• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah peradaban islam pada (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah peradaban islam pada (4)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH

KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA

(Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mengikuti Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam)

Dosen Pengampu : Ibu Ari Ulfa

Disusun Oleh :

1. Peptiana Wahyuni 13103414

2. Rawinda Artiningtyas 13104004

Kelas : C

Prodi/Semester : ESY/IV

Jurusan : Syariah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

JURAI SIWO METRO

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan ...

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Kedatangan Islam di Indonesia ... B. Sejarah Awal Kedatangan Islam di Indonesia ... C. Perjuangan Kemerdekaan Umat Islam ... D. Agama dan Kekuatan Politik pada Masa Pra-Penjajahan ... E. Islam di Indonesia Pasca-Kemerdekaan ... BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

(3)

A. Latar Belakang Masalah

(4)

Suatu kenyataan bahwa kedatangan Islam di Indonesia dilakukan secara damai1. Yang kita tahu sangatlah berbeda dengan Islamisasi di kawasan Timur

Tengah yang di warnai ekspansi wilayah dan kependudukan kekuasaan oleh militer Muslim. Islam dalam batas tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru agama “Da’i” dan para Sufi. Orang yang terlibat dalam kegiatan dakwah yang pertama itu tidak bertendensi apapun selain tanggung jawabmenunaikan kewajiban tanpa pamrih, sehingga namamereka berlalu begitu saja. Tidak ada catatan sejarah atau prasasti pribadi yang sengaja mereka buat untuk mengabadikan peran mereka, ditambah lagi dengan Indonesia yang sangat luas dengan perbedaan situasi dan kondisi. Oleh karena itu, wajar kalaulah terjadi perbedaan tentang kapan, dari mana, dan dimana pertama kali Islam datang ke Nusantara, ada 3 teori mengenai proses masuknya agama Islam ke Indonesia, yaitu :

1. Teori Gujarat2

Menurut teori ini, yang didukung oleh Snouck Hurgronje, W.F Suttherheim, dan B.H.M. Vlekke, Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13, dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat, India. Ada dua bukti untuk mendukung teori: pertama, batu nisan Sultan Malik Al-Saleh, sultan Samudra Pasai (meninggal tahun 1297) yang bercorak Gujarat (India); kedua, tulisan Marcopolo pedagang dari Venesia, yang menyatakan pernah singgah di Perlak (Peureula) pada tahun 1929 dan mendapati banyak penduduknya beragama Islam serta peran pedagang India dalam penyebaran agama tersebut.

2. Teori Mekkah3

Menurut teori ini, yang didukung oleh Buya Hamka dan J.C. van Leur, pengaruh Islam telah masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 dibawa langsung oleh para pedagang Arab. Buktinya adala adanya pemukiman Islam tahun 674 di Barus, pantai sebelah barat Sumatra. Menyanggah teori Gujarat, teori ini meyakini Islam yang berkembang di Samudra Pasai menganut mazhab Syafi'i, mazhab besar di Mesir dan Mekkah pada masa

1 Azyumardi, Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah wacana dan Kekuasaan,

(Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1999) , hlm. 8

(5)

itu, sedangkan daerah Gujarat menganut mazhab Hanafi; Selain itu, sultan-sultan Pasai menggunakan gelar Al-Malik, gelar yang lazim dipakai di Mesir saat itu. Bukti lain terkait munculnya Islam sebelum abad ke-13 adalah makam seorang wanita di Gresik Jawa Timur yang tertulis atas nama Fatimah binti Maimun (berangka tahun 1082) serta temuan sejumlah makam Islam di Tralaya (wilayah Majapahit), Trowulan, Jawa Timur yang menggunakan tahun sakka, bukan tahun Hijriyah dengan angka Jawa Kuno. Diperkirakan pada masa jayanya banyak warga Majapahit beragama Islam. Meski demikian, tidak ada petunjuk siapa yang menyebarkan agama Islam di Majapahit atau di Gresik itu.

3. Teori Persia4

Menurut teori ini, yang didukung ole Hoesein Djajadiningrat, Islam di Indonesia dibawa masuk oleh orang-orang Persia sekitar abad ke-13. Bukti untuk mendukung teori ini adalah adanya upacara Tabot (yaitu upacara memperingati meninggalnya imam Husain bin Ali cucu Nabi Muhammad) di Bengkulu dan Sumatra Barat (Tabuik) setiap tanggal 10 Muharam atau 1 Asyura; upacara ini juga merupakan ritual tahunan dipersia; selain itu, ada kesamaan antara ajaran sufi yang dianut Syekh Siti Jenar dan Sufi Iran beraliran Al-Hallaj.

Dari tafsiran terhadap ketiga pandangan itu, kami dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa umumnya orang menerima bahwa Islam sudah masuk ke Indonesia sejak abad ke-7, namun baru berkembang pesat pada abad ke-13 sejalan dengan semakin mundurnya kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia serta semakin ramainya pedagang-pedagang Arab, Persia, dan Gujarat ke Indonesia.

B. Sejarah Awal Masuknya Islam di Indonesia

Masalah masuknya Islam ke Indonesia dan dari daerah atau negara mana Islam datang, banyak teori yang dikemukakan oleh paraahli sejarah.

(6)

abad ke-7. Diantara ilmuwan yang menganut teori ini adalah J.C. Van Leur, Hamka, Abdullah bin Nuh, D. Shahab dan T.W Arnold.

Menurut J. C. Van Leur, pada tahun 675 di pantai Barat Sumatera telah terdapat perkampungan Arab Islam. Dengan pertimbangan bangsa Arab telah mendirikan perkampungan perdagangan di Kantor pada abad ke-4. Perkampungan perdagangan ini mulai dibicarakan pada tahun 618 M dan 628 M. tahun-tahun berikutnya perkembangan perkampungan perdagangan ini mulai mempratekkan ajaran agama Islam. Hal ini mempengaruhi pula perkampungan Arab yang terdapat di sepanjang jalan perdagangan di Asia Tenggara.

Sementara menurut T.W Arnolddan Hamka, Islam masuk ke Indonesia sudah terjadi sejak abad ke-7. Hal ini didasarkan pada kenyataan sejarah bahwa bangsa Arab sudah aktif dalam lapangan perniagaan laut sejak berabad-abad pertama Masehi. Mereka telah lama mengenal jalur perdagangan laut melalui Samudra Indonesia. Pendapat ini juga didukung oleh Abdullah bin Nuh dan D.Shahab. mereka menyatakan bahwa sejak abad ke-7 sudah terjalin hubungan dagang antara Indonesia dengan dunia Arab.

Hal tersebut bukan saja dibuktikan oleh sudah adanya perkampungan perdagangan Arab di pantai Barat Sumatera, tetapi oleh tulisan-tulisan yang dikarang oleh penulis-penulis Arab yang mengindikasikan bahwa mereka sudah sangat mengenal lautan Indonesia. Diantara penulis-penulis Arab tersebut adalah Sulaiman (850 M), Ibnu Rusta (900 M) dan Abu Zaid. Mereka menjelaskan bahwa pelaut-pelaut Arab Islam telah mengenal sekali laut Indonesia. Selain itu dijelaskan pula bahwa bangsa Arab telah mengenal pertambangan timah yangdikuasai oleh Zabaj, yang menurut Sir Thomas W. Arnold adalah Sriwijaya.

(7)

menyatakan bahwa Perlak merupakan satu-satunya daerah Islam di Nusantara ketika itu.

Adapun asal daerah Islam Indonesia, paling tidak ada tiga pendapat.

Pertama, berasal dari India.menurut Pijnapel, Islam Indonesia berasal dari India, terutama dari Gujarat dan Malabar. Pendapat tersebut didukung oleh sejahrawan Barat seperti W. F. Stutterheim, J. C. Van Leur, T. W. Arnold Vlekke, Schrieke dan Cliford Geertz. Menurut W. F. Stutterheimdalam bukunya De Islam enzijn komst in theArchipel, Islam di Indonesia berasal dari Gujarat dengan dasar Batu Nisan al-Malik al-Saleh yang wafat pada tahun 1297 M.

Dalam hal ini beliau berpendapat bahwa relief nisan tersebut bersifat Hisduistis yang mempunyai kesamaan dengan nisan yang terdapat di Gujarat. Sementara itu, Bernard H. M. Vlekke dalam bukunya Nusantara: A History of Indonesia, mengatakan bahwa nisan al-Malik al-Saleh selain mempunyai kesamaan dengan yang ada di Cambay, juga diimpor dari sana pula, karena Cambay merupakan pusat perdagangan Islam abad ke-13. Pendapat tersebut diperkuat dengan kenyataan sejarah yang lain yaitu persamaan ajaran mistik Islam di Indonesia dengan yang berkembang di India.

Kedua, berasal dari Benggali (sekarang Bangladesh). Pendapat ini dikemukakan oleh S.Fatimi, seorang guru besar asal Pakistan. Dengan bersandar kepada pendapat Marcopolo dan Tome Pires, S. Fatimi menyimpulkan bahwa Kerajaan Samudra Pasaipasti berasal dari Benggali. Hal ini dikuatkan dengan terjalinnya hubungan niaga Benggali dan Samudra Pasai sejak zaman purba. Menurut Tome Pires, di Samudra Pasai sendiri banyak orang-orang Benggali yangbermukim didaerah tersebut. Namun pendapat ini ditentang oleh Drewes dengan menggunakan pendekatan ajaran fiqih. Menurutnya, penduduk Benggali bermazhab Hanafi, sementara penduduk Indonesia mayoritas Syafi’i.

(8)

Bahkan Hamka menuduh teori yang mengatakan Islam datang dari Gujarat adalah propaganda, bahwa Islam yang datang ke Asia Tenggara itu tidak murni.

Dari teori Islamisasi oleh Arab dan China, Hamka dalam bukunya

Sejarah Umat Islam Indonesia, mengaitkan dua teori Islamisasi tersebut. Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Penyebarannya pun bukan dilakukan oleh para pedagang dari Persia atau India, melainkan dari Arab. Sumber versi ini banyak ditemukan dalam litelatur-litelatur China yang terkenal, seperti buku sejarah tentang China yang berjudul Chiu Thang Shu.

Menurut buku-buku ini, orang-orang Ta Shih, sebutan bagi orang-orang Arab, pernnah mengadakan kunjungan diplomatik ke China pada tahun 651 Masehi atau 31 Hijriah.Empat tahun kemudian, dinasti yang sama menerima delegasi dari Tan Mi Mo Ni’, sebutan untuk Amirul Mukminin. Selanjutnya, buku itu menyebutkan, bahwa delegasi Tan Mi Mo Ni’ itu merupakan utusan yang dikirim oleh khalifah yang ketiga. Ini berarti bahwa Amirul Mukminin yang dimaksud adalah KhalifahUtsman bin Affan.

Pada masa berikutnya, delegasi-delegasi muslim yang dikirim ke Chinasemakin bertambah. Pada masa Dinasti Umayyah saja, terdapat sebanyak 17 delegasi yang datang ke China. jKemudian pada masa Dinasti Abbasiyah, ada sekitar 18 delegasi yang pernah dikirim ke China. Bahkan pada pertengahan abad ke-7 Masehi, sudah terdapat perkampungan-perkampungan muslim di daerah Kantondan Kanfu. Sumber tentang versi ini juga dapat diperoleh daerah catatan-catatan para peziarah Budha-China yang sedang berkunjung ke India. Mereka biasanya menumpang kapal orang-orang Arab yang kerap melakukan kunjungan ke Chinasejak abad ke-7.tentu saja untuk sampai ke daerah tujuan, kapal-kapal itu melewati jalur pelayaran Nusantara.

(9)

sudah terjalin hubungan diplomatik yang cukup baik antara RajaSriwijaya, Sri Indravarman dengan Khalifah Umar Ibnu Abdul Aziz.

Lebih jauh, dalam literatur China itu disebut bahwa perjalanan para delegasi itu tidak hanya terbatas di Sumatera saja, tetapi sampai pula ke daerah-daerahdi Pulau Jawa. Pada tahun 674-675 Masehi, orang-orang Ta Shi

(Arab) yang dikirim ke China itu meneruskan perjalananke Pulau Jawa. Menurut sumber ini, mereka berkunjung untuk mengadakan pengamatan terhadap Ratu Shima, penguasa Kerajaan Kalingga, yang terkenal sangat adil itu.

Pada periode berikutnya, proses Islamisasi di Jawa dilanjutkan oleh Wali Songo. Mereka adalah para Muballig yang paling berjasa dalam mengislamkanmasyarakat Jawa. Dalam Babad Tanah Djawi disebutkan para Wali Songo itu masing-masing memiliki tugas untuk menyebarkan Islam ke seluruh pelosok Jawamelalui tiga wilayah penting. Wilayah pertama adalah, Surabaya, Gresik, dan Lamongan di Jawa Timur. Wilayah kedua adalah, Demak, Kudus, dan Muria di Jawa Tengah. Dan wilayah ketiga adalah, Cirebon di Jawa Barat. Dalam berdakwah, para Wali Songo itu menggunakan jalur-jalur tradisi yang sudah dikenal oleh orang-orang Indonesia kuno. Yakni melekatkan nilai-nilai Islam pada praktik dan kebiasaan tradisi setempat. Dengan demikian, tampak bahwa ajaran Islam sangat luwes, mudah dan memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa.

Selain berdakwah dengan tradisi, para Wali Songo itu juga mendirikan pesantren-pesantren, yang digunakan sebagai tempat untuk menelaah ajaran-ajaran Islam, sekaligus sebagai tempat pengaderan para santri. Pesantren Ampel Denta dan Giri Kedanton, adalah dua lembaga pendidikan yang paling penting di masa itu. Bahkan dalam pesantren Giri di Gresik, Jawa Timur itu, Sunan Giri telah berhasil mendidik ribuan santri yang kemudian dikirim ke beberapa daerah di Nusa Tenggara dan wilayah Indonesia Timur lainnya.[7]

(10)

Pendekatan perdagangan ini sangat menguntungkan karena diikuti oleh kaum elit/bangsawan yang ada pada waktu itu. Perilaku pedagang muslim yang sangat simpatik akhirnya menarik para bangsawan untuk memeluk ajaran Islam. Dengan modal status sosial (kekayaan) yang lebih baik dibanding masyarakat pribumi pada umumnya, menjadi daya tarik tersendiri bagi puteri-puteri bangsawan untuk menikah dengan saudagar-saudagar muslim, sehingga proses Islamisasi berjalan dengan cepat. Demikianlah yang terjadi dengan Raden Rahmat atau Sunan Ngampel dengan Nyai Manila dan Sunan Gunung Djati dengan Kawunganten.

Jalur lain adalah tasawuf, yaitu proses Islamisasi dengan mengajarkan teosofi dengan mengakomodir nilai-nilai dan budaya bahkan ajaran agama yang ada ke dalam ajaran Islam, dengan tentu saja terlebih dahulu dikodifikasikan dengan nilai-nilai Islam sehingga mudah dimengerti dan diterima. Kemudian melalui jalur kesenian dengan mengambil seni yang pada waktu itu sangat digemari rakyat dengan mengubah ke nuansa yang lebih Islami. Barangkali cara ini yang sering digunakan oleh Sunan Kalijaga seperti kesenian wayang.

Referensi

Dokumen terkait

a) Jumlah kredit macet adalah jumlah kredit atau pinjaman yang mengalami masalah dalam pengembalian sesuai dengan jadwal yang telah disepakati yang dialami oleh nasabah Koperasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi dalam memperkuat eksistensi taruna siaga bencana UIN Alauddin Makassar adalah dengan melalui kegiatan- kegiatan pelatihan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh

Frasa nomina merupakan gabungan lebih dari satu kata yang membentuk suatu makna benda. Yang dicetak tebal dan merupakan frasa yang berwujud nomina. Ini rombongan tamu

Bahwa benar, setelah mendapat laporan pemukulan yang dilakukan oleh kelurga Salfinus Fabumese kepada adik Terdakwa (Sdr. Andreas Samponu), Kepala Desa (Bpk. Thomas Samponu)

Perbedaaan kuantitas kalus terjadi karena eksplan tangkai daun yang digunakan memiliki kepekaan dan daya serap terhadap media yang berbeda serta adanya pengaruh dari

Plantaricin IIA-1A5, IIA-1B1, and IIA-2B2 have broad spectrum antimicrobial activities, againts Gram positive and Gram negative pathogenic bacteria, such as E. All

Starindo Jaya Packaging Pati perusahaan perlu melakukan evaluasi yang baik terhadap kinerja karyawan sehingga ketidakjelasan dalam penilaian status karyawan dalam