• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Psikologi Kognitif Tentang Lupa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aplikasi Psikologi Kognitif Tentang Lupa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS ANALISIS TEORI KOGNITIF

PADA FENOMENA “LUPA PADA BARANG-BARANG BAWAAN KESEHARIAN”

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas individu

Mata kuliah Psikologi Kognitif yang di bina oleh Ibu Ika Andrini Farida, S.Psi, M.Psi.

Oleh:

Atikah Az-Zahro 110112410067

Psikologi Off B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI

(2)

1. Fenomena Permasalahan

Kata “lupa” merupakan kata yang tidak asing ditelinga kita, dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengarnya dan atau bahkan kita mengalami apa yang disebut lupa itu. Berangkat dari pengalaman yang dialami penyusun, sikap lupa bisa menimbulkan kerugian yang cukup disesalkan bagi orang-orang yang sering kali lupa terhadap barang-barang bawaannya. Meskipun barang-barang tersebut setiap hari digunakan namun sering kali dijumpai, saat barang-barang tersebut diletakkan disuatu tempat, si pemilik lupa jika harus mengambil kembali barang tersebut dan bisa juga si pemilik lupa dimana dia meletakkannya. Karena sifat lupa yang seperti ini orang-orang tertentu sring kali kehilangan barang bawaannya seperti misalnya, handphone, kunci kendaraan, kunci rumah, surat-surat penting (SIM, KTP, KTM, STNK, dsb). Dari fenomena ini penyesun akan mengkaji bagaimana peristiwa lupa pada konteks seperti diatas bisa terjadi.

2. Kajian Teori

2.1 Information-Processing Theory

Teori yang paling banyak diterima oleh para ahli adalah teori tentang tiga proses memori. Tiga proses tersebut adalah proses encoding, proses storage dan proses retrieval. Berikut penjelasannya:

1. Proses encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang- gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme.

2. Proses storage . (penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam encoding). Proses storage ini disebut juga dengan retensi yaitu proses mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Penyimpanan ini sudah sekaligus mencakup kategorisasi informasi sehingga tempat informasi disimpan sesuai dengan kategorinya.

(3)

dibutuhkan. Mekanisme dalam proses mengingat sangat membantu organisme dalam menghadapi berbagai persoalan sehari-hari.

Proses mengingat erat hubungannya dengan memori jangka pendek dan panjang karena dalam memori inilah informasi disimpan. Berdasarkan contoh diatas, maka teori tentang memori yang melibatkan proses encoding, storage, dan retrieval ini paling banyak disetujui oleh para ahli Teori yang umum digunakan adalah Teori Information-Processing

1.2 Lupa

Fenomena lupa merupakan kegagalan seseorang di dalam menggali kembali informasi yang telah di simpan di gudang ingatan. Sebagian ahli beranggapan bahwa lupa terjadi karena adanya kerusakan informasi yang disimpan di dalam ingatan akibat jarang digunakan. Sebagian ahli yang lain khususnya ahli psikologi kognitif mempercayai bahwa lupa terjadi karena interferensi atau terhalang oleh informasi yang lain. Informasi lain yang menghalangi itu dapat berupa informasi baru (new informasion) atau informasi lama (old information). Pendapat yang berbeda-beda itu dapat menimbulkan paradigma atau teori yang berbeda-beda pula di dalam memahami fenomena lupa.

Ada lima teori lupa yaitu Decay Theory (Atropi), Teori Interferensi, Teori Retrieval Failure, Teori Motivated Forgetting, Lupa Karena Sebab-sebab Fisiologis. Namun pada pembahasan kali ini penyusun akan menekankan pada teori retrieval failure, karena teori tersebut bisa mewakili penjabaran terjadinya lupa pada orang-orang yang sering lupa dimana dia meletakkan barang-barangnya, padahal barang-barang tersebut adalah barang yang rutin digunakan setiap harinya.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi seseorang lupa, yaitu :

 Apa yang diamati

(4)

2.3 Teori retrieval failure

Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi. Kegagalan mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut dipenuhi (disajikan petunjuk yang tepat), maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.

Teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi.

2.4 Failure To Encode

Jika informasi tidak masuk ke otak kita melalui reseptor-reseptor sensorik akibat pengaruh system atensi, akibatnya tidak ada informasi yang dapat diingat. Hal inilah yang disebut dengan failure to encode (kegagalan pengkodean) dan mengacu pada kegagalan masuknya informasi ke long term memori. Karena otak sedang mengalami kegagalan dalam menyimpan informasi. Terkadang kita juga bisa menjawab, tapi tidak bisa menjelaskannya secara detail.

1.5 Atensi

Atensi adalah memfokuskan pikiran pada satu objek tanpa merisaukan atau memperhatikan hal-hal lain yang terjadi bersamaan dengan objek yang sedang dalam sorotan pikiran. Bisa disebut juga atensi sebagai pemusatan pikiran, dalam bentuk yang jernih dan gamblang, terhadap sejumlah objek simultan atau sekelompok pikiran Jadi atensi merupakan satu-satunya fokus pikiran terhadap ribuan informasi yang terjadi pada satu waktu. Pemusatan kesadaran adalah inti dari atensi. .Atensi memanfaatkannya adanya pengabaian objek-objek lain agar kita sanggup menangani objek-objek tertentu secara efektif.

Berdasarkan sebuah studi penelitian terdapat lima aspek utama dalam atensi, yaitu

a. kapasitas pembrosesan dan selektifitas. Kita dapat memperhatikan sejumlah stimuli eksternal, namun kita tidak dapat memperhatikan seluruh stumuli yang ada.

(5)

c. Pemrosesan otomatis. Sejumlah besar proses rutin telah menjadi proses yang amat familiar sehingga memerlukan hanya sedikit atensi sadar dan dapat dilakukan saecara otomatis.

d. Neurosains kognitif. Otak dan sistem saraf pusat adalah pendukung anatomis bagi atensi, sebagai man kognisi. Kapasitas neurologis kita terlalu terbatas untuk mendeteksi jutaan stimuli eksternal, dan seandainya pun seluruh stimuli tersebut dapat terdeteksi, otak kita tidak akan sanggup memproses jutaan stimuli, sebab kapasitas pembrosesan informassi pun terbatas.

e. Kesadaran. Atensi membawa peristiwa-peristiwa ke alam kesadaran.

Beberapa bidang penting terkait atensi: 1. Kesadaran

Kesadaran mempengaruhi pikiran dan persepsi, sedangkan ketidaksadaran mempengaruhi ketakutan dan hasrat tidak senonoh.

2. Persepsi subliminal

Di bawah ambang batas sensorik”, atau tidak dapat diindra. Persepsi subliminal sering kali mengacu pada stimuli yang berada diatas limen(artinya dapat dideteksi oleh indra), namun tidak memasuki kesdaran

3. Lokasi filter

Model-model atensi kontemporer berfokus pada tempat informasi diseleksi dalam proses kognitif. Teori-teori filter umumnya berisi gagasan bahwa manusia tidak menyadari keberadaan sinyal-sinyal pada tahap-tahap awal pemrosesan informasi, namun setelah melalui sejumlah keputusan atau penyeleksian, sejumlah sinyal dikirimkan ketahap pemrosesan selanjutnya.

2.5.1 Kapasitas Pemrosesan dan Atensi Kolektif

(6)

2.5.2 Sinyal-sinyal Auditori

Berbeda dengan mata yang mengirimkan informasi ke kedua hemisfer kontralateral(telinga kiri menyampaikan informasi ke hemisfer kanan dan sebaliknya). Meskipun kedua telinga kita menerima informasi secara bersamaan, otak secara otomatis menyesuaikan perbedaan tentang rentang waktu tersebut dengan menggabungkan keduan input pendengaran tersebut menjadi sebuah sinyal tunggal.

Kebutuhan untuk memusatkan perhatian pada satu pesan adalah kebutuhan yang kuat, dan dengan kecualian pesan-pesan yang spesial, orang umumnya memusatkan perhatian hanya pada satu pesan dan mengabaikan pesan lainnya. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kedua telinga tidak mendapatkan stimulasi seimbang dalam tataran sensorik(kedua telinga memiliki kemampuan yang seimbang dalam menerima sinyal-sinyal sensorik)

2.5.3 Atensi selektif

Yaitu mengarahkan atensi kita, memproses informasi yang paling kita perhatikan, dan mengabaikan informasi yang lain.

Model-Model Atensi Selektif 1. Penyaringan: broad bant

Model penyaringan ini berhubungan dengan teori saluran tunggal yang menyatakan bahwa pemrosesan informasi dibatasi oleh kapasitas saluran yang tersedia. Broad bant memberikan argumen bahwa pesan-pesan yang dikirimkan melalui saraf tertentu di bedakan berdasarkan:

a. Serabut saraf yang distimulasi

b. Jumlah inpuls syaraf yang dihasilkan

(7)

2. Atenuasi: treisman

Treismant mengajukan gagasan bahwa dalam “kamus” partisipan( penyimpanan kata dalam memori), beberapa data atau kalimat memiliki ambang aktifasi yang lebih rendah. Beberapa kata atau bunyi penting, seperti nama diri sendiri atau tangisan anak, dapat dikenali jauh lebih mudah daripada sinyal-sinyal yang kurang penting.

Penyaringan tingkat pertama mengevaluasi sinyal berdasarkan karakteristik fisik kasar dan selanjutnya penyaringan-penyaringan yang lebih canggih mengevaluasi sinyal berdasarkan makna.

2.5.4 Atensi Visual

Treismant dan julesz mengajukan hipotesis bahwa dua proses yang berbeda bekerja dalam atensi visual. Dalam tahap pertama, terdapat proses awal, proses praatentive yang memindai medan penglihatan dan dengan cepat mendeteksi ciri-ciri utama objek, seperti ukuran, warna, aurentasi(arah), gerakan. Kemudian, menurut treismant ciri-ciri yang berbeda tersebut disandikan dalam peta fiktur yang terletak di area-area berbeda di korteks.

2.5.5 Pemrosesan Otomatis

(8)

3. Analisis Teori Dan Pemecahan Masalah

Dari rangkaian teori yang di bahas pada bagian kajian teori bisa dibuat sebuah skema sederhana sebagai berikut;

Skema Pemrosesan Informasi

Skema bagaimana terjadinya lupa.

(Dalam konteks permasalahan orang yang lupa meletakkan barang-barang bawaannya)

(9)

kemudian o r a n g t e r s e b u t menyimpannya dalam otak (dimana kunci diletakkan, waktu kita meletakkannya. Dalam hal ini berlangsung proses storage). Karena orang tersebut harus menyalakan mesin sebelum berkendara kembali, orang akan mengambil kunci kendaraan ditempat dia meletakkannya, dimana lokasi meletaknya sudah s e s u a i d e n g a n a p a y a n g s u d a h d i a s i m p a n d i o t a k n y a (proses retrieval). Karena adanya pemrosesan informasi ini seharusnya orang yang memiliki kunci kendaraan akan mudah untuk mengingat dimana dia melatakkannya, karena hamper setiap hari memang orang tersebut mengendarai kendaraanya. Namun ternyata tidak semua orang yang melakukannya. Orang-orang tertuntu justru lupa meletakkan dimana kunci kendarannya.

Saat orang yang lupa meletakkan barang-barang pribadinya sebenarnya dia sedang mengalami retrieval failure. Sehingga informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang miliknya selalu ada, tetapi dia mengalami kegagalan untuk mengingat kembali. Kegagalan mengingat kembali karena lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila orang tersebut mampu menyajikan petunjuk yang tepat, maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali.

Kenapa orang tersebut tidak mampu menyajikan petunjuk yang tepat? Itu terjadi karena orang lupa pada konteks ini mengalami failure to encode. Informasi yang dia miliki tidak masuk ke otak kita melalui reseptor-reseptor sensorik akibat pengaruh system atensi, akibatnya tidak ada informasi yang dapat diingat. Poin pentingnya Agar informasi itu masuk, orang harus memberikan atensi pada barang-barang pribadi miliknya

Sebenarnya bagi orang-orang yang terbiasa lupa meletakkan barang-barangnya bisa menanggulangi permasalahan jika dia mengetahui kenpa dia bisa lupa. Sehingga kecenderungan untuk lupa bisa dihindari.

(10)

Entah hendak menggunakan atensi selektif atau atensi visual, itu tergantung pada si pemilik barang. Jika orang henda menggunakan atensi selektif orang tersebut harus memproses informasi yang paling diperhatikan dan mengabaikan informasi yang lain. Misalnya saat orang yang hendak memasukkan handphone kedalam tasnya kemudian dia disapa atau dipanggil temannya, sebaiknya orang tersebut memasukkan handphonenya sampai kedalam tas ditempat yang akan dia ingat, jika dia sudah meletakkannya barulah bisa mengalihkan perhatiannya kepada teman yang tadi menyapanya. Sehingga saat orang dia membutuhkan handphonenya dia tidak harus mengobrak-abrik seluruh isi tas dan bahkan sampai mengeluarkan seluruh isinya untuk mencari dimana handphone miliknya dia letakkan.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

http://resplendentasinfinity.blogspot.com/2011/05/sensasi-persepsi-atensi-memori.html

http://3lox.wordpress.com/2009/12/31/lupa-forgetting/ http://pendulangan.wordpress.com/2012/03/21/15/#respond

Matlin, M.w (1994). Cognition. (Six Edition e-book). New York: Hardcourt Brance Publisher.

Referensi

Dokumen terkait

Regresi linier sederhana merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat, apakah memiliki arah

Berdasarkan analisis bivariat yang telah diuji statistik Korelasi Rank Spearman tentang Peran petugas kesehatan terhadap umur pemberian MP-ASI dini diperoleh ρ

Riset penelitian yang akan saya lakukan ini dikatakan riset lanjutan dari sebelumnya, yaitu mencoba untuk mengetahui lebih lanjut bentuk partisipasi politik etnis

untuk mengembangkan kepribadian Praja melalui tahapan, mengenal jati diri, menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan kreativitas dan pencerahan pemikiran untuk

The aim of this research was to determine the profile of learning, the learning process and the effectiveness of the application of quantum writing model based of

Garis waktu sangat dibutuhkan ketika pertama kali mempelajari konsep nilai waktu, para ahli pun bahkan menggunakannya untuk menganalisis persoalan keuangan yang kompleks, dan

PERAMALAN JANGKA PENDEK UNTUK DATA TERBATAS MENGGUNAKAN FOURIER RESIDUAL MODIFICATION GREY FORECASTING MODEL

Telah dilakukan isolasi senyawa metabolit sekunder dari jamur endofitik Aspergillus sp 1 yang hidup dalam jaringan batang tumbuhan. brotowali ( Tinospora crispa