(Materi disampaikan dalam kegiatan Pembinaan Kader Konservasi Di Ambon, 13 Juli 2018)
PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN HAYATI dan LINGKUNGAN HIDUP
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku
Direktorat Jenderall Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
LATAR
BELAKANG
Negara kita memiliki keanekaragaman hayati yang tergolong kaya (mega biodiversity) setelah Brazil dan Colombia.
Keanekaragaman hayati :
• Tumbuhan liar : tumbuhan yang hidup di alam bebas
dan atau dipelihara, yang masih mempunyai kemurnian jenisnya.
KENAPA KAYA BIODIVERSITY
JUMLAH JENIS
SATWA
Mamalia Burung Reptil Negara Jumlah
Jenis
Negara Jumlah Jenis
Negara Jumlah Jenis
Indonesi a
515 Colombia 1721 Mexico 717
Mexico 449 Peru 1701 Australia 686
Brazil) 428 Brazil 1622 Indonesia 601
Zaire 409 Indones
ia
1539 India 383
China 394 Ecuador 1447 Colombia 383
Peru 361 Venezuela 1275 Ecuador 345
Colombia 359 Bolivia 1250 Peru 297
India 350 India 1200 Malaysia 294
Uganda 311 Malaysia 1200 Thailand 282
Sumberdaya Alam INDONESIA
MEGA BIODIVERSITY
27.500 species tumbuhan (10 % species tumbuhan di dunia),
Pengelolaan keanekaragaman hayati, tantangannya sangat berat, karena diharuskan memiliki tanggung jawab untuk
memelihara dan mencegah / melindungi, serta sekaligus memanfatkannya dgn berbasis konservasi.
Masalah keanekaragaman hayati menjadi perhatian dunia karena dua hal, antara lain:
Bahwa mahluk hidup merupakan sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan terlanjutkan.
1. Masalah Etik
2. Adanya Kesadaran
Terletak di daerah tropis
Berhutan
Merupakan negara berkembang, dan
Umumnya mempunyai tingkat
pendapatan per kapita rendah
Pendidikan Rendah, Jumlah
Penduduk Tinggi, Pengangguran,
Krisis Ekonomi, Law Enforcement
Karakteristik Negara-negara yang
Dampak terhadap SDAL
(kerusakan SDA,
pencemaran lingkungan)
Manusia (jumlah, konsumsi,
teknologi, pembangunan)
Berkurangnya habitat TSL Penangkapan illegal
Obat-obatan tradisional Alat tangkap yang merusak
Binatang piaraan & koleksi
Perdagangan bahan makanan
PERMASALAHAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
PERMASALAHAN
PENYEBAB UTAMA
Pembukaan hutan secara besar2-an, pemanfaatan secara maksimal scr ekonomi dimana dgn ekologi tak berimbang DEGRADASI HUTAN
kerugian negara sebesar
Rp 30,42 trilyun/th (BAPPENAS 2003),
laju kerusakan 1,6 – 2 juta ha/th
beberapa spesies telah punah, 160 spesies sangat kritis,
sampah &
Pemanasan Global
Peningkatan suhu rata2 permukaan bumi sebagai dampak dari effek rumah kaca (ERK)
Secara alami atmosfer bumi memiliki lapisan gas rumah kaca (GRK): CO2, CH4, dan N2O
MASALAH GLOBAL
Gas dalam atmosfer yang molekulnya terdiri atas lebih dari 2 atom
mempunyai sifat menyerap sinar matahari gelombang panjang yaitu: “sinar infra merah” atau “gelombang panas”. Gas-gas ini disebut gas rumah kaca (GRK).
Bumi yang terkena sinar matahari menjadi panas. Panas ini dipancarkan
kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, tetapi terserap oleh GRK suhu atmosfer naik, suhu permukaan bumi naik disebut ERK.
ERK berguna bagi makhluk hidup di bumi, jika tidak ada ERK suhu bumi
-180 C
Daya ERK suhu bumi +150 C, namun kalau GRK terus meningkat
suhu di bumi meningkat 1,5 – 4,50 C disebut “Pemanasan Global”
GRK = CO2, CFC, CH4 Sumber metan (CH4): kebocoran gas alam
BUMI MAKIN PANAS
• Dampaknya sangat luas (biologi, ekologi, sosial, ekonomi),
suhu naik 0,3 derajat C/tahun sejak 1990
• Abrasi pantai (eg Indramayu 2000 ha sepanjang 49,5 km pd
tahun 2007, dari 42,6 km pd tahun 2006 dengan laju
kecepatan Pantura Jabar 370,3 ha/th), garis pantai mundur 60 cm, PPK tenggelam, nelayan kehilangan rumah dan mata pencaharian
• Banjir, air permukaan laut semakin tinggi mengakibatkan
terjadinya tenggelamnya suatu daratan, rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan
Reefs at Risk in South East Asia (WRI, 2002)
•
Negara Kepulauan Indonesia dipastikan
sangat rentan berbagai dampak ekstrim
perubahan iklim
•
El Nino 97/98 menyebabkan pemutihan
terumbu karang (bagian timur Sumatera,
Jawa, Bali, dan Lombok
•
Terumbu karang Kepulauan Seribu 90-95%
Laporan WWF (Habitat at Risk,
2002)
• Jika emisi karbon meningkat 2X lipat 100 tahun
mendatang 80% spesies tanaman dan binatang akan punah
• Perubahan iklim telah mengakibatkan hampir 10
PERLU PILIHAN TEPAT
Ekologi lingkungan tidak rusak, masyarakat
MORAL ETIKA
Moral dan etika yang memandang SDA
sebagai obyek untuk memenuhi kehidupan
manusia. Menganggap SDA tanpa batas,
padahal SDA ada batasnya.
Manusia pun tidak bersahabat dengan
alam, maka alampun murka. Bencana luar
biasa banjir, tanah longsor, abrasi pantai,
kekeringan, kebakaran hutan, kematian
MEMAHAMI LINGKUNGAN SECARA HOLISTIK
Aspek sosekbud, kesehatan
masyarakat, dsb. Manusia,
tumbuhan, satwa, jasad renik
Pengelolaan SDA & lingkungan hidup
MANUSIA BAGIAN DARI EKOSISTEM
Pengelolaan Ekosistem & SDA
memperhatikan prinsip-prinsip Ekologi
Ekologi -> ilmu yg mempelajari hubungan
timbal balik antara organisme dg
Melestarikan keanekaragaman hayati dan
lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di
bumi
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan.
Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi
STRATEGI PENGELOLAAN
Melakukan pengelolam SDA atas dasar prinsip konservasi (perlindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan bijaksana)
Menerapkan konsep “Sustainable
Lingkungan
Kepentingan Ekonomi
Pertumbuhan Sosial
Welfare
Kebijakan pemerintah:
Lokal, Nasional,
Regional dan Global
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Upaya sadar dan terencana yang memadukan LH termasuk sumberdaya ke dalam proses pembangunan, untuk
menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan
Upaya terpadu untuk melestarikan LH yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
Pengelolaan keanekaragaman hayati merupakan rangkaian dari kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya berazaskan pelestarian kemampuan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati secara serasi dan seimbang yang dilakukan melalui kegiatan :
1) perlindungan sistem ekologis penting penyangga kehidupan;
2) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya;
3) pemanfaatan secara lestari sumber dalam alam hayati
Konservasi SDA Hayati dan
Ekosistemnya
STRATEGI
KONSERVASI
LINDUNGI LESTARIKAN MANFAATKAN
Save it Study it Use it
BAGI PEMBANGUNAN
TERLANJUTKAN
PENATAAN RUANG
Tujuan dari Penataan Ruang
Terselenggaranya pemanfaatan ruang
berwawasan lingkungan
Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan
ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya
Tercapainya pemanfaatan ruang yang
berkualitas
Implementasinya, antara lain :
• Penunjukan / penetapan kawasan konservasi (CA, SM, TWA, TN, Taman Buru, Tahura)
• Penunjukan / penetapan hutan lindung
• Penunjukan / Penetapan kawasan lindung (daerah sempadan sungai, wilayah pesisir, areal sekitar sumber air)
KONVENSI INTERNASIONAL
UU No. 5/1992 tentang Pengesahan United Nations
Convention on Biological Diversity
Peran KEHATI dunia bagi kesimbangan
biosfer
Perlu dijamin keberadaan dan
keberlanjutan bagi kehidupan
Laju kepunahan tinggi mengganggu
keseimbangan bumi
Peran masyarakat setempat tradisional
Sumberdana dari negara-negara maju
(alih teknologi, manajemen)
Kearifan tradisional dlm upaya konservasi telah sejak lama berkembang di komunitas masyarakat, antara lain :
1) Pemanfaatan sumber daya alam
Misalnya : SASI Lola Merah di Dobo, SASI telur burung gosong di Kailolo
2) Penataan ruang
Misalnya : penetapan daerah keramat dan atau pamali, tempat yg hy dimanfaatkan utk kegiatan adat, hak ulayat
3) Perlindungan satwa liar
Misalnya : pelarangan memburu/membunuh jenis satwa tertentu karena mrpkn nenek moyang/leluhur, reinkarnasi dr manusia yg meninggal, satwa keramat
4) Hubungan sosial
Misalnya : pemanfaatan SDA kpd masya tertentu oleh kelompok masya tertentu hrs mendapat persetujuan kelompok masya lain yg memiliki hub adat
Upaya Pelestarian Lingkungan
Hidup oleh Masyarakat Bersama
Pemerintah
Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi), membangun terasering atau sengkedan
Pelestarian udara
penanaman pohon atau pun tanaman hias, menggunakan
bahan industri yang aman bagi lingkungan, Mengurangi
atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon
Pelestarian hutan
Reboisasi atau penanaman kembali, Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang, Menerapkan sistem tebang pilih
Pelestarian Laut dan Pantai
Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau, Melarang pengambilan batu karang, Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya
Pelestarian flora dan fauna
KESIMPULAN
1. Pengelolaan keanekaragaman hayati pada dasarnya bukan
merupakan hal yang baru, sejak nenek moyang, bangsa kita
telah melakukan hubungan yang harmonis dengan
lingkungannya. Mereka memanfaatkan berbagai produk
keanekaragaman hayati secara bijaksana, untuk
mendukung kehidupan mereka yang pada saat itu masih sangat
sederhana.
2. Setelah manusia berkembang dengan pesat, pemanfaatannya pun berkembang secara pesat pula, yang kemudian menimbulkan berbagai
3. Pencegahan dan penanggulangan
kerusakan kehati
telah tertuang dalam kebijakan, strategi,
4. Kerusakan keanekaragaman hayati dari
waktu ke
waktu terus meningkat, sehingga
pemerintah
Indonesia, baik tingkat nasional,
propinsi, maupun
kabupaten/kota segera memperkuat
pelaksanaannya, dan
BUMI ANUGERAH SEKALIGUS AMANAH JAGA DAN LINDUNGI BUMI DARI
KERUSAKAN DAN KEHANCURAN
Sekian
dan
PERAN GENERASI MUDA
SEBAGAI KADER KONSERVASI
.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku
Direktorat Jenderall Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
• Menipisnya ketersediaan sumber daya air (kualitas & kuantitas)
• Hilangnya lahan2 produktif (utk ketahanan pangan)
• Hilangnya hutan dan kawasan lindung.
• Hilangnya keanekaragaman hayati.
• Lahan kritis, banjir, longsor, kekeringan.
• Meningkatnya ancaman thd dampak perubahan iklim
• Meningkatnya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
Latar Belakang
ANCAMAN KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN
Pencemaran
Kerusakan lingkungan: lahan, hutan, pesisir, kehati Lahan kritis, sedimentasi sungai;
Pencemaran udara dari transportasi & industri; Pencemaran air permukaan (sungai dll) akibat air
limbah domestik, industri, pertanian & peternakan; Pengelolaan sampah.
Krisis air tanah karena maraknya pembangunan hotel dan perumahan
UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH (Perlindungan & Pengelolaan LH)
• Peran Masyarakat (Pasal 70)
Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam PPLH
– Peran masyarakat dapat berupa:
• Pengawasan sosial
• Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan, dan/atau •
Penyampaian informasi dan/atau laporan
– Peran masyarakat dilakukan untuk:
• Meningkatkan kepedulian dalam PPLH
• Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masy, dan kemitraan
• UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
• • Peran Masyarakat (Pasal 37)
• Peran serta masyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya di arahkan dan digerakkan oleh Pemerintah melalui kegiatan yang berdaya guna dan berhasi guna
UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pasal 60 ayat (2)
bahwa: Masyarakat dan atau perorangan berperan serta dalam pengawasan kehutanan.
Peran Serta Masyarakat diatur dalam pasal 68 ayat (2),), masyarakat dapat: Mengetahui rencana peruntukan hutan, pemanfaatan hasil hutan, dan informasi kehutanan; Memberi informasi, saran serta pertimbangan dalam pembangunan
kehutanan; dan Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan kehutanan baik langsung maupun tidak
Kebijakan Dan Strategi
1. Arah Kebijakan Penyelenggara konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya harus selalu mengupayakan dapat memberi manfaat dan mendorong peranserta masyarakat
2. Strategi Pembinaan kelompok pencinta alam adalah pembinaan generasi muda dan masyarakat agar menghargai sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang merupakan ciptaan tuhan yang maha kuasa dan melindungi serta melestarikan untuk kebutuhan hidup manusia.
3. Melakukan pendataan kelompok pencinta alam dan kegiatannya secara teratur dan terus menerus
4. Bantuan teknis dalam kegiatan cinta alam dan kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya serta lingkungan hidup
5. Pembinaan bersama sama dengan instansi terkait dalam rangka
meningkatkan pengetahuannya di bidang cinta alam dan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
Pendidikan Kader bertujuan membawa perubahan tingkah laku, sikap, dan cara berfikir ke arah yang lebih positif mengenai kegiatan pengelolaan
perlindungan LH sehingga mau berperan aktif di dalamnya.
Kader Konservasi terdiri dari Aktif dan Tidak Aktif
yang dibedakan menjadi :
1. Kader Konservasi Tingkat Pemula 2. Kader Konservasi Tingkat Madya 3. Kader Konservasi Tingkat Utama
Landasan Hukum dan Peraturan perundang-undangan pelaksanaan kegiatan pembinaan Kader Konservasi
Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup
Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Pelestarian Alam tentang Pedoman Pembinaan Kader Konservasi Nomor.11/Kpts/Dj-IV/95
Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
• Orang yang bersemangat belajar • Orang yang punya keyakinan
• Orang yang suka berjuang • Orang yang senang berbagi
• Orang yang pantang menyerah
APA ITU KADER
Tujuan pembinaan Kader Konservasi
• Pendidikan Kader LH bertujuan membawa
perubahan tingkah laku, sikap, dan cara berfikir ke arah yang lebih positif mengenai kegiatan KSDAHE dan PPLH sehingga mau berperan aktif di
Keberadaan dan peran kader Konservasi sangat membantu untuk meminimalkan tekanan dan
gangguan pada keseimbangan lingkungan hidup.
Kader Konservasi dibentuk tidak hanya pada daerah-daerah sekitar kawasan konservasi saja tetapi juga di sekitar/luar kawasan konservasi karena
keberadaan kawasan konservasi berpengaruh luas pada masyarakat./ manusia. •
Fungsi kegiatan bina cinta alam adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat turut berperan serta dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya. Salah satu yang ditempuh adalah
dengan Pembentukan Kader Konservasi/Lingkungan Hidup
Kader Lingkungan merupakan unsur penting dalam
pembinaan cinta alam karena merupakan unsur pelopor dan penggerak dalam upaya konservasi sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya serta diharapkan berperan aktif bersama pemerintah mewujudkan manusia yang sadar lingkungan
Kader lingkungan adalah seseorang / sekelompok orang yang dididik atau ditetapkan oleh instansi pemerintah / lembaga non pemerintah yang secara sukarela berperan sebagai penerus upaya PPLH, bersedia serta mampu
menyampaikan pesan-pesan PPLH kepada masyarakat.
Pendidikan Kader PPLH bertujuan meningkatkan
Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. 2. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan
berkembang, diatas bumi sebagai lingkungan. 3. Lingkungan memberi sumber-sumber
penghidupan manusia.
4. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya.
5. Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
6. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan
PERAN PENDAMPING •
Sebagai mitra bina cinta alam, kader
Konservasi diharapkan dapat
memberikan perannya sebagai :
1.Inisiator
Inisiator
Sebagai seseorang dari bagian komunitas
sadar hutan dan lingkungan, kader
konservasi diharapkan dapat menjadi
sumber ide/pemikiran konservasi yang
bermanfaat bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem dari Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, maupun masyarakat
secara luas melalui kepekaan dan
pengetahuannya akan kondisi dan
Motivator
Membangkitkan
semangat/motivasi dan dorongan
kepada masyarakat untuk
mengetahui, memahami, serta
menyadari pentingnya konservasi
sumber daya alam hayati dan
Fasilitator
Dalam penerapan prinsip-prinsip
konservasi melalui pelaksanaan
/penyelenggaraan bina cinta alam,
kader konservasi berperan sebagai
fasilitator/pendamping kegiatan yang
diselenggarakan oleh Balai UPT KSDAE,
LSM, kelompok swadaya, dan Pemda
setempat maupun kegiatan yang
Dinamisator
Dalam menghadapi permasalahan
hutan dan lingkungan yang
semakin meningkat akhir- akhir ini,
kader konservasi diharapkan dapat
berperan sebagai mitra aktif dan
Siapa kah Kader Konservasi
Anggota masyarakat yang
memiliki :
1.Pengetahuan
2.Kemauan dan
3.Kemampuan menggerakkan
masyarakat berpartisipasi
TUJUAN ETIKA KONSERVASI
• Membongkar cara pandang manusia yang keliru
tentang dirinya, alam, tempat dirinya di alam, dan cara memperlakukan alam dengan mengubahnya dengan cara baru
• Mengatasi krisis ekologi yang terjadi berakar pada
ETIKA
ETIKA
1. Bagaimana seharusnya berbuat supaya
perbuatan benar, naik dan tepat
2. Tidak menimbulkan kerusakan dan
penemaran
3. Memanfaatkan SDA dan lingkungan
secara aktif dan bijaksana
4. Memanfaatkan sesuai dengan
kemampuan SDA
5. Mencegah terjadinya kerusakan
ataupun pencemaran
ETIKA
Tugas Kader
1. Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam PPLH/KSDAE di mana kader tinggal
2. Membantu masyarakat dalam mengidentifikasi
permasalahan konservasi SDAH dan lingkungan hidup sekitar 3. Mengembangkan kapasitas agar dapat menangani masalah
PPLH/KSDAHE yang ada
4. Memberikan dukungan, dorongan dan keyakinan kepada para pengambil keputusan untuk mendengar,
mempertimbangkan, penyelesaiaan permasalahan PPLH/KSDAHE
5. Melakukan pertemuan dan musyawarah dan membantu masyarakat memperoleh informasi permasalahan
Revolusi Mental dalam PPLH/KSDAHE
Tujuan:
a. Menanamkan rasa percaya diri pada diri sendiri dan kemampuan sendiri
b. Menanamkan optimisme dengan daya kreatif dikalangan pemuda dalam menghadapi kesulitan bermasyarakat dalam PPLH
Perombakan cara berpikir, cara kerja dan cara hidup agar selaras dengan semangat dan kemajuan pembangunan yang
berkelanjutan
Revolusi Mental dlm PPLH/KSDAHE : Berkarakter Keberanian
Mobilisator Kolektifitas Mampu Melakukan Perubahan Moral Force Peduli Pembangunan Berkelanjutan Visi Misi yg jelas Agent of Change
Menjadi Gerakan Aksi Untuk Lingkungan (GAUL) Nasional untuk mengubah kondisi Lingkungan hidup kearah yang lebih baik 1. Diri Sendiri 2. Lingkungan Keluarga 3. Lingkungan Tempat Tinggal 4.
POTENSI PEMUDA
• MENUMBUH KEMBANGKAN GERAKAN MORAL DLM MENINGKATKAN KEPEDULIAN;
• MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM.
- MENDORONG ALIANSI STRATEGIS PEMUDA DALAM MELAKUKAN
PENGAWASAN, PENCEGAHAN TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN;
- MEMBANGKITKAN SIKAP KRITIS TERHADAP LINGKUNGAN DAN
PENEGAKAN HUKUM;
- MENINGKATKAN PARTISIPASI DALAM PERUMUSAN KEBIJAKANLH ; - MENJAMIN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PUBLIK; DAN/ATAU. - MEMBERIKAN KEMUDAHAN AKSES INFORMASI. KEKUATAN MORAL
KONTROL SOSIAL
- MEMBAGUN KEMITRAAN PARA PIHAK DALAM MELAKUKAN
KONSOLIDASI KEKUATAN SEBAGAI AGENT OF SOSIAL CHANGE
- KEPEDULIAN TERHADAP MASYARAKAT;
- ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI; -OLAHRAGA, SENI, DAN
BUDAYA; -KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP; -PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN; DAN/ATAU
1.
Memiliki nilai dan menerapkan perilaku
peduli & mencintai lingkungan hidup di
komunitasnya;
2.
Memotivasi dan menjadi contoh
komunitasnya dalam berperilaku peduli
dan cinta lingkungan hidup;
3.
Mampu mendampingi masyarakat untuk
mengidentifikasi masalah-masalah
lingkungan hidup di komunitasnya dan
memberikan serta melaksanakan solusi
pemecahannya
KEWAJIBAN GENERASI MUDA (Kader Konservasi
TEORI ETIKA
Fungsi:
(1) Menengembangkan perilaku konservasi (2) Mengembangkan sistem sosial & politik konservasi
(3) Mengimplementasikan konservasi
Sesuai……
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990, jenis-jenis
kegiatan yang diharapkan dapat dilaksanakan
oleh kader konservasi adalah
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990, jenis-jenis
kegiatan yang diharapkan dapat dilaksanakan
oleh kader konservasi adalah
• Melaksanakan penerangan dan penyuluhan tentang konservasi SDAHE.
• Menyelenggarakan seminar/diskusi tentang konservasi SDHAE
• Melakukan kegiatan penelitian/ekspedisi tentang potensi flora, fauna dan ekosistemnya.
• Membantu menjaga kelestarian alam kawasan konservasi (Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya, Taman Laut, Cagar Alam dan Suaka Margasatwa).
• Menyebarluaskan informasi tentang konservasi SDAHE.
• Membuat tulisan/artikel di media masa tentang konservasi SDAHE
• Memanfaatkan media elektronik seperti radio dan televise sebagai sarana kampanye tentang konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya.
• Berupaya meningkatkan keterampilan dalam memanfaatkan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara lestari. Keterampilan
tersebut antara lain berupa kegiatan
penangkaran jenis flora dan fauna dan lain-lain.
• Melapor kepada petugas lapangan atau
jagawana bila ada perambahan hutan kayu dan pencurian kayu serta hasil hutan ikutan, satwa dan lain lain.
• Mengusahakan dan membantu memadamkan kebakaran hutan.
Secara individu/organisasi kader konservasi dan
pecinta alam mempunyai potensi yang besar dalam upaya konservasi sumber daya alam, khususnya
melalui komponen study dan save CONTOH AKSI NYATA KADER
1. Tidak melakukan kegiatan atau membantu melakukan
kegiatan yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan LH, mis: tdk terlibat dalam kegiatan
penebangan pohon di kawasan lindung, pembangunan rumah/villa tanpa izin, tdk membuang sampah ke
Sungai, tdk terlibat dalam pembangunan di bantaran sungai, menanam & memelihara pohon, toga,
menggunakan pupuk organik utk pertanian,
memanfaatkan limbah ternak untuk bio gas atau lainnya, dll;
2. Mengurangi timbulan sampah di rumah dan
lingkungannya, mengelola sampah dg re-use, daur ulang utk produk yang laku dijual, mengelola Bank Sampah, dll;
3. Memberi contoh & mengajak teman/warga di
PELAKSANAAN HAK, KEWAJIBAN & PERAN AKTIF MASYARAKAT DLM PPLH / KSDAHE EFEKTIF
1. Peningkatan kapasitas,
2. penilaian dan pemberian penghargaan;
3. Peningkatan ketrampilan yang dapat membuka lapangan kerja