu Chandragupta, Kerajaan Maurya mencapai puncak kejayaannya. Kalinga dan Dekkan berhasil dikuasai. Ashoka melakukan genosida terhadap orang-orang Kalinga. Namun setelah menyaksikan korbannya, timbul penyesalan yang mendalam dalam dirinya. Sejak itu, ita menjadi orang yang membenci kekejaman sehingga ia menganut agama Buddha. Bahkan, ia mencita-citakan perdamaian dan kebahagiaan bagi umat manusia. Ia juga menjadikan Buddha sebagai agama resmi Negara, tetapi ia juga sangat toleran terhadap agama lainnya. Tidak hanya jadi penganut, Ashoka menyebarluaskan agama Buddha dan ia mengabarkan agamanya melalui para misionarisnya ke berbagai wilayah seperti Sri Lanka, Yunani, Indonesia, Turki, dsb.

(14)

ortodoks dengan cara menekan para penganut Buddha. Sejak runtuhnya Maurya, keadaan menjadi kacau. Banyak terjadi peperangan kecil karena saling ingin menguasai wilayah lembah Indus.

Namun, keaadaan ini dapat diamankan kembali setelah munculnya kerajaan Gupta denan rajanya Candragupta I yang memiliki pusat di sungai Gangga. Pada masa pemertintahan Raja Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama Negara. Kerajaan Gupta mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Samudragupta. Ia terkena keras dan kejam serta tidak mengenal kasihan terhadap musuhnya. Tetapi, bagi rakyatnya ia seorang raja yang murah hati serta selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyatnya. Setelah itu, ia digantikan oleh anaknya yang bernama Candragupta II atau yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia beragama Hindu, namun tidak memandang rendah atau mempersulit agama Buddha. Bahkan, Universitas Gupta sebagai perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda berdiri. Pada masanya merupakan kejayaan India, hal ini ditandai dengan rakyat yang makmur, banyak gedung megah yang didirikan, perdagangan dan pelayaran yang mencapai wilayah Burma, Sri Lanka, dll. Selain itu, kesenian, ilmu pengetahuan, kesusastraan juga berkembang pesat. Pada masa ini terkenal pujangga besar yang bernama Kalidasa dengan karangan yang berjudul Syakuntala. Tetapi setelah meninggalnya raja Candragupta II, kerajaannya mulai mundur. Hampir 2 abad India mengalami masa kegelapan dan baru pada abad ke-7 muncul raja kuat yang bernama Harshawardana.

(15)

3.1

Sumber-sumber

http://blogbyutisweet.blogspot.com/2013/01/kehancuran-peradaban-mohenjo-daro.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_Lembah_Sungai_Indus http://id.wikipedia.org/wiki/Mohenjo-daro

http://id.wikipedia.org/wiki/Harappa http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Indus

http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/06/bangsa-arya-dan-pengaruhnya.html

3.2

Simpulan

Dari makalah ini dapat kita simpulkan bahwa masyarakat Indonesia yang awalnya hidup nomaden dan food gathering menjadi hidup menetap dan food producing.Lalu timbul organisasi sosial yang disebut gotong royong, dimana anak laki-laki berperan membantu orang dewasa di ladang, dan berburu binatang untuk dipelihara. Adapun perempuan dewasa memasak makanan dan memelihara anak selain bekerja di ladang. Berkembang juga kepercayaan animisme dan dinamisme.

Lembah Sungai Indus adalah sungai yang terletak disekitar daerah Punjab.

Di lembah sungai Indus terdapat sebuah peradaban manusia. Kebudayaan Sungai Indus dan Sungai Gangga menunjukkan eksistensi dari kebudayaan Hindu, yaitu kebudayaan hasil percampuran bangsa Arya dan Dravida. Unsur kesusastraan dan kesenian merupakan pengaruh bangsa Arya. Sementara dalam bidang seni arsitektur, astronomi, dan ilmu pengetahuan merupakan unsusr dari kebudayaan Lembah Sungai Indur yang diserap oleh bangsa Arya dari kebudayaan penduduk asli (Dravida).

3.3

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Pada kegiatan pra siklus ini peneliti melaku- kan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan rencana pe-laksanaan pembelajaran yang telah dirancang yaitu dengan

pada tahap Event Recognation, bahwa mereka dapat menyebutkan salah satu event.. bazaar pakaian yang diselenggarakan di Lippo Plaza Jogja, dan sejumlah

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH BENTONIT KOMERSIAL DAN SERAT DAUN NANAS PADA SIFAT MEKANIK DAN KECEPATAN PEMBAKARAN DARI

Siswa aktif, kreatif, mau berfikir, konsentrasi, mampu menjawab soal, dan bertanggung jawab.. Dari penemuan metode rolling question ini penulis dapat membuat kajian teori

Sel-sel bakteri menggunakan laktosa dari susu untuk mendapatkan karbon dan energi dan memecah laktosa tersebut menjadi gula sederhana yaitu glukosa dan galaktosa

Supaya penelitian ini tidak terjebak ke dalam permasalahan yang rancu dan tidak jelas, penelitian ini peneliti fokuskan pada masalah pelanggaran prinsip kerja sama pada

Aplikasi matematika GeoGebra sebagai aplikasi yang digunakan untuk membuat pembelajaran matematika terkhusus untuk materi dimensi tiga menjadi lebih realistik dan

Dari paparan di atas dapat ditarik benang merah, bahwa profesi hakim dalam perspektif Syari’at Islam itu harus memiliki moralitas yang tinggi