• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBEDAAN MOTIVASI, KEPRIBADIAN DAN KARAKTERISTIK MENJADI WIRAUSAHA BAGI MAHASISWA SEBELUM DAN SESUDAH MENGIKUTI RANGKAIAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN PERENCANAAN BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERBEDAAN MOTIVASI, KEPRIBADIAN DAN KARAKTERISTIK MENJADI WIRAUSAHA BAGI MAHASISWA SEBELUM DAN SESUDAH MENGIKUTI RANGKAIAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN PERENCANAAN BISNIS"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dewasa ini lapangan kerja semakin sempit, sementara jumlah angkatan

kerja sangat melimpah. Pemerintah belum mampu menyediakan lapangan kerja

yang cukup bagi warganya, sehingga pengangguran meraja lela. Kondisi

semacam itu jika terus-menerus dibiarkan akan menimbulkan dampak social yang

sangat luas. Pemerintah perlu berupaya memotivasi warganya untuk menciptakan

lapangan kerja agar terjadi keseimbangan antara jumlah angkatan kerja yang

membutuhkan pekerjaan dengan lapangan kerja yang ada.

Salah satu wahana untuk menciptakan lapangan kerja bagi pemerintah

adalah dengan memotivasi warganya untuk berwirausaha. Saat ini Indonesia

sangat kekurangan jumlah wirausaha. Idelnya, jumlah wirausaha di suatu Negara

minimal 2%, sementara di Indonesia masih belum ideal. Menteri Koperasi dan

UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengatakan, bahwa jumlah

pengusaha di Indonesia hanya sekitar 1,65 persen dari jumlah penduduk saat ini,

kalah jauh dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura sebesar 7%,

Malaysia 5%, dan Thailand 4% (http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/). Melihat jumlah wira usaha yang belum ideal tersebut, pemerintah telah

mencanangkan GKN (Gerakan Wira usaha Nasional). Hingga saat ini,

Pemerintah Indonesia telah menggulirkan program-program pemberdayaan

wirausaha, seperti, program wirausaha 1.000 sarjana, program pelatihan

kewirausahaan, bantuan sosial dan perkuatan, bantuan atau kredit dana bergulir,

Kredit Usaha Rakyat (KUR), program kemitraan dan bina lingkungan, program

pembiayaan melalui CSR (Corporate Social Responsibility), PNPM Mandiri dan

program pelatihan untuk TKI. GKN ini juga menyentuh perubahan prioritas

(2)

mandiri pada lulusannya. Penyempurnaan kurikulum terus dilakukan untuk

mendukung gerakan pemerintah tersebut.

Hal ini merupakan sebuah tantangan baru bagi dunia pendidikan,

bagaimana dunia pendidikan bukan hanya mampu menciptakan manusia yang

berpendidikan tetapi juga mampu mencetak manusia-manusia yang mandiri untuk

menjawab tantangan jaman. Perguruan tinggi bukan hanya berfungsi untuk

berbagi ilmu dengan teori teorinya maupun ketrampilan dengan praktek– prakteknya. Tetapi jika dikaitkan dengan masih rendahnya pemahaman dan minat

tentang dunia wirausaha, dunia pendidikan dapat difungsikan juga sebagai media

informasi untuk meningkatakan pemahaman dan minat anak didiknya pada dunia

kewirausahaan.

Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi yang memberi prioritas pada

pendidikan kewirausahaan sebagai keunggulan kompetitifnya. Hal ini terlihat dari

visi dan misinya:

1. Visi

”Menjadi Program Studi Manajemen rujukan di tingkat Asia Tenggara yang unggul di bidang ilmu manajemen dan entrepreneurship bertumpu pada iman, taqwa, ilmu pengetahuan dan teknologi pada tahun 2020”

2. Misi :

a. Menyelenggarakan pendidikan akademik strata 1 yang berorientasi

global pada penguatan iman, taqwa, ilmu pengetahuan dan teknologi

b. Mendidik, mengembangkan dan menghasilkan sumberdaya manusia

yang memiliki kemampuan managerial dan entreprenership yang

berlandaskan pada nilai-nilai islam

c. Menjalankan kegiatan penelitian dan penggadian pada masyarakat

sesuai bidang ilmu manajemen dalam dalam mewujudkan ”rahmatan

(3)

Visi dan misi Pogram studi Manajemen UMY ini diwujudkan dalam kurikulum

yang bertujuan untuk menciptakan sarjana yang memiliki salah satu kompetensi

utama memiliki keberanian memulai usaha, melaksanakan usaha &

mengembangkan inovasi. Sesuai dengan tema keunggulan yaitu menghasilkan

SDM dengan kemampuan manajerial dan entrepreneur dan sejalan dengan

upaya mencari jati diri dan keunggulan yang ditetapkan, Program Studi

Manajemen mengembangkan Kurikulum Kewirausahaan yang menyiapkan

lulusan yang memiliki jiwa kemandirian, inovasi dan kreativitas, kepemimpinan

dan keberanian mengambil resiko. Hal ini tercermin dalam beberapa mata kuliah

yang mendukung kompetensi tersebut, yaitu mata kuliah dan Kewirausahaan,

Perencanaan Bisnis.

Mata kuliah Kewirausahaan lebih banyak ke teori dan motivasi untuk

berwira usaha, sedangkan mata kuliah perencanaan bisnis dan sudah masuk ke

praktik bisnis. Mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah-mata kuliah

tersebut diharapkan akan tumbuh motivasinya menjadi wira usaha serta memiliki

kepribadian dan karakteristik sebagai wira usaha dibandingkan dengan sebelum

menempuh mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diteliti mengenai “Analisis Perbedaan Motivasi, Kepribadian dan Karakteristik Menjadi Wirausaha Bagi

Mahasiswa Sebelum Dan Sesudah Mengikuti Rangkaian Mata Kuliah

Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis”. Penelitian ini mengacu pada penelitian Yuli dkk (2012) yang berjudul “Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Semarang)”.

B.Permasalahan

1. Apakah terdapat perbedaan motivasi menjadi wirausaha bagi mahasiswa

sebelum dan sesudah mengikuti rangkaian mata kuliah kewirausahaan dan

(4)

2. Apakah terdapat perbedaan Kepribadian dan Karakteristik menjadi wirausaha

bagi mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti rangkaian mata kuliah

kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis ?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan motivasi menjadi wirausaha

bagi mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti rangkaian mata kuliah

kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

2. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan Kepribadian dan Karakteristik

menjadi wirausaha bagi mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti rangkaian

mata kuliah kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

UMY pada khususnya dan bagi UMY pada umumnya sebagai bahan evaluasi

apakah pembelajaran rangkaian mata kuliah Kewirausahaan (Kewirausahaan,

Perencanaan Bisnis dan ) itu benar-benar memunculkan motivasi dan membentuk

kepribadian dan karakteristik mahasiswa untuk berwira usaha, sebagai wujud

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat dan Konsep Dasar Kewirusahaan

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan

penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dan lain-lain.

Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui

inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.

Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani

mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa

berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha,

tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

(Kasmir, 2007).

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber

acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-bedaBeberapa

definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut

(Munjiati dkk, 2015):

1. Richard Cantillon (1775)

Cantilon berpendapat bahwa wirausaha adalah seorang inkubator

gagasan-gagasan baru yang sellau berusaha menggunakan sumber daya secara

optimal untuk mencapai tingkat paling tinggiKewirausahaan didefinisikan

sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan

membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa

yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih

menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau

(6)

2. Jean Baptista Say (1816)

Jean Baptise berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki

seni dan kterampilan tertentu dalam menciptakan usaha ekonomi yang

baru. Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai

alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

3. Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan

pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam

menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan

disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti

pengarahan dan pengawasan .

4. Joseph Schumpeter (1934)

Ide dan defenisi entrepreneur banyak sekali, Schumpeter seorang pakar

strategi melihat entrepreneur adalah sebuah proses “destruktif yang kreatif”, dimana produk-produk atau metode produksi yang sudah ada dihancurkan dan diganti dengan yang baru. Oleh karena itu entrepreneuship

berkaitan dengan penemuan, pendayagunaan peluang-peluang yang

menguntungkan. Dengan kata lain fungsi spesifik dari entreprenur adalah

inovasi. Inovasi berarti penciptaan nilai sebagai sumber keunggulan

kompetitif. Tanpa inovasi cara/metode baru tidak akan pernah ditemukan.

Melalui inovasi, para entrepreneur akan terus melakukan ekspansi

memperluas daerah pemasaran, menambah jumlah pelanggan

meningkatkan penjualan dan laba.

5. Adam Smith, yang kita kenal sebagai bapak ekonomi memiliki pandangan

tersendiri. Dalam pandangannya wirausaha berarti orang yang mampu

bereaksi terhadap perubahan ekonomi, lalu menjadi agen ekonomi yang

mengubah permintaan menjadi produksi

(7)

Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam

sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan

kapasitas kewirausahaan.

7. Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk

menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum

terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi

produksinya belum diketahui sepenuhnya.

8. Israel Kirzner (1979)

Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.

9. Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio

Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan

membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,

peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari

proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi

resiko atau ketidakpastian.

10. Peter F. Drucker

Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu

yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa

seorang wirausahan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau

mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada

sebelumnya.

11. Zimmerer

Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan

inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang

(8)

Secara komprehensif Meng & Liang, (1996), merangkum pandangan

beberapa ahli, dan mendefenisikan wirausaha sebagai:

1. Seorang inovator

2. Seorang pengambil risiko atau a risk-taker

3. Orang yang mempunyai misi dan visi

4. Hasil dari pengalaman masa kanak-kanak

5. Orang yang memiliki kebutuhan berprestasi tinggi

6. Orang yang memiliki locus of control internal.

Kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi

peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar

berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif.

Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang

muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif.

Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai sumber daya, tenaga kerja,

bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar daripada sebelumnya

dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.

B. Karakterisitk Wirausaha

Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang

dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada

kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh

seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.

Meredith (1996) mengemukakan ciri-ciri dan watak

kewirausahaan seperti berikut :

1. Percaya Diri

Seorang entrepreneur haruslah memiliki sifat percaya diri yang tercermin

(9)

a. Yakin dan optimisme: ia harus yakin dan optimis bahwa usahanya

akan maju dan berkembang. Untuk itu Seorang wirausaha harus

mampu menyusun rencana keberhasilan perusahaannya.

b. Mandiri: Tidak mengandalkan dan bergantung orang lain atau

keluarga.

c. Kepemimpinan, dan dinamis: Seorang wirausaha harus mampu

bertanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya,

baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggung jawab seorang

pengusaha tidak hanya pada material, tetapi juga moral kepada

berbagai pihak

2. Berorientasikan tugas dan hasil, terdiri dari sifat:

a. Ingin berprestasi, kemauan untuk terus maju dan mengembangkan

usaha. IQ dan EQ tidak cukup untuk memprediksi keberhasilan.

Dibutuhkan AQ (Adversity quotient) yaitu tingkat ketahanan terhadap

hambatan-hambatan yang ditemuinya dalam mencapai keberhasilan.

Dalam AQ ada tiga tipe pendaki puncak keberhasilan, yaitu quitter,

champer, dan climber. Tipe quitter adalah mereka yang langsung

menyerah atau tidak mau memanfaatkan peluang. Tipe champer adalah

mereka yang cepat puas dengan apa yang sudah dicapai walaupun bisa

mencapai keberhasilan yang lebih tinggi kalau mereka mau. Tipe

climber adalah orang yang terus mendaki tangga keberhasilan hingga

mencapai puncak tertinggi meski menemui berbagai hambatan atau

rintangan. Ketahanan terhadap berbagai hambatan ini terdiri dari

empat komponen, yaitu reach, ownership & original,control,

endurance. Reach berarti seberapa jauh kemalangan/rintangan yang

ditemui itu mempengaruhi hal-hal lain dalam kehidupan. Ownership &

original adalah persepsi orang terhadap rintangan/hambatan. Control

berarti melihat kemampuan mengontrol hambatan/rintangan dalam

(10)

rintangan/hambatan senagai sesuatu yang terus terjadi atau hanya

terjadi secara kebetulan, cepat berlalu dan tidak akan terjadi lagi.

b. Berorientasi keuntungan, semua cara dan usaha yang dilakukan harus

mendatangkan profit, karena bisnis tidak akan bisa bertahan dan

berkembang jika tidak ada profit.

c. Teguh, tekun, dan kerja keras, Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak

terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ ia datang.

Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya.

Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu

mendorongnya untuk bekerja keras merealisasikannya. Tidak ada kata

sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

d. Penuh semangat, dan Penuh energi. Melakukan semua aktivitas dengan

semangat untuk keberhasilan.

e. Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.

f. Kebutuhan akan prestasi berorientasi pada laba, memiliki

ketekunan dan ketabahan,memiliki tekad yang kuat, suka

bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.

g. Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan,

terdiri dari sifat mampu ambil risiko, suka tantangan. Berani

mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang

pengusaha kapan pun dan di manapun, baik dalam bentuk uang

maupun waktu.

h. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang

lain dan suka terhadap Keorisinilan.

Entrepreneur haruslah memiliki sifat orginalitas yang tercermin dari:

a. Kreatif: mampu mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara

baru dalam memecahkan persoalan

b. Inovatif: mampu melakukan sesuatu yang baru yang belum dilakukan

(11)

c. Inisiatif/proaktif, mampu mengerjakan banyak hal dengan baik, dan

memiliki pengetahuan. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri

mendasar dimana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetap

terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam

berbagai kegiatan.

Berorientasi Manusia, terdiri dari:

a. Sifat suka bergaul dengan orang lain berarti anda harus mampu

mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak,

baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun

tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan antara lain kepada para

pelanggan, pemerintah pemasok, serta masyarakat luas

b. Komitmen, Komitnen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus

dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu

memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dan direalisasikan.

c. Responsive terhadap saran/kritik. Menganggap saran dan kritik

adalah dasar untuk mencapai kemajuan. Saran dan kritik yang

masuk di respon dengan baik untuk memperbaiki pelayanan

kepada pelanggan, proses bisnis dan efesiensi perusahaan

d. Jujur dan tekun

e. Persepsi dan memiliki cara pandang/cara pikir yang berorientasi

pada masa depan

terdiri dari sifat pandangan ke depan, ketajaman persepsi. Untuk itu wira

usaha harus Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk

menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui

apa yang akan dilakukan oleh pengusaha tersebut beorientasi pada prestasi.

Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada

prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta

(12)

usaha yang dijalankan selalu dievalusi dan harus lebih baik dibanding

sebelumnya.

f. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja

Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai

berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia

berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah

diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan

tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh

komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang

mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan

objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya.

Dengan semangat optimis yang tinggi karena ada hasil yang diperoleh,

maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai

sumber daya.

C. Imbalan/keuntungan Dalam Wirausaha

Tiap orang termotivasi kepada kewirausahaan karena berbagai imbalan

yang dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar: Laba (Peluang

memperoleh manfaat dan penghasilan maksimal), Kebebasan (Otonomi/jadi bos

bisa mengontrol nasib sendiri, mengontrol waktu), dan kepuasan dalam

menjalani hidup, Peluang mencapai tujuan yang dikehendaki, Peluang

mendemostrasikan potensi secara penuh, Kontrol finansial, Peluang membantu

masyarakat dan pemerintah dengan usaha kongkrit ciptakan lapangan kerja.

1. Imbalan Berupa Laba (Peluang memperoleh manfaat dan

penghasilan maksimal)

Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti

kerugian waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga

(13)

mereka ambil dalam mengoperasikan bisnis mereka sendiri.

Dengan demikian imbalan berupa laba merupakan motifasi yang

kuat bagi wirausaha tertentu.

Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai

perusahaan. Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba bagi

dirinya sendiri atau membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan

wirausaha puas dengan laba yang pantas.

Wira usaha memungkinkan memperoleh pendapatan yang

maksimal melebihi pegawai atau karyawan biasa. Bahkan

pendapatan yang diperolehnya tidak terbatas jumlahnya dan

melebihi prediksi sebelumnya, jika usaha yang dijalankan sukses.

Kenaikan pendapatan/gaji seorang pegawai akan dibatasi oleh

waktu dan prosentase tertentu, sedangkan seorang wira usaha tidak

demikian.

2. Imbalan Kebebasan (Otonomi/jadi bos bisa mengontrol nasib sendiri, mengontrol waktu)

Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan

lain bagi seorang wirausaha. Beberapa wirasuaha menggunakan

kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja

pribadinya secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak

mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi wirausaha

menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti

mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba

sendiri dan mengatur jadwal sendiri.

Wira usaha tidak diatur oleh orang lain, bahkan menjadi bos yang

bisa mengontrol nasib sendiri, mengontrol waktu, mengatur orang

lain. Wirausaha yang telah sukses biasanya mendelegasikan

(14)

bebas melakukan aktivitas lainnya tanpa mengganggu jalannya

usaha. Usaha tetap berjalan, meskipun wira usaha sedang

jalan-jalan. Hal ini tidak memungkinkan dilakukan oleh karyawan, yang

harus mentaati aturan baku. Seorang wirausaha bebas menentukan

waktunya sendiri, bebas menentukan nasib sendiri, tidak diatur oleh

orang lain.

3. Imbalan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup

Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan

dalam menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka

lakukan memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan

kenikmatan ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik

pada barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang

dikelolah oleh wirausaha tumbuh menjadai besar akan tetapi ada

juga yang relative tetap berskala kecil.

4. Peluang Mencapai Tujuan Yang Dikehendaki

Wirausaha memiliki peluang yang lebih besar dalam mencapai

tujuan yang dikehendaki. Mereka bebas melakukan inovasi dan

kreasi dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang dia kehendaki

tanpa dibatasi oleh aturan dari atasannya, karena wira usaha tidak

memiliki atasan.

5. Peluang Mendemostrasikan Potensi Secara Penuh

Wira usaha yang memiliki potensi akan mempunyai peluang lebih

banyak dalam mendemostrasikan potensi yang dimilikinya secara

penuh.

6. Kontrol Finansial

Wirausaha memiliki control financial dan memiliki kebebasan

financial dari usahanya dalam hal pemanfaatannya baik untuk

(15)

7. Peluang Membantu Masyarakat Dan Pemerintah Dengan Usaha Kongkrit Ciptakan Lapangan Kerja.

Wirausaha memiliki peluang yang lebih banyak dalam membantu

masyarakat atas kemampuan financial yang lebih. Wirausaha yang

sukses memiliki kesempatan untuk membantu masyarakat dalam

tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat, seperti menyediakan

sarana umum, membagi sedekah/zakat kepada masyarakat dengan

kemampuan yang dia miliki. Wirausaha secara kongkrit juga

membantu pemerintah untuk mengurangi pengangguran dengan

menyerap tenaga kerja dalam menjalankan usahanya.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha 1. Motivasi:

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research

menemukan 69% siswa menengah atas ingin mulai menjalankan usaha

mereka sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses. (Zimmerer

& Scarborough; 1998)

2. Usia:

Menurut National Federation of Independent Businesess, Washington, usia

saat seseorang memulai usaha sendiri adalah sebagai berikut (dalam

Zimmerer & Scarborough, 1998). Usia Kronologis bervariasi. Ronstandt

(dalam Staw1991) menyatakan bahwa kebanyakan wirausaha memulai

usahanya antara usia 25-30 tahun. Sementara Staw (1991), mengungkapkan

bahwa umumnya pria memulai usaha sendiri ketika berumur 30 tahun dan

wanita pada usia 35 tahun. Hurlock (1991) berpendapat bahwa

perkembangan karier berjalan seiring dengan perkembangan manusia.

Setiap kelompok manusia memiliki ciri-ciri khas bila dikaitkan dengan

(16)

Ciri khas perkembangan karier menurut Hurlock adalah sebagai berikut:

a. Usia dewasa awal (18 tahun sampai 40 tahun), masa dewasa awal sangat terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk

keluarga dan pekerjaan. Ketika seseorang masuk dalam masa dewasa

awal yang memiliki tugas pokok yaitu memilih bidang pekerjaan yang

cocok dalam bakat, minat dan faktor psikologis yang dimilikinya.

Masih banyak orang dewasa muda yang bingung dengan pilihan

kariernya, situasi seperti ini bisa juga terjadi dalam wirausaha. Hurlock

(1991) menyebut masa dewasa awal itu coba-coba untuk berkarier.

Itulah sebabnya usia bisa berpengaruh pada tinggi rendahnya prestasi

kerja mereka.

b. Usia dewasa madya (usia 40 tahun sampai 60 tahun), masa dewasa madya bercirikan keberhasilan dalam pekerjaan. Prestasi puncak pada

usia ini juga bisa berlaku bagi wirausaha.

c. Usia dewasa akhir (usia di atas 60 tahun), pada masa ini orang

mulai mengurangi kegiatan kariernya atau berhenti sama

sekali.Mereka tinggal menikmati jerih payahnya selama bekerja dan

mencurahkan perhatian pada kehidupan spiritual dan sosial. Pendapat

Hurlock senada dengan pendapat Staw (1991) bahwa usia bisa terkait

dengan keberhasilan. Bedanya,Hurlock menekankan pada kemantapan

karier, sedangkan Staw (1991) menekankan bertambahnya

pengalaman. Menurut Staw (1991), usia bisa terkait dengan

keberhasilan bila dihubungkan dengan lamanya seseorang menjadi

wirausaha. Dengan bertambahnya pengalaman ketika usia seseorang

bertambah maka usia memang terkait dengan keberhasilan.

3. Pengalaman:

Staw (1991) berpendapat bahwa pengalaman dalam menjalankan usaha

merupakan predictor terbaik bagi keberhasilan, terutama bila bisnis baru itu

(17)

(dalam Staw, 1991) wirausaha yang memiliki usaha maju saat ini bukanlah

usaha pertama kali yang dimiliki. Pengalaman mengelola usaha bisa diperoleh

sejak kecil karena pengasuhan yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi

sebagai wirausaha. Hasilnya sebagai berikut:

a. Pekerjaan Orang Tua Wirausaha

Brockhaus (1982) mencatat empat studi menyatakan bahwa wirausaha

cenderung memiliki ayah wirausaha. Brockhaus & Nord (1979)

menemukan bahwa 31 wirausaha wanita dan pria St Louis memiliki

ayah wirausaha. Cooper & Dunkelberg (1984) mencatat bahwa 47.5%

dari 1394 wirausaha mempunyai orang tua yang memiliki bisnis sendiri.

Jacobowitz & Vidler (1983) menemukan bahwa 72% wirausaha Negara

Atlantik memiliki orang tua atau saudara wirausaha. Shapero & Sokol

(1982) mencatat bahwa 50% sampai 58% pendiri perusahaan di

Amerika Serikat memiliki ayah wirausaha. Menurut Staw (1991) ada

bukti kuat bahwa wirausaha memiliki orang tua yang bekerja mandiri

atau berbasis sebagai wirausaha. Menurut Duchesneau et al.(dalam Staw

1991),wirausaha yang berhasil adalah mereka yang dibesarkan oleh

orang tua yang juga wirausaha, karena mereka memiliki pengalaman

luas dalam usaha. Haswell et al.(dalam Zimmerer & Scarborough, 1998)

menyatakan bahwa alasan utama kegagalan usaha adalah kurangnya

kemampuan manajerial dan pengalaman.Wood (dalam Zimmerer &

Scarborough, 1998) juga menyatakan bahwa kurangnya pengalaman

adalah salah satu penyebab kegagalan usaha. Dari pendapat dan

penemuan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengalaman dalam

mengelola usaha memberi pengaruh pada keberhasilan usaha skala

kecil. Dengan demikian, tingkat keterlibatan seseorang dalam suatu

(18)

b. Pendidikan:

Pendidikan merupakan syarat keberhasilan bagi seorang wirausaha.

Dalam penelitiannya terhadap sejumlah wirausaha, Bowen & Robert

(dalam Staw, 1991) merangkum hasil penelitian tentang tingkat

pendidikan wirausaha,dan hasilnya tabel di bawah ini. Tingkat

pendidikan Wirausaha Menurut Bowen & Robert Peneliti Penemuan

Brockhaus (1982) Mengulas empat penelitian yang menyimpulkan

bahwa wirausaha cenderung memiliki pendidikan yang lebih baik dari

populasi umum, tetapi di bawah para manajer. Cooper&Dunkelberg

(1984) Ditemukan bahwa tingkat pendidikan wirausaha di bawah

universitas (64%). Gasse (1982) Mencatat dari empat studi di mana

wirausaha memiliki pendidikan yang lebih baik daripada masyarakat

umum. Jacobowitz & Vidler (1982) Hasil wawancara dengan 430

wirausaha menunjukkan bahwa mereka memiliki pendidikan yang

kurang memadai, yaitu 30% drop-out dari Sekolah Menengah Atas.

Hanya 11% lulus dari universitas 4 tahun. Berdasarkan hasil rangkuman

di atas ,dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan rata-rata wirausaha

adalah pendidikan menengah atas. Menurut penelitian Kim (dalam

Meng & Liang,1996)pada para wirausaha di Singapura, bahwa

wirausaha yang berhasil memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik

daripada wirausaha yang kurang berhasil. Berdasarkan pendapat para

ahli di atas,dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan salah satu

faktor yang menunjang keberhasilan usaha skala kecil,dengan asumsi

bahwa pendidikan yang lebih baik akan memberikan pengetahuan yang

lebih baik dalam mengelola usaha.

E. Penelitian Terdahulu

Yuli Budiati dkk (2012) melakukan penelitian dengan judul Minat

(19)

Universitas Semarang). Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui minat mahasiswa

terhadap kewirausahaan yang dikaji menurut motivasi menjadi wirausaha dan

menurut kepribadian dan karakteristik individu. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa mahasiswa lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

cenderung kurang berminat untuk membuka wirausaha, karena sebagian besar

mahasiswa memilih untuk membuka wirausaha jangka panjang. Beberapa

motivasi mahasiswa dalam berwirausaha didorong oleh ambisi kemandirian

berupa keinginan membuka usaha sendiri dan suka akan kebebasan dalam

beraktivitas. Pada faktor realisasi diri dimotivasi oleh keinginan untuk

memperoleh posisi yang lebih baik dan keinginan untuk memotivasi dan

mengarahkan orang lain. Faktor pendorong yang lain untuk menjadi wirausaha

adalah keinginan untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik. Mahasiswa yang

mempunyai minat untuk menjadi wirausaha jangka dekat atau sekitar dua tahun

mempunyai persepsi yang tinggi pada keinginan membuka usaha sendiri,

memperoleh posisi yang baik di lingkungan dan keinginan pendapatan yang lebih

baik dibanding yang mempunyai niat menjadi entrepreneurship jangka panjang

maupun yang tidak berminat. Dalam faktor motivasi menjadi wirausaha, secara

umum kurang didukung dengan tradisi keluarga dalam berbisnis dan merasa lebih

terhormat bila membuka usaha sendiri dibanding dengan bekerja dengan orang

lain. Pada faktor kepribadian sebagian besar mahasiswa mempersepsikan ingin

sukses, suka bekerja keras dan yakin akan kemampuan diri. Pada faktor hubungan

bisnis mahasiswa mampu bekerja sama dengan orang lain. Mahasiswa yang

berminat membuka wirausaha jangka pendek mempunyai persepsi yang lebih

tinggi pada indikator suka bekerja keras, mempunyai kemampuan untuk sukses. Di

sisi lain sebagian besar mahasiswa kurang menyukai tantangan dan kurang berani

mengambil resiko. Penilaian mahasiswa dalam karakteristik lain wirausaha untuk

faktor perilaku organisasi, mahasiswa lulusan menilai mampu untuk memberikan

pendapat dan saran pada orang lain serta mampu untuk meyakinkan dan memberi

inspirasi orang lain dengan lebih baik. Pada faktor lain persepsi mahasiswa untuk

(20)

dalam berhutang, terlebih bagi yang kurang berminat dan tidak berminat menjadi

wirausaha.

Retno Budi Lestari dan Trisnadi Wijaya (2012) melakukan penelitian

mengenai “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK MDP, dan STIE MUSI”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah pendidikan kewirausahaan yang sudah

dilaksanakan di STIE MDP, STMIK MDP dan STIE Musi secara signifikan dapat

menimbulkan minat berwirausaha bagi para mahasiswa. Penelitian ini menguji

pengaruh personal attitude, subjective norms, perceived behavioral control

terhadap minat berwira usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa attitude,

perceived behavioral control berpengaruh signifikan terhadap minat berwira

usaha, sedangkan subjective norms tidak berpengaruh terhadap minat berwira

usaha.

Yudi Siswadi (2013) meneliti tentang “Analisis Faktor Internal, Faktor Eksternal Dan Pembelajaran Kewirausahaan Yang Mempengaruhi Minat

Mahasiswa Dalam Berwirausaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh faktor internal, eksternal dan pembelajaran kewirausahaan terhadap

minat mahasiswa dalam berwirausaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh faktor internal, eksternal dan pembelajaran kewirausahaan

terhadap minat mahasiswa dalam berwirausaha.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini

menganalisis apakah terdapat perbedaan motivasi menjadi wirausaha bagi

mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti rangkaian mata kuliah kewirausahaan

dan Perencanaan Bisnis, serta apakah terdapat perbedaan Kepribadian dan

Karakteristik menjadi wirausaha bagi mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti

(21)

F. HIPOTESIS

Mata kuliah kewirausahaan di program studi Manajemen memberikan

wawasan kepada mahasiswa mengenai teori kewirausahaan dan memberikan

motivasi kepada mahasiswa untuk menjadi seorang wira usaha. Mata kuliah ini

juga membahas kisah-kisah sukses pengusaha untuk memberikan gambaran

kepada mahasiswa keberhasilan para pengusaha, sehingga diharapkan menambah

motivasi mahasiswa untuk menjalankan usaha dan menjadi wira usaha. Bahkan

mahasiswa diberi tugas untuk melakukan survey dan kunjungan serta wawancara

kepada para pengusaha sukses untuk dipresentasikan di depan kelas sehingga

seluruh mahasiswa di kelas kewirausahaan ikut mendengarkan pengalaman

mahasiswa yang presentasi dalam melakukan survey ke pengusaha sukses.

Mata kuliah Perencanaan Bisnis di program studi Manajemen UMY

memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk menjalankan bisnis, mulai dari

penyusunan perencanaan bisnis hingga benar-benar menjalankan bisnis di

lingkungan kampus. Mahasiswa diberikan stimulus modal dan disediakan

peralatan untuk membuka usaha di lingkungan kampus. Berbekal pengalaman ini

diharapkan mahasiswa memiliki motivasi untuk menjadi wira usaha.

Berdasarkan hal tersebut memunculkan hipotesis bahwa “ada perbedaan motivasi mahasiswa sebelum dengan setelah mengikuti rangkaian mata kuliah

Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.”

Secara rinci hipotesis penelitian ini adalah:

1. H1: Ada perbedaan motivasi mahasiswa sebelum dengan setelah mengikuti

rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

2. H 1a: Ada perbedaan Ambisi kemandirian mahasiswa sebelum dengan setelah

mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

3. H 1b: Ada perbedaan Realisasi diri mahasiswa sebelum dengan setelah

mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

4. H 1c: Ada perbedaan faktor pendorong mahasiswa sebelum dengan setelah

(22)

Mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan bisnis memberikan

pengalaman yang diharapkan akan membentuk soft skill kepada mahasiswa

dengan bekerja secara kelompok baik dalam presentasi usaha sampai saat

menjalankan usaha. Mahasiswa akan mempelajari pentingnya kepribadian yang

baik dalam berwira usaha, bagaimana melakukan hubungan bisnis yang baik serta

perilaku berorganisasi yang baik dan benar serta kepribadian lain, yang semua itu

dibutuhkan dalam dunia bisnis. Mata kuliah Kewirausanaan dan Perencanaan

bisnis diharapkan membentuk karakteristik yang baik pada perilaku dan kebiasaan

seorang wirausaha.

Berdasarkan hal tersebut maka muncul hipotesis selanjutnya:

5. H2: Ada perbedaan Kepribadian wirausaha dan karakteristik wirausaha

sebelum dengan setelah mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan

dan Perencanaan Bisnis.

6. H2a: Ada perbedaan kepribadian mahasiswa sebelum dengan setelah mengikuti

rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

7. H2b: Ada perbedaan hubungan bisnis mahasiswa sebelum dengan setelah

mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

8. H2c: Ada perbedaan perilaku dalam organisasi mahasiswa sebelum dengan

setelah mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan

Bisnis.

9. H2d: Ada perbedaan kepribadian lain mahasiswa sebelum dengan setelah

(23)

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Subyek dan Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi UMY,

sedangkan subyeknya adalah mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

UMY.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu data yang

diperoleh langsung dari sumbernya. Penelitian ini datanya berupa jawaban

kuesioner dari responden.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa

program studi Manajemen Fakultas Ekonomi UMY.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Manajemen.

Metode pengambilan sampelnya adalah menggunakan Purpossive sampling,

yaitu dengan persyaratan mahasiswa program studi Manajemen yang telah

mengambil mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan bisnis.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel–variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi menjadi wirausaha serta kepribadian wirausaha dan karakteristik

(24)

1. Motivasi menjadi wirausaha didefinisikan sebagai adalah sesuatu yang

melatarbelakangi atau mendorong seseorang melakukan aktivitas dan

member energi yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi

kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan dengan membuka suatu

usaha atau bisnis (Zimmerer, 2002 dalam Venesar, 2006).

Motivasi seseorang menjadi wirausaha dibedakan dalam tiga, yaitu:

a. Ambisi kemandirian

b. Realisasi diri

c. Faktor pendorong,

2. Kepribadian wirausaha dan karakteristik wirausaha didefinisikan sebagai

ciri-ciri personal yang merupakan karakteristik dari perilaku dan kebiasaan

seorang wirausaha.

Kepribadian wirausaha dan karakteristik wirausaha tersebut

dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu:

a. Kepribadian Suka bekerja keras

b. Hubungan bisnis

c. Perilaku dalam organisasi

d. Kepribadian lain

(25)

Tabel 3.1

Ingin memiliki aktivitas lebih bebas tidak terikat oleh aturan atasan

1

Ingin memiliki usaha sendiri/menjadi wira usaha 2

Ingin menjadi lebih dihormati 3

Ingin menerapkan ide baru 4

Ingin mengembangkan hobi dalam bisnis 5

b. Realisasi diri Ingin memperoleh posisi yang lebih baik di lingkungan

6

Ingin memotivasi dan memimpin orang lain 7

Ingin berinovasi 8

c. Faktor Pendorong

Ingin memperoleh pendapatan yang lebih baik 9

2 Kepribadian

wirausaha

a. Kepribadian Suka bekerja keras

Ingin yakin pada kemampuan diri sendiri 10

Ingin mengetahui apa yang diinginkan dan berani bertindak untuk mencapainya

11

tidak pernah kekurangan ide dan banyak mempunyai impian

12

Ingin Sukses 13

Mampu mengambil keputusan dan memimpin bawahannya

14

Menyukai banyak tantangan dan berani mengambil resiko

15

Tidak takut kegagalan dan mau mencoba lagi 16

Dapat merencanakan aktivitas untuk jangka panjang

17

b. Hubungan

Bisnis

suka bernegosiasi dan mempunyai kemampuan menjual

18

Mampu bekerja sama dengan orang lain 19

c. Perilaku dalam Organisasi

Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan dan memberi inspirasi pada orang lain dengan lebih baik

20

Tidak mempunyai kesulitan untuk mengorganisir orang lain dan sebagai inisiator

21

Dapat membuat kesepakatan bisnis dengan orang banyak

22

d. Kepribadian Lain

Mampu mengelola usaha 23

Mampu mengelola karir sendiri lebih baik, dibanding diatur orang lain

(26)

F. Metoda Analisis Data

Uji beda (Paire sample t test) dilakukan untuk menguji hipotesis 1 sampai

dengan 9.

Ho: n =0

Ha: n0

(27)

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dengan subyek mahasiswa Prodi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta berkedudukan di Yogyakarta, berdiri sejak

Tanggal 1 Maret 1981. Dalam perjalannya Program Studi Manajemen menunjukkan eligibilitas dengan status akreditasi terakhir ”A” Program Studi Manajemen memiliki visi yaitu: ”Menjadi Program Studi Rujukan di Tingkat Asia Tenggara yang Unggul di Bidang Ilmu Manajemen dan Entrepreneurship

Bertumpu pada Iman, Taqwa, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada Tahun 2020”. Berdasar visi tersebut selanjutnya ditetapkan misi berdasar penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu: menyelenggarakan

pendidikan akademik strata 1 dan mengembangkan sumberdaya manusia

yang memiliki kemampuan manajerial dan entrepreneurship, berorientasi

global serta bertumpu pada nilai-nilai Islam, menyelenggarakan kegiatan

penelitian sesuai bidang ilmu manajemen dan entrepreneurship yang

memberikan kontribusi bagi kemaslahatan umat di Asia Tenggara,

menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam mewujudkan “rahmatan lil’alamin”. Visi misi Program Studi Manajemen selaras dengan visi misi universitas dan fakultas serta roadmap universitas menuju “world class university”. Tujuan Program Studi Manajemen diuraikan dalam tujuan umum yaitu “Terwujudnya sarjana ekonomi yang memiliki kemampuan manajerial dan entrepreneurship, berakhlak mulia, cakap, percaya diri, dan

(28)

masyarakat dan memiliki daya saing global”, dan tujuan khusus yaitu “Terwujudnya sarjana yang memiliki: 1)Kemampuan mengenali, menelaah, menganalisis, dan memecahkan masalah di bidang bisnis dengan

menggunakan fungsi- fungsi manajerial yang dijiwai nilai-nilai Islam, 2)

Penguasaan ilmu pengetahuan sesuai bidang manajemen dan teknologi, serta

memiliki daya saing global, 3)Memiliki jiwa entrepreneurship yang meliputi

kemandirian, kreatifitas, inovatif, berani mengambil risiko, serta mampu memberdayakan masyarakat dalam bidang bisnis.” Berdasar tujuan diatas maka ditetapkan sasaran program studi dan sekaligus sebagai keunggulan

yaitu Menghasilkan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan

manajerial dan jiwa entrepreneur”.

B. Analisis Deskriptif

Penelitian ini mengambil sampel sejumlah 111 mahasiswa. Berikut ini analisis

deskriptif responden yang dijadikan sampel yang dibagi menjadi: analisis

deskriptif responden umur, jenis kelamin dan pekerjaan orang tua.

1. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Umur

Mahasiswa yang dijadikan responden usianya mulai 16 tahun hingga 22

tahun. Berikut ini data jumlah responden berdasarkan usia:

Tabel 4.1.

Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Usia

Usia (tahun) Jumlah Prosentase (%)

Berdasarkan tabel 4.1. dapat diketahui bahwa mahasiswa yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini mayoritas berusia 20 tahun dengan

(29)

dengan usia 16 tahun ada 1 orang (0,9%), mahasiswa yang dijadikan sampel

dengan usia 19 tahun ada 27 orang (24,3 %), mahasiswa yang dijadikan

sampel dengan usia 21 tahun ada18 orang (16,2 %), Mahasiswa yang

dijadikan sampel dengan usia 22 tahun ada 2 orang (1,8 %).

2. Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2.

Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

Laki-laki 59 53,2

Perempuan 52 46,8

111 100

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa mahasiswa yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini yang berjenis kelamin laki-laki dengan

jumlah sampel sebesar 59 orang (53,2%), berjenis kelamin perempuan

dengan jumlah sampel sebesar 52 orang (46,8%) .

3. Analisis Deskriptif Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

Tabel 4.3.

Analisis Deskriptif Berdasar Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan Orang Tua Jumlah Prosentase (%)

Wira Usaha 58 52,3

Pegawai Swasta 14 12,6

PNS 39 35,1

Total 111 100

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa orang tua dari

mahasiswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini beragam jenis

pekerjaannya, paling banyak wira usaha sebanyak 58 (52,3%) diikuti oleh

(30)

C. Hasil Uji Instrumen Penelitian

Penelitian ini meneliti tentang “Analisis Perbedaan Motivasi, Kepribadian dan Karakteristik Menjadi Wirausaha Bagi Mahasiswa Sebelum dan Sesudah

Mengikuti Rangkaian Mata Kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis”

Peneliti menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai

dengan 5 alternatif jawaban menggunakan skala Likert mulai 1 (sangat tidak

setuju) hingga 5 (sangat setuju). Kuesioner disebarkan kepada mahasiswa Prodi

Manajemen Fakultas Ekonomi UMY yang telah mengikuti mata kuliah

Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

Sebelum melakukan analisis akan diawali dengan uji kualitas instrumen

penelitian. Uji kualitas instrumen penelitian menggunakan Uji Validitas dan

Reliabilitas. Uji Validitas diukur dengan Product Moment Pearson, yaitu dengan

melihat p value masing-masing skor butir pertanyaan, jika p value

masing-masing butir pertanyaan < 0,05 (signifikan), maka dapat disimpulkan bahwa

pertanyaan adalah valid (Ghozali, 2012).

Variabel–variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu: Motivasi Menjadi Wirausaha serta Kepribadian Wirausaha dan

Karakteristik Wirausaha.

1. Motivasi dibedakan dalam tiga sub variabel, yaitu:

a. Ambisi kemandirian

b. Realisasi diri

c. Faktor pendorong

2. Kepribadian wirausaha dan Karakteristik personal tersebut dikelompokkan

menjadi empat kelompok yaitu:

a. Kepribadian suka bekerja keras

b. Hubungan bisnis

c. Perilaku dalam organisasi

(31)

Hasil pengujian validitas instrumen penelitian ini disajikan sebagai

berikut.

1. Hasil Uji Validitas

a. Uji validitas variabel Motivasi sebelum mengikuti mata kuliah

Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis (XA) yang terdiri dari tiga sub

variabel, yaitu: Ambisi Kemandirian (X1), Realisasi Diri (X2) dan Faktor

Pendorong (X3). Tabel 4.4 menunjukkan hasil validitas untuk variabel

Motivasi (XA)

Tabel 4.4.

Hasil Uji Validitas XA (Motivasi sebelum mengikuti mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis)

Variabel Sub Variabel Korelasi Nilai P Keterangan

Motivasi

variabel XA (Motivasi sebelum mengikuti mata kuliah Kewirausahaan dan

Perencanaan Bisnis) semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value

yang signifikan yaitu <0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

Ambisi kemandirian (X1), Realisasi Diri (X2) dan Faktor Pendorong (X3)

adalah valid dan dapat digunakan untuk mengukur Motivasi (XA).

b. Uji validitas variabel Motivasi setelah mengikuti mata kuliah Kewirausahaan

dan Perencanaan Bisnis (YA) yang terdiri dari tiga sub variabel, yaitu:

Ambisi Kemandirian (Y1), Realisasi Diri (Y2) dan Faktor Pendorong (Y3).

(32)

Tabel 4.5.

Hasil Uji Validitas YA (Motivasi setelah mengikuti mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis)

Variabel Sub Variabel Korelasi Nilai P Keterangan

Motivasi Ambisi

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa semua sub variabel dari

variabel YA (Motivasi setelah mengikuti mata kuliah Kewirausahaan dan

Perencanaan Bisnis) semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value

yang signifikan yaitu <0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

Ambisi kemandirian (Y1), Realisasi Diri (Y2) dan Faktor Pendorong (Y3)

adalah valid dan dapat di Kepribadian wirausaha dan Karakteristik

personal (XB) digunakan untuk mengukur Motivasi (YA).

c. Uji validitas variabel Kepribadian wirausaha dan Karakteristik personal

sebelum mengikuti mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis

(XB) yang terdiri dari 4 sub variabel, yaitu: Kepribadian (X4), Hubungan

bisnis (X5), Perilaku dalam organisasi (X6), Kepribadian lain (X7).

Tabel 4.6 menunjukkan hasil validitas untuk variabel Kepribadian

wirausaha dan Karakteristik personal sebelum mengikuti mata kuliah

Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis (XB)

Tabel 4.6.

Hasil Uji Validitas XB (Kepribadian wirausaha dan Karakteristik personal sebelum mengikuti mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan

Bisnis)

Variabel Sub Variabel Korelasi Nilai P Keterangan

(33)

Kepribadian lain (X7) 0,773 0,000 Valid Sumber: Data diolah (lampiran)

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa semua semua sub variabel untuk

variabel Kepribadian wirausaha dan Karakteristik personal sebelum

mengikuti mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis (XB)

semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value yang signifikan yaitu

<0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Kepribadian suka bekerja

keras (X4), Hubungan bisnis (X5), Perilaku dalam organisasi (X6),

Kepribadian lain (X7) adalah valid dan dapat digunakan untuk mengukur

Kepribadian wirausaha dan Karakteristik personal (XB).

d. Uji validitas variabel Kepribadian wirausaha dan Karakteristik personal

setelah mengikuti mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis (YB)

yang terdiri dari 4 sub variabel, yaitu: Kepribadian suka bekerja keras (Y4),

Hubungan bisnis (Y5), Perilaku dalam organisasi (Y6), Kepribadian lain

(Y7).

Tabel 4.7 menunjukkan hasil validitas untuk variabel Kepribadian wirausaha

dan Karakteristik personal setelah mengikuti mata kuliah Kewirausahaan

dan Perencanaan Bisnis (YB)

Tabel 4.7.

Hasil Uji Validitas YB (Kepribadian wirausaha dan Karakteristik personal setelah mengikuti mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis)

Variabel Sub Variabel Korelasi Nilai P Keterangan

Kepribadian

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa semua semua sub variabel untuk

variabel Kepribadian wirausaha dan Karakteristik personal setelah mengikuti

(34)

hal ini ditunjukkan oleh nilai p value yang signifikan yaitu <0,05, oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa Kepribadian (Y4), Hubungan bisnis

(Y5), Perilaku dalam organisasi (Y6), Kepribadian lain (Y7) adalah valid

dan dapat digunakan untuk mengukur Kepribadian wirausaha dan

Karakteristik personal (YB).

e. Uji Validitas Ambisi Kemandirian sebelum mengambil mata kuliah

Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis (X1)

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Ambisi Kemandirian Sebelum Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (X1)

Variabel Sub variabel Butir

Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

Motivasi Ambisi

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan untuk

variabel Ambisi Kemandirian (X1) semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh

nilai p value yang signifikan yaitu <0,05.

f. Uji Validitas Realisasi Diri Sebelum Mengambil Mata Kuliah

Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (X2)

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Realisasi diri Sebelum Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (X2)

Variabel Sub

variabel

Butir Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

(35)

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan untuk

Realisasi Diri (X2) semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value

yang signifikan yaitu <0,05.

g. Uji Validitas Kepribadian sebelum mengambil mata kuliah Kewirausahaan

dan Perencanaan Bisnis (X4)

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Kepribadian Suka Bekerja Keras Sebelum Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (X4)

Variabel Sub variabel Butir

Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

Kepribadian

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan untuk

Kepribadian Suka bekerja keras (X4) semuanya valid, hal ini ditunjukkan

oleh nilai p value yang signifikan yaitu <0,05.

h. Uji Validitas Hubungan bisnis (sebelum mengambil mata kuliah

Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis X5)

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Hubungan bisnis Sebelum Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (X5)

Variabel Sub

variabel

Butir Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

(36)

Sumber: Data diolah (lampiran)

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan untuk

hubungan bisnis semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value yang

signifikan yaitu <0,05.

i. Uji Validitas Perilaku Dalam Organisasi Sebelum Mengambil Mata Kuliah

Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (X6)

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Perilaku Dalam Organisasi Sebelum Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (X6)

Variabel Sub variabel Butir

Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

Kepribadian

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan untuk

Perilaku Dalam Organisasi (X6) semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh

nilai p value yang signifikan yaitu <0,05.

j. Uji Validitas Kepribadian Lain Sebelum Mengambil Mata Kuliah

Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis (X7)

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Kepribadian Lain Sebelum Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (X7)

Variabel Sub variabel Butir

Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

Kepribadian

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan untuk

Kepribadian lain semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value yang

(37)

k. Uji Validitas Ambisi Kemandirian setelah mengambil mata kuliah

Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis (Y1)

Tabel 4.14

Hasil Uji Validitas Ambisi Kemandirian Setelah Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (Y1)

Variabel Sub variabel Butir

Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

Motivasi

Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan Ambisi

Kemandirian (Y1) semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value

yang signifikan yaitu <0,05.

l. Uji Validitas Realisasi Diri Setelah Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan

Dan Perencanaan Bisnis (Y2)

Tabel 4.14

Hasil Uji Validitas Realisasi Diri Setelah Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (Y2)

Variabel Sub variabel Butir

Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

Motivasi

Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan

Realisasi diri (Y2) semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value

(38)

m. Uji Validitas Kepribadian Suka Bekerja Keras Setelah Mengambil Mata

Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (Y4)

Tabel 4.15

Hasil Uji Validitas Kepribadian Suka bekerja keras Setelah Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (Y4)

Variabel Sub variabel Butir

Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

Kepribadian

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan

Kepribadian Suka Bekerja Keras semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh

nilai p value yang signifikan yaitu <0,05.

n. Uji Validitas Hubungan bisnis setelah mengambil mata kuliah

Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis (Y5)

Tabel 4.16

Hasil Uji Validitas Hubungan bisnis Setelah Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (Y5)

Variabel Sub

variabel

Butir Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

Kepribadian

Berdasarkan tabel 4. menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan untuk

Hubungan Bisnis semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value yang

(39)

o. Perilaku dalam organisasi setelah mengambil mata kuliah Kewirausahaan

dan Perencanaan Bisnis (Y6)

Tabel 4.17

Hasil Uji Validitas Perilaku Dalam Organisasi Setelah Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (Y6)

Variabel Sub variabel Butir

Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

Kepribadian

Berdasarkan tabel 4. menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan untuk

Perilaku Dalam Organisasi semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai p

value yang signifikan yaitu <0,05.

p. Uji Validitas Kepribadian Lain Setelah Mengambil Mata Kuliah

Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (Y7)

Tabel 4.18

Hasil Uji Validitas Kepribadian Lain Setelah Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis (X7)

Variabel Sub variabel Butir

Pertanyaan

Korelasi Nilai P Keterangan

Kepribadian

Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan dalam

Kepribadian Lain Setelah Mengambil Mata Kuliah Kewirausahaan Dan

Perencanaan Bisnis (X7) semuanya valid, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value

(40)

2. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas alat ukur yang akan digunakan adalah Cronbach’s Alpha, yang

berguna untuk mengetahui apakah alat ukur yang dipakai reliabel (handal).

Apabila nilai Cronbach’s Alpha masing-masing variabel instrumen >0,06, maka

dapat disimpulkan bahwa instrumen adalah reliabel (Ghozali, 2002). Tabel 4.19

menunjukkan hasil uji Reliabilitas.

Tabel 4.19 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

X1 0,759 Reliabel

X2 0,812 Reliabel

X4 0,766 Reliabel

X5 0,876 Reliabel

X6 0,854 Reliabel

X7 0,903 Reliabel

Y1 0,729 Reliabel

Y2 0,795 Reliabel

Y4 0,753 Reliabel

Y5 0,894 Reliabel

Y6 0,850 Reliabel

Y7 0,885 Reliabel

Sumber: data diolah

Berdasarkan tabel 4.19. dapat diketahui bahwa semua variabel dalam

penelitian ini reliabel, yang ditunjukkan oleh nilai Cronbach’s Alpha >0,6,

sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dapat digunakan untuk

analisis lebih lanjut.

D. HASIL ANALISIS DATA DAN UJI HIPOTESIS

Penelitian ini memiliki 9 hipotesis yang akan diuji menggunakan paired

(41)

Tabel 4.20

Hasil Uji Hipotesis 1 sampai dengan 9

Pasangan sebelum dan sesudah Nilai

Signifikansi

Keterangan

XA-XB (motivasi) 0,000 Signifikan

X1-Y1 (ambisi kemandirian) 0,000 Signifikan

X2-Y2 (realisasi diri) 0,000 Signifikan

X3-Y3 (faktor pendorong) 0,094 Tidak Signifikan

YA-YB (kepribadian wirausaha dan karakteristik wirausaha)

0,030 Signifikan

X4-Y4 (kepribadian) 0,000 Signifikan

X5-Y5 (hubungan bisnis) 0,000 Signifikan

X6-Y6 (perilaku dalam organisasi) 0,000 Signifikan

X7-Y7 (kepribadian lain) 0,000 Signifikan

Sumber: data diolah di lampiran

1. H1: Ada perbedaan motivasi mahasiswa sebelum dengan setelah mengikuti

rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

Tabel 4.20 menunjukkan nilai signifikansinya 0,000 <0,05, yang artinya

signifikan. Hal ini dapat dimaknai bahwa hipotesis 1 teruji, sehingga

terdapat perbedaan motivasi mahasiswa sebelum dengan setelah mengikuti

rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

2. H 1a: Ada perbedaan ambisi kemandirian mahasiswa sebelum dengan

setelah mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan

Bisnis.

Tabel 4.20 menunjukkan nilai signifikansinya 0,000 <0,05, yang artinya

signifikan. Hal ini dapat dimaknai bahwa hipotesis 1a teruji, sehingga

terdapat perbedaan ambisi kemandirian mahasiswa sebelum dengan setelah

(42)

3. H 1b: Ada perbedaan realisasi diri mahasiswa sebelum dengan setelah

mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

Tabel 4.20 menunjukkan nilai signifikansinya 0,000 <0,05, yang artinya

signifikan. Hal ini dapat dimaknai bahwa hipotesis 1b teruji, sehingga

terdapat perbedaan realisasi diri mahasiswa sebelum dengan setelah

mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

4. H 1c: Ada perbedaan faktor pendorong mahasiswa sebelum dengan setelah

mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

Tabel 4.20 menunjukkan nilai signifikansinya 0,094 > 0,05, yang artinya

tidak signifikan. Hal ini dapat dimaknai bahwa hipotesis 1c teruji, sehingga

tidak terdapat perbedaan faktor pendorong mahasiswa sebelum dengan

setelah mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan

Bisnis.

5. H2: Ada perbedaan kepribadian wirausaha dan karakteristik wirausaha

sebelum dengan setelah mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan

dan Perencanaan Bisnis.

Tabel 4.20 menunjukkan nilai signifikansinya 0,030 <0,05, yang artinya

signifikan. Hal ini dapat dimaknai bahwa hipotesis 2 teruji, sehingga

terdapat perbedaan kepribadian wirausaha dan karakteristik wirausaha

mahasiswa sebelum dengan setelah mengikuti rangkaian mata kuliah

Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

6. H2a: Ada perbedaan kepribadian mahasiswa sebelum dengan setelah

mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

Tabel 4.20 menunjukkan nilai signifikansinya 0,000 <0,00, yang artinya

signifikan. Hal ini dapat dimaknai bahwa hipotesis 2a teruji, sehingga

terdapat perbedaan kepribadian mahasiswa sebelum dengan setelah

(43)

7. H2b: Ada perbedaan hubungan bisnis mahasiswa sebelum dengan setelah

mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

Tabel 4.20 menunjukkan nilai signifikansinya 0,000 <0,05, yang artinya

signifikan. Hal ini dapat dimaknai bahwa hipotesis 2b teruji, sehingga

terdapat perbedaan hubungan bisnis mahasiswa sebelum dengan setelah

mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

8. H2c: Ada perbedaan perilaku dalam organisasi mahasiswa sebelum dengan

setelah mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan

Bisnis.

Tabel 4.20 menunjukkan nilai signifikansinya 0,000 <0,05, yang artinya

signifikan. Hal ini dapat dimaknai bahwa hipotesis 2c teruji, sehingga

terdapat perbedaan perilaku dalam organisasi mahasiswa sebelum dengan

setelah mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan

Bisnis.

9. H2d: Ada perbedaan kepribadian lain mahasiswa sebelum dengan setelah

mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

Tabel 4.20 menunjukkan nilai signifikansinya 0,000 <0,05, yang artinya

signifikan. Hal ini dapat dimaknai bahwa hipotesis 2d teruji, sehingga

terdapat perbedaan kepribadian lain mahasiswa sebelum dengan setelah

mengikuti rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis.

E. PEMBAHASAN

Berdasarkan uji hipotesis 1 menunjukkan bahwa hipotesis 1 teruji, sehingga

terdapat perbedaan motivasi mahasiswa sebelum dengan setelah mengikuti

rangkaian mata kuliah Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis. Mata kuliah

kewirausahaan di program studi Manajemen memberikan wawasan kepada

mahasiswa mengenai teori kewirausahaan dan memberikan motivasi kepada

Gambar

Tabel 3.1 Vaiabel Penelitian
Tabel 4.1. Analisis Deskriptif  Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.2. Analisis Deskriptif  Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.5.
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang bersangkutan akan diberi nilai NOL pada penilaian Presentasi Demikian kami sampaikan, atas perhatian Saudara, diucapkan terima kasih. Panitia

Beberapa hal yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi masa kini telah ditambahkan dalam buku pedoman ini, serta dilengkapi dengan pedoman dan tips-tips penulisan

Sementara nilai cut off CRP untuk kecepatan perbaikan gangguan nafas adalah 1,55 mg/dl dan pasien yang memiliki nilai CRP &lt; 1,55 mg/dl memiliki peluang lebih besar

Pada hari ini Senin tanggal Lima Belas Juli tahun dua ribu tiga belas (15- 07-2013) pukul 15.00 WIB, Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung

Faktor-faktor itulah yang akan menentukan apakah proses perubahan manusia mengarah pada hal-hal yang bersifat positif atau sebaliknya mengarah pada perubahan yang

Karena itu, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter diharapkan dapat ikut memberikan stimulus moneter agar Indonesia tidak hanya dapat meredam dampak krisis tapi

Suatu unit proses dapat digambarkan dalam sebuah kotak atau simbol alat, dan garis panas yang menunjukkan arah aliran bahan.. Arus dalam diagram alir harus diberi label

Gaya gesekan adalah sebagai faktor yang menimbulkan luka iskemik, hal ini biasanya akan terjadi apabila pasien diatas tempat tidur kemudian sering merosot, dan