• Tidak ada hasil yang ditemukan

WASPADAKAH KITA TERHADAP DAMPAK JANGKA P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "WASPADAKAH KITA TERHADAP DAMPAK JANGKA P"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

WASPADAKAH KITA TERHADAP DAMPAK JANGKA PANJANG KELAHIRAN PRETERM PADA IBU DAN ANAK?

Sofie Rifayani Krisnadi

Pendahuluan

Kelahiran preterm didefinisikan sebagai kelahiran yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu (kurang dari 259 hari). Hal ini berhubungan dengan sepertiga kematian bayi di Amerika Serikat dan terkait dengan 45% anak dengan palsi serebral, 35% persen anak dengan gangguan penglihatan, dan 25% anak dengan gangguan kognitif atau pendengaran.1

Komplikasi bayi prematur berdampak pada tingkat mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi dibandingkan bayi cukup bulan. Risiko komplikasi meningkat seiring dengan peningkatan imaturitas, sehingga bayi yang sangat prematur (lahir sebelum usia kehamilan 25 minggu), memiliki tingkat mortalitas yang paling tinggi (sekitar 50%) dan jika dapat bertahan hidup memiliki risiko morbiditas jangka panjang yang paling tinggi.

Pada bayi prematur yang bertahan hidup, dapat terjadi gangguan perkembangan syaraf dan masalah kesehatan kronis dalam jangka panjang. Komplikasi medis kronis dan perkembangan syaraf ini selalu membutuhkan perawatan kesehatan dan pelayanan edukasi, yang kemudian dapat berdampak pada biaya ekonomi yang dibutuhkan untuk merawat bayi prematur.2

Derajat prematuritas didefinisikan berdasarkan usia kehamilan atau berat lahir. Klasifikasi berdasarkan usia kehamilan adalah sebagai berikut.

- Kelahiran preterm akhir / late preterm birth: usia kehamilan antara 34 dan kurang dari 37 minggu

- Kelahiran sangat preterm / very preterm birth: usia kehamilan antara 26 sampai kurang dari 32 minggu

- Kelahiran preterm ekstrim / extremely preterm birth: usia kehamilan mencapai atau di bawah 25 minggu.

Klasifikasi bayi prematur berdasarkan berat lahir adalah sebagai berikut.1

- Berat lahir rendah /low birth weight (LBW): berat lahir kurang dari 2500 gram.

- Berat lahir sangat rendah/very low birth weight (VLBW): berat lahir kurang dari 1500 gram.

- Berat lahir terlalu rendah / extremely low birth weight (ELBW): berat lahir kurang dari 1000 gram

(2)

berbagai hal seperti kegagalan pernapasan (5-10%), asfiksia (27%) dan komplikasi bayi berat lahir rendah (BBLR) sebesar 30%.3

Semua bayi preterm memiliki risiko masalah kesehatan yang serius akibat kurang matangnya fungsi organ yang dapat menyebabkan penyakit membran hialin, asfiksia, perdarahan intrakranial, gangguan neurologis, hipotermia, gangguan metabolik, dan kecenderungan terjadinya infeksi neonatal.

Jika bayi preterm gagal beradaptasi pada kehidupan ekstrauterin maka akan terjadi kondisi gawat neonatus yang dapat berdampak pada kematian atau kecacatan. Sedangkan sebagian bayi preterm yang bertahan hidup, dapat mengalami komplikasi jangka panjang seperti gangguan sensoris, retardasi mental, atau gangguan neurologis lainnya.

Dibutuhkan upaya maksimal untuk mencegah terjadinya persalinan preterm, tetapi bila persalinan preterm tidak dapat dicegah dan bayi terpaksa lahir sebagai bayi preterm, maka manajemen yang cepat, tepat dan terpadu harus sudah dilaksanakan sejak masa antepartum, intrapartum, dan postpartum.

Peningkatan kemampuan dalam melakukan perawatan neonatus terhadap bayi preterm mengakibatkan peningkatan jumlah bayi preterm yang bertahan hidup. Hal ini secara tidak langsung juga meningkatkan angka kejadian atau prevalensi dari disabilitas medis, kesulitan proses belajar, dan masalah sikap juga psikologi karena bayi preterm dapat mengalami kesulitan untuk menghadapi kehidupan dewasa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi dengan berat lahir rendah memperlihatkan penurunan skor pada uji kognitif dan psikologi dibandingkan dengan kelompok bayi dengan berat normal.1,3,4 Oleh karena itu,

kewaspadaan terhadap dampak jangka panjang kelahiran preterm perlu ditingkatkan.

Dampak Jangka Pendek Kelahiran Preterm Terhadap Bayi

Masalah kesehatan yang ditemukan pada bayi preterm bersumber dari imaturitas sistem organ. Imaturitas atau kurang matangnya sistem organ bayi preterm mengakibatkan kegagalan adaptasi kehidupan di luar rahim pasca kelahiran. Kondisi ini dapat meliputi:

1. Sistem Pernapasan

Paru-paru bayi preterm kurang dapat beradaptasi dengan pertukaran gas sehingga dapat terjadi depresi perinatal di ruang bersalin. Respiratory distress syndrome (RDS) juga dapat terjadi karena defisiensi surfaktan, sedangkan apnea dapat terjadi karena kurang matangnya mekanisme pengaturan nafas. Bayi preterm juga diketahui mempunyai risiko bronkhopulmonary dysplasia (BPD), dan chronic pulmonary insufficiency/ chronic lung disease (CLD).1,5,6

(3)

minggu adalah sekitar 0,5%. Fenomena ini menyebabkan kematian pada sekitar 20% kasus. Kejadian asfiksia juga sering dihubungkan dengan palsi serebral (cerebral palsy).1,5,6

2. Kardiovaskular

Gangguan kardiovaskuler yang sering terjadi adalah hipotensi akibat hipovolemia, seperti kehilangan volume karena memang volumenya yang relatif kecil atau gangguan fungsi jantung dan vasodilatasi akibat sepsis. Kejadian patent ductus arteriosus (PDA) sering juga terjadi, meskipun sebagian dapat tidak bergejala dan menutup pada beberapa minggu pertama, dapat juga menetap dan meningkatkan komplikasi BPD/CLD,NEC atau gagal jantung kongestif.1,7 Menutup ductus arteriosus tidak menurunkan morbiditas dan mortalitas bayi.

3. Neurologis

Bayi preterm berisiko terhadap masalah neurologi akut seperti perdarahan intrakranial dan depresi perinatal. Penyebab utama kelainan atau gangguan neurologis pada bayi baru lahir adalah ensefalopati iskemik hipoksik (EIH), perdarahan periventrikular dan intraventrikular. Jejas pada otak yang terjadi pada masa perinatal diketahui sebagai penyebab utama gangguan neurologis berat, sedangkan dampaknya dalam jangka panjang dikenal sebagai palsi serebral pada bayi dan anak-anak.1,5,7

4. Hematologis

Kelainan hematologis terutama anemia yang disebabkan oleh berbagai macam faktor termasuk hiperbilirubinemia.1,8

5. Metabolik/Nutrisi

Pada bayi preterm sering terjadi gangguan metabolisme glukosa dan kalsium, terutama pada bayi preterm dengan gangguan nutrisi, sakit berat, atau gangguan intrauterin.9 Bayi yang terlahir preterm membutuhkan perhatian khusus seputar jenis, jumlah, dan cara pemberian nutrisi.8,9 Refleks isap dan kemampuan menelan pada bayi preterm merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gangguan metabolic dan nutrisi.

6. Gastrointestinal

Bayi yang terlahir preterm sangat berisiko terhadap enterokolitis nekrotikans.1,8,9 7. Ginjal

Bayi preterm cenderung rentan terhadap kondisi hipotermi dan hipertermi.1 10. Infeksi dan Sistem Imunologis

Banyak penelitian yang membuktikan infeksi pada ibu merupakan penyebab kelahiran peterm, sebagian besar janin dari ibu yang mengalami infeksi, juga terinfeksi.

Antibodi ibu melindungi janin intrauterine sejak minggu ke 20 kehamilan, dan terus diberikan sampai trimester ketiga, sehingga bayi preterm belum lengkap mendapat imunitas , juga system imunnya belum matang. Karena defisiensi respon imun seluler dan humoral, bayi preterm lebih berisiko terhadap terjadinya infeksi daripada bayi cukup bulan.1,8

(4)

Bayi preterm dapat mengalami retinopathy of prematurity (ROP), yakni retinopati akibat prematuritas, sebagai dampak dari pembentukan retina yang imatur.1

DAMPAK JANGKA PANJANG KELAHIRAN PREMATUR

Pada bayi prematur yang dapat bertahan

hidup

, terdapat peningkatan kejadian perawatan rumah sakit, gangguan perkembangan syaraf jangka panjang, dan masalah kesehatan kronis. Sejumlah penelitian kohort telah dilakukan terhadap pasien Neonatal Intensive Care Units (NICU) selama bertahun-tahun untuk melihat dampak jangka panjang kelahiran preterm.10

Pada usia sekolah, 10-12% diduga mengalami gangguan karena adanya kecacatan neurologi.11 Penelitian lain juga menunjukkan anak yang lahir preterm atau dengan berat lahir

rendah menunjukkan skor kognitif yang rendah, prestasi sekolah yang buruk dan peningkatan risiko gangguan sikap, seperti ADHD (Attention Deficit/ Hyperactivity Disorder).12

Risiko dirawat di rumah sakit meningkat seiring dengan rendahnya usia kehamilan saat lahir. Penyebab yang paling sering adalah gangguan pernapasan seperti infeksi pernapasan oleh virus, asma, dan gangguan pencernaan seperti refluks gastroesofagus dan gastroenteritis. Sedangkan permasalahan kronis lainnya yang sering terlihat pada bayi prematur yang bertahan hidup hingga dewasa adalah bronchopulmonary dysplasia (BPD), peningkatan risiko bayi mati mendadak, dan gangguan pendengaran dan penglihatan.1

Gangguan perkembangan syaraf juga meningkat seriring dengan rendahnya usia kehamilan pada saat persalinan. Gangguan jangka panjang yang terjadi antara lain gangguan kemampuan kognitif, defisit motoris, gangguan sensori, dan masalah psikologi dan sikap.10

A. Gangguan Motorik

Di antara anak-anak dengan palsi serebral (PS), 20-25% diantaranya lahir preterm. 13 Bayi preterm mengalami peningkatan risiko untuk semua tipe PS, namun diplegia spastik merupakan tipe yang paling sering terjadi.14 Tingkat kejadian PS di Swedia sebesar 7% pada

bayi yang lahir setelah usia 23-27 minggu. Tingkat kejadian PS yang lebih rendah ditemukan pada bayi yang lahir pada usia 29-32 minggu. Manifestasi predominan yang dikaitkan dengan palsi serebral adalah gangguan gerak yang dapat berupa karakter spastik, ataksik, atau atetoid. Disfungsi motorik ini biasanya disertai gangguan neurologis lainnya seperti retardasi mental, gangguan visual kortikal, dan kejang.14

(5)

B. Kesulitan Kognitif dan Situasi Sekolah

Meskipun hanya sebagian kecil bayi preterm menjadi anak dengan keterbelakangan mental, beberapa penelitian menunjukkan adanya penurunan nilai uji kognitif dan prestasi/performa sekolah yang buruk seiring dengan rendahnya usia kehamilan saat dilahirkan.15,16 Marlow dkk3 menunjukkan bahwa 21% bayi dengan lahir preterm ekstrim pada usia kurang dari 26

minggu memiliki IQ dua atau lebih standar deviasi dibawah nilai rata-rata, sedangkan 25% memiliki IQ berada di tepi nilai batas (borderline, 1-2 SD di bawah nilai rata-rata).

Penelitian lainnya menunjukkan adanya IQ yang sedikit lebih rendah pada usia 20 tahun dan luaran pendidikan yang kurang baik pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram,12meskipun mayoritas terlihat mulai mengalami kesulitan pada usia 22-25 tahun. Pada

bayi preterm yang lebih matang pun terlihat adanya peningkatan risiko keterbelakangan mental, seperti pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan 32-36 minggu memiliki 1,4 kali risiko mengalami keterbelakangan mental dibandingkan dengan bayi lahir cukup bulan.16,17

Kesulitan kognitif pada bayi preterm merefleksikan luaran sekolah mereka. Pada penelitan di Belanda sejak tahun 2004 menunjukkan 484 bayi lahir sebelum usia kehamilan 32 minggu, pada masa remaja hanya kurang dari 50% yang menunjukkan performa normal di sekolah18,

dan studi meta analisis sejak 2002 menunjukkan bahwa bayi preterm dua kali lipat berisiko mengalami ADHD dibandingkan dengan bayi lahir cukup bulan. Bayi preterm juga umumnya berhubungan dengan kesulitan dalam area aritmetika dan membaca.19

C. Attention-Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD)

ADHD merupakan gangguan perkembangan neurologis yang umum terjadi di negara Barat, dengan prevalensi 3-5% pada anak usia sekolah di Swedia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masalah atensi lebih umum terjadi pada anak yang lahir preterm. Pada penelitian Farooqi ditemukan bahwa anak usia 11 tahun yang terlahir preterm usia kehamilan 23-25 minggu mengalami tiga hingga empat kali lipat lebih sering mengalami masalah atensi dibandingkan dengan bayi lahir cukup bulan.12 Penelitian di Perancis terhadap 1102 anak

berusia lima tahun yang lahir setelah usia kehamilan 22-32 minggu menunjukkan peningkatan risiko mengalami hiperaktivitas atau masalah inatensi, dua kali lipat dibandingkan dengan bayi lahir cukup bulan.20 Penelitian terhadap bayi preterm menunjukkan

adanya risiko mengalami luaran negatif pada usia sekolah dan awal dewasa seperti ADHD.12,20

D. Masalah kejiwaan lainnya, alkohol dan penyalahgunaan zat adiktif lainnya

Beberapa gejala kejiwaan terutama depresi dan kecemasan dilaporkan lebih sering terjadi pada anak dengan berat lahir rendah dan anak yang lahir sangat prematur dibandingkan dengan anak yang lahir cukup bulan.21 Tingkat intelektual yang lebih rendah juga

meningkatkan risiko terjadinya psikopatologi dewasa.22 Kompetensi kognitif yang rendah

(6)

sekolah yang buruk, sehingga dapat meningkatkan risiko luaran kesehatan mental yang buruk. Hal ini menggambarkan pentingnya menerapkan perspektif hidup ketika mengevaluasi konsekuensi dari kejadian awal seperti persalinan prematur. Namun, hubungan antara persalinan prematur dan autisme hingga kini belum jelas. Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan adanya hubungan positif, akan tetapi sebagian penelitian lainnya menunjukkan tidak adanya hubungan. Kurangnya kemampuan bersosialisasi dan sifat pemalu dan menarik diri merupakan hal yang sering ditemukan pada kelompok preterm, individu yang lahir sebelum 29 minggu lebih sering menjadi korban penindasan dibandingkan dengan kelompok cukup bulan. Beberapa penelitian juga menunjukkan rendahnya sikap berbahaya seperti rendahnya meminum alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang pada kelompok dewasa muda yang lahir prematur.

E. Dampak pernafasan jangka panjang

Berbagai fakta telah membuktikan adanya hubungan antara kelahiran prematur dan morbiditas pernapasan di kemudian hari.23 Anak prematur lahir dengan paru yang belum

berkembang, jumlah alveoli yang rendah dan gangguan fungsi pernapasan.1 Hal ini

berkontribusi pada peningkatan risiko asma dan radang paru, terutama pada masa bayi. Penyakit pernapasan umum terjadi pada anak prematur yang mengalami displasia bronkuspulmonari. Beberapa penelitian menunjukkan adanya gangguang fungsi saluran napas yang terjadi hingga masa dewasa muda. Penelitian juga menunjukkan adanya dua kali peningkatan risiko pengobatan asma pada anak-anak bagi individu yang lahir setelah 23-27 minggu, namun tidak terdapat hubungan antara kelahiran preterm dan pengobatan asma pada individu yang lahir dengan usia kehamilan yang lebih tinggi.6

F. Dampak Kesehatan pada Usia Dewasa - Resistensi Insulin

Individu dewasa yang mengalami kelahiran prematur cenderung lebih dapat mengalami resistensi insulin dan tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelahiran cukup bulan. Suatu penelitian menunjukkan bahwa individu dewasa (18 hingga 27 tahun) yang lahir prematur (berat lahir kurang dari 1500 g dan usia kehamilan 29 minggu) dibandingkan dengan kelompok yang lahir cukup bulan memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dan gangguan metabolisme glukosa.24

- Hipertensi dan perubahan vaskular

Individu dewasa yang lahir prematur memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan kelompok yang lahir cukup bulan. Hal ini menunjukkan bahwa berat lahir rendah dapat berperan dalam perkembangan hipertensi primer pada masa dewasa.25

- Reproduksi

(7)

lahir prematur mengalami peningkatan risiko mendapatkan bayi yang juga prematur. Namun hal ini tidak berlaku pada pria prematur.26

Dampak persalinan preterm terhadap Ibu

Dampak jangka panjang kelahiran prematur tidak hanya dialami oleh bayi yang dilahirkan, namun pihak ibu atau orang tua juga dapat mengalami dampak tersebut. Sejumlah penelitian ekonomi terhadap bayi prematur menunjukkan adanya penggunaan pelayanan kesehatan setelah dari instalasi NICU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi prematur lebih sering dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan bayi lahir cukup bulan. Hal ini berdampak pada peningkatan biaya kehidupan yang harus ditanggung oleh pihak keluarga bayi prematur. Penelitian menunjukkan bahwa biaya perawatan dan kesehatan yang dihabiskan oleh bayi prematur jauh lebih besar beberapa kali lipat dibandingkan dengan biaya yang dihabiskan oleh bayi yang lahir cukup bulan.

Tekanan psikologis dapat terjadi pada ibu yang mengalami persalinan prematur dan melalui perawatan di NICU. Pengetahuan mengenai dampak jangka panjang persalinan prematur sangat penting bagi pihak ibu agar dapat mencegah terjadinya masalah kesehatan mental pascasalin. Program intervensi dini melibatkan pemeriksaan reaksi psikologis ibu terhadap persalinan prematur, pengetahuan terhadap reaksi jangka pendek dan panjang sangat penting dalam menentukan terapi yang terbaik bagi ibu, dan hubungan dengan bayinya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami persalinan prematur mengalami tingkat stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang mengalami persalinan cukup bulan.Stress ini dapat disertai dengan kecemasan, depresi dan reaksi trauma. 27

Persalinan atau kelahiran preterm tidak hanya berdampak pada bayi, namun juga berdampak pada kehidupan ibu. Contohnya seperti perawatan bayi yang intensif dalam inkubator dapat menyebabkan adanya jarak antara ibu dan bayi. Hal ini dapat memicu stres bagi ibu, sehingga dalam kondisi ini dibutuhkan dukungan dari keluarga dan lingkungan. Berbagai dampak negatif ini dapat terhindarkan apabila dapat dilakukan upaya pencegahan persalinan atau kelahiran preterm yang maksimal. Namun hal yang lebih penting adalah mengenai bagaimana bayi preterm tersebut dapat mampu bertahan dan memenuhi tuntutan hidup pada usia dewasa.

KESIMPULAN

Komplikasi prematuritas merupakan alasan utama terjadinya tingkat mortalitas dan morbiditas bayi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelahiran cukup bulan. Risiko komplikasi meningkat seiring dengan peningkatan imaturitas. Bayi dengan prematuritas ekstrim yang lahir sebelum 25 minggu kehamilan memiliki tingkat mortalitas yang paling tinggi dan memiliki risiko morbiditas jangka panjang yang lebih besar jika bertahan hidup.

(8)

kerentanan juga kestabilan klinis dari bayi preterm. Fakta bahwa kelahiran preterm memiliki dampak yang lebih terhadap luaran psikiatri seperti ADHD yang memberikan kerugian sosial pada keluarga, sehingga upaya intervensi seperti bantuan edukasi dan sosial sebaiknya diberikan pada kelompok individu tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Senin tanggal Empat bulan September tahun Dua Ribu Tujuh Belas, yang bertanda tangan dibawah ini Kelompok Kerja Empat Lingkungan Peradilan Propinsi Aceh Unit

Pengembangan sektor hasil kelautan dan perikanan diKabupaten Pulang Pisau dengan luas wilayah yang umumnya berupa laut, sungai, danau dan rawa pasang surut maupun pesisir

Bila sinyal AC yang kecil digandengkan pada basis melelui kapasitor maka sinyal ini akan menghasilkan ayunan-ayunan pada arus kolektor dengan dengan bentuk

Dalam analisis ini, penulis memfokuskan pembahasan mengenai masalah sosial yang dihadapi oleh tokoh Ichiyo Higuchi khususnya status kaum perempuan zaman Meiji yang kurang

- Menghitung hasil jawaban kuesioner pertanyaan no.1-6 terkait partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, dimana jawaban (Ya) yang telah diberikan skor pada

(4) Dalam hal anak yang proses kelahirannya tidak diketahui, dan orang tuanya tidak diketahui keberadaannya, pembuatan akta kelahiran untuk anak tersebut didasarkan pada

Studi penelitian ini diberi judul “ Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank ter- hadap Pertumbuhan Laba pada Peru- sahaan Sektor Perbankan,” Penelitian ini merupakan replikasi dari