• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Gaya 'Ganguro' Dengan Konsep Kecantikan Tradisional (Geisha).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Gaya 'Ganguro' Dengan Konsep Kecantikan Tradisional (Geisha)."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

芸者

顔黒

比較分析

タキ

教大学

文学部

日本文学科

(2)
(3)

Universitas Kristen Maranatha

芸者に 象徴 伝統的 美容 顔黒 表現 特殊

着飾 形に 大 違い あ 本論文 芸者 顔黒 髪形 化粧

方 服 着 方 話 方 違 い 分 析 あ 分 析 に あ

比較記述文法 使う に

本論

文字通 に見 芸者 芸 者 日本 伝統的 芸

あ 芸 者 4 年 前 に 現 わ に 女 性 職 業 一種

い ゅ あ

昔 芸者 花魁 同儀 思わ 芸者 花魁 日本

女性 美容 力能 象徴 い あ 女性に 芸者 伝統

的 女性 象徴 あ 女性 芸者 化粧

方 顔や首 白 現割 あ 飾

あ 着物に 女性 見 あ 芸者 日本 伝統的 美

容 象 徴 四 要

ゅう う

要 素 あ 髪 形 着 物 着 方

化粧 方 生活 方 あ

一 目

芸者 自分 好 うに形付け うに髪

長 あ 芸者 髪 結い方複雑 結う に時間 長

(4)
(5)
(6)

Universitas Kristen Maranatha

一方 話 方に い 顔黒 常に黄色い声う 出 話 芸

者 敬語 使い,穏 に話 あ 芸者 違 顔黒 卑言

い ん

使う

あ 独特 言葉 持 い いう 両者 共

通点 あ 記 比較 XUEXIN LIU 作 調査 筆者 作

ア ケー 調査 結果 一般に日本人 顔黒 生 方に対 友対 芸者

生 方に質問 あ 顔黒 年 年に け 流行

い 現在 う い あ

結論 ろん

芸者 顔黒 比較分析 結果 結論 引 出

今にい 芸者 日本 伝統的 美 あ 見 一方 顔

黒 年 年に け 流行 い 一時 美 象徴に

い あ 芸者 文化価値

高い あ 顔黒 文化価値

(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….………...…i

DAFTAR ISI………..iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah……….1

1.2Pembatasan Masalah………...4

1.3Tujuan Penelitian………5

1.4Metodologi Penelitian……….5

1.5Organisasi Penulisan………..10

BAB II KONSEP KECANTIKAN TRADISIONAL (GEISHA) 11

2.1 Gaya Rambut Geisha……….14

2.2 Cara Berpakaian Geisha………16

2.3 Make-up Geisha.………19

2.4 Gaya Hidup Geisha………22

BAB III GANGURO DENGAN KONSEP KECANTIKAN TRADISIONAL (GEISHA) 25

3.1 Ganguro……….………..25

3.2 Pandangan Terhadap Ganguro………….………...29

3.3 Gaya Rambut Ganguro……….………...35

3.4 Cara Berpakaian Ganguro……….………..41

(8)

Universitas Kristen Maranatha 3.6 Gaya Hidup Ganguro ... 52 BAB IV KESIMPULAN ... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

SINOPSIS

(9)
(10)
(11)

ン 意見

月 日 年

前 Saitou Taishi 男 歳

出身 山形

職業 学生

1. ン う思う

a. いい 思いま

2. ン タイ 好

a. いいえ 見 ふ う ほう いい

3. ン タイ 日本 文化 う思いま

a. 文化 い 気持 表 い 目立 い

4. ン 日本

a. いいえ

5. ン 髪型 時代 い い ま

a. 早 い い

6. ン 髪型 芸者 髪型 う いい

a. 伝統的 ほう いい

7. ン 化粧 芸者 化粧 う いい

a.

8. ン ァ ョン 芸者 着物 う いい

a.

9. ン 生活様式 日本社会 中 特別 特徴 あ ま

a. 思いま

10. ン 生活様式 日本 思想 自由 国 表 ま

(12)

ン 意見

5月 23日 2008年 前 Hirose Kenta (男) 20歳

出身 新潟

職業 学生

1. ン う思う

a. あま 好 い 普通 ほう いい

2. ン タイ 好

a. いいえ い 思わ い

3. ン タイ 日本 文化 う思いま

a. 文化 思わ い

4. ン 日本

a. い

5. ン 髪型 時代 い い ま

a. 早 い

6. ン 髪型 芸者 髪型 う いい

a. 伝統的 ほう いい

7. ン 化粧 芸者 化粧 う いい

a.

8. ン ァ ョン 芸者 着物 う いい

a. 服 伝統的 ほう いい

9. ン 生活様式 日本社会 中 特別 特徴 あ ま

a. い

10. ン 生活様式 日本 思想 自由 国 表 ま

(13)

ン 意見

月 日 年

前 Oohashi Kazuki 男 歳

出身 新潟

職業 学生

1. ン う思う

a. 変 思いま

2. ン タイ 好

a. いいえ 好 い

3. ン タイ 日本 文化 う思いま

a. 文化 いうま い

4. ン 日本

a. そ う

5. ン 髪型 時代 い い ま

a. い

6. ン 髪型 芸者 髪型 う いい

a. 芸者 いい

7. ン 化粧 芸者 化粧 う いい

a.

8. ン ァ ョン 芸者 着物 う いい

a.

9. ン 生活様式 日本社会 中 特別 特徴 あ ま

a. あ ゅう い

10. ン 生活様式 日本 思想 自由 国 表 ま

(14)

ン 意見

5月 23日 2008年 前 Sakai Mako (女) 歳

出身 新潟

職業 学習補助員

1. ン う思う

a. い 人 う

2. ン タイ 好

a. いいえ 好 い

3. ン タイ 日本 文化 う思いま

a. 一応文化 日本 生ま

4. ン 日本

a. 一応 今減

5. ン 髪型 時代 い い ま

a. う いませ

6. ン 髪型 芸者 髪型 う いい

a. 伝統的 ほう いい

7. ン 化粧 芸者 化粧 う いい

a. 伝統的 ほう いい

8. ン ァ ョン 芸者 着物 う いい

a. 伝統的 ほう いい

9. ン 生活様式 日本社会 中 特別 特徴 あ ま

a. あま そう 思いませ

10. ン 生活様式 日本 思想 自由 国 表 ま

(15)

ン 意見

月 日 年

前 Nii Dakaori 女 歳

出身 新潟

職業 学生

1. ン う思う

a. いい 思いま

2. ン タイ 好

a. いいえ 自分 く い

3. ン タイ 日本 文化 う思いま

a. 一 い いま

4. ン 日本

a. そ い 思いま

5. ン 髪型 時代 い い ま

a. い

6. ン 髪型 芸者 髪型 う いい

a. 伝統的ほう いい

7. ン 化粧 芸者 化粧 う いい

a.

8. ン ァ ョン 芸者 着物 う いい

a.

9. ン 生活様式 日本社会 中 特別 特徴 あ ま

a. あ ま

10. ン 生活様式 日本 思想 自由 国 表 ま

(16)

ン 意見

7月 21日 2008年 前 Ito Kevin 男 28歳

出身 大阪

職業 会社員

1. ン う思う

a. 怖い 好 い

2. ン タイ 好

a. いいえ

3. ン タイ 日本 文化 う思いま

a. いいえ

4. ン 日本

a. い いま

5. ン 髪型 時代 い い ま

a. い

6. ン 髪型 芸者 髪型 う いい

a. 芸者 いい

7. ン 化粧 芸者 化粧 う いい

a.

8. ン ァ ン 芸者 着物 う いい

a.

9. ン 生活様式 日本社会 中 特別 特徴 あ ま

a. い あ ま

10. ン 生活様式 日本 思想 自由 国 表 ま

(17)

Universitas Kristen Maranatha 1

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara Jepang sampai sekarang masih memegang kuat budaya tradisional yang ditinggalkan oleh para leluhur atau nenek moyangnya. Meskipun telah mengalami kekalahan dalam perang dunia ke-2 tetapi Jepang sanggup bangkit dalam kurun waktu yang singkat dan menjadi salah satu negara paling maju dalam hal teknologi maupun perekonomian. Dengan komitmen yang pantang menyerah dan hidup yang penuh prinsip, seperti yang tercermin dalam bushido. 1 Jepang sanggup mempertahankan budaya-budaya atau adat-istiadat dan tidak lupa juga dalam hal memajukan perekonomian dan teknologi, meskipun kadang-kadang pemikiran modern bertentangan dengan kebudayaan tradisional. Sebelum mengenal lebih dalam tentang budaya Jepang, pertama-tama harus mengenal terlebih dahulu arti dari kebudayaan itu sendiri.

Menurut Williams dalam buku Cultural Studies, kata culture (kebudayaan) pertama kali muncul sebagai kata benda, yaitu “cultivation” (pembudidayaan), yang berkaitan dengan proses pertumbuhan tanaman pangan. Selanjutnya, gagasan pembudayaan itu mengalami perluasan makna sehingga mencakup hal yang berhubungan dengan jiwa manusia atau “roh” yang memunculkan ide tentang orang

1

(18)

Universitas Kristen Maranatha 2

yang berbudi daya (cultivated) atau berbudaya (cultured). Pada abad ke-19 muncul definisi yang lebih antropologis yang memandang kebudayaan sebagai “ keseluruhan cara hidup yang khas” dengan penekanan pada pengalaman sehari-hari.2 Sementara arti dari budaya tradisional adalah sikap dan cara berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun.3

Salah satu contoh budaya tradisional Jepang yang banyak dikenal oleh

masyarakat adalah 芸 者 geisha (seniman penghibur). Geisha sendiri dianggap

menjadi suatu lambang kecantikan dalam diri wanita Jepang yang mengenakan

kimono sambil membawa payung yang terbuat dari bambu serta pada bagian muka

sengaja diputihkan, alis mata dibentuk tipis, bagian mulut separuh dicat merah tua supaya lebih terlihat menarik dan pada bagian rambut disisir seperti bentuk persik.

Geisha seakan-akan memiliki ciri khas tradisional seorang wanita Jepang. Pada saat

perang dunia ke-2, geisha tercantik diberi tugas untuk menemani pahlawan kamikaze sebelum berperang dengan maksud memberikan dukungan pada para pahlawan-pahlawan kamikaze.4 Kamikaze yaitu angin dewa atau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan pasukan berani mati, ditujukan bagi tentara Jepang pada waktu perang dunia ke-2 yang bertindak sangat berani dengan cara menyerang atau menabrakkan kapal bermuatan bom yang dikendalikannya sendiri kepada kapal perang atau pesawat tempur Amerika. Hal itu dilakukan karena pasukan kamikaze

2

Chris Barker, 2000, Cultural Studies : Theory and Practice, London, SAGE Publications, hal 20-21

3

(19)

Universitas Kristen Maranatha 3

tidak mau menyerah kepada pihak musuh walaupun dalam keadaan bahaya atau dalam posisi terdesak dalam medan perang.5

Geisha biasanya memakai kimono,sebagai pakaian tradisional Jepang. Menurut

pandangan orang barat dalam buku yang dikarang oleh Sumiko Iwao, tertulis bahwa kecantikan seorang wanita Jepang dapat dilihat ketika wanita tersebut memakai

kimono, membawa payung yang terbuat dari bambu dan berjalan sambil menunduk

berada dibelakang suaminya.6

Seiring dengan perkembangan zaman, simbol kecantikan wanita Jepang yang dilambangkan oleh seorang geisha mulai berubah. Kebebasan pengekspresian diri dalam gaya berdandan dilakukan oleh anak-anak muda di daerah Tokyo di kawasan Harajuku, yang dikenal dengan Harajuku Style, Harajuku Street, Iketeru Harajuku, (Gaya Harajuku). Lambat laun pengekspresian gaya ini telah mengubah simbol kecantikan tradisi wanita Jepang yang dulu dilambangkan oleh geisha. Selain Harajuku Style atau Gaya Harajuku yang terkenal, masih ada sebuah tren yang fenomenal antara akhir tahun 1990 sampai dengan awal tahun 2000 di kalangan anak

muda terutama para wanita muda atau anak SMA. Tren tersebut disebut dengan 顔黒

ganguro (orang bermuka hitam). Ganguro adalah komunitas yang memiliki ciri-ciri

yang secara menyeluruh atau sebagian dari badan mereka sengaja dihitamkan terutama pada bagian muka, dan rambut yang dicat umumnya berwarna pirang, tetapi

5

Drs. Sudjianto, M. Hum, 2002, Kamus Istilah masyarakat dan Kebudayaan Jepang, Kesaint Blanc, hal 38

6

(20)

Universitas Kristen Maranatha 4

terdapat juga beberapa warna lain seperti coklat kegelapan. Eyeliner berwarna hitam dan putih, bulu mata palsu, sepatu platform, dan pakaian berwarna terang.

Dengan konsep kecantikan tradisional yang dilambangkan oleh geisha serta cara dandan maupun cara berpakaian yang tidak biasa yang dilambangkan oleh ganguro, penulis melihat adanya perbedaan yang sangat mencolok pada kedua ikon tersebut, sehingga penulis ingin membandingkan kedua simbol tersebut dari segi gaya rambut, cara memakai kosmetik, pakaian, maupun gaya bicara. Penulis juga mendapatkan data yang berupa hasil sebuah kuisioner yang dilakukan oleh seorang mahasiswa yang berasal dari Spelman College. Spelman College sendiri adalah sebuah perguruan tinggi perempuan yang letaknya di Atlanta. Dengan mensurvei mahasiswa dari Tokyo University berjumlah 28 orang, terdiri dari 19 orang pria dan 9 orang wanita, lalu dari Kyoritsu Women’s University, dengan mensurvei 38 orang.7

Penelitian ini meneliti beberapa dugaan bahwa ganguro dengan cara berdandan dan berpakaian yang tidak umum sangat bertolak belakang dengan konsep kecantikan tradisional wanita Jepang. Dugaan lain juga mengatakan bahwa dengan gaya seperti ini para ganguro ingin mencari identitas atau jati diri sebenarnya karena selama ini para wanita di Jepang selalu dianggap lemah oleh dunia luar.8

7 Southeast Conference of the Association of Asian Studies, SEC/AAS, 2005,

http://www.Japaneselifecultural.co.jp

8

(21)

Universitas Kristen Maranatha 5

1.2 Pembatasan Masalah

Penulis akan membatasi pembahasan seputar konsep berdandan ala ganguro dan konsep kecantikan tradisional Jepang yang dilambangkan oleh geisha, juga penulis akan mengulas mengenai gaya bicara yang ditampilkan oleh keduanya.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui perbedaan konsep kecantikan ganguro dan konsep kecantikan tradisional Jepang yang diwakili oleh

geisha dengan menggunakan metode deskritif komparatif.

1.4 Metodologi Penelitian

(22)

Universitas Kristen Maranatha 6

Pengertian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penyelidikan demikian, metode penyelidikan deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif.9

Telah dikatakan bahwa bentuk-bentuk metode ini banyak. Namun, ada sifat-sifat tertentu yang pada umumnya terdapat dalam metode deskriptif sehingga dapat dipandang sabagai ciri, yakni bahwa metode ini :

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa.10

Salah satu jenis dan pelaksanaan metode deskriptif yaitu studi komparatif. Arti kata komparatif adalah bersifat perbandingan atau menyatakan perbandingan.11 Sedangkan menurut kamus besar bahsa Indonesia arti kata komparatif yaitu berkenaan atau berdasarkan perbandingan.12

Penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisa tentang perhubungan-perhubungan sebab akibat, yakni dengan meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan

9

Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed, 1998, Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode dan Teknik), Edisi Kedelapan, Tarsito, hal 139

10

Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed, 1998, Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode dan Teknik), Edisi Kedelapan, Tarsito, hal 140

11 Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, 1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Pustaka

Sinar Harapan, hal 708

12

(23)

Universitas Kristen Maranatha 7

membandingkan satu faktor dengan yang lain, adalah penyelidikan yang bersifat komparatif.

Studi komparatif mempunyai pula kelemahan-kelemahan tertentu, diantaranya ialah tidak mudahnya senantiasa mengenal faktor-faktor penyebab atau terutama pada suatu penyelidikan dimana banyak kemungkinan terdapat saling pengaruh antara banyak faktor atau kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh faktor tertentu yang sulit diketahui atau karena situasi yang dihadapi terlalu terbatas untuk memperoleh data yang secukupnya.13

Menurut Sudrajat, penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan suatu sifat yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan tentang objek tertentu, manusia, kondisi, sistem dan sebagainya. Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut. Penelitian deskriptif dapat bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tersebut. Deskriptif menjelaskan berbagai informasi dari data yang didapat secara kritis dan didukung oleh analisa-analisa ekonomi, sosial, serta budaya. Deskriptif membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah

13

(24)

Universitas Kristen Maranatha 8

tertentu. Metode deskriptif dirumuskan untuk menentukan titik peluang, atau dirumuskan untuk menjawab pertanyaan taksiran.

Hal ini ditegaskan pula oleh Surakhmad yang mengatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat dan sistematis tentang fenomena yang diteliti, lalu dianalisis dan diinterprestasikan. Penyelidikan deskriptif berusaha mencari pemecahan masalah melalui analisis hubungan sebab akibat, yakni meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki, dan membandingkan satu faktor dengan faktor yang lain adalah penyelidikan yang bersifat komparatif.

Pelaksanaan metode deskriptif melibatkan penyelidikan perpustakaan. Kaedah penyelidikan di perpustakaan yang digunakan melibatkan penelitian bahan penyelidikan, termasuk juga bahan-bahan yang diterbitkan dan tidak diterbitkan. Bahan yang diterbitkan termasuk buku, majalah, surat kabar, buletin, dan lain-lain. Bahan-hahan yang tidak diterbitkan antara lain kertas-kertas seminar, laporan penyelidikan, serta maklumat yang berkaitan dengan tujuan penelitian juga turut dikutip.

Kata komparatif memiliki makna yaitu bersifat perbandingan atau menyatakan perbandingan. 14 Ataupun dengan arti lain yaitu berkenaan atau berdasarkan perbandingan.15

14 Prof. Dr. JS. Badudu dan Prof. Sutan Mohammad Zain, 1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Pustaka

Sinar Harapan, hal 708

15

(25)

Universitas Kristen Maranatha 9

Metodologi komparatif adalah menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen, dilakukan dengan pengamatan terhadap data dan faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai perbandingan.

Metode komparatif adalah memberi jawaban terhadap permasalahan yang bersifat membedakan. Menurut Moh.Nazir,Ph.D metode komparatif adalah metode penelitian yang mencari jawaban dasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisa sebab-sebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.16 Metode komparatif adalah metode yang bersifat ex past facto, yaitu data dikumpulkan setelah semua kejadian telah berlangsung.17

Penelitian komparatif ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan akibat yang ada, mencari kembali fakta yang

mungkin menjadi penyebab melalui data tersebut. Langkah pokok :

A. Mendefinisikan masalah. B. Melakukan telaah pustaka. C. Merumuskan hipotesis.

D. Merumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis serta prosedur yang akan digunakan.

E. Menyusun rancangan cara pendekatannya :

16

Moh. Nazir, Ph.D, 1988, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia, hal 68

17

(26)

Universitas Kristen Maranatha 10

1. Memilih subyek-subyek yang akan digunakan serta prosedur yang akan digunakan.

2. Memilih teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan data. 3. Menetukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas,

sesuai dengan tujuan studi.

F. Mencari validitas teknik untuk pengumpulan data dan mengintepretasikan hasilnya dalam cara yang jelas dan cermat.

G. Mengumpulkan, menganalisis, dan mengolah data.

1.5 Organisasi Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis akan menguraikannya dalam IV Bab. Hal ini bertujuan supaya menghasilkan karya tulis yang sistematis.

Pada bab I ini penulis akan menguraikan masalah yang akan menjadi latar belakang penulisan dan karya ilmiah ini, pembatasan masalah, tujuan penelitian ini dilakukan, metode penulisan dan diakhiri dengan organisasi penulisan.

Pada bab II penulis akan membahas tentang konsep kecantikan tradisional (geisha), yang dapat dilihat dari empat faktor yaitu : gaya rambut, cara berpakaian,

make-up serta gaya hidup.

Pada bab III ini, penulis akan membahas tentang ganguro dengan konsep kecantikan tradisional (geisha).

(27)

Universitas Kristen Maranatha

58

BAB IV

KESIMPULAN

Pada bab ini penulis akan menyimpulkan hasil analisis perbandingan gaya

ganguro dengan konsep kecantikan tradisional (geisha). Adapun tujuan penulis

dalam menganalisis perbandingan pada kedua gaya tersebut adalah untuk

mengetahui persamaan dan perbedaan apa saja yang terdapat dalam ganguro

dengan geisha.

Setelah penulis melakukan wawancara terhadap orang Jepang, penulis

memahami bahwa geisha tetap dianggap sebagai simbol kecantikan wanita Jepang

hingga saat ini, sedangkan ganguro sempat menjadi simbol kecantikan namun

dalam waktu yang relatif singkat yaitu pada tahun pertengahan 1990 sampai

dengan awal 2000. Dan penulis menarik kesimpulan bahwa geisha merupakan

bagian dari high culture (budaya tinggi) yaitu budaya yang memiliki kualitas

norma sangat tinggi dalam kecantikan, sedangkan ganguro merupakan bagian dari

low culture (budaya rendah) yaitu budaya yang memiliki kualitas norma yang

rendah dalam kecantikan. Alasan penulis menarik kseimpulan ini berdasarkan

data wawancara bahwa geisha hingga saat ini masih dipandang oleh masyarakat

Jepang sebagai simbol kecantikan sedangkan ganguro sempat dianggap simbol

kecantikan oleh sebagian anak muda terutama para wanita muda atau anak SMA

walaupun hanya dalam waktu yang singkat.

Beberapa unsur yang menjadi pembuktian bahwa terdapat persamaan

antara gaya ganguro dengan konsep kecantikan tradisional (geisha) adalah gaya

(28)

Universitas Kristen Maranatha

59

Unsur pertama yaitu gaya rambut, penulis menemukan persamaan dalam

hal gaya rambut antara ganguro dengan geisha yaitu baik ganguro maupun geisha

umumnya berambut panjang meskipun ada sebagian yang memakai wig (rambut

palsu) rambut panjang untuk tetap kelihatan berambut panjang. Hal ini

menyebabkan rambut panjang tetap sebagai salah satu bagian kecantikan sehingga

sampai saat ini masih dipertahankan oleh kebanyakan wanita-wanita di Jepang.

Unsur kedua yaitu cara berpakaian, penulis menemukan beberapa

persamaan yang terdapat dari cara berpakaian antara ganguro dengan geisha.

Kedua simbol ini sama-sama membutuhkan biaya yang sangat besar dalam hal

berpakaian. Ini dapat dilihat dari ganguro yang selalu menggunakan

barang-barang branded (merek-merek terkenal). Sedangkan geisha selalu mengenakan

kimono dengan kualitas kain sutera terbaik yang membuat kimono ini memiliki

nilai jual yang sangat tinggi. Selain hal ini, terdapat satu hal lagi yang menjadi

persamaan antara gaya berpakaian ganguro dan geisha yaitu memiliki ciri khas

dalam berpakaian, yaitu ganguro yang selalu identik dengan pakaian warna terang

sedangkan geisha selalu identik dengan kimono.

Unsur ketiga yaitu cara make-up, penulis menemukan bahwa baik ganguro

maupun geisha memiliki gaya make-up yang tidak lazim dalam masyarakat

Jepang. Jika ganguro sengaja menghitamkan wajahnya sedangkan geisha sengaja

membuat wajahnya terlihat seputih mungkin. Hal ini sulit ditemukan dalam

kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari.

Dan unsur yang terakhir yaitu gaya hidup, penulis menemukan beberapa

(29)

Universitas Kristen Maranatha

60

memiliki bahasa yang hanya dipakai oleh kalangan mereka dan mereka

sama-sama memiliki keahlian dalam hal menari.

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun interaksi sosial Subjek I, IV dan V cenderung rendah, serta cenderung menyerang orang yang berbeda dengan dirinya, Subjek I dan V memiliki hubungan baik

1) Penggundulan hutan yang mengakibatkan debit dasar sungai (base flow) di musim kemarau menjadi menurun. 2) Meningkatnya erosi dan sedimentasi di sungai, sebagai akibat

• Sewaktu memesan part pengganti untuk selang bahan bakar, selang pemakaian umum dan selang vinyl yang standard, pakailah nomor part borongan yang dicantumkan pada parts

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini kemudian dikembangkan dengan tujuan untuk mengusulkan model baru sebagai prediksi nilai saham menggunakan metode gabungan

Minyak bekas juga mempunyai mempunyai kandungan trigliserida yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan asam lemak dan gliserol melalui reaksi

Jumlah kutu daun pada masing-masing varie- tas pisang menunjukkan bahwa pada beberapa varietas pisang kutu daun tersebut juga berkembang biak se- mentara pada

Fasal 72 bertujuan untuk mengadakan peruntukan bahawa mana-mana orang yang telah didapati bersalah melakukan mana-mana kesalahan di bawah seksyen 71 dan menyebabkan apa-apa

Hasil persilangan sesama strain N yang menghasilkan nisbah kelamin 1:1 pada penelitian ini dapat diterima karena secara normal, 50% anakan dari persilangan