Nama : Pungky dwiki enriko Kelas : B
NBI : 1311700066
Mengkritisi buku yang berjudul : JABATAN WAKIL PRESIDEN Menurut Hukum Tata Negara
Oleh Dr Mochamad Isnaeni Ramadhan, S.H., M.H.
Buku ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab
membahas hal-hal yang berbeda.Adapun isi dari tiap bab pada buku ini, yaitu:
Bab 1 membahas tentang Pendahuluan
Bab 2 membahas tentang Wakil Presiden Di Berbagai Negara
Bab 3 membahas tenteng Sejarah Wakil Presiden Di Indonesia
Bab 4 membahas tentang Wakil Presiden dari masa ke masa di Indonesia
Bab 5 membahas tenteng Optimalisasi Wakil Presdien
Dalam buku yang berjudul JABATAN WAKIL PRESIDEN Menurut Hukum Tata Negara saya menemukan
nbuku tersebut agar di perjelas keterangan-keterengannya.
Yang pertma, mengenai BAB 1 saya setuju akan adanya tergadainya kedaulatan rakyat karena kita sebagai rakyat biasa hanya memilih pemimpin kita sedangkan, kita tidak tahu para pejabat yang dipilih oleh pemimpin yang
mempunyai suara terbaik atau yang telah terpilih menjadi Presiden Indonesia.Kita pun tidak tahu visi dan misi
pejabat-pejabat yang dipilih oleh presiden maka dari itu seharusnya pejabat-pejabat lainnya harus dipilih dengan cara demokratis langsung karena hanya itu salah satu jalan agar brakyat bisa memilih dengan bijak para
pendamping-pendamping Negara.Apabila dilakukan pemilihan terus menerus oleh
Presiden maka rakyat sendiri akan tidak setuju dengan pilihan tersebut karena baik di mata Presiden belum tentu baik di mata rakyat karena kekuasaan tertinggi ialah
berada di tangan rakyat maka dari itu kita harus mempedulikan suara rakyat.
Beberapa kekosongan hukum seperti jabatan Wakil Presiden, antara lain tugas dan kewenangannya,
dan dengan lembaga negara lainnya, serta cara
pertanggung jawaban Presiden.Apabila kekosongan hukum inin terus menerus belum dibuatkan hukum
tertentu maka, Wakil Presiden akan berbuat seenaknya karena tidak ada tugas dan wewenang Wakil Presiden dalam bentuk tertulis.
Dan pertanggungjawaban Wakil Presiden berbeda dengan pertanggungjawaban Presdiden yang lain, seperti Menteri Negara yang harus mempertanggungjawabkan tugasnya pada presiden sesuai dengan substansi Pasal 17 ayat (3) UUD 1945.Wakil Presiden tidak bertanggungjawab pada Presiden tidak dipilh dan diangkat oleh Presiden
melainkan Wakil Presiden dipilih dan diangkat oleh rakyat dengan secara langsung.Tidak ada pasal atau UUD 1945 yang mengatur pertanggungjawaban Wakil Presiden maka dari itu peran Presiden belum diterangkan atau belum
dijelaskan oleh konstitusi kita sendiri.
Kekuasaan kerja wakil presiden pun belum jelas namun kekuasaan yang dimiliki Presiden juga dimiliki oleh Wakil Presiden karena Wakil Presiden ialah pengganti Presiden jika ada kondisi nyang terdesak atau Presiden yang
secara praktis bagian merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari gerakan reformasi sebagai perwujutan tuntutan muthakir dan ketentuan politik.Secara akademis penataan lembaga Negara termasuk dalam lingkup
konstitusi sebagai objek kajian disiplin ilmu hukum
ketatanegaraan sehingga gagasan yang terkait dengan penataan ulang lembaga-lembaga Negara yang dapat
dinyatakan sebagai reformasi konstitusional.Maka dari itu penataan ulang lembaga Negara itu penting untuk
mengatur tugas dan kewenangan Wakil Presiden agar tidak ada kekosongan hukum.
Dan pada BAB 2 saya hanya mengkritik secara singkat saja karena tugas dan kewenangan Wakil Presiden di setiap Negara-negar hamper sama atau sama persis, tetapi yang membedakan ialah cara pemilihannya secara demokratis atau melalui dewan perwakilan.Cara pemilihan Wakil Presiden dapat dilihat dari bentuk negra tersebut karena setiap bentuk Negara yang berbeda mempunyai cara memilih pemimpin yang berbeda.Tugas dan
kewenangannyapun masih belum jelas dalam negara lainnya bukan hanya Indonesia saja Negara lainnya pun mempunyai kekosongan hikum untuk tugas dan
Pada BAB 3 ini, adalah tentang sejarah bwakil presiden di Indonesia yang pertama ialah wacana jabatan Wakil
Presiden.Berbagai gagasan bagi penguatan posisi Wakil Presiden semakin menerabas kajian ilmi
kenegaraan.Diantaranya wakil presiden menjabat sebagai PerdanaMenteri atau Menteri Utama.Hal ini kelak
mempengaruhiperubahan system ketatanegaraan di Indonesia.Sebenarnya Wakil Presiden menurut saya bukanlah Menteri Pertama melainkan lebih tinggi
jabatannya dibandingkan Menteri Pertama mengapa bisa dibilang begitu karena Wakil Presiden dipilih oleh rakyat dengan bersamaan memilih Presiden maka tidak bisa diaktakan bahwa Wakil Presiden ialah Menteri Pertama karena Wakil Prtesiden tidak punya tanggung jawab
terhadap Presiden.Karena lembaga-lembaga Negara yang lain mempunyai tanggung jawab terhadap Presiden baik tugasnya maupun kewenangannya, karena yang memilih para menteri dan dewa ialah Presiden bukan rakyat
sedangkan Presiden harus bertanggungjawab semuanya tugas-tugasnya atas rakyatnya karena apabila rakyat
pemimpin namun juga harus memmakmurkan rakyatnya.
Makna Pasal 4 ayat (2) UUD 1945 selain pendekatan yang mampu dimanfaatkan bagi pemahaman terhadap suatu nlembag Negara yakni melalui pendekatan
penafsiran atau interpretasi.Ada berbagai macam bentuk penafsiran sesuai dalam pembahasan ini penafsiran ini dibatasi pada tiga jenis yaitu: penafsiran teksiografis-terminologis, penafsiran sistematis-teleologis, dan
penafsiran futuristic.Yang dimaksud penafsiran sistematis ialah cara pemahaman didasarkan pada kostitensi
pengaturan yang terdapat pada naskah undang-undang sebagai satu kesatuan yang utuh, sedangkan penafsiran teleologis adalah cara oenafsiran berdasarkan tujuan yang hendak dicapai pada rumusan ketentuan yang dimaksud, dan penafsiran futuristic ialah suatu cara pemahaman yang di dasarkan pada pertimbangan terhadap
kecenderungan perkembangan gejala yang terkait dengan jabatan kenegaraan (dalam hal ini Wakil Presiden
Republik Indonesia) dan kemungkinan perwujudannya pada masa yang akan dating.
Salah satu objek penyelidikan dalam disiplin ilmu hukum tata Negara yakni cara pengisian jabatan
dianut oleh suatu negara.Penggantian Presiden di
Indonesia berdasarkan literature yang ditemukan bahwa pengisian jabatan juga termasuk pada lingkup kajian Hukum Tata Negara sebagaimana dianjurkan Maurice Duverger, antara lain: “Tata Negara seluruhnya adalah sekelompok jawaban atas soal-soal yang menghadapi kehidupan dan organisasi
orang-orang pangreh dalam suatu grombolan sosial.Dapat disimpulkan bahwa Hukum Tata Negara merupakan salah satu dari system hukum yang mengatur btata cara
pengisian jabatan kenegaraan dengan pejabat, cara pembagian kekuasaan antar pejabat, serta cara
pembatasan kekuasaan antar pejabat maupun antara pejabat-pejabat tersebut dengan rakyat.Maka hukum tata Negara itu perlu untuk mengatur jalannya suatu Negara atau untuk mrngatur fungsi-fungsi pejabat Negara agar tidak bertindak sesukanya sendiri dan ada hukum
tertulisnya karena bila ada kekosongan hukum maka akan terjadi ketidak adilan pada pejabat-pejabat yang lainnya.
Pasal 4 ayat (2) UUD 1945, dan penggantian Presiden oleh Wakil Presiden berikut diajukan praktik
ketatanegaraan yang terkait dengan praktik pembantuan Wakil Presiden Republik Indonesia.Saya akan membahas tentang Wakil Presiden dari masa ke masa di Indonesia, sejak kemerdekaan sampai dengan sekarang, Republik Indonesia memiliki tujuh orang Presiden dab sebelas orang Wakil Presiden.Menurut saya Wakil Presiden
Indonesia ialah orang-orang yamg terpercaya bdan orang yang ahli dalam Hukum Tata Negara sehingga bisa
mengatur Negara dengan baik meskipun ada sedikit
kesalahn tapi bisa du maklumi karena tidak ada presiden maupun wakil presiden yang diwaktu penjabatannya tidak mempunyai kesalahan.
Dan yang terakir pada BAB 5 kali ini saya membahas tentang optimalisasi Wakil Presiden pada bab 2 telah dipaparkan perbandingan tugas dan kewengangan wakil presiden di beberapa negara.Pengaturan tugas dan
wewenang wakil presiden dirumuskan dalam kontitusi masing-masing negara, seperti di Amerika Serikat,
Filipina, Siprus, Uganda serta RRC, India, Bulgaria, Afrika Selatan, dan Irak.Tugas wakil presiden sudah dituliskan dalam konstitusi dalam negara-negara di atas namun
waki presiden ialah sebagai pengganti presiden bila presiden kondisi tidak memungkingkan atau presiden mundur dari jabatannya.Maka dari itu berbeda negara maka akan berbeda Hukum Tata Negaranya dan setiap negara mempunyai ketentuan-ketentuan yang berlaku
atau tugas-tugas dan kewengangan lembaga negara yang berbeda karena tujuan negara ialah berbeda-beda, tetapi fungsi Wakil Presiden ialah sangat penting untuk
mrndampingi Presiden apabila Presiden sedang terpojok.
Faktor-faktor seputar Presiden, berbeda dengan halnya dengan wakil presiden pada beberapanegara, tugas dan kewenangan Wakil Presiden Republik Indonesia tidak
diatur secara tegas dalam konstitusinya meskipun sampai sekarang telah dilakukan Perubahaan
Keempat terhadap UUD 1945. “Dalam melakukan kewajibannya presiden dibantu oleh satu orang wakil presiden”.Tugas dan kewenangan wakil presiden dapat diberikan dalam ranah kekuasaan eksekutif nominal
sebagai Wakil Kepala Negara.Dapat disimpulkan bahwa Presiden tidak dapat berkerja sendiri tanpa Wakil Presiden yang dimaksud ialah Presiden harus meminta
akan dibuat agar Wakil Presiden mengerti maksud dari Presiden.
Banyak analisis yang ditemukan mengenai sistem pemerintahan terpadu yang diajukan sebagai solusi pengaturan tugas dan kewenangan wakil presiden didasarkan pada teori induk “Teori Konstitusi” yang
dipengaruhi oleh variabel bebas sistem pemerintahan dan variabel terikat sistem pembagian kekuasaan, yang
keduanya kemudian dirakit utuh dlam “sistem
pemerintahan terpadu”.Sistem pemerintahan terpadu
merupakan system yang didasarkan pada ideologi negara: Pancasila yang menekankan aspek proporsional terhadap hubungan fungsional antar lembaga negara dalam
penyelenggaraan kehidupan ketatanegaraan bagi
terwujudnya tujuan negara.Dalam sistem pemerintahan terpadu sengketa antar lembaga negara diselesaikan secara hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawarakatan.Artinya bahwa sengketa antara
Legislatif dan Eksekutif dipertimbangkan melalui putusan Mahkamah Konstitusi, selanjutnya diputuskan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
pemerintahan negara hanya dilakukan oleh
Presiden.Sejak dirubshnys Perubahan Ketiga UUD 1945, pejabat kepresidenan yang dapat diminta pertanggung jawabannya tidak didominasi oleh Presiden , Wakil
Presiden juga dapat diminta pertanggungjawaban.Jadi akalu hanya Presiden yang dimintai pertanggungjawaban itu tidak adil karena pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden bersamaan dang dipilih langsung oleh rakyat jika Presiden melakukan kesalahan maka otomatis WAKIL
presiden pun ikut mempertanggungjawabkan kesalahan tersebut karena Presiden dan WAKIL Presiden ialah
selalu berdampingan untuk melakukan sebuah tujuan negara.
Wakil Presiden bukan ban serep ? banyak yang bertanya-tanya mengenai itu dan saya akan mengkritik tentang
keterangan tersebut.paparan wakil presiden bukan ban serep disajikan dengan metode yuridis-futuris.Yang berarty bisa dilihat dari sudut pandang yang
berbeda.Menurut saya wakil presiden hanya ban serep dibutuhkan apabila presiden tidak ada atau sedang keluar negeri tetapi kalau dilihat dari segi pekerjaan wakil
Demikian kritisi yang say abaca dari buku JABATAN WAKIL PRESIDEN Menurut Hukum Tata Negara yang ditulis oleh Dr Mochamad Isnaeni Ramadhan, S.H.,
M.H.Sebagian besar kritik yang dituangkan terkait dengan penjelasan yang kurang banyak dan kurang jelas