BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi komunikasi masa kini menyuguhkan media
komunikasi yang semakin variatif. Dahulu kita hanya mengenal media komunikasi tradisional, seperti radio, televisi, dan media cetak. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan informasi menyebabkan semakin meningkat pula perkembangan teknologi dalam hal pemenuhan kebutuhan akan informasi. Dengan kemajuan dibidang teknologi informasi serta komunikasi sekarang ini, dunia tidak lagi mengenal batas, jarak, ruang dan waktu. Sebagai contoh kini orang dapat dengan mudah memperoleh berbagai macam informasi yang terjadi di belahan dunia tanpa harus datang ke tempat tersebut. Bahkan orang dapat berkomunikasi dengan siapa saja di berbagai tempat di dunia ini, hanya dengan memanfaatkan seperangkat komputer yang tersambung ke internet yang muncul pada tahun 1990-an atau yang biasa kita kenal dengan media baru. Secara umum Rogers (1991) telah membagi sejarah perkembangan media dan teknologi
komunikasi ke dalamempat era utama yaitu :
1) Era penulisan berawal sejak tahun 4000 SM yang dimulai saat orang-orang
Sumeria menulis di atas papan batu.
2) Era percetakan berawal pada tahun 1456 pada saat terciptanya mesin cetak
Gutenberg dari Jerman. Dengan penemuan mesin cetak ini buku dapat dicetak dan diedarkan sehingga menjadikan ilmu pengetahuan dapat berkembang dan media massa surat kabar juga muncul pada saat itu.
3) Era telekomunikasi yang berawal pada tahun 1844 dengan menciptakan
telegraf oleh Morse. Teknologi ini mengizinkan seseorang berkomunikasi dengan jarak jauh. Ciptaan-ciptaan lain yang muncul dalam era ini adalah telepon, radio, dan televisi. Tetapi media tradisional yang kini semakin ber-umur, memiliki sebuah kekurangan yaitu tidak adanya saluran interpesional di dalamnya kemudian lahirlah era perkembangan teknologi yang terakhir.
4) Era komunikasi interaktif berawal pada tahun 1946 dengan terciptanya
komputer yang dimana pada era ini masyarakat harus aktif memilih informasi yang dikehendaki nya. Teknologi pada era ini mengizinkan penyatuan berbagai media dan hasilnya sesuatu media itu dapat melakukan beberapa fungsi (Rogers, 1991: 46).
Akhirnya media baru bermunculan dan berkembang di antara media lainnya.
Seperti yang diketahui, internet (interconnection networking) merupakan bentuk
konvergensi dari beberapa teknologi penting terdahulu, seperti komputer, televisi, radio dan telepon (Bungin, 2006: 135).
Teknologi seakan tidak pernah berhenti untuk menghasilkan produk teknologi yang tidak terhitung jumlahnya. Produk teknologi yang beragam jenis dimaksudkan untuk memberikan manfaat dan kemudahan bagi setiap individu, mulai dari manfaat pendidikan, pengetahuan, kesehatan, atau bahkan untuk hiburan semata
Kehadiran teknologi memberikan pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi, kehidupan dan kegiatan manusia menjadi sangat mudah dan cepat. Misalnya dalam pencarian informasi, kini masyarakat tidak perlu lagi menunggu informasi disiarkan di televisi, radio, maupun surat kabar. Masyarakat dapat langsung mencari sendiri informasi yang dibutuhkan melalui situs internet. Manusia menggunakan teknologi dan dikelilingi teknologi hampir dalam setiap gerak kehidupannya. Manusia menggunakan teknologi ketika bekerja sepanjang hari dan bahkan menjelang tidur. Disadari atau tidak, kita menjadi tergantung kepada teknologi. Teknologi membentuk perasaan, pikiran, dan tindakan manusia. Manusia memiliki hubungan simbolik dengan teknologi. Kita menciptakan teknologi dan teknologi pada gilirannya menciptakan kembali siapa diri kita (McLuhan dalam Morissan dkk, 2010:30).
Internet muncul di pertengahan tahun 1990-an sebagai media massa baru yang sangat kuat (Jhon, 2008: 262). Secara sederhana media baru terbentuk dari interaksi antara manusia dengan komputer dan internet secara khusus termasuk di
dalamnya adalah web, blog, online social network, online forum yang
menggunakan komputer sebagai medianya (www.kompasiana.com). Menurut McQuail media baru adalah:
Produk dari media baru sangat identik dengan beberapa teknologi baru seperti CD/DVD-ROM, televisi kabel, jaringan komputer (internet maupun LAN)
dan berbagai turunan dari internet (milis, chat, web, email, newsgroup, jejaring
sosial). Seperti teknologi komunikasi baru lainnya, internet membentuk kembali
pola komunikasi dan interaksi sosial, karena pengenalan metode komunikasi yang baru akan selalu memodifikasi bagaimana orang menerima pesan (McLuhan 2007).
Sebuah aspek yang terbilang baru di dunia internet adalah media sosial. Media sosial adalah sebuah bentuk media untuk bersosialisasi satu sama lain dan
dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi
tanpa dibatasi ruang dan waktu. Media sosial dibantu dengan sebuah media
teknologi komunikasi salah satunya yaitu smartphone.
Media komunikasi smartphone adalah sebuah media hasil konvergensi
media lama dan media baru, yaitu sebuah telepon yang berkonvergensi dari media
televisi, radio, sehingga menghasilkan sebuah mobile phone. Kemudian mobile
phone berinovasi lagi dengan sistem jaringan internet dan komputer yang
menghasilkan sebuah telepon pintar yang tidak hanya berguna untuk melakukan panggilan atau mengirim pesan singkat, tetapi dapat melakukan segala macam hal
seperti layaknya komputer yang disebut dengan smartphone. Dengan kehadiran
jejaring sosial, saluran komunikasi di internet semakin menjadi kuat, dan kini komunikasi instan pun semakin berkembang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari situs online tekno.liputan.6.com,
mengenaihasil studi bertajuk "Getting Mobile Right"yang diprakarsai oleh Yahoo
dan Mindshare, media yang paling banyak digunakan saat ini adalah smartphone,
dimana penggunanya di Indonesia saat ini ada sekitar 41,3 juta pengguna.
Smartphone adalah telepon genggam yang memiliki sistem operasi untuk
masyarakat luas, dimana pengguna dapat dengan bebas menambahkan aplikasi, menambah fungsi-fungsi atau mengubah sesuai keinginan pengguna. Dengan kata lain, telepon cerdas merupakan komputer mini yang mempunyai kapabilitas sebuah telepon (Shiraisihi, 2010).
semata, tetapi juga sebagai bagian yang tak terpisahkan dari dunia bisnis, industri, pendidikan, kesukaan, dan pergaulan sosial. Khususnya pada jejaring sosial yang pertumbuhannya sangat meningkat.
Jejaring sosial adalah sebutan dari web community. Jejaring sosial atau
jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari hubungan kesamaan sosialitas seperti visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain baik yang dikenal
sehari-hari maupun yang baru dikenal. Layanan jejaring sosial biasanya berbasis web
yang menyediakan cara yang beragam bagi pengguna untuk berinteraksi seperti chat, messaging, email, video, foto, chat suara, file, blog, diskusi grup dan lainnya. Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna dapat mengunggah foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya.
Jejaring sosial yang marak belakangan ini seperti Facebook, Twitter,
Instagram, Path, Skype, dan Google+ adalah produk teknologi media baru yang
kini sedang digemari banyak kalangan. Pada awalnya jejaring sosial digunakan hanya sebatas pengiriman pesan. Semakin lama jejaring sosial tersebut semakin berkembang dengan kreasi dan perubahan disetiap fiturnya.
Kini, jejaring sosial bisa dimanfaatkan lebih jauh. Tidak hanya untuk memberi kabar tentang keberadaan saja, lebih dari itu jejaring sosial kini sudah bisa digunakan sebagai sarana pengganti kehidupan kita di dunia maya. Seperti mengirim pesan, berkomentar terhadap pesan orang lain, menjalin pertemanan lebih banyak, mencari pasangan, berkirim foto, ruang untuk saling tukar pendapat dan lain sebagainya.
Salah satu jejaring sosial yang diminati dan banyak diakses di smartphone
maupun tablet PC adalah “Instagram”. Hal ini diketahui melalui rating unduhan
aplikasi terbanyak yang terdapat pada aplikasi apple store maupun android
market. Instagram menduduki posisi ke-5 pada peringkat unduhan terbanyak
dibandingkan Facebook, path, ataupun Twitter yang selalu berada diposisi bawah
setelah Instagram. Hal ini diperkuat juga dengan hasil laporan penelitian
comScore pada bulan Agustus di Amerika Serikat bahwa Instagram berhasil
mengungguli Twitter dalam halmobile untuk pertama
Instagram memiliki pengguna aktif haria
Sedangkan Twitter berada di bawahnya yakni dengan 6,9 juta pengguna.
Pengguna Instagram juga cenderung lebih sering kembali mengunjungi web dan
menghabiskan waktu lebih lama daripada Twitter. Setiap pengguna mobile
Instagram dilaporkan menghabiskan waktu 257 menit dalam memakai aplikasi.
Angka itu jauh lebih banyak dari pengguna Twitter yang rata-rata 170 menit.
Tak hanya aktivitas harian, Instagram juga menambah pengguna baru hampir 10
kali lipat dalam waktu 6 bulan terhitung sejak Maret. Pengguna Twitter juga
melonjak namun dalam jumlah yang lebih sedikit. Rentang usia penggunanya berada di antara usia 15-35 tahun (www.detik.com).
Kata Instagram berasal dari kata “insta” yang berarti instan (foto instan),
dan “gram” yang berarti telegram. Jadi, secara etimologis bisa diartikan sebagai
foto instan yang bisa dikirim dengan cepat seperti cara kerja telegram. Instagram
adalah media jejaring sosial yang memberikan layanan aplikasi berbagi foto yang
pertama kali muncul melalui aplikasi store pada produk elektronik apple pada
tahun 2010 dengan berdirinya burbn.inc. Instagram memungkinkan bagi
penggunanya untuk mengambil foto, mengedit, menerapkan filter digital, video
dan membagi foto ke situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Foursquare,
Tumblr, Flickr, Posterous, dan juga jejaring sosial milik Instagram sendiri
(www.Instagram.com).
Instagram sama seperti jejaring sosial lainnya, namun lebih fokus kepada
foto atau pengeditan foto. Instagram adalah jejaring sosial yang dapat digunakan
sebagai salah satu wadah penyaluran bagi orang-orang yang memiliki minat di
bidang fotografi. Instagram bisa membantu mengabadikan peristiwa di
sekelilingnya melalui foto.
Keunikan dari media Instagram ini tidak hanya dapat berkomunikasi
dengan hanya berbagi foto saja, namun sudah merambah ke video yang memungkinkan setiap orang dapat membagi berbagai video yang menghibur,
menginformasi berbagai event, pariwisata, dan sebagai ajang aktualisasi diri.
Kekuatan gambar telah menghubungkan orang-orang dengan apa yang sedang
terjadi di dunia. Instagram mengganggap dunia lebih terhubung dan mudah
dengan Instagram, lalu berbagi gambar dengan orang lain di berbagai belahan dunia (www.tekno.kompas.com).
Di Indonesia Instagram banyak digunakan dan menjadi salah satu media
sosial yang populer mulai dari masyarakat seperti remaja, publik figur, bahkan ibu Presiden Republik Indonesia Ibu Ani Yudhoyono pun memiliki akun resmi
Instagram yang bernama “@Aniyudhoyono” dan aktif menggunakan Instagram
untuk berbagi hasil-hasil foto jepretan karyanya dan moment kegiatan dirinya
serta keluarga.
Instagram selain digunakan untuk memperlihatkan hasil fotografi dan
berbagi seputar informasi mengenai kuliner, tempat wisata, cuaca, dan
lain-lainnya menggunakan foto atau video yang diunggah oleh si pengguna Instagram.
Instagram juga digunakan masyarakat Indonesia untuk sarana berwirausaha yaitu
dengan memasarkan sebuah produk yang mereka tawarkan ke konsumen atau
sering disebut dengan etalase online shop. Melalui foto dan video, konsumen
dapat melihat langsung produk yang dijual secara jelas dan informasi barang yang dicantumkan oleh si penjual. Tidak hanya masyarakat biasa saja yang dapat
memasarkan produknya di Instagram, namun brand ternama pun tak mau kalah
menggunakan media sosial ini untuk memasaran produknya agar lebih dikenal
konsumen seperti brand celana jeans merek levis. Di Instagram pengunjung dapat
berinteraksi dengan media kolom komentar yang disediakan sehingga
memudahkan para pengguna untuk saling berinteraksi dan memudahkan
pencarian dengan menggunakan hashtag.
Berdasarkan data yang diperoleh dari jurnal penelitian yang berjudul
“Motif Mahasiswa Surabaya Dalam Menggunakan Situs Twitter di Internet” oleh
Dianita Milanie pada tahun 2010 dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPN) Jawa Timur ada beberapa alasan mengapa masyarakat menggunakan jejaring sosial:
1. Mencari teman yaitu bagi sebagian orang dengan menggunakan jejaring
sosial, kita bisa mencari teman baru, mencari teman lama yang hilang dan teman-teman lainnya.
2. Berkomunikasi yaitu dengan jejaring sosial, para anggotanya bisa saling
3. Mencari informasi yaitu dengan jejaring sosial, para pengguna bisa mencari berbagai informasi yang diinginkan dengan keunggulan masing-masing media sosial.
4. Mencari popularitas yaitu bila ingin terkenal, jejaring sosial juga bisa
dijadikan sarana untuk membuat orang terkenal atau populer di dunia maya yang pada akhirnya terkenal di dunia nyata.
5. Mencari dukungan yaitu dengan membuat jejaring sosial akan semakin
ramai di kenal dan mudah mencari dukungan.
6. Tempat kritik dan saran yaitu melalui jejaring sosial, pengguna dapat
menerima masukan, saran atau kritik dari pengguna lain.
7. Mengisi waktu luang yaitu bergabung dengan jejaring sosial setelah
melakukan aktivitas sehari-hari, orang dapat merasa terhibur dengan berbagai fasilitas yang tersedia.
8. Aktualisasi diri yaitu dengan berbagi pendapat dengan teman-teman
sesama pengguna, mereka bisa mengetahui tentang bakat, potensi dan kemampuan yang dimiliki dan juga bagaimana cara mengembangkan atau memanfaatkannya.
9. Media promosi yaitu bila mempunyai dagangan atau barang yang
mempunyai nilai jual dan ingin menjualnya, bisa juga mempromosikan barang di jejaring sosial (www.ejournal.upnjatim.ac.id).
Salah satu tradisi riset media yang kini cukup populer di kalangan peneliti yaitu penelitian tentang penggunaan media, yang mengacu pada teori penggunaan
dan gratifikasi atau Uses and Gratification. Berbeda dengan teori efek media
lainnya yang menitikberatkan pada “apa yang dilakukan media terhadap khalayak” dan menganggap pengguna media bersifat homogen, teori U&G lebih memberikan perhatian pada “apa yang dilakukan khalayak terhadap media” sebagai bentuk perilaku individu sebagai khalayak aktif.
Penelitian mengenai motif penggunaan media dan pemenuhan kebutuhan salah satunya banyak dilakukan oleh Bradley Greenberg tahun 1974, yaitu
berjudul Gratifications of Television Viewing and Their Correlates for British
Children. Dalam kesimpulannya menjelaskan bahwa ada 6 alasan dibalik
penggunaan televisi oleh anak-anak, yakni pembelajaran (learning), kebiasaan
(habit), hubungan pertemanan (championship), keaktifan (arousal),
istirahat/relaksasi (relaxation), dan menghabiskan waktu (passing time)
(Greenberg, 1974).
Dalam jurnalnya ditemukan sebuah kesimpulan bahwa dari pengguna jejaring sosial, motif tertinggi adalah untuk memperbaharui status, dimana mereka mampu
menyatakan eksistensi dirinya serta mendapatkan informasi melalui stream dalam
jejaring sosial (www.studentjournal.petra.ac.id).
Manusia mempunyai otonomi, dan wewenang untuk memperlakukan
media. Pendekatan teori Uses and Gratifications, memengaruhi fungsi
komunikasi massadalam melayani pengguna medianya. Penggunaan teori ini bisa
dilihat dalam kasus selektivitas hiburan personal. Kita menyeleksi setiap hiburan tidak hanya karna kita merasa cocok dengan hiburannya, tetapi juga untuk motif-motif yang lain, misalnya untuk menjadi bahan referensi obrolan dengan orang lain, ataupun untuk kepuasan batin. Upaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sangat tergantung pada tersedia atau tidaknya media dan kemudahan memanfaatkannya.
Pendekatan Uses and Gratification ditunjukkan untuk menggambarkan
proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau agregasi individu (Effendy, 2000: 289). Pendekatan ini menjelaskan tentang motif penggunaan media, dalam hal ini media tersebut adalah
Instagram yang berkaitan dengan pemuasan kebutuhan seperti, kebutuhan untuk
mendapatkan informasi, kebutuhan hiburan, interaksi sosial, dan identitas diri. Perkembangan teknologi yang sangat pesat dan media aplikasi yang terus
berkembang dan terus bermunculan, peneliti memilih Instagram sebagai media
aplikasi baru yang muncul dan banyak digemari oleh masyarakat setelah
Facebook dan twitter. Alasan tersebut dipilih dan diperkuat dengan adanya
polling yang diadakan oleh sebuah situs yang bernama selular online. Mereka
menggelar poling ke-48 dengan tema “Apa Jejaring Sosial Berbasis Foto yang Paling Baik Menurut Anda?” periode poling berlangsung dari 21 Juli- 23 Agustus
2013 dari total 381 responden (41%) memilih Instagram sebagai aplikasi jejaring
sosial berbasis foto terbaik (www.celular.com). Penelitian mengenai motif
penggunaan media komunikasi baru yaitu “Instagram” dan pemenuhan kebutuhan
Berdasarkan beberapa alasan tersebut diatas, maka penelitian ini berusaha
untuk mengetahui sejauhmana hubungan motif penggunaan Instagram dan
pemenuhan kebutuhan pengguna Instagram di kalangan mahasiswa yang
didasarkan pada motif penggunaan media komunikasi, difokuskan pada motif penggunaan media yang didasarkan pada pendapat McQuail (2002: 72), yakni : 1) Informasi, 2) Identitas, 3) Integrasi dan Interkasi sosial, serta 4) Hiburan.
Objek penelitian ini adalah pengguna Instagram di kalangan Mahasiswa
Ilmu komunikasi Fisip USU angkatan 2011 dan 2012. Peneliti memilih Mahasiswa Komunikasi Fisip USU karena hal ini berkaitan dengan Ilmu Komunikasi yang diantaranya membahas tentang penyampaian pesan atau ide seseorang kepada orang lain, membahas kontak sosial yang dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi dan membahas teknologi media. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi pastilah akan tetap berusaha meningkatkan kemampuannya sesuai dengan disiplin ilmunya. Secara umum, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU belajar tentang perkembangan teknologi komunikasi. Mahasiswa Ilmu Komunikasi juga sangat dekat dengan
dunia fotografi dan Instagram adalah media yang tepat untuk mempublikasikan
hasil-hasil fotografi serta peristiwa yang penting sebagai sumber informasi bagi
para pengguna Instagram.
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan diketahui bahwa Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU juga berada pada usia 19-20 tahun, dimana pada usia tersebut merupakan masa awal dewasa. Sangat perlu ditekankan pada tahap ini merupakan tingkatan perkembangan yang masih potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik. Dengan kata lain kaum muda identik dengan pribadi yang dinamis dan selalu mengikuti perkembangan teknologi dan memiliki minat yang sangat tinggi akan penggunaan media internet dan media aplikasinya.
Sebagian besar para pengguna Instagram adalah usia 15-35 tahun yang dimana
mahasiswa angkatan 2011 dan 2012 diantara tingkat usia tersebut.
sendiri, kemudian untuk menghindari bahwa tidak menutup kemungkinan peneliti
juga terpilih menjadi responden karena peneliti juga pengguna Instagram.
Sedangkan mengapa peneliti tidak memilih angkatan 2013 dikarenakan penelitian ini dimulai pada tahun 2013 dan angkatan 2013 masih baru menjadi mahasiswa dan belum mengambil mata kuliah fotografi, yang dimana ada beberapa pertanyaan pada kuesioner yang mengukur bagaimana mahasiswa komunikasi
memanfaatkan media Instagram untuk menampilkan kemampuan fotografi yang
telah mereka pelajari. Peneliti juga sebelum melakukan penelitian sudah
meng-observasi pengguna Instagram di kalangan mahasiswa komunikasi dan didapatlah
hasil bahwa pengguna Instagram paling banyak terdapat pada angkatan 2011 dan
2012.
Sehubungan dengan gambaran tentang pemanfaatan Instagram sebagai
media teknologi informasi dengan menggunakan pendekatan Uses and
Gratifications, yang menekankan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukan
apa yang dilakukan media terhadap khlayak, akan tetapi apa yang dilakukan khlayak terhadap media. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan
mengetahui sejauhmana hubungan motif penggunaan Instagram dan pemenuhan
kebutuhan pengguna Instagram di kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Sejauhmanakah
hubungan motif penggunaan “Instagram” terhadap pemenuhan kebutuhan
pengguna Instagram di kalangan Mahasiswa Ilmu komunikasi Angkatan 2011 dan
2012 FISIP USU yang didasarkan pada motif penggunaan media komunikasi?”
1.3 Pembatasan Masalah
1. Penelitian bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.
2. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana untuk mencari data
dan menyimpulkan apakah ada hubungan antara variabel.
3. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai selesai.
1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang di lakukan sudah pasti mempunyai tujuan yang akan di capai. adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini untuk mengetahui motif pengguna Instagram di kalangan
mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan 2012 FISIP USU dalam
penggunaan Instagram.
2. Penelitian ini untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan pengguna
Instagram di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2011 dan
2012 FISIP USU dalam penggunaan Instagram.
3. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara motif dengan pemenuhan
kebutuhan dalam penggunaaan Instagram oleh pengguna instagram di
kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2012 FISIP
USU.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
positif terhadap perkembangan keilmuan Ilmu Komunikasi, khususnya
pada uses and gratification dalam hal pemuasan penggunaan media baru
bagi mahasiswa departemen ilmu komunikasi.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan
memperkaya khasanah bagi peneliti lain yang ingin mengadakan
penelitian lanjutan mengenai jejaring sosial dan pemanfaatan uses and
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pemberian masukan bagi pengguna yang berkaitan dengan motif dan
penggunaannya dalam menggunakan Instagram. Termasuk pemberian