“PERANAN SAINS DAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS INOVASI
DALAM RANGKA MEMPERCEPAT KEMANDIRIAN EKONOMI NASIONAL”
W
W
INDUSTRIAL RESEARCH WORKSHOP AND NASIONAL SEMINAR 2011
PROSIDING
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
i
Pengantar
Industrial Research Workshop and National Seminar
(IRWNS) adalah seminar
tahunan yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Bandung ( POLBAN) sebagai
forum publikasi dan komunikasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan para
ilmuwan di lingkungan POLBAN khususnya, dan Perguruan Tinggi serta Institusi
Penelitian yang lain, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pada tahun 2011 ini,
penyelenggaraan IRWNS merupakan penyelenggaraan tahun kedua dengan
mengambil tema :
”
Peran Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka
Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional
”.
Berbagai klaim penemuan, pembaharuan serta inovasi baru terangkum dalam 45
makalah dari berbagai cabang ilmu, yang disajikan dalam sesi paralel. Semoga
penemuan, pembaharuan dan hasil inovasi baru yang dihasilkan dapat memberikan
kontribusi positif pada pembangunan ekonomi nasional, serta masuk dalam arus
utama dalam rangka menuju era kemandirian bangsa.
Penyelenggara menyampaikan terima kasih kepada pembicara utama yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan inspirasi serta arah penelitian di masa
mendatang. Apresiasi kami tujukan kepada seluruh pembicara serta peserta seminar
yang telah berperan aktif dalam sesi diskusi.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh Reviewer serta panitia yang telah
meluangkan waktunya untuk mempersiapkan kegiatan ini.
Kepada seluruh ilmuwan “Selamat bertemu, berdiskusi dan bertukar pikiran”, serta
sukses bagi kita semua.
Bandung, 17 November 2011
Ketua IRWNS 2011,
IRWNS 2011
Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234,
Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889
E-mail : [email protected], URL : www.polban.ac.id
ii
Tim Reviewer
Dr. Ismet P. Ilyas, BS.MET.,M.Eng.Sc.
Dr. Ir. Kastam Astami, M.Sc.
Haryadi, Ph.D
Dr.Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono
Ir. Hertog Nugroho,MSc., PhD.
Dr. Maria F. Soetanto, MT
Transmissia Semiawan, BSCS.,MIT.,PhD
Ir. Conny K. Wahyoe, M.Eng.,PhD.
Ir. Sumargo, M.Sc.,PhD.
Dr.Ir. Hermagasantos Zein, MSc
Dr. Dwi Suhartanto, MCM.
Dr. M. Umar Mai, M.Si
Dr. Ruhadi, SE.ME
Ir. Suherman, M.Eng.,PhD.
Dra. Bevy Lidya, MSi.,Apt
iii
Susunan Panitia
Pengarah
: Ir. Mei Sutrisno, M.Sc., Ph.D.
Haryadi, Ph.D.
Dr. Drs. Muhammad Umar Mai, M.Si.
Bambang Wisnuadhi, S.Si., MT
Ir. Hertog Nugroho, Ph.D
Penanggung Jawab
: Dr. Ir. Ediana Sutjiredjeki, M.Sc.
Ketua
: Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono
Wakil Ketua
: Nani Yuningsih, S.Si., M.Si.
Sekretaris
: Dra. Katharina Priyatiningsih, M.Si.
Anggota
: Sri Susilo Windarti, S.Pd
Ase Sulaeman
Yuniarti Surtiasih, A.Md.
Tusijati
Ranny Indriyani
Yane Hendriyani
Elsa Yusi Irmala
Watty Herlina Sutjipto
Sri Mulyani
Winarya
Boyke Gunawan R
Enjang Karyana
Eka Kurnia
Asep Gandamanah
Asep Johan
IRWNS 2011
Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234,
Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889
E-mail : [email protected], URL : www.polban.ac.id
iv
Jadwal Acara
Waktu
Acara
SESI PLENO
Conference Room Gedung P2T Lt.3
08.00 - 08.50 Pendaftaran & Coffee Break Pagi 08.50 - 08.55 Laporan Panitia Penyelenggara
08.55 - 09.00 Pembukaan
09.00 - 09.45 Pembicara Utama I (Dirut PLN) 09.45 - 10.30 Pembicara Utama II (Ketua DRN) 10.30 - 11.15 Pembicara Utama III (Kepala PPTIK ITB)
SESI PARALEL
R-1 R-2 R-3 R-4
Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah Kode Makalah
11.30 - 11.45 P1 P12 P23 P34
11.45 – 12.00 P2 P13 P24 P35
12.00 - 12.15 P3 P14 P25 P36
12.15 - 13.15 ISOMA
13.15 - 13.30 P4 P15 P26 P37
13.30 - 13.45 P5 P16 P27 P38
13.45 - 14.00 P6 P17 P28 P39
14.00 - 14.15 P7 P18 P29 P40
14.15 - 14.30 P8 P19 P30 P41
14.30 - 14.45 P9 P20 P31 P42
14.45 - 15.00 P10 P21 P32 P43
15.00 - 15.15 P11 P22 P33 P45
15.15 - 15.45 Coffee Break Sore
v
Daftar Abstrak
Kode Judul Halaman
P01 Studi Sifat Mekanik Komposit Hibrid Unsaturated Polyester/Clay/Serat
Glass 1 - 5
P02 Kaji Teoritik dan Eksperimental Penempatan Ideal Vortex Generator
pada TASV-Gorlov 6 - 11
P03 Penentuan Panjang Chord Sudu untuk Meningkatkan Kinerjanya
Menggunakan Perangkat Lunak CFD Numeca 12-17
P04 Pengaruh Contraction Ratio Nosel Terhadap Kinerja Liquid Jet Gas
Pump 18
P05 Simulasi Numerik Pengaruh Jumlah Nozzle Terhadap Separasi Energi
pada Ranque-Hilsch Tube Vortex 19-25
P06 Pengaruh Variasi Voltase, Waktu pada Temperatur Pelapisan Krom
Konstan (50º C) terhadap Karakteristik Logam Alumunium) 26- 3
P07
Pengaruh Variasi Putaran Terhadap Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Sambungan Las Tak Sejenis Paduan Aluminium 5083 dan 6061-T6 pada Proses Las FSW
34-39
P08
Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)
40-45
P09
Pengaruh Pelapisan WN yang Diperoleh dengan Teknik DC Reaktive Magnetron Sputtering terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Korosi Baja Tahan Karat Martensitik AISI 410
46-51
P10 “Pengaruh Putaran Centrifugal Casting Velg dari Bahan Aluminium
Scrap terhadap Karakteristik Perambatan Retak Fatik” 52-57
P11 The effect of sandblasting on AISI 316L stainless steels 58-61
P12 Pengaruh Penggunaan Ejector Terhadap Penurunan Daya Input
Kompresor pada Sistem Refrigerasi Kompresi Uap 62-65
P13
Studi Kelayakan dari Penggunaan Mesin Pengkondisi Udara Jenis
Absorption Chiller pada Gedung di Negara Beriklim Tropis 66-72
P14 Performansi Sistem Pendingin Kendaraan dengan Menggunakan
IRWNS 2011
Peranan Sains dan Teknologi untuk Meningkatkan Kapasitas Inovasi dalam Rangka Mempercepat Kemandirian Ekonomi Nasional
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG – POLBAN Jl. Gegerkalong Hilir, Ciwaruga Bandung 40012 Kotak Pos 1234,
Telp. (022) 2014167, Fax (022) 2013889
E-mail : [email protected], URL : www.polban.ac.id
vi
P15 Performansi Sistem Pendingin Split Unit dengan Menggunakan
HCFC-22 dan HC-HCFC-22 78-81
P16 Kaji Eksperimental Mesin Refrigerasi Unit Kecil yang Dilengkapi
dengan Secondary Refrigerant 82-90
P17 Air Conditioning System Design for Polban Server Room 91-97
P18 Performansi Sistem Pendingin Kendaraan dengan Variasi Putaran
Kompresor Menggunakan Kendali Logika Fuzzy
P19 Analisis Manajemen Perawatan untuk Perhitungan Availabilitas Sistem
AC Toshiba RPU 4003X Pada Kereta Api Argo Gede di PT KAI 98-103
P20 Pengaruh Suntikan Udara pada Aliran Pusar Sekunder terhadap
Kapasitas Pendinginan Keluaran Tabung Vortex 104-110
P21 Kajian Eksperimental Sistem Refrigerasi Adsorpsi Karbon Aktif –
Methanol Menggunakan Karbon Aktif Lokal 111-116
P22 Sistem Alarm Pada Cold Storage Berbasis Jaringan GSM Alarm System
on Cold Storage Based on A GSM Network 22
P23 Implementasi ATN Tunneling pada Testbed VHF Datalink (VDL)
Berbasis Software-Defined Radio 117-123
P24 Penerapan Metoda Project Based Learning (PBL) Pada Praktikum
Mekatronika 124-127
P25 Stabilisasi Networked Control Systems dengan Parameter Packet Dropout 128-133
P26 Desain dan realisasi platform robot setimbang 134-138
P27 Penggunaan Aritmatika Interval sebagai Pendukung Proses Pembelajaran
pada Jurusan Teknik Elektro 139-142
P28 Penggunaan Sensor Ultrasonik Sebagai Pendeteksi Ketinggian Air
Sungai Pada Sistem Peringatan Dini Tanggap Darurat Bencana Banjir 143-147
P29 Implementasi Enkapsulasi pada VHF Data Link (VDL) Mode 2 Berbasis
Software Gnuradio 148-152
P30 Perancangan Sensor Gelembung Udara Fault Tolerant Menggunakan
Metoda Triple Modular Redundancy 153-158
P31 Kontrol Kecepatan Turbin Angin Dengan Daya Sendiri 159-164
P32 Fluktuasi Beda Tekanan Isyarat Gangguan Pada Saluran Pipa Horisontal 165-174
vii
P34 Interaktif TV Digital menggunakan Middleware Berbasis MHP
(Multimedia Home Platform) 34
P35 Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process dan
Pugh 181-186
P36 Peluang dan Tantangan Bagi Pengembangan Bahan Material Biopolimer
dari Lautan Indonesia 187
P37 Fermentasi Mikroaerofilik Lactobacillus Acidophilus untuk Produksi
Probiotik 188-192
P38 Pengaruh Fiber Baja pada Kapasitas Tarik dan Lentur Beton 193-199
P39 The Effects of Multimode Load Pattern on Pushover Analysis to
Estimate The Seismic Demands for Symmetric Steel Building Frames 200-206
P40 Komparasi Perencanaan Menara Telekomunikasi di Indonesia Mengacu
pada TIA/EIA-222-F dan TIA/EIA-222-G 40
P41 Analisis Diskriminan Persepsi Wisatawan terhadap Kualitas Komponen
Kepariwisataan di Kawasan Wisata Agro 207-215
P42
An Investigation of The Relationship Between Customers’ Perceptions
of Internet Retail Service Quality, Customer Satisfaction and Customer Loyalty Amongst University Students
216-225
P43 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Remaja Akhir (16-18
Tahun) Akibat Perceraian Orang Tua di SMA Negeri 3 Subang 226-230
P45 Analisis Kelajuan Gerak Pelari 100 Meter pada Kasus Pemecahan Rekor
Industrial Research Workshop and National Seminar 2011
82
KAJI EKSPERIMENTAL MESIN REFRIGERASI UNIT KECIL
YANG DILENGKAPI DENGAN SECONDARY REFRIGERANT
Triaji Pangripto Pramudantoro,* Tri Agung Rohmat,** Prajitno** (*)Jurusan Teknik Refrigerasi & Tata Udara Politeknik Negeri Bandung (**)Jurusan Teknik Mesin dan Industri, Program Pasca sarjana Teknik Mesin
FT-UGM Jalan Grafika No. 2 Yogyakarta E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Sistem refrigerasi unit kecil, dengan kapasitas kompresor di bawah 1/2 (setengah) HP, umum digunakan pada warung kecil atau toko penjual es krim atau penyimpan produk/makanan beku. Sistem tersebut umumnya
menggunakan sistem refrigerasi primary refrigerant dimana terjadi kontak langsung antara evaporator
dengan produk. Kekurangan dari sistem ini adalah mudah terjadinya perubahan temperatur pada frezer box
akibat beban pendinginan dari luar atau lingkungan. Pada penelitian ini akan dikaji sistem refrigerasi tanpa
secondary refrigerant dan dengan secondary refrigerant menggunakan campuran propylene glycol dan air.
Sistem refrigerasi dengan menggunakan secondary refrigerant umum digunakan pada unit yang besar,
seperti pada pembuatan es balok. Penggunaan secondary refrigerant diharapkan akan mampu
mempertahankan temperatur freezer box lebih lama dibanding dengan sistem yang tanpa secondary
refrigerant. Kemampuan mempertahankan temperatur freezer box lebih lama mengakibatkan konsumsi energi listrik akan lebih kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan konsumsi
energi listrik antara tanpa dan dengan secondary refrigerant. Berdasarkan pengujian menunjukkan bahwa
gradient kenaikan temperatur freezer box terhadap waktu (dT/dt) untuk sistem tanpa secondary refrigerant
lebih besar yaitu: 0,049301 oC/menit dibandingkan dengan yang menggunakan secondary refrigerant, yaitu:
0,042902 oC/menit. Hasil perhitungan konsumsi energi listrik terlihat pada pengujian selama satu perioda
mesin berjalanyaitu pada sistem refrigerasi tanpa secondary refrigerant konsumsi energi listrik setiap jam
sebesar 0,270 kWh, sedangkan konsumsi energi listrik pada sistem refrigerasi dengan secondary refrigerant
sebesar 0,2585 kWh. atau dengan kata lain terjadi penghematan setiap jam sebesar 0,0115 kWh /perioda.
Hasil kajian dari penelitian ini menunjukkan bahwa mesin refrigerasi dengan secondary refrigerant dapat
digunakan dan dapat menghemat konsumsi energi listrik dibandingkan dengan sistem refrigerasi tanpa
secondary refrigerant.
Kata kunci: secondary refrigerant, freezer box, unit kecil, konsumsi energi
I PENDAHULUAN
Mesin refrigerasi penyimpan produk beku atau lebih dikenal dengan nama freezer banyak dijumpai penggunaannya di supermarket dan toko atau penjual makanan beku, seperti penjual es krim. Umur penyimpanan produk beku.
83 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh secondary
refrigerant terhadap performansi sistem
refrigerasi pada mesin refrigerasi dengan kapasitas kecil dengan tujuan khusus untuk mengetahui penghematan energi yang terjadi akibat adanya secondary refrigerant.
Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah adanya sistem refrigerasi unit kecil yang dilengkapi dengan secondary refrigerant yang hemat energi dan memiliki rentang waktu yang relatif lama antara saat mesin hidup dan saat mesin mati sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengguna seperti toko-toko kecil atau eceran yang memiliki catu daya listrik yang relatif kecil (900 Watts).
II STUDI PUSTAKA
Dossat (1981), menjelaskan bahwa temperatur kerja freezer box sangat rendah, tergantung pada umur penyimpanan produk yang diinginkan, untuk produk yang akan disimpan dalam jangka waktu beberapa minggu temperaturnya harus sekitar -18oC sampai -23oC, sedangkan untuk penyimpanan sampai satu tahun atau lebih temperatur produk harus mencapai -29oC atau lebih rendah.
Sistem refrigerasi yang digunakan pada umumnya adalah sistem refrigerasi kompresi uap sederhana yang terdiri dari komponen utamanya adalah: kompresor, kondenser, katup ekspansi dan evaporator. Kompresor berfungsi untuk menaikan tekanan kerja pada saluran discharge, selanjutnya refrigeran dalam fasa gas mengalir menuju kondenser dan diubah fasanya menjadi cair. Refrigeran fasa cair yang masih bertekanan tinggi selanjutnya
pipa evaporator disimpan suatu produk, maka produk tersebut akan mengalami penurunan tempetarur, selanjutnya refrigeran yang telah menyerap kalor di evaporator kembali ke saluran hisap kompresor dalam fasa gas pada tekanan rendah. Demikian siklus refrigerasi tersebut berlangsung secara berulang. Siklus sistem refrigerasi kompresi uap dapat digambarkan pada diagram pemipaan dan diagram Mollier seperti pada gambar 1 dan 2.
Gambar 1 Siklus sistem refrigerasi kompresi uap (Dossat, 1981).
Gambar 2 Siklus sistem refrigerasi kompresi uap pada diagram Mollier. (Dossat, 1981).
Dari gambar 2 siklus refrigerasi dapat diketahui:
Kerja kompresi = h2-h1
Kalor yang dilepas di kondenser = h2-h3
Efek refrigerasi = h1-h4
h4
kondensasi
kompresi evaporasi
ekspansi
h3
h1
h2
P (bar)
Industrial Research Workshop and National Seminar 2011
84 Energi listrik terpakai biasanya dinyatakan
sebagai daya yang digunakan untuk menjalankan suatu mesin dalam perioda tertentu. Daya listrik dapat dinyatakan sebagai besarnya konsumsi arus listrik pada tegangan tertentu. Tegangan listrik dapat diasumsikan relatif konstan, sehingga dengan demikian besarnya daya akan ditentukan sesuai besarnya kenaikan arus listrik.
P = V x I (Watts)
P = Daya listrik (Watts)
V = Tegangan listrik (Volt)
I = Arus listrik (Ampere)
Pada saat mesin pertama kali dihidupkan
(start) memerlukan arus mula yang sangat
besar hingga dapat mencapai 10 kali lipat dari arus normal. (R.Braunschweiger ,1979).
Akhir-akhir ini mesin refrigerasi yang menggunakan sistem ekspansi langsung dengan refrigerant R-12 sudah mulai dilarang dioperasikan karena dapat merusak lapisan ozone dan pemanasan global. Oleh karena itu berkaitan dengan penipisan lapisan ozone dan peningkatan panas bumi maka perlu dicari refrigeran alternatif yang dapat mengurangi pemakaian refrigeran yang dapat merusak lingkungan. Dalam banyak hal penggunaan
secondary refrigerant atau yang kita kenal
dengan sebutan brines banyak digunakan sebagai pilihan yang cocok dan cukup memuaskan untuk temperatur tertentu, karena memiliki sifat sifat yang menguntungkan seperti Low viscosity ,high specific heat, Good thermal conductivity,good chemical corrotion inhibitor, non-toxic, non flammable, food
grade for refrigeration(Zafer ,2003).
Secondary refrigerant selain harus
memiliki persyaratan-persyaratan yang mendasar seperti yang telah disebutkan sebelumnya, diperjelas bahwa faktor korosif haruslah menjadi bahan pertimbangan dalam memilih jenis
secondary refrigerant, seperti contohnya
air garam (Hillem ,2001). Alasan utama menggunakan campuran air dan propylene
glycol sebagai secondary refrigerant
karena memiliki faktor keamanan yang baik, tidak beracun, tidak bersifat korosif dan dapat mempertahankan temperatur pendinginan pada partikel es (Hagg ,2005)
Sebagai contoh pada terbitan majalah “Kyla”. Sebuah supermarket dekat Stockholm mengubah dari sistem pendinginan langsung menjadi sistem pendinginan tak langsung untuk cooling
cabinet dan freezer di pabrik susu,
menghasilkan pengurangan jumlah refrigeran dari 523 kg R22 yang dipasang pada tahun 1973 menjadi 22 kg R-404a pada tahun 1996.Dalam artikel terakhir pada “Scan-Ref,” pada prakteknya konsumsi energi tahunan seringkali lebih rendah dari sistem yang tanpa secondary
refrigerant. (Melinder ,2010).
III METODOLOGI
3.1 Konstruksi Mesin Refrigerasi
Pada penelitian ini meliputi dua tahap pekerjaan utama, yaitu pembuatan mesin refrigerasi, dan uji performansi dari sistim tersebut. Pembuatan mesin refrigerasi difokuskan pada temperatur kabin agar tercapai -18oC. Selanjutnya dilakukan pengujian pada mesin tersebut baik yang menggunakan secondary refrigerant maupun yang tanpa secondary refrigerant. Mesin yang dibuat memiliki daya kompresor sebesar 1/6HP dengan menggunakan refrigeran R12 sebagai
primary refrigerant dan campuran
propylene glycol dengan air sebagai
secondary refrigerant. Komposisi
secondary refrigerant adalah 20%
propylene glycol dan 80% air. Beban
85 saluran discharge.
c. Arus listrik, tegangan listrik dan energi listrik terpakai.
Prototipe mesin refrigerasi dengan menggunakan secondary refrigerant dan sistem tanpa secondary refrigerant mempunyai volume freezer box yang sesuai dengan kebutuhan pasar/warung kecil yaitu sebesar 35-50 liter. Dinding bagian luar terbuat dari plat besi, dinding bagian dalam yang menampung secondary
refrigerant terbuat dari plat stainless steel
SUS 316 food grade. Pipa evaporator terbuat dari pipa tembaga berdiameter 3/8 inci, jenis expansi pipa kapiler dan kompresor yang digunakan berkapasitas 1/6HP. Alat ini mempunyai freezer box dengan temperatur -18°C.
Mesin refrigerasi dengan secondary
refrigerant dilengkapi lubang untuk
memasukan dan mengeluarkan fluida
secondary refrigerant. Insulasi dinding
terbuat dari bahan poly-urethan dengan ketebalan 40 mm.
Berikut ini adalah tabel kondisi perancangan mesin refrigerasi dengan dan tanpa secondary refrigerant secara umum.
Tabel 1 Kondisi perancangan
No. Kondisi
1 Refrigeran R-12
2 Temperatur
Kondensasi 40
0 C
3 Temperatur
Evaporasi -25
0 C
5 Temperatur produk
masuk freezer box -15 0
C
6 Temperatur freezer
box -18
0 C
7 Massa produk uji
(air) 4 kg
Konstruksi penampang dinding secara utuh dapat dilihat pada gambar 3 dan mesin refrigerasi sistem tanpa secondary
refrigerant ditunjukkan pada gambar 4
sedangkan yang menggunakan secondary
refrigerant ditunjukkan pada gambar 5.
Gambar 3 Skema mesin refrigerasi.
Industrial Research Workshop and National Seminar 2011
86 Gambar 5 Penampang dinding mesin
refrigerasi dengan secondary refrigerant.
Gambar 6 Mesin refrigerasi dengan
secondary refrigerant hasil perakitan
3.3 Letak posisi alat ukur
Letak dan posisi alat ukur yang digunakan dapat dilihat pada gambar 7 dan 8.
Gambar 7 Posisi sensor temperatur pada mesin uji.
Gambar 8 Posisi alat ukur pada mesin uji.
3.4. Pengujian mesin refrigerasi tanpa secondary refrigerant
Pengujian pada mesin refrigerasi tanpa
secondary refrigerant. menggunakan R-12.
Besaran yang diukur adalah: Tekanan,
discharge dan suction, temperatur
(lingkungan, discharge, refrigeran masuk alat ekspansi, keluar evaporator, kabin), arus listrik, tegangan listrik, dan energi listrik.
Prosedur pengambilan data adalah sebagai berikut :
a. Mencatat tekanan dan temperatur awal sebelum sistem dijalankan.
b. Mencatat tekanan, temperatur ,arus listrik, teganagan listrik dan energi listrik terpakai pada saat sistem dijalankan.
c. Pengambilan data dilakukan setiap 30 menit sekali.
3.5. Pengujian mesin refrigerasi dengan secondary refrigerant
Pengujian untuk mesin refrigerasi yang dilengkapi dengan secondary refrigerant, besaran yang diukur sama seperti pada mesin refrigerasi tanpa secondary refrigerant.
Prosedur pengambilan data:
a. Mencatat tekanan dan temperatur awal sebelum sistem dijalankan.
Te
emperatur tunjukkan emperlihatka encapai -18o jaga agar be
o
C dengan rmostatnya. lengkapi de emilki period ring diband
eezer box ya
frigerant. rubahan ken ng tanpa s pat naik a ngkungan
mentara d frigerant ya keliling free ndingin da hingga kena enjadi lebih aka kompre aktu yang re
Gambar 9
di dalam pada gam an tempera
o
C. Temper ertahan antar n cara
Pada freeze
engan secon da mati dan dingkan den ang menggu
Hal ini naikan tempe
secondary r akibat peng
terhadap dengan ada
ang bertemp
ezer box men
ari lingkun aikan temper h lambat. D esor akan m
latif lebih la
9 Grafik tem
m freezer
mbar 9 atur freezer
ratur freezer ra -15oC hin
di-setting
r box yang
ndary refrig hidup yang ngan tempe unakan secon terjadi k eratur freeze refrigerant garuh tempe
freezer anya secon peratur renda nyebabkan b ngan terha ratur freezer Dengan dem memiliki ren ama saat mat
mperatur free seco eratur ndary karena er box
lebih eratur box, mikian
ntang
ondary refri
mperatur f frigerasitan engan secon ambar 9. D ermostat ya ahwa untuk econdary refr
etting pada
ntuk mesin r
efrigerant m
ada menit ke ahwa pada
esin refri
efrigerant me
ang lebih frigerasi de ada saat pros
esin refri
efrigerant h
ox , sedangk econdary refr eezer box ju
efrigerant y
frigerasi
pa secondary
igerant
freezer bo
npa secondar
dary refrige engan meng ang sama yai
k mesin r
frigerant men
menit ke-refrigerasi d mencapai te e-445. Hal in
saat awal igerasi tan
empunyai be kecil diba engan secon ses pendingi igerasi tan hanya mend
kan mesin r frigerant sela uga mending yang ada d
y refrigerant
ox pada m ry refrigeran
erant ditunju
ggunakan s itu:-18oC, te refrigerasi ncapai temp -268, sedan dengan secon
emperatur s ni dapat dijel evaporator
npa secon
eban pendin andingkan m ndary refrige
inan berlang
npa secon
dinginkan fr efrigerasi de ain mending ginkan secon di dalam m setting erlihat tanpa eratur ngkan ndary setting
laskan pada ndary nginan mesin erant. gsung, ndary reezer engan ginkan ndary mesin sebut.
4.3
esin refri frigerant ak mperatur fre
o
C yaitu p ngan setting ndinginan ibatnya te ik seperti d stim akan mperatur fre
itu sekitar 3 ati kembali k
o
C yaitu s emikian pros
rioda waktu
ntuk mesin r frigerant mperatur ka
an berhenti 45, proses pe
rhenti, tetapi condary refr
eezer box, m
x akan lebih n akan na tunjukkan p ng lebih l mperatur fr frigerasi tan stim akan mperatur fre emperatur fre ngan kurva rhenti beker x kembali m enit kemudia
rulang deng enit.
la ditinjau d ndinginan, rioda siklus frigerasi den banding den klus pending condary ref
da hidup d
gerasi tan kan berhent
eezer box m
pada menit g termostat,
oleh mesin emperatur fr ditunjukkan p
bekerja eezer box 35 menit kem
ketika tempe ekitar 50 m ses tersebut
sekitar 85 m
refrigerasi d juga dem abin mencap
bekerjayait endinginan i karena mem
frigerant dib
maka temper h terjaga da aik secara
pada kurva landai diba freezer box
npa second
bekerja eezerr box
eezer box ak
yang lebih rja ketika te mencapai -1 an. Demikia
an perioda w
dari waktu at maka dap s pendingin ngan secon ngan 2,7 ka ginan mesin
frigerant (2
dan mati
npa secon
ti bekerja k mencapai sek
t ke-268 s sehingga p n akan terh freezer box
pada gamba kembali k mencapai -mudian dan eratur menca menit kemu berulang de menit.
dengan secon mikian, k pai -18oC s tu pada men
oleh mesin miliki tempe bawah tempe atur pada fr ari pengaruh
perlahan se dengan gr andingkan k x untuk m dary refrige
kembali k mencapai -kan turun kem
landai dan emperatur fr 18oC setelah an proses ter
waktu sekita
tau perioda s pat dilihat
nan pada m ndary refrig ali perioda w
refrigerasi 226:85). De
Industrial R
pada
ndary ketika kitar
-sesuai proses henti, akan ar 10. ketika
-15oC ketika sistim nit
ke-akan eratur eratur reezer h luar eperti radien kurva mesin erant. ketika 15oC. mbali akan reezer h 123 rsebut ar 226
siklus satu
Research Work
emikian m econdary refr
ngga 3 kali frigerasi den ada saat pr frigerasi, aru ari arus perkirakan econdary ref nergi listrik bandingkan econdary ref
apat dilihat rhadap wak
npa seconda
049301 oC enaikan tem
lengkapi se 042902 oC/m
ambar 10 G aathidupdan
4 Energ
ada gambar strik setela mperatur sec ondisi steady urva menunj
frigerasi ya efrigerant ter etelah dilaku enggunaan erioda saat
mperatur fre 8oC maka frigerasi ta alam satu p ampai 60 me
kshop and Nat
mesin ref
frigerant aka
lebih sering ngan seconda
roses meng us start akan
normal, mesin re frigerant ak k total yan mesin re
efrigerant. D
gradien ken ktu dT/dt p ary refrigera C/menit, sed mperatur pa econdary re menit.
Grafik tempe nmati
gi listrik ter
11 grafik p ah tempera condary refr dy, maka da
jukkan bahw ang menggu
rlihat lebih re ukan pengh
energi terp sistem bek
eezer box da
diperoleh anpa second perioda berla enit memerlu
tional Semina
frigerasi an hidup-ma g dibanding m
ary refrigera ghidupkan m n jauh lebih
sehingga efrigerasi kan menggun ng lebih ba frigerasi de Dari gamba naikan temp pada mesin ant adalah se
dangkan gr ada mesin efrigerant a
eratur kabin
rpakai
pemakaian e atur kabin
rigerant men
apat dilihat wa sistem m unakan secon
endah. itungan ken pakai pada
erja menuru ari -15oC me h, untuk m
dary refrig angsung 55 ukan energi l
r 2011
eratur yang ebesar radien yang adalah
pada
energi dan ncapai pada mesin ndary
naikan satu unkan enjadi mesin gerant
ref
frigerant dal lama 123 sa ergi listrik butuhan en 53/123 me
butuhan en 2585 kWh. ari hasil pe
hwa energi rioda pada
eady, energi
da mesin re frigerant l frigerasi tan
itu sebesar 0 au lebih he
ngoperasian aktu yang re
ngan seco katakan lebih
Gambar 11 G
KESIM
1 Kesim
ari hasil ana pat diambil k
lam satu per ampai 125m sebesar 0,53 nergi setiap enit =0,004 nergi setiap
erhitungan listrik terp saat sistem i listrik terp efrigerasi de ebih renda
npa second
0,270-0,2585 mat 4,3%. n mesin re elatif lama ondary ref
h hemat ener
Grafik energi
MPULAN D
pulan
alisis yang s kesimpulan
rioda berlang menit memerl 3 kWh, sehi p menit a 439 kWh
p jam se
tersebut te pakai dalam m dalam ko
pakai setiap engan secon ah dari s dary refrige
5 = 0,0115 k Sehingga d efrigerasi d mesin refrig frigerant rgi.
i listrik terp
DAN SARAN
sudah dilaku bahwa: ebesar
erlihat m satu
ondisi p jam gerasi dapat
c. Pemak pada refrige 0,0115
2 Saran
enelitian m econdary
kembangkan efrigerant
ervariasi atau ang lain
emperoleh
efrigerant ya
rtentu.
AFTAR P
.Melinder,,2 efrigerants fo
nergy Tech hermodynam oyal Institu tockholm,
ail:ake@the
raunscheiger ntuk Teknik eh: Erlian angemanan,
erasi tanp
erant (menit
refrigerasi d
erant dapat
ratur produk unyai peri lebih panja dingkan d erasi tanp
erant (85
ndingan 2,7:1 kaian energi sistem de
erant lebih
5 kWh/period
mesin refr refrigerant n pada pema
dengan ko u jenis seco
sehingg temperat ang sesuai d
PUSTAKA
2010, Updat
for indirect hnology, D mics and R ute of Tec Swe rmo.kth.se
r.R., 1979, k Pendingin nsyah, Ng
Bandung, In
pa secon
ke-268). dengan secon
mempertaha k pada –18oC ioda hidup ang (226 m
dengan m
pa secon
menit), de 1.
listrik setiap ngan secon hemat se da.
rigerasi de t ini
akaian secon onsentrasi
ndary refrig ga dihara
tur secon
dengan pema
A
te on secon
system, Dep
Div. of Ap Refrigeration
hnology (K eden,
, Teknik
n, diterjema gadiono, Y
ndonesia.
89 ebesar
engan akaian
ndary pt. of pplied n The
KTH),
Industrial Research Workshop and National Seminar 2011
90 Dossat,Roy J., 1981, Principle of
Refrigeration, Second Edition,John Wiley
& Sons, New York.
Frank Hillerns, Ph.D., 2001. TYFOROP GmbH, Hamburg, Thermophysical Properties and Corrosion Behaviour of
Secondary Coolants, ASHRAE WINTER
Meeting, Atlanta, GA.
Hagg, Cecilia, 2005,Ice Slurry as
Secondary Fluid in Refrigeration
System,School of Industrial Engineering and Management, Departement of Energy Technology, Division of Applied Thermodynamics and Refrigeration, Stockholm, sweden.
Zafer URE Zafer M.Sc., MCIBSE, MASHRAE, M.Inst.R, 2003, Secondary Refrigeration European Experiences, 2003
ASHRAE Winter meeting Chicago, USA,
Environmental Process Systems Limited Unit 32, Mere View Industrial Estate, Yaxley, Cambridgeshire, PE7 3HS, UNITED KINGDOM,
E-mail:[email protected],