• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA ACUAN KERJA KAK KEGIATAN Pemban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KERANGKA ACUAN KERJA KAK KEGIATAN Pemban"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN : Pembangunan Gedung siaran RRI

PEKERJAAN : Perencanaan Pembangunan Gedung Siaran Radio Republik Indonesia LOKASI : Kawasan Maccini Sombala, Kota Makassar

TAHUN ANGGARAN : 2014

I. PENDAHULUAN

A. UMUM

1. Setiap bangunan gedung Negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai teladan bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.

2. Setiap bagunan gedung Negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.

3. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung Negara perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu mengahasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku professional. 4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara

matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang memenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencana yang mengacu pada Prinsip Penyiaran Publik Antara Lain :

- LPP adalah lembaga penyiaran untuk semua warga negara - Siarannya harus menjangkau seluruh wilayah negara - Siarannya harus merefleksikan keberagaman

- Siarannya harus berbeda dengan lembaga penyiaran lainnya - LPP harus menegakkan independensi dan netralitas

- Siarannya harus bervariasi dan berkualitas tinggi - Menjadi flag carrier dari bangsa Indonesia - Mencerminkan identitas bangsa

- Perekat dan pemersatu bangsa .

2. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan perencana dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini dan pihak terkait akhirnya dapat Menyelenggarakan pelayanan RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang independen, netral dan tidak komersial yang berfungsi memberikan pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial, serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional..

3. Tercapainya kemampuan teknis Tim Studio Penyiaran sesuai standar

4. Adanya koordinasi dan sinkronisasi antara pengelola dan penanggung jawab program pada Kota Makassar, propinsi Sulawesi Selatan dan pusat dalam manajemen program C. LATAR BELAKANG

Peran dalam Pemberdayaan Masyarakat : RRI menyelenggarakan siaran pemberdayaan masyarakat di semua lapisan masyarakat melalui siaran pedesaan, nelayan, wanita, anak-anak, siaran lingkungan hidup, kewirausahaan, teknologi tepat guna, kerajinan, perdagangan, pertanian, koperasi, industri kecil dll.

(2)

Peran RRI sebagai pelestari lingkungan : RRI menyelenggarakan siaran Green Radio untuk penanaman kembali dan Re Use, Reduce dan Recycling dengan berbagai format dan variasi bentuk acara.

Peran RRI sebagai media pendidikan : RRI menyelenggarakan siaran pendidikan dari Taman Kanak-Kanak sampai Mahasiswa. RRI menyelenggarakan Pekan Kreatif dengan mengadakan lomba kreatif remaja seperti lomba cipta lagu, lomba cipta design , lomba IT, lomba band indie, bintang radio, pekan tilawatil quran. Disamping itu juga menyelenggarakan siaran pendidikan social masyarakat, seperti siaran wanita, siaran pedesaan, siaran KB dll. Peran RRI sebagai Media Diplomasi : RRI menyelenggarakan siaran radio diplomasi melalui siaran luar negeri untuk membangun citra positif bangsa didunia internasional bekerjasama dengan kedutaan dan radio luar negeri dengan siaran yang bersifat reciprocal . kerjasama siaran dengan ABC , NHK, RTM, RTB, KBS, RTH, SR, BBC, Radio Jedah, Radio Turki, RCI, DW dll.

Peran RRI sebagai media terdepan tanggap bencana : RRI menyelenggarakan siaran langsung dari tenda darurat melalui Radio Based Disaster Management. Setiap ada bencana dalam waktu tidak lebih dari 24 jam RRI harus sudah melaporkan, kemudian diikuti program Pelipur Lara korban bencana dan trauma healing dengan mendirikan studio darurat.

Peran RRI dalam menghubungkan tenaga kerja di Luar Negeri : RRI menyelenggarakan siaran rutin dan terkoneksi dengan 7 negara yaitu Hongkong, Malaysia, Brunei Darusalam, Jepang, Taiwan, Korea dan Arab Saudi untuk mendekatkan TKI dengan kampung halaman. Pendengar RRI di luar negeri khususnya TKI berjumlah puluhan ribu orang yang mendengar melalui audio streaming. Dalam rangka mewujudkan peran second track diplomacy menyelenggarakan acara Diplomatic Forum. Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat Indonesia di Luar negeri khususnya tenaga kerja Indonesia antara lain diselenggarakan acara bilik sastra yang diperlrlombakan dan 2 pemenang dihadirkan oleh SLN untuk menghadiri acara uapacara kenegaraan 17 Agusdtus di Istana negara dan sidang DPR dan DPD di Senayan.

Peran RRI sebagai media hiburan : RRI menyelenggarakan siaran hiburan berupa siaran music dan kata, pagelaran musik klasik yaitu orkes symphony Jakarta dan orkes symphony yang dimiliki RRI daerah. Pagelaran kesenian dan budaya, lawak, Quiz dll.

Peran RRI dalam sabuk pengaman informasi ( Safety belt information ) : selama tahun 2009 s.d 2010 RRI telah mendirikan studio di wilayah perbatasan dan daerah terpencil atau blankspot yaitu : Entikong, Batam, Nunukan, Putusibaou, Malinau, Atambua, Ampana, Boven Digoel, Kaimana, Skow, Oksibil, Takengon, Sabang dan Sampang. Siaran melalui studio-studio produksi ini ditujukan untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan memberikan akses informasi yang berimbang bagi masyarakat di daerah perbatasan maupun di daerah-daerah yang sebelumnya tidak dapat menerima siaran RRI atau balnkspot.

D. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup Kegiatan adalah Perencanaan Program Pembangunan Gedung Siaran Tahun Anggaran 2014. adapun lingkup pekerjaan Perencanaan pembangunan Gedung Siaran adalah bangunan gedung 3 lantai 12 Ruangan dengan pembagian peruntukan ruang sebagai berikut :

1. LANTAI 1 (DASAR)

(3)

2. LANTAI 2 (DUA)

a RUANG PRO 1,2,3 33 M2 b RUANG MULTIMEDIA 38 M2 c RUANG PERALATAN MULTI MEDIA 31 M2

d RUANG PRO 4 71 M2

e RUANG PRO 2 71 M2

f

RUANG Kasi Teknik Studio &

Multimedia 15 M2

3. LANTAI 3 (TIGA)

a RUANG REKAMAN 33 M2

b RUANG PEMANCAR 38 M2

c RUANG STUDIO MUSIK 1 169 M2 d RUANG STUDIO MUSIK 2 31 M2 e RUANG STUDIO MUSIK 3 31 M2

II. KEGIATAN PERENCANAAN

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Keputusan Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor: 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997, yang dapat meliputi tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung Negara yang terdiri dari:

A. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah/perjanjian bangunan.

B. Penyusunan pra-rencana seperti rencana tapak, pra-rencana bangunan termasuk program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perijinan sampai mendapatkan keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan IMB pendahuluan dari Pemerintah Daerah Setempat.

C. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat:

1. Rencana Arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.

2. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya. 3. Rencana utilitas, beserta uraian konsep dan perhitungannya. 4. Perkiraan biaya.

D. Penyusunan rencana detail antara lain membuat:

1. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui.

2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan biaya pekerjaan konstruksi. 4. Laporan akhir perencanaan secara ringkas dan jelas.

5. Gambar Perspektif Perencanaan Bangunan 3D & Animasi.

(4)

F. Membantu panitia lelang pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk penyusunan berita acara, evaluasi penawaran menyusun kembali dokumen pelelangan dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.

G. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan kegiatan seperti :

1. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan. 2. Memberikan pelaksanaan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa

pelaksanaan konstruksi.

3. Memberikan sasaran-sasaran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan bahan.

4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala. III. SISTIM PELAKSANAAN PELELANGAN

Metode pelelangan adalah dengan metode ……….. dengan ….. sampul. Jika pada tahapan seleksi prakualifikasi calon rekanan yang diundang dinyatakan tidak memenuhi persyaratan atau tidak lulus prakualifikasi, maka akan dilakukan penyampaian undangan kepada rekanan lain yang dianggap mampu untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan yang memenuhi syarat administrasi, teknis dan biaya.

IV. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN

A. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara professional atas jasa perencanaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku. B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:

1. Hasil karya perencana yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya perencanaan yang berlaku.

2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasikan batasan-batasan yang telah diberikan oleh pemberi tugas, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.

3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus bangunan gedung Negara.

V. BIAYA

A. Biaya Perencanaan

a. Besarnya biaya pekerjaan perencanaan adalah Rp. 118.300.000,- (Seratus Delapan Belas Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah).

b. Besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya yang tetap dan pasti.

c. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan yang dibuat oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan Konsultan Perencana.

B. Sumber Dana

Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan pada dana APBN Tahun 2014.

VI. KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:

1) Tahap konsep Rencana Teknis

1. Konsep Penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab waktu perencanaan.

2. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang dan lain-lain.

(5)

e. Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempat.

f. Gambar perspektif 2D, 3D dan maket (sepanjang diwajibkan). 3) Tahap Pengembangan Rencana

a. Gambar-gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur utilitas. b. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan. c. Draf Rencana anggaran biaya (RAB).

d. Draf Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). 4) Tahap Rencana Detail.

a. Gambar rencana teknis bangunan lengkap. b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). c. Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ). d. Rencana anggaran Biaya.

e. Laporan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas lengkap dengan perhitungan apabila diperlukan.

f. Gambar Perspektif 2D, 3D dan Animasi 5) Tahap pelelangan.

a. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.

b. Laporan bantuan teknis dan administrasi pada waktu pelelangan. 6) Tahap Pengawasan Berkala.

a. Laporan pengawasan berkala.

b. Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan dan perawatan peralatan/ perlengkapan/ bangunan (bila ada).

VII. KRITERIA

A. Kriteria Umum.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK harus memperhatikan Kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan yaitu :

1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :

a. Jaminan bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.

b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dan fungsinya. c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan. 2. Persyaratan arsitektur dan lingkungan.

a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah, sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya.

b. Menjamin terujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungan.

c. Menjamin bangunan gedung dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

3. Persyaratan Struktur Bangunan

a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.

b. Menjamin keselamatan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.

c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku struktur.

(6)

4. Persyaratan Kesehatan Terhadap Kebakaran.

a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat prilaku alam dan manusia.

b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa sehingga mampu secara structural stabilitas selama kebakaran, sehingga :

a) Cukup waktu bagi penghuni melakukan evaluasi secara umum.

b) Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk memadamkan api.

c) Dapat menghindari kerusakan pada property lainnya. 5. Persyaratan Sanitasi dalam bangunan.

a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungannya.

c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik. 6. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara.

a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup baik alami maupun bantuan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik. 7. Persyaratan Pencahayaan.

a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup baik alami maupun bantuan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik. 8. Persyaratan Kebisingan.

a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran yang tidak diinginkan.

b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.

B. Kriteria Khusus.

Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari bangunan gedung yang akan direncanakan,baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya misalnya :

1. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.

2. Solusi dan batasan-batasan kotekstual, seperti faktor social budaya setempat, geografi, klimatologi dan lain-lain.

VIII. AZAS-AZAS

Selain dari kriteria diatas, didalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung Negara sebagai berikut:

A. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.

B. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan material, tetapi pada kemampuan mengadakan subtimasi antara fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.

(7)

D. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.

E. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan lingkungan disekitarnya.

IX. PROSES PERENCANAAN

A. Dalam melaksanakan tugas, konsultan perencana selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.

B. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan untuk siap diselenggarakan adalah 30 (tiga puluh) hari kalender.

X. MASUKAN

A. Informasi.

1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang dibutuhkan selain informasi yang diberikan oleh Penanggungjawab Kegiatan termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK).

2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Penanggungjawab Kegiatan, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan perencana.

3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut:

a. Informasi tentang lahan, meliputi :

a) Kondisi fisik lokasi seperti : luasan dan batasan-batasannya. b) Kondisi tanah.

c) Keadaan air tanah. d) Peruntukan tanah.

e) Koefisien dasar bangunan / koefisien lantai bangunan. f) Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dll. b. Kebutuhan bangunan.

a) Program ruang

b) Kegiatan tentang organisasi/pemanfaatan ruang.

c. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu baik yang berhubungan dengan pemakaian atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.

d. Keinginan tentang kemungkinan perubahan-perubahan fungsi ruang/bangunan. e. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :

a) Air bersih

 Kebutuhan sekarang dan proyeksi mendatang.  Sumber air, jaringan dan kapasitas.

b) Air hujan dan air buangan  Letak saluran kota

 cara pembuangan keluar tapak  Air kotor dan sampah

c) Jaringan listrik  Kebutuhan daya

(8)

d) Dan lain-lain

B. Tenaga

Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan perencana harus menyediakan tenaga yang memenuhi ketentuan, baik ditinjau dari segi lengkap (besar) maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.

Tenaga-tenaga ahli yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan minimal terdiri dari (kualifikasi masing-masing tenaga ahli disesuaikan berdasarkan kebutuhan/kompleksitas proyek).

1. Koordinator perencanaan / Team Leader : 1 orang 2. Perencana :

a. Arsitektur : 1 orang

b. Struktur : 1 orang

c. Elektrikal : 1 orang

3. Perhitungan biaya dan kualitas Pekerjaan : 1 orang Tenaga teknis dan tenaga Pendukung seperti :

1. Surveyor : 3 Orang

2. Drafter : 2 Orang

3. Operator Computer : 2 Orang

4. Keeper/OB : 1 Orang

XI. PROGRAM KERJA

Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi : 1. Jadwal kegiatan secara detail.

2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya) 3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan

XII. PENUTUP

A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima maka konsultan perencana hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.

B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan Penanggungjawaab Kegiatan.

Dibuat di : MAKASSAR

Tanggal : 11 FEBRUARI 20 1 4

Pejabat Pembuat Komitmen Departemen Komunikasi dan Informatika

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

( ……….. ) ( ……….. )

(9)

DEPARETMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

REPUBLIK INDONESIA

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

KEGIATAN :

PEMBANGUNAN GEDUNG SIARAN RADIO REPUBLIK INDONESIA

PEKERJAAN :

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG SIARAN RADIO REPUBLIK INDONESIA

LOKASI :

Gambar

gambar rencana yang telah disetujui.
Gambar perspektif 2D, 3D dan maket (sepanjang diwajibkan).

Referensi

Dokumen terkait

Konsultan harus memeriksa kebenaran tentang informasi yang diterima yang digunakan untuk meren"anakan tapak bangunan baik yang berasal dari Dinas terkait di Kabupaten Kaur

2) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kepala Satuan Kerja, maupun yang dicari

Perencanaan Pembangunan Pasar Asembagus ini harus sesuai dengan ketentuan- ketentuan dan persyaratan perencanaan bangunan gedung yang berlaku, baik segi arsitektural,

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah bagian dari Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Di Wilayah Daerah Kabupaten/Kota, Pemberian Izin Mendirikan Bangunan IMB Dan Sertifikat Laik

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah bagian dari Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Di Wilayah Daerah Kabupaten/Kota, Pemberian Izin Mendirikan Bangunan IMB Dan Sertifikat Laik

SASARAN Terwujudnya Kegiatan yang dilaksanakan yaitu Pekerjaan Jasa Konsultan Biaya Pengawasan Jalan Usaha Tani Wilayah II yang secara umum pekerjaannya meliputi pekerjaan Pengawasan

SASARAN Terwujudnya Kegiatan yang dilaksanakan yaitu Pekerjaan Jasa Konsultan Biaya Pengawasan Jalan Usaha Tani Wilayah II yang secara umum pekerjaannya meliputi pekerjaan Pengawasan

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah bagian dari Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Di Wilayah Daerah Kabupaten/Kota, Pemberian Izin Mendirikan Bangunan IMB Dan Sertifikat Laik