• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONES (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONES (2)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI KETENAGAKERJAAN

REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN

MENTERI KETENAGAKERJAAN

REPUBLIK INDONESIA

PADA

UPACARA HARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA NASIONAL DAN PERNYATAAN

DIMULAINYA BULAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA NASIONAL TAHUN 2016

(2)

3 Assalamu’alaikum Wr. Wb,

Salam sejahtera bagi kita semua,

Yang saya hormati :

1. Para pejabat pemerintah pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota;

2. Para Pimpinan Asosiasi Pengusaha tingkat pusat, Provinsi dan Kab/Kota;

3. Para Pimpinan Serikat Pekerja/Buruh tingkat pusat, Provinsi dan Kab/Kota;

4. Para Pimpinan Perusahaan dan Pekerja di seluruh Indonesia;

5. Para peserta upacara dan hadirin yang berbahagia;

(3)

4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2016 yang diselenggarakan secara serentak di seluruh tanah air.

Saudara-Saudara yang berbahagia,

Peringatan hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada tanggal 12 Bulan Januari Tahun 2016 merupakan lima tahun kedua bagi bangsa Indonesia untuk berjuang, berperan aktif dan bekerja secara kolektif dan terus menerus dalam mewujudkan

Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya K3

Tahun 2020” sebagai tindak lanjut dari Visi K3

“Indonesia berbudaya K3 Tahun 2015”

(4)

5 jatuhnya pesawat lift yang terjadi di perusahaan dengan korban beberapa pekerja meninggal dunia, kasus kebakaran perusahaan juga menimbulkan korban meninggal yang tidak sedikit. Bahkan kalau kita perhatikan data dari BPJS Ketenagakerjaan akhir tahun kemarin telah terjadi kecelakaan kerja sejumlah 105.182 kasus dengan korban meninggal dunia 2.375 orang. Salah satu penyebab kejadian ini adalah pelaksanaan dan pengawasan K3 sekaligus perilaku masyarakat industri pada khususnya dan masyarakat pada umumnya belum optimal. Kejadian tersebut diatas harus kita jadikan pelajaran yang sangat berharga untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama, untuk itu, peningkatan upaya-upaya K3 masih terus dibutuhkan dalam mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

Saudara-saudara yang berbahagia,

(5)

6 Kemandirian Ekonomi, dan Revolusi Karakter

Bangsa”, maka salahsatu tantangan besar yang kita hadapi disektor ketenagakerjaan pada saat ini adalah kualitas sumber daya manusia, baik yang akan memasuki dunia kerja maupun yang telah bekerja ditempat kerja dan perusahaan, terlebih dengan diberlakukannya MEA akhir tahun 2015 kemarin.

Dengan pemberlakuan MEA akan terjadi peningkatan mobilisasi tenaga kerja kompeten, baik TKI yang akan bekerja dinegara-negara ASEAN maupun tenaga kerja yang bekerja di Indonesia dalam frame Mutual Recognition Arrangement (MRA).

(6)

7 Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bulan agustus 2015, jumlah angkatan kerja Indonesia 122,4 juta orang. Dari jumlah angkatan kerja tersebut masih didominasi oleh pekerja yang berpendidikan rendah. Untuk itu tidak heran, dengan kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat kompetensi angkatan kerja kita secara rata-rata masih rendah. Padahal, kesiapan SDM angkatan kerja sangat penting untuk dapat menjadi pemenang dalam kompetensi MEA. Untuk itu kami sangat menggarisbawahi bahwa kesiapan dalam menghadapi MEA harus dilakukan tidak hanya oleh sektor ketenagakerjaan, namun semua sektor terkait dan lintas instansi/lembaga diseluruh Indonesia harus dilibatkan.

(7)

8 ruang lingkupnya telah berkembang pada keselamata dan kesehatan masyarakat secara nasional.

Saudara-saudara sekalian,

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No 1 Tahun 1970 tenatang Keselamatan Kerja, pelaksanaan kegiatan K3 tidak hanya ditujukan pada tenaga kerja dan orang lain yang berada ditempat kerja agar terjamin keselamatannya, tetapi juga bagaimana dapat mengendalikan resiko terhadap peralatan, aset dan sumber produksi, sehingga dapat digunakan secara aman dan efisien agar terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Tujuan tersebut dapat terlaksana apabila seluruh unsure yang berada diperusahaan, baik pihak manajemen, serikat pekerja/serikat buruh dan tenaga kerja/buruh bersama-sama berkomitmen melaksanakan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

(8)

9 dalam menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dalam mendorong produktifitas, maka upaya yang paling tepat dalam menerapkan K3 adalah melalui kesisteman, yaitu system manajemen K3 sebagaimana amanat pasal 87 Undang-undang No.13 Tahun 2003, yang telah diatur dalam pedoman penerapan SMK3 melalui Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012.

(9)

10 Saudara-saudara yang berbahagia,

Menteri Ketenagakerjaan sebagai leading sector atau pemegang kebijakan nasional tentang K3, sangat mengharapkan dukungan semua pihak untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan K3 di lapangan. Mulai dari unsur pemerintah, pemerintah daerah, lembaga, serta masyarakat industry, berkewajiban untuk berperan aktif sesuai fungsi dan kewajiban masing-masing untuk terus-menerus melakukan berbagai upaya dibidang K3. Apabila K3 terlaksana dengan baik maka kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat ditekan, biaya-biaya yang tidak perlu akibat adanya kasus-kasus tersebut dapat dihindari sehingga dapat tercapai suasana kerja yang aman, nyaman, sehat dan tercipta produktifitas. Apabila produktifitas kerja dan usaha meningkat, maka akan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara nasional.

(10)

11 Organisasi Profesi, Asosiasi, Pemimpin Perusahaan, Pekerja serta masyarakat lainnya, melakukan upaya-upaya kongkrit pelaksanaan K3 dilingkungannya masing-masing. Sehingga budaya K3 benar-benar terwujud disetiap tempat kerja dan masyarakat umum diseluruh tanah air.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Dalam upaya peningkatan pelaksanaan K3 secara Nasional, telah banyak keberhasilan yang telah kita capai, antara lain:

• Makin meningkatnya jumlah dan kualitas peraturan Perundang-Undangan serta standart dibidang K3, sehingga diharapkan pedoman tentang K3 bisa dengan mudah diimplementasikan;

(11)

12 penempatan pengawas dapat terlaksana dengan optimal;

• Meningkatnya peran serta masyarakat dalam upaya pembinaan K3 yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah lembaga K3 dan pemeduli K3;

• Meningkatnya kesadaran tenaga kerja dan masyarakat melalui peningkatan jumlah personil yang memiliki kompetensi K3;

• Meningkatnya perusahaan yang mendapatkan penghargaan K3;

• Meningkatnya Asosiasi – Asosiasi Profesi K3 dan Perguruan Tinggi yang memiliki Program K3. • Peran serta Indonesia dalam forum-forum

ASEAN, Regional dan Internasional dibidang K3.

Dalam peringatan hari K3 Nasional sebagai tanda dimulainya bulan K3 Nasional taun ini mengambil tema pokok, yaitu “Tingkatkan Budaya K3 untuk Mendorong Produktivitas dan Daya Saing Di Pasar

(12)

13 mendorong semua pihak berpartisipasi aktif membudayakan K3.

Dalam jangka panjang, diaharapkan masyarakat industri di Indonesia pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki kemandirian dalam berbudaya K3. Budaya K3 merupakan bagian integral pembangunan nasional dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan. Oleh karena itu perlu dikembangkan oleh semua pihak secara terus menerus.

Saudara-saudara yang berbahagia,

Saya sampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah, sedang dan akan terus mengembangkan serta membudayakan K3, sebagai bagian dari kontribusi kita untuk membangun bangsa dan Negara yang semakin maju dan dapat bersaing dengan bangsa dan Negara maju lainnya.

(13)

14 Nasional tahun 2016, dapat diselenggarakan sesuai rencana dan semoga apa yang kita kerjakan berguna bagi nusa dan bangsa.

Terima kasih,

Wallahul muwafiq illa aqwami thorieq.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan potensi pada sekolah menengah kejuruan (SMK) di kabupaten Gresik, secara garis besar berdasarkan kluster yang terbentuk dalam upaya mewujudkan

14 Evaluasi RKA SKPD oleh Tim Anggaran Eksekutif Daerah Minggu I September 15 Penyusunan Raperda APBD & Raper KDH tentang

a) Menggunakan prinsip Musyarokah/Mudharabah, dimana KJKS MBT Marhamah sebagai penyedia dana (shohibul maal) dan anggota sebagai pengelola dana (mudhorib).

Menurut hasil penelitian Kuswanhadi (1993), batang bawah dan batang atas berpengaruh pada pemecahan tunas okulasi dan laju tumbuh mata tunas sangat berpengaruh

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1) Nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0.569 yang berarti bahwa

Tes untuk hasil belajar menggunakan 10 soal pilihan ganda, sedangkan tes untuk tingkat berpikir kreatif menggunakan 2 masalah berupa uraian yang memungkinkan siswa

Seumur hidup tinggal dengan keluarga besar Ayah di kampung ini, rasanya tidak mungkin Ayah bisa tertarik pada perempuan yang punya profesi seperti yang dij alankan Mariana..

• Membenahi kinerja internal seluruh jajaran Satlak PPK-IPM, Tim Monev termasuk Tenaga Ahli Penuh Waktu, Panitia Pengadaan Barang/Jasa serta Ti P ik B /j t t – Perbedaan