• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUJUAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF HADITS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUJUAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF HADITS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Hadist

Tentang

Tujuan Hidup

OLEH KELOMPOK :X

ANGGOTA :

Dewi Suci Andini

: 512.143

Lesmanita

: 512.143

Fitra Yuliana

: 512.141

Yaldi Afrianto

: 512.115

Dosen Pembimbing

Dra. Sarmida Hanaum, M.Ag Yulia Rahmi, M.Ag

PSIKOLOGI ISLAM (PI-B) FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRERI (IAIN)

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

Hadis di bahwah ini menegaskan bahwa pentingnya berniat, Al-khauyi mengatakan, seakan-akan Rasulullah member pengertian bahwa niat itu bermacam-macam sebagaimana perbuatan. Seperti orang melakukan perbuatan dengan motivasi ingin mendapat ridho Allah dan apa yang dijanjikan kepadanya, atau ingin menjauhikan diri dari ancaman-Nya.

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perilaku manusia adalah realisasi tujuan hidupnya

اب ل امعل ا امنا ل ولقي ملس و هيلع ل ا يلص ل ا ل وسر تعمس ل وقي ب اطحل ا نب رمع تعمس

, , ,

تناك نمو هلوسرو ل يلا هلرجهف هل وسرو لا ا يلا هلرجه تن اك نمف يون ام ىرمل امن ا و ت اينل

,

هيلارج اهام يلا هت رجهف اهجوزيةارم ا وا اهبيصي ايند يلا هترجه .

Saya mendengar Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘ Sesungguhnya setiap

amalan itu tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuatu sesuai dengan niatnya. Maka, barang siapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrah karena kekayaan dunia yang hendak dikejarnya, atau lantaran wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya (mendapatkan)

sesuai dengan apa yang ditujunya.” (HR. Bukhari)1

Niat secara etimelogi berarti tujuan atau keinginan, sedangkan menurut sebagian ulama’, niat itu memiliki 2 cakupan makna:

1. Niat adalah sesuatu yang membedakan antara ibadah yang satu dengan ibadah lainnya, atau sesuatu yang dapat membedakan antara ibadah dan kebiasaan.

2. Niat adalah sesuatu yang dapat menunjukan maksud atau atau tujuan dari suatu amal, apakah amal tersebut dikerjakan hanya karena Allah semata, atau karena Allah dan lain-Nya.

Al-khauyi mengatakan, seakan-akan Rasulullah member pengertian bahwa niat itu bermacam-macam sebagaimana perbuatan. Seperti orang melakukan perbuatan dengan motivasi ingin mendapat ridho Allah dan apa yang dijanjikan kepadanya, atau ingin menjauhikan diri dari ancaman-Nya.

Sebagian riwayat menggunakan lafaz ةينل ا dalam bentuk mufrad (tunggal) dengan

alasan bahwa tempat niat adalah dalam hati, sedangkan hati itu satu, maka kata niat

disebutkan dalam bentuk tunggal. Berbeda dengan perbuatan yang sangat tergantung kepada hal-hal yang bersifat lahiriyah yang jumlahnya sangat banyak dan beragam, sehingga dalam

hadist tersebut kata ‘amal menggunakan lafaz jama’ (plural) yaitu لمعلا .

(4)

Selain itu niat hanya akan kembali kepada Dzat Yang Esa, dan tidak ada sekutu

bagi-Nya Lafazh – ت اينل اب ل امعل ا امنا mengandung arti hashr (pembatasan) menurut para

muhaqqiq (peneliti).

Setiap perbuatan pasti membutuhkan pelaku, maka kaliamat ت اينل اب ل امعل ا secara

lengkap adalah نيفلاكمل ا نم ةر د اصلا ل امعلا perbuatan yang berasal dari orang – orang

mukallaf ( orang yang dikenai beban syari’at. Dengan demikian apakah perbuatan orang kafir masuk dalam kategori ini? Jawabannya, tidak termasuk, karena maksud perbuatan dalam hadis ini adalah ibadah sehingga orang kafir tidak termasuk dalam hadis ini, meskipun

mereka diperintahkan untuk melaksanakan mendapat hukuman apabila meninggalkannya. اب

ت اينل huruf ba’ menunjukka arti musahabah ( menyertai), dan ada juga yang mengartikan sababiyah atau menunjukka sebab.

Para ahli fiqih berselisih pendapat untuk menetukan apakah niat itu termasuk rukun atau syarat, dalam hal ini pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang menyatakan bahwa mengucapkan niat diawal pekerjaan adalah rukun sedangkan menyertakannya dalam pekerjaan adalah syarat.

Baidhawi berkata niat ada diruang hati untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan, baik yang ,mendatangkan atau menolak mudhorat, sedangkan syari’at adalah sesuatu yang membawa pada perbuatan yang diridhoi Allah dan mengamalkan segala perintah-Nya.

Arti penting niat

Kedudukan niat dalam suatu perbuatan sangatlah penting, niat memiliki banyak keutamaan . misalnya saja banyak ungkapan yang menyatakan tidaka akan diterima amalan seseorang jika tidak diawali dengan niat, berniat namun tidak ikhlas.

Yahya Bin Abu Katsir berkata, “ belajarlah berniat, sebab ia lebih sempurna daripada amal”. Dan menurut Zaid Asy- Syami, “ saya senang berniat dalam setiap perbuatan yang saya kerjakan. Bahkan saat makan dan minumpun saya berniat”. Dan Mtraf Bin Abdullah berkata,” bagusnya hati dan bagusnya amal, dan bagusnya amal dengan bagusnya niat”. Ibnu Al- Mubarak berkata,” tidak jarang sebuah amal kecil berubah menjadi besar lantaran niat, sebaliknya amalan besar berubah menjadi kecil dengan sebab niat”.

(5)

mengerjakan kebajikan. Enkau akan selalu dicatat telah mengerjakan kebajikan itu meskipun

engkau tidak mengerjakannya. Niat akan tetap berfungsi meskipun amal tidak terlajsana.2

Tujuan utama adanya niat adalah untuk membedakan berbagai macam ibadah yang satu dengan yang lainnya. Keistimewaan niat, ibadah menjadi sah karenanya dan membedakannya dari kebiasaan. Karena sesungguhnya suatu hal yang dikerjakan dengan niat maka ia akan menjadi ibadah dan tampa niat menjadi kebiasaan, seperti duduk didalam mesjuid dengan niat iktikaf akan bernilai ibadah, tetapi jika tampa niat hanya akan dipandang sebagai istirahat, dianggap sebagai kebiasaan. Contoh lain misalnya mandi, dengan niat yang diakui oleh syariat, seperti niat untuk bersuci dari jinabah, maka hal tersebut akan menjadi ibadah. Tapi jika berniat hanya untuk mebersihkan diri, hal itu dianggap sebagai kebiasaan saja. Berkat niat yang baik, kebiasaan akan menjadi nilai ibadah. Seperti makan , minum dan tidur dimaksudkan untuk memperoleh kekuatan dalam memperoleh kekuatan dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah. Berpakain dengan menutup aurat, meperolek diri dengan niat untuk taat kapda Allah, nikah dengan niat untuk memelihara kehormatan dan mengembangkan keturunan seperti apa yang telah diperintahkan oleh allah SWT. Maka kesemuanya itu

menjadi ibadah bagi orang yang bersangkutan.3

Keterangan hadis

Pernyataan Rasulullah SAW. Sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya, dalam

riwayat yang lain berbunyi ت اينل اب ل امعل ا ( amal itu tergantung niatnya ). Kedua redaksi ini

sama- sama mengisyaratkan adanya pembatasan. Para ulama berselisih pendapat tentang penafsiran sabda Rasulullah “ Al- a’malu bin-niyat’’

a. Mayorita ulama muta’khirin berpendapat bahwa diterima atau ditolaknya suatu

amal perbuatan sangat ditentukan oleh niatnya.

b. Ulama lain menuturkan bahwa amal perbuatan yang dimaksud dalam hadis tersebut

bersifat umum, meliputi seluruh amal perbuatan. Tampa ada pengecualian sama sekali.

c. Boleh jadi maksud hadis diatas adalah bahwa seluruh amal perbuatan bisa menjadi

baik atau rusak, diterima atau tertolak, dan berpahala atau tidak, tergantung pada niatnya.

(6)

d. Sabda Rasulullah SAW “ dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuatu sesuai dengan niatnya’’ memberikan gambaran pada kita bahwa seseorang akan mendapatkan bagian dari amalannya sesuai dengan niatnya.

Ungkapan “ dan sesungguhnya seseorang hanya akan mendapatkan sesuatu sesuai dengan niatnya” tidak hanya sekedar mengulang ungkapan yang pertama “ sesungguhnya setiap amalan itu tergantung niatnya”. Ungkapan yang pertama bermakna bahwa baik buruknya suatu amal tergantung pada niat atau motivasi yang menggerakkanya, sedangkan ungkapan yang kedua bermakna bahwa pahala orang yang mengerjakan suatu amal

ditentukan oleh baiknya niat atau motivasi yang mendorongnya. Sebaliknya seseoran akan memperoleh siksa jika niat atau motif yang menggerakkanya jelek.

Sabda Rasulullah SAW. “ ( maka ) barang siapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrah nya kepada Allah dan Rasulnya. Dan barang siapa berhijrah karena kekayaan dunia yang hendak dikejarnya, atau lantaran wanita yang hendak dinikahinya, maka hendaknya, ( mendapat sesuai dengan yang ditujunya. Ketika Rasulullah telah menuturkan bahwa seluruh amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan bagian pahala orang yang mengerjakan suatu amal ditentukan oleh baik buruknya niat yang melandasinya, juga bahwa kedua ungkapan ini merupakan kaidah yang bersifat universal dan menjangkau seluruh amal perbuatan tampa terkecuali, maka selanjutnya rasulullah SAW menberikan contoh amal perbutan secara lahiriah bentuknya sama, namun kualitasnya berbeda sesuai dengan baik buruknya niat yang memotivasinya seolah - olah Rasulullah SAW ingin menuturkan bahwa seluruh amal tidak luput dari kualifikasi tersebut.

Hubungan niat dengan amal

Amal perbuatan manusia terbagi dalam tiga bagian :

1. Perbuatan maksiat. Niat tidak bisa mengubah posisi perubahan tersebut. Misalnya, seseorang membangun mesjid dengan menggunakan harta yang haram dengan

tujuan kebajikan.4

2. Perbuatan taat. Sah tidaknya perbuatan taat berlipat ganda atau tidaknya pahala sangat ditentukan oleh niat yang menggerakanya. Pada dasarnya setipa perbuatan

taat harus diniatkan sebagai ibadah kepada Allah dan bukan yang lain.5

(7)

3. Perbuatan mubah. Setiap perbuatan mubah dapat memiliki beberapa niat. Dengan niat yang baik, perbuatan mubah dapat menjadi amalan ibadah yang mengantarkan pada derajat yang luhur.

B. Tujuan Hidup Yang Baik Menghasilkan Perilaku Baik

,ابب كك ررم أكو ةةقكدكصك ككلك ككيخبأك هبج وك يفب ككمرسسربكتك مكلسكسك وك هبيلكعك ل : ر ا يلصك ل ب ا لروسر رك لك اقك لك اقكرسب ذك يبب أك نعك : ي دب رسكل ا لبجررسكلب ككررصكبك وك ةةقك دكصك ككلك لب لكضسكل ا ضب رأك يفب لكجر رسكل ا كك در اشك رإب وك ةةقك دكصك ربككنمرل ا نبعك ككيرهنك وك فبوررعمكل , ,

, ,

أك وبل دك يفب كك وبل دك نمب ككغك اركف إبوك ةةقكدكصك ككلك قبي ربطسكل ا نبعك مكظعكل اوك ةكككوشسكل ا وكركجكحكل ا ككترطك امك إب وك ةةقك دكصك ككلك ربصكبكل ا ءب

ةةقك دكصك ككلك ككيخب.

Diriwayatkan dari Abizard, berkata Rasulullah SAW, Senyummu dihadapan keluargamu

adalah sedekah, perintahmu kepada perkara yang ma’ruf dan larangan terhadap perkara yang munkar adalah sedekah, penunjukmu kepada seseorang yang tersesat jalan adalah sedekah, dan engkau menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan merupakan sedekah bagi mu,

(Riwayat Bhukari)6

Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara spontan dan sukarela).

Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT yang artinya:

(8)

ههللللا ةهاضلررمل ءلاغلتهبرا كللهذل لرعلفريل نرملول سهانلللا نليربل ححلصرإه ورأل فحوررعرمل ورأل ةحقلدلصلبه رلملأل نرمل لإه مرهراولجرنل نرمه رحيثهكل يفه رليرخل ل امميظهعل ارمجرأل ههيتهؤرنر فلورسلفل

''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.'' (QS An Nisaa [4]: 114).

Diceritakan, ketika Nabi Ayub AS sedang mandi tiba-tiba Allah SWT mendatangkan seekor belalang emas dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis lengan bajunya agar belalang jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu menjadi lebih kaya?'' Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang Pencipta! Demi keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu.''

Kisah di atas menegaskan betapa pentingnya keberkahan dalam rezeki yang

dikurniakan oleh Allah SWT. Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan mencukupi. Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan sempit dan menyusahkan.

Agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Kata Rasulullah SAW, ''Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.'' Dalam hadis lain, Rasulullah SAW

menjelaskan, ''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada manusia di bumi. Yang satu menyeru, 'Ya Tuhanku, karuniakanlah?ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya kerena Allah'. Yang satu lagi menyeru, 'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.''

(9)

dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah, dan sebaliknya

7menahannya adalah celaka.

Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan, ''Pancinglah rezeki dengan sedekah.'' Kedua, sedekah dapat menolak bala. Rasulullah SAW bersabda, ''Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah.''

Ketiga, sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah SAW menganjurkan, ''Obatilah penyakitmu dengan sedekah.'' Keempat, sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur. Kata Rasulullah SAW, ''Perbanyaklah sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur.''

Mengapa semua itu bisa terjadi? Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang

bersedekah. Kalau Allah SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka tidak ada persoalan yang tidak bisa diselesaikan, tidak ada permintaan dan doa yang Allah tidak kabulkan, serta tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut akan meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah (baik).

Kekuatan dan kekuasaan Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi manusia. Lalu, kalau manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga tergerak untuk mencintai sedekah? Wallahu a'lam bis-shawab.

Macam-Macam Sedekah

Rasulullah saw. dalam hadits di atas menjelaskan tentang cakupan sedekah yang begitu luas, sebagai jawaban atas kegundahan hati para sahabatnya yang tidak mampu secara

maksimal bersedekah dengan hartanya, karena mereka bukanlah orang yang termasuk banyak hartanya. Lalu Rasulullah saw. menjelaskan bahwa sedekah mencakup:

1. Tasbih, Tahlil dan Tahmid

(10)

Rasulullah saw. menggambarkan pada awal penjelasannya tentang shadaqah bahwa setiap tasbih, tahlil dan tahmid adalah sedekah. Oleh karenanya mereka ‘diminta’ untuk memperbanyak tasbih, tahlil dan tahmid, atau bahkan dzikir-dzikir lainnya. Karena semua dzikir tersebut akan bernilai ibadah di sisi Allah swt. Dalam riwayat lain digambarkan:

Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw. berkata, “Bahwasanya diciptakan dari setiap anak cucu Adam tiga ratus enam puluh persendian. Maka barang siapa yang bertakbir, bertahmid, bertasbih, beristighfar, menyingkirkan batu, duri atau tulang dari jalan, amar ma’ruf nahi mungkar, maka akan dihitung sejumlah tiga ratus enam puluh persendian. Dan ia sedang berjalan pada hari itu, sedangkan ia dibebaskan dirinya dari api neraka.” (HR. Muslim)

2. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Setelah disebutkan bahwa dzikir merupakan sedekah, Rasulullah saw.

menjelaskan bahwa amar ma’ruf nahi mungkar juga merupakan sedekah. Karena untuk merealisasikan amar ma’ruf nahi mungkar, seseorang perlu mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu, dan perasaannya. Dan semua hal tersebut terhitung sebagai sedekah. Bahkan jika dicermati secara mendalam, umat ini mendapat julukan ‘khairu ummah’, karena memiliki misi amar ma’ruf nahi mungkar. Dalam sebuah ayat-Nya Allah swt. berfirman:

نهعل نلورهلنرتلول فهوررعرمللرابه نلوررمرأرتل سهانلللله ترجلرهخرأر ةحمللأر رليرخل مرترنركر

نلوقرسهافللرا مرهرررثلكرألول نلونرمهؤرمرلرا مرهرنرمه مرهرلل ارميرخل نلاكللل بهاتلكهلرا لرهرأل نلملآ ورللول ههللللابه نلونرمهؤرترول رهكلنرمرلرا

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” [QS. Ali Imran (3): 110]

(11)

Hadits di atas bahkan menggambarkan bahwa hubungan suami istri merupakan sedekah. Satu pandangan yang cukup asing di telinga para sahabatnya, hingga mereka bertanya, “Apakah salah seorang diantara kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan sedekah?” Kemudian dengan bijak Rasulullah saw. menjawab, “Apa pendapatmu jika ia melampiaskannya pada tempat yang haram, apakah dia

mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika ia melampiaskannya pada yang halal, ia akan mendapat pahala.” Di sinilah para sahabat baru menyadari bahwa makna sedekah sangatlah luas. Bahwa segala bentuk aktivitas yang dilakukan seorang insan, dan diniatkan ikhlas karena Allah, serta tidak melanggar syariah-Nya, maka itu akan terhitung sebagai sedekah.:

4. Bekerja dan memberi nafkah pada sanak keluarganya

Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadits: Dari Al-Miqdan bin Ma’dikarib Al-Zubaidi ra, dari Rasulullah saw. berkata, “Tidaklah ada satu pekerjaan yang paling mulia yang dilakukan oleh seseorang daripada pekerjaan yang dilakukan dari tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan pembantunya melainkan akan menjadi sedekah.” (HR. Ibnu Majah)

5. Membantu urusan orang lain

Dari Abdillah bin Qais bin Salim Al-Madani, dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, “Setiap muslim harus bersedekah.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana pendapatmu, wahai Rasulullah, jika ia tidak mendapatkan (harta yang dapat disedekahkan)?” Rasulullah saw. bersabda, “Bekerja dengan tangannya sendiri kemudian ia memanfaatkannya untuk dirinya dan bersedekah.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau bersabda, “Menolong orang yang membutuhkan lagi teranaiaya.” Salah seorang sahabat bertanya, “Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau menjawab,

(12)

“Bagaimana jika ia tidak mampu, wahai Rasulullah saw.?” Beliau menjawab,

“Menahan diri dari perbuatan buruk, itu merupakan sedekah.” (HR. Muslim)8

6. Mengishlah dua orang yang berselisih

Dalam sebuah hadits digambarkan oleh Rasulullah saw.: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Setiap ruas-ruas persendian setiap insan adalah sedekah. Setiap hari di mana matahari terbit adalah shadaqah, mengishlah di antara manusia (yang berselisih adalah sedekah).” (HR. Bukhari)

7. Menjenguk orang sakit

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Ubaidah bin Jarrah ra berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang menginfakkan kelebihan hartanya di jalan Allah swt., maka Allah akan melipatgandakannya dengan tujuh ratus (kali lipat). Dan barangsiapa yang berinfak untuk dirinya dan keluarganya, atau menjenguk orang sakit, atau menyingkirkan duri, maka mendapatkan kebaikan dan kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya. Puasa itu tameng selama ia tidak merusaknya. Dan barangsiapa yang Allah uji dengan satu ujian pada fisiknya, maka itu akan menjadi penggugur (dosa-dosanya).” (HR. Ahmad)

8. Berwajah manis atau memberikan senyuman

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. bersabda: Dari Abu Dzar r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kalian menganggap remeh satu kebaikan pun. Jika ia tidak mendapatkannya, maka hendaklah ia ketika menemui saudaranya, ia menemuinya dengan wajah ramah, dan jika engkau membeli daging, atau memasak dengan periuk/kuali, maka perbanyaklah kuahnya dan berikanlah pada tetanggamu dari

padanya.” (HR. Turmudzi)9

9. Berlomba-lomba dalam amalan sehari-hari (baca: yaumiyah)

8 Ibid

(13)

Dalam sebuah riwayat digambarkan: Dari Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Siapakah di antara kalian yang pagi ini berpuasa?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bersabda, “Siapakah hari ini yang mengantarkan jenazah orang yang meninggal?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberikan makan pada orang miskin?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bertanya kembali, “Siapakah di antara kalian yang hari ini telah menengok orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah semua amal di atas terkumpul dalam diri seseorang melainkan ia akan masuk surga.” (HR. Bukhari)

Allah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 218.

كلئهللوأر ههللللا لهيبهسل يفه اودرهلاجلول اوررجلاهل نليذهلللاول اونرملآ نليذهلللا نللإه

مميحهرل رموفرغل هرللللاول ههللللا ةلملحررل نلوجررريل

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.” ( Al-baqarah 218)10

(14)

BAB III

PENUTUP

niat dalam suatu perbuatan sangatlah penting, niat memiliki banyak keutamaan . misalnya saja banyak ungkapan yang menyatakan tidaka akan diterima amalan seseorang jika tidak diawali dengan niat, berniat namun tidak ikhlas.

(15)

Daftar Pustaka

Al-Qur’an dan Terjemahannya

Munirul Abidin,.Sarah Riyadhus Shalihin(Jakarta: Darul Falah, 2005)

Sarah Kumpulan Hadis Shahih Tentang Wanita Ismam Bin asy syarif (Jakarta: Pustaka Azzam)

Syekh Mansur Ali Nasyf , mahkota pokok – poko hadis rasulullah (Bandung: Sinar Baru) Sayyid Ahmad Al-Harsyimi, sarah muktaarul Al-HAdist (Bandung: Sinar Baru, 2010)

Muhamad al-Maghribi fadhail a’mal(Jakarta, Darul Haq, 2007) hal. 46

Referensi

Dokumen terkait

PPKA Bodogol atau yang dikenal dengan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol adalah sebuah lembaga konservasi alam di daerah Lido Sukabumi dan masih merupakan bagian dari

(c) Dengan menggunakan kaedah statistik yang sesuai, tunjukkan pertalian di antara kandungan minyak di dalam sedimen dengan yang terdapat di usus ikan dalam bentuk suatu

Puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh

Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada April 2017, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,15 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan

Tegasnya, Syaykh Abd Aziz bin Abd Salam telah memberi suatu sumbangan yang besar terhadap metodologi pentafsiran kepada pengajian tafsir di Malaysia.. Sumbangan

Pembinaan kegiatan yang berhubungan dengan tugas pembinaan Dalam pola pembinaan kepribadian dan kemandirian, narapidana militer maupun narapidana sipil dilaksanakan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti tentang pemahaman perawat tentang penerapanRJPdipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur, pendidikan,

Kedua, pertanggungjawaban Genocide terhadap pelaku dilakukan oleh individu, komando atas perintah atasan dan jabatan resmi pemerintahan dengan berdasarkan Pasal 25: