• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERM OF REFERENCE (TOR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "TERM OF REFERENCE (TOR)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

TERM OF REFERENCE (TOR)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) DESAIN PERENCANAAN PAGAR RS PRATAMA TANETE

DINAS KESEHATAN

KABUPATEN BULUKUMBA

TH. 2023

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

JASA KONSULTANSI DESAIN PERENCANAAN PAGAR RS PRATAMA TANETE TAHUN

ANGGARAN 2023

(2)

1

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA DINAS KESEHATAN

Jl. Kedondong Poros BTN 1 (Ex. Akper Pemda Blk) Kel. Loka Kec. Ujung Bulu Kab. Bulukumba

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PAKET PEKERJAAN JASA KONSULTANSI:

DESAIN PERENCANAAN PAGAR RS PRATAMA TANETE

(3)

2

I. PENDAHULUAN A. Umum

1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun berdasarkan:

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;

b. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor07/PRT/M/2019 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;

e. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Melalui Penyedia;

f. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 15 Tahun 2018 dan perubahan Nomor 19 Tahun 2019 tentang Pelaku Pengadaan Barang/Jasa;

g. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6/SE/M/2010 tentang Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Tenaga Pengelola Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dalam rangka Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang StandarPelayanan Minimal Bidang Kesehatan;

i. Surat Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun 2023.

2. Setiap Bangunan Gedung Negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, handal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia umumnya dan daerah khususnya.

3. Setiap Bangunan Gedung Negara harus direncanakan, dirancang dengan baik sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi teknis, biaya dan administrasi bagi Bangunan Gedung Negara.

4. Penyedia Jasa Perencanaan untuk Bangunan Negara perlu diarahkan secara baik dan menyeluruh sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.

(4)

3

5. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang sehingga mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.

6. Agar Pekerjaan Pengadaan Bangunan Gedung Kantor Dan Pengadaan Bangunan Kesehatan terlaksana dengan baik dalam memenuhi unsur kekuatan (struktur), kenyamanan pengguna (estetika), keindahan (arsitektur) dan ekonomis maka harus diawali dengan kegiatan perencanaan oleh Penyedia Jasa Konsultan Perencana.

B. Latar Belakang.

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah merupakan bagian lingkup Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba;

2. Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba yang dalam hal ini adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba;

3. Untuk penyelenggaraan kegiatan yang dimaksud, maka akan dibentuk organisasi pelaksana kegiatan.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

A. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran desain dan rancangan suatu Bangunan Gedung yang akan menjadi tempat kegiatan pelayanan kesehatan dan sarana penunjang pelayanan kesehatan di puskesmas dalam ruang lingkup kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba sesuai dengan persyaratan dan kriteria bangunan gedung negara. Sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan hasil perencanaan berupa Gambar Rencana dan Desain, Rencana Anggaran Biaya serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pembangunan Gedung Tempat Kerja;

B. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang memuat masukan, asas, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan tugas dan perencanaan dalam menghasilkan Rancangan dan Desain Pembangunan Gedung Tempat Kerja;

C. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan Perencanaan dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi sesuai KAK ini.

(5)

4

III. SASARAN DAN TAHAPAN PELAKSANAAN

A. Sasaran Perencanaan Rehabilitasi Bangunan Gedung Kerja adalah untuk terwujudnya suatu dokumen perencanaan yang komprehensif baik ditinjau dari aspek arsitektural, aspek struktural, aspek ekonomi dan sosial budaya berdasarkan fungsi bangunan, dengan lingkup pekerjaannya meliputi:

1. Pekerjaan Persiapan;

2. Desain Struktur;

3. Desain Arsitektur;

4. Desain Interior;

5. Desain Utilitas

6. Desain Mekanikal / Elektrikal (ME);

7. Desain Tata Pencahayaan dan Sirkulasi Udara luar dan dalam gedung;

8. Desain Sanitasi dan Plumbing;

B. Tahap-tahap yang akan dilaksanakan adalah:

1. Persiapan perencanaan termasuk survey.

2. Penyusunan Pra Rencana;

3. Pengembangan Rencana Lanjutan;

4. Penyusunan Rencana Detail Engineering Design (Gambar Kerja, RKS, BQ dll);

5. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya;

6. Pembuatan laporan hasil perencanaan;

7. Pengawasan Berkala.

IV. LOKASI

Lokasi kegiatan RS PRATAMA TANETE Kabupaten Bulukumba.

V. SUMBER PENDANAAN A. Biaya Perencanaan.

Untuk pelaksanaan pekerjaan perencanaan diperlukan biaya kurang lebih sebesar :

1. Desain Perencanaan Pagar Rs Pratama Tanete sebesar Rp.26.000.000 ( Dua Puluh Enam Juta Rupiah ) termasuk PPn 11%. dan mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No. 22/PRT/M/2018 Tanggal 15 Oktober 2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, yaitu:

(6)

5

a. untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum sesuai yang tercantum dalam tabel, dan dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan yang berlaku.

b. bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung yang dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku,

c. pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) diatas adalah dipisahkan antara bangunan standar, serta dan non standar dan harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebut angka dan huruf, d. besarnya biaya konsultan Perencanaan merupakan biaya tetap dan

pasti.

e. ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjan pekerjaan perencanaan yang dibuat oleh Pejabat Penandatangan Kontrak dan Konsultan Perencana.

2. Biaya pekerjaan konsultan Perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah melalui hasil seleksi sesuai Permen PUPR Nomor 22 Tahun 2018 Pasal 22 Ayat (3), yang meliputi:

a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;

b. Materi dan Penggandaan laporan;

c. Pembelian dan sewa peralatan;

d. Sewa Kendaraan;

e. Biaya rapat;

f. Biaya perjalanan lokal maupun luar kota;

g. Biaya Komunikasi;

h. Asuransi atau pertanggungan (professional indemnity insurance); dan i. Pajak dan iuran daerah lainnya.

3. Pembayaran biaya perencanaan teknis didasarkan pada pencapaian prestasi atau kemajuan perencanaan setiap tahapan yang meliputi:

a. Tahap Konsep Perencanaan b. Tahap Pra Rencana Teknis c. Tahap Pengembangan Rencana d. Tahap Rencana Detail

e. Tahap Pengawasan Berkala

4. Bahwa berdasarkan Pasal 29 ayat (3) Peraturan Menteri Pekerjaan UmumDan Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2019 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia: “Cara pembayaran hasil pekerjaan untuk Kontrak lumsum sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

(7)

6

dilakukan berdasarkan tercapainya tahapan produk/keluaran yang dicantumkan dalam Kontrak tanpa rincian biaya personel dan biaya nonpersonel”

5. Bahwa berdasarkan Pasal 27 ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Kontrak Lumsum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a merupakan kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga yang pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan ketentuan sebagai berikut: huruf (a) semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia; huruf (b) berorientasi kepada keluaran; dan huruf (c) pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan Kontrak.

B. Sumber Dana

Sumber dana dari pekerjaan ini dibebankan pada DPA Dinas Kesehatan Dana Anggaran Pembanguna Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kabupaten Bulukumba Tahun Anggaran 2023.

VI. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA LOKASI DAN FASILITAS PENUNJANG A. Lingkup kegiatan

Lingkup kegiatan adalah Desain Perencanaan Pagar RS Pratama Tanete.

B. Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan terletak di Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba.

C. Data

1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana harus mencari informasi yang dibutuhkankan selain dari informasi yang diberikan oleh Pejabat Penandatangan Kontrak termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.

2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Penandatangan Kontrak, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan Perencana.

3. Lokasi rawan mendapat gangguan pemalangan oleh warga karena masalah lahan sehingga penyedia jasa dapat tertunda melaksanakan pekerjaan karena akses masuk lokasi terhalang

4. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan diantaranya +mengenai hal-hal sebagai berikut:

(8)

7

1) Informasi tentang lahan, meliputi :

a) kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi, b) kondisi tanah (hasil soil test),

c) keadaan air tanah, d) peruntukan tanah,

e) koefisien dasar bangunan, f) koefisien lantai bangunan,

g) perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain- lain.

2) Pemakai bangunan:

a) struktur organisasi,

b) jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk 5 tahun mendatang

c) kegiatan utama, penunjang, pelengkap,

d) perlengkapan / peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.

3) Kebutuhan bangunan:

a) program ruang,

b) keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang,

4) Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut

5) Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/ bangunan.

6) Keinginan - keinginan tentang utilitas bangunan seperti:

a) Air bersih :

(1) kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang), (2) sumber air, jaringan dan kapasitasnya.

b) Air hujan dan air buangan;

(1) letak saluran kota,

(2) cara pembuangan keluar tapak.

c) Air kotor dan sampah.

(1) Letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS) (2) Cara pembuangan keluar dari TPS

d) Tata Udara/A.C. (bila dipersyaratkan) (1) beban (Ton ref),

(2) pembagian beban, (3) sistem yang diinginkan.

e) Transportasi verfikal dalam bangunan (bila dipersyaratkan) ;

(9)

8

(1) type dan kapasitas yang akan dipilih, (2) intervall dan waktu tunggu (Waifing Time), (3) penggunaan escalator dan conveyor.

f) Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan) : (1) detector (jenis, type),

(2) fire alarm (jenis),

(3) peralatan permadam kebakaran (jenis, kemampuan).

g) Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan (bila dipersyaratkan)

(1) alarm (jenis, type), (2) sistim yang dipilih.

h) Jaringan listrik : (1) kebutuhan daya,

(2) sumber daya dan spesifikasinya,

(3) cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).

i) Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom) ; (1) kebutuhan titik pembicaraan,

(2) sistim yang dipilih.

j) Dan lain-lain sesuai keperluannya.

7) Apabila dipandang perlu oleh Pengguna Jasa, maka Penyedia Jasa harus mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan 8) Pejabat Penandatangan Kontrak dapat mengangkat petugas sebagai

wakilnya yang bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan pekerjaan ini

D. Fasilitas Penunjang

1. Fasilitas penunjang dari Pengguna Jasa yang dapat digunakan oleh Penyedia Jasa pada prinsipnya tidak tersedia, atau lebih lanjut jika memungkinkan dapat diusulkan oleh Penyedia Jasa;

2. Penyedia jasa harus memelihara semua fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaannya. Segala fasilitas dan peralatan yang dipergunakan harus ditetapkan tentang prosedur penggunaannya.

(10)

9

VII. LINGKUP PEKERJAAN A. Lingkup Tugas

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencana adalah berpedoman pada ketentuan yang berlaku, yaitu Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor: 22/PRT/M/2018 Tanggal 15 Oktober 2018 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, khususnya Bagian Ketiga Perencanaan Teknis, Pasal 47 sampai dengan Pasal 52, yang dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung negara yang terdiri dari:

1. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah/ perijinan bangunan.

2. Penyusunan Prarencana seperti rencana tapak, pra-rencana bangunan termasuk program dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perijinan sampai mendapatkan keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan IMB pendahuluan dari Pemerintah Daerah Setempat.

3. Menyelenggarakan paket satuan kerjaloka karya value engineering (VE) selama 40 (empat puluh) jam secara in house (khusus untuk pembangunan bangunan gedung diatas luas 12.000 M2 atau diatas 8 lantai).

4. Penyusunan Pengembangan Rencana, antara lain membuat:

a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi atau studi maket yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.Perhitungan struktur harus ditandatangani oleh Tenaga Ahli yang mempunyai Ijin Sertifikat.

b. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.

c. Rencana utilitas, dan Tata Hijau/landscape beserta uraian konsep dan perhitungannya.

d. Perkiraan biaya.

5. Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat:

a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang telah disetujui.Semua gambar arsitektur, struktur, dan utilitas harus ditanda tangani oleh Penanggung Jawab Perusahaan dan Tenaga Ahli yang mempunyai Ijin Sertifikat.

b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

(11)

10

c. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi (Enginer Estimate).

d. Laporan akhir perencanan

6. Membantu Pejabat Penandatangan Kontrak dalam menyusun dokumen persiapan pengadaan pekerjaan konstruksi dan pengawasan teknis;

7. Membantu kelompok kerja (Pokja) pemilihan dalam menyusun dokumen pemilihan pekerjaan konstruksi dan pengawasan teknis (dokumen kualifikasi dan dokumen seleksi);

8. Membantu kelompok kerja (Pokja) pemilihan dalam proses pemilihan penyedia jasa pekerjaan konstruksi dan pengawasan teknis, yang meliputi tahapan:

a. pemberian penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun berita acara penjelasan pekerjaan;

b. evaluasi kualifikasi, termasuk menyusun berita acara evaluasi kualifikasi;

c. evaluasi penawaran, termasuk menyusun berita acara evaluasi penawaran

d. menyusun kembali dokumen pemilihan, dan melaksanakan tugas- tugasyang sama apabila terjadi tender/seleksi ulang.

9. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada angka (6) sampai dengan angka (8) menghasilkan laporan pengadaan penyedia jasa pekerjaan konstruksi dan pengawasan teknis

10. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan kegiatan seperti:

a. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.

b. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan konstruksi.

c. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan bahan.

d. Membuat laporan akhir pengawasan berkala

11. Penyedia jasa perencanaan konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkan berdasarkan tanggal yang tercantum dalam SPMK mulai dari tahap perencanaan sampai dengan serah terima pertama pekerjaan oleh penyedia jasa pelaksanaan konstruksi (PHO)

(12)

11

12. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal- elektrikal bangunan

VIII. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN

A. Konsultan Perencanaan bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang berlaku dilandasi:

1. Pasal 75 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;

2. Pasal 17 Ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang 3. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

4. Pasal 18 Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Untuk Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

5. Pasal 39 Ayat (3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;

6. Pasal 11 ayat (7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2019 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia;

B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:

1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan - batasan yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan.

3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.

C. Terkait penyusunan rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi (Enginer Estimate), maka:

1. Konsultan Perencana bertanggung jawab penuh bahwa penyusunan Enginer Estimate dilakukan secara keahlian dan menggunakan data yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga Pejabat Penandatangan Kontrak

(13)

12

menetapkan Enginer Estimate sebagai HPS sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 Ayat (2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2019 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia, “Perhitungan HPS untuk Pekerjaan Konstruksi berdasarkan hasil perhitungan biaya yang dilakukan oleh konsultan perancang (engineer’s estimate) berdasarkan detailed engineering design”;

2. Konsultan Perencana mereviu Enginer Estimate apabila batas akhir penepatan HPS lebih dari 28 hari herja sebelum batas akhir penyampaian dokumen penawaran untuk pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dengan pascakualifikasi;

3. Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan bahwa terdapat harga yang tidak wajar dalam penyusunan Enginer Estimate, maka hal ini adalah wanprestasi dari Konsultan perencana dan bersedia bertanggung jawab sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi, Pasal 47 Ayat (1) huruf g.

IX. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

A. Jangka waktu pelaksanaan Perencanaan diperkirakan selama 30 (tiga puluh) hari kalender, terhitung sejak tanggal yang tercantum dalam SPMK;

B. Konsultan Perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan Pengawasan Berkala terhadap hasil karyanya selama pelaksanaan Konstruksi Fisik, yang diperkirakan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender.

X. TENAGA AHLI DAN URAIAN TUGAS SERTA TENAGA PENDUKUNG A. Tenaga Ahli, Tenaga Terampil dan Tenaga Pendukung

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak konsultan perencana harus menyediakan tenaga-tenaga ahli dan tenaga penunjang (tenaga terampil dan tenaga pendukung) dalam struktur organisasi konsultan perencana untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini disetujui oleh Pejabat Penandatangan Kontrak, minimal sebagai berikut:

NO. JABATAN KEAHLIAN JUMLAH

KUALIFI

KASI PENGALAMAN A. TENAGA AHLI

1. Tenaga Ahli Arsitek (101) 1 Orang Sarjana/D4; 1 tahun

Arsitektur SKA Muda

Sarjana/D4;

(14)

13 NO. JABATAN KEAHLIAN JUMLAH

KUALIFI

KASI PENGALAMAN 2. Tenaga Ahli Struktur Ahli Teknik Bangunan

Gedung (201)

1 Orang SKA Muda 1 tahun 3. Tenaga Ahli Ahli Teknik Mekanikal

(301)/ Ahli Teknik Tenaga Listrik (401)

1 Orang Sarjana/D4; 1 tahun

Mekanikal/ Elektrikal SKA Muda

B. TENAGA PENDUKUNG

1. Operator Komputer Mengoperasikan Office 1 Orang SMA/SMK 1 tahun (Sederajat)

B. Sertifikat Kompetensi Kerja tidak dibuktikan pada saat pemilihan, Sertifikat Kompetensi Kerja untuk personel inti Tenaga Ahli dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia;

C. Saat Pemilihan, Peserta menyampaikan Surat Pernyataan Kepemilikan Sertifikat Kompetensi Kerja sesuai Format dalam Dokumen Seleksi atau Scan Asli SKA atau dapat dilakukan Pemeriksaan secara online sebagaimana diatur dalam konversi sertifikat fisik menjadi sertifikat dalam bentuk elektronik pada Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 06/SE/M/2019 Tentang Sertifikat Badan Usaha, Sertifikat Keahlian, Dan Sertifikat Keterampilan Dalam Bentuk Elektronik.

D. Sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 07/PRT/M/2019 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia:

1. Pasal 72 ayat (3): Biaya remunerasi personel inti tenaga ahli pada rincian biaya langsung personel sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang bernilai di bawah standar remunerasi minimal tenaga ahli yang ditetapkan Menteri dinyatakan tidak wajar dan nilai penawaran biaya peserta diberi nilai 0 (nol).

2. Pasal 91 ayat (2) b2: Rapat persiapan penunjukan Penyedia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk memastikan Penyedia memenuhi ketentuan sebagai berikut: huruf (b) bukti sertifikat kompetensi:

angka (2) personel inti pada jasa Konsultansi Konstruksi

E. Sesuai ketentuan dalam Pasal 39 Ayat (3) huruf (e), Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara, “dalam pelaksanaan kontrak lump sum (Lumpsum Fixed Price Contract), daftar volume dan harga (bills of quantity) tidak dapat dijadikan dasar perhitungan untuk melakukan pembayaran”

F. Remunerasi adalah remunerasi minimal di Provinsi Papua Barat sesuai Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor

(15)

14

897/KPTS/M/2017 Tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;

G. Uraian Tugas Tenaga Ahli

1. Tenaga Ahli Arsitektur (SKA 101)

Sebagai Tenaga Arsitek, tugas utamanya adalah:

a) Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pada bidangnya b) Mendukung dan memberi input design arsitek

c) Konsultasi dengan DinasTeknis bangunan atau Unit satuan kerja terkait lain

d) Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan

e) Mendesain dan menghitung biaya konstruksi sebuah bangunan secara konstruksi pada proses perencanaan

f) Membuat gambar skematik system struktur yang akan digunakan

g) Menata letak bangunan-bangunan yang memiliki keterikatan fungsi dalam sebuah site dan mendesain site tersebut.

h) Mengolah tata ruang sebuah bangunan

i) Menentukan konsep desain interior sebuah bangunan (termasuk perletakan furniturenya, dll).

j) Mengolah bentuk luar dan tampak sebuah bangunan.

k) Menentukan jenis dan letak system struktur pada bangunan.

l) Menentukan jenis dan letak instalasi listrik pada bangunan.

2. Tenaga Ahli Struktur dan Tenaga Ahli Estimasi Biaya (SKA 201)

Sebagai Tenaga Ahli Teknik Bangunan Gedung tugas utamanya adalah:

a) Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pada bidangnya.

b) Membuat gambar kerja, rencana kerja, c) Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB)

d) Menentukan material yang dipakai untuk ruang dalam maupun luar e) Membuat konsep & gambar perencanaan

f) Membuat daftar rincian pekerjaan secara lengkap berdasarkan gambar rencana dan bestek pekerjaan.

g) Melakukan perhitungan volume dari setiap item pekerjaan.

h) Membuat analisis perhitungan dari setiap item pekerjaan (bahan dan upahkerja).

i) Melakukan rekapitulasi total Rencana Anggaran Biaya.

3. Ahli Elektrikal (SKA 401)

Sebagai Tenaga Ahli Elektrikal tugas utamanya adalah:

(16)

15

a) Bertanggung jawab atas hasil perencanaan pada bidangnya b) Mendukung dan memberi input terhadap design yang dihasilkan c) Konsultasi dengan team design lainnya

d) Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan e) Perencanaan jaringan Instalasi Listrik di dalam Gedung

XI. KELUARAN

A. Tahapan Perencanaan

Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:

1. Tahap Konsep Perencanaan

a. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim perencana, metoda pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu perencanaan.

b. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang, dll.

c. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana, keterangan rencana kota, dll.

2. Tahap Pra - Rencana Teknis

a. Gambar-gambar rencana tapak.

b. Gambar-gambar pra-rencana bangunan.

c. Perkiraan biaya pembangunan.

d. Laporan Perencanaan.

e. Mengurus kelengkapan untuk perizinan, IMB, SLF, dan Bukti Hak Atas Tanah.

f. Hasil konsultasi rencana dengan Pemda setempat.

g. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

h. Laporan hasil kegiatan lokakarya value engineering (khusus untuk bangunan diatas 12. 000 m2 atau lebih dari 8 lantai).

3. Tahap Pengembangan Rencana

a. rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi dwi dan trimatra bila diperlukan;

b. rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;

c. rencana mekanikal-elektrikal termasuk IT, beserta uraian konsep dan perhitungannya;

d. garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifi-cations);

(17)

16

e. perkiraan biaya.

4. Tahap Rencana Detail

a. membuat gambar-gambar detail,

b. rencana kerja dan syarat-syarat, (RKS) c. rincian volume pelaksanaan pekerjaan, (BQ)

d. rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi, (RAB) berdasarkan Analisa Biaya Konstruksi - SNI

e. dan menyusun laporan perencanaan; struktur, utilitas, lengkap dengan perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggung jawabkan.

5. Tahap Pemilihan (Dokumen Perencanaan Teknis)

a. Gambar Rencana beserta detail pelaksanaan; arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal, pertamanan, tata ruang ,

b. Rencana kerja dan syarat-syarat administratif, syarat umum dan syarat teknis (RKS)

c. Rencana Anggaran Biaya (RAB),

d. Rincian Voume pekerjaan/ Bill of Quatity (BOQ), e. Laporan Hasil Pemilihan;

6. Tahap Pengawasan Berkala

a. Laporan Pengawasan Berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan rencana secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi, memberikan rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan berkala;

b. Menyusun laporan akhir pekerjaan perencanaan yang terdiri atas perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal- elektrikal bangunan.

B. Kriteria

1. Kriteria Umum

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana sebagaimana yang dimaksud pada KAK ini harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan sebagai berikut:

a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas

(18)

17

1) Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.

2) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.

3) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan.

b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan

1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah sehingga seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial, dan budaya).

2) Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.

3) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

c. Persyaratan Struktur Bangunan

1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia (gempa dll).

2) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.

3) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan oleh perilaku struktur.

4) Menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan struktur.

d. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran

1) Menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif pada bangunan gedung.

2) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia 3) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun

sedemikian rupa sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga:

a) cukup waktu bagi penghuni untuk evakuasi secara aman,

b) cukup waktu dan mudah bagi pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk memadamkan api serta

c) dapat menghindari kerusakan properti lainnya.

e. Persyaratan Sarana Masuk dan Keluar

(19)

18

1) menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamya,

2) menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat,

3) menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.

f. Persyaratan Transportasi dalam Gedung

1) menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman, dan nyaman di dalam bangunan gedung,

2) menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk bangunan fasilitas umum dan social.

g. Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda arah Keluar, dan Sistem Peringatan Bahaya

1) menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat,

2) menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila terjadi keadaan darurat.

h. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi

1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi penggunanya maupun pemeliharaannya.

2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat petir.

3) cMenjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

i. Persyaratan Sanitasi Bangunan Gedung dan Lingkungan

1) menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang pada bangunan gedung dan lingkungan sesuai dengan fungsinya,

2) menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan,

3) menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik,

j. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara

(20)

19

1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara secara baik.

k. Persyaratan Pencahayaan

1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang secara baik.

l. Persyaratan Kebisingan dan Getaran

1) menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran yang tidak diinginkan,

2) menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau satuan kerja yang menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.

m. Persyaratan Teknis Lainnya

Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan perencanaan berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan yang berlaku antara lain:

1) Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan proyek yang bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya dan ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjiannya;

2) b. Berpedoman pada Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Nomor: 22/PRT/M/2018, Tanggal 14 September 2018;

3) Peraturan Pemerintah Daerah yang terkait dan berkesesuaian;

4) Standar dan pedoman teknis yang berlaku di bidang penyelenggaraan bangunan gedung.

2. Kriteria Khusus

Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat -syarat yang khusus, spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan

(21)

20

direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi teknis lainnya, misalnya:

a. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.

b. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.

c. Solusi dan batasan - batasan kontekstual , seperti faktor sosial budaya setempat, geografi klimatologi, dan lain - lain.

C. Azas-Azas

Selain dari kriteria di atas, di dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:

1. Bangunan yang direncanakan hendaknya fungsional, efisien, menarik, tetapi tidak berlebihan.

2. Kreativitas desain hendaknya tidak ditekankan pada ketahanan gaya dan kemewahan material tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayan kepada masyarakat,

3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin,

4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dipergunakan secepatnya,

5. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

D. PROSES PERENCANAAN.

1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pejabat Penandatangan Kontrak.

2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus dihasilkan Konsultan Perencana sesuai keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.

(22)

21

3. Dalam melaksanakan tugas, Konsultan Perencana harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat dan keterlambatan dapat dikenakan denda keterlambatan.

E. PROGRAM KERJA

1. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :

a. Jadwal kegiatan secara detail.

b. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga- tenaga yang diusulkan oleh konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja.

c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.

2. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja, setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola Teknis Kegiatan.

3. Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan dalam:

a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tanggal 1

Desember 2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor

22/PRT/M/2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara;.

c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor

07/PRT/M/2019 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa

d. Konstruksi Melalui Penyedia

e. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang terkait.

f. Peraturan daerah setempat tentang Bangunan Gedung.

XII. PELAPORAN DAN DOKUMEN PERENCANAAN A. Konsep Perencanaan,

B. Pra Rencana Teknis, C. Pengembangan Rencana D. Rencana Detail,

(23)

22

E. Dokumen Pemilihan,

F. Laporan Pengawasan Berkala, G. Laporan Akhir Perencanaan.

XIII. DOKUMEN PERENCANAAN

A. Dokumen Perencanaan Teknis yang meliputi : RAB, Analisa Harga Satuan, Daftar Harga Satuan Bahan dan upah, dan Rencana Kerja & Syarat-Syarat / Spesifikasi teknis. Dicetak pada kertas ukuran Folio yang terdiri dari 5 (Lima) buku / jilid, masing-masing 1 (satu) buku dokumen asli di jilid spiral laminating dan 4 (empat) buku dokumen copy di jilid biasa;

B. Gambar PerencanaanTeknis (lengkap) dicetak pada kertas ukuran A3 yang terdiri dari 5 (lima) buku / jilid masing-masing 1 (satu) buku dokumen asli di jilid spiral laminating dan 4 (empat) buku dokumen copy di jilid biasa;

XIV. PENUTUP

A. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya merneriksa sernua bahan masukan yang diterima dan mencarii bahan masukan lain yang dibutuhkan.

B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas dengan Kepala Satuan Kerja.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai bahan acuan bagi Konsultan Perencana untuk melaksanakan kegiatan, dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bulukumba, 2023

Pejabat Penandatangan Kontrak /PPK Dinas Kesehatan Kab.

Bulukumba,

FADJAR RASJID PAWELLERI NIP.19670118 199103 1 005

Referensi

Dokumen terkait

Adapun SBU yang disyaratkan adalah yang sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19/PRT/M/2014 tentang Perubahan Peraturan Menteri

Adapun SBU yang disyaratkan adalah yang sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19/PRT/M/2014 tentang Perubahan Peraturan Menteri

Adapun SBU yang disyaratkan adalah yang sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 19/PRT/M/2014 tentang Perubahan Peraturan Menteri

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 03/PERMEN/M/2007 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan

Peningkatan kualitas pelayanan perumahan dilaksanakan melalui penerapan dan pencapaian target SPM bidang perumahan rakyat yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Sesuai dengan ketentuan yang diatur didalam Peraturan Menteri Pekerjaan. Umum dan Perumahan Rakyat,

bidang sosial sesuai dengan lingkup tugas Seksi berpedoman pada. ketentuan yang berlaku sebagai bahan

Dokumen Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2018 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia