• Tidak ada hasil yang ditemukan

VENTILASI di LINGKUNGAN TEMPAT KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "VENTILASI di LINGKUNGAN TEMPAT KERJA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SAMPUL

VENTILASI di LINGKUNGAN TEMPAT KERJA

Dosen pendamping: IKHRAM HARDI, S.K.M.,M.Kes

Materi kelompok 4 Disusun oleh kelompok 11

Nama kelompok:

1. Tri Hardiyanti 14120140019 2. Annisa Maisarah 14120140291

3. Darlina Darwis 14120140288

4. Muh Adi Pratama 14120140001

(2)

TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa-ALLAH SWT, karena berkat karunia dan hidayah-nya kami dapat menyelasaikan penyusunan makalah ilmiah ini yang berjudul “Ventilasi di Lingkungan Tempat Kerja”.

Salawat dan taslim tak lupa kita aturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman yang gelap menuju zaman yang terang benderang, dari zaman zahilia menuju zaman yang penuh dengn ilmu pengetahuan.

Sepenuhnya kami sadar dengan segala kekurangan dari makalah yang kami buat, sebagai manusia yang luput dalam kesalahan. Dengan itu kami mengaharapkan kritik, saran serta bimbingan dari pembimbing serta rekan-rekan semuanya yang bersifat membangun bagi kesempurnaan makalah ilmiah ini.

Makassar, 05 November 2016

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Sampul...i

Kata Pengantar...ii

Daftar isi...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan Masalah...2

BAB II PEMBAHASAN...3

A. Pengenalan bahaya lingkungan kerja...3

B. Evaluasi bahaya lingkungan kerja...11

C. Pengendalian bahaya lingkungan kerja...14

BAB II PENUTUP...18

A. Kesimpulan...18

B. Saran...19

(4)
(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Semakin maju perekonomian sebuah bangsa atau negara, maka akansemakin banyak dilaksanakan pembangunan gedung-gedung pemerintah, gedung-gedung komersial, infrastruktur juga fasilitas umum lainnya. Hal ini dapatmenjadi permasalahan yang harus diatasi atau dibenahi oleh setiap pengelolatempat atau bangunan.Salah satu jenis bangunan adalah gedung untuk kegiatan perkantoran yangbanyak digunakan untuk kegiatan kerja. Bagian sebuah gedung yang sangatpenting agar sebuah gedung dapat beroperasi dengan lancar adalah sistim utilitasgedung. Salah satu bagian dari sistim utilitas gedung adalah sistim ventilasi.Dengan adanya sistim ventilasi yang baik maka penghuni gedung perkantoranakan dapat melaksanakan pekerjaannya secara produktif dan efisien.

(6)

temperatur, kelembaban, kebersihan, dan distribusinya untuk memperoleh kenyamanan penghuni dalam ruang yang dikondisikan. Karena keadaan ruangan tempat bekerja merupakan hal yang dapat mempengaruhi kualitas kerja pekerja. Kenyamanan termal yang dinilai dengan menggunakan pendekatan psikologis dapat diartikan sebagai kondisi pikiran yangmengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan termalnya.Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat kenyamanan termal antaralain kualitas udara dalam bangunan, sick building syndrome, dan personal.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sumber bahaya ventilasi terhadap pekerja?

2. Bagaimana dampak ventilasi terhadap pekerja, lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan ?

3. Bagaiaman Cara mengukur ventilasi dan bagaimana cara mengukurnya?

4. Bagaimana NAB (nilai ambang batas) dan pengendalian bahaya ventilasi terhadap pekerja?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bahaya ventilasi terhadap pekerja. 2. Untuk mengetahui dampak ventilasi terhadap pekerja,

lingkungan, dan masyarakat sekitar perusahaan.

3. Untuk mengetahui ventilasi dan bagaimana cara mengukurnya. 4. Untuk mengetahui NAB (nilai ambang batas) dan pengendalian

bahaya ventilasi terhadap pekerja.

BAB II

(7)

PEMBAHASAN A. Pengenalan bahaya lingkungan kerja

1. Pengertian Ventilasi

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan over crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan.

Ventilasi adalah terjadinya pertukaran udara di tempat kerja. Ventilasi yang baik bila terjadi pertukaran udara tempat kerja 2 – 3 kali per menit per orang. Untuk menjamin terjadinya ventilasi udara di tempat kerja, maka tempat kerja hendaknya dilengkapai dengan ventilasi. Ventilasi menurut jenisnya dapat dibagi menjadi ventilasi buatan atau mekanis (AC, exhaus fan, kipas, blower dll)) dan ventilasi alamiah ( jendela, jalusi, kisi dll). Ventilasi alamiah dapat juga dibagi menjadi ventilasi permanen ( lubang angin, jalusi) dan tidak tetap (sementara) seperti pintu ruangan yang bila terbuka dapat berfungsi untuk ventilasi. Pertukaran udara persatuan waktu per orang, ditentukan oleh luas lubang ventilasi, kecepatan aliran udara segar yang masuk ke dalam ruangan kerja, serta jumlah tenaga kerja yang berada dalam ruangan tersebut.

2. Jenis-jenis ventilasi

Jenis polutanPolutan adalah suatu zat yang menjadi sebab pencemaran terhadap lingkunganPolutan disebut juga sebagai zat pencemar. Suatu zat atau bahan dapat disebut sebagai zat pencemar atau polutan apabila mengalami :

(8)

c. Berada pada waktu yang tidak tepat Jenis- Jenis polutan misalnya

1) Karbon monoksida (CO) 2) Nitrogen Oksida ( Nox ) 3) Sulfur dioksida ( SO2) 4) Benda partikulat 5) Hidrocarbon (HC) 6) Ozon ( O3 ) 7) Timah hitam ( Pb) 8) Karbon dioksida (CO2)

Ada beberapa jenis ventilasi di tempat kerja:

a. Genera Ventilasi atau Dilusi Ventilasi atau Ventilai Pengenceran Udara, dan banyak istilah yang digunkan di masyarakat industry. Pada buku ini penulis mengunakan istilah, yaitu “Sistim Ventilasi Pengenceran Udara “ Sistim Ventilasi Pengencran Udara, adalah pengenceran terhadap udara yang terkontaminasi di dalam bangunan atau ruangan, dengan meniup udara bersih (tidak tercemar), tujuannya untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja. b. Lokal Exhaust Ventilasi atau Ventilasi Pengeluaran

Setempat, dalam buku ini penulis menggukan istilah “Sitim Ventilasi Lokal”Sistim Ventilasi Lokal, adalah proses pengisapan dan pengeluaran udara terkontominasi secara serentak dari sumber pencemaran sebelum udara berkontominasi berada pada ketinggian zona pernapasan tenaga kerja, dan menyebar keseluruh ruang kerja, umummnya ventilasi jenis ini di tempatkan sangat dekat dengan sumber emisi .

(9)

sumber dengan kecepatan yang tinggi harus dikendalikan dengan isolasi sempurna, atau menutup proses (kususnya pada pekerjaan blasting). Pekerjaan balasting adalah suatu proses yang tertutup, misalnya disebabkan oleh emisi debu silica bebas yang sangat besar.

d. Confort ventilation atau Ventilasi kenyamanan. Pertukaran udara didalam industri merupakan bagian dari ‘Air Conditiong/AC, sering digunakan bersama –sama degan alat pemanas atau alat pendingin dan alat pengatur kelembaban udara.

e. Sistim Ventilasi Area Terbatas atau Confined Spaces adalah penerapan ventilasi di area terbatas pada pekerjaan tertentu yang fugsinya untuk menimalisasi polutan akibat pekerjaan yang dilksanakan didalam suatu ruangan atau area terbatas . Misalnya pekerjaan pengelasan (Welding in Confined Spaces).

3. Faktor-faktor bahaya dan dampak pada pekerja dalam tempat kerja

a. Sumber bahaya

(10)

b. Dampak terhadap pekerja. Dalam tahap ini produksi mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi terjadinya pencemaran. Dengan bantuan ahli toksikologi yang bertugas mengawasi sumber dan dampak dari pencemaran udara dalam ruang pabrik.Dalam melaksanakan tugas , toksikologis memperoleh data tentang pencemaran udara dalam ruang produksi dari Pengalaman dan data atau catatan perusahaan:

1) Literatur terbitan umum atau instansi berwenang 2) Informasi dari supplier( pemasok )

Dari data tersebut , toksikologis dapat menentukan hal-hal yang berkaitan dengan dampak pencemaran udara terhadap pekerja , antara lain:

1) Toksisitas pada pernafasan Dampak mengganggu pernafasan , dapat menimbulkan penyakit bissinosis jika pemaparan terjadi dalam jangka panjang , penyakit paru-paru kotor , dan lain-lain.

2) Pemaparan pada mata Dampak iritasi mata luar , kornea , dan bagian dalam.

3) Pemaparan pada kulit melalui penyerapan Dampak : Terjadi gatal-gatal dan alergi pada kulit pekerja

4) Gangguan pada pencernaanDampak: pencemar yang tertelan saat menghirup nafas dapat menyebabkan gangguan pencernaan terutama bila mengandung toksik.

Gambar pembuatan ventilasi:

(11)
(12)

Sintim ventilasi pengenceran udara, sebagai sebuah metode untuk melindungi pekerja, dengan keterbatasannya sebagai berikut :

a) Tidak sepenuhnya menghapus kontaminan.

b) Tidak bisa digunakan untuk bahan kimia sangat beracun.

(13)

c) Tidak efektif untuk debu atau uap logam, dengan jumlah udara tercemar dikeluarkan dari sistem ( untuk ruang kerja tertutup ) dan umumnya keluar sebagai udara panas. Salah satu lantai produksi yang menggunakan sistem ventilasi penyedotan adalah industri makanan yaitu ruang pembotolan pada perusahan air minum dalam kemasan AQUA. Teknik penyedotan dalam pembersihan ruang pabrik dari pencemaran udara ada tiga jenis :

1) Hoods

Teknik dengan mengisolasi dan menyedot pencemaran. Teknik ini ada empat jenis , yaitu :

a) solasi Udara TotalBiasanya dilakukan diruang tertutup dengan laju udara rendah. Pencemar dalam aliran lambat maka penyedotannya tidak boleh cepat. Misal : Pada ruang raktor , atau ruang pembotolan.

b) Isolasi udara ParsialUdara ikiy tersedot dan terdorong masuk , maka pencemar akan naik keatas .Hoods penerima / receiving akan menyedot udara panas langsung di atas sumber , tempatnya jauh dari sumber panas.

c) Exterior HoodsCerobongnya terbuka dan dihisap tepat pada sumber.

2) Kipas Angin ( Fans)

(14)

a) Sentrifugal( untuk tekanan dan konsentrasi pencemar tinggi, semburanangin tersebar dan tidak terpusat,untuk ruang-ruang dipabrik )

b) Axial ( kipas biasa , dilakukan diruang dengan aliran udara sejajar sumber. Biasanya untuk ruang belajar . Semburan angin kedepan dan terpusat. Masuk dari belakang , tersembur kedepan).

c) Pembersih Udara Alat ini cenderung mahal di mana alat pembersih udara ini digunakan untuk “menangkap” pencemar dan mencegah pencemar kembali lagi.

Aplikasi ventilasi di lingkungan pabrik dan gedung

Beberapa alternative yang biasa diaplikasikan di pabrik dan gedung adalah:

a) Sistem Ventilasi Cooling Pad

Metode pendinginan dilakukan dengan pemasangan sistem karton basah, melalui pendinginan menggunakan hasil penguapan, Gsi wind Chill effect, dan ventilasi tekanan negatif untuk memudahkan membersihkan gedung dari bau dan udara yang stagnan serta menjaga suhu gedung agar konsisten.

Ada beberapa keuntungan dengan sistem ini, yaitu setelah pemasangan sistem kombinasi, secara efektif menghabiskan udara bertemperatur tinggi untuk menurunkan suhu di dalam gedung secara cepat dan menjaganya pada kondisi yang paling nyaman, yaitu antara 25-320Celcius. Aplikasi sistem ini bisa meningkatkan efisiensi pabrik. Kemudian, sistem ini juga secara efektif

(15)

meningkatkan pertukaran udara di dalam gedung sekitar 95-99%. Sistem kombinasi ini merupakan cara yang terbaik dalam menurunkan suhu di dalam gedung.

b) Sistem Ventilasi dinding

Teori pertukaran udara dan distribusi udara membuang udara yang baud an stagnan keluar gedung, dan digantung di jendela atau pintu-pintu masuk untuk membawa udara segar ke dalam. Dengan sistem ini, kecepatan aliran udara per detik, jumlah pertukaran udara setiap jam, jumlah udara segar yang akan dialirkan ke dalam, dapat di kontrol secara akurat.

B. Evaluasi bahaya lingkungan kerja 1. Cara pengukuran dan alat ukur

Pengukuran ventilasi dengan mengukur kecepatan aliran udara dan luas lubang ventilasi. Aliran udara diukur dengan menggunakan alat anemometer (velocity-meter) dengan satuan m/detik dan luas lubang ventilasi diukur dengan mengunakan meteran dengan satuan m2. Jumlah aliran udara persatuan waktu diperoleh dengan mengalikan kedua hasil pengukuran tersebut dengan hasil m3/detik. Maka ventilasi adalah volume ruang dibagi dengan jumlah udara masuk persatuan waktu (menit), hasilnya adalah sekian kali per menit untuk seorang pekerja.yang bekerja diruang tersebut.

2. NAB/nilai ambang batas (standarnya) Bila melebihi NAB:

a. mengakibatkan sakit b. gangguan kesehatan c. ketidaknyamanan bekerja d. mengurangi aktivitas kerja

(16)

ventilasi industri salah satu alternatif utk kendalikan kondisi lingk kerja atau alat kontrol engineering (Kerekayasaan) dgn gunakan aliran udara bersih

3. Penanggulangan

Dalam hal ini pabrik mulai melakukan penanggulangan terhadap dampak pencemaran udara diruang pabrik terhadap pekerja. Hal – hal yang perlu diperlihatkan dalam tahap pencemar tertentu dengan kadar rendah

 Perlengkapan penghubung ( fittings ) dan peralatan mencegah kebocoran terhadap tekanan tinggi atau rendah. Parameter : inspeksi , pembersihan , reparasi , dan penyerapan.

b) Pengendalian Rekayasa / Peralatan

Cara terbaik untuk mengurangi atau menghilangkan pencemaranudara adalah:

 Ventilasi Pengenceran ( ke dalam )  Ventilasi Pembuangan ( keluar )  Isolasi / penutupan

Perbandingan Sistem Ventilasi

Sistim Ventilasi Pengenceran Udara Sistim Ventilasi Lokal

Keuntungan Kekurangan Keuntungan Kekurangan

(17)

Biasanya

C. Pengendalian bahaya lingkungan tempat kerja

(18)

sebelum kita mengetahui apa itu Pengendalian bahaya, kita harus mengetahui apa itu bahaya.Pengertian bahaya(hazard) ialah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera (kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK) - definisi berdasarkan OHSAS 18001:2007. Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor bahaya biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik/mekanik, faktor bahaya biomekanik serta faktor bahaya sosial-psikologis.

Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manager. Satu hal yang harus dipahami, bahwa pengendalian dan pengawasan adalah berbeda karena pengawasan merupakan bagian dari pengendalian. Bila pengendalian dilakkan dengan disertai pelurusan (tindakan korektif), maka pengawasan adalah pemeriksaan di lapangan yang dilakukan pada periode tertentu secara berulang kali.

Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja adalah proses yang dilakukan oleh instansi atau perusahaan dalam mencapai tujuan agar para pekerja di instansi atau perusahaan dapat menghindari resiko aktivitas yang dapat berpotensi menimbulkan cedera dan penyakit akibat kerja sebagai tujuan awal dari suatu perusahaan. (Minal,2014).

2. Tujuan Pengendalian

(19)

mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksana rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat dimabil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang akan datang.

3. Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja ( HIRARKI)

Pada kegiatan pengkajian resiko (risk assesment), hirarki pengendalian (hierarchy of control) merupakan salah satu hal yang sangat diperhatikan.Pemilihan hirarki pengendalian memberikan manfaat secara efektifitas dan efesiensi sehingga resiko menurun dan menjadi resiko yang bisa diterima (acceptable risk) bagi suatu organisasi. Secara efektifitas, hirarki control pertama diyakini memberikan efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan hirarki yang kedua.

Hirarki pengendalian ini memiliki dua dasar pemikiran dalam menurunkan resiko yaitu melaui menurunkan probabilitas kecelakaan atau paparan serta menurunkan tingkat keparahan suatu kecelakaan atau paparan.Pada ANSI Z10: 2005, hirarki pengendalian dalam sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja antara lain:

a. Eliminasi Hirarki teratas yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan pada saat desain, tujuannya adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia dalam menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada desain. Penghilangan bahaya merupakan metode yang paling efektif sehingga tidak hanya mengandalkan prilaku pekerja dalam menghindari resiko, namun demikian, penghapusan benar-benar terhadap bahaya tidak selalu praktis dan ekonomis.

(20)

b. Substitusi metode pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan pengendalian ini menurunkan bahaya dan resiko minimal melalui disain sistem ataupun desain ulang. Beberapa contoh aplikasi substitusi misalnya: Sistem otomatisasi pada mesin untuk mengurangi interaksi mesin-mesin berbahaya dengan operator, menggunakan bahan pembersih kimia yang kurang berbahaya,mengurangi kecepatan, kekuatan serta arus listrik, mengganti bahan baku padat yang menimbulkan debu menjadi bahan yang cair atau basah.

c. Pengendalian Teknis pengendalian secara teknis yakni pengendalian yang ditunjukan terhadap sumber bahaya atau lingkungan .

d. Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia. Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan.

Contoh-contoh implementasi metode ini misal adalah adanya penutup mesin/machine guard, circuit breaker, interlock system, start-up alarm, ventilation system, sensor, sound enclosure.

(21)

system, detektor asap, tanda peringatan (penggunaan APD spesifik, jalur evakuasi, area listrik tegangan tinggi, dll).

Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal yang paling tidak efektif dalam pengendalian bahaya,karena APD hanya berfungsi untuk mengurangi seriko dari dampak bahaya. Karena sifatnya hanya mengurangi, perlu dihindari ketergantungan hanya menggandalkan alat pelindung diri dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan hygiene perusahaan/industry di dunia dan di Indonesia tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya. Hygiene perusahaan/industry merupakan usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia atau suatu upaya untuk mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan yang ditujukan kepada masyarakat pekerja, masyarakat sekitar perusahaan dan masyarakat umum yang menjadi konsumen dari hasil-hasil produksi perusahaan

Tujuan dari hygiene perusahaan/industry, yaitu:

(22)

sebagainya) dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginyabaik fisik mental dan sosialnya.

2. Agar masyarakat sekitar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya-bahaya pengotoran oleh bahan-bahan yang berasal dari perusahaan.

Pemasangan ventilasi yang baik akan menghasilkan jumlah dankualitas udara yang segar ke seluruh ruangan yang dapat berfungsimengurangi dan membebaskan udara dari bau maupun udara yang beracun.Oleh karena itu pengaturan ventilasi udara dalam ruangan hendaknya direncanakan dengan sebaik-baiknya agar sirkulasi udara dapat berjalandengan lancar, sehingga kondisi udara dalam ruangan tidak menjadi lembab,yang kemudian hal tersebut dapat mengganggu tingkat kenyamanan meningkatkan kenyamanan, kesehatan, dan produktivitas pekerja ataupunseseorang yang berada di dalam ruangan..

Aspek-aspek tersebut perlu diteliti agar didapatkan sistim ventilasi yang terbaik, sehingga akan diperoleh suatu rancang bangun sistim ventilasi yang efektif dalam peningkatan kenyamanan dan penjagaan kesehatan bagi penghuni ruangan.

B. Saran

(23)
(24)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.sumbarsehat.com/2011/10/hidiene-kerja.html

file:///C:/Users/FATHUL%20COMPUTER/Downloads/KMK-No.- 1405-ttg-Persyaratan-Kesehatan-Lingkungan-Kerja-Perkantoran-Dan-Industri%20(2).pdf

DR. Suma’mur P.K.,MSc, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES), Sagung Seto,2009.

Howard D. Goodfellow,Esko Tähti,copy right- 2001

Industrial ventilation design guidebook, Howard Goodfellow, University of Toronto and Stantec Global

http://minalinzhar.blogspot.co.id/2014/09/pengendalian-bahaya-di-tempat-kerja.html

http://www.tawiliran.com/2013/07/jenis-jenis-ventilasi-dan-hubungannya.html

http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/12/prinsip-kerja-ventilasi.html

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi Tri Hita Karana di lingkungan sekolah dasar merupakan upaya dalam pembelajaran agama Hindu dalam mengembangkan ke tiga aspek yaitu kognitif, afektif

Menurut Holland (Santrock, 2003: 484), bahwa orang yang telah menemukan karir yang sesuai dengan kepribadiannya, ia akan lebih menikmati pekerjaan tersebut lebih

3) Prinsi-prinsip yang berkenaan dengan program layanan, yang mencakup: (1) bimbingan karier merupakan bagian integral dari pelayanan bimbingan

Pada TWR, Traffic management akan lebih berguna untuk penataan traffic yang lebih rapi, terutama jika tidak terdapat DEL dan GND, maka akan dibutuhkan pemikiran dua kali lipat

Cara meluruskan diri ke depan (bila berbanjar) sebagai berikut: Meluruskan lengan kanannya ke depan, tangan digenggam, punggung tangan menghadap ke atas dan mengambil

g. Berbasis pada psikologi anak sesuai dengan perkembangan usianya anak. Pada masa ini, anak sudah dapat dididik baik fisik, intelektual, emosional, bahasa, sosial,

Menurut Wulandari (2000) menambahkan, dalam kehidupan sehari- hari yang semakin maju, manusia harus selalu berinteraksi dengan lingkungan, termasuk dalam lingkungan

Setiap paragraf dalam berita berjudul “Kalla Janji Kasus Ahok Selesai Dua Minggu” tidak melanggar kode etik jurnalistik pasal 5, karena dalam berita ini bukan