• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA (1). docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA (1). docx"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA Makna Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah ideologi yang mampu mengikuti perkembangan jaman dan bersifat dinamis atau merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang merupakan hasil konsensus dari masyarakat itu sendiri, nilai-nilai dari cita-citanya tidak dipaksakan dari luar melainkan digali dan diambil dari suatu kekayaan, rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.

Makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Sebagai ideologi Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa Indonesia dalam menjalankan aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya harus terbuka, luwes dan fleksibel tidak tertutup dan kaku melainkan harus mampu mengikuti perkembangan jaman tanpa harus mengubah nilai-nilai dasarnya. Pancasila memberikan orientasi ke depan dan selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapi dan akan

dihadapi di era keterbukaan/globalisasi dalam segala bidang.

Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka - Ideologi Pancasila memiliki 3 dimensi penting yaitu sebagai berikut...

1. Dimensi Realitas adalah mencerminkan kemampuan ideologi untuk mengadaptasika nilai-nilai hidup dan berkembang dalam masyarakat

2. Dimensi Idealisme adalah idealisme yang ada dalam ideologi mampu menggugah harapan para pendukugnya

3. Dimensi Pendukung adalah mencerminkan atau menggambarkan kemampuan suatu ideologi untuk memengaruhi dan menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat.

Ciri-Ciri Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka - Dalam fungsinya sebagai Ideologi, pancasila menjadi dasar seluruh aktivitas bangsa Indonesia. Sehingga pancasila tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ciri-ciri pancasila sebagai Ideologi terbuka adalah sebagai berikut...

 Pancasila mempunyai pandangan hidup, tujuan dan cita-cita masyarakat Indonesia yang berasal dari kepribadian masyarakat Indonesia sendiri.

 Pancasila memiliki tekat dalam mengembangkan kreatifitas dan dinamis untuk mencapai tujuan nasional

 Pengalaman sejarah bangsa Indonesia

 Terjadi atas dasar keinginan bangsa (masyarakat) Indonesia sendiri tanpa dengan campur tangan atau paksaan dari sekelompok orang.

 Isinya tidak operasional

 Dapat menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab sesuai nilai-nilai Pancasila

 Menghargai pluralitas, sehingga diterima oleh semua masyarakat yang berlatakng belakang dan budaya yang berbeda.

Faktor Pendorong Pemikiran Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka -Menurut Moerdiono bahwa terdapat faktor-faktor atau bukti yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai ideologi terbuka antara lain sebagai berikut...

 Proses pembagunan nasional berencana, dinamika mayarakat indonesia yang berkembang sangat cepat. Sehingga tidak semua permasalahan kehidupan dapat ditemukan jawabannya secara ideologis.

(2)

 Pengalaman sejarah politik terhadap pengaruh komunisme sangat penting, karena dari pengaruh ideologi komunisme yang bersifat tertutup, Pancasila pernah merosot dan kaku. Pancasila tidak tampil sebagai pedoman, tetapi sebagai senjata konseptual untuk menyerang lawan-lawan politik. Kebijaksanaan pemerintah disaat itu menjadi absolute. Akibatnya, perbedaan-perbedaan menjadi alasan untuk secara langsung dicap sebagai anti Pancasila.

 Tekad untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Arus globalisasi tidak hanya ditandai dengan adanya pasar bebas, mesin pengeruk uang, serta adanya kecendrungan strata sosial yang kurang merata. Tetapi lebih dari itu, arus globalisasi juga mampu menanamkan benih-benih ideologi yang kurang pantas diserap berdasarkan konteks masyarakat yang ada diberbagai wilayah tertentu. Proses ini bisa terjadi melalui difusi kebudayaan, perebutan hegemoni perekomian baik secara penguatan geopolitik maupun transformasi kebudayaan yang pada akhirnya suatu bangsa akan mengalami kehilangan identitas jati diri bangsanya. Layaknya Indonesia dengan kondisi masyarakat yang pluralitas ternyata mampu mengakomodir kepentingan semua golongan, hal ini berdasarkan adanya konsensus dalam membangun ideologi negara, ideologi itu disebut Pancasila. Pancasila sendiri terlahir adanya semangat nasionalisme yang merupakan cikal bakal adanya semangat untuk membangun bangsa yang satu. Pada dasarnya ideologi pancasila yang kita anut selama ini berdasrkan Demokrasi yang ber-tipologi teosentris bukan pada aspek antroposentrisnya. Tipologi itu berdasarkan azaz-azaz yang termaktub dalam substansi pancasila yakni “Ketuhana yang maha Esa”.

Namun pada akhirnya seiring arus globalisasi yang kian tak terbendung maka benih-benih liberalisasi dan komunisme merambah pada tatanan masyarakat Indonesia baik secara sistemik maupun sistematis. Produk hukum yang dijadikan sebagai sandaran atas kebijakan umum tidak terlepas dari kepentingan asing yang sengaja menancapkan benih-benih ideologisasi pihak asing, sebagai contoh kebijakan privatisasi BUMN, hal ini bertentangan dengan pasal 33 UUD 1945 (Ekonomi kerakyatan) yang konsisten dengan sila ke-5 “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” sebagai respon atas jawaban secara tersurat maupun tersirat penolakan terhadap sistem ekonomi Liberal. Tidak hanya gerak ekonomi pola ideologisasi pun merambah pada tingkah laku masyarakat Indonesia seperti budaya hedonisme, konsumerisme, dan materialisme. Budaya seperti ini jelas sekali bertentangan dengan falsafah pancasila yang dibangun berdasrkan pendekatan teosentris (sila ke-1), sedangkan budaya-budaya konsumerisme, materialisme, hedonisme, atheisme merupakan budaya barat yang diekspor ke berbagai negara-negara dengan memandang kebebasan berekspresi tanpa melalui krtik religi-etik (Antroposentrisme). Dengan adanya gejala tersebut diatas semakin diperlukan sebuah kajian krtis terhadap pancasila sebagai sumber nilai bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Masyarakat kita diharapkan semakin krtis dalam menentukan pilihan-pilhan pandangan hidup, sikap dan gaya hidupnya (Life style) yang selaras dengan nilai-nilai pancasila sebagai prinsip hidup yang kokoh, orientasi hidup yang jelas dalam bersikap dan berprilaku sehingga tidak terombang-ambing mengikuti arus global.

(3)

Jhon Locke (1632-1704) merupakan orang pertama yang meletakan dasar-dasa ideologi liberal. Liberalisme muncul sebagai reaksi terhadap filsafat Filmer yang

mengatakan bahwa setiap kekuasaan bersifat monarki mutlak dan tidak ada yang lahir bebas (Magnis suseno,1994). Dengan kata lain, ciri liberalisme adalah sebagai berikut: 1. Memiliki kecenderungan untuk mendukung perubahan

2. Mempunyai kepercyaan terhadap nalar manusiawi

3. Bersedia menggunakan pemerintah untuk meningkatkan kondisi manusiawi 4. Mendukung kebebasan individu

5. Bersikap ambivalen terhadap sifat manusia (Lyman Tower sargent,1986:96) Walaupun di atas telah disebutkan ciri-ciri liberalisme, kecuali sifat ambivalennya terhadap sifat manusia, namun liberalisme mempunyai kelemahan-kelemahan yakni Liberalisme buta terhadap kenyataan, bahwa tidak semua orang kuat kedudukannya dan tidak semua orang sama cita-citanya. Oleh karena itu, kebebasan yang hampir tanpa batas itu dengan sendirinya dipergunakan oleh individu-individu dan kelompok-kelompok yang kuat untuk semakin memperluas pengaruhnya. Akibatnya tanggung jawab sosial seluruh masyarakat ditolak oleh liberalisme sehingga melahirkan istilah binatang ekonomis. Artinya manusia hanya mementingkan keuntungan ekonomisnya sendiri.

Maka dapat diartikan bahwa hal-hal yang terdapat dalam liberalisme terdapat dalam pasal-pasal UUD 1945, teetapi pancasila menolak liberalisme sebagai ideologi bersifat absolutisasi dan determinasi. Absolutisasi diartikan sebagai adanya proses pemutlakan hal-hal yang pada hakikatnya tidak mutlak. Sedangkan determinasi adalah ajaran bahwa sesuatu itu secara mutlak telah ditentukan dan dibatasi oleh faktor-faktor tertentu.

2. Komunisme

3 ciri negara komunis adalah.

1. Berdasarkan ideologi Marxisme-Leninisme, artinya bersifat materialistis, atheis dan kolektivistik,

2. Merupakan sistem kekuasaan satu partai seluruh masyarakat 3. Ekonomi komunis bersifat etatisme[4]

Ideologi komunisme bersifat absolutisasai dan determinis, karena memberi perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan individu , hak milik pribadi tidak diberi tempat dalam negara komunis. Manusia dianggap sebagai “sekrup” dalam sebuah kolektivitas.[5]

Pancasila sebagai ideologi memberi kedudukan yang seimbang kepada manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Pancasila bertitik tolok dari pandangan bahwa manusia secara kodrati bersifat monopluralis[6], manusia secara kodrati terdiri dari susunan kodrat, sifat kodrat dan kedudukan kodrat yang harus diwujudkan secara seimbang

3. Pancasila

Soeryanto poespo wardojo, mengemukakan bahwa pancasila sebagai orientasi kemanusiaaan , bila dirumuskan negatif antara lain:

Pancasila bukan Materialisme

Erik Fromm mengatakan bahwa dalam masyarakat modern, manusia telah teralienasi (terasing) dari diri sendiri dan lingkungannya. Manusia tidak bebas, karena harus tunduk pada irama kehidupan.

Pancasila bukan pragmatisme

(4)

yang bernilai pada dirinya sendiri (intrinsik) dan tidak boleh direduksikan ke bawah kriteria manfaat atau kegunaan saja.

Pancasila bukan spiritualisme

Faham ini ternyata dalam telah dipakai untuk untuk melegitimasi tindakan otoriter dan tidak demokratis dari penguasa.

Sedangkan jika dirumuskan positif pancasila mempunyai ciri-ciri Integral

Dalam arti Pancasila mengajarkan ajaran kemanusiaan yang integral. Manusia adalah individualitas dan sekaligus sosialitas yang dimana manusia itu memiliki masing-masing otonom dan korelatif.

Religius

Merupakan hal berkaitan dengan yang adikodrati[9], yang bersifat supranatural dan transendental. Dengan demikian faham kemanusiaan yang humanisme-religius. Mengingkari Tuhan sebagai pencipta berarti mengingkari eksistensi dirinya sendiri. Pancasila dengan sendirinya menolak ateisme dan buka pula negara agama (teotokrasi) sekaligus bukan pula negara sekuler.

Etis

Yaitu filsafat yang berkaitan dengan tindakan manusia yang dapat dikenal ukuran baik buruknya.

Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Besar Lainnya di dunia. Pada awalnya secara kausalitas bersumber dari nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yaitu adat istiadat ,serta dalam agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan negara. Oleh karena itu, ideologi Pancasila, ada pada kehidupan bangsa dan terlekat pada kelangsungan hidup bangsa dalam rangka bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.

Sebelum era reformasi di tanah air kita ,dalam proses perjuangan MELAWAN kolonialisme terjadi penyerapan berbagai wawasan ideologi lain yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila yang telah disepakati para pemimpin gerakan kebangsaan Indonesia. Berbagai ideologi yang ada sebelum Orde Baru, antara lain sebagai berikut:

1. Ideologi Sosialis sebagai ideologi, telah lama berkembang sejak ratusan tahun yang lalu. Sosialisme sendiri berasal dari bahasa Latin yakni socius (teman). Jadi sosialis merujuk kepada pengaturan atas dasar prinsip pengendalian modal, produksi dan kekayaan oleh kelompok.

Istilah sosialisme pertama kali dipakai di Perancis pada tahun 1831 dalam sebuah artikel tanpa judul oleh Alexander Vinet. Pada masa ini istilah sosialisme digunakan untuk pembedaan dengan indvidualisme, terutama oleh pengikut-pengikut Saint-Simon, bapak pendiri sosialisme Perancis. Saint-Simon lah yang menganjurkan pembaruan pemerintahan yang bermaksud mengembalikan harmoni pada masyarakat

(5)

membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata. Ideologi Komunis bersifat absolutisasi dan determinisme, karena memberi perhatian yang sangat besar kepada kolektivitas atau masyarakat, kebebasan individu, hak milik pribadi tidak diberi tempat dalam Negara Komunis. Manusia dianggap sebagai “sekrup” dalam sebuah kolektivitas.

3. Ideologi Liberal Ajaran liberal bertitik tolak dari paham individualisme (perorangan) yang mendasarkan hak dan kebebasan individu, yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat di ganggu siapapuun. Paham liberalisme tidak sesuai dengan pancasila yang memandang manusia sebagai makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan bermasyarakat wajib menyelaraskan kepentingan pribadinya dengan kewajibannnya terhadap masyarakat. Pancasila adalah paham integralistik atau kekeluargaan sehingga menolak individualisme.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pemilihan anggota DPR dan DPRD digunakan sistem proporsional dengan stelsel daftar terbuka sehingga pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung

PERBANDINGAN FORCE DAN KNEE ANGULAR VELOCITY JANGKAUAN SERANG ANTARA ATLET UKM UPI DAN ATLET KOTA BANDUNG CABANG OLAHRAGA ANGGAR JENIS SENJATA FLORET. Universitas Pendidikan

17) Pemilih menentukan pilihan dengan cara mencoblos salah satu calon Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum IMTEK Politeknik STMI Jakarta pada kertas suara yang

 Siswa mampu mengaitkan konsep sistem persamaan linear dua variabel dengan konsep matematika yang lain yang mendukung dalam menintegrasikan unit- unit yang

tersebut dinyatakan berdasarkan pernjelasan Syaodih (2008, hlm. 53) bahwa penelitian kuantitatif merupakan “desain penelitian yang dilakukan dengan menggunakan

Persentase yang tinggi dalam komponen non-resistant menggambarkan bahwa keempat logam tersebut sebagian besar berasal dari kegiatan manusia (antropogenik) dan

Penelitian terkait proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal pada materi.. sistem persamaan linear dua variabel untuk menjembatani guru

Dan Atlet Kota Bandung Cabang Olahraga Anggar Jenis Senjata Floret ”. Rumusan