• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode K-Means Clustering dalam Sistem Informasi Geografis Cuaca dengan Framework MS4W: Studi Kasus Data Curah Hujan dan Hari Hujan di Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode K-Means Clustering dalam Sistem Informasi Geografis Cuaca dengan Framework MS4W: Studi Kasus Data Curah Hujan dan Hari Hujan di Jawa Tengah"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Metode

K-Means Clustering

Dalam Sistem Informasi

Geografis Cuaca Dengan

Framework MS4W

(Studi Kasus: Data Curah Hujan Dan Hari Hujan Di Jawa Tengah)

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Griyan Rizky Atmaja (672013198)

Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1

1. Pendahuluan

Cuaca merupakan keadaan rata-rata udara pada periode waktu sesaat dan salah satu variable yang menentukan kondisi iklim. Iklim merupakan rata-rata cuaca pada periode waktu tertentu dan faktor yang mempengaruhi terhadap tipe atau variasi iklim yaitu curah hujan. Curah hujan adalah air hujan yang berkumpul dalam satu daerah yang datar, yang memiliki asumsi yaitu tidak menguap, meresap dan mengalir. Rata-rata curah hujan perbulan didapat dari nilai rata-rata dengan minimal periode 10 (sepuluh) tahun dan curah hujan normal per bulan didapat dari nilai rata-rata curah hujan selama periode 30 (tiga puluh) tahun[3].

Indonesia berada di wilayah tropis dan memiliki curah hujan per tahun yang cukup tinggi. Curah hujan berpengaruh terhadap aktifitas kehidupan seperti keselamatan masyarakat, produksi pertanian, perikanan, perkebunan dan lain-lainnya sesuai dengan keadaan di daerah masing-masing. Selain bermanfaat, curah hujan juga dapat menyebabkan bencana tanah longsor dan banjir[2]. Selain itu hama pertanian tumbuh sangat banyak di curah hujan yang tinggi. Untuk dapat merencanakan pertanian dengan tepat, mengoptimalkan produktivitas teknologi dan industri yang erat kaitannya dengan curah hujan, dan mengantisipasi dampak curah hujan, maka harus mengetahui seberapa tinggi rendahnya curah hujan disetiap daerah.

Mengetahui tinggi rendahnya curah hujan maka dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan data menjadi beberapa kategori. Pengelompokan data akan akurat jika dengan menggunakan metode yang akurat. Salah satu metode yang dapat diterapkan pada kasus ini adalah metode K-Means[2]. Metode K-Means diterapkan pada aplikasi sistem informasi geografis cuaca pada data curah hujan yang bertujuan untuk memperlihatkan pemetaan hasil pengelompokan curah hujan dan hari hujan setiap Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah dalam bentuk geografis, sehingga mempermudah dalam mengetahui seberapa tinggi dan rendahnya curah hujan disetiap daerah. Tujuan utama penelitian ini adalah penambahan metode K-Means pada sistem informasi geografis menggunakan MS4W (Map Server).

Metode K-Means bekerja dengan cara membagi data dalam cluster dan membuat data tepat dalam satu cluster. Nilai hasil cluster dapat dilihat dari jarak terdekat antara data dengan centroid. Kemudian hasil dari penghitungan metode K-Means di terapkan dalam menetukan perwaranaan pada pemetaan. Tujuan utama dari aplikasi ini diharapkan sistem informasi geografis dengan metode K-Means dapat membantu masyarakat dalam mencari informasi curah hujan di daerah Jawa Tengah selama satu bulan, terutama masyarakat yang tergantung kepada informasi curah hujan.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu yang berjudul “Penerapan Metode K-Means Dalam

Pengelompokan Curah Hujan Di Kalimantan Timur” membahas tentang informasi

(7)

2

untuk mengolah data curah hujan per tahun pada stasiun pengamatan di Provinsi Kalimantan Tengah. Metode K-Means mampu mengelompokkan curah hujan berdasarkkan tiga kategori rendah, sedang, dan tinggi[2].

Penelitian yang berjudul “Clustering Data Cuaca Untuk Pengenalan Pola Perioditas Iklim Wilayah Pelaihari Dengan Metode Fuzzy K-Mens” membahas tentang proses pengolahan data menggunakan algoritma fuzzy c-mens data tersebut berupa data kecepatan angin, kelembapan udara, penguapan, temperatur, dan curah hujan. Data tersebut diperoleh 4 klaster dan kondisi cuaca tahun 1990-1999 dari data tersebut akan di dapatkan kondisi priode setiap tahunnya menjadi semakin panas, dan pergeseran musim kemarau[3].

Penelitian sebelumnya “Integrasi Perangkat Lunak Arcgis 9.3, Xampp, Mapserver for Windows dan Geoserver dalam Rangka Penyusunan Peta Geologi Pulau Bangka Digital Berbasis Web” membahas tentang aplikasi sistem informasi geografis menggunakan beberapa perangkat lunak yang bertujuan untuk mengelola data spasial yang berupa wilayah geografis dan berupa informasi non-spasial yang berhubungan dengan geologi pada pengguna sistem informasi geografis web-Bassed[6].

Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah penyempurnaan dalam mengolah data curah hujan dan mengoptimalkan metode K-Means pada sistem informasi geografis cuaca pada data curah hujan dan hai hujan di Jawa Tengah. Manfaat adanya optimalisasi tersebut diharapkan dapat membantu dalam pengolahan data curah hujan yang akan dibuat dalam bentuk pemetaan di wilayah Jawa Tengah.

Penelitian MS4W menggunakan metode K-Means atau pengelompokan data digunakan pada data mining yang berguna untuk mengelompokkan data-data yang telah ada ke dalam cluster atau mengelompokkan data sesuai dengan kemiringan atau atribut data. Metode K-Means menggunakan teknik atau rumus Euclidean Distance. Metode Euclidean Distance sangat baik untuk menghitung jarak dengan pusat cluster, selanjutnya akan didapatkan matriks jarak yaitu berupa centroid 1 dan centroid 2[9].

Rumus Euclidean Distance sebagai berikut :

𝑑𝑒 = ∑ √∑𝑚 (𝑓𝑑ᵢ,− 𝑘

𝑘=1 𝑚

𝑘=1 ……(1)

Keterangan :

𝑑𝑒 = jarak euclidien 𝑓𝑑ᵢ = data curah hujan 𝑘 = data hari hujan

(8)

3 3. Metode Penelitian

Dalam proses penelitian yang menggunakan metode K-Means dilakukan beberapa tahapan yang saling berkaitan satu sama lain. Penelitian ini diterapkan metodologi penelitian seperti pada gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Gambar 1 menunjukkan tahapan-tahapan penelitian yang ada. Tahapan– tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi Masalah, pada tahap ini peneliti mengidentifikasi permasalahan curah hujan di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah yang menjadi acuan dalam pembuatan sistem informasi geografis yang bertujuan untuk mengelompokan menjadi beberapa kategori dan melihat pemetaan dari hasil pengelompokan dalam bentuk geografis.

b. Perancangan Sistem, pada tahap ini dilakukan perancangan sistem dengan membuat Unified Modelling Language (UML), meliputi Use Case diagram, Class diagram, Activity diagram, dan Sequence diagram serta perancangan arsitektur aplikasi.

c. Perancangan aplikasi, pada tahap ini dilakukan pembuatan aplikasi sistem informasi geografis berupa pemetaan iklim hujan yang ada di daerah Jawa Tengah berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Studi Sistem Informasi Pemodelan dan Mitigasi Tropis (SIMITRO).

d. Implementasi dan pengujian sistem, pada tahap ini adalah proses penerapan dari rancangan aplikasi pada tahap sebelumnya setelah itu dilakukan proses pengujian dan analisa terhadap hasil pengujuan.

e. Penulisan hasil penelitian, dalam tahap ini pada tahap ini dilakukan penulisan terhadap penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk laporan.

(9)

4

tersebut berdasarkan kebutuhan user yang tidak mengidentifikasi secara detail input dan output. Metode prototype dapat dilihat seperti gambar berikut :

Gambar 2. Metode Prototype

Gambar 2 merupakan gambar metode prototype diawali dengan pengumpulan data curah hujan di Jawa Tengah yang diperoleh dari Pusat Studi Sistem Informasi Pemodelan dan Mitigasi Tropis (SIMITRO). Pencarian informasi untuk menentukan kebutuhan, tujuan dan gambaran suatu sistem. Tahap-tahap yang dilakukan pada metode prototype dalam membuat aplikasi sistem informasi geografis cuaca pada data curah hujan adalah:

a. Tahap pengumpulan data, Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang yang diperoleh dari Pusat Studi Sistem Informasi Pemodelan dan Mitigasi Tropis (SIMITRO) untuk periode tahun 2008-2011 dimana data yang digunakan adalah data per bulan. Penelitian ini yang dijadikan unit observasi adalah Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah. Data yang digunakan adalah data curah hujan dan hari hujan.

b. Tahap pengujian metode ini bertujuan menguji metode K-Means Clustering. Pengujian metode ini dilakukan perhitungan sesuai rumus dengan media excel untuk melihat apakah benar metode tersebut cocok dan layak untuk digunakan dan diterapkan pada sistem penyeleksian ini. Tahap pengujian metode ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tinggi rendahnya curah hujan setiap bulan di Jawa Tengah.

(10)

5

sistem pada website sistem informasi geografis yang menampung data curah hujan. User bertugas untuk melihat data curah hujan yang telah diinput oleh admin. perancangan sistem ini mulai dibuat dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML).

d. Setelah tahap demi tahap selesai, kemudian dilakukan evaluasi untuk mengetahui kekurangan dari sistem dan kelebihan dari sistem. Jika terdapat kekuarangan maka sistem akan diperbaiki, jika tidak ada kekurangan maka tahap selesai.

Selanjutnya dalam tahap ini dilakukan perancangan sistem serta perancangan user interface dari model yang akan dibangun. Adapun diagram yang dibuat yaitu Use Case diagram. Use Case diagram dari model yang akan dibangun dapat dilihat di gambar 3.

Gambar 3. Use Case Diagram pada Sistem Informasi Geografis Iklim Hujan

Gambar 3 merupakan use case diagram pada sistem informasi geografis Iklim Hujan di Jawa Tengah. Use-case menjelaskan sistem yang sedang dibangun memiliki user yang hanya bisa melihat data hujan, dan hasil pemetaan saja, yang telah diolah sebelumnya oleh admin, manipulasi data atau menghapus sejumlah data, dan mengelola csv hanya bisa dilakukan oleh admin.

Hapus Data Tambah Data Edit Data

Pengolahan Data Curah Hujan View Data Curah Hujan

Hasil Pemetaan Tampilan Utama User

User

Login Admin Admin

Tampilan Utama Admin

(11)

6

Gambar 4. Activity Diagram Login Admin

Gambar 4 menjelaskan tentang Activity diagram login admin yaitu menjelaskan aktivitas admin dan aplikasi saat pertama kali dijalankan hingga masuk ke menu utama. Gambar 4 menunjukan jika masuk ke menu utama admin harus melakukan login terlebih dahulu, langkang awal admin mengisi username dan password lalu system akan request ke database jika password dan username invalid maka admin akan kembali ke menu login, sedangkan jika admin telah login dengan benar atau valid, secara otomatis admin langsung masuk ke menu utama (admin).

mengisi username dan password

menu utama

request

login valid

validasi

benar salah

database system

(12)

7

Gambar 5. Activity Diagram pada Sistem Informasi Curah Hujan

Gambar 5 merupakan activity diagram sistem informasi geografis iklim cuaca di Jawa Tengah. Admin melakukan login dari mulai input username dan password sampai dengan memanipulasi data, proses manipulasi data terbagi menjadi 3 yaitu insert data, update data, dan delete data. secara umum gambaran fungsionalitasnya dibuat dalam bentuk activity diagram ditunjukkan pada gambar 5.

Arsitektur sistem menjelaskan konsep desain arsitektur sistem yang akan dirancang dan dibangun. Program apa saja yang digunakan serta arus alur yang terjadi pada program serta relasi antar program tersebut. Berikut gambar 6 akan menjelaskan mengenai arsitektur sistem.

Masukkan Username dan Password

Mengolah CSV Melihat Pemetaan

end

Memilih Menu

hapus data edit data Mengolah Data

tambah data

mengulang aktifitas

Proses Login

Validasi

No

Menu Utama Admin

Ya

Hasil pengolahan data manual

(13)

8

Gambar 6. Sequence Diagram Login Admin

Gambar 6 menunjukan bagaimana proses login pada admin yang harus melewati tahapan-tahapan, admin harus form untuk login setelah itu admin mengisi username dan password setelah itu database akan validasi data kemudian menampilakan pesan kesalahan jika username dan password tidak sesuai. Selanjutnya, jika valid maka database akan menampilkan halaman utama web dan admin dapat mengelola data kemudian admin kemabali ke halaman utama web setelah selesai mengolah data lalu logout.

Gambar 7. Sequence DiagramAdmin Input Data Admin : Admin

Admin : Admin LoginLogin Halaman UtamaHalaman Utama Form input dataForm input data databasedatabase 1 : Akses Login ()

2 : Halaman Utama admin

3 : Form input data

4 : Simpan

(14)

9

Gambar 7 menjelaskan bagaimana admin masuk kehalamn web dengan login terlebih dahulu jika login sukses selanjutnya admin menuju ke halaman utama kemudian admin menampilkan bagian form input data curah hujan setelah data terisi semua simpan form data inputan ke data database secara otomatis data inputan yang telah di isi admin akan muncul ke tabel hasil inputan .

Gambar 8. Class Diagram

Gambar 8 menujukan bahwa adanya relasi antara tabel kab dengan tabel cc yang relasinya berupa kode kab yang merupakan primary key dari tabel kab dengan kode kab yang ada pada tabel cc, yang nantinya akan menghasilkan berupa nama kab. yang nantinya akan muncul di interface user dan admin.

(15)

10

Gambar 9 menjelaskan tentang arsitektur sistem yang ada pada aplikasi ini. Dari pengguna mulai dengan request informasi yang ada pada aplikasi sistem informasi yang ada pada aplikasi web. Jika user ingin melihat data maka aplikasi sistem informasi ini akan request data-data curah hujan yang ada pada database kemudian ditampilkan pada menu lihat data. Menu mengolah data admin juga sama, jika input, edit, dan delete data makan sistem informasi ini akan megolah data dan secara otomatis metode K-Means bekerja kemudian dimasukkan ke dalam database yang nantinya akan ditampilkan pada menu lihat data. Untuk menu lihat peta aplikasi request data 30 Kabuaten Kota ke database. Data dari database akan dicocokkan dengan 30 Kabuaten Kota yang ada pada shape file dan source file (SHP) yang ada. MapServer (MS4W) menjadi jembatan antara aplikasi web php dengan SHP. MapServer terdapat fungsi-fungsi dapat membaca database SHP kemudian menkonfersikan kedalam bentuk peta. Jika data dari 30 Kabupaten dan Kota yang ada pada SHP sesuai maka dilakukan pewarnaan berdasarkan nilai metode curah hujan tiap daerah. Warna yang ada pada peta Jawa Tengah menjadi acuan untuk pemberian informasi curah hujan tiap bulan.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil sistem yang dibangun adalah penerapan dari metode K-means pada sistem informasi geografis curah hujan di Jawa Tengah menggunakan php. Pengguna sistem ini dibagi menjadi dua, yang pertama adalah admin yang berperan untuk mengola keseluruhan data dan yang kedua adalah user yang berperan untuk melihat hasil dari pemetaan berupa geografis seperti gambar 13. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya tentang metode K-Means, dimana nantinya akan berperan dalam mengelompokan data curah hujan.

(16)

11

Gambar 10 merupakan gambar menu login admin dimana sebelum masuk ke menu utama admin dan melakukan pengolahan data curah hujan dimana admin harus login terlebih dahulu.

Gambar 11. Grafik Curah Hujan dan Hari Hujan Bulan Desember Tahun 2008

Gambar 11 data hujan merupakan data hujan pada bulan desember tahun 2008 pada data tersebut terdapat 30 Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah, data yang terdapat di gambar 11 yaitu data curah hujan dan hari hujan. Data pada gambar 11 selalu mengalami fluktuasi data yang beragam, dengan data curah hujan tertinggi terdapat pada Kabupaten Jepara dengan nilai 548 dan data hari hujan tertinggi pada Kabupaten Wonosobo dengan nilai 23. Data curah hujan terendah terdapat pada Kabupaten Blora dengan nilai 140 dan data hari hujan terendah terdapat di Kabupaten Klaten dengan nilai 9.

Tahap ini di jelaskan langkah-langkah pengoprasian algoritma K-Means secara manual. Dari banyak data Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah untuk penerapan metode K-Means dalam data hujan di lakukan dengan parameter-parameter berikut ini jumlah cluster = 2, jumlah data = 30, jumlah atribut = 2.

Tabel 1. Pusat Awal Cluster

Data Hujan Bulan Desember Tahun 2008

(17)

12 Rumus mencari cluster:

Nilai tertinggi curah hujan = Max (curah hujan) …….(2) Nilai terendah curah hujan = Min (curah hujan) …….(3)

Tabel 1 Merupakan tabel pusat awal cluster, pada bagian ini di cari dulu titik awal cluster yang yang nanti akan di hitung untuk mencari centroid pada cluster 1 di dapatkan dengan cara mencari nilai maksimum dari data curah hujan pada bulan desember tahun 2008 dan di dapatkan cluster 1 dengan nilai 548 dan 17 di ambil dari data ke 13, selanjutnya pada cluster 2 di cari data minimum dan di dapatkan cluster 2 dengan nilai 140 dan 12.

Gambar 12. Grafik Centroid 1 dan Centroid 2

Rumus mencari centroid 1 dan centroid 2 :

(18)

13

Gambar 12 setelah di dapatkan cluster 1 dan cluster 2 lalu memasukkan rumus Euclidean Distance maka di temukan hasil dari centroid 1 dan centroid 2, contoh pada Kabupaten Brebes di dapatkan centroid 1 nilai 211 dan centroid 2 dengan nilai 197,0634.

Gambar 13. Grafik Mencari Jarak Terendah

Rumus jarak terendah :

Jarak terendah = Min (c1:c2) …………(6)

= Min (211:197,0634)

= 197.0634

(19)

14

Gambar 14. Menu Input Data

Gambar 14 menjelaskan tentang input data yang dilakukan oleh admin yang akan muncul pada halaman data admin dan data user. Menu input data admin terdapat 3 combo box yaitu nama Kabupaten dan Kota, bulan dan tahun. Sedangkan untuk text field berjumlah 2 yaitu curah hujan dan hari hujan.

Kode Program 1 Fungsi Menu Input Data

1.

<?php include("DataAktual.php"); $dataaktual = new DataAktual(); $hasil = $dataaktual->getData();

$kab = mysqli_query($db_link,"SELECT * FROM tb_kab ORDER BY kode_kab"); ?>

<div>

<form action="insert_data.php" method="post"> <table width="380" align="center">

<tr style="height:60px"> <td>Nama Kabupaten/Kota:</td> <td>

<select name="kode_kab" class="form-control">

<option value="">- PILIH KABUPATEN/KOTA -</option>

<tr style="height:60px"> <td>Bulan:</td>

<td>

(20)

15 <option value="AGUSTUS">AGUSTUS</option> <option value="SEPTEMBER">SEPTEMBER</option> <option value="OKTOBER">OKTOBER</option> <option value="NOVEMBER">NOVEMBER</option> <option value="DESEMBER">DESEMBER</option> </select>

</td>

<input type="text" name="bulan" class="form-control" / size="40"> </tr>

<tr style="height:60px"> <td>Tahun:</td>

<td>

<select name="tahun" class="form-control">

<option value="" selected>- PILIH TAHUN -</option> <?php

$tahun=2000;

for ($i=$tahun; $i<=$tahun +50 ; $i++){

echo "<option value=$i>$i</option>";}?></select> </td>

</tr>

<tr style="height:60px"> <td>Curah Hujan:</td>

<td><inputtype="text"name="curah_hujan" class="form-control"/ size="40"></td> </tr>

<tr style="height:60px"> <td>Hari Hujan:</td>

<td><input type="text" name="hari_hujan" class="form-control"/ size="40"></td> </tr>

<tr align="center" style="height:60px">

<td colspan="2"><input type="submit" class="btn btn-primary" value="simpan"/><input type="reset" class="btn btn-warning" style="margin-left:30px" value="reset"/></td>

Kode program 1 merupakan script untuk persiapan pembuatan peta, pada baris 1-5 untuk include dari data aktual dan menyimpan ke database. Baris 10-20 untuk relasi combo box pada nama Kabupten dan kode Kabupaten, baris 24-40 untuk menampilkan combo box bulan dan terdapat pilihan bulan, baris 45- 54 untuk combo box tahun secara otomatis tahun akun muncul, baris 55-61 untuk input text field curah hujan dan hari hujan dan baris terakhir 62-66 untuk menampilkan tombol button untuk menyimpan data yang telah di isi.

(21)

16

Proses perhitungan pseudocode metode K-Means

{Program ini digunakan untuk melakukan perhitungan metode K-Means } Kamus

Kode program pseudocode merupakan algoritma metode K-Means, pada baris 2-5 berfungsi untuk mencari data x tertinggi pada database, baris 7-10 berfungsi untuk mencari data x terendah. Baris 12-14 untuk menginputkan manual data x dan data y. Baris ke 16 untuk mengambil semua data yang di inputkan di database tiap per bulan, baris 17-23 mencari nilai C₁, baris 25-31 mencari nilai C₂ dan baris terakhir 33-34 untuk mencari data terendah dari C₁ dan C₂.

(22)

17

nilai maksimum dan minimum menghitung dengan menggunakan rumus dari Euclidean Distance untuk menghasilkan

C

dan C

, setelah itu nilai

C

dan C

dihitung untuk mencari nilai minimum. Selanjutnya nilai minimum tersebut digunakan dalam mengelompokkan data curah hujan untuk mencari tinggi rendahnya curah hujan.

Gambar 15. Hasil Pemetaan

Gambar 15 merupakan tampilan dari pemetaan curah hujan di daerah Jawa Tengah. Peta yang digunakan adalah peta Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah. Sebelah kanan peta adalah keterangan pewarnaan. Terdapat 3 jenis warna yang menunjukkan level curah hujan tiap daerah yaitu jika nilai curah hujan 0-70 berwarna hijau, jika nilai curah hujan antara 71-155 berwana kuning, dan nilai curah hujan antara 156-400 berwarna merah. Misal pada daerah Rembang mempunyai mempunyai nilai 6 masuk pada kategori rendah maka pewarnaan akan hijau. Daerah Temanggung memiliki nilai 140 masuk pada kategori sedang maka perwarnaan kuning. Daerah Wonosobo memiliki nilai 203 masuk pada kategori tinggi dan perwarnaan merah.

Kode Program 2 Fungsi Pewarnaan pada Peta

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

$db = new dbProvinsi; $db->connect(); $kab =array();

$kab= $db->getKodeKab(); $min=array();

for($a=0;$a<count($kab);$a++) {

$db->connect();

(23)

18

else if(($min > 0)&&($min <= 70.00)) {

$r=0; $g=254; $b=0; }

else if(($min > 70.00)&&($min <= 155.00)) {

$r=255; $g=215; $b=0; }

else if(($min > 155.00)&&($min <= 400.00)) {

$r=255; $g=0; $b=0; }

Kode program 2 merupakan script untuk persiapan pembuatan peta, pada baris 1-3 untuk mengambil data Kabupaten dan Kota dari database, paada baris ke 4 untuk mengambil kode Kabupaten dan Kota di database. Baris 6-10 untuk menampilkan peta berdasarkan bulan, tahun dan kode Kabupaten dan Kota. Baris 11-16 untuk pewarnaan warna putih jika data kosong, baris 17-22 untuk pewarnaan hijau, baris 23-28 untuk pewarnaan kuning, dan baris 29-34 untuk pewarnaan merah.

Pengujian aplikasi dilakukan untuk menguji fungsi-fungsi aplikasi tersebut dengan menggunakan teknik black box testing yang merupakan pengujian fungsional tanpa melihat dan mengetahui alur eksekusi program, namun hanya dengan memperhatikan setiap fungsi dari tampilannya sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Hasil Pengujian Fungsionalitas Program Menggunakan Black Box

No Fungsi Yang Diuji

Bentuk

Pengujian Hasil Yang Diharapkan

Hasil

Sistem akan menampilkan halaman login untuk admin

Valid

2 Lihat Data Lihat data perbulan

Sistem akan menampilkan data berdasarkan inputandari admin

Valid

Data terebut muncul ke data tabel admin dan user

(24)

19

Sistem akan melakukan peroses untuk menampilkan bentuk peta yang nantinya menampilkan hasil disetiap Kabupaten dan Kota berdasar data curah hujan per bulan dan per tahun yang di pilih

Valid

7 Fungsi alert Alert Sistem akan memunculkan alert jika pada setiap proses terjadi kesalahan

Valid

Meampilkan data c1, c2 dan nilai terendah pada data admin

Valid

9 Log out admin Keluar dari

halaman admin

Admin akan keluar dari halaman admin dan akan muncul pada halaman user

Valid

Berdasarkan hasil pengujian dengan teknik black box testing pada tabel 1, dapat disimpulkan bahwa aplikasi atau sistem informasi geografis cuaca pada data curah hujan dengan metode K-Means dapat mengahasilkan pemetaan yang sesuai dengan tujuan penelitian, dengan adanya sistem ini dapat membantu masyarakat untuk mengetahui data curah hujan per bulan dan tinggi rendahnya curah hujan disetiap Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah.

5. Kesimpulan dan Saran

Dari penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Dengan adanya aplikasi atau sistem ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang tinggi rendahnya curah hujan dengan melihat hasil pemetaan dari pengelompokan data curah hujan di Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah.

b. Dengan metode K-Means sistem ini dapat berjalan dengan baik dan perbandingan hasil perhitungan excel dengan perhitungan alogaritma yang ada dalam sistem berjalan dan mendapatkan hasil yang valid atau sama.

c. Sistem ini tidak hanya mengelompokan data curah hujan dengan metode K-Means tetapi juga menghasilkan pemetaan dari MapServer (MS4W) untuk mempermudah dalam mengetahui seberapa tinggi dan rendahnya curah hujan disetiap daerah.

(25)

20

a. Menambahkan beberapa indikator lagi untuk menentukan daerah curah hujan tinggi, sedang dan rendah.

b. Mengembangkan pada tampilan peta, agar daerah yang curah hujan tinggi lebih spesifik lagi.

6. Daftar Pustaka

[1] Mulyono, D. 2014. Analisis Karakteristik Curah Hujan Di Wilayah Kabupaten Garut Selatan. Jurnal. Garut: Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

[2] Puspitasari, N., Haviluddin. Penerapan Metode K-Means Dalam Pengelompokkan Curah Hujan Di Kalimantan Timur. Jurnal. Universitas Mulawarman – Samarinda.

[3] Ramadhan, A ., Andi A., Irwan B. 2014. Clustering Data Cuaca Untuk Pengenalan Pola Perioditas Iklim Wilayah Pelaihari Dengan Metode Fuzzy C-Means . Jurnal. FMIPA Universitas Lambung Mangkurat.

[4] SIMITRO. 2008. Data Curah Hujan. Salatiga: Pusat Studi Sistem Informasi Pemodelan dan Mitigasi Tropis (SIMITRO).

[5] Sulistyorini, P. 2014. Pemodelan Visual dengan Menggunakan UML dan Rational Rose. Jurnal. STMIK Widya Pratama Pekalongan.

[6] Novita, I. Pembuatan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Daerah Pemilihan Dan Hasil Pemilu 2004 Dan 2009 Pada Wilayah Dki Jakarta Menggunakan Arcview 3.3 Dan Mapserver. Universitas Gunadarma

[7] Slamet, H., Eko, S., Suhartono. 2011. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web untuk Pemetaan Sebaran Alumni Menggunakan Metode K-Means . Jurnal. Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

[8] Prastuti, S. 2009. Pemodelan Visual dengan MenggunakanUMLdan Rational Rose. STMIK Widya Pratama Pekalongan.

Gambar

Gambar 1. Tahapan Penelitian
Gambar 2. Metode Prototype
gambar 3.
Gambar  4. Activity Diagram Login Admin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Bryan (2007:3) Sangat penting bahwa peranan kompetensi yang dirasakan dalam pendidikan jasmani tidak hanya dikenali, tetapi juga dipahami sehingga guru

Hal ini terjadi pada perubahan sekolah kelas satu menjadi HIS pada tahun 1914 yang mencerminkan perubahan misi yang harus diikat oleh pendidikan untuk penduduk Indonesia

Hasil percobaan dekontaminasi stainless steel terkontaminasi Cs-137 dengan silikon asetat dapat diketahui dari adanya penurunan aktivitas kontaminan sebelum dan sesudah

It's quite best for you to visit this page since you can get the link web page to download and install the book Machinery's Handbook, 28th Edition By Erik Oberg Just click the web

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Demikian pula dapat dilakukan penghapusan data video yang sudah tersimpan dalam database dengan terlebih dahulu memilih/menyorot data video pekerjaan pada kotak Data Video

Pasien dan dokter sudah sepakat untuk melakukan dialysis di RSU Bali Royal maka pasien akan mengirimkan data traveling dan data medis melalui email, setelah itu pasien akan di

Penulis menyadari masih banyak kekurangan–kekurangan di dalam skripsi, sehingga penulis sangat mengharapkan bantuan berupa kritik dari para dosen serta cara- cara yang baik