• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS JALUR AKSES MODAL DAN PROSES PE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS JALUR AKSES MODAL DAN PROSES PE"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS JALUR AKSES MODAL DAN PROSES PEMBELAJARAN

TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA

PERGURUAN TINGGI SUMATERA SELATAN

Eni Cahyani

1

, Novita Sari

2

Program Studi Manajemen Informatika dan Administrasi Niaga Politeknik Anika Palembang

Email : eni_japung27@yahoo.co.id, novisari2311@yahoo.com

Abstrak

Pertumbuhan rasio wirausaha Indonesia mengalami peningkatan 3,1% yang sebelumnya hanya 1,67%. Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah dan masyarakat, swasta dan mahasiswa ataupun perguruan tinggi. Selain itu, Perbankan meluncurkan kredit utra mikro dengan pinjaman maksimal 10 juta bagi mahasiswa. Perguruan Tinggi salah satu mediator dan fasilisator terdepan untuk membangun generasi muda. Berdasarkan fenomena ini penulis bermaksud meneliti yang bertujuan mengetahui pengaruh akses modal dan proses pembelajaran terhadap minat berwirausaha dengan variable intervening. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Sumatera Selatan, sampel sebanyak 393 orang mahasiswa melalui teknik purposive sampling. Teknik analisa menggunakan analisa jalur dengan regresi. Hasil dari penelitian, akses modal dan proses pembelajaran secara langsung berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Akses modal secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha melalui motivasi sedangkan proses pembelajaran secara tidak langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha melalui variable motivasi. Total pengaruh langsung dan tidak langsung sebesar 42,57% sisanya sebesar 57,43% adalah variable lain yang tidak diteliti.

Kata Kunci : Akses modal, proses pembelajaran, motivasi dan minat berwirausaha

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada tahun 2016, rasio wirausaha Indonesia mengalami kenaikan yang sebelumnya hanya 1,67% menjadi 3,1%. Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga mengatakan, Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) merupakan gerakan yang tumbuh dari bawah sehingga memiliki fondasi yang kuat untuk berkembang, tingkat kewirausahaan Indonesia mampu melampaui 2% dari populasi penduduk sebagai syarat minimal suatu masyarakat akan sejahtera. Rasio wirausaha sebesar 3,1% itu masih rendah dibandingkan dengan negara lain, seperti Malaysia 5%, Cina 10%, Singapura 7%, Jepang 11%, maupun AS yang 12%. Sehigga perlu ditingkatkan terus. Menkop mengakui tumbuhnya wirausaha tak lepas

dari peran masyarakat bersama pemerintah, swasta dan kalangan mahasiswa atau kampus. Menkop mengajak mahasiswa untuk memanfaatkan skim kredit murah seperti KUR dengan suku bunga 9%, LPDB dengan bunga 0,2%-0,3% per bulan ataupun yang sekarang baru diluncurkan kredit ultra mikro dengan maksimum pinjaman Rp 10 juta (

http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2017/03/11/).

(2)

perguruan tingginya menjadi Entrepreneurial University. Dengan perubahan tersebut diharapkan lahir entrepreneur-entrepreneur muda sukses yang akan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia.

Hasil observasi yang penulis lakukan bahwa proses pembelajaran untuk mata kuliah kewirausahaan di PTS menerapkan praktek 25% dan teori 75% sebesar 35,36%, mahasiswa yang mengikuti kegiatan sosialisasi, pelatihan, seminar mengenai kewirausahaan hanya sebesar 25,2%, pernah

membuat proposal bisnis sebesar 22,9% sehingga perlu upaya dari banyak pihak untuk merangsang karakteristik wirausaha. Berdasarkan data jumlah mahasiswa pada perguruan tinggi swasta yang aktif di Sumatera Selatan pada tahun 2016/2017 semester sebanyak 89.410 orang, rincian dapat dilihat pada tabel 1 jumlah mahasiswa PTS yang aktif di Sumatera Selatan di bawah ini :

tabel 1 jumlah mahasiswa PTS yang aktif di Sumatera Selatan

No Jenis PTS Jumlah PTS Jumlah Mhs

Sumber data : Pangkalan data Perguruan Tinggi tahun 2016/2017

Tahun 2016, tercatat di Provinsi Sumatera Selatan jumlah mahasiswa pada forlap dikti yang berasal dari 102 Perguruan terdiri dari 14 Universitas, 52 Sekolah Tinggi, 7 Politeknik dan 29 Akademi dengan jumlah mahasiswa aktif sebanyak 89.410 orang. Apabila mahasiswa-mahasiswa ini dikelola secara tepat maka lulusan Perguruan Tinggi tersebut dapat menjadi kader-kader wirausaha mudah yang mampu diandalkan dalam menciptakan ruang usaha baru dan mendorong peningkatan pendapatan perkapita Indonesia.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan mengkaji pengaruh akses modal dan proses pembelajaran terhadap minat mahasiswa berwirausaha mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta di Sumatera Selatan dengan motivasi sebagai variabel intervening.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

a) Berapa besar akses modal dan proses pembelajaran terhadap motivasi berwirausaha

b) Berapa besar pengaruh langsung atau tidak langsung modal dan proses pembelajaran terhadap minat berwirausaha.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a) Mengetahui seberapa besar pengaruh akses modal dan proses pembelajaran secara simultan terhadap motivasi berwirausaha mahasiswa PTS di Sumatera Selatan

b) Mengetahui seberapa besar pengaruh langsung dan tidak langsung akses modal dan proses pembelajaran terhadap minat berwirausaha Mahasiswa PTS di Sumatera Selatan

2. KAJIAN LITERATUR 2.1 Minat berwirausaha

(3)

diri sendiri. Menurut Djaali (2008) yang dimaksud minat adalah suatu keinginan yang cenderung menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya,yang selanjutnya akan diwujudkan dalam tindakan nyata dengan adanya perhatian pada objek yang diingkannya itu untuk mencari informasi sebagai wawasan bagi dirinya. Dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan kepada sesuatu dan beraktivitas untuk menciptakan usaha baru tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi serta senantiasa belajar dari kegagalan dalam hal berwirausaha.

2.2 Akses Modal

Modal merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk memulai usaha. Penelitian oleh beberapa peneliti seperti Marsden, Meier dan Pilgrim, Steel dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa kesulitan dalam mendapatkan akses modal, skema kredit dan kendala sistem keuangan dipandang sebagai hambatan utama dalam kesuksesan usaha menurut calon-calon wirausaha di negara-negara berkembang. Kristiansen dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa akses kepada modal menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu usaha. Menurut Indarti et al. (2008) akses kepada modal merupakan hambatan klasik terutama dalam memulai usahausaha baru, setidaknya terjadi di negara-negara berkembang dengan dukungan lembaga-lembaga penyedia keuangan yang tidak begitu kuat.

Akses adalah jalan masuk sedangkan modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan dan sebagainya (http://kbbi.web.id/akses). Dapat disimpulkan dari kedua pengertian tersebut bahwa akses modal merupakan jalan masuk untuk UKM/Wirausaha dalam mendapatkan uang,

barang dan sebagainya untuk dapat dipergunakan menghasilkan sesuatu.

Simposium Nasional (dalam Jaka Sriyana, 2010:98) Dari berbagai konsep mengenai pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, berikut beberapa pilihan strategi yang dilakukan dalam pemberdayaan UKM, yaitu: Kemudahan dalam Akses Permodalan. Salah satu permasalahan yang dihadapi UKM adalah aspek permodalan. Lambannya akumulasi kapital di kalangan pengusaha mikro, kecil, dan menengah, merupakan salah satu penyebab lambannya laju perkembangan usaha dan rendahnya surplus usaha di sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Faktor modal juga menjadi salah satu sebab tidak munculnya usaha-usaha baru di luar sektor ekstraktif. Oleh sebab itu dalam pemberdayaan UKM pemecahan dalam aspek modal ini penting dan memang harus dilakukan.

Kasmir lebih lanjut menyatakan sumber-sumber modal untuk kegiatan usaha dapat berupa:

a) Modal sendiri Modal sendiri diperoleh dari pemilik usaha karena pemilik usaha bisa mengeluarkan saham sebagai modal sendiri.

b) Modal asing (pinjaman) Modal asing/pinjaman adalah modal yang diperoleh dari luar perusahaan dan biasanya diperoleh sebagai pinjaman.

2.3 Motivasi

Menurut Veithzal Rivai (2011:871) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Menurut Robert L. Malthis dan John H. Jackson (2006:114), motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak karena satu alasan : untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang muncul dalam kekosongan.

(4)

mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Motivasi (motivation) mengacu pada dorongan, baik dari internal atau dari eksternal diri seorang yang memunculkan antusiasme dan kegigihan untuk melakukan tindakan tertentu.

2.4 Proses pembelajaran

Proses pembelajaran pada pendidikan tinggi adalah kegiatan penyampaian jasa oleh dosen kepada pelanggan mahasiswa sesuai dengan rencana dan kontrak kuliah yang telah disepakati (Dimyati dan Mujiono, 2006). Komponen yang mempengaruhi berjalannya suatu proses pembelajaran menurut Zain dkk (1997:48), dalam kegiatan belajar mengajar terdapat beberapa komponen pembelajaran yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu: 1) guru, 2) siswa, 3) materi pembelajaran, 4) metode pembelajaran, 5) media pembelajaran, 6) evaluasi pembelajaran.

2.5 Penelitian Terdahulu

Hazirah Amalia Ayuningtias Dan Sanny Ekawati (2015), Faktor-Faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa fakultas ekonomi universitas tarumanagara Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Taruamanagara adalah motivasi berwirausaha. Pengaruh variabel berikutnya secara berurutan adalah kepribadian, lingkungan keluarga dan lingkungan kampus. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Herwin Mopangga (2014) mengenai Faktor Determinan Minat Wirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo, Minat mahasiswa FEB-UNG untuk berwirausaha secara umum relatif rendah. Hal ini ditunjukkan oleh kurangnya individu dan

kelompok mahasiswa wirausaha; rendahnya keterlibatan mahasiswa dalam pelatihan, pembekalan, seminar dan sejenisnya didalam maupun diluar lingkungan kampus; serta kurangnya proposal bisnis (bisnis plan) yang diajukan/berkompetisi di PKM-UNG. Karakteristik individual, lingkungan keluarga dan sosiodemografi serta dukungan akademik merupakan faktor-faktor yang paling dominan menentukan tinggi rendahnya minat wirausaha mahasiswa FEB-UNG. Kecenderungan tingginya minat wirausaha mahasiswa karena adanya perasaan lebih bebas, mandiri dan produktif bila berwirausaha; senang bekerja menurut intuisi pribadi; keyakinan pada kemampuan dan potensi diri; serta keberanian menerima tantangan dan mengambil risiko.

(5)

yang paling variabel dominan yang mempengaruhi minat siswa dalam berwirausaha setelah lulus sekolah. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis regresi faktor pembelajaran memberikan nilai 0377 (37,7%).

Mbayak Ginting dan Eko Yuliawan (2015) analisis faktor -faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha mahasiswa (studi kasus pada stmik mikroskil medan), Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel pribadi, lingkungan sosial, demografi dan ketersediaan informasi, kepemilikan jaringan sosial dan akses modal sinkron telah mempengaruhi minat siswa untuk menjalankan perusahaan swasta. Sedangkan eksperimen parsial menunjukkan bahwa variabel pribadi, tersedianya informasi kewiraswastaan dan kepemilikan jaringan sosial telah mempengaruhi kepentingan kewirausahaan, sedangkan variabel lingkungan, demografi dan akses modal tidak berpengaruh terhadap minat siswa dalam menjalankan usaha swasta. Berdasarkan penelitian ini, telah ditemukan koefisien determinasi sebesar 0,321, artinya variabel pribadi, lingkungan sosial, demografi, ketersediaan informasi kewirausahaan, kepemilikan jaringan sosial dan akses modal keuangan, dapat menjelaskan minat siswa untuk berlari. perusahaan swasta sebanyak 32,1%. Variabel pribadi dan lingkungan berpengaruh parsial terhadap minat siswa

dalam menjalankan perusahaan swasta, sedangkan variabel demografi tidak berpengaruh secara parsial terhadap minat menjalankan perusahaan swasta oleh mahasiswa STMIK Mikroskil Medan.

Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani (2008) Survei terhadap 332 siswa dari tiga universitas yang berbeda di tiga negara yang berbeda (Indonesia, Jepang dan Norwegia) menunjukkan bahwa niat kewirausahaan di kalangan siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi berbeda antar negara. Hasil menunjukkan bahwa self-efficacy mempengaruhi niat kewirausahaan mahasiswa Indonesia dan Norwegia. Kesiapan instrumental dan pengalaman kerja menjadi faktor kunci yang mempengaruhi niat kewirausahaan di kalangan siswa Norwegia. Latar belakang pendidikan menjadi faktor kunci yang mempengaruhi niat kewirausahaan mahasiswa Indonesia, diarah berlawanan. Kebutuhan akan prestasi, usia dan jenis kelamin tidak signifikan secara statistic dampak. Namun, mereka hanya menjelaskan 28,2%, 14,2% dan 24,8% (R2) dari total varians niat kewirausahaan untuk Indonesia, Jepang dan Norwegia masing-masing. Penelitian ini adalah diharapkan bisa menjadi masukan bagi perguruan tinggi, lembaga pemerintah dan pembuat kebijakan sehingga Bisa merangsang dan mendorong semangat kewiraswastaan.

2.6 Kerangka Berpikir

Penelitian ini menggunakan variabel Faktor intern dan ekstern sebagai bebas dan akses modal sebagai variable moderating terhadap minat berwirausaha sebagai variable terikat berdasarkan teori/studi empiris ada

(6)

2.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir dan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis sebagai berikut:

H1 = Akses modal berpengaruh secara langsung signifikan terhadap minat berwirausaha

H2 = Proses pembelajaran secara langsung berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha H3 = Motivasi berpengaruh secara

langsung terhadap minat berwirausaha

H4 = Akses modal berpengaruh secara tidak langsung signifikan terhadap minat berwirausaha

H5 = Proses pembelajaran secara

tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha

3. METODE PENELITIAN

3.1 Pengubah, populasi dan sampel 3.1.1 Peubah yang diamati/diukur

Pengubah yang diukur dalam penelitian ini ada 4 variabel yg terdiri dari variabel independen Akses Modal (X1) dan proses pembelajaran (X2), Motivasi Variabel intervening (X3) dan Variabel dependent (Y) adalah minat berwirausaha.

Tabel 2 Pengubah yang diukur

Variabel Definisi Operasional Indikator Jenis

Skala Variabel independent

Akses Modal (X1)

Akses adalah jalan masuk sedangkan modal adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan dan sebagainya

kegiatan penyampaian jasa oleh dosen kepada pelanggan mahasiswa sesuai dengan rencana dan kontrak kuliah yang telah disepakati (Dimyati dan Mujiono, 2006)

1. Materi pembelajaran, 2. Metode pembelajaran, 3. Media pembelajaran, 4. Evaluasi pembelajaran

Variabel intervening

Motivasi (X3) Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. (Robert L. Malthis dan John H. Jackson, 2006)

Suatu keinginan yang cenderung menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan tertentu sebagai kebutuhannya,yang selanjutnya akan diwujudkan dalam tindakan nyata dengan adanya perhatian pada objek yang diingkannya itu untuk mencari informasi sebagai wawasan bagi dirinya. Djaali (2008)

(7)

3.1.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa/I Perguruan Tinggi Swasta yang tercatat pada forlap dikti kopertis wilayah II pada tahun 2016/2017 semester genap Sumatera Selatan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang terdiri dari 19 Perguruan Tinggi Swasta yang mewakili 17 Kabupaten di Sumatera Selatan. Kriteria mahasiswa yang telah mengikuti mata Kuliah Kewirausahaan. Teknik Pengambilan sampel diolah menggunakan rumus Solvin (Riduwan, 2010:254). Kemudian ukuran sampel pada masing-masing Perguruan Tinggi Swasta tersebut ditentukan dengan rumus Newman yang dikutip (Umi Nariwati, 2007:78) dari persamaan ini sampel berjumlah 393 orang mahasiswa

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode Studi Literatur dan Survey Lapangan dan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner.

3.3 Analisis Data

Penelitian ini digunakan analisis jalur dengan regresi dalam 2 (dua) tahap. Pengujian pertama menguji pengaruh akses modall dan proses pembelajaran terhadap minat berwirausaha (tanpa variabel

intervening). Dengan rumus persamaan sebagai berikut:

X3 = ρ X3.X1+ρ X3.X2 +

ϵ

1

...substruktural ( 1 ) Pengujian kedua menggunakan variabel pemoderasi yaitu Akses Modal. Model persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai variable intervening adalah sebagai berikut :

Y = ρ Y.X1+ ρ Y.X2+ ρ Y.X3 +

ϵ

2 ... substruktural ( 2 )

Keterangan:

Y = Minat Berwirausaha b0-b7 = Konstanta

X1 = Akses Modal X2 = Proses pembelajaran X3 = Motivasi

e = Standar Error

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Ada 4 (empat) variabel yang dilihat

dalam analisa jalur ini yaitu akses modal,

Proses pembelajaran, Motivasi dan Minat

berwirausaha. Ada 3 (tiga) parameter jalur

yang ingin diketahui yaitu : p1 sampai

dengan p5 dan e1 dan e2 sebagaimana pada

gambar 2

Variabel bebas Variabel Intervening Variabel terikat

p1

p3

p5

p4

p2

Gambar 2. Hubungan antara variable Pengaruh Langsung dan tidak langsung

Untuk mendapatkan angka

parameter-parameter tersebut, diperlukan 2 buah regresi

yaitu pengaruh langsung Akses modal dan

proses pembelajaran terhadap minat Akses Modal (X1)

Proses Pembelajaran (X2)

Minat Berwirausaha (Y)

(8)

berwirausaha dan pengaruh tidak langsung

akses modal, proses pembelajaran terhadap

minat berwirausaha melalui variable

motivasi.

4.1.1 Pengaruh langsung

Pengaruh langsung dalam analisis jalur

ini ditunjukkan oleh parameter p1, p2 dan p5

yang dapat dilihat pada gambar 3 di atas.

Variabel bebas Variabel Intervening Variabel terikat

p1

p5

p2

Gambar 3.Parameter Pengaruh Akses Modal, Proses Pembelajaran dan Motivasi ke Minat

Berwirausaha

Nilai p1 merupakan nilai standardize

coefficient (beta) yang didapatkan dari

variable akses modal terhadap minat

berwirausaha. Sedangkan p2 merupakan nilai

standardize coefficient (beta) yang didapat

dari variabel proses pembelajaran terhadap

minat berwirausaha yang ditunjukkan pada

tabel 1. p5 merupakan nilai nilai standardize

coefficient (beta) yang didapat dari variabel

motivasi terhadap minat berwirausaha yang

ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 1. Coefficientsa

Regresi Akses modal, Proses pembelajaran terhadap Minat berwirausaha

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.361 1.364 7.596 .000 Akses Modal (X1) .159 .050 .153 3.194 .002 Proses pembelajaran (X2) .343 .038 .434 9.062 .000

a. Dependent Variable: Motivasi (X3)

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa

p1 parameter beta untuk akses modal

terhadap minat berwirausaha yaitu 0,153

dengan tingkat signifikansi 0,002 atau lebih

kecil dari 0,1 sehingga berpengaruh

signifikan. Kemudian untuk p2 parameter

beta proses pembelajaran terhadap minat

berwirausaha yaitu 0,434 dengan tingkat

signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari pada

0,1 sehingga berpengaruh signifikan. p5

parameter beta motivasi terhadap minat

berwirausaha yaitu 0,463 dengan tingkat Akses Modal (X1)

Proses Pembelajaran (X2)

Minat Berwirausaha (Y)

(9)

signifikasi 0,000 atau lebih kecil dari 0,1

sehingga berpengaruh signifikan terhadap

minat berwirausaha.

4.1.2 Pengaruh tidak langsung

Pengaruh tidak langsung dalam analisa

jalur ini ada p3 dan p4 sebagai mana

diperlihatkan pada gambar 4 di bawah ini :

Variabel bebas Variabel Intervening Variabel terikat

p3

p4

Gambar 4 Parameter Pengaruh Tidak Langsung akses modal dan proses pemebalajaran ke Minat Berwirausaha

nilai parameter p3, p4 merupakan nilai

standardize coefficient (beta) yang

didapatkan dari hasil regresi kedua. Hasil

regresi ini dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 2. Coefficientsa

Regresi Akses modal, proses pembelajaran dan motivasi terhadap Minat berwirausaha

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.023 1.028 9.747 .000 Akses Modal (X1) .067 .035 .091 1.898 .058 Proses pembelajaran (X2) .036 .029 .063 1.215 .225

Motivasi (X3) .330 .036 .463 9.266 .000 a. Dependent Variable: Minat Berwirausaha (Y)

Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa

nilai p3 adalah parameter beta untuk akses

modal terhadap minat berwirausaha yaitu

0,091 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,058 atau lebih kecil dari 0,1 sehingga

berpengaruh signifikan. Selanjutnya untuk

p4 adalah parameter beta untuk proses

pembelajaran terhadap minat wirausaha yaitu

0,063 dengan signifikasi 0,225 atau lebih

besar dari 0,1 sehingga tidak berpengaruh

signifikan minat. Akses Modal (X1)

Proses Pembelajaran (X2)

Minat Berwirausaha (Y)

(10)

Gambar 5. Parameter pengaruh langsung dan tidak langsung akses modal dan proses pembelajaran

ke minat berwirausaha melalui motivasi.

4.1.3 Pengaruh tidak Langsung

Akses modal ke minat berwirausaha

melalui motivasi, nilainya adalah p3 x p5 =

0,153 x 0,463 = 0,0708. Proses pembelajaran

ke minat berwirausaha melalui motivasi,

nilainya adalah p4 x p5 = 0,434 x 0,463 =

0,2009

4.1.4 Pengaruh total

Pengaruh total 0,4257 atau 42,56%

merupakan penjumlahan dari pengaruh

langsung dan tidak langsung dari variable

independent terhadap variabel dependent

baik langsung dan melalui motivasi.

Perhitungannya adalah sebagai berikut

pengaruh langsung Akses modal, proses

pembelajaran, motivasi terhadap Minat

berwirausaha = 0,0708. Pengaruh tidak

langsung akses modal, proses pembelajaran

terhadap minat berwirausaha melalui

motivasi = 0,2009 sedangkan penngaruh

langsung akses modal dan proses

pembelajaran adalah 0,154. Berdasarkan

pengaruh total di atas ada variabel yang lain

yang perlu dipertimbangkan untuk penelitian

selanjutanya sebesar 0,5743 atau 57,43%.

4.1.5 Kesalahan Regresi (e)

Kesalahan regresi dalam analisa jalur

penelitian ini adalah e1 dan e2 adalah akar

dari (1-R2) dari masing-masing regresi. Nilai

R2 dari regresi pertama adalah : e1 = √(1

-0.268) = √ 0.732 = 0.855, dapat dilihat pada tabel 3 yaitu:

Tabel 3. Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .518a .268 .264 2.97810

a. Predictors: (Constant), Proses pembelajaran (X2), Akses Modal (X1)

Nilai R2 pada persamaan pertama adala

0,855 atau sama dengan 85,5%, artinya

jumlah variance yang tidak dapat dijelaskan

(11)

terhadap minat berwirausaha sebesar 85,5%.

Nilai R2 pada persamaan kedua adalah e2 = √(1-0.289) = √ 0.711 = 0.843 atau 84,3, artinya artinya jumlah variance yang tidak

dapat dijelaskan oleh akses modal, proses

pembelajaran dan motivasi terhadap minat

berwirausaha yang dapat dilihat pada model

summary untuk regresi pada persamaan

kedua, yang ditunjukkan pada tabel 4

Tabel 4. Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .538a .289 .283 2.09536

a. Predictors: (Constant), Motivasi (X3), Akses Modal (X1), Proses pembelajaran (X2)

4.2 Pembahasan

Ada 4 (tiga) penelitian terdahulu yang

mendukung hasil penelitian ini, yaitu :

penelitian Mbayak Ginting dan Eko

Yuliawan (2015), Muladi Wibowo (2011),

Hazirah Amalia Ayuningtias dan Sanny

Ekawati (2016) dan

Indarti, N. Dan

Rostiani, R (2008). Berdasarkan parameter

beta akses modal secara langsung

memperngaruhi minat berwirausaha secara

signifikan sejalan dengan hasil penelitian

oleh Mbayak Ginting dan Eko Yuliawan

(2015) bahwa akses modal mempengaruhi

minat siswa untuk menjalankan suatu usaha.

Pada symposium Nasional (Jaka

Sriyana:2010) pilihan strategi yang dilakukan

untuk pemberdayaan masyarakat di bidang

ekonomi adalah kemudahan dalam akses

modal.

Berdasarkan parameter beta proses

pembelajaran berpengaruh terhadap minat

berwirausaha sejalan dengan hasil penelitian

muladi Wibowo (2011) bahwa proses belajar

berpengaruh terhadap minat berwirausaha.

Untuk motivasi secara langsung berpengaruh

signifikan terhadap minat berwirausaha, hasil

ini didukung penelitian oleh Hazirah Amalia

Ayuningtias dan Sanny Ekawati (2016)

bahwa motivasi sangat mempengaruhi minat

berwirausaha, motivasi merupakan dorongan

dari dalam maupun dari luar yang dapat

menyebabkan bertindak, dalam penelitian ini

motivasi dijelaskan dengan variable internal

dan eksternal yaitu kepribadian, lingkungan

keluarga dan lingkungan kampus.

Kemudian akses modal secara tidak

langsung juga berpengaruh terhadap minat

berwirausaha, seperti yang diungkapkan

pada symposium nasional tahun bahwa salah

satu masalah yang dihadapi oleh UKM

adalah akses modal apabila diberikan

kemudahan tentu masalah UKM tersebut

dapat dihadapi pada akhirnya mampu

menumbuhkan minat bibit wirausaha muda

pun akan muncul dari mahasiswa Perguruan

Tinggi Swasta khususnya di Sumatera

Selatan. Dijelaskan oleh beberapa peneliti

(12)

dalam Indarti et al. (2008) menyatakan

bahwa kesulitan dalam mendapatkan akses

modal, skema kredit dan kendala sistem

keuangan dipandang sebagai hambatan utama

dalam kesuksesan usaha menurut calon-calon

wirausaha di negara-negara berkembang.

Kristiansen dalam Indarti et al. (2008)

menyatakan bahwa akses kepada modal

menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu

usaha. Menurut Indarti et al. (2008) akses

kepada modal merupakan hambatan klasik

terutama dalam memulai usahausaha baru,

setidaknya terjadi di negara-negara

berkembang dengan dukungan

lembaga-lembaga penyedia keuangan yang tidak

begitu kuat.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan

pembahasan yang telah dilakukan

sebelumnya maka dapat diambil beberapa

simpulan sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama Akses modal

berpengaruh secara langsung signifikan

terhadap minat berwirausaha

2. Hipotesis kedua Proses pembelajaran

secara langsung berpengaruh signifikan

terhadap minat berwirausaha

3. Hipotesis ketiga motivasi berpengaruh

secara langsung terhadap minat

berwirausaha

4. Hipotesis keempat Akses modal

berpengaruh secara tidak langsung

signifikan terhadap minat berwirausaha

5. Hipotesis ke lima Proses pembelajaran

secara tidak langsung tidak berpengaruh

signifikan terhadap minat berwirausaha

6.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarabahri,

Aswan

Zain.

1997.

Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta

Djaali. 2008.

Psikologi Pendidikan. PT

Bumi Aksara. Jakarta

Dimyati dan Mudjiono. 2006.

Belajar

dan Pembelajaran. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Ginting, Mbayak. Yuliawan, Eko. 2015.

Analisis

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Minat

Berwirausaha Mahasiswa (Studi

Kasus

Pada

Stmik

Mikroskil

Medan). Jurnal Wira Ekonomi

Mikroskil Volume 5, Nomor 01,

April 2015. Hal 61-69

Hasbullah. 2009.

Dasar-dasar Ilmu

Pendidikan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

(13)

Ekonomi/Volume XX, No. 01,

Maret 2015: 49-71

http://kbbi.web.id/akses

https://beritagar.id/artikel/berita/data-bps-pengangguran-di-indonesia

.

diakses 25 april 2016

http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi. diakses 01 November 2017

Indarti, N. Dan Rostiani, R 2008.

Intensitas

Kewirausahaan

Mahasiswa: Studi Perbandingan

antara Indonesia, Jepang dan

Norwegia. Jurnal Ekonomika dan

Bisnis Indonesia. 23 (4). 1-27

Mathis Robert L. Jackson John H. 2006.

Human Resource Management. alih

bahasa. Salemba Empat. Jakarta.

Mopangga, Herwin. 2014.

Faktor

Determinan

Minat

Wirausaha

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis

Universitas

Negeri

Gorontalo. Jurnal Trikonomika

Volume 13, No. 1, Juni 2014, Hal.

78–90 ISSN 1411-514X (print) /

ISSN 2355-7737 (online).

Munandar,

Ashar

Sunyoto.

2008.

Psikologi Industri dan Organisasi.

Universitas Indonesia, Jakarta.

Sriyana, Jaka. 2010. Simposium Nasional

: Strategi Pengembangan Usaha

Kecil dan Menengah (UKM):

StudiKasus

Di

Kab.

Bantul.

Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta

http://dppm.uii.ac.id/dokumen/dikti/files/

DPPMUII_09._79103_STRATEGI

_PENGEMBANGAN_USAHA_K

ECIL_DAN_MENENGAH_(UKM

)

. pdf, diakses pada tanggal 8 April

2016, Pukul 20.00 WIB

Veithzal Rivai. 2011. Manajemen Sumber

Daya Manusia Untuk Perusahaan

Dari

Teori

Ke

Praktek

PT.

RAJAGRAFINDO

PERSADA,

Jakarta.

Wibowo, Muladi. 2011. Pembelajaran

kewirausahaan

dan

minat

Gambar

tabel 1  jumlah mahasiswa PTS yang aktif  di Sumatera Selatan
Tabel 2 Pengubah yang diukur
Tabel 1. Coefficientsa
Gambar 4 Parameter Pengaruh Tidak Langsung akses modal dan proses pemebalajaran  ke Minat Berwirausaha
+2

Referensi

Dokumen terkait

131 23282 DIAN NITA NURJANAH SMA NEGERI 3 DEMAK KABUPATEN DEMAK MANAJEMEN - S1.. 132 23422 DIAN PUSPITASARI MA NEGERI PURWODADI GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN AKUNTANSI

Di titik manapun Anda mengawali pembelajaran, program ini mengajak Anda mengakselerasi evolusi dalam diri sendiri terlebih dahulu untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

Aspek Sosial (X1) adalah tanggung jawab terhadap dampak sosial yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap bidang

Dari hasil pengamatan, hasil uji aktivitas anti bakteri suspensi eritromisin terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 untuk masing-masing kemasan memberikan hasil yang

[r]

Taman Kerobokan (Jl. Pantai Kuta, Br. Kartika Plaza No. Raya Kuta No. Pura Segara II, Lingk. Raya Kuta No. Raya Kuta No. Raya Petitenget No. Sunset Road No. Pass Ngurah Rai No.

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, pembiayaan yang termasuk golongan non performing financing adalah pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan macet.NPFmencerminkan

Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam