11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu
Adanya beberapa perbedaan hasil penelitian, maka peneliti ingin mengkaji
lebih lanjut tentang penelitian yang menggunakan beberapa variabel-variabel yang
beragam. Berikut adalah metode penelitian dan kesimpulan penelitian terdahulu, serta
persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti saat ini :
1. I Nyoman Agus Suwardika dan I Ketut Mustanda(2017)
Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan signifikansi pengaruh Financial
Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas secara
parsial terhadap Nilai Perusahaan Properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah Nilai Perusahaan,
sedangkan variabel independen pada penelitian ini adalah Financial Leverage,
Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas. Penelitian ini
mengambil sampel 41 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode penelitian yaitu tahun 2013-2015 menggunakan metode purposive
sampling dengan kriteria perusahaan yang terdaftar secara kontinyu dan perusahaan
sekunder. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Financial Leverage berpengaruh positif
(signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif
(tidak signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh
positif (signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, dan Profitabilitas berpengaruh positif
(signifikan) terhadap Nilai Perusahaan.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan teknik
regresi linear berganda.
b. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel
independen yang sama yaitu Profitabilitas dan variabel dependennya adalah Nilai
Perusahaan.
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah:
a. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Financial Leverage,
Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas. Sedangkan di
penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel independen yaitu Struktur
Modal, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Profitabilitas.
b. Sampel yang digunakan juga menunjukkan perbedaan dimana penelitian ini
mengambil sampel 41 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dilakukan mengambil sampel perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2014-2017.
2. Kadek Apriada dan Made Sadha Suardikha (2016)
Tujuan dari penelitian ini adalah Menguji pengaruh Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, dan Profitabilitas pada Nilai
Perusahaan. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan
variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah Nilai Perusahaan,
sedangkan variabel independen pada penelitian ini adalah Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, Struktur Modal, dan Profitabilitas. Penelitian ini
menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Data penelitian sebanyak 164 data diperoleh dari 82 perusahaan
yang dipakai sebagai sampel. Bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini data
sekunder eksternal. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh
positif (signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Kepemilikan Manajerial berpengaruh
positif (signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Struktur Modal berpengaruh negatif
(tidak signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, dan Profitabilitas berpengaruh negatif
(tidak signifikan) terhadap Nilai Perusahaan.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan teknik
b. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel
independen yang sama yaitu Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial,
Struktur Modal, dan Profitabilitas dan variabel dependennya adalah Nilai
Perusahaan.
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Sampel yang digunakan juga menunjukkan perbedaan dimana penelitian ini
mengambil sampel 81 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sedangkan penelitian yang akan dilakukan mengambil sampel perusahaan
manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode tahun 2014-2017.
3. William Sucuahi dan Jay Mark Cambarihan (2016)
Tujuan dari penelitian ini adalah Menguji apakah ada pengaruh yang
signifikan antara Jenis Industri, Umur Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan menggunakan Tobin Q untuk investasi yang handal. Pada penelitian ini
terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel
dependen pada penelitian ini adalah Nilai Perusahaan, sedangkan variabel independen
pada penelitian ini adalah Jenis Industri, Umur Perusahaan dan Profitabilitas.
Penelitian ini menggunakan sampel penelitian 86 perusahaan yang terdaftar di
Philippine Stock Exchange (PSE) pada tahun 2014. Penelitian ini menggunakan
metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis Industri berpengaruh negatif (tidak
signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Umur Perusahaan berpengaruh negatif (tidak
signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, dan Profitabilitas berpengaruh positif
(signifikan) terhadap Nilai Perusahaan.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan teknik
regresi linear berganda.
b. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel
independen yang sama yaitu Profitabilitas dan variabel dependennya adalah Nilai
Perusahaan.
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Jenis Industri, Umur
Perusahaan, dan Profitabilitas. Sedangkan di penelitian yang akan dilakukan
menggunakan variabel independen yaitu Struktur Modal, Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Profitabilitas.
b. Sampel yang digunakan juga menunjukkan perbedaan dimana penelitian ini
mengambil sampel 86 perusahaan yang terdaftar di Philippine Stock Exchange
(PSE) pada tahun 2014. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan mengambil
sampel perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
4. Zuhria Hasania, Sri Murni, dan Yunita Mandagie (2016)
Tujuan dari penelitian ini adalah Menguji pengaruh Current Ratio (CR),
Ukuran Perusahaan, Struktur Modal dan ROE Terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014 baik
secara parsial maupun simultan. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu
variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini
adalah Nilai Perusahaan, sedangkan variabel independen pada penelitian ini adalah
Current Ratio, Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, dan ROE. Penelitian ini
mengambil sampel 9 perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode penelitian yaitu tahun 2009-2014 menggunakan metode
purposive sampling. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
sekunder. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Current Ratio berpengaruh positif
(signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif
(tidak signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Struktur Modal berpengaruh positif
(signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, dan ROE berpengaruh positif (signifikan)
terhadap Nilai Perusahaan.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan teknik
b. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel
independen yang sama yaitu Struktur Modal dan Profitabilitas (ROE) dan variabel
dependennya adalah Nilai Perusahaan.
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini menggunakan variabel independen diantaranya Current Ratio,
Ukuran Perusahaan, Struktur Modal, dan ROE. Sedangkan di penelitian yang akan
dilakukan menggunakan variabel independen yaitu Struktur Modal, Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Profitabilitas.
b. Sampel yang digunakan juga menunjukkan perbedaan dimana penelitian ini
mengambil sampel 9 perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode penelitian yaitu tahun 2009-2014. Sedangkan penelitian
yang akan dilakukan mengambil sampel perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun
2014-2017.
5. Alfinur (2015)
Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Direksi Independen untuk Nilai
Perusahaan. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan
variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah Nilai Perusahaan,
sedangkan variabel independen pada penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, dan Direksi Independen. Penelitian ini mengambil sampel
penelitian yaitu tahun 2011-2013 menggunakan metode purposive sampling dengan
kriteria sampel di dalam penelitian ini yaitu (1). Perusahaan yang tidak delisting di
BEI pada periode 2011-2013 (2). Perusahaan yang memiliki kepemilikan manajer
pada periode 2011-2013 (3). Perusahaan yang menerbitkan annual report secara
lengkap. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh
negatif (tidak signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Kepemilikan Institusional
berpengaruh negatif (tidak signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Direksi Independen
berpengaruh positif (signifikan) terhadap Nilai Perusahaan.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan teknik
regresi linear berganda.
b. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel
independen yang sama yaitu Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan
Manajerial dan variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan.
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini menggunakan variabel independen diantaranya Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Direksi Independen. Sedangkan di
penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel independen yaitu Struktur
b. Sampel yang digunakan juga menunjukkan perbedaan dimana penelitian ini
mengambil sampel 383 perusahaan listing yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2013. Sedangkan penelitian
yang akan dilakukan mengambil sampel perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun
2014-2017.
6. Cecilia, Syahrul Rambe, dan M. Zainul Bahri Torong (2015)
Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui dan menganalisis pengaruh
Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta
mengetahui perbedaan pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan
Ukuran Perusahaan terhadap nilai perusahaan di Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah Nilai Perusahaan,
sedangkan variabel independen pada penelitian ini adalah Corporate Social
Responbility, Profitabilitasdan Ukuran Perusahaan. Penelitian ini mengambil sampel
28 perusahaan perkebunan yang terpilih yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI), Bursa Malaysia dan Bursa Singapura selama periode penelitian yaitu tahun
2012-2014 menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responbility
berpengaruh positif (signifikan) terhadap Nilai Perusahaan dan Ukuran Perusahaan
berpengaruh negatif (tidak signifikan) terhadap Nilai Perusahaan.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan teknik
regresi linear berganda.
b. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel
independen yang sama yaitu Profitabilitas dan variabel dependennya adalah Nilai
Perusahaan.
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini menggunakan variabel independen diantaranya Corporate Social
Responbility, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan. Sedangkan di penelitian yang
akan dilakukan menggunakan variabel independen yaitu Struktur Modal,
Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Profitabilitas.
b. Sampel yang digunakan juga menunjukkan perbedaan dimana penelitian ini
mengambil sampel 28 perusahaan perkebunan yang terpilih yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI), Bursa Malaysia, dan Bursa Singapura selama periode
penelitian yaitu tahun 2012-2014 sedangkan penelitian yang akan dilakukan
mengambil sampel perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di
7. Isnin Hariati dan Yeney Widya Rihatiningtyas (2015)
Tujuan dari penelitian ini adalah Memperoleh bukti empiris pengaruh Tata
Kelola Perusahaan yang diproksikan oleh proporsi Kepemilikan Institusional,
Proporsi Dewan Komisaris Independen, Ukuran Komite Audit, dan Kinerja
Lingkungan terhadap Nilai Perusahaan. Pada penelitian ini terdapat dua variabel,
yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian
ini adalah Nilai Perusahaan, sedangkan variabel independen pada penelitian ini
adalah Kepemilikan Institusional, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Ukuran
Komite Audit, dan Kinerja Lingkungan. Penelitian ini mengambil sampel 81
perusahaan manufaktur selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2013
menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh
negatif (tidak signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Proporsi Dewan Komisaris
Independen berpengaruh positif (signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Ukuran
Komite Audit berpengaruh negatif (tidak signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, dan
Kinerja Lingkungan berpengaruh positif (signifikan) terhadap Nilai Perusahaan.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan teknik
b. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel
independen yang sama yaitu Kepemilikan Institusional dan variabel dependennya
adalah Nilai Perusahaan.
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini menggunakan variabel independen diantaranya Kepemilikan
Institusional, Proporsi Dewan Komisaris Independen, Ukuran Komite Audit, dan
Kinerja Lingkungan. Sedangkan di penelitian yang akan dilakukan menggunakan
variabel independen yaitu Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan
Manajerial, dan Profitabilitas.
b. Sampel yang digunakan juga menunjukkan perbedaan dimana penelitian ini
mengambil sampel 81 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
selama periode penelitian yaitu tahun 2011-2013. Sedangkan penelitian yang akan
dilakukan mengambil sampel perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2014-2017.
8. Selly Anggraeni Haryono, Fitriany, dan Eliza Fatimah (2015)
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji secara empiris pengaruh struktur
modal dan struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini
menggunakan data perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dengan periode penelitian 2009-2012. Pada penelitian ini terdapat dua variabel,
yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian
ini adalah Nilai Perusahaan, sedangkan variabel independen pada penelitian ini
Institusional. Penelitian ini mengambil sampel 164 perusahaan non keuangan selama
periode penelitian yaitu tahun 2009-2012 menggunakan metode purposive sampling.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Struktur Modal berpengaruh positif
(signifikan) terhadap Nilai Perusahaan, Multiple Large Shareholder Structure
berpengaruh negatif (tidak signifikan) terhadap Nilai Perusahaan dan Kepemilikan
Institusional berpengaruh positif (signifikan) terhadap Nilai Perusahaan.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan teknik
regresi linear berganda.
b. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel
independen yang sama yaitu Struktur Modal dan Kepemilikan Institusional dan
variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan.
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Struktur Modal, Multiple
Large Shareholder Structure, dan Kepemilikan Institusional. Sedangkan di
penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel independen yaitu Struktur
Modal, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Profitabilitas.
b. Sampel yang digunakan juga menunjukkan perbedaan dimana penelitian ini
mengambil sampel 164 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
penelitian yang akan dilakukan mengambil sampel perusahaan manufaktur sektor
aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun
2014-2017.
9. Jahirul Hosque, Ashraf Hossain, dan Kabir Hossain (2014)
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji kebijakan struktur modal dan
dampaknya terhadap nilai perusahaan. Data yang digunakan dalam hal ini penelitian
adalah data sekunder yang diperoleh dari perusahaan manufaktur yang berlokasi di
Bursa Efek Dhaka pada tahun 2008-2012. Pada penelitian ini terdapat dua variabel,
yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian
ini adalah Nilai Perusahaan, sedangkan variabel independen pada penelitian ini
adalah Struktur Modal. Sampel penelitian adalah 20 perusahaan manufaktur.
Penelitian ini memiliki populasi semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Dhaka tahun 2008-2012. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Struktur Modal berpengaruh positif (signifikan) terhadap Nilai
Perusahaan.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan teknik
regresi linear berganda.
b. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel
independen yang sama yaitu Struktur Modal dan variabel dependennya adalah
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Struktur Modal. Sedangkan
di penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel independen yaitu
Struktur Modal, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan
Profitabilitas.
b. Sampel yang digunakan juga menunjukkan perbedaan dimana penelitian ini
mengambil sampel 20 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Dhaka selama
periode penelitian yaitu tahun 2008-2012. Sedangkan penelitian yang akan
dilakukan mengambil sampel perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2014-2017.
10. Ni Putu Wida P. D dan I Wayan Suartana (2014)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional pada nilai perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu
variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini
adalah Nilai Perusahaan, sedangkan variabel independen pada penelitian ini adalah
Kepemilikan Manajerial dan kepemilikan institusional. Penelitian ini menggunakan
sampel dari 16 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
jangka waktu tahun 2009-2013 dan data tersebut diperoleh dengan menggunakan
metode purposivesampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh
negatif (tidak signifikan) terhadap Nilai Perusahaan dan Kepemilikan Institusional
berpengaruh positif (signifikan) terhadap Nilai Perusahaan.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan teknik
regresi linear berganda.
b. Penelitian ini dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel
independen yang sama yaitu Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional dan variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan.
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah :
a. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu Kepemilikan Manajerial
dan Kepemilikan Institusional. Sedangkan di penelitian yang akan dilakukan
menggunakan variabel independen yaitu Struktur Modal, Kepemilikan
Institusional, Kepemilikan Manajerial, dan Profitabilitas.
b. Sampel yang digunakan juga menunjukkan perbedaan dimana penelitian ini
mengambil sampel 16 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2009-2013. Sedangkan penelitian
yang akan dilakukan mengambil sampel perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun
Tabel 2.1
TABEL MATRIKS PENELITIAN TERDAHULU
Peneliti
mendukung penelitian yang akan dilakukan yaitu :
2.2.1 Teori Keagenan ( Agency Theory )
Teori keagenan (agency theory) mendeskripsikan tentang hubungan yang
pihak manajemen (agents). Menurut Jansen dan Meckling (1976) teori keagenan
berkaitan dengan hubungan prinsipal dan agen dengan adanya pemisahan
kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Hubungan keagenan merupakan kontrak
kerjasama antara prinsipal dan agen, dimana agen bertindak atas nama dan untuk
kepentingan prinsipal dan memiliki wewenang untuk membuat keputusan yang
terbaik bagi prinsipal. Dan atas tindakannya tersebut, agen mendapatkan imbalan
tertentu. Menurut Jensen dan Meckling (1976) apabila agen dan prinsipal memiliki
keinginan dan motivasi yang berbeda, maka agen tidak akan selalu bertindak sesuai
keinginan prinsipal. Kondisi inilah yang disebut agency problem.
Berdasarkan asumsi sifat dasar yang dijelaskan oleh Eisenhardt (1989)
manajer sebagai manusia kemungkinan besar akan bertindak berdasarkan sifat
oportunistik yang mengutamakan kepentingan pribadinya dan tidak jarang tindakan
manajer bukannya memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, melainkan
meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Adanya perbedaan kepentingan ini
menimbulkan terjadinya konflik keagenan antara pemegang saham dan manajer.
Selain konflik keagenan antara manajer dan pemegang saham, konflik keagenan juga
dapat terjadi diantara pemegang saham dan kreditur, serta pemegang saham mayoritas
dan minoritas. Kontrak agen dan investor dapat disebut sebagai keagenan. Hubungan
keagenan dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak antara seseorang atau lebih,
kepentingan prinsipal termasuk melibatkan adanya pemberian delegasi kekuasaan
pengambilan kepada agen (Belkaoi, 2007).
Sesuai dengan Agency Theory, tentang hubungan yang terjadi antara pihak
pemegang saham atau kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial
(principals) dengan pihak manajemen (agents) yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Karena keputusan tersebut dapat berpengaruh terhadap kenaikan atau
penurunan suatu nilai perusahaan. Semakin besar kepemilikan institusional dan
kepemilikan manajerial maka semakin efisien pemanfaatan aset dan secara aktif
berperan dalam pengambilan keputusan untuk menjalankan perusahaan supaya dapat
meningkatkan nilai perusahaan sehingga diharapkan juga dapat bertindak sebagai
pencegahan terhadap kesalahan yang dapat dilakukan oleh manajemen dalam
menjalankan perusahaan.
2.2.2 Teori Sinyal ( Signalling Theory )
Teori Sinyal (Signalling Theory) merupakan Informasi yang menjadi unsur
penting bagi investor dan pelaku bisnis karena menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan
datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Informasi yang lengkap, relevan,
akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor dipasar modal sebagai alat
analasis pengambilan keputusan investasi. Teori sinyal adalah suatu tindakan yang
dilakukan oleh manajemen untuk memberikan petunjuk kepada investor mengenai
Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman yang memberikan sinyal
baik (good news) atau sinyal buruk (bad news) bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung sinyal baik, maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar
(Jogiyanto, 2000).
Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan
saham. Jika pengumuman informasi tersebut sebagai sinyal baik bagi investor, maka
menandakan perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa mendatang (good
news) sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham yang tercermin
melalui reaksi pasar dalam perubahan volume perdagangan saham. Dengan demikian
hubungan antara publikasi informasi baik laporan keuangan, kondisi keuangan
ataupun sosial, politik, dan lingkungan terhadap fluktuasi volume perdagangan saham
dapat dilihat dalam efisiensi pasar. Husnan (2005) pasar modal efisien didefinisikan
sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi
yang relevan. Secara garis besar signalling theory erat kaitannya dengan ketersediaan
informasi.
Sesuai dengan Signalling Theory, suatu perusahaan harus menyajikan
informasi yang lengkap, relevan, dan akurat tentang struktur modal dan profitabilitas
perusahaan karena informasi tersebut diperlukan oleh investor dalam pengambilan
keputusan investasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dan pada akhirnya
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan
2.2.3 Pengertian Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dapat dikatakan sebagai nilai pasar, dimana sangat erat
hubungannya dengan harga saham dengan memberikan pandangan kepada investor
mengenai resiko dan prospek perusahaan di masa depan (Brigham & Houston 2012 :
150). Menurut Cecilia, Syahrul Rambe, dan M. Zainul Bahri Torong (2015) Nilai
perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat
memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham
perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran
pemegang saham dan semakin tinggi pula nilai perusahaan yang menunjukan prospek
perusahaan di masa yang akan datang, serta mencerminkan aset yang dimiliki oleh
perusahaan.
Pengertian nilai perusahaan menurut Sartono (2008), sebagai harga yang
bersedia dibayar oleh calon investor seandainya suatu perusahaan akan dijual. Nilai
perusahaan dapat mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan seperti
surat-surat berharga. Menurut Amarjit Gill, Ph.D. dan John D. Obradovich, Ph.D. (2013)
saham merupakan salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan, tinggi
rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Kemampuan
perusahaan membayar dividen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
harga saham. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham
yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan.
saham. Nilai perusahaan merupakan pandangan investor pada tingkat keberhasilan
perusahaan dalam mengelola sumber daya perusahaan. Perusahaan memiliki tujuan
utama yaitu untuk memaksimumkan kekayaan (Salvatore, 2005).
PBV = Harga Per Lembar Saham X 100% Nilai Buku Per Lembar Saham
2.2.4 Pengertian Struktur Modal
Struktur modal adalah belanja perusahaan yang dilakukan untuk kebutuhan
jangka panjang yang dihitung dengan perbandingsn antara liabilitas jangka panjang
dengan modal (I Made Sudana 2015 : 164). Menurut Kadek Apriada dan Made Sadha
Suardikha (2016) Bentuk pembelanjaan yang permanen di dalam mencerminkan
keseimbangan di antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri sehingga sering
diistilahkan dengan struktur modal. Struktur modal merupakan suatu ukuran
keuangan antara hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri
dalam melakukan kegiatan perusahaan. Manajer harus berhati-hati mengambil
keputusan pendanaan bagi perusahaan yang berkaitan dengan penentuan struktur
modal, karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan pada
akhirnya berpengaruh terhadap pencapaian tujuan untuk memaksimalkan
kesejahteraan pemegang saham. Menurut Sartono (2010), struktur modal adalah
perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka
Komponen struktur modal tersusun atas modal asing dan modal sendiri.
Berikut ini penjelasan lengkapnya :
1. Modal Asing
Modal asing atau hutang merupakan modal yang berasal dari luar perusahaan
yang bersifat sementara bekerja pada perusahaan dan untuk perusahaan yang terkait
modal tersebut adalah hutang yang hingga waktu yang harus dibayar kembali. Pada
saat pengambilan keputusan, pemakaian hutang ini harus dipertimbangkan besarnya
biaya tetap yang timbul dari hutang dalam bentuk bunga yang akan menyebabkan
semakin tingginya pengaruh keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat
pengembalian untuk para pemegang saham biasa. Modal asing atau hutang bisa
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
A) Hutang Jangka Pendek (Short Term Debt)
Hutang jangka pendek merupakan modal asing yang pengembalian waktunya
paling lama adalah satu tahun. Beberapa besar hutang jangka pendek terdiri atas
kredit perdagangan yakni kredit yang dibutuhkan untuk bisa terselenggaranya
perusahaan.
B). Hutang Jangka Menengah (Intermediate Term Debt)
Hutang jangka menengah adalah hutang yang jangka pengembalian waktunya
lebih dari satu tahun atau kurang dari sepuluh tahun. Hutang jangka menengah dibagi
menjadi dua yakni Term Loan dan Leasing Term Loan adalah kredit usaha dengan
umur lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Leasing adalah suatu alat
merupakan sama seperti halnya jika melakukan penjualan obligasi untuk memperoleh
servis dan hak milik atas aktiva tersebut, yang membedakan pada leasing tidak diikuti
dengan hak milik.
C). Hutang Jangka Panjang (Long Term Debt)
Hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktu pengembalianya
adalah panjang, biasanya lebih dari sepuluh tahun. Bentuk hutang jangka panjang
diantaranya pinjaman obligasi dan pinjaman hipotek. Pinjaman obligasi adalah
pinjaman dalam jangka waktu yang panjang, untuk debitur menerbitkan surat
pengakuan hutang yang memiliki nominal tertentu. Pinjaman hipotek adalah
pinjaman jangka panjang yang mana pemberi uang (kreditor) diberikan hak hipotek di
sebuah barang tidak bergerak, supaya jika pihak debitur tidak memenuhi
kewajibannya maka barang tersebut bisa dijual dan dari hasil penjualan itu bisa
dipakai untuk menutup tagihannya.
2. Modal Sendiri
Modal sendiri atau ekuitas adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan
dan ditanam di perusahaan dalam jangka waktu yang tidak menentu lamanya. Modal
sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak
mempunyai batas, sedangkan modal pinjaman mempunyai jatuh tempo. Dalam suatu
perusahaan modal sendiri bisa dibedakan dalam beberapa jenis antara lain:
A) Modal Saham
Modal saham merupakan tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam
stock), saham preferen (prefered stock), saham kumulatif (cummulative prefered
stock) dan lain sebagainya.
B) Cadangan
Cadangan yang dimaksud disini adalah sebagai cadangan yang dibuat dari
perolehan keuntungan yang didapat oleh perusahaan selama rentang waktu yang lalu
atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang masuk dalam modal sendiri
diantaranya cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs,
cadangan untuk menampung hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya (cadangan umum).
C) Laba Ditahan
Keuntungan yang didapat oleh sebuah perusahaan bisa beberapanya
dibayarkan sebagai dividen dan beberapanya ditahan oleh perusahaan. Jika
perusahaan menahan keuntungan tersebut telah dengan tujuan tertentu, maka
dibuatlah cadangan sebagaimana yang sudah diuraikan. Jika perusahaan belum
memiliki tujuan tertentu tentang pemakaian keuntungan tersebut, maka keuntungan
tersebut adalah keuntungan yang ditahan.
Debt to Equity Ratio = Total Hutang X 100%
Total Modal
2.2.5 Pengertian Kepemilikan Institusional
Struktur kepemilikan adalah pemisah antara pemilik dengan manajer
perusahaan sedangkan manajer adalah orang yang ditugaskan untuk mengelolah
perusahaan (I Made Sudana 2011 : 11). Menurut Alfinur (2015) Kepemilikan
Instutisional merupakan pendiri atau pemegang saham mayoritas dalam suatu
perusahaan. Kepemilikan saham oleh pihak berbentuk institusi, seperti bank,
perusahaan ansuransi, perusahaan inventasi, dan institusi lain dapat mengurangi
pengaruh dari kepentingan lain dalam perusahaan seperti kepentingan pribadi manajer
dan debtholders.Kepemilikan saham oleh investor institusional dapat mempengaruhi
nilai perusahaan. Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar
mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar
kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aset perusahaan dan
diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang
dilakukan oleh manajemen.
Kepemilikan Institusional = Proporsi Saham Yang Dimiliki Institusi X 100% Jumlah Saham Yang Diterbitkan
2.2.6 Pengertian Kepemilikan Manajerial
Struktur kepemilikan adalah pemisah antara pemilik dengan manajer
perusahaan, dimana pemilik adalah pihak yang menanamkan modalnya pada
perusahaan sedangkan manajer adalah orang yang ditugaskan untuk mengelolah
perusahaan (I Made Sudana 2011 : 11). Menurut Alfinur (2015) Kepemilikan
Sehingga dalam hal ini manajer sebagai pengelola perusahaan juga pemilik
perusahaan atau pemegang saham perusahaan. Kepemilikan manajerial dapat
diketahui dari besarnya prosentase kepemilikan saham perusahaan dalam laporan
keuangan. Proporsi pemegang saham dari pihak manajemen dalam menjalankan
perusahaan serta pengambilan keputusan perusahaan oleh direktur dan komisaris
disebut sebagai kepemilikan manajerial (Diyah dan Widanar, 2009).
Kepemilikan Manajerial = Proporsi Saham Yang Dimiliki Manajemen X 100%
Jumlah Saham Yang Diterbitkan
.
2.2.7 Pengertian Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu pengukuran yang digunakan untuk mengukur
perusahaan untuk memperoleh keuntungan (Kasmir 2013 : 196). Menurut Cecilia,
Syahrul Rambe, dan M. Zainul Bahri Torong (2015) Profitabilitas merupakan
gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan dan merupakan salah
satu faktor yang menjadi acuan investor dalam membeli saham. Bagi perusahaan,
meningkatkan profitabilitas adalah suatu keharusan agar saham perusahaan tetap
menarik bagi investor. Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan
melihat rasio keuangan sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan
mencerminkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Apabila investor ingin melihat
seberapa besar perusahaan menghasilkan return atas investasi yang mereka
mengukur seberapa efektif perusahaan menghasilkan return bagi para investor.
Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh
perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Keuntungannya yang layak dibagikan
kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar
keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayarkan devidennya.
Return On Equity = Laba Bersih Setelah Pajak
Ekuitas Perusahaan
2.2.8 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai perusahaan yang baik jika
memiliki hutang yang lebih kecil dari pada ekuitas. Ekuitas dapat meningkat dengan
meningkatkan modal saham yang dimiliki perusahaan dengan cara memberikan
sinyal atau informasi kepada investor bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik
sehingga investor tertarik menanamkan modalnya pada perusahaan. Investor
cenderung akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki kualitas
yang baik, jika investor menanamkan modalnya kepada perusahaan maka ekuitas
perusahaan akan meningkat dan akan berdampak pada meningkatnya nilai
perusahaan. Dan dapat disimpulkan bahwa apabila struktur modal memiliki nilai
yang tinggi maka nilai perusahaan juga akan tinggi. Sesuai dengan Signalling Theory,
suatu perusahaan harus menyajikan informasi yang lengkap, relevan, dan akurat
dalam pengambilan keputusan investasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Dan pada akhirnya berpengaruh terhadap pencapaian tujuan untuk memaksimalkan
kesejahteraan pemegang saham.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Selly Anggraeni Haryono, Fitriany, dan
Eliza Fatimah (2015) menunjukkan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa
struktur modal memiliki pengaruh positif (signifikan) terhadap nilai perusahaan.
Hasil ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Kadek Apriada dan
Made Sadha Suardikha (2016) yang menyatakan bahwa struktur modal tidak
memiliki pengaruh (tidak signifikan) terhadap nilai perusahaan.
2.2.9 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan
Kepemilikan saham oleh investor institusional menjadi salah satu faktor yang
dapat diperhatikan untuk berinvestasi karena dengan adanya kepemilikan institusional
maka suatu perusahaan memiliki nilai perusahaan yang baik. Citra perusahaan
merupakan pandangan investor mengenai kualitas dan kinerja suatu perusahaan.
Dengan citra yang baik maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki kinerja
yang baik dan akan berdampak pada kualitas perusahaan serta dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Kepemilikan institusional dapat mengawasi segala aktivitas
perusahaan dengan memanfaatkan informasi yang dimiliki oleh pihak institusi atau
lembaga sehingga perusahaan memiliki kinerja yang baik. Dan dapat disimpulkan
bahwa jika kepemilikan institusional tinggi maka nilai perusahaan juga akan tinggi.
Sesuai dengan Agency Theory, tentang hubungan yang terjadi antara pihak pemegang
dalam pengambilan keputusan perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Wida P. D dan I Wayan
Suartana (2014), Selly Anggraeni Haryono, Fitriany, dan Eliza Fatimah (2015) dan
Kadek Apriada dan Made Sadha Suardikha (2016) menunjukkan hasil penelitian
bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif (signifikan) terhadap nilai
perusahaan. Hasil ini tidak selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Isnin
Hariati dan Yeney Widya Rihatiningtyas (2015) dan Alfinur (2015) yang menyatakan
bahwa kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh (tidak signifikan) terhadap
nilai perusahaan.
2.2.10 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan
Kepemilikan saham oleh pihak manajerial menjadi salah satu faktor yang
dapat diperhatikan untuk berinvestasi karena dengan adanya kepemilikan institusional
maka suatu perusahaan memiliki nilai perusahaan yang baik. Citra perusahaan
merupakan pandangan investor mengenai kualitas dan kinerja suatu perusahaan.
Dengan citra yang baik maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki kinerja
yang baik dan akan berdampak pada kualitas perusahaan serta dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial dapat mengawasi segala kegiatan internal
perusahaan secara langsung sehingga perusahaan memiliki kualitas dan kinerja yang
baik. Dan dapat disimpulkan bahwa jika kepemilikan manajerial tinggi maka nilai
perusahaan juga akan tinggi. Sesuai dengan Agency Theory, tentang hubungan yang
(agents) dalam pengambilan keputusan perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kadek Apriada dan Made Sadha
Suardikha (2016) menunjukkan hasil penelitian bahwa kepemilikan manajerial
memiliki pengaruh positif (signifikan) terhadap nilai perusahaan. Hasil ini tidak
selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Wida P. D dan I Wayan
Suartana (2014) dan Alfinur (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
tidak memiliki pengaruh (tidak signifikan) terhadap nilai perusahaan.
2.2.11 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Profitabilitas menjadi salah satu alat ukur yang digunakan oleh investor untuk
menentukan apakah suatu perusahaan sehat atau tidak, sehingga profitabilitas
merupakan salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya pada
suatu perusahaan. Jika profitabilitas tinggi maka nilai perusahaan juga akan tinggi,
sebaliknya jika profitabilitas rendah maka nilai perusahaan juga akan rendah.
Profitabilitas sangat erat hubungannya dengan penjualan perusahaan. Konsumen
cenderung akan menggunakan suatu produk atau jasa dari perusahaan yang mereka
kenal dengan kualitas yang baik dan benar-benar telah memiliki nama yang telah
terpercaya sehingga nilai perusahaan sangat penting dalam hal ini. Jika suatu
perusahaan memiliki citra yang baik maka dapat menghasilkan penjualan yang tinggi
dan akan berdampak pada tingginya profitabilitas serta diikuti dengan tingginya nilai
perusahaan. Sesuai dengan Signalling Theory, suatu perusahaan harus menyajikan
informasi tersebut sangat diperlukan oleh investor dalam pengambilan keputusan
investasi yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Agus Suwardika dan I Ketut
Mustanda (2017), William Sucuahi dan Jay Mark Cambarihan (2016), Zuhria
Hasania, Sri Murni, dan Yunita Mandagie (2016), dan Cecilia, Syahrul Rambe, dan
M. Zainul Bahri Torong (2015) menunjukkan hasil penelitian bahwa profitabilitas
memiliki pengaruh positif (signifikan) terhadap nilai perusahaan. Hasil ini tidak
selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Kadek Apriada dan Made Sadha
Suardikha (2016) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan Penelitian Terdahulu, Landasan Teori, dan Kerangka Pemikiran
maka Hipotesis Penelitian yang diajukan atas faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai
Perusahaan, yaitu :
H1 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H2 : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H3 : Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan
H4 : Return On Equity berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan