• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hilangnya nilai nilai pancasila dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hilangnya nilai nilai pancasila dalam "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Citra suatu bangsa tentunya dapat terlihat dari ideologi yang dimiliki bangsa tersebut. Seperti Rusia, Republik Rakyat Cina (RRC) dan Korea Utara dengan paham Komunisnya, Amerika serikat dan Korea Selatan dengan paham Liberalisnya, dan Indonesia dengan paham Demokrasinya. Indonesia adalah bangsa dengan ideologi Pancasila yang terdiri dari lima sila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila juga merupakan dasar negara serta falsafah bangsa Indonesia. Dalam teks Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Pancasila terdapat pada akhir teks pembukaan Undang-Undang.

Pemerintah Indonesia tidak hanya menjadikan Pancasila sebagai falsafah, tetapi juga mengajarkannya kepada siswa sekolah, agar mereka dapat memahami arti dari nilai-nilai Pancasila sejak dini. Sejak tahun 1962 Pemerintah sudah membuat mata pelajaran Civics. Menurut (Somantri, 1969:7) hal-hal yang diajarkan pada saat itu adalah pengalaman belajar yang digali dan dipilih dari disiplin ilmu sejarah, geografi, ekonomi, dan politik, pidato-pidato presiden, deklarasi hak asasi manusia, dan pengetahuan tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada tahun 1975 mata pelajaran tersebut kemudian dirubah namanya menjadi Pendidikan Moral Pancasila. Hingga akhirnya saat ini menjadi PKn atau Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan adanya pengajaran tentang nilai-nilai Pancasila di sekolah-sekolah, peserta didik diharapkan dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

(2)

saja yang telah terjadi di Indonesia dalam hal nilai-nilai kepancasilaan. Penelitian ini juga akan sedikit membahas tentang apa saja sebenarnya nilai-nilai kepancasilaan yang seharusnya dimiliki dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “apa saja kemerosotan nilai Pancasila yang terjadi pada masyarakat Indonesia?”

1.3 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja kemerosotan nilai Pancasila yang terjadi pada masyarakat Indonesia.

1.4 Manfaat

(3)

BAB II PEMBAHASAN 2.2. Sejarah Pancasila

Selama kurang lebih 400 tahun negara kita dijajah oleh lima bangsa yang berbeda, dimulai dengan Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda dan yang terakhir adalah Jepang. Pada awalnya Indonesia bukanlah bangsa yang bersatu. Indonesia masih terpecah belah dan bentuk kerajaan. Masing-masing kerajaan masih mempertahankan kedaulatan masing-masing. Tak heran jika pada saat itu kerjasama antara satu kerajaan dengan pihak penjajah masih sering terlihat. Bahkan para penjajah berebut hati dari para penguasa kerajaan dengan cara memberikan tambahan amunisi dan persenjataan dan janji akan ikut membantu untuk memperluas wilayah kerajaan. Peperangan antar kerajaan pun seringkali melibatkan dua bangsa penjajah yang berbeda. Bak sebuah boneka yang dikendalikan, para pemimpin kerajaan saling serang dengan tujuan menunjukkan kerajaan siapa yang terbaik.

Pada era tahun 1900-an, titik terang negara Indonesia mulai terlihat. Para warga baik yang tua dan yag muda mulai memperlihatkan keinginan untuk bebas dari penjajah dan bersatu dibawah naungan satu negara yang berdaulat. Hal ini terlihat dari mulai berdirinya organisasi-organisasi kepemudaan dan politik pada saat itu. Kebangkitan Indonesia saat ditandai dengan didirikannya organisasi kepemudaan pertama yakni Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Sutomo. Tanggal berdirinya Budi Utomo kemudian dijadikan Hari Nasional Kebangkitan Indonesia dan diperingati setiap tahunnya. Pada tanggal 28 Oktober 1928, terjadi kongres besar organisasi-organisasi kepemudaan yang akhirnya menghasilkan suatu keputusan yang luar biasa yakni Sumpah Pemuda dimana tiga poin penting tercatat dalam sumpah tersebut;

(4)

2) KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA (Kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia)

3) KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA (Kami putra putri Indonesia mmenjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia)

Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia dan menjadi Presiden pertama Indonesia.

Setelah berdaulat dan diakui sebagai negara yang sah, tepat keesokan hari setelah proklamasi atau tanggal 18 Agustus 1945, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 disahkan menjadi dasar Negara Indonesia. Pada pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, terdapat lima pilar penting yang dikenal sebagai Pancasila. Pancasila adalah jiwa dan roh dari bangsa indonesia. Adapun Pancasila terdiri dari lima butir yakni;

1) Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3) Persatuan Indonesia.

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(5)

1. Penerapan Pendidikan Moral Pancasila di Sekolah

Kita pasti akrab dengan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Mata pelajaran yang berisi penjelasan-penjelasan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi warga negara yang baik. Mata pelajaran ini awalnya bernama Civics. Sejak tahun 1962 Pemerintah sudah membuat mata pelajaran Civics. Menurut (Somantri, 1969:7) hal-hal yang diajarkan pada saat itu adalah pengalaman belajar yang digali dan dipilih dari disiplin ilmu sejarah, geografi, ekonomi, dan politik, pidato-pidato presiden, deklarasi hak asasi manusia, dan pengetahuan tentang Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kemudian dalam kurikulum tahun 1968 dan 1969 istilah civics dan Pendidikan Kewargaan Negara digunakan secara bertukar-pakai. Misalnya dalam Kurikulum SD 1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang dipakai sebagai nama mata pelajaran, yang di dalamnya tercakup sejarah Indonesia, geografi Indonesia, dan civics (diterjemahkan sebagai pengetahuan kewargaan negara). Dalam kurikulum SMP 1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negara yang berisikan sejarah Indonesia dan Konstitusi termasuk UUD 1945. Sedangkan dalam kurikulum SMA 1968 terdapat mata pelajaran Kewargaan Negara yang berisikan materi, terutama yang berkenaan dengan UUD 1945. Secara umum mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara membahas tentang nasionalisme, patriotisme, kenegaraan, etika, agama dan kebudayaan (Somantri, 2001:298)

(6)

2. Nilai-Nilai Pancasila yang Mulai Hilang

Seiring berjalannya waktu, banyak nilai-nilai Pancasila yang mulai tergerus budaya-budaya luar. Akibatnya warga masyarakat Indonesia yang seharusnya menerapkan nilai-nilai Pancasila tersbut malah meninggalkan bahkan melupakannya. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa nilai moral Pancasila yang sudah mulai ditinggalkan di Indonesia;

1) Tenggang Rasa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian tenggang rasa adalah dapat (ikut) menghargai (menghormati) perasaan orang lain. Dalam Pancasila sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, terlihat jelas bahwa Pancasila mengajarkan kita untuk memiliki sikap tenggang rasa. Tenggang rasa adalah sikap dimana kita mampu untuk menghargai dan menghormati orang lain yang berbeda dengan kita. Baik dalam segi pendapat, kepercayaan, suku dan bahasa. Sikap tenggang rasa adalah sikap yang sangat penting untuk dimiliki. Namun sayangnya, keadaan saat ini berbanding terbalik dengan nilai-nilai Pancasila ini. Terlihat jelas bagaimana tenggang rasa amat sulit ditemukan di masyarakat kita. Banyak kita temui kejadian-kejadian yang tidak mencerminkan sikap tenggang rasa. Contoh kecilnya dalam kehidupan beragama. Ketika ada kegiatan beribadah baik yang muslim atau non-muslim, sering kali kita temukan orang-orang yang mengendarai sepeda motor lewat di depan rumah peribadatan dengan suara motor yang memekakkan telinga. Hal ini tentunya sangat mengganggu dan tidak menunjukkan sikap menghormati antar sesama.

2) Toleransi

(7)

sikap dan tindakan kita akan mempengaruhi perasaan orang lain. Sama seperti tenggang rasa, sikap toleransi juga sudah mulai pudar saat ini. Dalam dunia sekolah kita akan banyak mendapatkan anak-anak yang dikucilkan hanya karena memiliki perbedaan dari teman-temannya. Perbedaan logat sering tidak dapat ditolerir oleh anak-anak sekolah. Hanya karena berbeda logat, seorang murid bisa menjadi bahan ejekan teman sekelasnya. Ini tentunya tidak terjadi apabila anak-anak atau peserta didik benar-benar memahami makna dari sikpa toleransi.

3) Musyawarah Mufakat

Dalam kehidupan bermasyarakat, sering kali kita dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan baik yang mudah ataupun sulit diselesaikan. Masalah-masalah tersebut dapat terjadi diantara kita dan dan orang di sekitar kita. Dalam menyelesaikan masalah, kita seharusnya memakai kepala dingin dan tidak terbawa emosi. Dalam Pancasila sila ke empat tercantum ” Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Artinya, sebagai warga Indonesia yang baik dan menjunjung tinggi nilai-nilai kepancasilaan kita wajib untuk menyelesaikan masalah yang sulit dengan cara musyawarah dan mufakat. Tetapi pada kenyataannya, main musyawarah mufakat sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia. Ketimbang musyawarah, banyak yang memilih jalan kekerasan. Budaya tawuranpun semakin merajalel, baik dikalangan pelajar maupun masyarakat. Hal ini tentunya berakibat buruk bukan hanya bagi pihak yang bertikai, tetapi juga bagi orang-orang disekitar mereka. Tidak sedikit motor, mobil, rumah bahkan nyawa yang hilang akibat perkelahian dan tawuran. Jika permasalahan diselesaikan dengan kepala dingin dan sistem musyawarah mufakat, kerusakan-kerusakan ini tentunya tidak harus terjadi dan jalan keluar untuk permasalahannya akan lebih cepat ditemui.

4) Mendahulukan Kepetingan Umum

(8)

dengan kepentingan lainnya, baik itu kepentingan pribadi orang lain ataupun kepentingan orang banyak atau umum. Dalam Pendidikan Moral Pancasila, disebutkan bahwa seorang individu harus lebih mengutamakan atau mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

(9)

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN

1) Indonesia adalah bangsa dengan ideologi Pancasila yang terdiri dari lima sila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2) Nilai-nilai Pancasila sudah banyak dilupakan oleh warga masyarakat Indonesia. Hal ini ditujukkan dengan semakin meningkatnya tingkat kekerasan, tindak pidana korupsi dan ketimpangan sosial yang terjadi di Indonesia.

3) Pendidikan Moral Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan dapat menumbuhkan rasa cinta kepada bangsa dan negara untuk para warganya. 4) Nilai-nilai moral Pancasila yang sudah mulai hilang saat ini adalah tenggang

Referensi

Dokumen terkait

pada dapur ini bgian preperation dan finishing kitchen (satelit kitchen) memiliki ruang tersendiri dan terpisah .setiap dapur satelite merupakan ruangan yang dilengkapi

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa semua sampel minyak dalam keadaan cair pada suhu ruang (±27ºC) namun ketika pada suhu rendah (±5ºC) terjadi perubahan fase pada beberapa

Oleh karena itu diperlukan suatu kajian atau penelitan untuk mengetahui pendapatan dan kelayakan usahatani kelapa dalam di Desa Kasoloang, maka akan dilakukan

Guru sosiologi tidak menerapkan 1 komponen yang tidak dieterapkan yaitu memotivasi siswa.Dari semua komponen keterampilan menutup pelajaran yang terdiri dari 3 komponen

[r]

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia

Kegiatan PPL selain bertujuan memberikan bekal kepada mahasiswa praktikan agar memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan

Scanned