APRESIASI PUISI
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Bahasa Indonesia dari Ibu Hanny Kartini
DISUSUN OLEH:
Nama
: Vania Suci Nur Aliifah
Kelas
: XII Analis Kimia 1
PEMERINTAH KOTA BANDUNG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7 BANDUNG
KOMPETENSI KEAHLIAN: KIMIA INDUSTRI, TEKNIK
PENYEMPURNAAN TEKSTIL, KIMIA ANALISIS, DAN FARMASI
Jalan Soekarno-Hatta No. 596 Bandung 40286 Telp/Fax. (022) 7563077
Web:
www.smkn7bandung.sch.idE-mail:
info@smkn7bandung.sch.idMemang Selalu Demikian, Hadi
Karya Taufik Ismail
Setiap perjuangan memang selalu melahirkan
Sejumlah pengkhianat dan para penjilat
Jangan kau gusar, Hadi
Setiap perjuangan selalu menghadapkan kita
Pada kaum yang bimbang
Menghadapi gelombang
Jangan kau kecewa, Hadi
Setiap perjuangan yang akan menang
Selalu mendatangkan pahlawan jadi-jadian
Dan para jagoan kesiangan
Memang demikianlah halnya, Hadi
APRESIASI PUISI
I. Unsur Enstrinsik
Taufik Ismail adalah seorang penyair dan sastrawan Indonesia yang lahir di Bukittinngi, Sumatera Barat, 25 Juni 1935. Taufik Ismail lahir dari pasangan A. Gaffar Ismail (1911-1998) asal Banuhampu, Agam dan Sitti Nur Muhammad Nur (1914-1982) asal Pandai Sikek, Tanah Datar, Sumatera Barat.
Ayahnya adalah seorang ulama dan pendiri PERMI. Taufik menghabiskan masa SD di Solo, Semarang, dan Yogyakarta, SMP di Bukittinggi dan SMA di Pekalongan. Taufik tumbuh di keluarga guru dan wartawan yang suka membaca. Ia telah bercita-cita menjadi sastrawan sejak masih SMA.
Semasa kuliah Ia aktif sebagai aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII), ketua senat mahasiswa FKHP-UI (1960-1961) dan Waka Dewan Mahasiswa UI(1961-1962).
Latar belakang diciptakannya puisi ini dipengaruhi oleh keadaan di Indonesia pada tahun 1966 itu sendiri dimana gejolak kaum muda tanah air sedang begitu menggelora, mereka ingin bangsa ini menjadi bangsa yang makmur dan
sejahtera. Selain itu, penulis juga merupakan seorang aktifis mahasisiwa yang pemikirannya kritis terhadap masalah yang terjadi di Indonesia teruma tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan politik, ekonomi, dan masalah-masalah yang berhubungan dengan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia.
II. Unsur Instrinsik
1. Tema
Tema dari puisi ini mencreitakan tentang kaum muda di tanah air yang selalu berjuang demi membela kebenaran untuk memakmurkan dan menyejahterakan bangsa Indonesia, akan tetapi tidak semua pemuda berjuang dengan hati, tidak semua berjuang tulus untuk negeri, pada kenyataannya banyak juga kaum yang berkhianat dan hanya berjuang demi kepentingannya sendiri tanpa memikirkan nasib bangsanya.
2. Musikalitas a. Rima
Rima pada bait pertama yaitu a-a-i Rima pada bait kedua yaitu a-a-a-i Rima pada bait ketiga yaitu a-a-a
bunyi, sedangkan pada bait ketiga rima yang digunakan merupakan rima sempurna atau rima rangkai karena kata-kata yang berima terdapat pada kalimat yang berurutan dan seluruh suku akhir sama bunyinya.
b. Irama
Irama ialah pergantian naik turun dan panjang pendek serta keras lemah suara yang beraturan.
Pada bait pertama mucul irama pada kalimat
Setiap perjuangan memang selalu melahirkan dan kalimat
Sejumlah pengkhianat dan para penjilat
Pada bait kedua muncul irama pada kalimat
Setiap perjuangan selalu menghadapkan kita
Sedangkan pada bait ketiga dan keempat tidak mucul irama
c. Nada
Setiap perjuangan memang selalu melahirkan : nada rendah Sejumlah pengkhianat dan para penjilat : nada tinggi
Jangan kau gusar, Hadi : nada rendah
Setiap perjuangan selalu menghadapkan kita Pada kaum yang bimbang
Menghadapi gelombang Jangan kau kecewa, Hadi
Setiap perjuangan yang akan menang : nada sedang Selalu mendatangkan pahlawan jadi-jadian
Dan para jagoan kesiangan
Memang demikianlah halnya, Hadi : nada rendah
d. Tempo
3. Korespondensi/ Interpretasi
Pada bait pertama menjelaskan bahwa dari setiap perjuangan itu tidak semua orang yang ikut berjuang merupakan orang yang benar-benar tulus berjuang untuk membela kaumnya atau negaranya melainkan banyak orang yang menjadikan ajang “perjuangan” ini sebagai tempat mereka untuk mencari popularitas, mencari nama, agar mereka bisa dikenal sebagai “pahlawan”.
Padahal mereka berjuang hanya demi kepentingannya sendiri bukan untuk bangsanya.
Pada bait kedua menjelaskan bahwa setiapperjuanganyang kita hadapi selalu menghadkan kita pada kaum yang tidak berpendirian dalam menghadapi masalah yang ada
Pada bait ketiga menjelaskan bahwa dalam setiap perjuangan selalu mendatangkan para pahlawn-pahlawan yang tidak bersungguh-sungguh berjuan dari awal dan hanya
4. Majas
Setiap perjuangan memang selalu melahirkan : personifikasi
Sejumlah pengkhianat dan para penjilat : alusio
5. Amanat
Amanat yang dapat kita ambil dari puisi ini adalah jangan pernah menyerah atas apa yang telah kita perjuangkan, biarlah orang lain berbuat curang atau berkhianat terhadap kita namun kita harus tetap berlapang dada dan mnyerahkan semuanya kepada Allah, biarlah para kaum yang yang tidak bertanggung jawab itu berbuat semau mereka namun kita tak perlu
membalasnya, biar Allah yang membalas semua perbuatan yang telah mereka lakukan. Puisi ini juga mengingatkan kepada kita bahwa siapa yang benar maka ia lah yang akan menang.