• Tidak ada hasil yang ditemukan

M A K A L A H Bentuk Negara Indonesia da

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "M A K A L A H Bentuk Negara Indonesia da"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

M A K A L A H

“Bentuk Negara Indonesia dan Bentuk

Pemerintahan Indonesia”

OLEH:

IQBAL M

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa salawat

beriring salam kita hanturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga

Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Pengantar Ilmu

Pemerintahan ini.

Makalah dengan judul “Bentuk Negara Indonesia dan Bentuk

Pemerintahan Indonesia” ini disusun untuk memenuhi nilai tugas Mata Pelajaran

PKN.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada guru, selaku Pengajar

mata pejalaran PKN serta pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam

penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini,

dengan kerendahan hati, Penulis memohon maaf.

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...

KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang...

B. Rumusan Masalah...

C. Tujuan Penulisan...

BAB II PEMBAHASAN...

A. Definisi Negara...

B. Tujuan Negara...

C. Unsur – unsur Negara...

D. Bentuk Negara dan Bentuk pemerintahan...

BAB III PENUTUP...

A. Kesimpulan...

(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang

memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di daerah tertentu dan mempunyai

pemerintahan yang berdaulat, didefinisikan pula oleh Roger H. Soltau dengan

alat (agency) atau wewenang (authority), yang mengatur persoalan-persoalan

bersama, atas nama rakyat. Maka, bernegara dengan baik menjadi sangat urgen

bagi setiap warga negara.

Plato telah menggambarakan secara naratif alasan mengapa manusia perlu

bernegara. Menurut Plato, pada mulanya manusia hidup sendiri-sendiri. Lantaran

tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan teman untuk

dapat memenuhinya. Lantas mereka bergabung dengan manusia lain. Jumlah

mereka yang banyak secara tidak langsung menuntut adanya aturan yang

disepakati dan ditaati serta seorang pemimpin.

Kemudian dilanjutkan dengan pembagian tugas masing-masing agar tidak ada

tumpang tindih satu sama lain. Selain itu mereka juga membutuhkan seseorang

yang memiliki otoritas guna melakukan tindakan tertentu jika terjadi sesuatu

dengan mereka. Dia juga harus sekaligus mampu menjadi penengah atas semua

konflik yang terjadi. Inilah yang mereka sebut sebagai raja atau kepala Negara.

(6)

terjamin keamanannya tanpa adanya negara. Karena pada hakikatnya, dalam

komunitas sekecil apapun diperlukan adanya pemimpin dan aturan.

Selain dari pada itu untuk memimpin suatu negara juga harus mengetahui

bagaimana sebenarnya negara, bentuk negara dan bentuk pemerintahan di

Indonesia itu sendiri. Untuk itu dalam makalah ini Penulis menkaji sedikit

mengenai hal tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka Penulis mengambil titik permasalahan

mengenai Bentuk Negara Indonesia dan Bentuk Pemerintahan Indonesia.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pemerintahan 2. Untuk mengetahui dan memberikan pemahaman mengenai bentuk

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Negara

Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum yaitu untuk memudahkan

anggotanya dalam hal ini adalah rakyat dalam mencapai tujuan bersama atau

yang dicita - citakan. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen

yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung

tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang

mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi

merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga

mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai

Undang-Undang Dasar. Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan

keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang

demokratis. Bentuk paling kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah

pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama

sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat

secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman.

Negara menjalankan fungsi pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua

rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam

perkembangannya banyak negara memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi

(8)

Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau

hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam

Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau

keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu

Undang-Undang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang

haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk

terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti

juga dalam organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat

banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan

rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.

A. Bentuk Negara pada Zaman Yunani Kuno

Pada masa yunani kuno hanya dikenal adanya 3 bentuk pokok dari negara.Pada

waktu itu pengertian dari negara, pemerintahan dan masyarakat masih belum

dibedakan.Hal ini disebabkan karena susunan negara masih sangat sederhana,

bila dibandingkan dengan pengertian negara pada zaman sekarang. Luas negara

pada zaman Yunani kuno hanya sebesar kota, yang pada hakikatnya hanya

merupakan negara-kota saja. Negara-kota ini dikenal dengan istilah

“polis”.Selain itu sifat dari urusan negara masih sangat sederhana sekali. Dalam

pandangan masyarakat dan para ahli negara belum ada perbedaan antara

pengertian negara, pengertian masyarakat dan pengertian pemerintah.[1]

Adapun tiga bentuk pokok daripada negara pada masa yunani kuno tersebut

ialah : Monarki, Oligarki dan Demokrasi. Untuk membedakan pengertian dari

(9)

Jika yang memegang kekuasaan itu hanya satu orang, maka bentuk negaranya

dapat dipastikan Monarki (diambil dari bahasa yunani “monos” yang berarti

“satu: dan “archien” yang berarti memerintah). Sedangkan jika yang memegang

kekuasaan adalah beberapa orang maka beentuk negaranya adalah Oligarki

(diambil dari bahasa Yunani yaitu “oligai” yang berarti beberapa dan “archien”

yang berarti memerintah). Sedangkan jjika pemegang kekuasaan itu adalah

rakyat, maka bentuk negaranya disebut Demokrasi (diambil dari bahasa yunani

“demos” yang berati rakyat).

Untuk lebih memahami tentang bentuk negara pada zaman Yunani kuno di

bawah ini adalah penjelsan yang lebih lengkap.

1. Monarki

Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau

ratu. Dalam prakteknya, monarki ada dua jenis yaitu: Monarki absolut dan

monarki konstutional.

a. Monarki absolut adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi

di tangan satu orang raja atu ratu. Termasuk dalam kategori ini adalah negara

Arab saudi, Brunae, Swazilan, bhutan, dll.

b. Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan

kepala negaranya (perdana mentri) dibatasi oleh ketentuan-ketentuan kostitusi

nagara. Praktek monarki konstitusional ini adalah yang paling banyak

dipraktekan di beberapa negara, seperti Thailand, Jepang, Inggris, jordania dan

(10)

c. Monarki parlamenter adalah bentuk pemerintahan yang bertanggung

jawab atas kebijaksanaan pemerintahannya adalah mentri, Termasuk dalam

kategori ini adalah negara Inggris, Belanda, dan Malaysia.

Dengan demikian pengertian negara yang berbentuk monarki adalah negara

dimana cara penunjukan kepala negaranya berdasarkan keturunan dari raja yang

sebelumya.

2. Oligarki

Model pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh

beberapa orang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.System ini

muncul karena terjadinya Monarki absolute.Monarki absolute menyebabkan

tindakan kesewenangan raja yang mengakibatkan sekumpulan kaum aristocrat

atau bangsawan mengambil alih pemerintahan.

Namun, system ini tidak berlangsung mulus seperti awalnya.Karena, ternyata

banyak kaum bangsawan yang juga melakukan tindakan sewenang-wenang

dalam pemerintahannya. System pemerintahan ini kemudian digantikan oleh

Demokrasi yang berasaskan rakyat.

3. Demokrasi

Pemerintahan model demokrasi adalah pemerintahan yang bersandarkan pada

(11)

rakyat malalui mekanisme pemulihan Umum (pemilu) yang berlangsung secara

jujur, bebas, aman, dan adil.

System pemerintahan demokrasi muncul setelah Oligarki.System ini terbentuk

karena adanya kekuasaan ditangan rakyat.Ini berarti, rakyatlah yang memegang

tahta kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan.Namun, pemerintah yang dipilih

oleh rakyatnya lah yang menjalankan pemerintahan.

Dalam teori Ilmu Negara pengertian tentang teori bentuk Negara sejak dahulu

kala dibagi menjadi dua yaitu: monarchie dan republik. Untuk menentukan suatu

Negara itu berbentuk monarchie dan republik, dalam Ilmu Negara banyak

macam ukuran yang dipakai. Antara lain Jellinek dalam bukunya yang berjudul

‘’Allgemene Staatslehre’’ memakai sebagai kriteria bagaimana caranya

kehendak negara itu dinyatakan.

Jika kehendak Negara itu ditentukan oleh satu orang saja, maka bentuk Negara

itu monarchie dan jika kehendak Negara itu ditentukan oleh orang banyak yang

merupakan suatu majelis, maka bentuk negaranya adalah republik.Pendapat

Jellinek ini tidak banyak penganutnya karena banyak mengandung kelemahan.

Faham Duguit lebih lazim dipakai, yang menggunakan sebagai kriteria

bagaimana caranya kepala Negara itu diangkat. Dalam bukunya yang berjudul

Traite de Droit Contitutionel jilid 2, diutarakan jika seorang kepala negara

diangkat berdasarkan hak waris atau keturunan maka bentuk negaranya disebut

monarchie dan Kepala Negaranya disebut raja atau ratu. Jika kepala negara

(12)

maka bentuk negaranya disebut republik dan Kepala Negaranya adalah seorang

Presiden.

Sama hal nya monarki republik itu dapat dibagi menjadi:

a. Republik mutlak (absolute)

b. Republik konstitusi

c. Repulik parlemen

Menurut ketentuan yang telah dijelaskan di atas maka negara Indonesia

mempunyai bentuk negara sebagai republik. Hal ini didasarkan atas cara

pemilihan presiden, bahkan bukan hanya oleh majelis melainkan langsung

dipilih oleh Rakyat.

Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa negara Indonesia ialah

negara kesatuan, yang bebentuk Republik.

B. Bentuk Negara Modern

Terdapat banyak pendapat mengenai bentuk negara, namun berdasarkan

pendapat yang berlaku umum dan teori modern, bentuk negara saat ini

dibedakan menjadi dua yaitu negara kesatuan (unitaris) dan negara serikat

(federasi).

1. Negara Kesatuan

Negara kesatuan merupakan negara yang bersusun tunggal, artinya hanya ada

(13)

daerah dan tidak ada negara – negara bagian ataupun daerah yang bersifat

negara.Pemerintah menduduki tingkat tertinggi dan dapat memutuskan segala

sesuatu yang terjadi dalam negara.Negara kesatuan disebut juga sebagai negara

bersusunan tunggal sehingga hanya ada satu kepala negara, satu undang-undang

dasar, satu kepala pemerintahan, dan satu parlemen yang mewakili seluruh

rakyat.

Adapun penyelenggaraan negara kesatuan dapat dilakukan melalui dua cara

sebagai berikut.

a. Sistem Sentralisasi

Dalam sistem ini, segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus oleh

pemerintah pusat, sedangkan daerah tinggal melaksanakan.

b. Sistem Desentralisasi

Dalam sistem ini, daerah diberi kesempatan untuk mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri, yang berarti bahwa daerah memiliki hak otonomi

untuk menyelenggarakan kekuasaan.

Ciri-ciri negara kesatuan adalah sebagai berikut :

a. Negara hanya memiliki satu undang-undang dasar, satu satu kepala negara,

satu dewan menteri, dan satu Dewan Perwakilan Rakyat.

b. Hanya terdapat satu kebijakan yang menyangkut persoalan politik,

(14)

c. Kedaulatan negara meliputi kedaulatan ke dalam dan ke luar yang

ditangani pemerintah pusat.

Contoh negara yang berbentuk kesatuan adalah Indonesia, Jepang, Italia,

Filipina, dan Belanda.

2. Negara Serikat

Negara serikat atau sering juga disebut negara federasi merupakan negara yang

bersusunan jamak, yaitu terdiri dari beberapa negara yang disebut negara

bagian.Tiap-tiap negara bagian memiliki kedaulatan dan merupakan negara yang

merdeka.Mereka bergabung membentuk negara serikat dengan pemerintahan

tersendiri yang disebut pemerintahan federal sehingga dalam negara serikat

terdapat dua pemerintahan, yaitu pemerintahan negara bagian dan pemerintahan

negara federal.Perlu untuk dipahami bahwa hubungan antara negara bagian dan

negara federal adalah independen, yaitu merdeka dan tidak dibawah kekuasaan

dengan sifat hubungan koordinatif.

Ciri-ciri negara serikat adalah sebagai berikut:

a. Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian

untuk urusan ke luar dan sebagian ke dalam.

b. Setiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, akan tetapi kekuasaan asli

tetap ada pada negara bagian.

c. Kepala negara memiliki hak veto atau pembatalan keputusan yang

(15)

d. Setiap negara bagian memiliki wewenang untuk membuat undang-undang

dasar sendiri selama tidak bertentangan dengan pemerintah pusat.

Pada negara serikat terjadi penyerahan kekuasaan dari negara bagian kepada

negara serikat yang disebut dengan istilah limitatif (sebuah demi

sebuah).Kekuasaan asli dalam negara serikat tetap ada pada negara bagian

karena negara bagian memilikihubungan langsung dengan rakyatnya.

Beberapa kekuasaan yang diserahkan negara bagian kepada negara serikat

merupakan hal-hal yang berkaitan dengan persoalan hubungan luar negeri,

pertahan negara, keuangan, serta urusan pos. kekuasaan tersebut dinamakan

kekuasaan yang didelegasikan (delegated powers).

Contoh negara yang berbentuk serikat adalah India, Australia, Amerika Serikat,

jerman, Swiss, Brasil dan Malaysia.

Perbedaan Mendasar Antara Negara Kesatuan dan negara Serikat adalah :

Dalam negara kesatuan, organisasi bagian-bagian negara secara umum telah

diatur/ditetapkan oleh pembentuk undang-undang pusat. Sedangkan pada negara

serikat, negara bagian suatu federasi mempunyai pouvoir constituant, yaitu

wewenang untuk membentuk undang-undang dasar sendiri guna mengatur

bentuk organisasi sendiri dalam kerangka dan batas-batas konstitusi federal.

Dalam negara kesatuan, wewenang pembentuk undang-undang pusat ditetapkan

dalam rumusan umum dan wewenang pembentuk undang-undang yang lebih

rendah (lokal/daerah) tergantung pada lembaga pembentuk undang-undang pusat

(16)

undang-undang pusat untuk mengatur hal-hal tertentu telah terperinci secara detail (satu

persatu) dalam konstitusi federal.

Selain negara serikat (federasi) terdapat juga serikat negara

(konfederasi).Keduanya merupakan sesuatu yang berbeda.Konfederasi

merupakan perserikatan beberapa negara merdeka dan berdaulat, baik ke dalam

maupun ke luar.Negara-negara tersebut bergabung untuk mencapai

tujuan-tujuantertentu.Misalnya, perdagangan ataupun untuk menjaga pertahanan

bersama.Namun tiap-tiap negara tetap memiliki dan mempertahankan

kedudukan internasional mereka.Jadi, konfederasi bukanlah negara dalam

pengertian hukum internasional.

C. Bentuk-Bentuk Kenegaraan

Bentuk kenegaraan adalah ikatan antarnegara yang gabungannya bukan

merupakan suatu negara. Yang termasuk bentuk-bentuk kenegaraan, antara lain

sebagai berikut.

1. Dominion

Merupakan bentuk kenegaraan yang tadinya adalah daerah jajahan Inggris yang

telah merdeka dan berdaulat, namun masih mengakui raja Inggris sebagai

(17)

bergabung dalam The British Commonwealth of Nations (negara

persemakmuran).Kedudukan negara dominion tetap sebagai negara merdeka,

berhak menentukan dan mengurus politik dalam dan luar negeri sendiri, serta

berhak dengan bebas keluar dari ikatan tersebut. Dominion-dominion Inggris

tersebut antara lain Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, India dan

Malaysia.

2. Protektorat

Yaitu negara yang berada di bawah perlindungan (to protect) negara lain.

Biasanya persoalan hubungan luar negeri dan pertahanan dari negara protektorat

diserahkan kepada negara pelindung (suzerain).Negara protektorat biasanya

bukan subjek dari hukum internasional.Negara protektorat dipisahkan menjadi

dua, yaitu sebagai berikut.

a. Protektorat kolonial, di mana biasanya urusan hubungan luar negeri,

pertahanan dan sebagian urusan dalam negeri yang penting diserahkan kepada

negara pelindung. Negara seperti ini bukan subjek hukum internasional.

b. Protektorat internasional, negara ini termasuk subjek hukum internasional.

Contoh : Mesir merupakan protektorat dari Turki (1917), Zanzibar meupakan

protektorat dari Inggris (1890), dan Albania merupakan protektorat dari Italia

(1936).

3. Negara Uni

Uni merupakan gabungan dua atau lebih negara merdeka dan berdaulat dengan

(18)

a. Uni politik (polotical union) merupakan negara yang dibentuk oleh

negara-negara yang lebih kecil. Uni politik sering juga disebut uni

legislatif.dalam uni politik, masing-masing negara bergabung dan membagi

urusan pemerintahan serta politik bersama.Gabungan negara ini diakui secara

internasional sebagai kesatuan politik tunggal.Contoh : Uni Emirat Arab, Inggris

Raya, dan bekas negara Serbia-Montenegro.

b. Uni personil (personal union) merupakan gabungan antara dua negara dan

memiliki raja yang sama. Adapun segala urusan dalam dan luar negeri diurus

oleh masing-masing negara.Contoh : Inggris dan Skotlandia tahun 1603-1707.

c. Uni riil (real union) merupakan gabungan antara dua negara atau lebih

yang berdasarkan suatu traktat mengadakan ikatan yang dikepalai oleh seorang

raja dan membentuk alat perlengkapan uni guna kepentingan bersama.

Kepentingan bersama tersebut pada umumnya merupakan persoalan-persoalan

yang menyangkut politik luar negeri.Contoh : uni Austria-Hongaria

(1867-1918).

3. Mandat

Yaitu suatu negara yang sebelumnya merupakan jajahan dari negara-negara yang

kalah dalam Perang Dunia I dan berada dalam pengawasan Dewan Mandat Liga

Bangsa-Bangsa.Contohnya adalah Kamerun yang merupakan negara bekas

jajahan Jerman dan menjadi mandat Perancis.

(19)

Yaitu wilayah jajahan dari negara-negara yang kalah perang dalam Perang Dunia

II dan berada di bawah naungan Dewan Perwalian PBB serta negara yang

menang perang.Contohnya adalah Papua Nugini yang merupakan wilayah bekas

jajahan Inggris yang berada dibawah naungan PBB sampai tahun 1975.

5. Koloni

Yaitu suatu negara yang pernah menjadi jajahan negara lain. Di negara koloni

urusan politik, hukum, dan pemerintahan dipegang oleh negara yang

menjajahnya.Contohnya adalah Indonesia yang dijajah (menjadi koloni Belanda

selama 350 tahun).

6. Serikat Negara (Konfederasi)

Adalah perserikatan beberapa negara yang merdeka dan berdaulat penuh

baik ke dalam maupun ke luaar.Pada umumnya, Konfederasi dibentuk

berdasarkan perjanjian untuk mengadakan kerjasama dalam bidang tertentu,

misalnya penyelenggaraan politik luar negeri, pertahanan dan keamanan

bersama. Konfederasi bukanlah merupakan negara dalam pengertian hukum

internasional, karena negara-negara anggotanya secara masing-masing tetap

mempertahankan kedudukannya secara internasional

Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam

suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan

organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah

(20)

kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang

kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.

Adapun definisi negara dari beberapa pendapat ahli yaitu sebagai berikut :

ü Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat

pengakuan negara lain serta memiliki kedaulatan.

ü Georg Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia

yang telah berkediaman di wilayah tertentu.

ü Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi kesusilaan

yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan

universal

ü Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena

kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.

ü Roger H. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau

mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.

ü Prof. R. Djokosoetono, Negara adalah suatu organisasi manusia atau

kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.

ü Prof. Mr. Soenarko, Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai

daerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah

(21)

ü Aristoteles, Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa

desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan

kesenangan dan kehormatan bersama.

Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai

tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara

tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita

bangsa secara bersama-sama. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang

berbentuk republik yang telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki

ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat

organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa.

B. Tujuan Negara

Sebagai suatu organisasi kekuasaan dari kumpulan orang –orang yang

mendiaminya, negara memiliki suatu tujuan yang disepakati bersama. Tujuan

suatu negara bermacam –macam diantaranya:

a. Memperluas kekuasaan;

b. Menyelenggarakan ketertiban hukum;

c. Mencapai kesejahteraan umum.

Adapun tujuan negara dari beberapa pendapat, konsep dan ajaran diantaranya

(22)

a. Dalam konsep dan ajaran Plato, negara bertujuan untuk

memajukan kesusilaan manusia, sebagai perseorangan (individu)

dan sebagai makhluk sosial;

b. Dalam ajaran dan konsep Teokratis Thomas Aquinas dan

Agustinus, negara bertujuan untuk mencapai dan penghidupan dan

kehidupan aman dan tenteram dengan taat kepada Tuhan;

c. Menurut Ibnu Arabi, negara bertujuan untuk menjalankan

kebijaksanaan dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga

intervensi pihak –pihak asing;

d. Menurut Ibnu Khaldum, negara bertujuan untuk mengusahakan

kemaslahatan agama dan negara yang bermuara pada kepentingan

akhirat.

Namun tujuan negara dalam konteks negara sebagaimana yang tertuang dalam

pembukaan dan penjelasan UUD 1945 adalah sebagai berikut:

Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat. Negara yang sukses dan maju

adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi

ekonomi dan sosial kemasyarakatan.

Melaksanakan ketertiban. Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang

kondusif dan damani diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung

penuh oleh masyarakat.

Pertahanan dan keamanan. Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga

dari segala macam gangguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun dari

(23)

Menegakkan keadilan. Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai

tempat warganya meminta keadilan di segala bidang kehidupan.

C. Unsur –Unsur Negara

Mahfud M.D menyatakan tiga unsur penting dalam suatu negara yaitu rakyat,

wilayah dan pemerintah yang disebutnya sebagai unsur konstitutif. Namun

ketiga unsur tersebut harus ditunjang oleh unsur lain seperti dengan adanya

(24)

Unsur –unsur pokok dalam suatu negara adalah sebagai berikut :

a. Rakyat yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa

persamaan dan bersama –sama mendiami suatu wilayah;

b. Wilayah yaitu unsur terpenting dalam suatu negara sebab tidak

mungkin ada negara tanpa ada batas –batas teritorial yang jelas; c. Pemerintah yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin

organisasi negara untuk mencapai tujuan didirikannya sebuah negara; d. Pengakuan dari negara lain yaitu hanya bersifat menerangkan tentang

adanya negara. Ada dua pengakuan negara yaitu pengakuan de jure

dan pengakuan de facto.

Mengenai asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah diuraikan

sebagai berikut:

ü Pendudukan (Occupatie)

Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai,

kemudian diduduki dan dikuasai.Misalnya, Liberia yang diduduki budak-budak

Negro yang dimerdekakan tahun 1847.

ü Peleburan (Fusi)

Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah

mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negara yang

baru. Misalnya terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.

(25)

Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan

suatu perjanjian tertentu. Misalnya, Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I

diserahkan oleh Austria kepada Prusia,(Jerman).

ü Penaikan (Accesie)

Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan Lumpur Sungai

atau dari dasar Laut (Delta). Kemudian di wilayah tersebut dihuni oleh

sekelompok orang sehingga terbentuklah Negara. Misalnya wilayah negara

Mesir yang terbentuk dari Delta Sungai Nil.

ü Pengumuman (Proklamasi)

Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan

ditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa

mengumumkan kemerdekaannya. Contohnya, Indonesia yang pernah di

tinggalkan Jepang karena pada saat itu jepang dibom oleh Amerika di daerah

Hiroshima dan Nagasaki.

Banyak pula teori –teori yang ditemukan tentang terbentuknya suatu negara,

diantaranya sebagai berikut :

1. Theory Social Contract (Kontrak Sosial)

Teori kontrak sosial atau teori perjanjian masyarakat menganggap bahwa negara

dibentuk berdasarkan perjanjian –perjanjian masyarakat dalam tradisi

(26)

tirani, karena keberlangsungannya bersandar pada kontrak sosial antara warga

dengan lembaga negara.

v Thomas Hobbes (1588 -1679) menyatakan bahwa kehidupan manusia terpisah

dalam dua zaman yakni keadaan sebelum dan sestelah ada negara. Menurutnya

keadaan alamiah sama sekali bukan keadaan yang aman dan sejahtera tapi

sebaliknya akan menimbulkan suatu keadaan sosial yang kacau tanpa hukum,

tanpa pemerintah dan ikatan sebab dibutuhkan kontrak atau perjanjian antar

individu yang tadinya hidup dama keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan

semua hak kodrat yang dimilikinya kepada sebuah badan yang disebut negara;

v John Locke (1632 -1704) menyatakan bahwa unsur pimpinan sangat penting

yang mengatur kehidupan mereka demi menghindari konflik di antara warga

negara. Namun menurutnya penyelenggaraan pimpinan harus dibatasi karena

dalam melakukan perjanjian individu –individu warga negara tersebut tidak

menyerahkan seluruh hak –hak alamiahnya kecuali hak –hak asasi warga negara;

v Jean Jacques Rousseau (1712 -1778) menyatakan bahwa suatu negara

bersandar pada perjanjian warga negara untuk mengikatkan diri dengan suatu

pemerintahan yang dilakukan oleh suatu organisasi politik. Menurutnya negara

dibentuk dari adanya pemimpin dari organisasi politik ditentukan oleh yang

berdaulat dari wakil –wakil warga negara.

2. Theory Teokratis (Ketuhanan)

Teori ketuhanan dikenal juga dengan istilah doktrin teokratis. Doktrin ini

(27)

tuhan. Para raja mengklaim sebagai wakil tuhan di dunia yang

mempertanggungjawabkan kekuasaannya hanya kepada tuhan bukan kepada

manusia. Dalam sejarah tata negara islam , pandangan teokratis serupa dengan

yang dujalankan oleh negara – negara muslim sepeninggal nabi muhammad saw.

Paham teokratis islam ini akhirnya melahirkan doktrin politik islam sebagai

agama sekaligus kekuasaan. Pandangan berkembang menjadi paham dominan

bahwa dalam islam tidak ada pemisahan antara agama dengan negara. Menurut

pandangan modernis muslim kekuasaan dalam islam harus dipertanggung

jawabkan baik kepada allah maupun kepada rakyat.

3. Teori Kedaulatan

Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk karena adanya

dominasi negara kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini, kekuatan menjadi

pembenaran dari terbentuknya suatu negara. Melalui proses penaklukan dan

pendudukan oleh suatu kelompok etnis atas kelompok tertentusehingga

dimulailah pproses pembentukan negara. Dengan kata lain negara terbentuk

karena adanya pertarungan kekuatan dimana sang pemenang memiliki kekuatan

untuk membentuk suatu negara.

D. Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan

Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau

lebih dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan

bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada

(28)

negara untuk menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas politik. Definisi

ini tetap berlaku bahkan untuk pemerintahan yang tidak sah atau tidak berhasil

menegakkan kekuasaannya. Tak tergantung dari kualitasnya, pemerintahan yang

gagalpun tetap merupakan suatu bentuk pemerintahan.

Dalam berbagai literatur hukum dan apalagi dalam penggunaannya sehari-hari,

konsep Bentuk Negara seringkali dicampuradukkan dengan konsep Bentuk

Pemerintahan. Hal ini juga tercermin dalam perumusan Undang-Undang Dasar

1945 Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa: "Negara Indonesia ialah negara

kesatuan yang berbentuk republik". Dari kalimat ini tergambar bahwa the

founding fathers Indonesia sangat menekankan pentingnya konsepsi Negara

Kesatuan sebagai definisi hakiki negara Indonesia (hakikat negara Indonesia).

Bentuk dari negara kesatuan Indonesia itu ialah republik. Jadi jelaslah bahwa

konsep bentuk negara yang diartikan disini adalah republik yang merupakan

pilihan lain dari kerajaan (monarki) yang telah ditolak oleh para anggota

BPUPKI mengenai kemungkinan penerapannya untuk Indonesia modern.

Kelemahan rumusan di atas terkait dengan pengertian bentuk negara yang tidak

dibedakan dari pengertian bentuk pemerintahan. Padahal kedua konsep ini

sangat berbeda satu sama lain. Karena yang dibicarakan adalah bentuk negara

berarti bentuk organ atau organisasi negara itu sebagai keseluruhan. Jika yang

dibahas bukan bentuk organnya, melainkan bentuk penyelenggaraan

pemerintahan atau bentuk penyelenggaraan kekuasaan maka istilah yang lebih

(29)

Sedangkan kata pemerintahan dalam 'sistem pemerintahan' terbatas

pengertiannya pada cabang eksekutif saja. Penggunaan kata government dalam

bahasa Inggris juga sering menimbulkan kesalahpahaman. Banyak orang yang

tidak menyadari bahwa kata itu mengandung dua arti, yaitu arti luas dan arti

sempit. Keduanya dipengaruhi oleh tradisi pemerintahan yang berkembang di

Inggris (British) dan Amerika Serikat. Karena Kerajaan Inggris mempraktekkan

sistem pemerintahan parlementer, maka perkataan government disana menunjuk

kepada pengertian yang sempit, yaitu hanya cabang kekuasaan eksekutif saja.

Tetapi, dalam bahasa Inggris Amerika, kata government mencakup pengertian

yang luas, yaitu keseluruhan pengertian penyelenggaraan negara. Dalam

konstitusi Amerika Serikat misalnya, istilah "the Government of the United

States" selain mencakup cabang eksekutif yang dipegang oleh Presiden, juga

mencakup Kongres yang terdiri atas House of Repre sentatives dan Senat.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu diperjelas adanya perbedaan

mendasar antara pengertian 'bentuk negara', 'ben tuk pemerintahan', dan 'sistem

pemerintahan'. Ketiga istilah tersebut sebaiknya tidak dipertukarkan satu sama

lain, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam praktek.

Di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan bentuk negara yaitu:

bentuk negara Federal, Kesatuan atau sistem pemerintahan yang parlementer,

Semi-Presidensil, dan Presidensil.

Menurut pidato Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono

pada tanggal 17 Agustus 2007 dikatakan bahwa bentuk negara Indonesia yang

(30)

utama yang menjadi nilai dan konsensus dasar yang selama ini menopang

tegaknya Republik Indonesia adalah: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,

Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

a. Negara Kesatuan (Unitaris)

Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk

mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat

memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan

antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara

langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara,

satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan

pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi

dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi

parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara kesatuan

dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:

1) Sentralisasi, dan

2) Desentralisasi.

Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh

pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan

peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat

peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.

(31)

1. Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;

Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang

membuatnya;

Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.

Kerugian sistem sentralisasi:

1) Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering

menghambat kelancaran jalannya pemerintahan;

2) Peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/

kebutuhan daerah;

3) Daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat

sehingga melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena

kurangnya inisiatif dari rakyat;

4) Rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk

memikirkan dan bertanggung jawab tentang daerahnya; 5) Keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk

mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung

aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian,

pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Keuntungan sistem desentralisasi:

1. Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu

(32)

Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah

itu sendiri;

Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat

berjalan lancar;

Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;

Penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan

dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.

b. Negara Serikat (Federasi)

Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara

bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh

memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet

sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara

bagian yang disebut negara federal.

Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan

dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain)

hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal. Ciri-ciri negara serikat/ federal:

1. Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri

(kabinet) demi kepentingan negara bagian;

Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh

(33)

Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara

bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara

langsung kepada pemerintah federal.

Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara

bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara

pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian,

sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya

(residuary power).

Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada

pemerintah federal meliputi:

Hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum

internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan

diplomatik;

Hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan

nasional, perang dan damai;

Hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas

pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh

pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara

bagian;

Hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan

(34)

Hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah

pos, telekomunikasi, statistik.

Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang

lain adalah:

cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara

bagian;

badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara

pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.

Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat,

antara lain:

Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah

federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara

bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat,

Australia, RIS (1949);

Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah

negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal.

Contoh: Kanada dan India;

Negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal

dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan

(35)

Negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam

menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara

bagian. Contoh: Swiss.

Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi

ialah Pemerintah Pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar dan sama-sama

memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi). Sedangkan perbedaannya

adalah mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu. Pada negara

bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom,

hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

Sedangkan perbincangan mengenai 'bentuk pemerintahan' (regerings vormen)

berkaitan dengan pilihan antara bentuk kerajaan (monarki), atau bentuk republik.

Jika jabatan kepala negara itu bersifat turun temurun maka negara itu disebut

kerajaan. Jika kepala pemerintahannya tidak bersifat turun temurun, melainkan

dipilih, maka negara itu disebut republik. Sementara itu, dalam perkataan 'sistem

pemerintahan' (regerings systeem) terkait pilihan-pilihan antara sistem

pemerintahan presidensiil, sistem pemerintahan parlementer, sistem

pemerintahan campuran, yaitu quasi presidensiil seperti di Indonesia (di bawah

UUD 1945 yang asli) atau quasi parlementer seperti sistem Perancis yang

dikenal dengan istilah hybrid system, dan sistem pemerintahan collegial seperti

Swiss.

Dari ketiga konsep tersebut di atas, bangsa Indonesia sejak kemerdekaan pada

tahun 1945 cenderung mengidealkan bentuk negara kesatuan

(36)

dan sistem pemerintahan presidentil (presidential system). Dalam UUD 1945,

pengaturan mengenai bentuk negara dan bentuk pemerintahan ini diatur dalam

bab yang tersendiri, yaitu Bab I tentang Bentuk dan Kedaulatan. Dalam Pasal

ayat (1) dinyatakan: "Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk

republik." Ayat (2) menegaskan: "Kedaulatan berada di tangan rakyat dan

dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar." Sedangkan ayat (3)

menentukan: "Negara Indonesia adalah Negara Hukum". Khusus mengenai

bentuk negara sebagaimana telah ditentukan dalam Pasal 1 ayat (1) tersebut,

tidak dikategorikan sebagai objek perubahan yang diatur mekanismenya dalam

pasal 7 UUD 1945. Dalam Pasal 7 ayat (5) UUD 945, dinyatakan: "Khusus

mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak dapat dilakukan

perubahan".

Pasal ini jelas mengandung komitmen dan tekad bahwa negara Republik

Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, akan tetap berbentuk

Negara Kesatuan selamanya, kecuali tentunya jika Majelis Permusyawaratan

Rakyat pada suatu hari mengubah lagi ketentuan Pasal 7 ayat (5) ini atau

perubahan UUD terjadi bukan karena prosedur yang ditentukan sendiri oleh

UUD 1945 (verfassung wandlung). Namun, jika yang terakhir ini yang terjadi

maka hukum yang berlaku bukan lagi hukum konstitusi, melainkan revolusi

yang mempunyai aturan hukumnya sendiri.

Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya, bentuk pemerintahan

(37)

v Monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu. Dalam

praktiknya monarki tterbagi atas dua jenis yaitu monarki absolut dengan

kekuasaan tertinngi di tangan raja dan ratu serta monarki konstitusional dengan

bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala pemerintahannya dibatasi oleh

ketentuan –ketetuan konstitusi negara;

v Oligarki adalah model pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang

yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu;

v Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaulatan

rakyatatau yang mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan kehendak rakyat

melalui pemilu.

Istilah bentuk pemerintahan pun harus dibedakan pula dari istilah 'sistem

pemerintahan' yang menyangkut pilihan antara sistem presidential, sistem

parlementer, atau sistem campuran. Konsepsi yang terakhir ini berkenaan dengan

sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan dalam arti cabang kekuasaan

eksekutif. Perbedaannya dari pengertian bentuk pemerintahan. Pertama adalah

bahwa istilah pemerintahan dalam konsepsi 'bentuk pemerintahan' bersifat statis,

yaitu berkenaan dengan ben- tuknya (vormen), sedangkan dalam 'sistem

pemerintahan', aspek pemerintahan yang dibahas bersifat dinamis. Kedua, dalam

konsepsi bentuk pemerintahan, kata pemerintahan lebih luas pengertiannya

(38)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahsan diatas maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

mengenai :

a) Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk

Republik atau lebih dikenal dengan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI).

b) Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk

merujuk pada rangkaian institusi politik yang digunakan untuk

mengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya

atas suatu komunitas politik.

c) Dalam konsep teori modern negara terbagi dalam dua bentuk yaitu

Negara Kesatuan (Unitarianisme) dan Negara Serikat

d) Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya, bentuk

pemerintahan digolongkan dalam tiga kelompok yaitu monarki,

oligarki dan demokrasi.

B. Saran

Sebagai warga negara, sudah selayaknya kita mengkaji lebih dalam mengenai

bentuk negara dan bentuk pemerintahan di Indonesia. Selain untuk memperluas

(39)

Dan niscaya kita akan menjadi warga negara dan pemimpin yang baik, berakhlak

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Makalah ‘Hubungan Negara, Agama dan Warga Negara’ Mata Kuliah Ham &

Kewarganegaraan oleh Mahasiswa IP Reguler STISIP Muhammadiyah Sinjai.

http://diajengayu-ajeng.blogspot.com/2011/04/bentuk-negara-indonesia.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia

http://www.icrp-online.org/wmview.php?ArtID=154&page=1-5

Referensi

Dokumen terkait

judul “P eningkatan Pemahaman Konsep Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Melalui Model Student Facilitator and Explaining Kelas IV SD 02 Lau Dawe

Berikut ini adalah tampilan dari halaman kelompok dari sistem klasifikasi dokumen , pada halaman ini dapat dilihat data kelompok yang telah disimpan dalam database

Simpulan-simpulan tersebut adalah sebagai berikut : (1) Siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran master mempunyai hasil belajar IPA yang lebih

Sebagaimana kita ketahui bahwa APBD merupakan dasar pengelolaan Keuangan Daerah dalam tahun anggaran tertentu, agar pelaksanaan penyusunan APBD Propinsi Daerah Istimewa

TKDN: Ya Pekerjaan Bendung dan saluran Pemilihan Langsung 300.000.000 255 Rehabilitasi/pemelihar aan jaringan irigasi (DAK Infrastruktur Irigasi) Belanja Jasa Konsultansi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa program yang dikembangkan OSIS terdiri dari program jangka panjang dan jangka pendek; keaktifan peserta didik dalam OSIS terlihat dari

a) Merupakan bagian dari RTH sesuai peruntukan dalam RTRW Kabupaten/Kota. b) Luas minimal hutan kota adalah 0.25 ha dalam satu hamparan yang kompak (hamparan yang menyatu),

pembimbing mengenai proses penulisan tugas akhir yang dilakukannya.. Mahasiswa harus menyadari bahwa tugas akhir merupakan tanggung jawab mahasiswa sepenuhnya dari