• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP KUALITA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP KUALITA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN IFRS TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

(Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)

Ususlan Penelitian ini Untuk mememnuhi Tugas

Metedeologi Penelitian

Program Studi Akuntansi

Disususn Oleh : MOCHAMMAD RIZALTI

NIM : 31401204440

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEMARANG

(2)

DAFTAR ISI

2.1 IFRS (International Financial Reporting Standar)...7

2.2 Laporan Keuangan...11

3.7.2 Regresi Linier Sederhana (Single Regresion)...21

3.7.3 Uji Hipotesis...21

3.7.3.1 Uji t (Pengujian Koefisien Regresi Parsial)...21

3.7.3.2 Uji F (Pengujian Arti Keseluruhan Regresi)...21

3.7.3.3 Uji Determinasi (Uji R2)...22

Daftar Pustaka...23

(3)
(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuanagan, kinerja serta perubahan posisi suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, sedangkan tujuan yang bersifat umum dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang bermanfaat bagi investor, calon investor, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya.

Kualitas laporan keuangan yang baik menurut PSAK harus memiliki sembilan karakteristik. Berikut karakteristik laporan keuangan dilihat dari segi kualitas berdasarkan Panduan Standar Akuntansi (PSAK), pertama yaitu dapat dipahami. Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dipahami oleh pemakainya. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

Kedua laporan keuangan tersebut relevan. Agar laporan keuangan bermanfaat, informasi di dalamnya harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi di dalam laporan keuangan memilki kualitas relavan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

(5)

Keempat yaitu keandalan. Informasi memilki kualitas yang handal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat dihandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan secara wajar diharapkan dapat di sajikan.

Kelima yaitu laporan keuangan yang penyajiannya jujur. Informasi keuangan di laporan keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari pada apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena kesenjangan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasikan transaksi serta pristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuai dengan makna transaksi dan pristiwa tersebut.

Keenam yaitu substansi menungguli bentuk. Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta pristiwa lain yang seharusnya disajikan, peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukum.

Ketujuh yaitu netralitas. Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.

Kedelapan yaitu laporan keuangan yang dipertimbangkan secara sehat. Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidak pastian suatu peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dengan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul.

Dan yang terakhir adalah kelengkapan. Agar dapat diandalkan,informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.

(6)

dikeluarkan oleh ikatan akuntansi indonesia (IAI). IAI adalah organisasi profesi akunan yang ada di indonesia.

Dari revisi tahun 1994 IAI telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar PSAK dengan International Financial Reporting standard (IFRS). Harmonisasi yang telah dilakukan kemudian dirubah menjadi adopsi dan terakhir adopsi tersebut ditunjukan dalam bentuk konvergensi terhadap international financial reporting standard (IFRS).Program konvergensi ini dilakukan oleh IAI dengan melakukan adopsi penuh terhadap IFRS dan IAS. Indonesia merupakan negara yang masih dalam tahap transisi pada peraturan IFRS. Program konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada Desember 2007.Pemerintah Indonesia sangat mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS. Hal ini sejalan dengan kesepakatan antara negara-negara yang tergabung dalam G20 yang salah satunya adalah untuk menciptakan satu set standar akuntansi yang berkualitas yang berlaku secara internasional. IFRS merupakan jawaban atas kebutuhan standar yang dapat dibandingkan dengan negara lain, SAK Indonesia merupakan SAK lokal yang sulit untuk dibandingkan dengan SAK negara lain.

(7)

standar yang baru (IFRS) tidaklah mudah perubahan ini akan berdampak secara keseluruhan terhadap kegiatan perusahaan termasuk juga jumlah laba yang dihasilkan menurut catatan pada laporan keuangan setelah menggunakan standar IFRS.

Hasil penelitian Daske dan Gunther (2006) menyatakan bahwa pengapdopsian IFRS meningkatkan kualitas financial statement. Butler et al. (2004) mengatakan bahwa earning

management pada laporan keuangan dapat diidentifikasi dengan menggunakan rasio kunci yakni seperti gearing dan likuiditas, dan penerapan standar IFRS pada item laporan keuangan ini dapat mengurangi tingkat earning management. Barth et al. (2008) meneliti kualitas akuntansi sebelum dan sesudah dikenalkannya IFRS dengan menggunakan sampel sebanyak 327 perusahaan di 21 negara (dari 1896 perusahaan yang diobservasi) yang telah mengadopsi IAS secara sukarela antara tahun 1994 dan 2003. Dalam penelitian ini ditemukan bukti bahwa setelah diperkenalkannya IFRS, tingkat manajemen laba menjadi lebih rendah, relevansi nilai menjadi lebih tinggi, dan pengakuan kerugian menjadi semakin tepat waktu, dibandingkan dengan masa sebelum transisi di mana akuntansi masih berdasarkan local GAAP.

Berdasarkan uraian di atas masalah dalam penelitian ini adalah,bagaimana pengaruh penerapan IFRS di Indonesia terhadap laporan keuangan.Jermakowijecz dalam Situmorang (2011) menyatakan bahwa pengadopsian terhadap IFRS berpengaruh terhadap aspek aspek pengukuran item pelaporan keuangan seperti net income dan equity.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang di timbulkan oleh perubahan standar akuntansi lokal menjadi standar akuntansi Internasional yaitu IFRS dan pengaruh seperti apa yang di timbulkan,apakah baik atau buruk bagi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Dewan Konsultatif SAK dan Dewan SAK sejak tahun 2012 menerapkan standar akuntansi yang mendekati konvergensi penuh kepada IFRS.Indonesia saat ini telah mewajibkan perusahaan perusahaan mengacu pada IFRS dan meninggalkan standar akuntansi keuangan lokal.

(8)

standar mengharuskan perusahaan melakukan review atas penggunaan estimasi pada tanggal pelaporan untuk menguji apakah astimasi yang dilakukan masih valid untuk digunakan.

S O P akuntansi harus memasukkan prosedur untuk melakukan review untuk mengadopsi ketentuan dalam standar tersebut.Ada juga standar yang mengharuskan perusahaan merubah sistem akuntansinya,sehingga diperlukan perubahan sistem komputer yang digunakan perusahaan.PSAK terkait instrumen keuangan mengharuskan perusahaan mengukur penurunanaset keuangan berdasarkan bukti obyektif aset tersebut. Biaya yang terkait denganperolehan aset keuangan dalam bentuk pinjaman harus dikapitalisasi menambahnilai aset dan mempengaruhi tingkat suku bunga efektif dari pinjaman tersebut.Pengungkapan tentang risiko aset keuangan harus diun gkapkan dalam laporankeuangan. Untuk dapat menerapkan standar tersebut perusahaan harus merubahsistem dalam perusahaan sehingga data-data yang diperlukan tersedia.

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di tarik rumusan masalah sebagai berikut :

 Apakah penerapan IFRS berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas laporan keuangan ?

1

.

3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Penerapan IFRS di Indonesia berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan.

1. 4 Manfaat Penelitian

Penelitia ini diharapkan dapat memberikan manfaat,antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi dan referensi dalam penelitian di bidang Akuntansi khususnya dalam bidang keuangan,bagaimana meyusun laporan keuangan yang sesuai dengan IFRS.Selain itu,dapat menjadi pembelajaran bagi perusahaan perusahaan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi pembelejaran dalam

membuat laporan keuangan yang sesuai dengan IFRS.

(9)

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis.

c. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi yang bermanfaat

dan dapat menjadi bahan kajian yang lebih mendalam bagi para peneliti

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 IFRS (International Financial Reporting Standar)

PSAK secara bertahap telah berubah mengikuti Standart Pelaporan Keuangan International (International Financial Reporting Standart/IFRS) dan Standart Akuntansi International (International Accounting Standart/IAS) mulai tahun 2008 s.d 2011. Penerapan PSAK revisi ini secara dini dalam akuntansi perusahaan dan pendidikan sangat dianjurkan, karena pada tanggal 1 januari 2012 semua PSAK baru WAJIB sudah diimplementasikan. Perubahan PSAK ini menuntut adanya perubahan buku-buku akuntansi, baik di Perguruan tinggi maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan akuntansi.

Sebelum membahas lebih detail tentang perkembangan di indonesia, tentu kita akan bertanya mengapa di indonesia harus melakukan konveregensi IFRS ?? Untuk pertanyaan tersebut, tentu tidak lepas dari kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di indonesia disamping itu Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah indonesia sebagai anggota G20 forum, hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 secara prinsip-prinsip G20 yang di canangkan sebagai berikut :

1. Strengthening Transparency and Accountability 2. Endhancing Sound Regulation

3. Promoting integrity in financial markets 4. Reinforcing international cooperation 5. Reforming internationalfinancial institutions

Pada bulan Desember 2008, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan konvergensi PSAK ke IFRS secara penuh pada tahun 2012. Sejak tahun 2009, Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) melaksanakan program kerja terkait dengan proses konvergensi tersebut sampai dengan tahun 2011.

Ditargetkan bahwa pada tahun 2012, seluruh PSAK tidak memiliki beda material dengan IFRS yang berlaku per 1 Januari 2009. Setelah tahun 2012, PSAK akan di-update secara terus-menerus seiring adanya perubahan pada IFRS. Bukan hanya mengadopsi IFRS yang sudah terbit, DSAK-IAI juga bertekad untuk berperan aktif dalam pengembangan standar akuntansi dunia.

(11)

dunia. Popularitas IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kesepakatan G-20 di Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan bahwa otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan standar global pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di antara negara-negara anggota G-20.

Terlepas dari trend pengadopsian IFRS tersebut, adalah suatu keharusan bagi kita untuk mempertanyakan secara kritis, apa sesungguhnya hakikat dari konvergensi. Melalui partisipasi global, IFRS memang diharapkan menjadi standar akuntansi berbasis teori dan prinsip yang memiliki kualitas tinggi. Penerapan standar akuntansi yang sama di seluruh dunia juga akan mengurangi masalah-masalah terkait daya banding (comparability) dalam pelaporan keuangan. Yang paling diuntungkan sudah jelas, investor dan kreditor trans-nasional serta badan-badan intertrans-nasional.

Tapi apakah konvergensi ke IFRS tidak menimbulkan masalah di tingkat domestik masing-masing negara? Belum lama ini otoritas keuangan dan pasar modal AS memunculkan isu kedaulatan regulasi. Beberapa negara lainnya juga mengkhawatirkan pengaruh IASB yang semakin dominan.

Kenapa Indonesia harus beralih ke IFRS (International Financial Reporting Standard)? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan IFRS? Selama ini, dunia mengenal beberapa standar akuntansi. Amerika Serikat, misalnya, yang skala perekonomiannya terbesar di dunia, masih memakai US GAAP (Unites Stated General Accepted Accounting Principles), juga FASB (Financial Accounting Standard Board). Negara-negara yang tergabung di Uni Eropa, termasuk Inggris, menggunakan International Accounting Standard (IAS) dan International Accounting Standard Board (IASB). Indonesia setelah berkiblat ke Belanda, belakangan menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Mula-mula PSAK IAI berkiblat ke AS, dan nanti mulai 2012 beralih ke IFRS.

Alasan perlunya konvergensi ke IFRS?

Dengan dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS maka :

1. Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-industri spesifik.

(12)

3. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional.

4. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

5. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

6. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

Permasalahan yang dihadapi dalam impementasi dan adopsi IFRS? Diantaranya adalah :

1. Translasi Standar Internasional

2. Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional

3. Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional

4. Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional Seperti contoh IFRS menekankan pada fair value dan meninggalkan historical value.

Apa manfaat konvergensi IFRS? Diantaranya adalah :

1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional.

2. Meningkatkan arus investasi dlobal melalui transparansi.

3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global.

(13)

5. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management.

Munculnya IFRS tak bisa lepas dari perkembangan global, terutama yang terjadi pada pasar modal. perkembangan teknologi informasi (TI) di lingkungan pasar yang terjadi begitu cepat dengan sendirinya berdampak pada banyak aspek di pasar modal, mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan modal, hingga ketersediaan jaringan informasi ke seluruh dunia.

Dengan kemajuan dan kecanggihan TI pasar modal jutaan atau bahkan miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia. Pergerakan mereka tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang mengglobal seperti ini dengan sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang dibutuhkan baik oleh pasar modal atau lembaga yang memiliki agency problem.

Di tiap kawasan, penyusunan standar akuntansi selalu melalui tahapan-tahapan yang cukup panjang. Di AS, misalnya, pada awalnya standar akuntansi ditentukan oleh masing-masing manajemen perusahaan dengan pertimbangan yang membutuhkan standar tersebut memang pihak manajemen. Era berganti, standar kemudian ditentukan kalangan profesi yang tergabung dalam asosiasi. Pertimbangannya, pihak profesilah yang bertugas menyusun dan mengaudit laporan keuangan. Barulah, yang mutakhir, yang diacu adalah US GAAP yang dibuat oleh FASB. Saat ini, terdapat dua kekuatan besar di bidang standar akuntansi, yaitu US-GAAP dan IFRS yang sebelumnya dikenal sebagai International Accounting Standard Committee (IASC).

(14)

Sejarahnya pun cukup panjang dan berliku. Pada 1982, International Financial Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (Badan Pengawas Pasar Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti GAS.

Pada 1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya, pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC.

Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk menjadikan kedua standar tersebut menjadi compatible.

Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS.

Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang akan membuat perusahaan (bisnis) bisa dimengerti oleh pasar dunia. Namun, beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan.

2.2 Laporan Keuangan

(15)

merupakan hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip-prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accountung convention and postulate), serta pendapat pribadi (personal judgement).

Zaki Baridwan menyatakan bahwa Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Kemudian, pengertian di dalam standar akuntansi keuangan, Laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai laporan arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang bagian integral dari laporan keuangan.

Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, serta laporan perubahan modal, tetapi dalam praktik keseharian sering pula diikut sertakan kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti laporan sumber dan penggunaan kas atau arus kas, laporan biaya produksi, dan lain-lain. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat berkomunikasi dengan pihak-pihak berkepentingan dengan data keuangan perusahaan, dan karena itulah sering juga disebut sebagai language of business.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari empat laporan dasar, yaitu:

 Neraca, menunjukkan posisi keuangan yang meliputi kekayaan, kewajiban serta modal pada waktu tertentu.

 Laporan rugi-laba, menyajikan hasil usaha perusahaan yang meliputi pendapatan dan biaya (beban) yang dikeluarkan sebagai akibat dari pencapaian tujuan dalam suatu periode tertentu.

(16)

 Laporan arus kas, memperlihat aliran kas selama periode tertentu, serta memberikan

informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan dalam periode yang dicakup.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

 Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami peserta dan bentuk serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna;

 Relevan

Laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna;

(17)

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material;

 Dapat diperbandingkan

Informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan laporan keuangan pada periode sebelumnya.

HA : Penerapan IFRS berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan Keuangan.

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Terhitung sejak tahun 2012 Indonesia telah menerapkan IFRS sebagai pengganti standar pelaporan keuangan lokal.Dalam penerapannya,IFRS akan mempengaruhi laporan keuangan karena struktur atau susunan standar pelaporan keuangan lokal dengan IFRS tentunya berbeda.

Dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai Pengaruh Penerapan IFRS di Indonesia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.Penerapan IFRS di Indonesia sebagai pengganti sistem akuntansi lokal diduga berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan dalam suatu perusahaan.

Gambar 1.Kerangka Pemikiran Teoritis

PENERAPAN IFRS KUALITAS LAPORAN

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu.Populasi dalam penelitian ini adalah 495 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut .

n = N

1+N(d)2

Dimana :

N : Populasi

d : Nilai presisi ( ditentukan dalam contoh ini sebesar 90% atau α = 0.1 )

n : Jumlah sampel

Dari rumus diatas dapat diperoleh :

n = N

1+N(d)2

n = 496

(19)

n = 4,97496

n= 99,798 (dibulatkan menjadi 100)

Berdasarkan hasil dari perhitungan diatas, sampel yang diambil sebanyak 100 responden.

3.2 Jenis Data dan Sumber Data

Jenis jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data Kualitatif,yaitu data yang berisi profil perusahaan seperti latar belakang

perusahaan,struktur organisasinya,tujuanperusahaan,rencana perusahaan,kebijakan perusahaan.Data tersebut dapat diperoleh secara lisan ataupun tulisan

2. Data kuantitatif,yaitu data yang berbentuk dokumen daftar atau angka-angka yang dapat dihitung berupa laporan keuangan perusahaan

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Penelitian ini menggunakan data skunder.Data skunder yaitu data yang di peroleh peneliti tidak secara langsung,melalui media perantara (diperoleh di catat oleh pihak lain).Data skunder dalam penelitian ini adalah catatan catatan perusahaan dan lampiran lampiran serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik systematic sampling,yaitu metode dimana hanya unsur pertama dari sampel yang dipilih secara acak sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut suatu pola tertentu.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(20)

3.5 Identifikasi Variabel

Ada dua variabel dalam penelitian ini,yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

a. Variabel independen merupakan variabel yang bebas tidak di pengaruhi oleh variabel lain.Variabel independen dalam penelitian ini adalah Penerapan IFRS.

b. Variabel dependen merupakan variabel terikat,yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas Laporan Keuangan.

3.6 Definisi Oprasional Variabel

Definisi Operasional Variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya: agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur, variabel dependen dalam penelitian ini Kualitas Laporan Keuangan dan variabel independen pada penelitian ini Penerapan IFRS,adapun variabel variabel penelitiannya adalah sebagai berikut :

3.6.1 Variabel Independen

3.6.1.1 Penerapan IFRS

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

Variabel ini diukur dengan instrumen yang terdiri dari biaya perolehan,biaya kini,nilai realisasi dan penyelesaian dan nilai sekarang.

3.6.1.1.1 Biaya Perolehan

(21)

saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan”

3.6.1.1.2 Biaya Kini

Biaya kini (current cost) : aktiva diinilai dalam jumlah kas/setara kas yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara aktiva diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas /setara kas yang tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.

3.6.1.1.3 Biaya Realisasi dan penyelesaian

Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/setllement value) : Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas /setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjuual aktiva dalam pelepasan normal. Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas/setara kas yang tidak didikontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

3.6.1.1.4 Nilai Sekarang

Nilai sekarang (present value) : aktiva dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.

3.6.2 Variabel Dependen

3.6.2.1 Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2004:2) mengemukakan pengertian laporan keuangan

sebagai berikut:

“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.”

(22)

3.6.2.1.1 Pengakuan Aktiva

Aktiva diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aktiva tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan.

3.6.2.1.2 Pengakuan Kewajiban

Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban {obligation) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.

3.6.2.1.3 Pengakuan Penghasilan

Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban

3.6.2.1.4 Pengakuan Beban

Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan

3.7 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

3.7.1.1 Uji Multikolinearitas

(23)

ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi dan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2). Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

3.7.1.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamat ke pengamat lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas (Ghozali, 2011) dalam Arum (2012).

Adapun kaidah pengambilan keputusan adalah apabila penyebaran data scatterplot tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu ( Naik-turun, mengelompok menjadi satu ), maka dapat disimpulkan tidak terjadi problem heteroskedastisitas.

3.7.1.3 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009) dalam Arum (2012). Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Penelitian ini melakukan uji normalitas melalui Kolmogorov-Smirnov Test, yaitu jika nilai Kormogorov-Smirnov Z tidak signifikan maka semua data yang ada, terdistribusi secara normal. Tetapi jika Kolmogorov-Smirnov Z signifikan maka semua data yang ada tidak terdistribusi secara normal.

Uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) ini dengan melihat angka probabilitasnya dengan ketentuan:

a. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusinya tidak normal. b. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusinya normal.

3.7.1.4 Uji Autokorelasi

(24)

adalah apabila nilai durbin watson < F tabel, maka diantara variabel bebas dalam persamaan regresi tidak ada autokorelasi. Demikian sebaliknya.

3.7.2 Regresi Linier Sederhana (Single Regresion)

Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.

Rumus regresi linear sederhana sebagi berikut: Y’ = a + bX

Keterangan:

Y’ = Kualitas Laporan keuangan (nilai yang diprediksikan) X = Penerapan IFRS

a = Konstanta (nilai Y’ apabila X = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

3.7.3 Uji Hipotesis

3.7.3.1 Uji t (Pengujian Koefisien Regresi Parsial)

Menurut Ghozali (2011) dalam Arum (2012), Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t digunakan untuk menemukan pengaruh paling dominan antara masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen dengan tingkat significant level 0,05 (α=5%).

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan).

Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.7.3.2 Uji F (Pengujian Arti Keseluruhan Regresi)

Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel bebas bersama-sama terhadap variabel terikat.

(25)

a. Taraf signifikasi 0,05 (5%)

b. Bila F hitung > F tabel, maka hipotesis (Ho) ditolak, ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan sunset policy, pelayanan fiskus dan sosialisasi perpajakan secara bersama-sama terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

c. Bila F hitung < F tabel, maka hipotesis (Ho) diterima, ini berarti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan sunset policy, pelayanan fiskus dan sosialisasi perpajakan secara bersama-sama terhadap kepatuhan Wajib Pajak.

3.7.3.3 Uji Determinasi (Uji R2)

Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.

(26)

Daftar Pustaka

Margaretta stepvanny, S. G. (Vol.3 2012). Penerapan IFRS dan Pengaruhnya Terhadap Keterlambatan Penyampaian Laporan Keuangan.

Rohaeni Dian, a. T. (2010). PENGARUH KONVERGENSI IFRS TERHADAP INCOME SMOOTHING DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI.

S.Munawir, D. (2010). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Saiful, M. (2011). HARMONISASI STANDAR AKUNTANSI INTERNASIONAL DAN DAMPAK DAN PENERAPAN DARI ADOPSI PENUH IFRS TERHADAP PSAK.

Referensi

Dokumen terkait

Gani, M.EngSc Jurusan Informatika Universitas Syiah Kuala

Prinsip kerja rem tromol dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol

Atas dasar itu, dapat ditegaskan bahwa NU --dengan dipelopori oleh eksponen-eksponennya yang berwawasan progresif liberal—telah berkiprah dalam mewacanakan proyek

Selain itu, pemahaman mahasiswa terhadap materi juga meningkat yang dapat dibuktikan dengan kemampuan mehasiswa menyelesaikan tugas tanpa bantuan dosen, dari 25% menjadi 100%

Berlandaskan hasil-hasil penelitian terdahulu dapat diduga bahwa ada hu-bungan antara (1) iklim sekolah dan beban tugas dengan motivasi berprestasi, (2) iklim sekolah

Menerangkan secara benar dan penuh pengertian bahwaUSG bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkankesalahan

Oleh karena itu perlu dilakukan kajian “Pemanfaatan Limbah Kantong Plastik Untuk Campuran Agregat Beton Sebagai Solusi Konstruksi Rumah Murah” diharapkan diperoleh beton

Dudutan saking panaliten punika (1) pawiyatan unggah-ungguh basa wonten salebeting wacana dialog kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta dereng jumbuh kaliyan ancasipun;