M A K A L A H
“Bentuk Negara Indonesia dan Bentuk
Pemerintahan Indonesia”
OLEH:
IQBAL M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan tak lupa salawat
beriring salam kita hanturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Pengantar Ilmu
Pemerintahan ini.
Makalah dengan judul “Bentuk Negara Indonesia dan Bentuk
Pemerintahan Indonesia” ini disusun untuk memenuhi nilai tugas Mata Pelajaran
PKN.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada guru, selaku Pengajar
mata pejalaran PKN serta pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
dengan kerendahan hati, Penulis memohon maaf.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI...
BAB I PENDAHULUAN...
A. Latar Belakang...
B. Rumusan Masalah...
C. Tujuan Penulisan...
BAB II PEMBAHASAN...
A. Definisi Negara...
B. Tujuan Negara...
C. Unsur – unsur Negara...
D. Bentuk Negara dan Bentuk pemerintahan...
BAB III PENUTUP...
A. Kesimpulan...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang
memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup di daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat, didefinisikan pula oleh Roger H. Soltau dengan
alat (agency) atau wewenang (authority), yang mengatur persoalan-persoalan
bersama, atas nama rakyat. Maka, bernegara dengan baik menjadi sangat urgen
bagi setiap warga negara.
Plato telah menggambarakan secara naratif alasan mengapa manusia perlu
bernegara. Menurut Plato, pada mulanya manusia hidup sendiri-sendiri. Lantaran
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia memerlukan teman untuk
dapat memenuhinya. Lantas mereka bergabung dengan manusia lain. Jumlah
mereka yang banyak secara tidak langsung menuntut adanya aturan yang
disepakati dan ditaati serta seorang pemimpin.
Kemudian dilanjutkan dengan pembagian tugas masing-masing agar tidak ada
tumpang tindih satu sama lain. Selain itu mereka juga membutuhkan seseorang
yang memiliki otoritas guna melakukan tindakan tertentu jika terjadi sesuatu
dengan mereka. Dia juga harus sekaligus mampu menjadi penengah atas semua
konflik yang terjadi. Inilah yang mereka sebut sebagai raja atau kepala Negara.
terjamin keamanannya tanpa adanya negara. Karena pada hakikatnya, dalam
komunitas sekecil apapun diperlukan adanya pemimpin dan aturan.
Selain dari pada itu untuk memimpin suatu negara juga harus mengetahui
bagaimana sebenarnya negara, bentuk negara dan bentuk pemerintahan di
Indonesia itu sendiri. Untuk itu dalam makalah ini Penulis menkaji sedikit
mengenai hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka Penulis mengambil titik permasalahan
mengenai Bentuk Negara Indonesia dan Bentuk Pemerintahan Indonesia.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pemerintahan 2. Untuk mengetahui dan memberikan pemahaman mengenai bentuk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Negara
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum yaitu untuk memudahkan
anggotanya dalam hal ini adalah rakyat dalam mencapai tujuan bersama atau
yang dicita - citakan. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen
yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung
tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang
mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi
merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga
mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai
Undang-Undang Dasar. Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan
keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang
demokratis. Bentuk paling kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah
pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama
sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat
secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman.
Negara menjalankan fungsi pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua
rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam
perkembangannya banyak negara memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi
Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau
hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam
Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau
keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu
Undang-Undang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang
haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk
terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti
juga dalam organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat
banyak. Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan
rakyat banyak ini dipilih secara demokratis pula.
A. Bentuk Negara pada Zaman Yunani Kuno
Pada masa yunani kuno hanya dikenal adanya 3 bentuk pokok dari negara.Pada
waktu itu pengertian dari negara, pemerintahan dan masyarakat masih belum
dibedakan.Hal ini disebabkan karena susunan negara masih sangat sederhana,
bila dibandingkan dengan pengertian negara pada zaman sekarang. Luas negara
pada zaman Yunani kuno hanya sebesar kota, yang pada hakikatnya hanya
merupakan negara-kota saja. Negara-kota ini dikenal dengan istilah
“polis”.Selain itu sifat dari urusan negara masih sangat sederhana sekali. Dalam
pandangan masyarakat dan para ahli negara belum ada perbedaan antara
pengertian negara, pengertian masyarakat dan pengertian pemerintah.[1]
Adapun tiga bentuk pokok daripada negara pada masa yunani kuno tersebut
ialah : Monarki, Oligarki dan Demokrasi. Untuk membedakan pengertian dari
Jika yang memegang kekuasaan itu hanya satu orang, maka bentuk negaranya
dapat dipastikan Monarki (diambil dari bahasa yunani “monos” yang berarti
“satu: dan “archien” yang berarti memerintah). Sedangkan jika yang memegang
kekuasaan adalah beberapa orang maka beentuk negaranya adalah Oligarki
(diambil dari bahasa Yunani yaitu “oligai” yang berarti beberapa dan “archien”
yang berarti memerintah). Sedangkan jjika pemegang kekuasaan itu adalah
rakyat, maka bentuk negaranya disebut Demokrasi (diambil dari bahasa yunani
“demos” yang berati rakyat).
Untuk lebih memahami tentang bentuk negara pada zaman Yunani kuno di
bawah ini adalah penjelsan yang lebih lengkap.
1. Monarki
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau
ratu. Dalam prakteknya, monarki ada dua jenis yaitu: Monarki absolut dan
monarki konstutional.
a. Monarki absolut adalah model pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi
di tangan satu orang raja atu ratu. Termasuk dalam kategori ini adalah negara
Arab saudi, Brunae, Swazilan, bhutan, dll.
b. Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaan
kepala negaranya (perdana mentri) dibatasi oleh ketentuan-ketentuan kostitusi
nagara. Praktek monarki konstitusional ini adalah yang paling banyak
dipraktekan di beberapa negara, seperti Thailand, Jepang, Inggris, jordania dan
c. Monarki parlamenter adalah bentuk pemerintahan yang bertanggung
jawab atas kebijaksanaan pemerintahannya adalah mentri, Termasuk dalam
kategori ini adalah negara Inggris, Belanda, dan Malaysia.
Dengan demikian pengertian negara yang berbentuk monarki adalah negara
dimana cara penunjukan kepala negaranya berdasarkan keturunan dari raja yang
sebelumya.
2. Oligarki
Model pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh
beberapa orang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.System ini
muncul karena terjadinya Monarki absolute.Monarki absolute menyebabkan
tindakan kesewenangan raja yang mengakibatkan sekumpulan kaum aristocrat
atau bangsawan mengambil alih pemerintahan.
Namun, system ini tidak berlangsung mulus seperti awalnya.Karena, ternyata
banyak kaum bangsawan yang juga melakukan tindakan sewenang-wenang
dalam pemerintahannya. System pemerintahan ini kemudian digantikan oleh
Demokrasi yang berasaskan rakyat.
3. Demokrasi
Pemerintahan model demokrasi adalah pemerintahan yang bersandarkan pada
rakyat malalui mekanisme pemulihan Umum (pemilu) yang berlangsung secara
jujur, bebas, aman, dan adil.
System pemerintahan demokrasi muncul setelah Oligarki.System ini terbentuk
karena adanya kekuasaan ditangan rakyat.Ini berarti, rakyatlah yang memegang
tahta kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan.Namun, pemerintah yang dipilih
oleh rakyatnya lah yang menjalankan pemerintahan.
Dalam teori Ilmu Negara pengertian tentang teori bentuk Negara sejak dahulu
kala dibagi menjadi dua yaitu: monarchie dan republik. Untuk menentukan suatu
Negara itu berbentuk monarchie dan republik, dalam Ilmu Negara banyak
macam ukuran yang dipakai. Antara lain Jellinek dalam bukunya yang berjudul
‘’Allgemene Staatslehre’’ memakai sebagai kriteria bagaimana caranya
kehendak negara itu dinyatakan.
Jika kehendak Negara itu ditentukan oleh satu orang saja, maka bentuk Negara
itu monarchie dan jika kehendak Negara itu ditentukan oleh orang banyak yang
merupakan suatu majelis, maka bentuk negaranya adalah republik.Pendapat
Jellinek ini tidak banyak penganutnya karena banyak mengandung kelemahan.
Faham Duguit lebih lazim dipakai, yang menggunakan sebagai kriteria
bagaimana caranya kepala Negara itu diangkat. Dalam bukunya yang berjudul
Traite de Droit Contitutionel jilid 2, diutarakan jika seorang kepala negara
diangkat berdasarkan hak waris atau keturunan maka bentuk negaranya disebut
monarchie dan Kepala Negaranya disebut raja atau ratu. Jika kepala negara
maka bentuk negaranya disebut republik dan Kepala Negaranya adalah seorang
Presiden.
Sama hal nya monarki republik itu dapat dibagi menjadi:
a. Republik mutlak (absolute)
b. Republik konstitusi
c. Repulik parlemen
Menurut ketentuan yang telah dijelaskan di atas maka negara Indonesia
mempunyai bentuk negara sebagai republik. Hal ini didasarkan atas cara
pemilihan presiden, bahkan bukan hanya oleh majelis melainkan langsung
dipilih oleh Rakyat.
Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa negara Indonesia ialah
negara kesatuan, yang bebentuk Republik.
B. Bentuk Negara Modern
Terdapat banyak pendapat mengenai bentuk negara, namun berdasarkan
pendapat yang berlaku umum dan teori modern, bentuk negara saat ini
dibedakan menjadi dua yaitu negara kesatuan (unitaris) dan negara serikat
(federasi).
1. Negara Kesatuan
Negara kesatuan merupakan negara yang bersusun tunggal, artinya hanya ada
daerah dan tidak ada negara – negara bagian ataupun daerah yang bersifat
negara.Pemerintah menduduki tingkat tertinggi dan dapat memutuskan segala
sesuatu yang terjadi dalam negara.Negara kesatuan disebut juga sebagai negara
bersusunan tunggal sehingga hanya ada satu kepala negara, satu undang-undang
dasar, satu kepala pemerintahan, dan satu parlemen yang mewakili seluruh
rakyat.
Adapun penyelenggaraan negara kesatuan dapat dilakukan melalui dua cara
sebagai berikut.
a. Sistem Sentralisasi
Dalam sistem ini, segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat, sedangkan daerah tinggal melaksanakan.
b. Sistem Desentralisasi
Dalam sistem ini, daerah diberi kesempatan untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri, yang berarti bahwa daerah memiliki hak otonomi
untuk menyelenggarakan kekuasaan.
Ciri-ciri negara kesatuan adalah sebagai berikut :
a. Negara hanya memiliki satu undang-undang dasar, satu satu kepala negara,
satu dewan menteri, dan satu Dewan Perwakilan Rakyat.
b. Hanya terdapat satu kebijakan yang menyangkut persoalan politik,
c. Kedaulatan negara meliputi kedaulatan ke dalam dan ke luar yang
ditangani pemerintah pusat.
Contoh negara yang berbentuk kesatuan adalah Indonesia, Jepang, Italia,
Filipina, dan Belanda.
2. Negara Serikat
Negara serikat atau sering juga disebut negara federasi merupakan negara yang
bersusunan jamak, yaitu terdiri dari beberapa negara yang disebut negara
bagian.Tiap-tiap negara bagian memiliki kedaulatan dan merupakan negara yang
merdeka.Mereka bergabung membentuk negara serikat dengan pemerintahan
tersendiri yang disebut pemerintahan federal sehingga dalam negara serikat
terdapat dua pemerintahan, yaitu pemerintahan negara bagian dan pemerintahan
negara federal.Perlu untuk dipahami bahwa hubungan antara negara bagian dan
negara federal adalah independen, yaitu merdeka dan tidak dibawah kekuasaan
dengan sifat hubungan koordinatif.
Ciri-ciri negara serikat adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari negara-negara bagian
untuk urusan ke luar dan sebagian ke dalam.
b. Setiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, akan tetapi kekuasaan asli
tetap ada pada negara bagian.
c. Kepala negara memiliki hak veto atau pembatalan keputusan yang
d. Setiap negara bagian memiliki wewenang untuk membuat undang-undang
dasar sendiri selama tidak bertentangan dengan pemerintah pusat.
Pada negara serikat terjadi penyerahan kekuasaan dari negara bagian kepada
negara serikat yang disebut dengan istilah limitatif (sebuah demi
sebuah).Kekuasaan asli dalam negara serikat tetap ada pada negara bagian
karena negara bagian memilikihubungan langsung dengan rakyatnya.
Beberapa kekuasaan yang diserahkan negara bagian kepada negara serikat
merupakan hal-hal yang berkaitan dengan persoalan hubungan luar negeri,
pertahan negara, keuangan, serta urusan pos. kekuasaan tersebut dinamakan
kekuasaan yang didelegasikan (delegated powers).
Contoh negara yang berbentuk serikat adalah India, Australia, Amerika Serikat,
jerman, Swiss, Brasil dan Malaysia.
Perbedaan Mendasar Antara Negara Kesatuan dan negara Serikat adalah :
Dalam negara kesatuan, organisasi bagian-bagian negara secara umum telah
diatur/ditetapkan oleh pembentuk undang-undang pusat. Sedangkan pada negara
serikat, negara bagian suatu federasi mempunyai pouvoir constituant, yaitu
wewenang untuk membentuk undang-undang dasar sendiri guna mengatur
bentuk organisasi sendiri dalam kerangka dan batas-batas konstitusi federal.
Dalam negara kesatuan, wewenang pembentuk undang-undang pusat ditetapkan
dalam rumusan umum dan wewenang pembentuk undang-undang yang lebih
rendah (lokal/daerah) tergantung pada lembaga pembentuk undang-undang pusat
undang-undang pusat untuk mengatur hal-hal tertentu telah terperinci secara detail (satu
persatu) dalam konstitusi federal.
Selain negara serikat (federasi) terdapat juga serikat negara
(konfederasi).Keduanya merupakan sesuatu yang berbeda.Konfederasi
merupakan perserikatan beberapa negara merdeka dan berdaulat, baik ke dalam
maupun ke luar.Negara-negara tersebut bergabung untuk mencapai
tujuan-tujuantertentu.Misalnya, perdagangan ataupun untuk menjaga pertahanan
bersama.Namun tiap-tiap negara tetap memiliki dan mempertahankan
kedudukan internasional mereka.Jadi, konfederasi bukanlah negara dalam
pengertian hukum internasional.
C. Bentuk-Bentuk Kenegaraan
Bentuk kenegaraan adalah ikatan antarnegara yang gabungannya bukan
merupakan suatu negara. Yang termasuk bentuk-bentuk kenegaraan, antara lain
sebagai berikut.
1. Dominion
Merupakan bentuk kenegaraan yang tadinya adalah daerah jajahan Inggris yang
telah merdeka dan berdaulat, namun masih mengakui raja Inggris sebagai
bergabung dalam The British Commonwealth of Nations (negara
persemakmuran).Kedudukan negara dominion tetap sebagai negara merdeka,
berhak menentukan dan mengurus politik dalam dan luar negeri sendiri, serta
berhak dengan bebas keluar dari ikatan tersebut. Dominion-dominion Inggris
tersebut antara lain Kanada, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, India dan
Malaysia.
2. Protektorat
Yaitu negara yang berada di bawah perlindungan (to protect) negara lain.
Biasanya persoalan hubungan luar negeri dan pertahanan dari negara protektorat
diserahkan kepada negara pelindung (suzerain).Negara protektorat biasanya
bukan subjek dari hukum internasional.Negara protektorat dipisahkan menjadi
dua, yaitu sebagai berikut.
a. Protektorat kolonial, di mana biasanya urusan hubungan luar negeri,
pertahanan dan sebagian urusan dalam negeri yang penting diserahkan kepada
negara pelindung. Negara seperti ini bukan subjek hukum internasional.
b. Protektorat internasional, negara ini termasuk subjek hukum internasional.
Contoh : Mesir merupakan protektorat dari Turki (1917), Zanzibar meupakan
protektorat dari Inggris (1890), dan Albania merupakan protektorat dari Italia
(1936).
3. Negara Uni
Uni merupakan gabungan dua atau lebih negara merdeka dan berdaulat dengan
a. Uni politik (polotical union) merupakan negara yang dibentuk oleh
negara-negara yang lebih kecil. Uni politik sering juga disebut uni
legislatif.dalam uni politik, masing-masing negara bergabung dan membagi
urusan pemerintahan serta politik bersama.Gabungan negara ini diakui secara
internasional sebagai kesatuan politik tunggal.Contoh : Uni Emirat Arab, Inggris
Raya, dan bekas negara Serbia-Montenegro.
b. Uni personil (personal union) merupakan gabungan antara dua negara dan
memiliki raja yang sama. Adapun segala urusan dalam dan luar negeri diurus
oleh masing-masing negara.Contoh : Inggris dan Skotlandia tahun 1603-1707.
c. Uni riil (real union) merupakan gabungan antara dua negara atau lebih
yang berdasarkan suatu traktat mengadakan ikatan yang dikepalai oleh seorang
raja dan membentuk alat perlengkapan uni guna kepentingan bersama.
Kepentingan bersama tersebut pada umumnya merupakan persoalan-persoalan
yang menyangkut politik luar negeri.Contoh : uni Austria-Hongaria
(1867-1918).
3. Mandat
Yaitu suatu negara yang sebelumnya merupakan jajahan dari negara-negara yang
kalah dalam Perang Dunia I dan berada dalam pengawasan Dewan Mandat Liga
Bangsa-Bangsa.Contohnya adalah Kamerun yang merupakan negara bekas
jajahan Jerman dan menjadi mandat Perancis.
Yaitu wilayah jajahan dari negara-negara yang kalah perang dalam Perang Dunia
II dan berada di bawah naungan Dewan Perwalian PBB serta negara yang
menang perang.Contohnya adalah Papua Nugini yang merupakan wilayah bekas
jajahan Inggris yang berada dibawah naungan PBB sampai tahun 1975.
5. Koloni
Yaitu suatu negara yang pernah menjadi jajahan negara lain. Di negara koloni
urusan politik, hukum, dan pemerintahan dipegang oleh negara yang
menjajahnya.Contohnya adalah Indonesia yang dijajah (menjadi koloni Belanda
selama 350 tahun).
6. Serikat Negara (Konfederasi)
Adalah perserikatan beberapa negara yang merdeka dan berdaulat penuh
baik ke dalam maupun ke luaar.Pada umumnya, Konfederasi dibentuk
berdasarkan perjanjian untuk mengadakan kerjasama dalam bidang tertentu,
misalnya penyelenggaraan politik luar negeri, pertahanan dan keamanan
bersama. Konfederasi bukanlah merupakan negara dalam pengertian hukum
internasional, karena negara-negara anggotanya secara masing-masing tetap
mempertahankan kedudukannya secara internasional
Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam
suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan
organisasi ini. Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah
kedaulatan, yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada wilayah tempat negara itu berada.
Adapun definisi negara dari beberapa pendapat ahli yaitu sebagai berikut :
ü Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat
pengakuan negara lain serta memiliki kedaulatan.
ü Georg Jellinek, Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
ü Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Negara merupakan organisasi kesusilaan
yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan
universal
ü Roelof Krannenburg, Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena
kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
ü Roger H. Soltau, Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
ü Prof. R. Djokosoetono, Negara adalah suatu organisasi manusia atau
kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
ü Prof. Mr. Soenarko, Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai
daerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sebuah
ü Aristoteles, Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa
desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan
kesenangan dan kehormatan bersama.
Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai
tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara
tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita
bangsa secara bersama-sama. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berbentuk republik yang telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki
ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat
organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa.
B. Tujuan Negara
Sebagai suatu organisasi kekuasaan dari kumpulan orang –orang yang
mendiaminya, negara memiliki suatu tujuan yang disepakati bersama. Tujuan
suatu negara bermacam –macam diantaranya:
a. Memperluas kekuasaan;
b. Menyelenggarakan ketertiban hukum;
c. Mencapai kesejahteraan umum.
Adapun tujuan negara dari beberapa pendapat, konsep dan ajaran diantaranya
a. Dalam konsep dan ajaran Plato, negara bertujuan untuk
memajukan kesusilaan manusia, sebagai perseorangan (individu)
dan sebagai makhluk sosial;
b. Dalam ajaran dan konsep Teokratis Thomas Aquinas dan
Agustinus, negara bertujuan untuk mencapai dan penghidupan dan
kehidupan aman dan tenteram dengan taat kepada Tuhan;
c. Menurut Ibnu Arabi, negara bertujuan untuk menjalankan
kebijaksanaan dengan baik, jauh dari sengketa dan menjaga
intervensi pihak –pihak asing;
d. Menurut Ibnu Khaldum, negara bertujuan untuk mengusahakan
kemaslahatan agama dan negara yang bermuara pada kepentingan
akhirat.
Namun tujuan negara dalam konteks negara sebagaimana yang tertuang dalam
pembukaan dan penjelasan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
Mensejahterakan serta memakmurkan rakyat. Negara yang sukses dan maju
adalah negara yang bisa membuat masyarakat bahagia secara umum dari sisi
ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
Melaksanakan ketertiban. Untuk menciptakan suasana dan lingkungan yang
kondusif dan damani diperlukan pemeliharaan ketertiban umum yang didukung
penuh oleh masyarakat.
Pertahanan dan keamanan. Negara harus bisa memberi rasa aman serta menjaga
dari segala macam gangguan dan ancaman yang datang dari dalam maupun dari
Menegakkan keadilan. Negara membentuk lembaga-lembaga peradilan sebagai
tempat warganya meminta keadilan di segala bidang kehidupan.
C. Unsur –Unsur Negara
Mahfud M.D menyatakan tiga unsur penting dalam suatu negara yaitu rakyat,
wilayah dan pemerintah yang disebutnya sebagai unsur konstitutif. Namun
ketiga unsur tersebut harus ditunjang oleh unsur lain seperti dengan adanya
Unsur –unsur pokok dalam suatu negara adalah sebagai berikut :
a. Rakyat yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa
persamaan dan bersama –sama mendiami suatu wilayah;
b. Wilayah yaitu unsur terpenting dalam suatu negara sebab tidak
mungkin ada negara tanpa ada batas –batas teritorial yang jelas; c. Pemerintah yaitu alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin
organisasi negara untuk mencapai tujuan didirikannya sebuah negara; d. Pengakuan dari negara lain yaitu hanya bersifat menerangkan tentang
adanya negara. Ada dua pengakuan negara yaitu pengakuan de jure
dan pengakuan de facto.
Mengenai asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah diuraikan
sebagai berikut:
ü Pendudukan (Occupatie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai,
kemudian diduduki dan dikuasai.Misalnya, Liberia yang diduduki budak-budak
Negro yang dimerdekakan tahun 1847.
ü Peleburan (Fusi)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah
mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negara yang
baru. Misalnya terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.
Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan
suatu perjanjian tertentu. Misalnya, Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I
diserahkan oleh Austria kepada Prusia,(Jerman).
ü Penaikan (Accesie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan Lumpur Sungai
atau dari dasar Laut (Delta). Kemudian di wilayah tersebut dihuni oleh
sekelompok orang sehingga terbentuklah Negara. Misalnya wilayah negara
Mesir yang terbentuk dari Delta Sungai Nil.
ü Pengumuman (Proklamasi)
Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan
ditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa
mengumumkan kemerdekaannya. Contohnya, Indonesia yang pernah di
tinggalkan Jepang karena pada saat itu jepang dibom oleh Amerika di daerah
Hiroshima dan Nagasaki.
Banyak pula teori –teori yang ditemukan tentang terbentuknya suatu negara,
diantaranya sebagai berikut :
1. Theory Social Contract (Kontrak Sosial)
Teori kontrak sosial atau teori perjanjian masyarakat menganggap bahwa negara
dibentuk berdasarkan perjanjian –perjanjian masyarakat dalam tradisi
tirani, karena keberlangsungannya bersandar pada kontrak sosial antara warga
dengan lembaga negara.
v Thomas Hobbes (1588 -1679) menyatakan bahwa kehidupan manusia terpisah
dalam dua zaman yakni keadaan sebelum dan sestelah ada negara. Menurutnya
keadaan alamiah sama sekali bukan keadaan yang aman dan sejahtera tapi
sebaliknya akan menimbulkan suatu keadaan sosial yang kacau tanpa hukum,
tanpa pemerintah dan ikatan sebab dibutuhkan kontrak atau perjanjian antar
individu yang tadinya hidup dama keadaan alamiah berjanji akan menyerahkan
semua hak kodrat yang dimilikinya kepada sebuah badan yang disebut negara;
v John Locke (1632 -1704) menyatakan bahwa unsur pimpinan sangat penting
yang mengatur kehidupan mereka demi menghindari konflik di antara warga
negara. Namun menurutnya penyelenggaraan pimpinan harus dibatasi karena
dalam melakukan perjanjian individu –individu warga negara tersebut tidak
menyerahkan seluruh hak –hak alamiahnya kecuali hak –hak asasi warga negara;
v Jean Jacques Rousseau (1712 -1778) menyatakan bahwa suatu negara
bersandar pada perjanjian warga negara untuk mengikatkan diri dengan suatu
pemerintahan yang dilakukan oleh suatu organisasi politik. Menurutnya negara
dibentuk dari adanya pemimpin dari organisasi politik ditentukan oleh yang
berdaulat dari wakil –wakil warga negara.
2. Theory Teokratis (Ketuhanan)
Teori ketuhanan dikenal juga dengan istilah doktrin teokratis. Doktrin ini
tuhan. Para raja mengklaim sebagai wakil tuhan di dunia yang
mempertanggungjawabkan kekuasaannya hanya kepada tuhan bukan kepada
manusia. Dalam sejarah tata negara islam , pandangan teokratis serupa dengan
yang dujalankan oleh negara – negara muslim sepeninggal nabi muhammad saw.
Paham teokratis islam ini akhirnya melahirkan doktrin politik islam sebagai
agama sekaligus kekuasaan. Pandangan berkembang menjadi paham dominan
bahwa dalam islam tidak ada pemisahan antara agama dengan negara. Menurut
pandangan modernis muslim kekuasaan dalam islam harus dipertanggung
jawabkan baik kepada allah maupun kepada rakyat.
3. Teori Kedaulatan
Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk karena adanya
dominasi negara kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini, kekuatan menjadi
pembenaran dari terbentuknya suatu negara. Melalui proses penaklukan dan
pendudukan oleh suatu kelompok etnis atas kelompok tertentusehingga
dimulailah pproses pembentukan negara. Dengan kata lain negara terbentuk
karena adanya pertarungan kekuatan dimana sang pemenang memiliki kekuatan
untuk membentuk suatu negara.
D. Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan
Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik atau
lebih dikenal dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan
bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada
negara untuk menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas politik. Definisi
ini tetap berlaku bahkan untuk pemerintahan yang tidak sah atau tidak berhasil
menegakkan kekuasaannya. Tak tergantung dari kualitasnya, pemerintahan yang
gagalpun tetap merupakan suatu bentuk pemerintahan.
Dalam berbagai literatur hukum dan apalagi dalam penggunaannya sehari-hari,
konsep Bentuk Negara seringkali dicampuradukkan dengan konsep Bentuk
Pemerintahan. Hal ini juga tercermin dalam perumusan Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 1 ayat (1) yang menyebutkan bahwa: "Negara Indonesia ialah negara
kesatuan yang berbentuk republik". Dari kalimat ini tergambar bahwa the
founding fathers Indonesia sangat menekankan pentingnya konsepsi Negara
Kesatuan sebagai definisi hakiki negara Indonesia (hakikat negara Indonesia).
Bentuk dari negara kesatuan Indonesia itu ialah republik. Jadi jelaslah bahwa
konsep bentuk negara yang diartikan disini adalah republik yang merupakan
pilihan lain dari kerajaan (monarki) yang telah ditolak oleh para anggota
BPUPKI mengenai kemungkinan penerapannya untuk Indonesia modern.
Kelemahan rumusan di atas terkait dengan pengertian bentuk negara yang tidak
dibedakan dari pengertian bentuk pemerintahan. Padahal kedua konsep ini
sangat berbeda satu sama lain. Karena yang dibicarakan adalah bentuk negara
berarti bentuk organ atau organisasi negara itu sebagai keseluruhan. Jika yang
dibahas bukan bentuk organnya, melainkan bentuk penyelenggaraan
pemerintahan atau bentuk penyelenggaraan kekuasaan maka istilah yang lebih
Sedangkan kata pemerintahan dalam 'sistem pemerintahan' terbatas
pengertiannya pada cabang eksekutif saja. Penggunaan kata government dalam
bahasa Inggris juga sering menimbulkan kesalahpahaman. Banyak orang yang
tidak menyadari bahwa kata itu mengandung dua arti, yaitu arti luas dan arti
sempit. Keduanya dipengaruhi oleh tradisi pemerintahan yang berkembang di
Inggris (British) dan Amerika Serikat. Karena Kerajaan Inggris mempraktekkan
sistem pemerintahan parlementer, maka perkataan government disana menunjuk
kepada pengertian yang sempit, yaitu hanya cabang kekuasaan eksekutif saja.
Tetapi, dalam bahasa Inggris Amerika, kata government mencakup pengertian
yang luas, yaitu keseluruhan pengertian penyelenggaraan negara. Dalam
konstitusi Amerika Serikat misalnya, istilah "the Government of the United
States" selain mencakup cabang eksekutif yang dipegang oleh Presiden, juga
mencakup Kongres yang terdiri atas House of Repre sentatives dan Senat.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu diperjelas adanya perbedaan
mendasar antara pengertian 'bentuk negara', 'ben tuk pemerintahan', dan 'sistem
pemerintahan'. Ketiga istilah tersebut sebaiknya tidak dipertukarkan satu sama
lain, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam praktek.
Di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan bentuk negara yaitu:
bentuk negara Federal, Kesatuan atau sistem pemerintahan yang parlementer,
Semi-Presidensil, dan Presidensil.
Menurut pidato Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
pada tanggal 17 Agustus 2007 dikatakan bahwa bentuk negara Indonesia yang
utama yang menjadi nilai dan konsensus dasar yang selama ini menopang
tegaknya Republik Indonesia adalah: Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
a. Negara Kesatuan (Unitaris)
Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk
mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat
memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan
antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara
langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara,
satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan
pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi
dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi
parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara kesatuan
dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:
1) Sentralisasi, dan
2) Desentralisasi.
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan
peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat
peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.
1. Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;
Adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang
membuatnya;
Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.
Kerugian sistem sentralisasi:
1) Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering
menghambat kelancaran jalannya pemerintahan;
2) Peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/
kebutuhan daerah;
3) Daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat
sehingga melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena
kurangnya inisiatif dari rakyat;
4) Rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk
memikirkan dan bertanggung jawab tentang daerahnya; 5) Keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.
Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk
mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung
aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian,
pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.
Keuntungan sistem desentralisasi:
1. Pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu
Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah
itu sendiri;
Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat
berjalan lancar;
Partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;
Penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.
Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan
dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.
b. Negara Serikat (Federasi)
Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara
bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh
memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet
sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara
bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan
dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain)
hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal. Ciri-ciri negara serikat/ federal:
1. Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri
(kabinet) demi kepentingan negara bagian;
Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh
Hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara
bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara
langsung kepada pemerintah federal.
Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara
bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara
pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian,
sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya
(residuary power).
Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada
pemerintah federal meliputi:
Hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum
internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan
diplomatik;
Hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan
nasional, perang dan damai;
Hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas
pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh
pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara
bagian;
Hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan
Hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah
pos, telekomunikasi, statistik.
Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang
lain adalah:
cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara
bagian;
badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara
pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.
Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat,
antara lain:
Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara
bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat,
Australia, RIS (1949);
Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal.
Contoh: Kanada dan India;
Negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal
dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan
Negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara
bagian. Contoh: Swiss.
Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi
ialah Pemerintah Pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar dan sama-sama
memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi). Sedangkan perbedaannya
adalah mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu. Pada negara
bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom,
hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.
Sedangkan perbincangan mengenai 'bentuk pemerintahan' (regerings vormen)
berkaitan dengan pilihan antara bentuk kerajaan (monarki), atau bentuk republik.
Jika jabatan kepala negara itu bersifat turun temurun maka negara itu disebut
kerajaan. Jika kepala pemerintahannya tidak bersifat turun temurun, melainkan
dipilih, maka negara itu disebut republik. Sementara itu, dalam perkataan 'sistem
pemerintahan' (regerings systeem) terkait pilihan-pilihan antara sistem
pemerintahan presidensiil, sistem pemerintahan parlementer, sistem
pemerintahan campuran, yaitu quasi presidensiil seperti di Indonesia (di bawah
UUD 1945 yang asli) atau quasi parlementer seperti sistem Perancis yang
dikenal dengan istilah hybrid system, dan sistem pemerintahan collegial seperti
Swiss.
Dari ketiga konsep tersebut di atas, bangsa Indonesia sejak kemerdekaan pada
tahun 1945 cenderung mengidealkan bentuk negara kesatuan
dan sistem pemerintahan presidentil (presidential system). Dalam UUD 1945,
pengaturan mengenai bentuk negara dan bentuk pemerintahan ini diatur dalam
bab yang tersendiri, yaitu Bab I tentang Bentuk dan Kedaulatan. Dalam Pasal
ayat (1) dinyatakan: "Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk
republik." Ayat (2) menegaskan: "Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar." Sedangkan ayat (3)
menentukan: "Negara Indonesia adalah Negara Hukum". Khusus mengenai
bentuk negara sebagaimana telah ditentukan dalam Pasal 1 ayat (1) tersebut,
tidak dikategorikan sebagai objek perubahan yang diatur mekanismenya dalam
pasal 7 UUD 1945. Dalam Pasal 7 ayat (5) UUD 945, dinyatakan: "Khusus
mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak dapat dilakukan
perubahan".
Pasal ini jelas mengandung komitmen dan tekad bahwa negara Republik
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, akan tetap berbentuk
Negara Kesatuan selamanya, kecuali tentunya jika Majelis Permusyawaratan
Rakyat pada suatu hari mengubah lagi ketentuan Pasal 7 ayat (5) ini atau
perubahan UUD terjadi bukan karena prosedur yang ditentukan sendiri oleh
UUD 1945 (verfassung wandlung). Namun, jika yang terakhir ini yang terjadi
maka hukum yang berlaku bukan lagi hukum konstitusi, melainkan revolusi
yang mempunyai aturan hukumnya sendiri.
Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya, bentuk pemerintahan
v Monarki adalah model pemerintahan yang dikepalai oleh raja atau ratu. Dalam
praktiknya monarki tterbagi atas dua jenis yaitu monarki absolut dengan
kekuasaan tertinngi di tangan raja dan ratu serta monarki konstitusional dengan
bentuk pemerintahan yang kekuasaan kepala pemerintahannya dibatasi oleh
ketentuan –ketetuan konstitusi negara;
v Oligarki adalah model pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang
yang berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu;
v Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang bersandar pada kedaulatan
rakyatatau yang mendasarkan kekuasaannya pada pilihan dan kehendak rakyat
melalui pemilu.
Istilah bentuk pemerintahan pun harus dibedakan pula dari istilah 'sistem
pemerintahan' yang menyangkut pilihan antara sistem presidential, sistem
parlementer, atau sistem campuran. Konsepsi yang terakhir ini berkenaan dengan
sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan dalam arti cabang kekuasaan
eksekutif. Perbedaannya dari pengertian bentuk pemerintahan. Pertama adalah
bahwa istilah pemerintahan dalam konsepsi 'bentuk pemerintahan' bersifat statis,
yaitu berkenaan dengan ben- tuknya (vormen), sedangkan dalam 'sistem
pemerintahan', aspek pemerintahan yang dibahas bersifat dinamis. Kedua, dalam
konsepsi bentuk pemerintahan, kata pemerintahan lebih luas pengertiannya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahsan diatas maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
mengenai :
a) Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik atau lebih dikenal dengan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
b) Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk
merujuk pada rangkaian institusi politik yang digunakan untuk
mengorganisasikan suatu negara untuk menegakkan kekuasaannya
atas suatu komunitas politik.
c) Dalam konsep teori modern negara terbagi dalam dua bentuk yaitu
Negara Kesatuan (Unitarianisme) dan Negara Serikat
d) Dari sisi pelaksanaan dan mekanisme pemilihannya, bentuk
pemerintahan digolongkan dalam tiga kelompok yaitu monarki,
oligarki dan demokrasi.
B. Saran
Sebagai warga negara, sudah selayaknya kita mengkaji lebih dalam mengenai
bentuk negara dan bentuk pemerintahan di Indonesia. Selain untuk memperluas
Dan niscaya kita akan menjadi warga negara dan pemimpin yang baik, berakhlak
DAFTAR PUSTAKA
Makalah ‘Hubungan Negara, Agama dan Warga Negara’ Mata Kuliah Ham &
Kewarganegaraan oleh Mahasiswa IP Reguler STISIP Muhammadiyah Sinjai.
http://diajengayu-ajeng.blogspot.com/2011/04/bentuk-negara-indonesia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
http://www.icrp-online.org/wmview.php?ArtID=154&page=1-5