• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah Dan Kebutuhan Pada Pasien Kanker

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Masalah Dan Kebutuhan Pada Pasien Kanker"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Masalah Dan Kebutuhan Pada Pasien Kanker

Di Afrika Dan Indonesia

Diajukan Sebagai Tugas Literatur Review

Mata Kuliah Keperawatan Paliatif

Disusun Oleh:

Selvia Fourwanty (04021381720002)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan literature review “Perbandingan Antara Masalah Dan Kebutuhan Pada Pasien Kanker Di Afrika Dan Indonesia”. Shalawat serta salam kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang. Ucapan terimakasih kami utarakan kepada : Ibu Karolin Adisti,S.Kep,Ns.,M.Kep kami juga mnyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi, maupun penulisan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, September 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

...iv

Abstrak...1

Abstract...2

A. Latar Belakang...3

B. Tujuan...4

C. Metode...4

D. Hasil...5

E. Pembahasan...8

F. Kesimpulan...13

(4)

Perbandingan Antara Masalah Dan Kebutuhan Pada Pasien Kanker

Di Afrika Dan Indonesia

Fourwanty Selvia1

Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Jln.Lintas Palembang-Prabumulih Zona F Gedung Abdul Muthalib KM.31 Kampus UNSRI

Indralaya 30662, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Email : s_fourwanty@yahoo.co.id

Abstrak

Latar Belakang :

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 812/Menkes/SK/VII/2007 Meningkatnya jumlah pasien dengan penyakit yang belum dapat disembuhkan baik pada dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru obstruktif Kronis, cystic fibrosis, stroke, Parkinson, gagal jantung/heart failure, penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS. Salah satu penyakit yang belum bisa disembuhkan adalah kanker, Kanker adalah proses yang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetic dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klo dan mulai berproliferasi secara abnormal, Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh darah, melalui pembuluh tersebut sel-sel dapat terbawa kearea lain dalam tubuh untuk metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain (Brunner and Suddart, 2001).

Tujuan : Telah literatur ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara masalah dan kebutuhan pada pasien kanker di afrika dan Indonesia.

Metode : Artikel didapat dari jurnal-jurnal elektronik menggunakan kata kunci masalah, kebutuhan, kanker, paliatif care, afrika, Indonesia. Kriteri inklusi telah literature ini adalah artikel yang diterbitkan priode tahun 2012-2016 dan bisa diakses dengan full text.

Hasil : Hasil dari telaah literature menunjukkan bahwa adanya perbandingan antara masalah dan kebutuhan pada pasien kanker di afrika dan Indonesia .

Pembahasan dan Kesimpulan : Telaah jurnal ini menunjukan bahwa banyak sekali masalah dan kebutuhan pada pasien kanker di afrika dan Indonesia yang meliputi masalah fisik, psikologis, spriritual tauapun budaya, sedangkan kebutuhan pada pasein kanker meliputi pendekatan yang lebih bersifat personal pada fisik, psikologi, soaial dan spiritual selain itu kebutuhan pada pasien kanker meliputi: kebutuhan religi, kebutuhan kedamaian, kebutuhan eksistensi diri, kebutuhan untuk memberi.

(5)

Comparison Between Problems And Needs In Cancer Patients

In Africa And Indonesia

Fourwanty Selvia1

Student of Nursing Study Program Faculty of Medicine Sriwijaya University Jln.Lintas Palembang-Prabumulih Zone F Abdul Muthalib Building KM.31 Campus UNSRI Indralaya 30662,

Ogan Ilir, South Sumatera. Email: s_fourwanty@yahoo.co.id

Abstract

Background : Based on the Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number: 812 / Menkes / SK / VII / 2007 The increasing number of patients with incurable diseases both in adults and children such as cancer, degenerative diseases, chronic obstructive pulmonary disease, cystic fibrosis, stroke, Parkinson, heart / heart failure, genetic diseases and infectious diseases such as HIV / AIDS. One disease that can not be cured is cancer. Cancer is a process that begins when abnormal cells are altered by genetic mutations from cellular DNA. These abnormal cells form klo and begin proliferating abnormally, These cells infiltrate the surrounding tissues and gain access to the lymph and blood vessels, through these vessels the cells can carry to other parts of the body for metastasis (spread of cancer) in other parts of the body (Brunner and Suddart, 2001).

Objective: The purpose of this literature is to find out the comparison between problems and needs in cancer patients in Africa and Indonesia.

Methods: Articles obtained from electronic journals using keyword problems, needs, cancer, palliative care, Africa, Indonesia. Inclusion criteria has this literature is an article published period 2012-2016 and can be accessed with full text.

Results: The results of the literature review show that there is a comparison between the problems and needs in cancer patients in Africa and Indonesia.

Discussion and Conclusions: The review of this journal shows that many problems and needs in cancer patients in Africa and Indonesia covering physical, psychological, spiritually and cultural issues, while the need for cancer patients includes a more personal approach to physical, psychological, and social spiritual addition to the needs of cancer patients include: religious needs, the need for peace, the need for self-existence, the need to give.

(6)

A. LATAR BELAKANG

Ketika penyakit ganas menyerang, bantuan medis tidak dapat menolong dan nyawa pun terancam. Hal seperti itu sering terjadi dalam masyarakat, terutama di kalangan bawah. Namun, terdapat suatu perawatan yang dapat mengurangi beban serta membantu kondisi psikologis orang yang mengidap penyakit mematikan. Perawatan itu dinamakan dengan paliatif.

Perawatan paliatif itu sendiri masih jarang terdengar di masyarakat, tidak sedikit warga yang belum mengetahui jenis perawatan itu. Padahal, tipe perawatan paliatif itu dapat mengurangi beban psikologis yang dirasakan pengidap penyakit seperti kanker atau HIV AIDS. Palliative care atau perawatan paliatif merupakan tipe perawatan yang tidak hanya menekankan pada gejala fisik saja, tetapi perawatan ini juga fokus terhadap aspek-aspek emosional, psikososial dan ekonomis, serta spiritual untuk memenuhi kebutuhan akan perbaikan kualitas hidup seorang pasien.

Berdasarkan badan kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO), terdapat lebih dari 40 juta orang di dunia yang membutuhkan perawatan paliatif, namun hanya 14 persen saja yang baru memperolah perawatan tersebut. Sama halnya di Indonesia, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perwatan paliatif itu sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup pasien, bahkan WHO sendiri mengakui hal tersebut.

"Di Indonesia, banyak orang yang takut menghentikan pengobatan mereka di rumah sakit untuk menjalani perawatan paliatif, padahal perawatan paliatif sangat penting untuk memberikan aspek psikologis kepada pasien," kata Lynna Chandra, selaku pendiri Yayasan Rumah Rachel saat menghadiri jumpa pers di Menteng, Jakarta, Selasa (13/10). "Kami sangat berharap bahwa perawatan paliatif ini masuk dalam sistem kesehatan di Indonesia, sesuai dengan anjuran WHO," dia menambahkan. Dengan menghentikan pengobatan di rumah sakit, bukan berarti sang pasien akan putus hubungan dengan dokter. Pasien akan terus dapat berkonsultasi dengan dokter di rumah sakit dan juga mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas hidup lewat terapi paliatif.

Yayasan Rumah Rachel adalah lembaga nirlaba yang menyediakan perawatan paliatif dengan metode rawat rumah. Mereka menyediakan perawatan paliatif gratis khususnya bagi orang Indonesia yang mengidap penyakit seperti kanker atau HIV/AIDS. Keuntungan perawatan paliatif ini juga dapat dilihat dari berkurangnya biaya rawat inap di rumah sakit, karena perawatan paliatif ini dapat dilakukan di rumah dan perawatnya pun tidak melulu dari pihak kedokteran, namun juga dari pihak keluarga, seperti orang tua atau pasangan.

Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati peringkat kedua penyebab kematian setelah penyakit jantung (Ghofar, 2009). Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010 menyebutkan bahwa kanker merupakan penyebab kematian nomor 2 (dua) setelah penyakit kardiovaskuler (Depkes, 2012). Pada tahun 2008 di Amerika terdapat 178.000 orang mengidap kanker payudara (Nurcahyo, 2010) .

(7)

Perawatan paliatif dapat memenuhi kebutuhan perbaikan kualitas hidup pasien dan keluarganya melalui perawatan yang tidak hanya menekankan pada gejala fisik seperti nyeri, tetapi juga terhadap aspek-aspek emosional, psikososial dan spiritual.

Banyak kasus yang ditemukan ketika para pengidap penyakit kronis seperti HIV, malu untuk bersosialisasi dan tidak percaya diri dalam menjalani kehidupannya. Saat hal seperti ini terjadi, perawatan paliatif memainkan peran besarnya dalam meningkatkan kualitas hidup mereka agar lebih baik lagi, walaupun mungkin perawatan paliatif tidak dapat menyembuhkan penyakit mereka.

Selain kepada penderitanya, perawatan paliatif juga memberi dukungan kepada seluruh anggota keluarga dan pelaku rawat lainnya. Perawatan paliatif ini dilakukan sejak tahap diagnosis, sepanjang pengobatan, hingga jelang ajal dan pasca kematian.

A. TUJUAN

Untuk memberikan informasi tentang perbandingan antara masalah dan kebutuhan pada pasien kanker di afrika dan Indonesia .

B. METODE

(8)

training

Kebutuhan pasien kanker Masalah pasien kaker

(9)
(10)

Hasil penelitian Lydia Mpanga Sebuyira, Barbara Ikin Irene.Higginson (2015) menunjukan bahwa masalah yang muncul pada pasien kanker dengan perawatan paliatif meliputi bnayak hal namun 3 masalah terbesarnya adalah Nyeri dengan frekuensi pasein 87,5%, badan lemah dengan frekuensi 77,7%, dan denag kesilitan berjalan 75%, selain itu masalah yang terkecil dialami oleh pasien kanker adalah diare dengan frekuensi 15,2%. Selain masalah fisik masalah yang juga timbul dalah masalah psikologis yang melputi sedih 75,9%, khawatir 69,6%, mudah tersinggung 66,1%, gugup 47,3%. Selain masalah-masalah tersebut pasien kanker juga membutuhkan pendekatan yang holistic terhadp penilaian dan manajemen masalah pasien.

Berdasarkan penelitian dari Aan Nuraeni, Ikeu Nurhidayah, Nuroktavia Hidayati, Citra Windani Mambang Sari, Ristina Mirwanti (2015), Perawat memiliki peran sebagai

care provider. Dalam menunaikan perannya perawat harus melihat pasien sebagai satu kesatuan yang holistik. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan spiritual pada pasien, salah satunya adalahmelalui kajian kebutuhan spiritual. Kebutuhanspiritual pada pasien kanker pada penelitianini meliputi keseluruhan dimensi yangdiukur yaitu : kebutuhan religi/keagamaan;kebutuhan kedamaian; eksistensi diri; dan kebutuhan untuk memberi. Kebutuhan religi/keagamaan menjadi kebutuhan spiritual yang paling banyak dibutuhkan oleh pasien kanker. Selain itu kebutuhan eksistensi diri dalam aspek menemukan makna dalam sakit dan penderitaan pun dipilih hampir oleh seluruh responden sedangkan aspek menghilangkan keterbukaan dalam hidup merupakan kebutuhan spiritual yang paling sedikit dipilih. Berdasarkan tingkat/pentingnya kebutuhan spiritual secara umum, seluruh dimensi kebutuhan spiritual penting untuk dipenuhi, dengan tingkatan kebutuhan dari nilai tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut:

4) kebutuhan religi; 5) kebutuhan kedamaian; 6) kebutuhan eksistensi diri; 7) kebutuhan untuk memberi.

Religi merupakan kebutuhan spiritual yang dianggap paling penting dan paling banyak dibutuhkan oleh pasien, sehingga pemenuhan kebutuhan ini perlu diperhatikan oleh perawat. Perawat dapat mendukung pemenuhan kebutuhan ini melalui kegiatan sederhana seperti berdoa bersama dengan pasien, menyediakan buku-buku keagamaan, dan memfasilitasi ibadah pasien. Kebutuhan spiritual yang dianggap penting lainnya namun pemenuhannya masih belum optimal adalah kebutuhan kedamaian dan eksistensi diri, untuk mendukung pemenuhan kebutuhan ini perawat dapat melakukan komunikasi teurapeutik yang dapat mendorong pasien untuk introspeksi diri, berbicara tentang makna dan tujuan hidup, makna sakit dan penderitaan serta kehidupan setelah kematian. Selain itu untuk mendapatkan perasaan damai perawat perlu memberikan waktuwaktu tertentu bagi pasien untuk menyendiri jika memungkinkan menciptakan tempat rawat inap yang tenang, selain itu perawat juga dapat mendekatkan pasien dengan alam dengan cara menambahkan unsur alam dalam ruang perawatan dapat melaui suara gemericik air, lukisan tentang alam, bungadan sebagainya.

(11)
(12)

Daftar Pustaka

Lam C G M, S Weaver1, A J J Yao, L A Renner, M Harif : 2015. The prioritisation of paediatrics and palliative care in cancer control plans in Africa. www.bjcancer.com (soumber)

Lydia Mpanga Sebuyira, Barbara Ikin Irene.Higginson : 2015. The prevalence and burden of symptoms amongst cancer patients attending palliative care in two African countries. South Afrika.Ejc. www.bjcancer.com (soumber)

Mirwanti Ristina , Aan Nuraeni, Ikeu Nurhidayah, dkk:2015. Kebutuhan Spiritual pada Pasien Kanker.Bandung.

Kristant Martina Sinta, Sri Setiyarini and Christantie Effendy: 2017. Enhancing the quality of life for

palliative care cancer patients in Indonesia through family caregivers: a pilot study of basic skills training. Yogyakarta. BMC. Spingerlink.com (soumber)

Selman Lucy,dkk .2013. R E S E A R C H Open Access ‘Peace’ and ‘life worthwhile’ as measures

Gambar

Tabel 1.Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

golongan senyawa kimia bioaktif yang terdapat dalam ekstrak teripang asal Papua dengan metode skrining golongan senyawa kimia dan untuk uji keamanan penggunaan bahan alam teripang

Penokohan dalam ide penciptaan karya film pendek no first chapter dengan pertanggungjawaban dalam bidang penyutradaraan harus memahami karakter masing-masing tokoh untuk

Hal tersebut sesuai dengan konsepsi Geertz yang menyatakan bahwa agama Islam jawa merupakan ekspresi keimanan, doktrin dan ritual yang dipraktikan masyarakat selaras

Yang Ming International juga telah memiliki Dokumen Prosedur Pelaksanaan Uji Tuntas (Due Dilligence) sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan Uji Tuntas bilamana

Kerajaan- kerajaan besar di wilayah ini yaitu Ternate ,Tidore, Bacan, dan Jailolo telah menerima Islam dan menjadikannya sebagai agama kerajaan sehingga penyebaran Katolik yang

Kesimpulan: Hidroksiapatit dari tulang ikan cakalang lebih baik daripada pembanding dilihat dari morfologi permukaan, ukuran partikel yang lebih homogen dan lebih kecil, juga

ngujian triaksial, dilakukan pada tekanan keliling (cr3) yang berbeda dengan tanpa mem­ berikan waktu untuk keluarnya air pori meninggalkan tanahnya (kondisi

Ditemukan insiden hipertensi pada yang stres sebesar 20,5% sedang responden yang tidak mengalami stres hanya 15,3%, dan keadaan ini berhubungan secara bermakna dengan nilai p